[ekonomi-nasional] Siaran Pers KAU - Menteri Keuangan Jangan Mempersulit Penanganan Darurat Bencana

2006-05-27 Terurut Topik Ardi St. Majo Endah



*Siaran Pers*

* *
K A U Koalisi Anti Utang

*www.kau.or.id, [EMAIL PROTECTED] *

*Contact person: Kusfiardi (Koordinator Nasional KAU) Cellphone: 0811837389
*

* *

*Jakarta** 28 Mei 2006*

*Menteri Keuangan Jangan Mempersulit Penanganan Darurat Bencana*




Koalisi Anti Utang mendesak Menteri Keuangan sebagai pemegang otoritas
keuangan negara dan sekaligus sebagai bendahara negara untuk mempermudah
proses penanganan darurat bencana gempa di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng). Usaha memudahkan proses tersebut
adalah dengan segera mencairkan dana APBN untuk digunakan dalam usaha
tanggap darurat penanganan bencana gempa DIY dan Jateng serta beberapa
daerah lain di Jawa Timur (Jatim).

Dalam APBN 2006 sudah dialokasikan anggaran sebesar Rp 2 trilyun dalam pos
anggaran penanggulangan bencana. Tidak ada alasan untuk memperlambat proses
pencairan dana tersebut mengingat sudah banyak korban jiwa dan kerusakan
infrastruktur di wilayah bencana.

Apalagi Presiden SBY sudah menyampaikan intruksi di Pendopo Kabupaten Bantul
(Posko Satkorlak Bantul, Sabtu (27/5/2006) yaitu *pertama*, selamatkan jiwa
para korban, mereka yang terluka, barulah harta benda. *Kedua*, perbaikan
infrastruktur, listrik, dan jalanan supaya logistik bisa didistribusikan
serta untuk menyelamatkan korban. *Ketiga*, pastikan makanan cukup,
koordinasikan dengan baik. *Keempat*, identifikasi seberapa banyak rumah
maupun bangunan yang rusak untuk nantinya direhabilitasi dan direkonstruksi.

Koalisi Anti Utang mengutuk keras jika Menteri Keuangan sampai mempolitisir
4 Instruksi Presiden SBY untuk merespon bencana gempa sebagai alasan untuk
meminta utang baru. Karena menurut penilaian Koalisi Anti Utang, keempat
instruksi Presiden bisa direalisasikan dengan memobilisasi anggaran negara,
khususnya pos anggaran penanggulangan bencana yang jumlahnya mencapai dua
trilyun.

Kalaupun pencairan dana penanggulangan bencana didalam APBN 2006, sekitar
dua trilyun rupiah tersebut tidak mencukupi, maka Menteri Keuangan harus
menengosiasikan pengurangan pembayaran utang luar negeri yang jatuh tempo
tahun ini. Pengurangan pembayaran utang tersebut bisa diperoleh dengan cara
meyakinkan kreditor bahwa pemerintah akan menggunakan dana tersebut bagi
pemulihan daerah bencana yang mengalami kerusakan parah. Termasuk untuk
keperluan rehabilitasi dan rekonstruksi kerusakan infrastruktur seperti
listrik, jalanan termasuk rumah maupun bangunan yang rusak.

Menteri Keuangan juga harus segera memikirkan realokasi APBN yang sampai
dengan bulan ini baru terpakai Rp 168 miliar (26 persen dari total belanja
negara) untuk mendukung usaha penanganan bencana terbebas dari segala bentuk
yang akan menimbulkan beban utang baru bagi Indonesia.

Presiden harus bersikap tegas pada Menteri Keuangan mengingat bahwasanya
penanganan darurat bencana ini membutuhkan dana segera. Menteri Keuangan
harus dipastikan oleh Presiden untuk maka mau bekerjasama menyelamatkan
masyarakat korban dan memulihkan keadaan.

Jika dana penanggulangan bencana tidak segera dicairkan maka Menteri
Keuangan bisa diduga sengaja memperlambat usaha tindakan darurat di daerah
bencana gempa. #RD#


-- 
Kusfiardi
Coordinator
Koalisi Anti Utang (KAU)
Anti Debt Coalition Indonesia

Jl. Tegal Parang Utara No. 14
Mampang Prapatan
Jakarta Selatan 12790
Indonesia

Phone: +62 21 7919 3363
Fax: +62 21 794 1673


[Non-text portions of this message have been removed]







Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Financial professional
  
  
Business finances
  
  
Small business finance
  
  


Business degree finance
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "ekonomi-nasional" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  











[ekonomi-nasional] Siaran Pers KAU - Presiden Bank Dunia menjerumuskan Indonesia kedalam jerat utang

2006-04-15 Terurut Topik Ardi St. Majo Endah
*Press Statement*

**

*Contact: Kusfiardi, Koordinator Nasional*

*Hp: **+62811837389** *

*Email to; [EMAIL PROTECTED]

*cc: [EMAIL PROTECTED] *

Jakarta, 16 April 2006

* *



Presiden Bank Dunia Paul Wolfowitz; *menjerumuskan Indonesia kedalam jerat
utang*



P





enilaian Presiden Bank Dunia Paul Wolfowitz yang disampaikan dalam
kunjungannya ke Indonesia minggu lalu bahwa Indonesia memenuhi syarat untuk
mengajukan pinjaman maksimal senilai 1,4 miliar dollar AS kepada Bank Dunia
adalah perangkap bagi kebijakan ekonomi dan sosial Indonesia yang masih
dirundung krisis. Penilaian tersebut hanya melegitimasi penawaran utang baru
pada pemerintah Indonesia dan bank-bank swasta.

Pada kenyataannya pemerintah hanya mampu menyerap pinjaman dibawah tawaran
dari Bank Dunia. Pada tahun 2006 ini pemerintah memperkirakan hanya mampu
menyerap pinjaman sejumlah 900 juta dollar AS.

Rendahnya serapan utang ini karena banyak masalah teknis yang memengaruhinya
di lapangan. Masalah yang terjadi di lapangan dalam melaksanakan berbagai
proyek yang dibiayai pinjaman Bank Dunia. yang paling mencolok adalah
pencairan bantuan Bank Dunia yang lambat. Akibat dari pencairan pinjaman
yang lambat itu membuat pemerintah harus menanggung beban biaya komitmen.

Tawaran Presiden Bank Dunia Paul Wolfowitz ini mengindikasikan adanya usaha
sistematis menjerumuskan Indonesia kedalam jerat utang yang tak
berkesudahan. Sampai dengan akhir tahun 2005 lalu saja komitmen utang luar
negeri Indonesia sudah mencapai 365.883.070.000 dolar AS. Dari komitmen
tersebut yang sudah dicairkan baru sejumlah 162.129.673.000 dolar AS dan
kewajiban untuk melunasi utang luar negeri yang masih tersisa berjumlah
61.815.110.000 dolar AS (selengkapnya lihat Tabel Posisi Utang Luar Negeri
Indonesia sampai dengan 2005).

