Re: [Forum Pembaca KOMPAS] soal liga inggris, astro, aora, dst

2008-08-18 Terurut Topik im_armando
Saya setuju sekali dengan Anda.
Kompetisi yang berlangsung dalam industri televisi kita berlangsung
begitu bebas, sedemkian bebasnya sehingga melampaui batas-batas
kebebasan yang dibayangkan oleh para pemikir yang melahirkan gagasan-
gagasan kapitalisme.
Tapi ini bisa sangat dimengerti. Mereka yang mengembangkan industri
pertelevisian swasta kita dulu adalah mereka yang disebut Yoshihara
Kunio sebagai para kapitalis semu. Yang penting, keuntungan jangka
pendek. Kalau perlu bunuh-bunuhan. Kalau perlu, abaikan saja regulasi.

Pertanyaan seperti: berapa uang yang tersedot ke luar negeri hanya
untuk membiayai tontonan olahraga, tak pernah masuk pertimbagan.
Pertanyaan seperti: apa manfatnya bagi kualitas sepakbola dalam
negeri, tak akan dipedulikan.
Mudah-mudahan orang mau belajar ya, bung.
Karena itu, mengingat industrinya sendiri tak mungkin diharapkan
melahirkan kesepakatan2 untuk membangun industri yang lebih sehat
(misalnya saja, apa pernah kita emndengar Asosiasti Televisi Swasta
melakukan sesuatu yang bermanfaat?), saya rasa intervensi negara
(Depkominfo dan KPI) masih dibutuhkan.

ade armando



--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, lilianto apriadi
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bung Armando, sebenarnya alinea terakhir dari tulisan Anda sudah
menjawab. Kita mau dibulan-bulani karena pada awalnya kita sendiri
yang siap dibulan-bulani mereka. Harga siaran yang tadinya begitu
murah, pihak televisi kita yang jor-joran harga tinggi. Dari sinilah
akhirnya pihak asing melihat, televisi kita memang banyak yang mau
dengan harga tinggi. Hukum ekonomi pun tercipta, ada demand ada
supply.

 Kalau kita ingin melihat lebih luas lagi sebenarnya bisa. Apakah
benar Liga Inggris, Liga Italia, dan sebagainya itu  pantas dihargai
demikian tinggi? Buat ekonomi berikut segala aturannya bisa
diperdebatkan, tapi kita bisa lihat apakah kompetisi-kompetisi itu
mampu mengangkat prestasi sepakbola Indonesia? Sampai kini belum,
timnas kita masih terpuruk, jangankan tingkat dunia atau Asia, di
Asia Tenggara saja keteter.

 Memang dapat menggairahkan kompetisi sepakbola kita, tapi jangan
lupa ikut melahirkan sikap jor-joran mengeruk dana dari APBD untuk
membeli kebanyakan pemain asing. Laporan keuangan mereka juga banyak
yang amburadul. Belum lagi pemanfaatan klub-klub tersebut untuk
Pilkada dan sejenisnya. Penonton juga mudah melihat ketimpangan itu,
sehingga mereka sepertinya meminta bagian dengan gampang sekali
membuat kerusuhan.

 Bukan ingin sama sekali anti terhadap siaran-siaran mahal itu, dulu
tanpa siaran-siaran itu kesebelasan nasional kita disegani bukan
hanya di Asia Tenggara tapi juga Asia. Arah pendapat saya, ya kita
sewajarnya saja. Kalau harganya terbilang tinggi dan akhirnya
menguatkan posisi pihak asing, kita terima tanpa berlebihan. Alangkah
terpujinya kalau biaya besar itu misalnya dimanfaatkan untuk
pembinaan sepakbola usia dini.

 Masyarakat kita pun diberikan kedewasaan dalam belajar. Jepang dan
Cina sudah membuahkan hasil dengan munculnya komunitas-komunitas
penggemar klub, timnas mereka sudah muncul di Piala Dunia. Padahal
pada tahun 1970-an, mereka masih di bawah kita. Komunitas di kita
baru pada nonton bareng, tur, dan kumpul-kumpul. Jelas ini akan
menguntungkan penyelenggara siaran.

 Nilai hakiki dari siaran maupun industri sepakbola tetap pada
prestasi tim nasional. Saya mendukung usaha Anda agar siaran-siaran
ini menjadi murah dan dirasakan orang banyak. Tinggal kini adalah
keberanian pihak TV Indonesia bersatu padu untuk memurahkan harga.
Jangan sampai kejadian pada awal-awal siaran, ada stasiun yang
nyelonong dengan harga tinggi.

 TVRI sudah kembali kepada siaran olahraga (Olimpiade Beijing)
karena fungsinya sebagai TV publik. Kenapa TV lain tidak bisa kembali
kepada siaran yang proporsional?

 Salam
 Llianto Apriadi


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Mantan Uskup Lugo Tolak Menerima Gaji Presiden

2008-08-18 Terurut Topik Poli W
Ketika kita bangun dan dan sadar atas apa yang terjadi di negeri ini, kita 
pasti mati bersamanya, karena kita hidup dari kepingan bagian dari Indonesia. 
Berbuatlah seperti saudara kita Lugo, menjadi contoh bagi negerinya. Saya sudah 
muak mendengar imajinasi semua numerik orang Indonesia. Cobalah kita mulai 
berubah dan berbuat hal paling kecil untuk orang yang paling kecil, papa, 
melarat, miskin, tersumbat hak suaranya, teraniyaya oleh pelbagai aturan negara.


ACT ComputerJl. Kusuma No. F5, Kav. DKI - Meruya Selatan
Jakarta Barat
HP. 08170888460

--- On Sat, 8/16/08, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Mantan Uskup Lugo Tolak Menerima Gaji  
Presiden
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Saturday, August 16, 2008, 10:08 PM











Saya bermimpi, presiden dan para menteri menolak menerima gaji 
presiden

dan gaji menteri, anggota DPR menolak menerima gaji DPR yang luar biasa

besar. Saya bermimpi, mereka semua sadar dengan penderitaan rakyatnya dan

ingin berjuang bersama rakyat agar keluar dari kemiskinan. Saya bermimpi,

tidak ada lagi pejabat yang mengendari mobil dengan plat nomor RI membelah

kemacetan Jakarta dengan pongahnya dikawal polisi bermotor besar. Saya

bermimpi, tidak ada lagi upacara-upacara seremonial palsu yang

menghambur-hamburka n uang.



Saya terbangun, dan sadar bahwa saya berada di Republik Indonesia.

Republik yang hanya bisa mengklaim kesuksesan dengan berlindung dibalik

angka-angka semu.



Saya pun memilih kembali tidur agar bisa bermimpi lagi



/louisa



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Terjatuh, Pedang Komandan Upacara Penurunan Bendera

2008-08-18 Terurut Topik anton_djakarta
Salah seorang Ibu guru SMP  adalah salah satu saksi hidup saat
Proklamasi 1945 dibacakan. Dia selalu cerita tentang Proklamasi itu
katanya upacaranya sederhana, agak terburu-buru. Waktu itu umur bu
guru saya 10 tahun dia diajak Bapaknya nonton Bung Karno Cuman dia
udah jalan kaki pagi-pagi subuh dari rumahnya naik truk tentara yang
saat itu banyak dijadikan angkutan umum kemudian melanjutkan dengan
trem ke arah Menteng, rumahnya di sekitar Cawang. Yang hadir banyak
bahkan katanya dari luar kota. Kebanyakan mereka dari Karawang.
Bapaknya bilang Bung Karno mau pidato, katanya Pidato penting rakyat
disuruh hadir. Saat itu yang kasih tau pemuda-pemuda, kata guru SMP
saya banyak juga pemuda tentara Jepang yang hadir jaga-jaga di depan
Pegangsaan.

