[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Dosen Indonesia Tidak Meneliti
kalau tidak demi menjaga kualitas pribadi saya sebagai seorang peneliti, rasanya saya benar2 tidak akan lagi alis kapok untuk melakukan penelitian berkualitas yang bisa dipublish di jurnal2 international. betapa tidak sakit hati jika paper saya yg dipublished di jurnal internasional hanya dihargai lebih rendah daripada penelitian saya yang dipublished di jurnal nasional hanya karena alasan paper saya di jurnal internasional dikerjakan oleh banyak orang, meskipun saya adalah penulis pertama. itung2annya: 1 paper nasional dihargai 25 poin. sementara 1 paper internasional dapat 40 poin. tetapi masalahnya paper internasional ini kan bisa published karena bantuan banyak pihak yang harus saya tuliskan juga namanya. walhasil, saya hanya dapat poin 40% alias 16 poin. padahal energi yang saya keluarkan untuk mempublikasikan 1 paper internasional itu kira2 setara dengan energi yang saya keluarkan untuk menghasilkan lebih dari 20 paper nasional. tapi penghargaannya justru lebih rendah dari 1 paper nasional. apa ini nggak edan??? - Original Message From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Sunday, February 3, 2008 3:35:20 PM Messages in this topic (3) 8a. Re: Dosen Indonesia Tidak Meneliti Posted by: nur suhascaryo [EMAIL PROTECTED] Sat Feb 2, 2008 10:19 pm(PST) memang ironis kalau kita melihat soal riset bagi dosen yang sangat minim apalagi publikasi internasional. ...semua ini banyak faktor penyebab itu terjadi, karena honor dosen diluar institusi lebih menjanjikan untuk hidup sejahtera dibandingkan honor peneliti. tapi apakah itu yang dicari khan harus selaras, serasi dan seimbang untuk tugas rutin dosen dalam 3 bidang utama, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. tidak mampu honor fungsional dosen untuk melakukan hal tersebut ditambah birokrasi yang panjang kalau dapat suntikan dana dari pemerintah saat awal proposal sampai pertanggung jawabannya.. .saya sendiri pernah memasukan dalam publikasi internasional hasil riset saya dengan dibantu mahasiswa saya, yang mana untuk persiapan paper setelah abstract diterima memerlukan waktu satu tahun sampai fullpapernya. ..itu saja kalau tidak ada sponsorship tidak bisa berangkat untuk presentasi dan publikasi internasional. ...waktu itu saya sudah ngurus paspor dinas, visa tertahan di kedubes AS karena ada aturan baru padahal minggu depan saya harus berangkat ke California dan visa saya ditunda 3 minggu ini juga sudah bayar 100 dollar. dan akhirnya saya tidak berangkat, ada lagi waktu saya publikasi internasional tentang 2 paper saya di Atalya Turkey, sampai hari H-nya saya tidak dapat sponsorship padahal sudah usaha ke industri-2 perminyakan di Indonesia, akhirnya gagal lagi, dan sewaktu di Jepang kami dapat sponsor dari penyelenggara waktu itu pihak pemerintah RI diwakili oleh staf ahli menteri ESDM.ya itulah permasalahan dalam hal penelitian dosen dan publikasinya. , Semoga harapan saya dikemudian hari lebih baik dari hari sekarang untuk kondisi peneliti di perguruan tinggi. Salam Nur Suhascaryo
[Forum Pembaca KOMPAS] Bandar Udara Soekarno-Hatta Kacau-balau
Bandara Soekarno-Hatta adalah salah satu etalase negara kita, Indonesia. Banyak sekali berita2 atau pengalaman2 buruk yg dialami oleh pengguna Bandara ini, dalam bilangan tahun tak pula kunjung membaik pelayanannya. Kemarin tatkala Jakarta dilanda banjir, maka dampaknya juga dirasakan oleh Bandara Soekarno-Hatta, karena jalan utama menuju Bandara terendam banjir, dan hal ini bukanlah yg petama kali. Namun lagi2 seluruh pihak yg bertanggung jawab tidak tanggap soal ini, terutama pihak/pengelola Bandara. Banjir sudah terjadi, ribuan penumpang terlantar, banyak penerbangan baik domestik maupun internasional yg terlambat atau bahkan batal. Pajak Bandara terus dipungut dari penumpang, namun manakala penumpang membutuhkan layanan, tak jelas bentuknya. Jangankan makanan atau minuman, tempat tunggu yg layak saja jelas tidak tersedia di Bandara yg mencantumkan embel2 Internasional dibelakangnya, saya sedih mengingat bandara ini membawa nama Pemimpin Bangsa ini. Lagi2 ini adalah bukti nyata bahwa pengelola Bandara tidak cakap alias tidak kompeten. Buktinya setelah kejadian baru mereka akan membahas Pindah ke Halim. Sekali lagi seperti tercantum di Kompas Dibahas Penerbangan Pindah ke Halim Ini adalah bukti nyata bahwa pengelola tidak cakap. Seharusnya pada saat akan terjadi banjir, rencana cadangan dengan segala aspeknya sudah di laksanakan sehingga dampaknya terhadap kegiatan penerbangan bisa ditekan sekecil mungkin. Sebagai rakyat biasa pengguna Bandara, kita juga berhak menuntut pertanggung jawaban pengelola. Mereka layak untuk mempertanggung-jawabkan apa saja yg telah mereka lakukan kehadapan publik, bisa saja mereka diundang kesebuah forum yg diliput oleh media masa. Semacam dengar pendapat bukan dengan DPR tetapi langsung ke masyarakat, karena saya juga tidak yakin DPR bisa mewakili kita atau kepentingan kita. Mungkin FPK bisa memulainya dengan mengundang pengelola Bandara untuk temu muka. Saya ingin mendukung upaya Visit Indonesia 2008, namun kalau Bandara kita masih seperti ini,apa jadinya? Kalau investor kapok datang, lalu apa kita punya cara lain untuk menciptakan lapangan kerja bagi jutaan saudara2 kita? Kelihatan nya mungkin sepele masalah Bandara, namun kalau dibiarkan terus, itulah gambaran kondisi negara kita yg akan disampaikan oleh orang2 asing yg mempunyai pengalaman buruk dengan bandara Soekarno-Hatta. Salam Kukuh Kumara - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Pengurangan Menu Starbucks
Bicara kopi.boleh Tanya para rekans wartawan, LSM atau NGO dalam dan luar negri yang pernah tugas ke Banda Aceh. Bahwa, untuk kopi hingga kini belum ada yang mampu ngalahin nikmatnya Kopi Ulee Kareing di Banda Aceh. Mau Starbucks, mau Bean, mau Vietnam, mau Thailand, mau Penang, mau kopi Venesiadst, Insya Allah akan lewat bila dibandingkan dengan Kopi Ulee Kareing Banda Aceh. Temans yang telah pernah menikmatinya boleh buat testimoni untuk buzz promosi dalam rangka menggalakkan produk anak negri. Masak Indonesia penghasil kopi terkemuka, tapi devisa kita dibawa keluar lewat berbagai brand kopi asing yang memang menawarkan life style, bukan rasa. Jika begini adanya, ya mau bilang apa kita Hujan emas di negri seberang, dan hujan batu di negri sendiri Tetap milih negri sendiri. Tabik; Ridwan Nyak Baik -Original Message- From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of anton_djakarta Sent: Saturday, February 02, 2008 7:30 PM To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Pengurangan Menu Starbucks Kopi Kapal Api tetep yang paling enak, dari jaman kuliah malem2 nyiapin kebetan buat ujian sampai sekarang buat temen trading saham, kopi kapal api tetep pilihanku... PIPALPI...KOPI KAPAL API ANTON
[Forum Pembaca KOMPAS] besi beton bisnisnya
Bapak Pembangunan Julukan itu meluncur dari gagasan Ali Murtopo. Kuatir bekas kepala intel itu sedang dolanan angkat-banting, Soeharto menolak dicap Bapak Pembangunan. Emoh kultus individu, tangkisnya genit. Berapa lama kemudian, Ali Murtopo ditemukan duduk seorang diri di ruang kerjanya. Tewas di kursi wakil ketua DPA. Serangan jantung, kata pemerintah. Dingin. Semenjak itu, stabilitas mangkin menggila sehingga anak-anak Cendana nyaman memulai petualangannya di dunia Tante Soen. Dan sang bapak, senyam-senyum menikmati Titik Puspa meninabobokkan rakyat dengan puji-pujian buat bapak pembangunan.
[Forum Pembaca KOMPAS] JUMAT KELABU
Seingat saya banjir yang terjadi hari jumat saptu yang lalu (1-2 February 2008) adalah pada saat yang sama dengan yang terjadi tahun lalu yi 2 Februay 2007. Apakah ada rekan rekan lain yang mempunyai catatan yang sama tentang tanggal banjir tahun lalu? Ini aneh tapi nyata dan hanya ada di Jakarta. Hardjo [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Share, Ngomong2 soal Soe-harto
Waduh, mohon maaf pak Haniwar jika saya sudah menyakiti hati bapak. Dari awal saya sudah minta maaf, bahwa tulisan ini sekedar sharing, tidak bermaksud pro kontra, karena ini pengalaman saya dgn keluarga. Kalau menjadikan sakit hati, ya mohon maaf. Bukan berarti saya tidak punya prinsip atau pendapat lho pak, maaf, tuduhan ini berdasar pada apa? Hehehe Saya cuma berpikir realistis, anak2 saya tidak ada kaitan dgn kasus Suharto. Jadi maaf sekali lagi jika ini menyakitkan buat bapak. Bahwa saya kontra Suharto, istri saya tahu persis. Bahkan saya kontra Golkar. Tapi saya rasa belum saatnya anak saya mendapatkan pelajaran realita dalam kasus ini, mungkin nanti jika sudah saatnya. Kasihan pak kalau anak kelas 1 SD sudah punya beban spt ini. Bahwa menghalalkan segala cara itu salah, tentu saya punya cara dalam mengajarkan kepada anak saya. Salam hormat, Totot - Original Message - From: Haniwar Syarif To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Friday, February 01, 2008 11:22 AM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Share, Ngomong2 soal Soe-harto buat Mas Totot yg ngga punya pendapat mungkin bagus aja untuk berbuat seperti itu sbg orang tua spt itu. Bagi orang tua yg punya prinsip.. nggak papa juga mulai mendidik soal prinsip itu tanpa perlu takut dituduh memberi teladan buurk spt tuduhan Mas Totot dibawah ini anak2 tidak sepantasnya mendapat teladan buruk utk dendam atau benci kepada siapapun tentu dengancara yang baik sesuai umur anak itu.. Keberatan terbesar saya adalah pada ungkapan .. tidak mengibarkan bendera .. adalah, saya jelas enggak mengibarkan bendera mas... yg menurut Mas adalah memberi teladan buruk.. EGP ah soalnya bukan benci atau dendam.. tapi mampu memdbedakanbenar dan salah... Kasihan anak cucu saya .. kalau mengira membunuh jutaan ornag boleh.. menghilangkan ratusan orangboleh.. memberi peluang anak sendiri jadi sangat kaya dgn segala cara boleh.. memboihongi rakyat sekitar supersemar dan terbunuhnya pada jenderal boleh.. Pernyataanmas secara normatif benar tapi kalau dikaitkan dgn pengibaran bendera utk Eyang jadi menyakitkan... Haniwar Salam Haniwar . [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Pengurangan Menu Starbucks
Ikutan nimbrung. Saya setuju kopi starbucks biasa. nothing's really special. Satu-satunya alasan mengapa saya ke starbucks adalah karena internet gratis (kebetulan kantor saya dekat plaza semanggi) jadi abis office our, kadang-kadang saya ke sana untuk mengerjakan kerjaan freelance saya. Kelebihan starbucks: Lagu-lagu yang diputar di sana BAGUS, dan yang terpenting, volume suaranya tidak terlalu bising (lain halnya di J.CO dan Dunkin Dounat) -- di sini saya terpaksa harus meminta petugas di sana untuk mengecilkan volume suara lagu, yang sayangnya petugas tersebut -hampir semua, tidak sigap. salam kopi, --- anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] wrote: Kopi Kapal Api tetep yang paling enak, dari jaman kuliah malem2 nyiapin kebetan buat ujian sampai sekarang buat temen trading saham, kopi kapal api tetep pilihanku... PIPALPI...KOPI KAPAL API ANTON
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] jalan tol bandara ?
Kompas hari ini ada berita tentang realisasi pelebaran dan peninggian jalan tol bandara. Dari yang sebelumnya 2 x 2 jalur akan menjadi 2 x 4 jalur. Selain itu, permukaan jalan akan dinaikkan 1.5 meter. Saat ini dikabarkan tinggal menunggu ijin dari Dept Kehutanan karena akan membabat hutan mangrove yang ada di sisi jalan tol. Rencananya sih hutan tidak dihilangkan, tapi dipindahkan. Tapi masih dicari lokasi pemindahan. Semoga sudah ada amdal yang benarkalau tidak, mungkin hanya akan mengakibatkan masalah lain muncul dikemudian hari. salam, riyanto - Original Message From: dipo [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Sunday, February 3, 2008 4:04:49 PM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] jalan tol bandara ? Di negeri yang kaya akan keanekaragaman korupsi ini jangan menilai proyek dengan mata telanjang. Perlu kacamata khusus untuk mendeteksi sebesar apa gelembung anggarannya dan secekak apa material yang terpasang. Jangan sekali-sekali merendahkan kemampuan anak negeri sendiri! (terutama urusan sulap-menyulap) ...