*Tabel *

*Posisi Utang Luar Negeri Indonesia sampai dengan 2005*

* *

*dalam **Dolar** AS***

*dalam Rp*

*Kurs 9.000/Dolar AS*

*Komitmen Utang*

365.883.070.000

3.292.947.630.000.000

*Jumlah Utang yang dicairkan*

162.129.673.000

1.459.167.057.000.000

*Jumlah Utang yang belum dicairkan*

203.753.398.000

1.833.780.582.000.000

*Jumlah Utang yang sudah dibayar kembali*

100.314.563.000

902.831.067.000.000

*Jumlah Utang yang belum dibayar kembali (OUTSTANDING)*

61.815.110.000

556.335.990.000.000

Sumber: Depkeu

Posisi utang tersebut akan membebani anggaran negara sampai dengan 2009
tidak kurang dari kisaran 7.780.117.000 - 8.123.923.000 dolar AS (*lihat
Tabel Proyeksi Pembayaran Utang Luar Negeri Indonesia*).

Beban itu akan berdampak langsung pada pemenuhan hak anak-anak usia
pendidikan dasar untuk bersekolah dan menyelesaikan sembilan tahun
pendidikan dasar.  Kemudian juga akan menghambat pemenuhan hak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan, terutama bagi ibu-ibu yang melahirkan,
termasuk anak-anak. Dampak berikutnya adalah meningkatkan proporsi penduduk
dibawah garis kemiskinan nasional karena terbatasnya lapangan kerja dan
meningkatnya angka pengangguran.

*Tabel *

*Proyeksi Pembayaran Utang Luar Negeri Indonesia*

*Tahun*

*TOTAL*

*Dalam Dolar AS*

*dalam Rp*

*Kurs 9.000/Dolar AS***

*2005*

7.893.097.000

71.037.873.000.000

*2006*

7.908.982.000

71.180.838.000.000

*2007*

8.123.923.000

73.115.307.000.000

*2008*

7.925.861.000

71.332.749.000.000

*2009*

7.780.117.000

70.021.053.000.000

Sumber: Depkeu

Agar tidak terperangkap dalam jebakan utang, Koalisi Anti Utang (KAU)
Indonesia mendesak pemerintah untuk tidak menambah utang baru, termasuk yang
ditawarkan oleh Bank Dunia. Pemerintah harus mau mengusahakan kepada Bank
Dunia (termasuk kreditor Indonesia lainnya) untuk menghapuskan utang luar
negeri Indonesia. Desakan ini didasarkan pada penilaian bahwa utang yang
sekarang menjadi beban Indonesia adalah utang yang tidak sah dan bias
dikategorikan juga sebagai utang haram. Apalagi selama ini, Bank Dunia dan
kreditor lainnya telah memberikan utang dalam jumlah besar pada pemerintah
Indonesia. Pada saat yang sama para kreditor ini juga mengetahui bahwa utang
tersebut telah diselewengkan oleh oleh kroni, baik kroni dari para penguasa
maupun kroni dari kreditor sebagai pemberi utang (lihat juga lampiran siaran
pers Jubilee USA Network).

Transaksi utang haram tersebut telah meluaskan kemiskinan di Indonesia dan
semakin menguatkan argumen bahwa Indonesia layak mendapatkan penghapusan
uang 100%. Penghapusan utang ini tidak boleh diikuti dengan berbagai
persyaratan yang justru menyengsarakan rakyat Indonesia. ###(*RD*)###

 *Jubilee USA Network * East Timor and Indonesia Action Network*

*FOR IMMEDIATE RELEASE**
April 11, 2006

Contact:
*Debayani Kar, Jubilee USA, 202-783-0215; 202-246-8143
John M. Miller, ETAN, 718-596-7668; 917-690-4391


*Reaction to World Bank President Paul Wolfowitz's Remarks on Corruption
Today**

Jubilee USA and East Timor and Indonesia Action Networks Challenge Wolfowitz
to Address Roots of Corruption by Canceling Indonesia's Suharto-Era Debt*

* **
*WASHINGTON – As World Bank President Paul Wolfowitz 

Re: [ekonomi-nasional] Re: Commodity basket Re: Akibat Mental yang Terjajah

2005-09-01 Terurut Topik Ardi St. Majo Endah
selama ini perbaikan sistemik untuk memajukan perekonomian nasional telah 
dibajak oleh tema anti korupsi, termasuk biaya siluman dengan kata kunci 
memburu efisiensi.

cilakanya lagi, isu ini justru menggiring pada lahirnya kondisi dimana 
pemain besar (TNC/MNC) mendominasi dengan cara menyingkirkan peran 
pemerintah dalam perekonomian nasional.

kemudian orang serta merta meneriakkan serahkan semuanya pada pasar, jual 
saja semua BUMN karena jadi sarang korupsi dst, dst.

padahal disisi lain masih ada opsi untuk memberbaiki kinerja dan mekanisme 
kontrol untuk mengatasi korupsi dsb-nya itu. misalnya dengan pembenahan 
sistem pengawasan intern dan ekstern terhadap perusahaan negara atau 
pembenahan aturan perundangan dan sistem ketatalembagaan untuk mengatasi 
persoalan yang ada.

jadi saya mengajak anda untuk tidak mengkonfrontir apa yang disampaikan Bung 
Nizami dan Bung Wardoyo dengan masalah biaya siluman dan sejenisnya. Karena 
akan mengarahkan diskusi ini untuk melegitimasi pemikiran yang ada di otak 
para neoliberalis dan kita jadi terhambat untuk bisa menggali lebih jauh ide 
genuine dua kawan kita ini.

ingatkan, bahwa ditengah krisis ekonomi, pemerintah justru didorong untuk 
menjual BUMN dengan alasan efisiensi dan KKN. 

saya kira anda juga sependapat, kalaupun didalam rumah ada sarang tikus 
bukan berarti kita harus membakar rumah untuk memusnahkan tikusnya kan?

On 9/1/05, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Komentar teman :
 Saya setuju dg bung Ardi : merubah hambatan menjadi tantangan.
 
 tekad membangun dan mewjudkan kemandirian ekonomi bangsa untuk
 mensejahterakan rakyat harus terus didorong dan tidak boleh dibelokkan 
 atau
 dipatahkan hanya oleh mitos korupsi dan biaya siluman.
 
 Komentar saya :
 Saya kok jadi bingung ya maklum bukan pelaku bisnis.
 Seandainya saja biaya siluman itu tak sekedar mitos belaka, tapi 
 benar-benar
 sebuah fakta. Apakah berpengaruh pada harga yang dibayar oleh konsumen ?
 Apakah hanya mengurangi margin keuntungan pengusaha ? Terus dampaknya apa
 yaa ?
 
 Salam/
 @nung
 
 - Original Message -
 From: Ardi St. Majo Endah [EMAIL PROTECTED]
 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, September 01, 2005 12:26 PM
 Subject: Re: [ekonomi-nasional] Re: Commodity basket Re: Akibat Mental 
 yang
 Terjajah
 
 
  bung, saya sekedar mengingatkan saja bahwa biaya siluman itu adalah 
 mitos
  yang melemahkan semangat dan keyakinan kita untuk mewujudkan kemandirian
  bangsa.
  sama halnya dengan korupsi, hanya dipakai untuk meliberalisasi dan
  mengkomersialisasi barang-barang publik.
  tekad membangun dan mewjudkan kemandirian ekonomi bangsa untuk
  mensejahterakan rakyat harus terus didorong dan tidak boleh dibelokkan
  atau
  dipatahkan hanya oleh mitos korupsi dan biaya siluman.
 