Bung Karno pidato sebentar kagak sampe satu jam, abis itu rakyat
bubar. Kata guru SMP saya, Bapaknya sendiri belum sadar bahwa itu
pengumuman kemerdekaan. Kata Bapaknya Bung Karno aneh, kok tumben
pidatonya sebentar (sebelum pembacaan teks proklamasi Bung Karno
emang pidato sedikit), baru sadarnya setelah merdeka, ketika Bapaknya
pulang tiap pemuda meneriakkan merdeka...merdeka!, lalu sampai 3
bulan penuh orang meneriakkan merdeka, kalo ketemu orang. bahkan
Merdeka kerap dijadikan salam ketika orang bertamu ke rumah
orang. Merdeka...Merdeka! Permisi Pak Joned ada?


Anton

Ketua Partai Hati Nurani Wiwid Gunawan



--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Itu tanda2 negara kehilangan keharmonian... Atau waktunya upacara
dg gaya baru, gaya lesehan. Tampaknya upacara gaya lama ala militer
itu mulai membosankan. Masak sejak abad XVII sampe sekarang gaya
upacaranya gak ada perkembangan?


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: 45 tahun INTISARI

2008-08-18 Terurut Topik Pandu Ganesa
Majalah Intisari adalah majalah yang harus selalu diingat oleh para penggemar 
Karl May di Indonesia. Sependek hasil riset saya yang terbatas, majalah ini 
pada 1964 telah memuat artikel tentang Karl May, dan mestinya artikel ini harus 
ada dan bisa dibaca  di http://indokarlmay.com. Kalau ternyata belum ada, itu 
akibat situs itu baru saja kena hacked, jadi harus disusun ulang, dan artikel 
itu belum sempat dicantumkan lagi.
Belakangan, Februari 1992, kembali Intisari memuat artikel tentang Karl May, 
dalam rangka 150 tahun Karl May (25 Februari 1842-1992).  Eh siapa ngira, 
belakangan tulisan saya tentang Karl May juga mendapat kehormatan dimuat di 
Intisari pada 2001, yaitu tentang  pengalaman membuat situs indokarlmay dengan 
modal Rp 17.500 (harga buku pedoman untuk membuat situs, lainnya sih gratisan). 
Berkat jasa Intisari itulah (selain media lainnya) anggota PKMI melalui milis  
indokarlmay  saat ini bisa mencapai 800 orang, dan selalu bertambah terus.

Dalam rangka ultah Intisari yang ke-45, tidak berlebihan kalau Paguyuban Karl 
May Indonesia (PKMI) mengucapkan selamat dan terima kasih kepada redaksi dan 
khususnya mbak Lily yang telah ikut mempromosikan nama Karl May di Indonesia. 
Howgh!

gono
http://indokarlmay.com


Re: 45 tahun INTISARI 
Posted by: Bambang Sulistomo [EMAIL PROTECTED] 
Sun Aug 17, 2008 4:56 pm (PDT) 
Selamat ya Intisari, sejak saya masih kecil keluarga saya selalu
berlangganan intisari. dan saya paling senang membaca cerita kriminal-nyal,
dan juga itu lo tulisannya pak tanzil, yang cerita-cerita tentang
perjalanannya diluar negeri, asyik banget bacanya, sampai-sampai kebawa
dimimpi bos ! tiap kali saya keluar negeri, saya jadi ingatbtulkisan itu,
dan kadang-kadang mau nulis juga tentang kesan-kesannya yang khusus, aneh
tapi lucu, hehehehe, salambambangsulistomo.

2008/8/18 Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]

 Pemberi Inspirasi...

 Oleh Lily Wibisono
 http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/18/00163823/pemberi.inspirasi...

 Alhamdulilah Intisari sdh ada nih, kata agen sih sudah ada sejak
 Senin kemaren, berhubung saya sdh langganan jadi disisain. Koq tumben
 ya terbitnya cepat, gak hari Rabu minggu pertama gitu seperti biasa? .
 Atau mungkin karena bulan ini Intisari ultah?



[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Pembodohan dan Pemalsuan Sejarah di Lokasi Proklamasi

2008-08-18 Terurut Topik anton_djakarta
Justru yang perlu ditanyakan Bung Karno sendiri, kenapa beliau
memerintahkan penghancuran rumahnya di Pegangsaan. Di Amerika Serikat
kota deklarasi, Philadelphia sedemikian dijaga gedungnya, bahkan
Liberty Bell yang berupa lonceng retak sampai saat ini masih bisa
dilihat. Tempat duduk Jefferson sampai pada tempat tinta John Hancock
juga bisa dilihat.

Dan Bung Karno sudah meninggal, namun waktu itu Bung Karno kabarnya
ingin membangun museum besar itu, namun gagal. Kalo Gedung Pola
adalah kantor yang digunakan untuk merumuskan pembangunan 10 tahun
yang dikerjakan oleh orang-orangnya Yamin. Sementara masalah orang2
PSI dan PKI yang waktu itu emang saingan dalam perebutan penafsiran
sejarah merupakan hal yang jamak saja. Yang jelas pemerintah DKI
harus membersihkan lokasi bersejarah itu, bilamana perlu Gedung Pola
di bongkar dan dibangun lagi gedung yang besar dan indah lalu
dijadikan sejarah titik nol Indonesia, jadi segala macam proses-
proses sejarah sejak 17 Agustus 1945 hingga detik ini dokumentasinya
disimpan di Gedung Pola.

Anton

Ketua Partai Rakyat Sejahtera Makan Tahu


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Sangun [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Pembodohan dan Pemalsuan Sejarah di Lokasi Proklamasi

 Oleh M Sjafe'i Hassanbasari

 Di mana letaknya tempat yang disebut 'Gedung Proklamasi'?
Pertanyaan
 yang sederhana mengenai tempat kelahiran negara Indonesia, tetapi
 jawaban yang muncul banyak mengarah kepada tidak tahu.
Sesungguhnya,
 jawaban tidak tahu jauh lebih baik daripada percaya kepada
informasi
 yang sekarang terdapat di lokasi ini. Sangat menyedihkan, apa yang
 dimasyarakatkan oleh Pemprov DKI Jakarta mengenai Gedung
Proklamasi
 kenyataannya mengandung pembodohan dan manipulasi data sejarah.
 Mengapa demikian?

 Kediaman Bung Karno inilah yang dulu disebut Gedung Proklamasi,
 karena di tempat ini proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh
 Ir Soekarno dan Drs Moh Hatta hari Jumat legi (manis) tanggal 17
 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi. Proklamasi kemerdekaan itu bertepatan
 dengan peringatan turunnya Al Quran (Nuzulul Quran, sehingga khotbah
 para khatib shalat Jumat pun menginformasikan peristiwa penting
 tentang kelahiran bangsa dan negara Indonesia).