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Bandar Udara Soekarno-Hatta Kacau-balau
jangan kuatir pak, nggak cuma bandara ( pt. angkasa pura) saja kok yang selalu on the spot action. nearly almost departemen, instansi2 pemerintah, bumn dsb selalu tidak mempunyai visi tentang antisipasi hal2 terburuk. terakhir kasus kedelai yang lagi2 tindakan on the spot, seperti penurunan bea masuk dsb yang dilakukan pemerintah. tindakan yang terkesan asal kena aja untuk menutupi kelemahan managerial. seharusnya bisa belajar dari perusahaan2 swasta ternama yang dalam operasionalnya telah mempunyai business plan jauh ke depan. plan A - plan Z disusun sedemikian rinci, agar hal2 terburuk terantisipasi. pantas aja pak sofyan gemes sekali segera memprivatisasi bumn2, soalnya managementnya buruk. mungkin kalo instansi/ departemen bisa diprivatisasi, diprivatisasi juga tuh, agar gak menjadi beban aja. ---Original Message--- From: kukuh kumara Date: 02/04/2008 09:15:56 AM To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Bandar Udara Soekarno-Hatta Kacau-balau ---deleted-- Kelihatan nya mungkin sepele masalah Bandara, namun kalau dibiarkan terus, itulah gambaran kondisi negara kita yg akan disampaikan oleh orang2 asing yg mempunyai pengalaman buruk dengan bandara Soekarno-Hatta. Salam Kukuh Kumara - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed] PT. BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL TBK. DISCLAIMER: This email and any files transmitted with it are confidential and intended solely for the use of the individual or entity to whom they are addressed. If you have received this email in error please notify the system manager. This message contains confidential information and is intended only for the individual named. If you are not the named addressee you should not disseminate, distribute or copy this e-mail. Please notify the sender immediately by e-mail if you have received this e-mail by mistake and delete this e-mail from your system. If you are not the intended recipient you are notified that disclosing, copying, distributing or taking any action in reliance on the contents of this information is strictly prohibited. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Pemerintah Harus Dengarkan Suara Rakyat
Saya akan lebih respect kepada Megawati jika beliau bisa memberikan ide-ide yang lebih baik memperbaiki keadaan negara ini, bukan hanya sekedar kritikan yang nggak jelas juntrungannya. Lagipula dia dulu sudah diberi kesempatan dan ternyata dia tidak lebih baik dari mantan-mantan Presiden sebelumnya maupun dari SBY. Salam. --- Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED] wrote: Barnabas itu wong cilik ?? ah yang benar.. apalagi ngaku ngaku merasa terliciki... bahagia juga ketika ada wong cilik sudah bisa ber internet ria..dan banyak baca tentang Gandhi Mbak Ega kan sudah banyak dikritisi... malah di bilang goblok, gagal dan segala macam..hinaan lain.. Masa dia nggak boleh mengkritisi orang lain sbg tebar pesona... dan atau poco poco... Menurut saya bahkan orang salah wajib memberi tahu kalau ada orang lain salah... tentunya jika dia punya faktanya... berpikir baik sajalah.. Mbak Ega sudah introspeksi diri.. dan dia ingin orang lain juga berintrospeksi.. Salam Haniwar
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Pengurangan Menu Starbucks-Siswantini
Bu Yuli, kopi paling mantap yang pernah saya coba ada di kedai kopi Ayah di Ulee Kareng, Banda Aceh (pernah diulas di Kompas). Wah, kopi panas dan es kopi nya mantap betulngakunya di Kompas sih tidak ada campuran ganja nya, tapi who knows??? Disana juga dijual kopi bubuknya, karena memang dibuat sendiri. Tapi tetep aja rasanya beda kalo diseduh sendiri...entah karena cara nyeduh mereka yang khas atau karena memang ada campurannya tadihehe... salam, riyanto - Original Message From: Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Sunday, February 3, 2008 2:01:18 PM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Pengurangan Menu Starbucks-Siswantini Bagus kalau begitu. Saya juga selalu memilih kopi asal Indonesia, tetapi juga yang jenisnya arabica, misalnya Kopi Bali/yang jenisnya arabica. Juga kopi Mandailing/jenis arabica. He..he..he.. agak mlenceng dikit dari apa yang anda tulis, ya? Yuli
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: [share] Ngomong2 soal Soe-harto
Terima kasih mas Andi. Gak sangka ternyata ada yg kangen dgn postingan saya yg tidak bermakna apa2 ini. Saya akan usahakan utk menulis mas, walaupun itu harus nyelani kesibukan pekerjaan saya sekarang ini, namun akan saya usahakan. Matur nuwun, Totot - Original Message - From: si_andi To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Friday, February 01, 2008 11:37 AM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: [share] Ngomong2 soal Soe-harto Mas Totot, Terima kasih atas postingnya. Saya kangen sama posting-posting Mas Totot. Mengingatkan saya ke masa-masa milis kita ini isinya lebih beragam; mengingatkan saya kenapa dulu saya memilih aktif di milis ini. Saya juga kangen sama Pak Kris Subekti dan Pak Sigit Mursidi. Entah dimana beliau-beliau itu sekarang. Rajin-rajin posting lagi, Mas. Andi . [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Banjir Lagi, lagi-lagi Banjir
Pak Manneke, ada cara yang lebih mudah lagi untuk mengalihkan tanggung jawab pemerintah atas banjir di Jakarta. Yaitu dengan menyalahkan si Komo yang lewat Banjir lagi banjir lagi, Gara-gara si Komo lewat. Sudah biasa kan pemerintah cari scapegoat salam, riyanto - Original Message From: manneke budiman [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Sunday, February 3, 2008 1:47:45 AM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Banjir Lagi, lagi-lagi Banjir Cara termudah untuk melepas tanggung jawab sebagai pemerintah, dan untuk tidak bekerja lebih keras memecahkan permasalahan. Kalaupun iya itu fenomena alam, lebih baik tak usah diucap. Yang penting adalah apa yang akan dilakukan pemerintahnya untuk mengatasi fenomena itu. manneke
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja
Seorang penyanyi jazz tentu akan selalu melantunkan lagu jazz. Penyanyi dangdut, nyanyi dangdut. Kalau oposisi bicara lantang, memang harus begitu. Kalau diam saja itu bukan oposisi namanya dan akan jadi bahan tertawaan dunia. Contoh yg anda kemukakan ttg orang yg menjengkelkan itu, saya juga punya kenalan yg tidak kalah menjengkelkannya. Dia ketua orgnasiasi di lingkungan kami. Memang dia pintar. Karena merasa pintar, bila mimpin rapat dia sendiri yg bicara dan orang lain mendengarkan saja. Ada juga ketua organisasi dimana seorang teman ikut jadi pengurus. Ceritanya lain lagi. Katanya, kemampuan intlektual ketua mereka itu biasa-biasa saja. Agak pendiam orangnya. Tidak banyak bicara tentu saja. Kalau mimpin rapat, dia membuka ala kadarnya lalu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pengurus lain utk berbicara. Perannya tidak ubahnya sbg seorang moderator belaka. Yg enak jadi penonton, bisa ngomong sesuka hati, seperti kita-kita ini. Dan penonton biasanya cenderung melihat penyanyinya, bukan lagunya. Biarapun seseorang mengatakan sesuatu yg benar dan menarik, tapi karena si X yang mengatakannya maka kita merasa dia tidak berhak utk mengatakannya. Memang susah mencari pemimpin yg berbobot, tegas dan cepat dlm mengambil keputusan. Jangan sampai menangis saja pun terlambat. Masyarakat sudah menjerit dan menangis 6 bulan lamanya, dia baru menangis belakangan, ketika air mata orang lain nyaris kering. Pelajaran dasar bagi seorang calon pemimpin: menangis harus tepat waktu. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, stephanus Mulyadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya sering kali ngumpul sama anak-anak muda, entah untek sekedar nongkrong, main kartu, gitaran kadang juga untuk hal-hal yang serius. Nah untuk urusan yg serius ini, ada seorang anak muda di dalam kelompok itu yang agak aneh, bahkan boleh dibilang urik atau licik. Dia selalu saja menghindar dari tanggung jawab dengan alsan yang kadang tidak masuk akal. Contohnya begini, ketika dalam sebuah rapat semua teman-teman lagi berkerut keningnya mikir dengan serius, eh dia malah leyeh-leyeh dgn mata setengah terpejam. Kelakuannya itu tentu saja membuat teman lain merasa jengkel dan ngajak dia untuk ikut mikir. Dia santai saja berkelit, belum bisa mikir, lagi lapar. Tapi setelah segala penganan disantap, kembali dia leyeh-leyeh dengan mata tiga perempat terpejam. Kalau temannya protes, dia punya alasan lagi, wah sekarang setelah makan malah jadi ngantuk. Gak bisa mikir lagi... Besok aja ya, dalam rapat berikutnya aku akan memberikan ide yang cemerlang, katanya. Tapi ini bukan janji loh... Memang menjengkelkan teman saya itu. Untung dia gak pernah jadi orang penting. Salam Mulyadi
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Kerjasama fauzi Bowo dengan Perusahaan pisau cukur
Tapi jangan buru-buru menghakimi gubernur baru yang katanya ahlinya banjir. Kalau melihat dan merasakan curahan hujan kemarin itu yang luar biasa dan lama...siapa yang mampu meredamnya Apalagi sejak jamannya Jakarta menjadi ibukota repkiblik ini.jalan Tamrin Sudirman memang sudah menjadi langganan banjirmakanya kalo ada pemilihan gubernur jakarta ini, kampanyenya menggembar-gemborkan bisa membenahi jakarta bebas banjirgak usah di gembes alias EGP aja... wassalam...masunu-jogja
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] banjir...
Syukur lah kalo mba Yuli tidak jadi berangkat hari Jumat kemaren dan lebih nikmat merawat tanaman dirumah. Waktu hari Jumat alhamdulillah saya hanya membutuhkan waktu sejam tiba dirumah. Padahal saya bekerja di jln. Abdul Muis yang setiap hari rute pulang kerja meliwati jalan Thamrin - Sudirman, tapi hari itu saya memutuskan untuk melewati jalan Jati Baru dan keluar di Slipi langsung masuk tol ke arah Jatiwaringin. - Original Message - From: Yuliati Soebeno To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Saturday, February 02, 2008 11:45 PM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] banjir... Hi Aries, Terima kasih ya untuk infonya. Ya akhirnya saya memutuskan tidak jadi berangkat setelah mendapat info bahwa semua penerbangan ditunda dan Bandara ditutup. Juga kemacetan yang amat sangat di jalan tol menuju ke bandara, yang membuat senewen semua orang. Dirumah malah bisa merawat tanaman, yang membuat stress hilang. Salam, Yuli
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja
Iya, menjengkelkan. Dan biasanya yang model begitu, kalo ada masalah, berkelitnya; lho saya kan nggak ikut memutuskan. bukannya bantu cari solusi, malah ngamanin diri... 2008/2/3 stephanus Mulyadi [EMAIL PROTECTED]: Saya sering kali ngumpul sama anak-anak muda, entah untek sekedar nongkrong, main kartu, gitaran kadang juga untuk hal-hal yang serius. Nah untuk urusan yg serius ini, ada seorang anak muda di dalam kelompok itu yang agak aneh, bahkan boleh dibilang urik atau licik. Dia selalu saja menghindar dari tanggung jawab dengan alsan yang kadang tidak masuk akal. Contohnya begini, ketika dalam sebuah rapat semua teman-teman lagi berkerut keningnya mikir dengan serius, eh dia malah leyeh-leyeh dgn mata setengah terpejam. Kelakuannya itu tentu saja membuat teman lain merasa jengkel dan ngajak dia untuk ikut mikir. Dia santai saja berkelit, belum bisa mikir, lagi lapar. Tapi setelah segala penganan disantap, kembali dia leyeh-leyeh dengan mata tiga perempat terpejam. Kalau temannya protes, dia punya alasan lagi, wah sekarang setelah makan malah jadi ngantuk. Gak bisa mikir lagi... Besok aja ya, dalam rapat berikutnya aku akan memberikan ide yang cemerlang, katanya. Tapi ini bukan janji loh... Memang menjengkelkan teman saya itu. Untung dia gak pernah jadi orang penting. Salam Mulyadi
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Adhyaksa-Sudi Terlibat Adu Mulut
Hal2 seperti inilah yang menyebabkan penyelesaian masalah tidak pernah tuntas. Mengalah dengan emosi tapi masalah nggak tuntas. Sama seperti masalah lain2 yang nggak pernah tuntas karena kita selalu mempertimbangkan demi kepentingan golongan. Inilah penyebab amburadulnya management negara. Kepentingan rakyat selalu diabaikan. Salam BS Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.kompas.co.id/read.php?cnt=.xml.2008.02.01.19343538channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, JUMAT-Perdebatan antarmenteri menyeruak ke permukaan secara tiba-tiba sebelum sidang kabinet paripurna digelar di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (1/2) sore. Menteri Olahraga dan Pemuda Adhyaksa Dault dan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi terlibat perang mulut secara terbuka di hadapan Menteri Dalam Negeri Mardiyanto dan sejumlah fotografer yang akan mengabadikan rapat tentang stabilisasi harga pangan dan pengamanan APBN. Seorang saksi yang enggan disebutkan namanya, melihat dua menteri SBY ini saling berteriak ketika mengutarakan pendapat, tanpa alasan yang jelas. Pak Sudi, saya dengar berteriak. Dia meminta agar tidak mengganggunya lagi, ujar sumber mereka ulang kronologis peristiwa. Jawaban Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, membuat Adhyaksa meradang. Adhyaksa pun dengan berteriak menimpali pernyataan Sudi Silalahi. Jangan seperti itu dong, kata sumber menirukan perkataan Adhyaksa. Adhyaksa Dault yang ditemui Persda Network usai rapat kabinet mengakui peristiwa tersebut. Namun Adhyaksa enggan untuk membeberkan akar masalah antara dirinya dengan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi ini. Nggak ada masalah. Kita hanya beda pendapat saja, tukasnya. Ketika disinggung apakah perbedaan pendapat lantaran masalah bahan-bahan yang akan didiskusikan bersama Presiden Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, lagi-lagi Adhyaksa tak memberikan jawaban pasti. Biasalah. Tapi nggak ada apa-apa, jelasnya mencoba berkelit, dan kemudian berlalu meninggalkan wartawan. Namun belum beberapa langkah Adhyaksa melangkah untuk keluar dari acara, Adhyaksa tiba- tiba memanggil wartawan, dan kemudian mengatakan bahwa persoalan sudah selesai dengan baik. Semua sudah clear, pungkasnya sambil berlalu. (Persda Network/Ade Mayasanto) - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] KOMPAS:Selamat jalan Soeharto
Salam, 1) KOMPAS:Soeharto adalah anak ketiga dari pasangan Kertosudiro dan Sukirah TVRI : Soeharto adalah anak TUNGGAL dari bapak KERTOREJO. 2) KOMPAS: Soeharo pada tahun 1935 bersekolah di Sekolah Menengah Pertama. SEJARAH : Tahun 1935 tidak/belum ada Sekolah Menengah Pertama. Yang ada adalah Sekolah Lanjutan Pendidikan Rendah(MULO) berbahasa Belanda dan tidak dapat dimasuki oleh tamatan Sekolah Rakyat(SD) karena yang dapat melanjutkan ke MULO adalah tamatan HIS(Sekolah Bumiputra-Belanda) atau Sekolah Rendah (LS) atau HCS(Sekolah Tionghoa-Belanda). 3)Kalau Soeharto tamat Sekolah Menengah maka ia tidak masuk sekolah BINTARA KNIL sehingga pangkatnya bukan Sersan tetapi Perwira Menengah. Contoh: Abdul Kadir,Urip Sumahardjo,Didi Kartasasmita dan banyal lagi. Meskipun sudah almarhum tetapi mengingat kedudukannya adalah Presiden kedua RI, saya kira simpang siur perlu di klarifikasi. Wasalam, Wal Suparmo Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja
mohon pnejlasn maksudnya posingini apa ya..?? aku nggak mudeng.. kok temannya diceritain... ? apa relevansinya ? straight to the point lah... Salam Hnaiwar At 02:33 PM 03-02-08, you wrote: Saya sering kali ngumpul sama anak-anak muda, entah untek sekedar nongkrong, main kartu, gitaran kadang juga untuk hal-hal yang serius. Nah untuk urusan yg serius ini, ada seorang anak muda di dalam kelompok itu yang agak aneh, bahkan boleh dibilang urik atau licik. Dia selalu saja menghindar dari tanggung jawab dengan alsan yang kadang tidak masuk akal. Contohnya begini, ketika dalam sebuah rapat semua teman-teman lagi berkerut keningnya mikir dengan serius, eh dia malah leyeh-leyeh dgn mata setengah terpejam. Kelakuannya itu tentu saja membuat teman lain merasa jengkel dan ngajak dia untuk ikut mikir. Dia santai saja berkelit, belum bisa mikir, lagi lapar. Tapi setelah segala penganan disantap, kembali dia leyeh-leyeh dengan mata tiga perempat terpejam. Kalau temannya protes, dia punya alasan lagi, wah sekarang setelah makan malah jadi ngantuk. Gak bisa mikir lagi... Besok aja ya, dalam rapat berikutnya aku akan memberikan ide yang cemerlang, katanya. Tapi ini bukan janji loh... Memang menjengkelkan teman saya itu. Untung dia gak pernah jadi orang penting. Salam Mulyadi
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Pengurangan Menu Starbucks-Siswantini
saya bingung sama orang-orang Indonesia dehapalagi anak mudanya (walaupun saya juga tergolong anak muda), suka nongkrong di tempat yang ngakunya kedai kopi dan menjual berbagai macam kopi dengan harga selangit,ngesok jadi orang berduit padahal jajan saja masih minta orangtua.mobilnya dibelikan oleh orangtua, kredit pula. Parahnya, tidak pernah ada kegiatan positif yang terlihat dari mereka yang suka mojok di kedai kopi berbau kapitalis itu. main kartu (bahkan ada yang bertaruh), bergosip soal siapa yang jadian di antara mereka, dan segala basa basi busuk yang memang tak ada manfaatnya. jaman sekarang, semuanya soal gengsi-gengsian.Jaga Imej alias Jaim.benar kata Bung Anton...seumur-umur saya minum kopi, saya paling suka kopi kapal Api. Dulu malah susah untuk berhenti dan sempet jadi coffe addict, gara-gara kapal api.he. Orang bilang kalau nongkrong di starbucks-lah, oh la la-lah, dan lain-lain..maka orang itu bisa disebut orang gaul.Koq ya anak muda sekarang mudah terpengaruh sama yang begitu-an? Ada apa sih sebenarnya? Begitu pentingkah mojok di kedai kopi bermerek? salam hangat dan damai Niken -- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED] wrote: Bagus kalau begitu. Saya juga selalu memilih kopi asal Indonesia, tetapi juga yang jenisnya arabica, misalnya Kopi Bali/yang jenisnya arabica. Juga kopi Mandailing/jenis arabica. He..he..he..agak mlenceng dikit dari apa yang anda tulis, ya? Yuli
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Alternatif Akses Bandara Soekarno-Hatta
Suatu kejutan atau sambutan yang manis dan berkesan bagi wisatawan mancanegara yang akan berkunjung ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta dalam tahun Visit Indonesia Year 2008 ini, mereka akan disediakan truk Marinir sebagai salah satu alat transportasi pilihannya dari Bandara, bukankah negara kita adalah negara kepulauan yang lautannya luas dan banyak airnya? G.H. - --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: JAKARTA, MINGGU - Sampai minggu pagi (3/2) akses Bandara Soekarno-Hatta paling memungkinkan melalui Tangerang, atau melalui jalan nontol Kalideres. Bagi Anda yang hendak menuju Bandara, jalan tol Sudyatmo, masih terputus oleh genangan air. Kendaraan yang sudah melalui pintu tol Pluit keluar di Kamal, kemudian menuju perempatan Cengkareng ke arah Terminal Kalideres. Setelah terminal Kalideres, kendaraan bisa menggunakan Jalan Peta Barat menuju Bandara. Alternatif lain adalah menggunakan tol Jakarta-Merak. Dari Kebon Jeruk hingga pintu keluar Tangerang tidak ada gangguan air sama sekali. Air yang sempat menggenang di ruas pintu tol Karang Tengah pada Jumat malam lalu, sudah tidak ada lagi. Dari pintu keluar Tangerang, arah ke Bandara bisa ditempuh melalui Cikokol kemudian menuju arah Kota Tangerang kemudian menuju Jalan Daan Mogot, lantas mengambil jalan ke arah gerbang M1 Bandara. Akses dari Grogol melalui Jalan Daan Mogot masih belum bisa dilalui karena ada genangan air sedalam lebih dari 50 cm di beberapa bagian jalan, antara lain di depan Dispenda. Ruas antara perempatan Cengkareng hingga Tangerang tidak ada gangguan air. Sedangkan akses dari Cengkareng ke pintu tol Kebon Jeruk dan sebaliknya, terhambat air di outer ringroad, daerah Semanan dan Rawa Buaya.(put)
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Demokrat Tersinggung Sindiran Megawati
According to the World Bank, more than 100 million Indonesians are surviving on less than two US dollars a day. This means many children must forgo primary education Population living on less than $1/day 10% Population living on less than $2/day 52% Poverty Gap $1/day 1% Poverty Gap $2/day 16% Access to improved sanitation 55% Access to an improved water source 77% Literacy rate, all adults 90% Life expectancy, both sexes 70,16 years male : 67.69 years female: 72.76 years (2007 est.) Population below poverty line: 17.8% (2006) Inflation (2005) : 10.5%; (2006 est.): 13.2%. Labor force: 94,2 million (2007 est.) Labor force - by occupation: agriculture: 43.3% industry : 18% services : 38.7% (2007 est.) Exchange rates: Indonesian rupiah per US dollar - 9,056 (2007 est.), 9,159.3 (2006), 9,704.7 (2005), 8,938.9 (2004), 8,577.1 (2003)
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Apakah DTKJ sudah 'dibeli' oleh investor jalan tol?