 
  On 9/1/05, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  temen saya bilang, itu semua dihambat oleh biaya siluman yg cukup
  signifikan, benarkah ???
 
  salam/@nung
  - Original Message -
  From: Wardoyo [EMAIL PROTECTED]
  To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
  Sent: Thursday, September 01, 2005 10:16 PM
  Subject: RE: [ekonomi-nasional] Re: Commodity basket Re: Akibat Mental
  yang
  Terjajah
 
 
  
   Fokus,
  
   Kita harus mulai fokus terhadap fundamental industri kerakyatan. Bila
   perlu
   bikin menteri pertanian, peternakan, kehutanan, UKM, distribusi hasil
   tani,
   perikanan,perumahan dll. Taruh kantor2 menteri itu di Jogya, Di
  Sukabumi,
   atau di Palembang. Benahi industri dasar kita yg terkait pangan,
  kebutuhan
   dasar dan kesehatan. Kuatkan dulu dan kembalikan swasembada beras.
   Tanam
   kapas, obat2an dll. Janganlah pemerintah/menteri/gubernur duduk di
  menara
   gading dan ngga tahu apa2 kondisi rakyatnya. Kenapa hasil padi 5 th
   terakhir
   flat/rata (BPS) dan tdk ada sedikit kepedulian akan hal ini. Kenapa
   beras/gula import makin dominan dan kita bangga memakannya. Jadi
   biarkan
   dunia bergoyang, asal fundamental kita kuat, kita bisa survive.
  
   Salam,
  
   --
   From: A Nizami[SMTP:[EMAIL PROTECTED]
   Reply To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
   Sent: 31 Agustus 2005 17:38
   To: [EMAIL PROTECTED]; ekonomi-nasional@yahoogroups.com;
   ppiindia@yahoogroups.com
   Subject: [ekonomi-nasional] Re: Commodity basket Re: Akibat Mental
   yang Terjajah
  
   Agar Indonesia bisa berhasil, Indonesia harus jadi
   bangsa produsen. Bukan bangsa importir. Minimal kita
   memproduksi kebutuhan kita sendiri.
  
   Tidak usah besar2, coba beri kredit kapal bagi
   nelayan. Bagaimana kapalnya bisa berlayar meski tanpa
   solar (mis pakai layar). Kemudian mengembangkan
   pertanian sehingga beras, jagung, dan kedelai tidak
   impor lagi.
  
   Coba kembangkan industri sepatu, pakaian, dsb,
   sehingga kita tak perlu beli Reebok, Nike, Adidas,
   dsb. Anggota DPR kita jadinya tak perlu ke Paris buat
   beli sepatu Bally.
  
   Kalau kita memproduksi kebutuhan kita sendiri, kita
   tidak butuh dollar kan? Minimal

Re: [ekonomi-nasional] Re: Commodity basket Re: Akibat Mental yang Terjajah

2005-08-31 Terurut Topik Ardi St. Majo Endah
bung, saya sekedar mengingatkan saja bahwa biaya siluman itu adalah mitos 
yang melemahkan semangat dan keyakinan kita untuk mewujudkan kemandirian 
bangsa.
sama halnya dengan korupsi, hanya dipakai untuk meliberalisasi dan 
mengkomersialisasi barang-barang publik.
tekad membangun dan mewjudkan kemandirian ekonomi bangsa untuk 
mensejahterakan rakyat harus terus didorong dan tidak boleh dibelokkan atau 
dipatahkan hanya oleh mitos korupsi dan biaya siluman.


On 9/1/05, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 temen saya bilang, itu semua dihambat oleh biaya siluman yg cukup
 signifikan, benarkah ???
 
 salam/@nung
 - Original Message -
 From: Wardoyo [EMAIL PROTECTED]
 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, September 01, 2005 10:16 PM
 Subject: RE: [ekonomi-nasional] Re: Commodity basket Re: Akibat Mental 
 yang
 Terjajah
 
 
 
  Fokus,
 
  Kita harus mulai fokus terhadap fundamental industri kerakyatan. Bila
  perlu
  bikin menteri pertanian, peternakan, kehutanan, UKM, distribusi hasil
  tani,
  perikanan,perumahan dll. Taruh kantor2 menteri itu di Jogya, Di 
 Sukabumi,
  atau di Palembang. Benahi industri dasar kita yg terkait pangan, 
 kebutuhan
  dasar dan kesehatan. Kuatkan dulu dan kembalikan swasembada beras. Tanam
  kapas, obat2an dll. Janganlah pemerintah/menteri/gubernur duduk di 
 menara
  gading dan ngga tahu apa2 kondisi rakyatnya. Kenapa hasil padi 5 th
  terakhir
  flat/rata (BPS) dan tdk ada sedikit kepedulian akan hal ini. Kenapa
  beras/gula import makin dominan dan kita bangga memakannya. Jadi biarkan
  dunia bergoyang, asal fundamental kita kuat, kita bisa survive.
 
  Salam,
 
  --
  From: A Nizami[SMTP:[EMAIL PROTECTED]
  Reply To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
  Sent: 31 Agustus 2005 17:38
  To: [EMAIL PROTECTED]; ekonomi-nasional@yahoogroups.com;
  ppiindia@yahoogroups.com
  Subject: [ekonomi-nasional] Re: Commodity basket Re: Akibat Mental
  yang Terjajah
 
  Agar Indonesia bisa berhasil, Indonesia harus jadi
  bangsa produsen. Bukan bangsa importir. Minimal kita
  memproduksi kebutuhan kita sendiri.
 
  Tidak usah besar2, coba beri kredit kapal bagi
  nelayan. Bagaimana kapalnya bisa berlayar meski tanpa
  solar (mis pakai layar). Kemudian mengembangkan
  pertanian sehingga beras, jagung, dan kedelai tidak
  impor lagi.
 
  Coba kembangkan industri sepatu, pakaian, dsb,
  sehingga kita tak perlu beli Reebok, Nike, Adidas,
  dsb. Anggota DPR kita jadinya tak perlu ke Paris buat
  beli sepatu Bally.
 
  Kalau kita memproduksi kebutuhan kita sendiri, kita
  tidak butuh dollar kan? Minimal sebagian besar kita
  produksi sendiri.
 