 Sayang seribu kali sayang, rumah historis ini musnah sudah sejak
tahun
 1960 (43 tahun lalu). Kecuali lahan, tidak sedikit pun bangunan
 tersisa. Tidak ada lagi peninggalan sejarah kemerdekaan yang dapat
 dijadikan kenangan bagi generasi penerus. Tidak ada informasi yang
 natural, normatif, orisinal, sesuai hakikat peristiwa yang terjadi
di
 kediaman Bung Karno ini.

 Ceritanya, tahun 1960 Bung Karno menyetujui usul Wakil Gubernur
Daerah
 Chusus Jakarta (DCI) Henk Ngantung agar rumah tersebut direnovasi.
 Waktu itu Presiden Soekarno sudah bermukim di Istana Negara.
Ternyata,
 renovasi tidak terealisasi.

 Di lokasi ini Presiden Soekarno pada tanggal 1 Januari 1961
melakukan
 pencangkulan pertama tanah untuk pembangunan tugu, Tugu Petir,
yang
 kemudian disebut tugu proklamasi. Tugu ini berbentuk bulatan tinggi
 berkepala lambang petir, seperti lambang Perusahaan Listrik Negara
 (PLN). Tulisan yang kemudian dicantumkan, Disinilah Dibatjakan
 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1945 djam
 10.00 pagi oleh Bung Karno dan Bung Hatta.

 Sekitar 50 meter di belakang tugu ini dibangun gedung yang menandai
 dimulainya pelaksanaan Pembangunan Nasional Semesta Berencana.
Hanya
 bangunan ini yang berdiri di lokasi tersebut. Satu dan satu-satuya
 gedung yang ada sampai sekarang.

 Menjawab Kebohongan

 Melihat data di atas, sungguh aneh dan ajaib ada papan petunjuk di
 Jalan Proklamasi bahwa belok kiri menuju Gedung Proklamasi. Tidak
 yakin dengan keterangan ini karena papan petunjuk ini dibuat oleh
 Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta? Kerja pemerintah daerah
ini
 pastilah melibatkan dinas atau instansi terkait, tidak asal-asalan.

 Ada data autentik yang menjawab hal ini. Lihat halaman 170 buku 30
 Tahun Indonesia Merdeka 1950-1964 (cetakan keenam 1985) berjudul
 Peresmian Dimulainya Pelaksanaan Pembangunan Nasional Semesta
 Berencana. Tulisan yang tercantum, antara lain, Presiden Soekarno
 meresmikan dimulainya Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahap
 Pertama 1961-1969 dalam suatu upacara pencangkulan tanah di Jl
 Pegangsaan Timur 56 Jakarta.

 Kata pengantar buku disampaikan Menteri/Sekretaris Negara Sudharmono
 SH selaku Ketua Panitia Nasional Penyelenggara Peringatan RI XXX.
Buku
 yang hak ciptanya dimiliki Sekretariat Negara dan dicetak pertama
kali
 tahun 1977 itu memuat pula sambutan Presiden Soeharto. Jadi, buku
 bersampul reproduksi lukisan Dullah milik presiden waktu itu,
 Soeharto, adalah dokumen resmi yang diterbitkan Pemerintah
Indonesia.

 Data akurat tentang Gedung Pola ditulis sebagai berikut: Di
halaman
 belakang Gedung Proklamasi yang kemudian dirobohkan dibangun Gedung
 Pameran Pola Pembangunan Nasional Semesta (Gedung Pola). Pada masa
ini
 dimulai perencanaan dan pembangunan berbagai proyek 

[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Bandingkan Andi Mallarangeng dengan Adhie Massardi dan Wimar Witoelar

2008-08-18 Terurut Topik anton_djakarta
Jauhlah membandingkan Andi Mallarangeng dengan sosok seperti Wimar
Witoelar. WW itu raksasa dalam ikon demokrasi Indonesia, dia tokoh
besar. Orang yang sangat cerdas. Seandainya Gus Dur lama memegang
jabatan tentunya fungsi-fungsi komunikasi dijalankan Wimar dengan
baik. Sampai detik inipun Wimar masih menghidupkan komunikasi lewat
jaringan yang dia punya. Dipilihnya WW sebagai juru bicara bukan
karena kedekatan GD pada WW, tapi memang WW dianggap orang yang
paling paham jalan pikiran GD. Di Indonesia jarang sekali orang yang
memahami jalan pikiran GD, paling2 yang deket sama GD tuh orang2 yang
pengen memanfaatkan popularitas GD saja demi keuntungan politik
dirinya seperti Cak Imin. Namun yang memahami bagaimana jalan pikiran
Gus Dur yang serius hanya sedikit, dan WW adalah salah satunya.

Celah dalam kegagalan memahami pemikiran GD inilah yang kerap
dimanfaatkan lawan-lawan politiknya, termasuk Amien Rais dan Kelompok
disekitar Megawati untuk menggusur Gus Dur. Semustinya pada saat itu
Amien Rais justru menjaga agar Duet Megawati dan Gus Dur terlaksana
dengan baik, karena estafet reformasi bisa dijalankan dengan efektif.
Gara-gara perbuatan Amien Rais yang sembrono itu kemudian kekuatan
reformis besar yang ada ditangan GD dan Mega pecah berantakan
sehingga kekuatan militer Orde Baruis muncul yang puncaknya justru
menjadi Brutus bagi Megawati.

Anton


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, rzain [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Tiap orang mempunyai gaya sendiri, kalau Andi menjilat sudah lama
 dipecat SBY. Lagian Andi kan Ketua Partai Demokrat, Wimar hanya
 makan gaji.


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Undangan Fadjroel Rachman (Malam Kemerdekaan untuk Semua!)

2008-08-18 Terurut Topik Bambang Sulistomo
saudara fadjroel sahabatku, saya sangat mendukung sekali pencalonan anda
jadi capres, seperti juga saya mendukung ratnasarumpaet, yuddie chrisnandi,
rizal ramlie, rizal malarangeng dan lai-lain, pokoknya ada capres alternatif
!, tapi satu hal perlu saya pertanyakan kepada saudara tentang gagasan
nasionalisasi  asset-asset negara  dan sebagainya itu. bukankah negeri
cina dan russia aja membuka diri pada modal dariluar negaranya. apakah tidak
sebenarnya nanti nasionalisasi yang anda utara kan itu dijadikan
senjata-politik dari capres yang mau  berkuasa saat ini, untuk tetap
menunjukkan dirinya sebagai good looking boy-nya para penanam modal,
sehingga niat anda yang berani itu menjadi senjata makan tuan. jangan sampai
nanti ada kesan yang dibuat oleh capres konservatif, bahwa anda sebenarnya
hanya martir-nya para capres yang tetap kelihatan sebagai good looking
boy-nya  para penanam modal.salambambangsulistomo


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Djuwari, Tukang Panggul Jenderal Sudirman yang Terlupakan

2008-08-18 Terurut Topik iwan piliang
Salam,

Sepotong kain pemberian Almarhum Jend. Sudirman, agaknya, bisa nilainya lebih 
berarti oleh Bapak Djuwari, dibanding sebuah Roll Royce Phantom, yang kini 
sudah ada dan mulai dikendarai oleh mereka yang duduk di trias politica kita di 
jalanan Jakarta.

