Asslamualaikum
Ya iPTek yg saat ini kita nikmati hanyalah ibarat
sebutir pasir dilaut, dari hamparan pasir pengetahuan
yang digelar oleh Allah SWT. Jadi tetap berpikir
positip sangat perlu untuk mendapatkan keilmuan,
kehidupan dan penghidupan yang lebih bagus.
Kalau kita berpikir abad ini adalah akhir dari IPTEK
maka bapak Rasyidi tidak lagi akan berusaha membuat
rumah yang murah, kuat, tahan gempa dan dapat
dinikmati oleh kalangan bawah s/d kalangan atas. tidak
hanya untuk kalangan menengah atas saja pak A marconi.
Sekarang ini kita telah banyak menipu diri kita dan
orang lain. Lihatlah alam telah mengingatkan kita
dengan berbagai bencana, yang intinya adalah kita
harus berusaha terus mencari pengetahuan untuk
kehidupan dan penghidupan di bumi ini.
kalau jadi ilmuwan ya jadilah ilmuwan yang bertakwa,
kalau jadi dosen ya jadilah dosen yang bertakwa,
kalau jadi tukang becak ya jadilah tukang becak yang
bertakwa,
kalau jadi kontraktor ya jadilah kontraktor yang
bertakwa,
mashoedah
korban kontraktor nakal di jogjakarta
--
--- A. Marconi [EMAIL PROTECTED] wrote:
Assalammu'alaikum wr wb,
Pak Imam Rosyidi, saya juga bukan ahli fisika, hanya
seorang Muslim awam.
Pertanyaan dan latar belakang pertanyaan pak Imam R
mencuatkan pandangan seorang ilmuwan yang berfikiran
negatif (dooms thinking) sedangkan Yang Maha
Pencipta memberikan penghormatan tinggi kepada
manusia sebagai holifatan fii al-ardhz.
Penterjemahan atau tafsirnya dalam bahasa sains
mengarahkan pemikiran manusia ke pemikiran yang
positif, i.e. kehidupan manusia di bumi hampir bisa
dinyatakan sebagai kebergantungan kepada polah laku
manusia di bumi. Dalam hal pemikiran dan model
pemikiran ini dipesankan oleh realita di luar
kemampuan pemikiran manusia bahwa ada
informasi-informasi yang tidak diberikan kepada
manusia di samping ada informasi yang belum mampu
ditanggap dan dibaca manusia hingga mengerti. Di
dalam hal ini secara deterministik manusia dan
kemampuan berfikirnya berharidepan keterbatasan
mutlak.
Untuk pesan demikian ini ya harus kita terima, sebab
jika kita tengok sejarah penciptaan manusia di bumi
maka teknologi dan sains yang membentuk budaya
manusia baru saja dikuasai manusia yaitu munculnya
manusia modern (homosapiens sapiens). Sebelum
manusia modern memang sudah ada teknologi dan sains
tetapi masih belum mampu memecahkan persoalan
survival manusia secara menentukan, hususnya masalah
pengadaan pangan dan pemukiman. Manusia (homo
sapiens) pada zaman itu masih hidup dalam kondisi
necessity belum menginjak tahap freedom of choice
(free will).
Arah ke depan bagi manusia adalah mewujudkan
masyarakat manusia yang dapat menempati dan
memelihara kebun 'Adn (Eden) yang makmur berlimpah
ruwah di mana di lembah-lembahnya mengalir
sungai-sungai gemericik sepanjang masa. Untuk hari
depan demikian maka sains dan teknologi yang
ditemukan dan dikelola oleh manusia-manusia yang
beretika dan bermoral kemanusiaan sejati (kepasrahan
primordial - al-Islam) menjadi syarat utama yang
harus dimiliki manusia. Jika hendak kita fahami
kata-kata Einstein Science without religion is
blind and religion without science is lame maka
sebenarny nyambung dengan hadits rasululloh Muhammad
saw yang menyatakan bahwa beliau diutus oleh Allah
swt tidak lain hanyalah guna memperbaiki ahlaq
manusia.
Dari argumentasi pemikiran yang saya ajukan ini
tidak ada alasan untuk pesimis akan hari depan
(al-ahiroh) dalam tatanan teknologi dan sains. Apa
yang telah dihasilkan oleh pemikiran Einstein dkk
adalah baru permulaan langkah manusia mengenal Grand
Design yang digelar. Masih sak abreg-abreg yang
belum kita kenal dan ketahui sehingga
penemuan-penemuan baru baik bidang pemikiran (teori)
maupun pengamatan (praktek) akan masih terus
berlanjut secara estafet (ini ramalan al-Quran,
bacalah ayat-ayat kisah para nabi). Doom thinking
demikian memang perlu diamati tetapi tak perlu
membuat kita tak tidur. Sebagai Muslim kita harus
berfikir positif dan maju ke depan agar dapat
menikmati jannah 'Adn. Teruskan usaha sebagai
kontraktor dan bangunlah perumahan yang indah,
kwalitas tinggi, harga miring sehingga dapat diakses
oleh klas menengah yang tumbuh menjamur, sedangkan
klas bawah biar berusaha mengubah status mereka
sendiri secara sukarela.
Wassalam,
A.M
- Original Message -
From: imam rasyidi
To: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Sent: Monday, August 07, 2006 5:38 AM
Subject: [FISIKA] Akhir Ilmu Pengetahuan
Hallo teman2,
Saya bukan berlatar belakang ilmu pasti. Tapi saya
penggemar ilmu pengetahuan popluler. Di koran
Kompas
minggu (saya lupa tanggalnya) ada resensi buku
yang
membahas bahwa abad ini adalah abad akhir dari
ilmu
pengetahuan, dalam arti tidak banyak yang tersisa
lagi
untuk diterangkan. Yang tersisa hanyalah
persoalan-persoalan trivial.
Saya sendiri belum baca bukunya. Tapi