  --- estananto [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
   Saya bukan ekonom tapi tiba2 berpikir begini:
  
   Sendainya gaji pegawai negeri, TNI dan Polri, dan
   UMR ditetapkan tidak
   berdasarkan rupiah tapi berdasarkan satu commodity
   basket yang banyak
   dihasilkan dari Indonesia, apa kira2 bisa melawan
   ketergantungan
   terhadap fluktuasi mata uang?
   Misalnya UMR harus sama dengan nilai nominal sekian
   commodity basket,
   berarti UMR naik dengan sendirinya seiring dengan
   naiknya harga-harga.
   Demikian juga pegawai negeri, TNI dan Polri. Ini
   kemudian membantu
   mencegah turunnya daya beli mereka. Seterusnya
   menjadi feedback untuk
   mencegah fluktuasi harga commodities tersebut.
   Demikian juga
   denda-denda yang ada dalam hukum Indonesia,
   seharusnya tidak
   berdasarkan rupiah yang terus terkena inflasi tapi
   commodity basket tadi.
   Karena commodity itu banyak dihasilkan di Indonesia,
   harga-harganya
   tidak terpengaruh fluktuasi mata uang, tetapi cukup
   juga menggambarkan
   laju inflasi. Referensi rupiah terhadap dollar yang
   dijadikan penentu
   pelaku bisnis harus diganti dengan referensi rupiah
   terhadap commodity
   basket yang berlaku nasional.
   Saya tidak tahu apakah pembangunan infrastruktur
   yang dicanangkan SBY
   akan menyedot tenaga kerja atau tidak, tetapi untuk
   mengatasi
   pengangguran tampaknya SBK-MJK menempuh jalur
   konvensional yaitu
   mengharapkan investasi asing, padahal RI tentu saja
   kurang seksi
   dibandingkan RRC dan India sekarang ini. Kita sudah
   masuk dead trap
   kalau kita mengandalkan investasi asing, karena
   pasti mereka minta
   banyak konsesi untuk bisa memutuskan bahwa usaha
   mereka akan untung
   dibanding jika mereka buka di Cina dan India.
   Satu-satunya cara di
   tengah persaingan dengan Cina dan India adalah
   memfokuskan diri di
   bidang di mana Cina dan India tidak punya kekuatan
   di situ, dan itu
   letaknya di lautan Indonesia yang luas dan kaya.
  
   Wassalaam,
   Nano
 
 
 
 
  Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
  Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
  Yahoo! Groups Links
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
 Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
 Yahoo! Groups Links
 
 
 
 
 
 
 


-- 
Kusfiardi
Coordinator 
Koalisi Anti Utang (KAU)
Anti Debt Coalition Indonesia

Jl. Tegal Parang 

Re: [ekonomi-nasional] Memperkuat Rupiah ? IMF: Hapus Subsidi BBM

2005-08-29 Terurut Topik Ardi St. Majo Endah
Pernyataan IMF ini memberikan sinyalemen yang mengindikasikan 
keterlibatannya dalam keterpurukan nilai tukar rupiah thd USD. 

Dugaan ini tidak berlebihan, karena IMF dan Bank Dunia termasuk ADB, adalah 
juga pemain di pasar uang maupun pasar modal. Lembaga keuangan multilateral 
ini mengandalkan untuk mendapatkan keuntungan dari transaksi di pasar 
derivatif ini. 

Tetapi menurut dugaan saya, keterlibatan mereka di pasar derivatif ini lebih 
sebagai taktik untuk meluaskan tekanan ekonomi politik pada pemerintah. 
Tekanan itu bertujuan meliberalisasi perekonomian Indonesia, termasuk 
mendesak agar subsidi BBM dihapus, seperti yang disampaikan oleh IMF dalam 
berita dibawah ini.

Desakan ini bisa juga diartikan sebagai sinyal ketidaksukaan IMF dan 
konco-konconya terhadap pemerintahan SBY yang dianggap lamban dalam 
mengeksekusi kebijakan pasar bebas yang dikehendaki AS sebagai pemegang 
saham terbesar di lembaga keuangan multilateral ini. Bisa jadi memburuknya 
nilai tukar rupiah thd USD akan dengan sengaja diarahkan oleh IMF untuk 
melengserkan kepemimpinan SBY. Atau minimal mendesak agar SBY melakukan 
reshufle.

Apapun yang nantinya akan terjadi, yang jelas IMF sudah senyatanya terlibat 
dalam melakukan intervensi politik dalam negeri Indonesia.

Kondisi ini akan terus berkepanjanga jika kita tidak mewaspadainya. Artinya 
proses reshufle sekalipun hanya akan digunakan untuk konsolidasi kepentingan 
asing (AS) melalui tangan IMF, WB dan ADB. Gampangnya, reshufle hanya akan 
menggantikan agen neolib yang sekarang ada dengan agen neolib yang lebih 
handal. 



On 8/27/05, A_Dharmawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Jumat, 26 Agt 2005,
 IMF: Hapus Subsidi BBM
 
 
 Rupiah Melemah, Usul Naikkan Suku Bunga
 
 SINGAPURA - Meroketnya harga minyak di pasar internasional dan 
 kecenderungan
 melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS ditanggapi Dana Moneter 
 Internasional
 (IMF). Lembaga keuangan internasional tersebut menilai, pemerintah 
 Indonesia
 harus segera menghapus subsidi BBM dan menaikkan tingkat suku bunga.
 
 Hal itu diungkapkan Managing Director IMF Rodrigo Rato dalam video news
 conference dari Washington dengan para wartawan Asia di Singapura kemarin.
 Saya ingin mengatakan, ekonomi Indonesia cukup kuat. Pertumbuhan juga 
 cukup
 bagus. Tetapi, kami rasa negara itu harus segera mengatasi masalahnya yang
 sangat spesifik, tegasnya.
 
 Dia lantas menyoroti masalah inflasi akibat melemahnya nilai tukar rupiah.
 Jika ada kebijakan moneter dan bujeter yang jelas untuk mengatasi 
 inflasi,
 saya yakin hal itu bakal mengangkat kredibilitas (Indonesia), jelasnya.
 
 Kurs rupiah cenderung terus melemah dalam sepekan ini. Kemarin, rupiah
 kembali melemah. Bahkan, kurs rupiah sempat di level Rp 10.420 per dolar 
 AS
 dalam perdagangan sesi pagi. Nilai tukar rupiah akhirnya ditutup Rp
 10.320-Rp 10.325 per dolar AS. Sehari sebelumnya, rupiah ditutup di level 
 Rp
 10.300 per dolar AS.
 
 Dalam perkembangan lain, harga minyak mentah dunia terus melambung. Harga
 minyak di pasar New York telah menembus USD 68 per barel pada Rabu malam.
 Itu rekor harga tertinggi sejak 1983 atau lebih dari 20 tahun. Lonjakan
 tersebut terjadi akibat serangan badai tropis Katrina terhadap kilang 
 minyak
 di Teluk Meksiko dan sepanjang pantai AS. Para analis meramalkan, harga
 minyak bisa melampaui USD 70.
 
 Harga minyak di New York akhirnya ditutup pada level USD 66,97 per barel 
 dan
 harga minyak mentah di London (North Sea Brent) ditutup USD 66,56.
 
 Rato mengaku, bukan hanya Indonesia yang terkena dampak lonjakan harga
 minyak. Menurut dia, hal itu akan berpengaruh pada pertumbuhan 
 negara-negara
 Asia lainnya secara umum. Dia memperingatkan dampaknya terhadap risiko
 ekspansi ekonomi global. Harga minyak dunia, tampaknya, belum akan turun
 dalam waktu dekat, ungkapnya.
 