Rakyat tidak boleh menderita, biarlah kita pemimpin yang menderita, kata 
Jend. Sudirman di saat bergerilya.

Gerilya, salah satu cara melawan, antara lain, mengurangi korban sipil, di 
tengah keterbatasan yang ada.

63 tahun RI merdeka, adakah pemimpin mau menderita. Hampir dipastikan tak 
akan ada pemimpin kini mau naik mobil Daihatsu Ceria, walaupun fungsi mobil 
memindahkan seseorang dari satu titik ke titik lainnya, tak lebih, tidak 
menggerakkan pemimpin peduli kepada rakyat.

Mereka peduli tehadap haknya, kelompoknya. Rakyat kebanyakan? Lihat saja 
alokasi penyaluran dana bank pemerintah, dan dana-dana lain yang sesungguhnya 
bisa membalik keadaan, yang bukan cuma slogan, Indonesia Bisa!

wassalam,
iwan piliang








Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: KEDIRI, 
MINGGU - Djuwari (81), tukang panggul Panglima Besar Sudirman
 dalam perang gerliya melawan penjajah, mengaku rela terlupakan. Kami
 hanya berharap generasi muda saat ini bisa menerusan cita-cita
 pahlawan untuk bisa bebas dari segala bentuk penjajahan, katanya saat
 ditemui di rumahnya di Dusun Goliman, Desa Parang, Kecamatan Banyakan,
 Kabupaten Kediri, Jatim, Minggu (17/8).
  
 Sehari-hari dia menghabiskan waktunya di sawah dengan kondisi ekonomi
 yang serba pas-pasan di sebuah desa yang berada di kaki Gunung Wilis.
 Tak banyak yang tahu mengenai kiprah lelaki tua renta itu dalam
 memperjuangkan bangsa Indonesia dari kungkungan penjajah.
  
 Padahal dia salah satu tukang panggul tandu Panglima Besar Sudirman
 yang saat itu sedang sakit dalam memimpin perang gerilya di kawasan
 selatan Pulau Jawa periode 1948-1949.
  
 Djuwari menuturkan, pada suatu pagi hari pada tanggal 6 Januari 1949,
 dia dan tiga temannya, Karso, Warto, dan Joyodari memanggul tandu
 panglima perang gerilya itu menuju Dusun Magersari, Desa Bajulan,
 Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk untuk menghadapi para penjajah.
  
 Mereka berjalan kaki sekitar 30 kilometer dari Dusun Goliman  menuju
 Dusun Magersari dengan melintasi kawasan perbukitan Gunung Wilis.
 Untuk menempuh perjalanan itu dibutuhkan waktu sehari penuh dengan
 beberapa kali istirahat, katanya.
  
 Dalam perjalanan tersebut, Panglima Sudirman dikawal Tjokro Pranolo,
 Supardjo Rustam, Suwondo, dan Heru Tjokro bersama pasukan bersenjata
 lainnya. Djuwari mengaku bahagia, kendati dalam perjalanan melelahkan
 itu dia dan tiga orang rekannya hanya mendapatkan hadiah berupa
 sepotong kain panjang dari Panglima Sudirman.
  
 Saat itu kami merasakan ikut berjuang, meskipun tidak dengan cara
 memanggul senjata seperti tentara lainnya, kata satu dari empat
 tukang panggul Panglima Besar Sudirman yang masih hidup hingga sekarang.
  
 Selama berada di Dusun Goliman, Panglima Besar Sudirman tinggal di
 rumah Badal. Di sebuah ruangan di rumah tersebut, Sudirman dan
 beberapa anggota pasukannya menyusun strategi menghadapi penjajah.
  
 Di dalam kamar berukuran 7x3,5 meter yang berada rumah joglo yang kini
 ditempati Suwandi itu masih terdapat beberapa perabotan, diantaranya
 dipan beralaskan tikar, kendi, cangkir, dan tempayan dari kuningan.
  
 Kamar ini sudah tidak pernah kami tempati lagi sejak dulu, karena
 kami anggap memiliki nilai sejarah perjuangan bangsa ini, kata
 Suwandi, salah satu anak Badal.
  
 Selama berada di Dusun Goliman, Panglima Sudirman menyamar sebagai
 mantri guru untuk menghindari mata-mata penjajah yang tersebar di
 mana-mana. Sayangnya bangunan bersejarah di Dusun Goliman itu hingga
 kini tak terawat.
 
 MBK
 Sumber : Ant
 
 
http://kompas.com/read/xml/2008/08/17/12173319/djuwari.tukang.panggul.jenderal.sudirman.yang.terlupakan.
 
 
 
   

   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Markis/Hendra Sabet Emas Pertama untuk Indonesia

2008-08-18 Terurut Topik Lisman Manurung
SELAMAT!
�
PUTRA-PUTRI BANGSA YANG BEKERJA KERAS MENGHARUMKAN NAMA BANGSA.
�
Mestinya para calon presiden dari 38 parpol mengirimkan ucapan selamat kepada 
tokoh-tokoh ini...
�
�


--- On Sun, 8/17/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Markis/Hendra Sabet Emas Pertama untuk Indonesia
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Sunday, August 17, 2008, 12:36 AM






BEIJING, SABTU - Ganda putra nomor satu Indonesia, Markis Kido/Hendra
Setiawan, mempersembahkan emas pertama bagi kontingen Merah-putih di
Olimpiade Beijing 2008. Pada partai final, Sabtu (16/8), mereka menang
rubber set 12-21, 21-11, 21-16 atas pasangan China, Cai Yun/Fu Haifeng.

Dengan demikian, Indonesia sanggup mempertahankan tradisi emas dari
cabang olahraga bulutangkis di Olimpiade. Pasalnya, dari cabang inilah
Indonesia selalu mendulang emas pada pesta olahraga terbesar di dunia
tersebut.

Keberhasilan Markis/Hendra tentu saja bisa mengobati kekecewaan publik
Indonesia setelah di nomor tunggal putra, tak ada satu pun wakil yang
bisa menyabet medali. Hanya di tunggal putri Indonesia bisa meraih
perunggu lewat Maria Kristin.