Pembatasan pemilikan kendaraan, harus dijadikan target kebijakan. Jadi, perlu dilihat berbagai kemungkinan yang timbul dari asumsi bahwa setiap penerapan kebijakan publik akan mendorong warga untuk rasional, yakni bukan semata-mata mematuhi kebijakan menurut apa yang dimaksudkan oleh kebijakan, tetapi menurut manfaat apa saja yang akan diperoleh(nya) jika kebijakan tertentu diterapkan. Jika dikonversi menjadi ungkapan negatif: Kerugian apa yang tidak menimpa diri(ku) jika perubahan UU HIJ menjadi UU XYZ. a. Jika definisi kendaraan bermotor termasuk juga motor, maka pemilikan motor juga akan dibatasi. b. Jika pemilikan dan penggunaan kendaraan adalah dua hal yang berbeda, maka perlu dicermati dampak yang akan timbul, misalnya karena pemilikan mnjadi merepotkan, maka orang akan menyewa mobil. Bahkan lebih repot lagi jika si A membayar orang lain (Si B) untuk bersedia menjadi pemilik mobil. Atau rame-rame orang melakukan bisnis baru: sewa mobil. c. Jika pajak di DKI Jakarta yang dinaikkan, maka orang akan mendaftarkan mobil di Bogor dan tentu membayar pajak ke sana. Tetapi repotnya mobil digarasikan dan digunakan di Jakarta. d. Jika sumber keuangan DKI Jakarta terbesar dari PAD Kendaraan bermotor (lihat c) maka bagaimana mengganti sumber keuangan ini?
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Demokrat Tersinggung Sindiran Megawati: Suara Penasihat Ekonomi SBY
Dear All, Meski Sjahrir adalah anggota DPP, penasihat ekonomi presiden SBY, atau justeru karena penasihat ekonomi SBY, ia dapat diminta komentar independensinya. Atas komentar Anas Urbaningrum yang Demokrat (pro SBY) dan Ganjar Pranowo (oposisi SBY dan pro Megawati), Dr Sjahrir kiranya memberi komentarnya. Atau Pande Radja Silalahi juga memberi komentar. Bagi kita awam, suara oposisi lebih realistis. wassalam, bbr --- Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.kompas.co.id/read.php?cnt=.xml.2008.02.01.19525765channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, JUMAT-Jelang Pemilu 2009, perpolitikan makin tambah panas. Kali ini didasari atas kritikan pedas calon presiden yang juga Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyindir kinerja pemerintah yang dijalankan hingga saat ini ibarat menari poco-poco. Tentu saja, Partai Demokrat tersinggung dengan ucapan Megawati itu. Sebaiknya Ibu Megawati, lebih banyak membeli buku dan membacanya. Beliau harus rajin membaca tentang data-data yang ada tentang pemerintahan ini sehingga beliau mampu membuat pernyataan yang akurat dan obyektif, cetus juru bicara Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, Jumat (1/2) kemarin kepada Persda Network. Lebih bagus lagi, Ibu Mega membeli cermin. Setiap kali hendak mengkritik pemerintah, berangkatnya dari depan cermin. Pasti akan sangat membantu, lanjut Anas Urbaningrum dengan nada kesal. Menurutnya, hingga saat ini pemerintah masih berkonsentrasi penuh menjalankan tugasnya. Angka kemiskinan dan pengangguran yang menurun pada tahun 2007, harus diikhtiarkan untuk terus menurun di tahun 2008 dan sesudahnya. Termasuk, program-program kesehatan dan pendidikan, yang terbukti sangat bermanfaat bagi warga miskin. Belum lagi di bidang keamanan dan ketertiban publik, jauh lebih baik. Ringkasnya, kritik yang tidak akurat dan tidak substansial dari Ibu Megawati itu, biarkan dinilai oleh rakyat. Kritik itu, justru menunjukkan jari terarah kepada pemerintah sementara empat jari mengarah kepada dirinya, tegas Anas Urbaningrum. Megawati dibela Anak buah Megawati, yang tak lain Sekretaris FPDIP DPR, Ganjar Pranowo, balas mengkritik kubu Partai Demokrat. Ia mengaku cape bila harus berdebat masalah kebobrokan masyarakat. Tanpa harus dikritik, masyarakat secara luas tentu juga sudah bisa memberikan menilai buruknya kinerja pemerintah yang hingga kini tak mampu mengangkat perekonomian dan makin tingginya angka kemiskinan. Akan lebih menarik dan cerdas kalau kinerja pemerintahan ini dibeberkan dengan data-data agar Presiden SBY bia melihat kondisi sebenarnya sekarang ini. Soal kemiskinan, adalah salah satu catatan dari kami, sebagai oposisi pemerintah. Faktanya sekarang, sekolah tetap mahal. asuransi kemiskinan tetap bermasalah, lapangan kerja makin sulit. Apakah ini bukti baiknya kinerja pemerintah,? Ganjar Pranowo menimpali. Mau contoh lagi jeleknya kinerja pemerintah? Daya beli masyarakat, faktanya menurun. Kebijakan yang diambil masih charity policy belum menyentuh kepada hal-hal yang fundamental. Pemerintah sampai saat ini juga belum mampu menunjukkan soal kemampuan kedaulatan pangan, tegas Ganjar. PDIP, lanjut Ganjar Pranowo, hanya mengingatkan kepada pemerintahan SBY--JK untuk segera melakukan sidak ke pasar-pasar. Soal makin naiknya harga kebutuhan pokok sekarang ini, pemerintahan SBY--JK lah yang kini dituntut tanggungjawabnya oleh rakyat. Baik juga Presiden SBY jelaskan kepada rakyat, kenapa harga-harga kebuhtuhan pokok masyarakat sekarang ini naik? Padahal, kita negara agraris. Lalu kenapa minyak goreng mahal? Padahal kita penghasil sawit terbesar. Kenapa minyak tanah mahal? Kenapa kedelai mahal? Lalu, apakah kita harus mengelak denagan fakta yang ada sekarang ini, cetus Ganjar Pranowo. (Persda Network/Rachmat Hidayat) Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: DUKUNG ANTON SANJOYO (JURNALIS KOMPAS) MENJADI KETUA UMUM PSSI
Siapa saja WNI yang sudah berusia akil balik dan punya visi, nilai, target, kemampuan, dan integritas boleh jadi ketua PSSI. Asal jangan Napi yang telah terbukti bersalah dan mendapat kekuatan hukum tetap. Masa jutaan PEMUDA Indonesia tidak dapat membentuk satu kesebelasan untuk satu Tim. Lama-lama, Indonesia dikira hanya Chris John, Mbah Marijan dan Ade Rae. Hidup Adhyaksa Daud, itu kalau dia nye berani mengganti ketua PSSI yang di penjara itu lho. wassalam, b b r --- Ramadhani [EMAIL PROTECTED] wrote: justru dalam keadaan tertekan seseorang akan menampilkan penampilan terbaiknya. contohnya Iraq juara Asia 2007, Italia (terpuruk karena skandal pengaturan skor yang berakibat dikurangi nilai Juventus, AC Milan, dsb) jadi juara dunia 2006, tahun 1982 pun demikian. Indonesia? terpuruk juga sih negaranya, tapi rakyatnya merasa ngga kenapa2 sih.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Requiem untuk Media
Dear All, Kalau mutu MEDIA (baik elektronik maupun cetak) memang baru sebegitu itu, sebenarnya sudah tidak begitu mengherankan. Tidak sedikit pekerja media yang hanya karena penampilan lahir direkrut jadi abdi mesin media. Kualitas? Nantilah. Makanya, tidak sedikit reporter/jurnalis kita jauh dari standar. Ini salah satu contoh. Reporter salah satu media televisi swasta yang berupaya mendengar suara rakyat melontarkan pertanyaan ini kepada Petani yang basah kuyup dan rumahnya diterjang banjir di Jawa Tengah: Menurut Bapak, banjir ini disebabkan oleh apa? Dan, seterusnya dan seterusnya. Meski, tentu kita masih tetap berterimakasih untuk upaya media untuk memberi laporan keadaan negara, sifat informatif kiranya disandingkan dengan analitis dan komunikatif, sehingga mencapai masyarakat konsumen media. wassalam, berthy b r --- Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.02.03.0145071channel=2mn=2idx=2 Ingin tertawa menyimak acara televisi, di mana meninggalnya Soeharto dimasukkan dalam program infotainment yang berasosiasi dengan gosip dan soal remeh-temeh sehari-hari. Biduan yang historis pribadinya hanya sebatas Banyumas dan pacaran dengan putra mantan presiden tiba-tiba diletakkan dalam kerangka besar sejarah bangsa: gambar biduan itu diselang-seling dengan upacara kemiliteran yang dipimpin presiden. Wawancara awak infotainment televisi dengan pihak yang mereka kategorisasikan sebagai selebritis pada kesempatan meninggalnya Soeharto memang menggelikan. Media televisi berikut anak kandung generasinya yang beringatan pendek mencoba merespons suatu perjalanan sejarah bangsa yang panjang dan rumit. Ini dia contoh paling pas dari apa yang disebut Baudrillard sebagai proyeksi simulatif (simulative projection) dari media. Penjelasan sederhananya: setelah Anda digerojok informasi tertentu dari sudut pandang tertentu yang melulu itu-itu, Anda kemudian ditanyai, bagaimana kesan sampean pada orang hebat ini? Sama seperti proses polling pengumpulan pendapat yang ditertawakan Baudrillard, di mana setelah realitas diredusir, orang diminta menentukan pilihan, dihitung jumlahnya, lalu disimpulkan itulah pilihan paling absah. Itukah yang disebut manipulasi demokrasi, kalau mengingat, pabrikasi informasi sebenarnya telah mengalienasi otentisitas sifat dasar manusia, otentisitas esensi sosial, menjauhkan manusia dari kehendak bebasnya? Sejak lama, pemikir sangat penting dalam kancah intelektual Perancis ini memikat kalangan intelektual. Melihat perkembangan media, atas kenyataan seperti di atas, dia tidak bersikap pesimistis atau optimistis, melainkan menyebutnya sebagai sesuatu yang ironis dan antagonistis. Bahkan, sebutan komunikasi itu pun, kalau ketat mengikuti Baudrillard, tidaklah terlalu tepat. Ia menyebutnya sebagai pabrikasi nonkomunikasikalau mengingat pengandaian diperlukannya interaksi dalam komunikasi. Soalnya, interaksi yang ada melalui pabrikasi nonkomunikasi tadi sebenarnya hanya semacam interaksi semu. Respons pemirsa televisi terbentuk oleh proses simulasidi mana di dalamnya terintegrasi proses pendangkalan, penyunatan, dan lain-lain. Sejarawan Asvi Warman Adam muncul untuk diwawancara. Di layar ditayangkan footage atau gambar banyaknya manusia maupun tokoh yang melayat, mereka yang sejak sebelumnya rajin membesuk Soeharto. Lalu, sejarawan yang sangat kritis terhadap tingkah laku kekuasaan Soeharto itu ditanyai oleh pembawa acara cantik sambil senyum-senyum, bagaimana dia melihat tanggapan masyarakat itu. Itulah barangkali gambaran nasib kita: untuk menerima, realitas seolah semata-mata yang berkelebat di layar kaca. Di luar itu, catatan sejarah, penderitaan, penggusuran, penumpasan, pembunuhan, seolah tidak ada. Requiem untuk Pak Harto. Dalam konteks media, bersamaan dengan itu jadi ingat tulisan Enzensberger seperti dikutip Baudrillard: requiem untuk media. (BRE) Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Dosen Indonesia Tidak Meneliti
Mungkin Anda ada benarnya. Tapi, dalam kasus yang Anda contohkan itu, beraappersen menurut Anda porsi yang layak Anda terima, jika 40 persen Anda nilai terlalu rendah? Untuk paper yang Anda terbitkan dalam jurnal nasional, Anda mendapat seratus persen nilai karena Anda sepenuhnya bekerja sendiri menghasilkan paper itu. Anda layak dapat semuanya. Namun, dalam kasus paper yang terbit dalam jurnal internasional itu, bukankah jerih payah kawan-kawan (atau anak buah?) Anda juga patut diberi nilai? Jika 100 persen diberikan ke Anda semua point-nya, apakah adil buat mereka? Jika misalnya mereka diberi 40 persen untuk dibagi-bagi (alih-alih 60% sebagaimana yang kini mereka terima), sementara Anda dapat 60%, apa Anda kira itu akan memuaskan mereka? Jangan-jangan, gantian mereka yang akan complain di milis ini karena porsi nilai buat mereka terlalu kecil? Saya pikir aturan ini sudah cukup adil. Jika paper internasional itu sepenuhnya karya Anda sendiri, maka Anda layak dapat seluruh nilai, tak peduli berapapun bobot paper internasional itu. Sama halnya dengan paper dalam jurnal nasional, lepas dari berapa bobot sebuah jurnal nasional dalam sistem penilaian. Ini masalah keadilan, bukan soal nasional atau internasional. Paper jurnal nasional pun juga akan dibagi-bagi point-nya jika penelitinya lebih dari satu orang. Bukankah begitu? Yang lebih penting dari persentase, nama Anda dikenal di kancah ilmiah internasional, dan ini tak bisa dinilai dengan persen-persenan atau bobot-bobotan. Profil ilmiah Anda sudah akan terangkat sampai ke mana-mana lewat penerbitan internasional itu. Jadi, jangan buang waktu untuk terlalu memikirkan dan menghitung-hitung break down persentasenya. urusan ini terlalu kecil maknanya jika dibandingkan dengan reputasi yang Anda dapatkan di mata peers Anda di seluruh dunia. manneke Tri Handoko Seto [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau tidak demi menjaga kualitas pribadi saya sebagai seorang peneliti, rasanya saya benar2 tidak akan lagi alis kapok untuk melakukan penelitian berkualitas yang bisa dipublish di jurnal2 international. betapa tidak sakit hati jika paper saya yg dipublished di jurnal internasional hanya dihargai lebih rendah daripada penelitian saya yang dipublished di jurnal nasional hanya karena alasan paper saya di jurnal internasional dikerjakan oleh banyak orang, meskipun saya adalah penulis pertama. itung2annya: 1 paper nasional dihargai 25 poin. sementara 1 paper internasional dapat 40 poin. tetapi masalahnya paper internasional ini kan bisa published karena bantuan banyak pihak yang harus saya tuliskan juga namanya. walhasil, saya hanya dapat poin 40% alias 16 poin. padahal energi yang saya keluarkan untuk mempublikasikan 1 paper internasional itu kira2 setara dengan energi yang saya keluarkan untuk menghasilkan lebih dari 20 paper nasional. tapi penghargaannya justru lebih rendah dari 1 paper nasional. apa ini nggak edan???