 Terkait situasi itu, dia menyebutkan pemerintah Indonesia harus menerima
 bahwa menyamarkan realitas harga minyak bukanlah kebijakan
 berkesinambungan. Dia sangat tidak mendukung upaya mempertahankan subsidi
 BBM. Tidak hanya di Indonesia, tetapi semua negara. Subsidi itu bukan
 kebijakan sosial yang efisien, tegasnya.
 
 Saya paham, subsidi secara politis sangat populer, tapi tidak efisien,
 lanjut mantan menteri keuangan Spanyol tersebut. Apalagi, saat ini status
 Indonesia telah berubah dari eksporter menjadi importer minyak.
 
 Soal kebijakan suku bunga yang disarankannya, Rato memberikan penjelasan.
 Pertanyaannya bukan bagaimana menaikkan suku bunga untuk menahan (terus
 melemahnya) rupiah. Tapi, menaikkan suku bunga untuk mengurangi likuiditas
 dan mengurangi kemungkinan inflasi. Itu akan berkonsekuensi positif 
 terhadap
 rupiah dan lebih baik terhadap perekonomian negara, katanya.
 (afp/ap/rtr/nie)
 
 http://www.jawapos.com/index.php?act=detailid=5485
 
 
 ---
 Outgoing mail is certified Virus Free.
 Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
 Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005
 
 
 
 
 
 Ingin 

Re: [ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000

2005-08-23 Terurut Topik Ardi St. Majo Endah
meneruskan pendapat bung nizami;
saya setuju bahwa:

 Solusi yang tepat, pemerintah mematok nilai rupiah,
 sehingga para spekulan mati kutu.
 
Jadi lakukan pematokan rupiah seperti yang pernah kita
 lakukan dulu atau pemerintah Cina lakukan sekarang.
 Jika nilai rupiah melemah, baru devaluasi.
 Selain itu sudah saatnya pemerintah menghentikan
 kebijakan menaikan harga barang, karena itu semakin
 melemahkan nilai rupiah secara real.

selanjutnya adalah bicara soal political pressure untuk mendorong pemerintah 
mengadopsi solusi yang sudah disebut oleh bung Nizami.
usul saya, bisakah bung Nizami membuatnya draf petisi rakyat untuk ketahanan 
rupiah atau apalah namanya yang menarik.
kemudian dilempar kemilis ini dan yang setuju silahkan menyatakan 
persetujuannya dengan melampirkan no KTP/Paspor.
setelah terkumpul dukungan, saya mendukung bagi moderator milis ini untuk 
mengeluarkan press statement atau melakukan press conference atas nama milis 
ekonomi nasional..
opsi terbuka lainnya adalah: milis ekonomi nasional menyelenggarakan seminar 
nasional dengan tajuk mengamankan rupiah dari aksi perjudian pelaku pasar 
derivatif
bagaimana tanggapannya...?

--- Ardi St. Majo Endah [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  sampai kapan kita harus menanggung semua ini? kenapa
  sampai BI juga tidak
  bisa mengindentifikasi siapa saja yang membutuhkan
  dolar dalam jumlah besar?
  parahnya lagi, masa pemerintah tidak bisa
  mengamankan nilai tukar dari
  situasi yang membuat perekonomian nasional makin
  melemah ini?
 
 
  On 8/22/05, A_Dharmawan [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
  
   Dolar Tembus Level Rp 10.000
  
   Jakarta— Dolar AS akhirnya menembus level
  psikologis Rp 10.000 per dolar.
   Pada perdagangan Senin (22/8) pagi, dolar
  diperdagangkan pada kisaran Rp
   10.000-Rp 10.010,- dibanding penutupan Jumat
  (19/8) yang berada di kisaran
   Rp 9.975-Rp 9.995.
   Dimintai komentarnya Senin (22/8), pengamat pasar
  uang Farial Anwar
   mengatakan pelemahan rupiah sejauh ini sudah
  diperkirakan oleh pelaku
   pasar.
   Menurut Farial yang menjadi penyebabnya tiada lain
  adalah semakin tidak
   terkendalinya permintaan terhadap dolar AS.
   Permintaan akan dolar AS akhir-akhir ini luar
  biasa besarnya sementara
   suplai sangat terbatas, katanya. Ketika ditanya
  pihak-pihak mana saja
   yang
   membutuhkan dolar dalam jumlah besar sehingga
  menyebabkan
   ketidakseimbangan
   pasar, Farial mengatakan tidak ada satu pun yang
  bisa menjawab, sekali-pun
   Bank Indonesia (BI).
   Menurutnya, tembusnya kurs dolar AS ke level Rp
  10.000 pagi ini,
   disebabkan
   oleh gabungan permintaan dari Pertamina, kalangan
  korporasi sampai para
   speculator, baik yang bermain di pasar uang maupun
  pasar modal.
  
   Prilaku Pelaku Pasar
   Merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di
  Bursa Efek Jakarta (BEJ)
   beberapa hari terakhir ini, kata Farial, tak lepas
  dari perilaku pelaku
   pasar domestik serta asing. Mereka (pelaku
  pasar-red) banyak yang melepas
   kepemilikan saham dan menukar rupiah hasil
  penjualan ke dolar AS.
   Farial berpendapat, masyarakat sudah tak bisa lagi
  menggantungkan harapan
   pada Bank Indonesia sebagai otoritas moneter untuk
  memperkuat kurs rupiah.
   BI tidak bisa berbuat banyak karena memang
  perdagangan valuta asing di
   Indonesia tidak diatur alias liberal. Kita
  terperangkap oleh pemikiran
   bahwa
   negara yang baik adalah yang serba liberal, kata
  dia.
   Farial mengkhawatirkan Indonesia akan mengalami
  krisis mata uang kedua
   jika
   nilai tukar rupiah terhadap dolar tetap tidak
  terkendali seperti saat ini.
   Bisa-bisa dolar menguat ke level Rp 11.000 atau
  Rp 12.000, katanya.
   Ekonom Cides Umar Juoro yang dihubungi terpisah
  mengatakan, pelemahan
   rupiah
   dipastikan akan berpengaruh pada peningkatan
  inflasi. Dari sisi kebijakan
   moneter, BI akan menaikkan BI Rate (tingkat suku
  bunga BI). Sementara
   beban
   pemerintah dalam membayar obligasi dalam negeri
  juga akan semakin
   bertambah
   besar.
   Sementara itu Bank Indonesia (BI) diketahui telah
  melakukan intervensi ke
   pasar dengan melepas dolar. Rupiah menembus 10.000
  per dolar dan
   diperdagangkan pada level 10.025 pada sesi
  perdagangan Senin (22/8). Angka
   ini merupakan nilai terendah mata uang rupiah
  selama 3,5 tahun terakhir.
   Selama 10 hari terakhir rupiah mengalami penurunan
  lebih dari 2 persen.
   Seorang pedagang valuta asing menyatakan BI telah
  melakukan intervensi
   dengan menawarkan dolar pada harga 10.010-10.020.
  (Danang J Murdono/Sigit
   Wibowo)
  
  
 
 http://www.sinarharapan.co.id/berita/0508/22/sh05.html
   ---
   Outgoing mail is certified Virus Free.
   Checked by AVG anti-virus system
  (http://www.grisoft.com).
   Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release
  Date: 2/14/2005
  
  
  
  
  
   Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
   Kirim email ke
  [EMAIL PROTECTED]
   Yahoo! Groups Links
  
  
  
  
  
  
  
 
 
  --
  Kusfiardi

[ekonomi-nasional] penderitaan rakyat akan ditingkatkan bertahap...!