Indonesia masih berpeluang menambah satu medali emas dan perunggu.
Karena, di nomor ganda campuran masih ada wakil, yakni pasangan Nova
Widianto dan Lilyana Natsir yang menembus partai final, serta Flandy
Limpele dan Vita Marissa yang akan bertarung memperebutkan medali
perunggu. (LOU)

LOU

http://kompas. com/read/ xml/2008/ 08/16/22090077/ markis/hendra. sabet.emas. 
pertama.untuk. indonesia





[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Budiman caleg

2008-08-18 Terurut Topik Haniwar Syarif
Srlamat  ya utk Mas Budiman yg resmi jadi caleg PDIP bersama antar 
alain Rike duah Pitaloka.

semogaterpilih... dan nggak lup apada tekad utk memarhaeniskan PDIP


Salam

HS





RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso Keluarkan Kocek Pribadi Rp50 M untuk Bulutangkis

2008-08-18 Terurut Topik Bambang Soetedjo
Kalau memang rela kan nggak usah woro woro memberi sumbangan. Biarlah orang 
lain yang memberikan penghargaan tapi nggak perlu lah ngomong sendiri. Serahkan 
kepada masyarakat ditanah air untuk menilai dan memberikan reaksi.
�
Salam
BS

--- On Mon, 8/18/08, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso Keluarkan Kocek Pribadi Rp50 M 
untuk Bulutangkis
To: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
Cc: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Monday, August 18, 2008, 4:32 AM






Ok itu pengorbanan Sutiyoso sang saudagar. Loh? Ya iya lah, masak ya iya dong? 
Kan orang bersalah bukan orang bersadong? (pinjam Megakarti). Coba hitung gaji 
Sutiyoso selama 10 tahun jadi gubernur dipotong ongkos2 kepentingan 
keluarganya! Apa sampe Rp. 50 M? Kalau bukan saudagar mana mampu nyumbang Rp. 
50 M? Tapi kalau Sutiyoso bukan Saudagar, KPK harus tanya pengakuan Sutiyoso 
tsbut, duit dari mana itu?


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Djuwari, Tukang Panggul Jenderal Sudirman yang Terlupakan

2008-08-18 Terurut Topik anton_djakarta
Waktu gerilya di hutan-hutan Jenderal Sudirman sering dikira sebagai
Sri Sultan oleh kebanyakan rakyat Jelata.
Operasi perburuan Jenderal Sudirman pernah dilakukan NICA atas
perintah langsung Van Langen namun gagal, operasi ini berlangsung
lebih dari lima kali salah satunya melibatkan tentara khusus Divisi
Van Zanten, Gadjah Putih dan juga pasukan khusus Marine Korps Belanda.

Anton


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 KEDIRI, MINGGU - Djuwari (81), tukang panggul Panglima Besar
Sudirman
 dalam perang gerliya melawan penjajah, mengaku rela
terlupakan. Kami
 hanya berharap generasi muda saat ini bisa menerusan cita-cita
 pahlawan untuk bisa bebas dari segala bentuk penjajahan, katanya
saat
 ditemui di rumahnya di Dusun Goliman, Desa Parang, Kecamatan
Banyakan,
 Kabupaten Kediri, Jatim, Minggu (17/8).

 Sehari-hari dia menghabiskan waktunya di sawah dengan kondisi
ekonomi
 yang serba pas-pasan di sebuah desa yang berada di kaki Gunung
Wilis.
 Tak banyak yang tahu mengenai kiprah lelaki tua renta itu dalam
 memperjuangkan bangsa Indonesia dari kungkungan penjajah.

 Padahal dia salah satu tukang panggul tandu Panglima Besar Sudirman
 yang saat itu sedang sakit dalam memimpin perang gerilya di kawasan
 selatan Pulau Jawa periode 1948-1949.

 Djuwari menuturkan, pada suatu pagi hari pada tanggal 6 Januari
1949,
 dia dan tiga temannya, Karso, Warto, dan Joyodari memanggul tandu
 panglima perang gerilya itu menuju Dusun Magersari, Desa Bajulan,
 Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk untuk menghadapi para penjajah.

 Mereka berjalan kaki sekitar 30 kilometer dari Dusun Goliman  menuju
 Dusun Magersari dengan melintasi kawasan perbukitan Gunung Wilis.
 Untuk menempuh perjalanan itu dibutuhkan waktu sehari penuh dengan
 beberapa kali istirahat, katanya.

 Dalam perjalanan tersebut, Panglima Sudirman dikawal Tjokro Pranolo,
 Supardjo Rustam, Suwondo, dan Heru Tjokro bersama pasukan bersenjata
 lainnya. Djuwari mengaku bahagia, kendati dalam perjalanan
melelahkan
 itu dia dan tiga orang rekannya hanya mendapatkan hadiah berupa
 sepotong kain panjang dari Panglima Sudirman.

 Saat itu kami merasakan ikut berjuang, meskipun tidak dengan cara
 memanggul senjata seperti tentara lainnya, kata satu dari empat
 tukang panggul Panglima Besar Sudirman yang masih hidup hingga
sekarang.

 Selama berada di Dusun Goliman, Panglima Besar Sudirman tinggal di
 rumah Badal. Di sebuah ruangan di rumah tersebut, Sudirman dan
 beberapa anggota pasukannya menyusun strategi menghadapi penjajah.

 Di dalam kamar berukuran 7x3,5 meter yang berada rumah joglo yang
kini
 ditempati Suwandi itu masih terdapat beberapa perabotan, diantaranya
 dipan beralaskan tikar, kendi, cangkir, dan tempayan dari kuningan.

 Kamar ini sudah tidak pernah kami tempati lagi sejak dulu, karena
 kami anggap memiliki nilai sejarah perjuangan bangsa ini, kata
 Suwandi, salah satu anak Badal.

 Selama berada di Dusun Goliman, Panglima Sudirman menyamar sebagai
 mantri guru untuk menghindari mata-mata penjajah yang tersebar di
 mana-mana. Sayangnya bangunan bersejarah di Dusun Goliman itu hingga
 kini tak terawat.

 MBK
 Sumber : Ant


http://kompas.com/read/xml/2008/08/17/12173319/djuwari.tukang.panggul.
jenderal.sudirman.yang.terlupakan.





[Forum Pembaca KOMPAS] AirAsia Mengecewakan

2008-08-18 Terurut Topik Stephanie Sisca
Saya kecewa berat dengan pelayanan AirAsia sekarang ini. Pemesanan
tiket pesawat ke Solo untuk tanggal 26 September 2008 yang sudah
dibayar dibatalkan semena-mena.

Sebenarnya kejadian pembatalan penerbangan ini adalah kejadian yang
kedua. Kejadian pertama, penerbangan dari Batam ke Jakarta dibatalkan.
Biaya tiket yang tidak jadi digunakan saya alihkan untuk booking tiket
jauh-jauh hari untuk penerbangan ke Solo tanggal 26 September 2008.
Dan ternyata penerbangan ke Solo inipun mereka batalkan.

Petugas yang menerima telepon saya juga sangat tidak ramah. Saya jadi
jengkel sekali. Kesalahan ada pada AirAsia, tapi meminta maafpun
tidak! Janjinya dana akan direfund ke kartu kredit saya. Mari kita
lihat apakah janji itu ditepati, karena saya banyak baca pengalaman
buruk teman-teman yang tidak menerima refund yang dimaksud.

Saya berjanji pada diri saya sendiri, tidak akan pernah lagi
menggunakan jasa AirAsia. 

Salam,
Sisca



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Markis/Hendra Sabet Emas Pertama untuk Indonesia

2008-08-18 Terurut Topik Yuliati Soebeno
Hadiah yang sangat membanggakan bagi Indonesia, apalagi Hari Kemerdekaan 
Indonesia sedang diperingati. Dan bagi Markis dan Hendra adalah hadiah ulang 
tahun yang terbaik untuk mereka berdua yang dilahirkan pada bulan Agustus tgl 
11 dan tgl 25.
Selamat bagi Markis dan Hendra dan juga selamat ULTAH yang banyak artinya bagi 
negara dan bangsa Indonesia, juga bagi kalian berdua.
 