[Forum Pembaca KOMPAS] PR bagi anak-anak dinilai mubazir
Maaf tidak dari Kompas, tapi mungkin berguna bagi kita. Sebuah penelitian terbaru dari TU Dresden,Jerman, sebagaimana diberitakan Saechsische Zeitung (1/2/08) menyimpulkan bahwa PR (pekerjaan rumah) atau latihan tambahan di rumah yang diberikan guru kepada anak-anak sekolah tidak akan membantu anak-anak untuk memperoleh nilai yang lebih baik. PR juga tidak akan menunjang keberhasilan anak dalam belajar. Apakah anak mengerjakan PR atau tidak, efeknya sama, yaitu NOL. Hasil penelitian yang sama juga ditemukan di USA. Menurut ketua peneliti,Prof. Hans Gaenger, yang menentukan keberhasilan dalam belajar sebenarnya bukan PR-nya, melainkan bimbingan pedagogik dari guru fak selama anak-anak mengerjakan PR atau latihan tambahan tersebut. Para guru dan siswa yang ditanyai dalam penelitian menilai bahwa yang terpenting adalah bimbingan dari guru fak. Hasil test menunjukkan bahwa bimbingan dari guru fak memberi efek positif yang signifikan. Namun sebaliknya bimbingan dari guru atau orang yang bukan fak-nya, tidak menghasilkan apa-apa. Menurut Gaengler akan lebih berguna kalau guru memberikan tugas sekolah yang ditujukan untuk mempersiapkan pengajaran berikutnya di kelas, seperti kerja kelompok atau tugas pengamatan. Carola Lauterbach dalam komentarnya membenarkan hasil penelitian dari TU Dresden tersebut. Menurutnya persoalan mengenai PR itu sudah ada sejak 150 tahun lalu. Oleh karena itu muncullah sebuah revolusi dalam dunia pendidikan, yaitu munculnya sekolah dengan kegiatan sepanjang hari. Jadi anak-anak berada di sekolah dari pagi sampai sore agar anak-anak dalam belajar terus mendapat bimbingan dari guru fak. Namun revolusi ini menimbulkan persoalan baru bagi orang tua, karena tambahan bimbingan berarti tambahan biaya yang harus ditanggung oleh orang tua. Kesulitan lain muncul dari pihak guru mengenai pekerjaan atau latihan apa yang harus mereka berikan pada siswa selama mereka berada di sekolah. Bagaimana teman-teman, ada komentar? Salam Mulyadi
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kerjasama fauzi Bowo dengan Perusahaan pisau cukur
pimpinan partai yang berkumis mendukung Fauzi Bowo juga juga dicukur, he he Salam nggak punya kumis uge basar [EMAIL PROTECTED] wrote: Jangan lupa, seharusnya partai-partai yang mengusung dia menjadi Gubernur turut bertanggung-jawab.
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Banjir Lagi, lagi-lagi Banjir
Rekan-rekan FPK, bila pembahasannya seperti ini, berarti kita harus mundur dahulu beberapa langkah, untuk memahami apa yang dimaksud dengan ALAM. Jelas, anak manusia itu adalah produk alam, tapi OUTPUT dari ULAH nya TIDAK seluruhnya dapat didefinisikan sebagai ALAMI yang notabene SEJALAN dengan alam!! Bahkan dewasa ini amat sangat buanyak yang SEBALIKNYA, malahan RAME-RAME di DECLARED sebagai KEMAJUAN zaman dan teknologi!! Jadi tidak ada salahnya perhatikan baik-baik apa yang dijelaskan oleh rekan Slamet dan Andre sebelum ini, banyak benarnya tuh!! Tambahan dari saya, curah dan behaviour Hujan/Salju sekarang ini sudah tidak lagi murni sikap alam yang sesungguhnya, TANPA pengaruh ULAH anak manusia as you and me and our grand-grand-pa and -ma!! Saya berikan contoh, Kalahari, yang sudah sejak beberapa dekade dinyatakan dilindungi, dulnya sekali itu bukan savanna, namun tokh sekarang ini, masih dapat dikatakan lebih menyerupai alam dari pada jalan Thamrin Jakarta. Periode hujan disana hanyalah beberapa minggu dalam setahunnya, yang mana di hari pertama turun hujannya tidak kurang dari yang dikatakan 150mm/day. Namun bencana banjirnya tidak harus dalam hari pertama, dan lagi lama banjirnya tidak berlarut seperti di Jakarta sekarang ini. Kemarin saya agak surprise dengan komentarnya bang oji, mengenai kontraktor pembuat drainase. Benar sekali, kebanyakan kontraktor di sini tidak terlalu menyadari bahwa air tidak bisa MENANJAK, belum lagi INLET gorong- gorong yang ditiban beton buswae tanpa pikir panjang, mungkin dengan moto: sana cari lobang laen!! Hal-hal seperti ini yang menurut saya sangat mendasar, dalam arti seperti itulah FUNDAMEN cara kerja kita. Dapat dibayangkan, bila kontraktor tersebut harus merubah hal-hal yang fundamental tersebut, berarti tidak hanya kerja dari awal lagi, tapi bisa-bisa KERJA KAPIRAN!!! Kontraktor kaya gituan (sayangnya mayoritas tuh disini) pantesnye dicemplungin entah kemana, sekalian SELURUH pegawai pemerintah yang involved!! Tentu ini bukan satu- satunya Faktor penyebab kebrengsekan kita, tapi dominant Salam, Bodo --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Tri Handoko Seto [EMAIL PROTECTED] wrote: hehehee. banjir sebuah fenomena alam dunk... kalau gak fenomena alam lantas fenomena apa? fenomena mimpi? banjir terjadi akibat perpaduan antara curah hujan tinggi dan buruknya drainase. apakah benar bahwa drainase jakarta buruk? sepertinya benar tuh. apakah benar bahwa curah hujan tgl 1 februari tinggi? benar juga kok. curah hujan hujan di atas 100 mm sehari yang turun cukup merata di sebuah wilayah memang potensial mengakibatkan banjir. sementara berapa curah hujan di jakarta tgl 1 feb lalu? di atas 100mm. bahkan pada beberapa titik ada yang di atas 150mm. padahal jika curah hujan di suatu daerah dalam sebulan lebih dari 150mm, maka daerah itu dikatakan sudah berada di musim hujan (definisi BMG). ingat itu sebulan loh!! padahal di jakarta kemarin curah hujan sebanyak itu turun dalam kurun waktu 1 hari. curah hujan tinggi jelas fenomena alam yang (hampir) tidak bisa dihindari. kenapa saya katakan hampir? pada tgl 16 januari 2008 saya pernah mengirimkan sebuah tulisan ke kompas yang memperingatkan bahaya banjir jakarta yang akan (menurut prediksi saya) akan terjadi pada minggu terakhir januari hingga minggu pertama februari. dalam tulisan itu juga saya ajukan alternatif antisipasi (pencegahan) dengan memanfaat teknologi modifiaksi cuaca (TMC). tapi sayang tulisan saya tidak dimuat. mungkin salah saya juga seh. saya waktu membuat tulisan itu sangat sibuk sehingga saya hanya menulis tidak lebih dari 10 menit di sela2 makan siang saya. jadi mungkin judulnya kurang greget dan struktur bahasanya juga kurang menarik. salam. seto
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Banjir Lagi, lagi-lagi Banjir
Banjir yang mengintai Jakarta masih menjadi mission imposible bagi Fauzi. Saya melihat adanya kekurangcakapan pada diri Gubernur Jakarta ini. Sampai sekarang yang ia lakukan cuma ngomong ini dan itu, pemecahan masalah ini dan itu. Seperti biasa memang para pejabat memang bisanya hanya berjanji dan berjanji. Jangan-jangan ia tidak paham dengan apa yang dihadapi. Perubahan itu belum nampak ada bukan? Kami tunggu aksi-aksimu di sandiwara kota ini Bung Fauzi. - Original Message From: Andre Pamungkas [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Saturday, February 2, 2008 6:17:26 PM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Banjir Lagi, lagi-lagi Banjir Mohon maaf bila saya yang tidak mengerti ikut bersuara disini : Hasil saya nonton TV Sabtu 2 Februari 2008 Fauzi Bowo mengatakan Banjir yang terjadi di Jakarta Jumat 1 Februari 2008 merupakan Fenomena Alam mungkin saudara Fauzi Bowo saat ini kebetulan seorang Gubernur DKI Jakarta, yang terpilih oleh warga Jakarta. Tapi saya hanya seorang bodoh yang bisa bicara bahwa Banjir di Jakarta Jumat 1 Februari 2008 dikarenakan sistem penataan kota DKI Jakarta semakin parah : 1. Warga Yang tidak Disiplin ( Buang sampah Sembarangan, Tinggal di bantaran kali , etc ) 2. Kepentingan Pengusaha dalam melakukan pembangunan disana sini tanpa memperdulikan daerah yang tadinya resepan air beralih fungsi, pada Jaman Sutiyoso sudah diberitahukan saat itu pembanguna di Stop nyatanya yang di Stop adalah suara saja, akan tetapi tanggal proyek pengerjaan di mundurkan hingga saat ini berlaku sistem mundur tanggal. 3. Antisipasi dari pemerintah Ibu Kota DKI Jakarta yang tidak bisa cepat tanggap 4. Pembangunan fasilitas jalan raya yang melakukan tembang pilih, misalnya saya melihat jalan tol atupun jalur busway yang menutup lancar air untuk masuk ke dalam pembuangan . 5. Lain-lain Melihat dari atas, saya seorang bodoh ini mau kasih tahu buat seorang Fauzi Bowo yang kebetulan Gubernur DKI Jakarta, Banjir Bukan Diakibatkan Fenomena Alam melainkan faktor yang diatas dan mungkin masih banyak lagi. Kalau Hujan Adalah Fenomena Alam salam
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Pengurangan Menu Starbucks
aya bayangkan ada star Aceh buck . yg ngalahin starbucks palingnggakdi Indonesia sendiri saya bayangkan ada singkongtalk.. yg dengan penganeka ragaman macam macam penganan dr Singkong , bisa jadi pengganti bread talk.. Thailand berhasil bikin singkong nja jadi bergengsi.., juga banyakmakanan lokallain.. Kripik singkong merk Sukaku .. lebih enak dr kripik kentangnya Pringle. Cuma ornag kita susah sih mau bangga makananya sendiri. Aku jadi ingat makanan masa kecilku.. jingkng atau jejongkong namanya ( lupa persisnya) .. kemana ya kalaumau beli sekarang.. Salam Haniwar At 05:44 PM 2/3/2008, you wrote: Bicara kopi.boleh Tanya para rekans wartawan, LSM atau NGO dalam dan luar negri yang pernah tugas ke Banda Aceh. Bahwa, untuk kopi hingga kini belum ada yang mampu ngalahin nikmatnya Kopi Ulee Kareing di Banda Aceh. Mau Starbucks, mau Bean, mau Vietnam, mau Thailand, mau Penang, mau kopi Venesiadst, Insya Allah akan lewat bila dibandingkan dengan Kopi Ulee Kareing Banda Aceh. Temans yang telah pernah menikmatinya boleh buat testimoni untuk buzz promosi dalam rangka menggalakkan produk anak negri. Masak Indonesia penghasil kopi terkemuka, tapi devisa kita dibawa keluar lewat berbagai brand kopi asing yang memang menawarkan life style, bukan rasa. Jika begini adanya, ya mau bilang apa kita Hujan emas di negri seberang, dan hujan batu di negri sendiri Tetap milih negri sendiri. Tabik; Ridwan Nyak Baik
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Pengurangan Menu Starbucks - TINUMBU
kenapa junk food itu laku di indonesia, dan bahkan digemari kalangan menengah atas yaang justeru terdidik? dan lalu bermunculan junk food aspal di pinggir jalan? karena mereka melahap citra. citra lebih penting daripada perut bagi kelas menengah atas. kalau saya pilih pisang goreng, ubi goreng atau rebus, dan kopi tinumbu di makassar. lebih mantab dari yang paling mantab! halim hd. --- Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED] wrote: He...he...he...setuju mbak Indah, STARSUCKS aja deh. Heran saja, makanan rubbish (maksud saya: un-healthy- seperti McDonald; Dunkin Donut, etc) begitu kok ya banyak yang menyukai, ya? Betapa negara-negara Inggris dan Amerika sekarang kewalahan menjaga pertumbuhan dan kesehatan anak-anak yang lebih banyak kegendutan jika dibandingkan dengan pertumbuhan anak-anak dimasa 15 tahun sebelumnya? Dan pemerintah Inggris percaya bahwa hal itu dikarenakan makanan yang serba instan, sekarang lebih disukai oleh anak-anak. Apalagi jika dagingnya dihasilkan dari genetically modified cows, agar cepat gemuk dan dagingnya juga lebih empuk, dsb.; dengan menyuntik-kan hormon-hormon atau makanan ternaknya sudah dicampur dengan chemical yang akan mengganggu kesehatan anak-anak. Uuuuhhmenakutkan. Benarkah kedele dari Amerika juga genetically modified? Ngeri juga makan tempe sekarang di Indonesia, yang kedelenya semuanya di-import dari Amerika ya? Salam, Yuli
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Mau kau kemanakan NU?
From: Masdar Online [EMAIL PROTECTED] : : Setelah melihat ini, satu pertanyaan muncul, memenuhi sudut pikiran : saya. Sebenarnya ada apa dengan sikap kukuh para pembesar NU untuk : tetap menyelengarakan Harlah ini secara besar-besaran? Namun : pertanyaan ini tidak berlama-lama untuk ada dalam pikiran saya, : karena memang jawabannya mudah ditebak. Karena mudah ditebak, : silahkan mencari jawaban atas pertanyaan ini. Kata kuncinya unjuk : kekuatan! : Bagus. Tunjukkan kekuatan ke dalam NU sendiri. Kekuatan sebagai rahmat bagi alam semesta, dan bukan cuma buat istana dsk.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Bangga ikut komunitas FPK
Bapak2 dan ibu2 member milis FPK yg budiman dan budiwati, hehehe Tentu kita bangga dapat menajdi anggota sebuah forum opini yg sampai detik ini dapat tetap berdasar pada akal sehat dan hati nurani serta kejujuran. Tapi saya hanya ingin ingatkan, bahwa milis FPK bukan apa2 tanpa partisipasi dan sumbangan pemikiran dari kawan2 semuanya. Milis hanya sarana utk berkomunikasi, tergantung siapa yg berkomunikasi di dalamnya, bukan? Saya hanya berpikir, milis ini akan dapat menyebarkan virus Hati Nurani, Kejujuran dan Akal Sehat, jika masing2 membernya menjadi agen2 perubahan di tempat dan lingkungan masing2. Salam hormat dan terima kasih, Totot - Original Message - From: kukuh kumara To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Saturday, February 02, 2008 9:22 AM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Bangga ikut komunitas FPK Tantangan kedepan untuk milis ini adalah mempertahankan kepemilikan Nurani Akal Sehat serta Kejujuran lalu menyebar luaskannya kepada masyarakat biasa secara luas. Mungkinkah itu? Salam Kukuh Kumara . [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Dominasi Google
Ggle -- Salam, Agus Hamonangan http://groups.google.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ Dominasi Google http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.02.04.02035281channel=2mn=5idx=5 Google bergerak semakin merangsek ke wilayah Microsoft dan kini saatnya Microsoft melawan, kata Kimberly DuBord, analis pada Briefing.com. Tawaran Microsoft kepada Yahoo!, menurut analis, muncul karena dominasi Google dalam pencarian dan iklan di internet. Berdasarkan statistik Hitwise, Microsoft dan Yahoo! akan menyapu 15,6 persen dari seluruh lalu lintas internet di Amerika Serikat, sementara Google memperoleh 7,7 persen dari seluruh kunjungan internet di AS. Namun, dalam hal pencarian melalui internet, Google menguasai 65,98 persen pasar AS. Microsoft menyatakan yakin usulan akuisisi itu akan disetujui pihak berwenang dan akan selesai pada pertengahan kedua tahun 2008. Namun, para pengamat menilai lain. Saya kira ini tidak akan mengalir begitu saja. Pihak berwenang akan mengamatinya, kata Ted Henneberry dari firma hukum Heller Ehrman. Meskipun peninjauan oleh para regulator bisa memakan waktu hingga enam bulan, Henneberry mengatakan, kombinasi Microsoft-Yahoo! kemungkinan tidak bisa dihentikan karena penggabungan keduanya dalam iklan di internet masih kalah dari Google. Fakta bahwa Google mendominasi bisnis ini akan menjadi faktor besar bagi Microsoft untuk mendapatkan persetujuan dari pihak berwenang dalam tawaran itu, kata Keith Hylton, profesor hukum antitrust di Boston University. Pada Desember 2007, Komite Perdagangan Federal menyetujui pembelian perusahaan iklan online, DoubleClick.Inc, oleh Google senilai 3,1 miliar dollar AS. Akan tetapi, regulator Uni Eropa masih menguji kesepakatan itu dan Google menyatakan tidak akan melanjutkan tanpa persetujuan lembaga tersebut. Persetujuan Komite Perdagangan Federal terhadap tawaran Google itu jelas memengaruhi tawaran Microsoft terhadap Yahoo!. Joseph Turow, profesor di Annenberg School of Communication di University of Pennsylvania, mengatakan, meskipun kini pilihan para pengguna internet kian tak terbatas, aktivitas para pengguna itu hanya akan dikuasai oleh sejumlah kecil perusahaan yang lebih peduli pada pengawasan dan iklan daripada kepentingan publik. (ap/afp/fro) [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Microsoft Menawar Yahoo Rp 419 triliun
San Fransisco, Minggu - Komite Kehakiman Kongres AS akan menggelar dengar pendapat untuk menyelidiki tawaran Microsoft bernilai multimiliaran dollar AS kepada Yahoo!. Pekan lalu, Bill Gates, salah satu pemilik Microsoft, menyatakan ingin membeli Yahoo! seharga 44,6 miliar dollar AS atau setara Rp 419 triliun. Tawaran Microsoft untuk membeli Yahoo! adalah salah satu merger teknologi terbesar yang pernah kami ketahui. (Tawaran) itu membawa isu penting terkait nuansa kompetitif di dunia internet, kata anggota Kongres, John Conyers dan Lamar Smith, dalam pernyataan tertulis. Komite akan mendengar pendapat para ahli yang akan mempertimbangkan apakah tawaran konsolidasi ini memajukan atau merendahkan prinsip fundamental kompetisi di internet, demikian pernyataan tersebut. Yahoo! belum menjawab tawaran Microsoft. Namun, para analis yakin tawaran itu terlalu bagus untuk ditolak Yahoo!. Tawaran yang telah disampaikan kepada Dewan Direksi Yahoo! Inc. itu datang saat Yahoo! tengah merencanakan pengurangan 14.000 karyawan. Sepertinya, para regulator di AS pun tidak memiliki cara untuk menghentikan akuisisi tersebut. Jika Yahoo! menerima tawaran Microsoft, komite akan menggelar dengar pendapat untuk mengetahui dampak kompetisi dan privasi kesepakatan itu, kata senator Herb Kohl. Kesepakatan antara Yahoo! dan Microsoft akan memberi bentuk baru pada dunia teknologi. Sebagai salah satu mesin pencari yang pernah unggul, Yahoo! kini kalah populer dari Google yang kini juga tengah mengantongi tawaran peranti lunak online yang bersaing dengan Microsoft.