2005-08-12 Terurut Topik Ardi St. Majo Endah
 EKONOMI  BISNIS Jum'at, 12 Agustus 2005   Kenaikan Harga BBM
Bertahap Perhitungan
Anggaran Selesai 4 Bulan   

JAKARTA (Media): Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan dilakukan 
secara bertahap. Lonjakan harga minyak yang sempat menyentuh level US$65,30 
per barel pada perdagangan kemarin, memaksa pemerintah memberlakukan 
kenaikan harga BBM pada Januari 2006.
 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan keyakinannya mampu 
menyelesaikan masalah keuangan negara akibat masalah bahan bakar minyak 
(BBM), serta mencari jalan keluar menyelesaikan krisis BBM akibat 
melonjaknya harga minyak dunia.

Harga minyak dunia telah mencapai di atas US$60 barel. Banyak negara 
mengalami kesulitan akibat masalah itu, termasuk Indonesia. Saya telah 
berbicara dengan para pemimpin dunia. Kita di Indonesia mengalami masalah 
yang sangat sulit, tapi saya sangat percaya kita dapat mengatasi masalah 
itu, mencari jalan keluar atas masalah itu, tegas Presiden saat membuka 
Sidang Umum Ke-13 Insinyur Asia Pasifik di Istana Negara, kemarin.

Salah satu upaya yang dinilai krusial dilakukan untuk mengimbangi lonjakan 
harga minyak dunia, yaitu dengan menaikkan harga BBM.

Menteri Negara PPN dan Kepala Badan Perencana Pembangunan Nasional 
(Bappenas) Sri Mulyani mengungkapkan, saat ini pemerintah sedang menyiapkan 
strategi untuk menaikkan harga BBM secara gradual, mulai dari menghitung 
nilai dan skema subsidi langsung. Diperkirakan, perhitungan selesai pada 
September-Oktober mendatang.
 
Semua rekomendasi menjurus pada kenaikan bertahap. Akan sulit membayangkan 
kenaikan langsung sesuai harga pasar, apalagi kalau lompatan harganya tinggi 
sekali. Yang mungkin dilakukan adalah dilakukan dalam tahapan, tapi semua 
masih dalam pertimbangan-pertimbangan, jelasnya.

Sri Mulyani memaparkan, dalam satu sampai dua bulan ke depan, langkah 
perhitungan akan dilakukan mulai dari menentukan kategori masyarakat miskin, 
bentuk subsidi dan manfaat yang akan diterima, cara penyaluran subsidi, 
serta proses pengawasan dan evaluasi. Langkah selanjutnya sosialisasi kepada 
pihak terkait desain subsidi dan masyarakat secara umum.

Hal lain yang jadi pertimbangan pemikiran adalah waktu kenaikan BBM. Menurut 
dia, kenaikan dipertimbangkan paling cepat Januari 2006 agar kenaikan BBM 
tidak lagi membebani masyarakat pada 2005.

Dengan rencana kenaikan BBM pada awal Januari tahun depan, proses 
perhitungan subsidi diperkirakan selesai dalam empat bulan ini. Itu waktu 
yang pas untuk identifikasi. Kemungkinan daerah yang lengkap hanya di pulau 
Jawa. Tapi itu pun sudah mencakup 60% dari penduduk Indonesia, tegasnya.

Sri Mulyani menegaskan, sebenarnya pemerintah tidak ingin mengeluarkan 
kebijakan menyakitkan berkali-kali. Jadi, keputusan yang diambil agar 
masyarakat terbiasa dengan penyesuaian harga tanpa menimbulkan beban dan 
gejolak berlebihan. Hanya saja, menurutnya, tidak ada perhitungan ideal 
untuk menjamin kondisi tersebut.

Saat ini ada dua variabel yang diperhitungkan pemerintah. Pertama, Menteri 
Keuangan menghitung beban anggaran dan total defisit dan bersama DPR 
menentukan total subsidi yang disepakati untuk 2005. Kedua, pemerintah di 
bawah presiden menentukan kapan kenaikan diberlakukan.

Sehingga waktu penentuan kenaikan BBM diharapkan menyeimbangkan dua sisi. 
Dari sisi beban APBN dianggap *manageable*, sisi lain beban masyarakat harus 
semaksimal mungkin diperingan, tandas Sri Mulyani.

*Pendataan BPS*

Untuk melengkapi perhitungan beban anggaran tersebut, Badan Pusat Statistik 
(BPS) menyatakan siap melakukan pendataan penduduk miskin untuk dasar 
penyaluran subsidi langsung pengganti subsidi BBM. Asalkan, sisa dana 
sebesar Rp202 miliar untuk biaya petugas sensus segera cair.

Kepala BPS Choiril Maksum mengungkapkan, sampai saat ini BPS masih menunggu 
sisa anggaran Rp202 miliar dari Rp252 miliar dana sensus yang disetujui 
pemerintah.

Dana itu dibutuhkan untuk membayar petugas sensus di lapangan, sebab petugas 
sensus bukan dari BPS. Karena itu, Choiril meminta agar dana anggaran paling 
lambat bisa turun 22 Agustus nanti.

Tadi saya baru melapor ke Bappenas. Saya bilang mulai Senin DKI sudah 
melakukan pencacahan, petugas mulai turun ke lapangan. Provinsi lain tanggal 
22 Agustus 2005 sudah mulai mencacah, jelasnya.

Choiril optimistis sensus penduduk miskin selesai September, terutama di 
Pulau Jawa. Hanya saja hasil sensus baru akan diberikan dalam bentuk 
direktori, tanpa analisis. Kami memang berencana bertahap, mulai dilaporkan 
akhir September, lalu akhir Oktober. Untuk analisis kemungkinan baru akhir 
tahun, terangnya. *(*/E-3)*
 http://www.mediaindo.co.id/

-- 
Kusfiardi
Coordinator 
Koalisi Anti Utang (KAU)
Anti Debt Coalition Indonesia

Jl. Tegal Parang Utara No. 14
Mampang Prapatan 
Jakarta Selatan 12790
Indonesia

Phone: +62 21 7919 3363
Fax: +62 21 794 1673


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
font face=arial 

Re: Subsidi Rp 55 Trilyun untuk Para Bankir - RE: [ekonomi-nasional] DPR Minta gaji naik gede banget berlawanan dng Umar Bin Khotob

2005-08-10 Terurut Topik Ardi St. Majo Endah
setuju dg pak nizami
mgk kita coba diskusikan bagaimana mendesak penghapusan utang dalam negeri 
dan sekaligus mengamankan nilai rupiah dari ulah penjudi di pasar uang.