Salam,
Yuli

--- On Sat, 8/16/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Markis/Hendra Sabet Emas Pertama untuk Indonesia
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Saturday, August 16, 2008, 1:36 PM






BEIJING, SABTU - Ganda putra nomor satu Indonesia, Markis Kido/Hendra
Setiawan, mempersembahkan emas pertama bagi kontingen Merah-putih di
Olimpiade Beijing 2008. Pada partai final, Sabtu (16/8), mereka menang
rubber set 12-21, 21-11, 21-16 atas pasangan China, Cai Yun/Fu Haifeng.

Dengan demikian, Indonesia sanggup mempertahankan tradisi emas dari
cabang olahraga bulutangkis di Olimpiade. Pasalnya, dari cabang inilah
Indonesia selalu mendulang emas pada pesta olahraga terbesar di dunia
tersebut.

Keberhasilan Markis/Hendra tentu saja bisa mengobati kekecewaan publik
Indonesia setelah di nomor tunggal putra, tak ada satu pun wakil yang
bisa menyabet medali. Hanya di tunggal putri Indonesia bisa meraih
perunggu lewat Maria Kristin.

Indonesia masih berpeluang menambah satu medali emas dan perunggu.
Karena, di nomor ganda campuran masih ada wakil, yakni pasangan Nova
Widianto dan Lilyana Natsir yang menembus partai final, serta Flandy
Limpele dan Vita Marissa yang akan bertarung memperebutkan medali
perunggu. (LOU)

LOU 

http://kompas. com/read/ xml/2008/ 08/16/22090077/ markis/hendra. sabet.emas. 
pertama.untuk. indonesia

 














  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Pembodohan dan Pemalsuan Sejarah di Lokasi Proklamasi

2008-08-18 Terurut Topik rzain
Tidak ada yang bohong, waktu itu waktu Tokyo sama dengan waktu
Jakarta jam 10,00 atau sekarang jam 08.00 WIB.


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Wal Suparmo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Salam,
 Kebodohan lain tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan adalah soal
WAKTU.Selama zaman penjajahan Jepang, waktu yang berlaku di pulau
Jawa adalah waktu TOKYO atau diamanakan waktu JEPANG.Dan ini baru
diganti setelah pendaratan tentara sekutu di Jakata pada tanggal 23
Agustus 1945.
 Sehingga waktu diucapkannya proklamasi jam 10.00 waktu Jepang itu,
sebenarnya adalah jam 08.00 waktu di Jawa.
 Salam,
 Wal Suparmo


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Politik Indonesia Dangkal, Non-Kader Dicalegkan

2008-08-18 Terurut Topik Patrick
Dalam Pemilu 2004 lalu, ada tren penentuan nomor urut caleg sbg berikut:

1.   Donator partai politik
(bisa pengusaha ato pengurus partai yg berperan sbg pendulang dana
bagi parpol)

2.   Kader partai politik non-pendulang dana

3.   Selebriti ato Akademisi (dosen, pengurus perguruan tinggi, dll).

Apakah ini menjadi pakem dlm penentuan nomor urut? Tidak mutlak, tp
lihat sajalah anggota DPR sekarang ini.

Bagaimana dgn Pemilu 2009? Sami mawon sepertinya.

Salam,

Patrick Hutapea
 




--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan
[EMAIL PROTECTED] wrote:


http://kompas.com/read/xml/2008/08/17/20143380/politik.indonesia.dangkal.non-kader.dicalegkan.
 
 
 JAKARTA, MINGGU - Peneliti senior Centre for Strategic and
 International Studies, J Kristiadi, mengaku tidak jadi soal jika
 partai politik (parpol) tertentu memilih untuk mengambil orang-orang
 di luar kader parpolnya, seperti dari kalangan artis maupun
 profesional, untuk kemudian dijadikan sebagai calon legislatif. Hal
 seperti itu sah-sah saja untuk dilakukan namun tetap dengan hati-hati.
 
 Menurut Kristiadi, parpol yang bersangkutan harus mampu menunjukkan
 dirinya dapat menggembleng orang-orang luar tadi agar mampu dan mau
 memperjuangkan nasib rakyat begitu terpilih nanti. Pernyataan itu
 disampaikan Kristiadi, Minggu (17/8), saat dihubungi per telepon.
 
 Namun tetap, tambahnya, fenomena parpol memilih artis atau profesional
 di luar para kadernya untuk menarik dukungan suara seperti itu
 menunjukkan lemah dan dangkalnya kondisi perpolitikan di Indonesia.
 Semua itu menunjukkan kaderisasi parpol sangat buruk. Jika tidak,
 mereka kan tidak mau main comot kiri kanan orang luar. Saya bukan anti
 artis, namun bukan kah profesi mereka selama ini selalu memerankan
 orang selain dirinya? Apa bisa mereka nanti memperjuangkan nasib
 konkret rakyat? ujar Kristiadi.
 
 Anggapan siapa pun bisa menjadi politisi, seperti terjadi sekarang,
 dinilai Kristiadi menunjukkan kedangkalan dan pragmatisme politik dan
 para politisi parpol di Indonesia sekarang ini. Dengan jalan apa pun
 para politisi dan parpol itu berupaya keras mencari dukungan suara
 dari masyarakat, tanpa merasa perlu untuk mengetahui apakah orang yang
 diambilnya benar-benar punya komitmen sesuai dengan apa yang
 diperjuangkan parpolnya.
 
 Orang-orang yang asal dicomot itu, selain 'tidak berkeringat',
 tentunya sangat meragukan dan belum tentu bisa diharapkan mampu
 memperjuangkan nasib rakyat. Mereka akan tetap dimajukan, kecuali
 memang kenyataannya para politisi sekarang pikirannya sudah sedemikian
 dangkal, ujar Kristiadi.
 
 Wisnu Dewabrata
 Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network





Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kompas.com yang semakin vulgar

2008-08-18 Terurut Topik Samali Djono
setuju mas Bambang Sulistomo, anda benar sekali. juga dalam menulis di milis 
ini. saya pun
pernah kena atau tulisan saya dibalas dengan kata-kata yang tidak pantas.

saya tidak bisa berbuat banyak, apalagi membalas ... bukan maksud mau sok suci 
nih he he he :)
tapi dari situ saya bisa menilai bahwasanya ada pada kualitas mana orang tsb.



salam,
djs




- Original Message 
From: Bambang Sulistomo [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Monday, 18 August, 2008 6:42:26 AM
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kompas.com yang semakin vulgar