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja
Quote: Iya, menjengkelkan. Dan biasanya yang model begitu, kalo ada masalah, berkelitnya; lho saya kan nggak ikut memutuskan. bukannya bantu cari solusi, malah ngamanin diri... Dan itu yang dilakukan SBY-JK ketika mengatakan bahwa pemerintahan sebelumnya lebih buruk dari pemerintahannya, padahal mereka memegang posisi kunci pada pemerintahan sebelumnya itu. From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Subhan Toba Sent: 04 Februari 2008 3:46 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja Iya, menjengkelkan. Dan biasanya yang model begitu, kalo ada masalah, berkelitnya; lho saya kan nggak ikut memutuskan. bukannya bantu cari solusi, malah ngamanin diri...
[Forum Pembaca KOMPAS] Kongres Selidiki Rencana Microsoft Membeli Yahoo Rp 419 triliun
San Fransisco, Minggu - Komite Kehakiman Kongres AS akan menggelar dengar pendapat untuk menyelidiki tawaran Microsoft bernilai multimiliaran dollar AS kepada Yahoo!. Pekan lalu, Bill Gates, salah satu pemilik Microsoft, menyatakan ingin membeli Yahoo! seharga 44,6 miliar dollar AS atau setara Rp 419 triliun. Tawaran Microsoft untuk membeli Yahoo! adalah salah satu merger teknologi terbesar yang pernah kami ketahui. (Tawaran) itu membawa isu penting terkait nuansa kompetitif di dunia internet, kata anggota Kongres, John Conyers dan Lamar Smith, dalam pernyataan tertulis. Komite akan mendengar pendapat para ahli yang akan mempertimbangkan apakah tawaran konsolidasi ini memajukan atau merendahkan prinsip fundamental kompetisi di internet, demikian pernyataan tersebut. Yahoo! belum menjawab tawaran Microsoft. Namun, para analis yakin tawaran itu terlalu bagus untuk ditolak Yahoo!. Tawaran yang telah disampaikan kepada Dewan Direksi Yahoo! Inc. itu datang saat Yahoo! tengah merencanakan pengurangan 14.000 karyawan. Sepertinya, para regulator di AS pun tidak memiliki cara untuk menghentikan akuisisi tersebut. Jika Yahoo! menerima tawaran Microsoft, komite akan menggelar dengar pendapat untuk mengetahui dampak kompetisi dan privasi kesepakatan itu, kata senator Herb Kohl. Kesepakatan antara Yahoo! dan Microsoft akan memberi bentuk baru pada dunia teknologi. Sebagai salah satu mesin pencari yang pernah unggul, Yahoo! kini kalah populer dari Google yang kini juga tengah mengantongi tawaran peranti lunak online yang bersaing dengan Microsoft.
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Pemerintah Harus Dengarkan Suara Rakyat
Buat Bung Godlip Pasaribu... saya ingin koreksi sedikit, Megawati tak lebih buruk dari SBY, bahkan sebaliknya... Anda lihat saja data BPS, semenjak reformasi, hanya pada pemerintahan SBY-lah peningkatan jumlah orang miskin terjadi. Jadi mohon lebih objektif. Terima kasih. From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Godlip Pasaribu Sent: 04 Februari 2008 10:18 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Pemerintah Harus Dengarkan Suara Rakyat Saya akan lebih respect kepada Megawati jika beliau bisa memberikan ide-ide yang lebih baik memperbaiki keadaan negara ini, bukan hanya sekedar kritikan yang nggak jelas juntrungannya. Lagipula dia dulu sudah diberi kesempatan dan ternyata dia tidak lebih baik dari mantan-mantan Presiden sebelumnya maupun dari SBY. Salam.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] perkenalan
Selamat begabung ajpw [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Demokrat Tersinggung Sindiran Megawati: Suara Penasihat Ekonomi SBY
Pak Barnabas, Apa sih yang sudah dikerjakan Pak Syahrir sebagai penasehat ekonomi. Penempatan Syahrir sebagai penasehat ekonomi adalah tidak tepat. Saya heran kenapa Pak Syahrir mau ambil posisi sebagai penasehat ekonomi. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Barnabas Rahawarin [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All, Meski Sjahrir adalah anggota DPP, penasihat ekonomi presiden SBY, atau justeru karena penasihat ekonomi SBY, ia dapat diminta komentar independensinya. Atas komentar Anas Urbaningrum yang Demokrat (pro SBY) dan Ganjar Pranowo (oposisi SBY dan pro Megawati), Dr Sjahrir kiranya memberi komentarnya. Atau Pande Radja Silalahi juga memberi komentar. Bagi kita awam, suara oposisi lebih realistis. wassalam, bbr
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kenapa saya memilih Megawati.... atau Sebaliknya
Pak Barnabas apa mau menglang kesalahan yan sama pada Pemilu 2009. Kalau Pak Barnabas terlibat langsung dalam proses pembangunan di Papua mungkin akan lebih bermanfaat ketimbang Pak Barnabas tinggal di Jakarta. Terus pada Pemilu 2009 Pak Barnabas bisa masuk ke senayan. Gimana mungkin orang Papua memilih sesorang yang tidak dikenal didaerahnya. Untuk Lae Bungaran. Mesti Partai Perhimpunan Indonesia Baru kalah, ketuanya DR. Sjhahrir kan jadi Anggota DPP, yaitu Penasihat Ekonomi Presiden SBY. So, siapa bilang PIB tidak punya visi. Hanya, perlu pengalaman membaca lapangan politik. Dan, sekarang semua perlu belajar untuk Indonesia yang bersatu, berdaulat, untuk keadilan dan kemakmuran. Kalau, terjebak friksi pro-kontra Pak Harto, atau Bung Karno, energi kita habis. Apalagi, pro-kontra Bu Mega. Kan sudah lewat. The chanche come just one time in our life, the second is just a miracle, katanya Bung. wassalam, berthy b rahawarin
[Forum Pembaca KOMPAS] Moderator: Minta Pendapat Member FPK, Was Microsoft mau beli Yahoo
Milisser FPK, Kabar Bill Gates akan mencaplok Yahoo makin kenyataan. Milis FPK menggunakan fasilitas mail server yahoo. Saya pribadi tidak anti Microsoft, hanya saja sifat dari Microsoft yang menutup akses untuk Kode [Program] ASALNYA membuat komunitas open source sedikit muak dengan Microsoft. Saya sudah buat milis FPK yg menggunakan mail server Google (googlegroups) Masalah dengan Googlegroups: 1.Subject Tag FPK tidak mencukupi di Googlegroups 2.Gmail belum sefamiliar Yahoomail. 3.Mayoritas member FPK menggunakan Yahoomail 4.Fasilitas edit belum tersedia di googlegroups? Dengan alasan diatas, saya memberi opsi kepada member milis FPK untuk memilih: 1. FPK Tetap menggunakan Yahoogroups. 2. FPK Mengguankan Dua Milis Server (yahoogroups dan Googlegroups) 3. FPK Migrasi ke Googlegroups. Salam, AH
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Moderator: Minta Pendapat Member FPK, Was Microsoft mau beli Yahoo
Pak Agus, Bagi saya mau opsi 1 atau 3 tidak masalah. tetapi jika diminta untuk memilih salah satu dari 3 opsi yang ada saya memilih opsi #3. Alasan nya karena di beberapa milis yang saya ikuti sudah menggunakan googlegroups dan itu cukup bagus performance nya, dan juga karena saya menggunakan gmail, jadi kalo posting ke googlegroups itu lebih cepat masuk keknya. tx -- Best Regards, [EMAIL PROTECTED] :i-Rock! SoundUp: Without Music, Life Would Be A Mistake A Rock Heart is Hard To Tear Apart http://altesanz.multiply.com http://trulyballads.blogspot.com -- From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Agus Hamonangan Sent: 04 Februari 2008 10:35 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Moderator: Minta Pendapat Member FPK, Was Microsoft mau beli Yahoo Milisser FPK, Kabar Bill Gates akan mencaplok Yahoo makin kenyataan. Milis FPK menggunakan fasilitas mail server yahoo. Saya pribadi tidak anti Microsoft, hanya saja sifat dari Microsoft yang menutup akses untuk Kode [Program] ASALNYA membuat komunitas open source sedikit muak dengan Microsoft. Saya sudah buat milis FPK yg menggunakan mail server Google (googlegroups) Masalah dengan Googlegroups: 1.Subject Tag FPK tidak mencukupi di Googlegroups 2.Gmail belum sefamiliar Yahoomail. 3.Mayoritas member FPK menggunakan Yahoomail 4.Fasilitas edit belum tersedia di googlegroups? Dengan alasan diatas, saya memberi opsi kepada member milis FPK untuk memilih: 1. FPK Tetap menggunakan Yahoogroups. 2. FPK Mengguankan Dua Milis Server (yahoogroups dan Googlegroups) 3. FPK Migrasi ke Googlegroups. Salam, AH [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Pengurangan Menu Starbucks
Sejak kenal kopi Ruteng - NTT, bagi saya gak ada kopi yang lebih nikmat dari kopi Ruteng itu. == Emang kopi Starbucks itu overpriced. Rasa kopinya juga biasa ajah, saya sih disini lebih suka minum kopi di resto Vietnam ato Thailand. Lebih mantap rasanya. Belakangan kayaknya Starbucks sekitar rumah mulai sepi...harga barang2 dan makanan naik, jadi cut cost minum kopi kali yeehh hueheuhue.. back to folgers? *yaiks folgers gak enak* Btw, kapan itu ada berita (lupa di website mana, kayaknya nemu di yahoo news deh) yang mengadakan survey kopi2. Katanya kopi McDonalds ngalahin kopi Starbucks dan harganya jauuhhh lebih murah pula. Makanya Starbucks rada kelabakan hueheuhhe.. -Jessica- - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Bandar Udara Soekarno-Hatta Kacau-balau
Menurut saya, akses jalan ke bandara dibuat seperti jalan tol layang saja. Trus dibawahnya dibuat bendungan raksasa untuk menampung air supaya bisa mengurangi banjir. Best Regards, Eric Soesilo [EMAIL PROTECTED] 0815-13-899-899 Sent from my E61i With Indosat Blackberry -Original Message- From: kukuh kumara [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, 3 Feb 2008 07:57:09 To:Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Bandar Udara Soekarno-Hatta Kacau-balau Bandara Soekarno-Hatta adalah salah satu etalase negara kita, Indonesia. Banyak sekali berita2 atau pengalaman2 buruk yg dialami oleh pengguna Bandara ini, dalam bilangan tahun tak pula kunjung membaik pelayanannya. Kemarin tatkala Jakarta dilanda banjir, maka dampaknya juga dirasakan oleh Bandara Soekarno-Hatta, karena jalan utama menuju Bandara terendam banjir, dan hal ini bukanlah yg petama kali. Namun lagi2 seluruh pihak yg bertanggung jawab tidak tanggap soal ini, terutama pihak/pengelola Bandara. Banjir sudah terjadi, ribuan penumpang terlantar, banyak penerbangan baik domestik maupun internasional yg terlambat atau bahkan batal. Pajak Bandara terus dipungut dari penumpang, namun manakala penumpang membutuhkan layanan, tak jelas bentuknya. Jangankan makanan atau minuman, tempat tunggu yg layak saja jelas tidak tersedia di Bandara yg mencantumkan embel2 Internasional dibelakangnya, saya sedih mengingat bandara ini membawa nama Pemimpin Bangsa ini. Lagi2 ini adalah bukti nyata bahwa pengelola Bandara tidak cakap alias tidak kompeten. Buktinya setelah kejadian baru mereka akan membahas Pindah ke Halim. Sekali lagi seperti tercantum di Kompas Dibahas Penerbangan Pindah ke Halim Ini adalah bukti nyata bahwa pengelola tidak cakap. Seharusnya pada saat akan terjadi banjir, rencana cadangan dengan segala aspeknya sudah di laksanakan sehingga dampaknya terhadap kegiatan penerbangan bisa ditekan sekecil mungkin. Sebagai rakyat biasa pengguna Bandara, kita juga berhak menuntut pertanggung jawaban pengelola. Mereka layak untuk mempertanggung-jawabkan apa saja yg telah mereka lakukan kehadapan publik, bisa saja mereka diundang kesebuah forum yg diliput oleh media masa. Semacam dengar pendapat bukan dengan DPR tetapi langsung ke masyarakat, karena saya juga tidak yakin DPR bisa mewakili kita atau kepentingan kita. Mungkin FPK bisa memulainya dengan mengundang pengelola Bandara untuk temu muka. Saya ingin mendukung upaya Visit Indonesia 2008, namun kalau Bandara kita masih seperti ini,apa jadinya? Kalau investor kapok datang, lalu apa kita punya cara lain untuk menciptakan lapangan kerja bagi jutaan saudara2 kita? Kelihatan nya mungkin sepele masalah Bandara, namun kalau dibiarkan terus, itulah gambaran kondisi negara kita yg akan disampaikan oleh orang2 asing yg mempunyai pengalaman buruk dengan bandara Soekarno-Hatta. Salam Kukuh Kumara - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed] = Pojok Milis Komunitas FPK: 1.Milis komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM) 3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Kontak moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] 5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED] KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Banjir Lagi, lagi-lagi Banjir
Hujan dengan tingkat intensitas yang cukup tinggi bisa dan tidak terjadi banjir, dan ini memang tergantung dari berbagai faktor. Saya khawatir bilamana banjir dikatakan fenemona alam (mengutip dari Fauzi Bowo) makan setiap tahun yang mana hampir bisa dikatakan Jakarta pasti banjir nanti nya akan menjadi sebuah tradisi tahunan yang bisa di agendakan, ini kan tidak pantas. Banjir kok punya agenda tahunan?? salam manneke budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: Cara termudah untuk melepas tanggung jawab sebagai pemerintah, dan untuk tidak bekerja lebih keras memecahkan permasalahan. Kalaupun iya itu fenomena alam, lebih baik tak usah diucap. Yang penting adalah apa yang akan dilakukan pemerintahnya untuk mengatasi fenomena itu. manneke
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: MAHATMA GANDHI... Pilihan Etis
Dear All, khususnya Mas Manneke, Masalah pak Harto memang complicated. Tidak sekedar membagi masyarakat Indonesia ke Pro-Kontra atas Proses/status Hukum atau Pahlawannya Pak Harto. Ada pelbagai faktor lain yang membuat kita tidak sekedar hadir di permukaan sebagai Yang Pro dan Yang Kontra. Tapi, lebih dari itu ALASAN-ALASAN (REASONS) untuk mengambil keputusan terbaik bagi BONUM PUBLICUM (kebaikan Umum) yang lebih besar, sebenarnya meneguhkan integritas dan konsistensi pada kebaikan bersama. Sedikit konsisten, saya ingin tidak pernah menggunakan kata MEMAAFKAN PAK HARTO. Karena, para Pengagum Pak Harto tidak menghendaki konotasinya. Sementara, kelompok kontra meminta PROSES HUKUM sebagai syarat untuk kemudian memberi MAAF. Kata MENGHARGAI Pak Harto relatif netral untuk membuka ruang dialog PIHAK PRO dan KONTRA. Dari pelbagai alasan historis, sosial, budaya, dan alasan-alasan lainnya untuk MENGAMBIL SIKAP ETIS (keliru teman diskusi mengatakan BUANGLAH PILIHAN ETIS, karena kurang paham saja), berdiri di tengah pihak PRO dan KONTRA Pak Harto. Berulang, saya katakan, ingin belajar dan menjejaki teladan sejarah para Negarawan seperti Nelson Mandela, Gandhi atau Tolstoy. Pilihan mereka untuk tidak REVENGE terhadap pengalaman pahit sejarah hidup dan perlakuan buruk terhadap mereka. Mereka adalah korban yang mengampuni Violence Agent. Obyektifnya, bagi Pro dan Kontra pak Harto, mengurangi jurang perbedaan kesepahaman. Menyatu dalam satu pilihan, dengan menanggalkan ke-ego-an, merelatifkan sikap mutlak-mutlakkan, DEMI SUATU KEBAIKAN LEBIH BESAR. Jujur, saya tidak ingin menjadi ahli penerawang di Republik kita. Tujuh tahun sebelum konflik sosial di Maluku, seluruhan perasaan, pengalaman, dan firasat saya mengatakan sesuatu yang tidak beres tentang friksi yang hidup di Maluku. Setahun sebelum Konflik 27 Juli 1996, saya mengisahkan kepada teman2 tentang suatu keadaan yang dapat dihitung tentang potensi Revolusi (Baca ZIARAH BATHIN 1996, terbitan OBOR Gunung Sahari). Dan, sekarang, saya ingin giat mengatakan sedini mungkin tentang KEPUTUSAN KITA MASIH DAPAT MENGUBAH SUATU KEADAAN BURUK di hari-hari mendatang, bila kita ingin perdamaian sejati di bumi Nusantara. Jika, kita mempertahan ego masing-masing, KEHANCURAN NEGARA BANGSA menjadi sangat real dan lebih dahsyat dari yang pernah kita bayangkan. Maka, sebelum semuanya itu terjadi, saya tidak ingin MERASA BERSALAH untuk tidak mengkampanyekan perdamaian untuk Nusantara. Sebagai gambaran belaka. Suatu saat, Sekelompok aktivis Yahudi bertemu Paus PIUS XII di Roma bertanya tentang sikap Paus yang hanya diam, ketika Hitler membantai kaum Yahudi (Holocaust). Kata Paus Pius: Seandainya saya berbicara menentang Hitler, lebih banyak lagi korban (orang Yahudi) akan jatuh! Kisah lain dari Sang Sufi: Sebuah kendaraan raksasa sedang berada dari arah berlawanan dan di jalur yang SALAH, sehingga berhadapan dengan kendaraan Anda yang mungil yang pasti akan terlindas, meski di jalur yang BENAR. Dua pilihan: 1). MATI di jalur yang benar; 2) SELAMAT meski tidak terus mempertahankan jalur benar. Pesan moralnya: Bicara Perdamaian saja bisa berarti destruksi lebih besar akan terjadi. Menahan diri untuk membangun komunikasi dan dialog dengan lawan (politik), bisa berarti suatu kebaikan bersama lebih besar mungkin jadi kenyataan. wassalam, berthy b rahawarin --- manneke budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: Entah ya, mana yang lebih destruktif? Memaafkan Suharto (dengan mengabaikan betapa banyak korban jatuh di tangannya dan sampai kini masih menderita) atau menuntut supaya proses hukum dilanjutkan sampai tuntas (dengan akibat bisa menegakkan keadilan dan mengakhiri luka-luka batin para korban). Saya tertarik untuk dengar apa kata kaum Sufi tentang hal ini :) Mbak Mariana ada di sini kok, gak usah saya tanya-tanya. Kalo dirasa perlu, pasti dia akan buka suara sendiri. Tidak enak berdiri di tengah, kalo meleng dan nggak liat-liat arus lalu-lalang kendaraan. manneke
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Pemerintah Harus Dengarkan Suara Rakyat
Wiranto dan SBY pernah perang ketika Wiranto menggunakan data dari Bank Dunia untuk menyerang SBY. Didalam iklannya Wiranto menggunakan data dari Bank Dunia yang dibantah SBY yang menggunakan data dari BPS. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Hendra Kusumah [EMAIL PROTECTED] wrote: Buat Bung Godlip Pasaribu... saya ingin koreksi sedikit, Megawati tak lebih buruk dari SBY, bahkan sebaliknya... Anda lihat saja data BPS, semenjak reformasi, hanya pada pemerintahan SBY-lah peningkatan jumlah orang miskin terjadi. Jadi mohon lebih objektif. Terima kasih.