On 8/10/05, A Nizami [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Inilah yang memprihatinkan bagi saya. Pemerintah menyediakan subsidi 
 sebesar
 Rp 55 trilyun setiap tahunnya hanya untuk membayar bunga utang dalam 
 negeri
 kepada bankir.
 
 Belum lagi trilyunan uang yang dipakai untuk menjaga nilai rupiah dari 
 para
 spekulan valas akibat pemerintah menganut floating rate atau nilai tukar
 mengambang.
 
 Harusnya rupiah dipatok saja seperti Yuan China, sehingga nilai rupiah
 terhadap dollar tetap. Dengan demikian, jumlah spekulan valas akan
 berkurang, karena jual-beli valas percuma kalau nilai tukarnya tidak
 berubah. Kalau seandainya nilai rupiah menurun, baru devaluasi.
 
 
 
  -Original Message-
  From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ardi St. Majo
  Endah
  Sent: 10 Agustus 2005 10:00
  To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
  Subject: Re: [ekonomi-nasional] DPR Minta gaji naik gede banget
  berlawanan dng Umar Bin Khotob
 
 
  pak ahmadi,
  soal gaji ini, ada kelompok lain yang menurut saya luput dari perhatian
  kita.
 
  sejak 1998 dalam APBN ada alokasi belanja rutin untuk pembayaran
  bunga utang
  dalam negeri. Alokasi belanja ini dibayarkan kepada bank penerima
  obligasi
  rekap mohon periksa informasi dibawah ini.
 
  *Alokasi Belanja dalam APBN*
 
  *1998/ 1999*
 
  *1999/2000*
 
  *2000*
 
  *2001*
 
  *2002 (1)*
 
  *2003 (2)*
 
  Pembayaran bunga Utang Dalam Negeri
 
  8.384,8
 
  22.230,4
 
  31.237,9
 
  58.197,0
 
  63.213,3
 
  55.180,2
 
  Belanja Pegawai
 
  23.216,1
 
  32.718,8
 
  29.612,9
 
  38.713,1
 
  42.196,0
 
  50.240,5
 
  Pendidikan
 
  12.171,0
 
  14.452,0
 
  11.820,0
 
  13.612,0
 
  15.869,0
 
  21.808,4
 
  Kesehatan
 
  5.450,0
 
  6.259,0
 
  3.840,0
 
  3.619,0
 
  3.860,0
 
  7.481,1
 
  subsidi negara untuk para bankir, selain pembayaran bunga utang dalam
  negeri, masih ditambah lagi dengan pembayaran bunga sertifikat bank
  indonesia.
 
  kalau ada yang punya informasi berapa penerimaan bunga sbi oleh
  bank rekap
  boleh dong di share juga.
 
  lebih cilaka lagi, para bankir yang hidup dari subsidi negara itu
  menikmati
  fasilitas gaji setiap bulan dalam jumlah puluhan hingga ratusan
  juta.. gaji
  besar itu mereka nikmati dari uang rakyat, sama halnya dengan
  gaji pegawai
  yang dikeluarkan dari APBN setiap tahun.
 
  kalau begitu apa standar moral para bankir ini sehingga layak menerima
  kompensasi gaji dalam jumlah besar dari negara dan luput dari kritikan
  rakyat, terutama cendekianya?
 
 
  On 8/10/05, Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  
   delete*
  
   Kapankah kita mempunyai Pemimpin ( Presiden ) seperti kisah di atas
   
  
   Umar Bin Khotob SANGAT MARAH SAAT ADA YG MENGUSULKAN GAJINYA agar di
   TAMBAH
   TAPI LIHAT, anggota DPR kita NGOTOT MINTA TAMBAHAN GAJI AMAT
  BESAR PADAHAL
   KINERJA-nya MASIH JAUH DARI MEMBELA RAKYAT...
   Apakah para Pemimpin ( Anggota DPR kita  Presiden )  calon
  Pemimpin ada
   yg tahu dng kisah di atas  punya Keimanan serta ketakutan pada
  ALLAH SWT
   sehingga dng iklas akan melaksanakan seperti dng kisah di atas 
   Salam
   AL-Pacitan
  
  
  
  
  
  
  
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
  
  
  
   Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
   Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
   Yahoo! Groups Links
  
  
  
  
  
  
  
 
 
  --
  Kusfiardi
  Coordinator
  Koalisi Anti Utang (KAU)
  Anti Debt Coalition Indonesia
 
  Jl. Tegal Parang Utara No. 14
  Mampang Prapatan
  Jakarta Selatan 12790
  Indonesia
 
  Phone: +62 21 7919 3363
  Fax: +62 21 794 1673
 
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 
  Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
  Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
  Yahoo! Groups Links
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
 Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
 Yahoo! Groups Links
 
 
 
 
 
 
 
 


-- 
Kusfiardi
Coordinator 
Koalisi Anti Utang (KAU)
Anti Debt Coalition Indonesia

Jl. Tegal Parang Utara No. 14
Mampang Prapatan 
Jakarta Selatan 12790
Indonesia

Phone: +62 21 7919 3363
Fax: +62 21 794 1673


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
font face=arial size=-1a 
href=http://us.ard.yahoo.com/SIG=12ha7cc5a/M=362131.6882500.7825259.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1123679924/A=2889190/R=0/SIG=10r90krvo/*http://www.thebeehive.org
Put more honey in your pocket. (money matters made easy) Welcome to the Sweet 
Life - brought to you by One Economy/a./font
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http

Re: [ekonomi-nasional] DPR Minta gaji naik gede banget berlawanan dng Umar Bin Khotob

2005-08-09 Terurut Topik Ardi St. Majo Endah
pak ahmadi,
soal gaji ini, ada kelompok lain yang menurut saya luput dari perhatian 
kita.

sejak 1998 dalam APBN ada alokasi belanja rutin untuk pembayaran bunga utang 
dalam negeri. Alokasi belanja ini dibayarkan kepada bank penerima obligasi 
rekap mohon periksa informasi dibawah ini. 

  *Alokasi Belanja dalam APBN*
 
*1998/ 1999*
 
*1999/2000*
 
*2000*
 
*2001*
 
*2002 (1)*
 
*2003 (2)*
  
Pembayaran bunga Utang Dalam Negeri
 
8.384,8
 
22.230,4
 
31.237,9
 
58.197,0
 
63.213,3
 
55.180,2
  
Belanja Pegawai
 
23.216,1
 
32.718,8
 
29.612,9
 
38.713,1
 
42.196,0
 
50.240,5
  
Pendidikan
 
12.171,0
 
14.452,0
 
11.820,0
 
13.612,0
 
15.869,0
 
21.808,4
  
Kesehatan
 
5.450,0
 
6.259,0
 
3.840,0
 
3.619,0
 
3.860,0
 
7.481,1
  
subsidi negara untuk para bankir, selain pembayaran bunga utang dalam 
negeri, masih ditambah lagi dengan pembayaran bunga sertifikat bank 
indonesia. 

kalau ada yang punya informasi berapa penerimaan bunga sbi oleh bank rekap 
boleh dong di share juga.

lebih cilaka lagi, para bankir yang hidup dari subsidi negara itu menikmati 
fasilitas gaji setiap bulan dalam jumlah puluhan hingga ratusan juta.. gaji 
besar itu mereka nikmati dari uang rakyat, sama halnya dengan gaji pegawai 
yang dikeluarkan dari APBN setiap tahun.

kalau begitu apa standar moral para bankir ini sehingga layak menerima 
kompensasi gaji dalam jumlah besar dari negara dan luput dari kritikan 
rakyat, terutama cendekianya?