Saya beberapa kali bertemu dengan orang-orang yang sering membaca milis ini,
tentunya mereka juga orang-orang yang terpelajar juga, (bukan yang suka
kentut, kecuali sehabis makan ubi lho). Akhirnya kita berdiskusi tentang
berbagai permasalahan yang sedang hangat dinegeri ini.  memang saya setuju
bahwa keterbukaan informasi juga mengandung resiko, tetapi merekayasa
keterbukaan menjadi semacam ke-semu-an juga akan berbahaya lho, artinya
masyarakat tidak akan memperoleh informasi yang benar, ingat dong zaman
pemerintahan yang otoriter dimana kedaulatan diberangus dengan rekayasa
demokrasi yang berdasarkan pembangunan, pancasila dan uud 1945,
kenyataannya apa bos ?, korupsi merajela, keadilan hanya untuk yang punya
uang, hutan digunduli, profesionalisme dihancurkan   (sekarang juga, apalagi
enggak ada kedaulatan rakyat !). Kalau kita mau mengembangkan kedaulatan
rakyat seperti yang tercantum dalam pancasila dan pembukaan uud 1945,
keterbukaan itulah salah satu jawabnya. Saya kira milis ini masih ada
etika-nya, kalau ada yang tersinggung itu wajar-wajar aja kan ? kalau tidak
merasa bermanfaat untuk membacanya, ya tidak apa-apa, salambambangsulisto mo


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: soal liga inggris, astro, aora, dst

2008-08-18 Terurut Topik Patrick
Sepakat sekali dgn opini Lilianto Apriadi,

EPL, menurut saya, adalah kompetisi sepakbola terbaik di jagad ini.
Kebanyakan penggemar sepakbola pasti tertarik utk menyaksikannya!

Namun, apakah pemilik modal dlm dunia pertelevisian lokal tdk punya
tanggung jawab moral utk mengangkat kompetisi sepakbola Indonesia ke
tingkat yg lebih baik lagi?

Oklah, terlepas dari carut-marut persepakbolaan Indonesia, sudah
saatnya ada pihak-pihak yg berjuang demi supremasi kompetisi lokal di
negeri sendiri. Dalam hal ini, media penyiaran lokal bertanggung jawab
utk peliputan yg layak  tidak setengah hati.

Mata saya cape bila menonton pertandingan  ulasan liga sepakbola
Indonesia yg menggunakan kamera seadanya! Jgn harap ada 'instant
replay' dgn 'multi-angle' ala EPL. Pasti penonton seperti saya banyak
kehilangan momen penting.

Lihat saja kiprah kompetisi sepakbola Jepang, J League. Jgn lupa dgn
liga sepakbola Korea, K League! Kompetisi sepakbola lokal dapat
menjadi raja di negeri sendiri, J League  K League adalah buktinya.

Menyoal Astro Nusantara  Direct Vision,

Saya pernah bekerja selama 2 bulan di Astro Awani, kanal berita Astro
Nusantara (PT. Direct Vision). Astro Nusantara (PT. Direct Vision)
punya keunggulan di bidang kanal-kanal khusus ('channel line up') yg
dikelola sendiri, seperti Astro Awani (khusus berita), Astro Ceria
(khusus program anak-anak), Astro Xpresi (khusus musik  gaya  hidup),
dsb.

Namun, pengelolaan kanal-kanal tersebut disubkontrakkan,
dialihdayakan, di-'outsource', atau apapun istilahnya ke PT. Adhi
Karya Visi (AKV).

AKV berperan sebagai penyedia isi siaran ('content provider') bagi
Astro Nusantara (PT. Direct Vision). Terbersit sejumlah pertanyaan di
benak saya, apakah UU Penyiaran mengatur tentang hal ini? Bagaimanakah
kredibilitas pemberitaan bila pengelolaan media dijalankan dgn sistem
di atas? Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yg muncul.


Salam,

Patrick Hutapea








--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, lilianto apriadi
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bung Armando, sebenarnya alinea terakhir dari tulisan Anda sudah
menjawab. Kita mau dibulan-bulani karena pada awalnya kita sendiri
yang siap dibulan-bulani mereka. Harga siaran yang tadinya begitu
murah, pihak televisi kita yang jor-joran harga tinggi. Dari sinilah
akhirnya pihak asing melihat, televisi kita memang banyak yang mau
dengan harga tinggi. Hukum ekonomi pun tercipta, ada demand ada supply.

 Kalau kita ingin melihat lebih luas lagi sebenarnya bisa. Apakah
benar Liga Inggris, Liga Italia, dan sebagainya itu  pantas dihargai
demikian tinggi? Buat ekonomi berikut segala aturannya bisa
diperdebatkan, tapi kita bisa lihat apakah kompetisi-kompetisi itu
mampu mengangkat prestasi sepakbola Indonesia? Sampai kini belum,
timnas kita masih terpuruk, jangankan tingkat dunia atau Asia, di Asia
Tenggara saja keteter.

 Memang dapat menggairahkan kompetisi sepakbola kita, tapi jangan
lupa ikut melahirkan sikap jor-joran mengeruk dana dari APBD untuk
membeli kebanyakan pemain asing. Laporan keuangan mereka juga banyak
yang amburadul. Belum lagi pemanfaatan klub-klub tersebut untuk
Pilkada dan sejenisnya. Penonton juga mudah melihat ketimpangan itu,
sehingga mereka sepertinya meminta bagian dengan gampang sekali
membuat kerusuhan.

 Bukan ingin sama sekali anti terhadap siaran-siaran mahal itu, dulu
tanpa siaran-siaran itu kesebelasan nasional kita disegani bukan hanya
di Asia Tenggara tapi juga Asia. Arah pendapat saya, ya kita
sewajarnya saja. Kalau harganya terbilang tinggi dan akhirnya
menguatkan posisi pihak asing, kita terima tanpa berlebihan. Alangkah
terpujinya kalau biaya besar itu misalnya dimanfaatkan untuk pembinaan
sepakbola usia dini.

 Masyarakat kita pun diberikan kedewasaan dalam belajar. Jepang dan
Cina sudah membuahkan hasil dengan munculnya komunitas-komunitas
penggemar klub, timnas mereka sudah muncul di Piala Dunia. Padahal
pada tahun 1970-an, mereka masih di bawah kita. Komunitas di kita baru
pada nonton bareng, tur, dan kumpul-kumpul. Jelas ini akan
menguntungkan penyelenggara siaran.

 Nilai hakiki dari siaran maupun industri sepakbola tetap pada
prestasi tim nasional. Saya mendukung usaha Anda agar siaran-siaran
ini menjadi murah dan dirasakan orang banyak. Tinggal kini adalah
keberanian pihak TV Indonesia bersatu padu untuk memurahkan harga.
Jangan sampai kejadian pada awal-awal siaran, ada stasiun yang
nyelonong dengan harga tinggi.

 TVRI sudah kembali kepada siaran olahraga (Olimpiade Beijing) karena
fungsinya sebagai TV publik. Kenapa TV lain tidak bisa kembali kepada
siaran yang proporsional?

 Salam
 Llianto Apriadi


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Skenario iklan Sutrisno Bachir

2008-08-18 Terurut Topik Arief Adityawan S
Bung Anton, capek capek mikirin iklan SB yang ideal menurut anda,
mudah mudahan bukan karena kepingin ditarik dalam tim kreatif itu
kan, hehe. Terus terang dengan penampilan pengusaha pengusaha di
Kabinet Indonesia Bersatu, saya sedang tidak percaya pada
kredibilitas pengusaha masuk panggung politik. Yang sudah sudah,
pengusaha bukannya memajukan perekonomian, tapi memanfaatkan jabatan
untuk kemajuan konglomerasi mereka. Sebesar apapun dan sekaya apapun
pengusaha itu.