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Pemerintah Harus Dengarkan Suara Rakyat
Sebaiknya jangan membandingkan satu sisi saja. Harus membandingkan secara keseluruhan. Dan lihat juga kemajuan yang dicapai oleh pemerintahan SBY, pasti tidak semuanya jelek. Mungkin saja jumlah orang miskin secara percentase lebih tinggi pada pemerintahan SBY tetapi hal itu juga bisa disebabkan tingginya pertambahan penduduk, bencana alam, dlsb. Menyaksikan pembelaan beberapa anggota milis terhadap Mega saya jadi ingat kata-kata Jenderal KKO Hartono: Hitam kata Bung Karno, hitam kata KKO. Putih kata Bung Karno, putih kata KKO. Fanatik sih boleh, tetapi jangan terlalulah. Salam. --- Hendra Kusumah [EMAIL PROTECTED] wrote: Buat Bung Godlip Pasaribu... saya ingin koreksi sedikit, Megawati tak lebih buruk dari SBY, bahkan sebaliknya... Anda lihat saja data BPS, semenjak reformasi, hanya pada pemerintahan SBY-lah peningkatan jumlah orang miskin terjadi. Jadi mohon lebih objektif. Terima kasih.
[Forum Pembaca KOMPAS] perkenalan
assalamualaikum, salam kenal . saya pendatang baru ingin bergabung dalam grup ini untuk bersilahturahmi dengan teman-teman dan menambah wawasan agar dapat mengisi hari-hari ke depan dengan hal-hal yang positip dan berguna bagi sesama, kiranya teman-teman mau membantu sy, makasih.wassalam - Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Bandar Udara Soekarno-Hatta Kacau-balau
Benar sekali Pak Eko, tidak pernah ada rencana pembangunan lengkap dari pemerintah. padahal rakyat sdh diperas habis untuk bayar pajak disana-sini. Demokrasi kita memang baru bisa bikin orang 'pintar' ngomong. Belum 'pintar' untuk bertindak. - Original Message From: EKO-KERTAJAYA [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Sunday, 3 February 2008 7:34:50 Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Bandar Udara Soekarno-Hatta Kacau-balau jangan kuatir pak, nggak cuma bandara ( pt. angkasa pura) saja kok yang selalu on the spot action. nearly almost departemen, instansi2 pemerintah, bumn dsb selalu tidak mempunyai visi tentang antisipasi hal2 terburuk. terakhir kasus kedelai yang lagi2 tindakan on the spot, seperti penurunan bea masuk dsb yang dilakukan pemerintah. tindakan yang terkesan asal kena aja untuk menutupi kelemahan managerial. seharusnya bisa belajar dari perusahaan2 swasta ternama yang dalam operasionalnya telah mempunyai business plan jauh ke depan. plan A - plan Z disusun sedemikian rinci, agar hal2 terburuk terantisipasi. pantas aja pak sofyan gemes sekali segera memprivatisasi bumn2, soalnya managementnya buruk. mungkin kalo instansi/ departemen bisa diprivatisasi, diprivatisasi juga tuh, agar gak menjadi beban aja.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Moderator: Minta Pendapat Member FPK, Was Microsoft mau beli Yahoo
niat awal lae agus emang ke goolegroups kayaknya. cuma mayoritas member masih di yahoo. terusin aja niat lae ke google, cuma pake paralel runs dulu. jika banyak yang komplain ( dificulty problem) ya...balik lagi ke yahoo, kalo anteng2 aja yaselamat deh. cita2 lae terkabul. itung2 belajar demokratis :-) ---Original Message--- From: Agus Hamonangan Date: 02/04/2008 10:37:48 AM To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Moderator: Minta Pendapat Member FPK, Was Microsoft mau beli Yahoo Milisser FPK, Kabar Bill Gates akan mencaplok Yahoo makin kenyataan. Milis FPK menggunakan fasilitas mail server yahoo. Saya pribadi tidak anti Microsoft, hanya saja sifat dari Microsoft yang menutup akses untuk Kode [Program] ASALNYA membuat komunitas open source sedikit muak dengan Microsoft. Saya sudah buat milis FPK yg menggunakan mail server Google (googlegroups) Masalah dengan Googlegroups: 1.Subject Tag FPK tidak mencukupi di Googlegroups 2.Gmail belum sefamiliar Yahoomail. 3.Mayoritas member FPK menggunakan Yahoomail 4.Fasilitas edit belum tersedia di googlegroups? Dengan alasan diatas, saya memberi opsi kepada member milis FPK untuk memilih: 1. FPK Tetap menggunakan Yahoogroups. 2. FPK Mengguankan Dua Milis Server (yahoogroups dan Googlegroups) 3. FPK Migrasi ke Googlegroups. Salam, AH
Balasan: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Dosen Indonesia Tidak Meneliti
Dalam kondisi sodial eokonomi yang sangat compang camping selama ini kalau masih ada dosen Indnesia yang benar-benar meneliti harus diacungi empat jempol. Penghasilan yang tak cukup untuk menutupi kebutuhan rumah tangga yang sederhana masih dituntut untuk kalau mungkin beli buku, punya notebook atau setidak tidaknya PC. Lalu masih dituntu meneliti ? Ampun-ampun! Kalau toch ada penelitian sebagian besar tentu tidak beneran dan digunakan sekedar untuk mengumpulkan CUM agar dapat kenaikan pangkat akademik! Bagaimana mungkin dalam kondisi kehidupan dosen Indonesia seutuhnya yang serba marjinal itu diharapkan melakukan penelitian dan masuk jurnal internasional. Nyoyoworo! Salam keprihatinan Tjuk Kasturi Sukiadi manneke budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: Mungkin Anda ada benarnya. Tapi, dalam kasus yang Anda contohkan itu, beraappersen menurut Anda porsi yang layak Anda terima, jika 40 persen Anda nilai terlalu rendah? Untuk paper yang Anda terbitkan dalam jurnal nasional, Anda mendapat seratus persen nilai karena Anda sepenuhnya bekerja sendiri menghasilkan paper itu. Anda layak dapat semuanya. Namun, dalam kasus paper yang terbit dalam jurnal internasional itu, bukankah jerih payah kawan-kawan (atau anak buah?) Anda juga patut diberi nilai? Jika 100 persen diberikan ke Anda semua point-nya, apakah adil buat mereka? Jika misalnya mereka diberi 40 persen untuk dibagi-bagi (alih-alih 60% sebagaimana yang kini mereka terima), sementara Anda dapat 60%, apa Anda kira itu akan memuaskan mereka? Jangan-jangan, gantian mereka yang akan complain di milis ini karena porsi nilai buat mereka terlalu kecil? Saya pikir aturan ini sudah cukup adil. Jika paper internasional itu sepenuhnya karya Anda sendiri, maka Anda layak dapat seluruh nilai, tak peduli berapapun bobot paper internasional itu. Sama halnya dengan paper dalam jurnal nasional, lepas dari berapa bobot sebuah jurnal nasional dalam sistem penilaian. Ini masalah keadilan, bukan soal nasional atau internasional. Paper jurnal nasional pun juga akan dibagi-bagi point-nya jika penelitinya lebih dari satu orang. Bukankah begitu? Yang lebih penting dari persentase, nama Anda dikenal di kancah ilmiah internasional, dan ini tak bisa dinilai dengan persen-persenan atau bobot-bobotan. Profil ilmiah Anda sudah akan terangkat sampai ke mana-mana lewat penerbitan internasional itu. Jadi, jangan buang waktu untuk terlalu memikirkan dan menghitung-hitung break down persentasenya. urusan ini terlalu kecil maknanya jika dibandingkan dengan reputasi yang Anda dapatkan di mata peers Anda di seluruh dunia. manneke
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Pemerintah Harus Dengarkan Suara Rakyat
Ya benar dengan data BPS saja, nampak bahwa pemerintahan SBY minor prestasi, apalagi dengan data World Bank. From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of bungaran Sent: 04 Februari 2008 10:53 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Pemerintah Harus Dengarkan Suara Rakyat Wiranto dan SBY pernah perang ketika Wiranto menggunakan data dari Bank Dunia untuk menyerang SBY. Didalam iklannya Wiranto menggunakan data dari Bank Dunia yang dibantah SBY yang menggunakan data dari BPS.