On 8/10/05, Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
 delete*
 
 Kapankah kita mempunyai Pemimpin ( Presiden ) seperti kisah di atas 
 
 
 Umar Bin Khotob SANGAT MARAH SAAT ADA YG MENGUSULKAN GAJINYA agar di
 TAMBAH
 TAPI LIHAT, anggota DPR kita NGOTOT MINTA TAMBAHAN GAJI AMAT BESAR PADAHAL
 KINERJA-nya MASIH JAUH DARI MEMBELA RAKYAT...
 Apakah para Pemimpin ( Anggota DPR kita  Presiden )  calon Pemimpin ada
 yg tahu dng kisah di atas  punya Keimanan serta ketakutan pada ALLAH SWT
 sehingga dng iklas akan melaksanakan seperti dng kisah di atas 
 Salam
 AL-Pacitan
 
 
 
 
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 
 Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
 Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
 Yahoo! Groups Links
 
 
 
 
 
 
 


-- 
Kusfiardi
Coordinator 
Koalisi Anti Utang (KAU)
Anti Debt Coalition Indonesia

Jl. Tegal Parang Utara No. 14
Mampang Prapatan 
Jakarta Selatan 12790
Indonesia

Phone: +62 21 7919 3363
Fax: +62 21 794 1673


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
font face=arial size=-1a 
href=http://us.ard.yahoo.com/SIG=12hosd8j8/M=362343.6886682.7839641.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1123649997/A=2894354/R=0/SIG=11qvf79s7/*http://http://www.globalgiving.com/cb/cidi/c_darfur.html;Help
 Sudanese refugees rebuild their lives through GlobalGiving/a./font
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [ekonomi-nasional] DPR Minta gaji naik gede banget berlawanan dng Umar Bin Khotob

2005-08-09 Terurut Topik Ardi St. Majo Endah
angka dalam tabel adalah dalam milyar rupiah 
On 8/10/05, Ardi St. Majo Endah [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 pak ahmadi,
 soal gaji ini, ada kelompok lain yang menurut saya luput dari perhatian 
 kita.
 
 sejak 1998 dalam APBN ada alokasi belanja rutin untuk pembayaran bunga 
 utang dalam negeri. Alokasi belanja ini dibayarkan kepada bank penerima 
 obligasi rekap mohon periksa informasi dibawah ini. 
 
   *Alokasi Belanja dalam APBN*
  
 *1998/ 1999*
  
 *1999/2000*
  
 *2000*
  
 *2001*
  
 *2002 (1)*
  
 *2003 (2)*
   
 Pembayaran bunga Utang Dalam Negeri
  
 8.384,8
  
 22.230,4
  
 31.237,9
  
 58.197,0
  
 63.213,3
  
 55.180,2
   
 Belanja Pegawai
  
 23.216,1
  
 32.718,8
  
 29.612,9
  
 38.713,1
  
 42.196,0
  
 50.240,5
   
 Pendidikan
  
 12.171,0
  
 14.452,0
  
 11.820,0
  
 13.612,0
  
 15.869,0
  
 21.808,4
   
 Kesehatan
  
 5.450,0
  
 6.259,0
  
 3.840,0
  
 3.619,0
  
 3.860,0
  
 7.481,1
   
 subsidi negara untuk para bankir, selain pembayaran bunga utang dalam 
 negeri, masih ditambah lagi dengan pembayaran bunga sertifikat bank 
 indonesia. 
 
 kalau ada yang punya informasi berapa penerimaan bunga sbi oleh bank rekap 
 boleh dong di share juga.
 
 lebih cilaka lagi, para bankir yang hidup dari subsidi negara itu 
 menikmati fasilitas gaji setiap bulan dalam jumlah puluhan hingga ratusan 
 juta.. gaji besar itu mereka nikmati dari uang rakyat, sama halnya dengan 
 gaji pegawai yang dikeluarkan dari APBN setiap tahun.
 
 kalau begitu apa standar moral para bankir ini sehingga layak menerima 
 kompensasi gaji dalam jumlah besar dari negara dan luput dari kritikan 
 rakyat, terutama cendekianya?
 
 
 On 8/10/05, Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  
  delete*
  
  Kapankah kita mempunyai Pemimpin ( Presiden ) seperti kisah di atas 
  
  
  Umar Bin Khotob SANGAT MARAH SAAT ADA YG MENGUSULKAN GAJINYA agar di
  TAMBAH
  TAPI LIHAT, anggota DPR kita NGOTOT MINTA TAMBAHAN GAJI AMAT BESAR 
  PADAHAL 
  KINERJA-nya MASIH JAUH DARI MEMBELA RAKYAT...
  Apakah para Pemimpin ( Anggota DPR kita  Presiden )  calon Pemimpin 
  ada
  yg tahu dng kisah di atas  punya Keimanan serta ketakutan pada ALLAH 
  SWT
  sehingga dng iklas akan melaksanakan seperti dng kisah di atas  
  Salam
  AL-Pacitan
  
  
  
  
  
  
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
  
  
  
   Yahoo! Groups Sponsor ~--
  font face=arial size=-1a href= 
  http://us.ard.yahoo.com/SIG=12hieh81e/M=362343.6886682.7839641.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1123641939/A=2894350/R=0/SIG=10tj5mr8v/*http://www.globalgiving.com;
   
  
  http://us.ard.yahoo.com/SIG=12hieh81e/M=362343.6886682.7839641.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1123641939/A=2894350/R=0/SIG=10tj5mr8v/*http://www.globalgiving.com%22Make
   
  a difference. Find and fund world-changing projects at 
  GlobalGiving/a./font
  ~-
  
  Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? 
  Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
  Yahoo! Groups Links
  
  
  
  
  
  
  
 
 
 -- 
 Kusfiardi 
 Coordinator 
 Koalisi Anti Utang (KAU)
 Anti Debt Coalition Indonesia
 
 Jl. Tegal Parang Utara No. 14
 Mampang Prapatan 
 Jakarta Selatan 12790
 Indonesia
 
 Phone: +62 21 7919 3363
 Fax: +62 21 794 1673 
 
 


-- 
Kusfiardi
Coordinator 
Koalisi Anti Utang (KAU)
Anti Debt Coalition Indonesia

Jl. Tegal Parang Utara No. 14
Mampang Prapatan 
Jakarta Selatan 12790
Indonesia

Phone: +62 21 7919 3363
Fax: +62 21 794 1673


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
font face=arial size=-1a 
href=http://us.ard.yahoo.com/SIG=12hi56h72/M=362343.6886682.7839641.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1123650421/A=2894350/R=0/SIG=10tj5mr8v/*http://www.globalgiving.com;Make
 a difference. Find and fund world-changing projects at GlobalGiving/a./font
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/