[Forum Pembaca KOMPAS] Asosiasi Sel Punca Indonesia Terbentuk
http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.02.04.02063658channel=2mn=4idx=4 Jakarta, Kompas - Sebagai kelanjutan dari lokakarya tentang Arah Kebijakan dalam Penelitian dan Pemanfaatan Stem Cell dalam Bidang Kedokteran yang diselenggarakan Dewan Riset Nasional pada November 2007, telah terbentuk Asosiasi Sel Punca (Stem Cell) Indonesia atau ASPI. Peresmian ASPI dilaksanakan di Jakarta, Sabtu (2/2), oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman selaku Ketua Dewan Pembina ASPI. Kusmayanto menjelaskan, dalam pengembangan dan pendirian pusat sel punca di Indonesia, ASPI akan memetakan kemampuan sumber daya manusia, infrastruktur, dan bahan bakunya yang dimiliki asosiasi ini. Sedangkan koordinasi pengembangannya akan dilakukan Dewan Riset Nasional (DRN). Dewan ini juga yang akan mempertajam fokus riset yang terkait dan mengidentifikasi bersama LIPI dan Kementerian Negara Riset dan Teknologi, serta lembaga-lembaga yang memiliki kemampuan di bidang tersebut. Asosiasi ini didirikan oleh sembilan pakar dari kalangan akademisi, lembaga riset, dan industri, antara lain Akmal Taher (Rumah Sakit Universitas Indonesia), Bunyamin Setiawan (Kalbe Farma), Ferry Sandra (Stem Cell Cancer Institute), Ferry Sutikno (Deca Medika), Menaldi Rasmin (Fakultas Kedokteran UI), Sukartono Tahaputra (Universitas Diponegoro Semarang), Umar Anggoro Jenie (LIPI), dan Amin Subandrio (Kementerian Negara Riset dan Teknologi). ASPI diharapkan dapat mandiri dan terpercaya dalam penyebaran informasi tentang sel punca serta membantu meningkatkan penelitian sel punca, ujar Amin Subandrio yang juga Staf Ahli Menristek Bidang Pangan dan Kesehatan. Untuk sementara, Sekretariat ASPI akan bertempat di Sekretariat DRN Gedung I BPPT Jakarta. (YUN)
[Forum Pembaca KOMPAS] Indonesia Alami Sindrom Otoritarian
http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.02.04.02000346channel=2mn=12idx=12 Jakarta, Kompas - Belum berhasilnya elite politik mewujudkan cita-cita reformasi, khususnya di bidang ekonomi, membuat bangsa Indonesia mengalami sindrom otoritarian. Jika tidak segera diatasi dengan membuat demokrasi yang lebih efisien dan menyejahterakan rakyat, sindrom itu dapat membawa Indonesia kembali ke otoritarianisme. Direktur Eksekutif Reform Institute Yudi Latif, Minggu (3/2), menuturkan, munculnya sindrom otoritarianisme ini antara lain ditandai dengan adanya anggapan bahwa masa lalu, terutama Orde Baru, lebih baik dibandingkan dengan saat ini. Gejala lain adalah adanya penurunan dukungan terhadap partai politik dan sinisme pada demokrasi. Mulai diliriknya militer untuk menduduki sejumlah jabatan sipil juga menjadi gejala munculnya sindrom tersebut. Untuk mencegah meluasnya sindrom ini, harus ada efisiensi dalam mekanisme demokrasi agar tidak menyedot terlalu banyak dana dan energi, seperti yang selama ini dikeluhkan. Demokrasi juga harus dibuat berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan rakyat. Pengajar ilmu politik di Universitas Indonesia Andrinof Chaniago menambahkan, yang juga perlu dibangun adalah jenjang karier yang jelas bagi elite sipil dalam berpolitik. Untuk itu, perlu adanya mekanisme yang terbuka di setiap partai politik. Tiadanya jenjang karier yang jelas ini membuat mereka yang terbaik belum tentu duduk di pucuk pimpinan. Akibat lain, elite sipil juga tidak punya cukup kesempatan melatih kemampuannya. Akibatnya, muncul tudingan bahwa sipil belum siap berpolitik, lanjut Andrinof. (NWO)
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Google's statement on Microsoft's bid for Yahoo
I couldn't agree more with you sir. Apa kita rela nantinya kita yang menggunakan sistem operasi Windows tidak punya pilihan lain untuk email kecuali Yahoo mail??=) On Feb 4, 2008 10:53 AM, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Google's statement on Microsoft's bid for Yahoo -- Salam, Agus Hamonangan http://groups.google.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ Yahoo! and the future of the Internet Posted by David Drummond, Senior Vice President, Corporate Development and Chief Legal Officer The openness of the Internet is what made Google -- and Yahoo! -- possible. A good idea that users find useful spreads quickly. Businesses can be created around the idea. Users benefit from constant innovation. It's what makes the Internet such an exciting place. So Microsoft's hostile bid for Yahoo! raises troubling questions. This is about more than simply a financial transaction, one company taking over another. It's about preserving the underlying principles of the Internet: openness and innovation. Could Microsoft now attempt to exert the same sort of inappropriate and illegal influence over the Internet that it did with the PC? While the Internet rewards competitive innovation, Microsoft has frequently sought to establish proprietary monopolies -- and then leverage its dominance into new, adjacent markets. Could the acquisition of Yahoo! allow Microsoft -- despite its legacy of serious legal and regulatory offenses -- to extend unfair practices from browsers and operating systems to the Internet? In addition, Microsoft plus Yahoo! equals an overwhelming share of instant messaging and web email accounts. And between them, the two companies operate the two most heavily trafficked portals on the Internet. Could a combination of the two take advantage of a PC software monopoly to unfairly limit the ability of consumers to freely access competitors' email, IM, and web-based services? Policymakers around the world need to ask these questions -- and consumers deserve satisfying answers. This hostile bid was announced on Friday, so there is plenty of time for these questions to be thoroughly addressed. We take Internet openness, choice and innovation seriously. They are the core of our culture. We believe that the interests of Internet users come first -- and should come first -- as the merits of this proposed acquisition are examined and alternatives explored. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Luruskan Sejarah Orde Baru
http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.02.04.01580255channel=2mn=12idx=12 Jakarta, Kompas - Meskipun mantan Presiden Soeharto telah meninggal dunia, sejarah terkait dengan berbagai kasus yang melibatkannya harus diluruskan dan dikoreksi. Upaya itu perlu dilakukan agar Indonesia tidak terus digelayuti peristiwa-peristiwa pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi pada era Soeharto dan sekaligus memberikan hak untuk tahu bagi para korban. Hal tersebut dikemukakan secara terpisah oleh Harris Azhar dari Kontras dan Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim kepada Kompas hari Jumat dan Sabtu (2/2) di Jakarta. Menurut Harris, pemerintah saat ini seharusnya dapat melihat dengan lebih utuh seperti apa rezim Orde Baru itu dan membuat koreksi atas kebijakan-kebijakan politik rezim tersebut. Sejumlah pelanggaran hak asasi manusia terjadi di bawah kepemimpinan Soeharto, sementara korupsi, kolusi dan nepotisme berkembang dengan masif. Oleh karena itu, para kroni Soeharto harus tetap dapat dimintai pertanggungjawabannya. Bagi Harris, koreksi itu penting agar kroni-kroni Soeharto tidak kembali lagi ke panggung politik dan menancapkan kekuasaan dan pengaruh mereka. Tugas Yudhoyono Ifdhal mengatakan, adalah tugas pemerintahan Presiden Yudhoyono untuk menyelesaikan masalah ini. Hal terpenting yang harus dilakukan pemerintah adalah keberanian membuat kebijakan cepat untuk mengklarifikasi kejadian-kejadian pelanggaran HAM pada era Soeharto. Menurut saya, ada hal yang lebih penting dibandingkan pelurusan sejarah, yaitu keberanian pemerintah membuat komisi independen yang akan mengklarifikasi peristiwa-peristiwa pelanggaran HAM yang terjadi pada era Soeharto, termasuk pada masa awal kepemimpinannya. Upaya klarifikasi peristiwa-peristiwa berdarah itu memiliki beberapa tujuan, yaitu, pertama, untuk para korban. Korban memiliki hak, salah satunya hak untuk mengetahui peristiwa yang telah menimpa mereka. Apa sebenarnya yang terjadi pada masa itu, konteksnya apa, dan tujuan dari peristiwa itu apa, kata Ifdhal. Setelah itu korban memiliki hak untuk mendapatkan kompensasi dan rehabilitasi. Kedua, pengungkapan peristiwa-peristiwa tragis itu juga bertujuan untuk retroactive justice, yaitu keadilan bagi generasi yang akan datang. Generasi yang akan datang jangan lagi digelayuti masa lalu yang hitam. Pemerintah harus berani menyelesaikan masa lalu bangsa ini. Kalau tidak, masa lalu akan selalu membayangi orang Indonesia dan membebani kita untuk maju ke depan, ujar Ifdhal. Menurut Ifdhal, Komnas HAM akan segera menyelesaikan kajian tentang kasus dugaan pelanggaran HAM berat yang dilakukan Soeharto, yaitu penembakan misterius (petrus) pada awal tahun 1980-an, penahanan tahanan politik di Pulau Buru, serta pelaksanaan daerah operasi militer di Nanggroe Aceh Darussalam dan Papua. (JOS/VIN)
[Forum Pembaca KOMPAS] Antagonisme, Hakikat Politik
Oleh Donny Gahral Adian http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.02.04.02012180channel=2mn=11idx=11 Antagonisme adalah sisi lain dari mata uang politik. Itu adalah aksioma yang terkubur peradaban politik berbasis konsensus dan integrasi. Namun, betapapun terabaikan, aksioma itu terbukti solid. Segala upaya untuk membatalkannya selalu rontok di tengah jalan. Sejarah republik ini membuktikan, Orde Lama gagal mengintegrasikan tiga ideologi dalam satu payung nasakom. Juga Orde Baru. Politik netralisasi antagonisme Orde Baru lewat doktrin SARA berantakan. Antagonisme Carl Schmitt, filsuf Jerman, menyebutkan, antagonisme tidak sama dengan permusuhan pribadi yang bisa diselesaikan lewat jabat tangan. Demokrasi liberal adalah catatan sejarah kegagapan mengenali bentuk murni antagonisme. Bagi demokrasi liberal, masyarakat memerlukan konsensus kokoh, berbasis imparsialitas. Dan konsensus itu harus produk dari deliberasi rasional. Antagonisme menolak demokrasi liberal yang mengambil model deliberatif. Antagonisme bukan sesuatu yang bisa dinegosiasikan layaknya tawar-menawar harga di pasar. Antagonisme juga tidak bisa direduksi menjadi tabrakan kepentingan yang bisa dimusyawarahkan sebab struktur kawan-lawan tidak sama dengan struktur rekan-kompetitor atau teman-musuh. Konsensus dalam kerangka antagonisme selalu bercorak konfliktual. Riwayat republik ini mengguratkan fakta, konsensus tak pernah tak retak. Konsensus tentang konstitusi, misalnya. Konsensus pelbagai kelompok kepentingan tahun 1945 yang menghasilkan undang-undang dasar menyembunyikan antagonisme. Antagonisme itu tak juga terselesaikan dalam upaya konstituante menyusun undang-undang dasar baru. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mengakhiri apa yang sebagian kalangan anggap sebagai bulan madu demokrasi liberal. Akhirnya, masyarakat demokratik diikat nilai yang dipaksakan dari atas. Alias, sebuah antagonisme baru mengemuka. Ikatan nilai itu lalu dimasalahkan berbagai kelompok antagonis yang sedianya tak bersedia diikat. Ledakan politik pun muncul dan orde yang baru mengemuka. Gawatnya, kelompok tertentu dikorbankan dalam transisi ke-orde-an. Sebagai tumbal sejarah, komunis dijadikan semacam spectre guna mengawasi dan mengendalikan berbagai kelompok antagonis. Kaum muda lalu menjadi pengelompokan paling abstrak dalam struktur politik antagonistik. Namun, kekuatan mereka terbukti kokoh dalam menjebol kejumudan politik kaum tua. Tahun 1998, misalnya, merupakan momen kaum muda menarik garis dari kaum tua yang notabene koruptif. Hanya saja antagonisme dalam masa kanak-kanak reformasi itu amat bercorak momentuasi. Artinya, momentum yang membuat struktur antagonistik tercipta. Sementara, orang lupa, di dalam kaum muda ada spektrum ideologi yang tidak sederhana. Terbukti, tidak lama setelah reformasi digulirkan, kaum muda terpecah ke pelbagai pengelompokan baru. Ada yang mengorganisasi diri menjadi partai baru, ada yang bergabung ke partai lama, dan ada yang tetap berdiam di masyarakat sipil. Lalu orang mulai ribut tentang pembajakan reformasi oleh elite lama. Ini agak berlebihan sebab tak bisa disangkal, konsensus yang dibuat kaum muda tahun 1998 bersifat momentuasi, bukan ideologis. Konsensus yang tercipta tidak meredam antagonisme. Dengan kata lain, ada peluang besar keterpecahan, lalu diambil alih oleh orang-orang lama yang lebih solid. Tegangan pendek Pertanyaannya, jika pengelompokan kaum muda begitu abstrak dan mudah pecah, mengapa memiliki daya dobrak? Mengapa sebuah pengelompokan yang sejatinya merupakan agregat ideologi bisa mementalkan kemapanan. Hipotesa saya sederhana. Momentum membuat pengelompokan melupakan perbedaan di antara mereka. Krisis ekonomi yang dirasakan secara merata membuat target mereka jelas: penguasa lalim nan koruptif. Masalahnya, ketika kekuasaan tidak lagi dijangkarkan pada ideologi tunggal, siapa target operasi kaum muda? Penguasa pascareformasi tidak lagi jelas: liberal, sosialis, atau konservatif? Kaum muda bisa saja menyusun ideologi tanding seperti ekonomi pasar sosial. Namun, pertanyaannya, apakah ideologi itu bisa mewakili spektrum ideologi yang ada pada kaum muda. Apabila saya seorang neoliberal, pasti memiliki persoalan dengan konsensus ideologis sosialisme pasar macam itu. Jawaban lebih teoretis dari hipotesa sederhana saya datang dari filsuf Slavoj Zizek. Dikatakan, politik adalah fenomena purba yang sudah ada sejak Yunani Kuno. Tepatnya saat kaum demos (kaum yang tak tercatat dalam struktur sosial yang mapan) menuntut hak artikulasinya. Mereka menuntut suaranya didengar, dikenali, dan disertakan dalam ruang publik. Sebilah paradoks mengemuka. Kaum tak terdengar merepresentasikan dirinya sebagai wakil universalitas. Kami yang tidak tercatat dalam struktur sosial mapan adalah rakyat keseluruhan. Kami selaku keseluruhan melawan mereka yang mewakili kepentingan partikular. Maka, konflik politik selalu melibatkan ketegangan antara tubuh sosial yang terstruktur dengan bagian-tanpa-bagian
[Forum Pembaca KOMPAS] Kader PDI-P agar Solid
http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.02.04.0200146channel=2mn=12idx=12 Bandar Lampung, Kompas - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri meminta kader PDI-P solid menghadapi pemilihan kepala daerah. Kalau temanmu mau jadi, biarkan jadi. Kalau kurang, ya kurang, katanya di Bandar Lampung, Minggu (3/2). Megawati menyampaikan seruannya itu ketika meresmikan Gedung Sekretariat Dewan Pimpinan Daerah PDI-P Lampung. Saya hanya meminta sebagai ketua umum. Belum harus, hanya meminta, yang solid. Kalau temanmu mau jadi, biarkan dia jadi. Kalau kurang, ya kurang, kata Megawati. Dalam acara yang dihadiri ratusan orang tersebut, Megawati didampingi Gubernur Lampung Sjachroedin. Tahun ini akan digelar pemilihan gubernur Lampung. Menurut Megawati, penyakit orang PDI-P adalah semua orang merasa bisa. Ia menceritakan, suatu kali ada seorang kader PDI-P yang mendatanginya sambil menangis, menyampaikan keinginannya menjadi calon kepala daerah. Namun, ia terkendala ketiadaan ijazah sekolah. Tapi, aturan adalah aturan. Kalau tidak ada ijazah, ya cari ijazah. Kan ada ujian Paket C, tidak usah malu, kata Megawati. Ia mengakhiri safari politiknya ke Palembang dan Lampung sejak Rabu (30/1) lalu. Minggu kemarin Megawati terbang dari Bandara Raden Inten, Bandar Lampung, dan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, sekitar pukul 14.35. Safari politik diawali dengan perayaan hari ulang tahun ke-35 PDI-P di Palembang kemudian berdialog dengan masyarakat di Palembang dan Lampung. Di pasar becek Safari politik diakhiri dengan kunjungan Megawati ke Pasar Tugu, Bandar Lampung, selama sekitar 30 menit. Di Pasar Tugu, ia masuk ke pasar yang becek karena air hujan, berbincang dengan beberapa pedagang pasar, dan membeli sayuran. Masyarakat berdesak-desakan di pasar, ingin bertemu, berjabat tangan, dan menyampaikan keluhan mereka kepada Megawati. Secara terpisah, Ketua Bidang Politik dan Badan Pemenangan Pemilu PDI-P Tjahjo Kumolo menyampaikan, PDI-P sedang menyusun kode etik partai. Dalam kode etik itu diatur perbuatan yang tidak boleh dilakukan anggota PDI-P berikut sanksinya. Sanksi dapat dijatuhkan antara lain kepada anggota PDI-P yang tertangkap tangan menggunakan narkoba, tidak bersedia beroposisi, tidak aktif sebagai anggota legislatif, dan tidak pernah turun ke lapangan bertemu dengan konstituen. Diakui Tjahjo, menyambut Pemilu 2009, PDI-P ingin memberi kesan bersih kepada masyarakat. (IDR/HLN)
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Moderator: Minta Pendapat Member FPK, Was Microsoft mau beli Yahoo
Pak Agus, Itulah kenyataan. Suka tidak suka harus diterima dominasi Yahoo di dunia email. Karena itu tetap aja dulu kita di situ. Salamku, Sonar S Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Milisser FPK, Kabar Bill Gates akan mencaplok Yahoo makin kenyataan. Milis FPK menggunakan fasilitas mail server yahoo. Saya pribadi tidak anti Microsoft, hanya saja sifat dari Microsoft yang menutup akses untuk Kode [Program] ASALNYA membuat komunitas open source sedikit muak dengan Microsoft. Saya sudah buat milis FPK yg menggunakan mail server Google (googlegroups) Masalah dengan Googlegroups: 1.Subject Tag FPK tidak mencukupi di Googlegroups 2.Gmail belum sefamiliar Yahoomail. 3.Mayoritas member FPK menggunakan Yahoomail 4.Fasilitas edit belum tersedia di googlegroups? Dengan alasan diatas, saya memberi opsi kepada member milis FPK untuk memilih: 1. FPK Tetap menggunakan Yahoogroups. 2. FPK Mengguankan Dua Milis Server (yahoogroups dan Googlegroups) 3. FPK Migrasi ke Googlegroups. Salam, AH - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Dosen Indonesia Tidak Meneliti
saya tidak mempermasalahkan perse2annya. saya mempermasalahkan mengapa paper di jurnal internasional hanya dihargai 40 poin? sementara yang nasional saja 25 poin. padahal tingkat kesulitan dan energi yang dikeluarkan bisa 20kali lipat lebih sulit. betul bahwa dg adanya paper di jurnal internasional maka gengsi saya sbg seorang peneliti cukup baik. tetapi jenjang karir formal saya menjadi lambat. karena poin2 yg terkumpul inilah yang menentukan cepat atau lambatnya jenjang karir formal peneliti di indonesia. kalau saya terlalu berkonsentrasi untuk mempublish paper di jurnal internasional sementara kawan2 saya konsentrasi di jurnal nasional maka ketika saya baru menjadi peneliti madya maka teman2 saya sudah menjadi profesor riset. point saya, mestinya pemerintah melalui regulasinya membuat supaya peneliti indonesia tertarik menjadi peneliti berkualitasa internasional. mengapa? karena sebanyak apapun penelitian yang dilakukan, jika hanya dipublish di jurnal nasional maka dunia menganggap tidak/belum ada riset yang ducumented. begitu. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: Mungkin Anda ada benarnya. Tapi, dalam kasus yang Anda contohkan itu, beraappersen menurut Anda porsi yang layak Anda terima, jika 40 persen Anda nilai terlalu rendah? Untuk paper yang Anda terbitkan dalam jurnal nasional, Anda mendapat seratus persen nilai karena Anda sepenuhnya bekerja sendiri menghasilkan paper itu. Anda layak dapat semuanya. Namun, dalam kasus paper yang terbit dalam jurnal internasional itu, bukankah jerih payah kawan-kawan (atau anak buah?) Anda juga patut diberi nilai? Jika 100 persen diberikan ke Anda semua point-nya, apakah adil buat mereka? Jika misalnya mereka diberi 40 persen untuk dibagi-bagi (alih-alih 60% sebagaimana yang kini mereka terima), sementara Anda dapat 60%, apa Anda kira itu akan memuaskan mereka? Jangan-jangan, gantian mereka yang akan complain di milis ini karena porsi nilai buat mereka terlalu kecil? Saya pikir aturan ini sudah cukup adil. Jika paper internasional itu sepenuhnya karya Anda sendiri, maka Anda layak dapat seluruh nilai, tak peduli berapapun bobot paper internasional itu. Sama halnya dengan paper dalam jurnal nasional, lepas dari berapa bobot sebuah jurnal nasional dalam sistem penilaian. Ini masalah keadilan, bukan soal nasional atau internasional. Paper jurnal nasional pun juga akan dibagi-bagi point-nya jika penelitinya lebih dari satu orang. Bukankah begitu? Yang lebih penting dari persentase, nama Anda dikenal di kancah ilmiah internasional, dan ini tak bisa dinilai dengan persen-persenan atau bobot-bobotan. Profil ilmiah Anda sudah akan terangkat sampai ke mana-mana lewat penerbitan internasional itu. Jadi, jangan buang waktu untuk terlalu memikirkan dan menghitung-hitung break down persentasenya. urusan ini terlalu kecil maknanya jika dibandingkan dengan reputasi yang Anda dapatkan di mata peers Anda di seluruh dunia. manneke
[Forum Pembaca KOMPAS] Re:Moderator: Minta Pendapat Member FPK, Was Microsoft mau beli Yahoo
Mod, Kalau pake 2 servers, apa gak bikin pusing? Apakah semua email akan masuk di 1 email atau kita harus bikin email di gmail lagi? Menurut saya sih, sepertinya lebih baik memakai 1 server saja, biar tidak pusing...ehhehehe... -Jessica- - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Catatan Pinggir Ketika Pak Harto Meninggal Dunia
Catatan Pinggir Ketika Pak Harto Meninggal Dunia Minggu, 27-01-08, jam 13.30 WIB. Ada sms masuk ke telepon genggam saya. Akhirnya pak Harto meninggal dunia. Ini serius. Sebarkan ke yang lain. Pesan tersebut saya terima dari seorang aktifis HAM Indonesia. Begitu menerima info ini segera saya hubungi dirinya. Ini serius beritanya? tanya saya. Serius banget. Info terpercaya terima langsung dari RSPP. Kita tinggal tunggu, konfirmasinya di berita, jelasnya. Ya, sudah duduk rapi di depan teve dan memegang remote teve. Tepat pukul 14.00 WIB. Breaking news di Metro teve dan keluar pernyataan dari dokter kepresidenan dan pernyataan maaf dari keluarga pak Harto terhadap rakyat Indonesia melalui pernyataan dari Mbak Tutut. Artinya informasinya sudah sah dan akurat atas meninggalnya pak Harto. Segera informasi disebarkan melalui SMS ke teman-teman mulai dari wartawan, aktifis HAM, saudara dan relasi. Tanggapannya beragam. Ada seorang Pemred sebuah majalah ekonomi ketika diinformasikan melalui SMS, ia pun segera merespon dengan menghubungi langsung ke telepon genggam saya. Elo, dapat informasi dari mana? tanyanya. Ketika dijelaskan dengan bla-bla bahwa infonya sudah diumumkan di televisi. Wah, sialan. Majalah gue baru selesai deadline malam tadi. Jadi kagak ke buru buat beritanya deh. Terpaksa nunggu bulan depan, jelasnya. Kebetulan siang itu dirinya sedang membawa keluarganya jalan-jalan ke Senayan City. Lain halnya dengan seorang teman dari sebuah tabloid ternama Jakarta, yang nge-pos di Surabaya. Infonya thanks. Aku sedang menuju ke bandara buat ke Solo. Anjrit padahal gue baru ditarik dari Solo hari Senin kemarin, jelasnya melalui sms. Ia kebetulan bersama rekannya dari tabloid tersebut sempat bertapa selam 10 hari di Solo. Keberadaan mereka disana sebelum berita kematian false alarm atas kematian pak Harto. Gue sampe bosen di Solo. Selama 10 hari mau ngeliput apa ya? Kayanya kecepatan deh sampe di Solonya, gerutunya. Seorang pengamat media segera mengirim sms ke saya. Duduk baik-baik di depan teve. Mari kita tonton siaran teve. Apakah tayangannya menyampaikan fakta yang ada atau mengiring penonton untuk memberikan maaf ke pak Harto? Wah, sebuah petunjuk yang baik untuk mengamati wajah pertelevisian Indonesia. Seorang teman di kawasan Menteng telepon. Boss, elo kagak ke Cendana. Sudah mulai ramai sama wartawan neh. Tadi gue lewat depan Cendana. Mumpung belum banyak orang, ujarnya. Enggak ah, gue mau nonton di rumah saja. Soalnya lebih komplit, jawabku kepadanya. Wah, sudah luntur lo naluri wartawannya, jelasnya sambil tertawa. Biarin ach... Ada yang lucu ketika menerima sms dari seorang aktifis. Mendengar berita kematian pak Harto membuat saya bingung. Mau menyanyikan lagu Gugur Bunga atau Sorak Sorai Bergembira? Hehehehe. Saya pun tertawa membacanya. Ada lagi ajakan melalui sms. Mari kita berkumpul di Starbuck untuk merayakan meninggalnya sang pelanggar HAM Berat. Jam 19.00 be there. Hehehe... ternyata sangat beragam ya. Respon orang terhadap kematian Pak Harto. Kembali ke layar kaca. Sekitar pukul 15.00 WIB, hampir semua stasiun teve menyiarkan langsung dari RSPP untuk menyiarkan pemberangkatan jenazah pak Harto. Ada yang menyiarkannya dari Instalasi Gawat Darurat ada yang melalui pintu masuk utama. Beritapun simpang siur dari mana jenazahnya akan diberangkatkan. Reporter di RSPP kelabakan ketika ditanya macam-macam oleh si pembawa acara diteve. Masalahnya inforasmasi yang diterima dilapangan memang terbatas. Akhirnya jenazah keluar dari RSPP dan dimasukan ke dalam mobil jenazah. Sempat terekam di televisi ketika wartawan di dorong oleh petugas keamanan karena pintu mobil jenazah tidak bisa ditutup. Yang hebatnya lagi ada 3 petugas keamanan berdiri dibelakang pintu mobil jenazah. Bergelantungan mirip monyet. Apa perlu? Apa ada yang mau menembak jenazah pak Harto atau meledakan mobilnya? Bukannya terlalu over melihat kejadian ini. Kebetulan remote teve berada digenggaman. Artinya saat itu saya jadi dewa bagi diri saya untuk memilih saluran teve mana untuk menyaksikan acara yang sekali seumur hidup ini. Soalnya tidak mungkin dong pak Harto meninggalnya dua kali. Sekitar pukul 16.00 an menyaksikan siaran SCTV dari layar kaca. Bayu Sutiyono melaporkan dari jalan Cendana, berdiri diatas mobil ia melaporkan saat-saat kedatangan mobil jenazah yang membawa pak Harto dari RSPP ke rumahnya. Ia mengajak penonton untuk berdoa dan memaafkan pak Harto agar diberi jalan yang lapang untuknya. Tak lama setelah Bayu Sutiyono menyampaikan laporannya. Saya menerima sms dari seorang pengamat media. Sebagai seorang jurnalis semestinya menyampaikan berita berdasarkan fakta di lapangan. Bukannnya mengajak penonton untuk bersimpati. Bayu telah gagal menjalankan tugasnya.Saya pun membalasnya, Mungkin Bayu terhanyut emosi sehingga ia kehilangan kendali
[Forum Pembaca KOMPAS] Google's statement on Microsoft's bid for Yahoo
Google's statement on Microsoft's bid for Yahoo -- Salam, Agus Hamonangan http://groups.google.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ Yahoo! and the future of the Internet Posted by David Drummond, Senior Vice President, Corporate Development and Chief Legal Officer The openness of the Internet is what made Google -- and Yahoo! -- possible. A good idea that users find useful spreads quickly. Businesses can be created around the idea. Users benefit from constant innovation. It's what makes the Internet such an exciting place. So Microsoft's hostile bid for Yahoo! raises troubling questions. This is about more than simply a financial transaction, one company taking over another. It's about preserving the underlying principles of the Internet: openness and innovation. Could Microsoft now attempt to exert the same sort of inappropriate and illegal influence over the Internet that it did with the PC? While the Internet rewards competitive innovation, Microsoft has frequently sought to establish proprietary monopolies -- and then leverage its dominance into new, adjacent markets. Could the acquisition of Yahoo! allow Microsoft -- despite its legacy of serious legal and regulatory offenses -- to extend unfair practices from browsers and operating systems to the Internet? In addition, Microsoft plus Yahoo! equals an overwhelming share of instant messaging and web email accounts. And between them, the two companies operate the two most heavily trafficked portals on the Internet. Could a combination of the two take advantage of a PC software monopoly to unfairly limit the ability of consumers to freely access competitors' email, IM, and web-based services? Policymakers around the world need to ask these questions -- and consumers deserve satisfying answers. This hostile bid was announced on Friday, so there is plenty of time for these questions to be thoroughly addressed. We take Internet openness, choice and innovation seriously. They are the core of our culture. We believe that the interests of Internet users come first -- and should come first -- as the merits of this proposed acquisition are examined and alternatives explored. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] jalan tol bandara ?
Di negeri yang kaya akan keanekaragaman korupsi ini jangan menilai proyek dengan mata telanjang. Perlu kacamata khusus untuk mendeteksi sebesar apa gelembung anggarannya dan secekak apa material yang terpasang. Jangan sekali-sekali merendahkan kemampuan anak negeri sendiri! (terutama urusan sulap-menyulap) ... From: wal.suparmo [EMAIL PROTECTED] : Salam, : AMDAL itu harus berlaku untuk minimal 25 tahun atau lebih.Bagaimana : amdal yang pernah dibuat untuk jalan tol? : Kecuali dari air yang datangnya dari tempat lain karena pembuatan : pemukiman di tepi pantai dll, juga jalan tol telah AMBLES di : beberapa tempat sampai 5 meter.Ini adalah konstruksi CAKER AYAM yang : sangat dibanggakan oleh bangasa Indonesia sehingga nama penemunya : diabadikan sebagai nama jalan tol itu.Saya kira beliau akan : menangis dalam kubur kalau tahu mengenai hal ini.Tenyata sistim : cakar ayam juga tidak LAKU dijual di luar negeri demikian juga degan : sistim LABA2. : Wasalam, : Wal Suparmo
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Demokrat Tersinggung Sindiran Megawati
Hmm...ini pasti ketularan Barack Obama dan Hillary Clinton. Lagi musim rupanya... manneke Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.kompas.co.id/read.php?cnt=.xml.2008.02.01.19525765channel=1mn=1idx=1 JAKARTA, JUMAT-Jelang Pemilu 2009, perpolitikan makin tambah panas. Kali ini didasari atas kritikan pedas calon presiden yang juga Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyindir kinerja pemerintah yang dijalankan hingga saat ini ibarat menari poco-poco. Tentu saja, Partai Demokrat tersinggung dengan ucapan Megawati itu. Sebaiknya Ibu Megawati, lebih banyak membeli buku dan membacanya. Beliau harus rajin membaca tentang data-data yang ada tentang pemerintahan ini sehingga beliau mampu membuat pernyataan yang akurat dan obyektif, cetus juru bicara Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, Jumat (1/2) kemarin kepada Persda Network. Lebih bagus lagi, Ibu Mega membeli cermin. Setiap kali hendak mengkritik pemerintah, berangkatnya dari depan cermin. Pasti akan sangat membantu, lanjut Anas Urbaningrum dengan nada kesal. Menurutnya, hingga saat ini pemerintah masih berkonsentrasi penuh menjalankan tugasnya. Angka kemiskinan dan pengangguran yang menurun pada tahun 2007, harus diikhtiarkan untuk terus menurun di tahun 2008 dan sesudahnya. Termasuk, program-program kesehatan dan pendidikan, yang terbukti sangat bermanfaat bagi warga miskin. Belum lagi di bidang keamanan dan ketertiban publik, jauh lebih baik. Ringkasnya, kritik yang tidak akurat dan tidak substansial dari Ibu Megawati itu, biarkan dinilai oleh rakyat. Kritik itu, justru menunjukkan jari terarah kepada pemerintah sementara empat jari mengarah kepada dirinya, tegas Anas Urbaningrum. Megawati dibela Anak buah Megawati, yang tak lain Sekretaris FPDIP DPR, Ganjar Pranowo, balas mengkritik kubu Partai Demokrat. Ia mengaku cape bila harus berdebat masalah kebobrokan masyarakat. Tanpa harus dikritik, masyarakat secara luas tentu juga sudah bisa memberikan menilai buruknya kinerja pemerintah yang hingga kini tak mampu mengangkat perekonomian dan makin tingginya angka kemiskinan. Akan lebih menarik dan cerdas kalau kinerja pemerintahan ini dibeberkan dengan data-data agar Presiden SBY bia melihat kondisi sebenarnya sekarang ini. Soal kemiskinan, adalah salah satu catatan dari kami, sebagai oposisi pemerintah. Faktanya sekarang, sekolah tetap mahal. asuransi kemiskinan tetap bermasalah, lapangan kerja makin sulit. Apakah ini bukti baiknya kinerja pemerintah,? Ganjar Pranowo menimpali. Mau contoh lagi jeleknya kinerja pemerintah? Daya beli masyarakat, faktanya menurun. Kebijakan yang diambil masih charity policy belum menyentuh kepada hal-hal yang fundamental. Pemerintah sampai saat ini juga belum mampu menunjukkan soal kemampuan kedaulatan pangan, tegas Ganjar. PDIP, lanjut Ganjar Pranowo, hanya mengingatkan kepada pemerintahan SBY--JK untuk segera melakukan sidak ke pasar-pasar. Soal makin naiknya harga kebutuhan pokok sekarang ini, pemerintahan SBY--JK lah yang kini dituntut tanggungjawabnya oleh rakyat. Baik juga Presiden SBY jelaskan kepada rakyat, kenapa harga-harga kebuhtuhan pokok masyarakat sekarang ini naik? Padahal, kita negara agraris. Lalu kenapa minyak goreng mahal? Padahal kita penghasil sawit terbesar. Kenapa minyak tanah mahal? Kenapa kedelai mahal? Lalu, apakah kita harus mengelak denagan fakta yang ada sekarang ini, cetus Ganjar Pranowo. (Persda Network/Rachmat Hidayat) - Ask a question on any topic and get answers from real people. Go to Yahoo! Answers. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Bangga ikut komunitas FPK
NDH Betul Pak Kumara dan Pak Manurung: Saya SEPAKAT misal di FPK di seluruh NKRI dan Dunia makin tuntas Tatanan IT SS Ilmiah Teknologi Sekular Sakral, masuki Historiografika Demografika Geografika Kulturologika, TBB Tepat Baik Benar, BBB Bersama Bekerjasama Bekerjabersama , Pamrih Etika Firman Tuhan, damba ridho Tuhan Hidup damai abadi sakral juga sekular. === Lisman Manurung [EMAIL PROTECTED] wrote: To:From:Date: Sat, 2 Feb 2008 05:48:47 -0800 (PST) Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Bangga ikut komunitas FPK
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] [share] Ngomong2 soal Soe-harto
Pak Eko, terima kasih atas pendapatnya. Saya tentu akan menanamkan nilai2 kejujuran kepada anak saya dgn cara dan waktu yg pas. Salam, Totot - Original Message - From: EKO-KERTAJAYA To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Friday, February 01, 2008 1:47 PM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] [share] Ngomong2 soal Soe-harto sama persis seperti waktu sekolah dulu, diwajibkan menonton film penumpasan g 30 s pki, ikut penataran p4, sampai usia 17 waktu bisa ikut pemilupun diwajibkan coblos golkar. orang tua dan gurupun sama saja, jika ditanya kenapa jawabnya adalah keharusan sebagai warga negara. akankah saya ulang kebohongan2 tersebut untuk generasi saya ? akankah selalu menampilkan solusi2 normatik untuk nasionalisme dan humanisme palsu ? jawaban saya adalah tidak. kejujuran adalah yang paling utama. sampaikan informasi seperti apa adanya. beri referensi yang lebih luas. bebaskan anak untuk menentukan pendapat dan tindakan sendiri. niscaya akan muncul suatu generasi yang kuat yang tidak hanya berpikir di seputar dirinya sendiri, yang diperlukan negara ini untuk keluar dari keterpurukan. kejujuran memang kadang pahit. namun menjauhi kejujuran akan menjauhkan kita dari manusia yang beradab.