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, anton_djakarta
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bachir tuh blo'on banget pake jual nama Suster Apung, kalo gue yang
 jadi manajer kampanye dia, gue jual aja cerita dirinya kenapa dia
jadi
 sukses, soalnya gue tau banget gimana dulu kerenya dia dari cerita-
 cerita Bokap gue yang sohib kentelnya dia. Tapi dia berhasil emang
dari
 kerja keras dan kepandaian dia dagang Batik serta keuletannya yang
luar
 biasa. Bisa aja dia disetting seperti ini :

 Sutrisno Bachir lahir di Pekalongan...lalu ada adegan anak kecil
yang
 mirip dia dan pipinya tembem sekolah di SD kampung. Lahir dari
 kesederhanaan, besar dalam penderitaan. Tapi jiwanya yang keras
mampu
 menaklukkan kehidupan. lalu gambarkan perjuangan dia mbakul batik
jaman
 dia masih kuliah( ada adegan dia numpang dari satu truk ke truk lain
 dari Yogya ke Jakarta) lalu endingnya keberhasilan dia jadi
pengusaha
 muda di Jakarta yang puncaknya jadi Pengusaha besar dan sukses luar
 biasa.

 Trus di adegan iklan SB, buat adegan rumahnya jaman dia kecil yang
 bobrok dan adegan rumahnya dia yang besar di Pondok Indah seraya ada
 kata-kata : Lihatlah perbedaan ini, saya bisa mengubah diri saya,
saya
 bisa mengubah nasib saya dengan perbuatan-perbuatan saya yang
direstui
 Tuhan, maka saya Sutrisno Bachir akan merubah Indonesia dari
 kesengsaraan menuju Kemakmurankarena hidup adalah Perbuatan

 mangkanya Oom Tris mesti cari orang kreatif jangan orang medioker
yang
 cuman bisa berpikir linier aja hehehehe

 Anton

 (kalo tiba-tiba tim sukses SB niru-niru ide saya, berarti memang tim
 sukses SB kagak kreatif...)


[Forum Pembaca KOMPAS] Setelah UPACARA, lalu?

2008-08-18 Terurut Topik Dedi Dwitagama
Dear all

Peringati kemerdekaan hanya dengan upacara?
lalu siswa dan semua warga sekolah pulang
sebelumnya tak ada kegembiraan
setelah upacara juga tak ada

Sayang sekali
63 tahun merdeka
Anda masih belum bisa bergembira
lanjutan tulisan ini silahkan disimak
disanahttp://dedidwitagama.wordpress.com/


Mari Terus berjuang Saudaraku
Dedi Dwitagama - [EMAIL PROTECTED]

Find me more at:
http://dedidwitagama.wordpress.com/
http://trainerkita.blogspot.com/
http://fotodedi.wordpress.com/

SMK Negeri 3 Jakarta - Siapkan Tenaga Kerja Bermutu
Vocational Educational School on Business Manajemen
Program Keahlian: Adm Perkantoran, Akuntansi, Penjualan
Jl. Garuda 63 Kemayoran Jakarta Pusat

(T) 62 21 4209629 - 62 21 42889104
(F) 62 21 4209629
(E) [EMAIL PROTECTED]
(S) http://smk3jakarta.net


[Non-text portions of this message have been removed]



Balasan: [Forum Pembaca KOMPAS] Artis-artis Masih Jadi Figuran di DPR

2008-08-18 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Soal kemampuan berperan sebagai anggota DPR dan DPRD, sebetulnya bukan hanya 
artis, tetapi juga yang non artis, yang menjadi politisi dadakan.
Pendidikan tidak mendukung, pengalaman tidak mendukung, track record dibidang 
politik apalagi. Dalam situasi seperti itu, apa yang bisa diharapkan dari 
mereka?
Partai Politik yang diharapkan mampu mendidik kadernya menjadi politisi handal, 
kenyataannya jauh panggang dari api, sangat menyedihkan.
Bukannya mengurus rakyat, mereka hanya sibuk gontok - gotokkan sendiri.

Salam,


Adyanto Aditomo

Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: 
http://kompas.com/read/xml/2008/08/18/05533512/artis-artis.masih.jadi.figuran.di.dpr
 
 JAKARTA, SENIN - Setidaknya ada tujuh anggota Dewan Perwakilan Rakyat
 yang berlatar belakang artis di DPR 2004-2009. Secara umum, mereka
 dinilai belum menunjukkan kinerja menonjol di bidang legislasi,
 pengawasan, atau anggaran. Ibarat dalam film, mereka masih seperti
 figuran, belum sebagai pemeran utama.
 
 Menurut penilaian Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Indonesia,
 sampai saat ini ada atau tidak ada artis di DPR sama saja.
 Keberadaannya belum memberi pengaruh signifikan. PSHK adalah salah
 satu lembaga nonpemerintah yang banyak memantau kinerja parlemen.
 Kinerjanya tidak menonjol. Ini kata halusnya, kata Bivitri Susanti,
 peneliti senior dari PSHK.
 
 Meski demikian, dari pengalaman berinteraksi dengan sejumlah artis di
 DPR, Bivitri menilai ada beberapa artis yang memiliki kemauan belajar
 tinggi sehingga bisa berperan. Tetapi, ada juga yang tidak mau
 belajar. Kalau bicara juga umum sekali. Hanya memesonakan ketimbang
 substansi, paparnya.
 
 Pada Pemilu 2009, artis yang ingin mencalonkan diri sebagai anggota
 DPR diharapkan partai melakukan pembekalan lebih awal. Dengan
 demikian, mereka mengetahui mekanisme kerja DPR, paham apa yang harus
 diperbuat di komisi, dan bagaimana mengelola konstituen menjadi
 kekuatan politik.
 
 Berperan di komisi
 
 Nurul Qomar, anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat, mengakui, para
 artis yang saat ini berada di DPR belum menonjol, terutama dalam
 rapat-rapat paripurna. Namun, dalam rapat-rapat komisi sudah berperan.
 Dalam rapat komisi, saya selalu diberi kesempatan bertanya. Mereka
 berharap dari letupan-letupan saya bisa mencairkan suasana, kata
 Qomar yang pelawak itu.
 
 Pada tahun pertama memang dia sempat kesulitan berbaur. Apalagi
 sebagai pelawak sering dianggap sebagai sudra, kelompok paling
 rendah. Namun, pada tahun-tahun berikutnya ia sudah bisa beradaptasi.
 Untungnya saya mimikri. Kalau abu-abu cepat jadi abu-abu, kalau hijau
 cepat jadi hijau, ujarnya tertawa.
 
 Guruh, meskipun jarang kelihatan, menurut Qomar, harus diapresiasi
 karena giat membangun seni budaya di Indonesia. Dede Yusuf bahkan
 sudah menjadi Wakil Gubernur Jawa Barat.
 
 Dalam rapat paripurna, para artis belum banyak bersuara karena setiap
 fraksi sudah punya skenario, mengatur siapa yang perlu bicara dan
 tidak, siapa yang menjadi penyerang, dan siapa yang harus menjadi bek
 kanan atau bek kiri.
 
 Ketua F-PAN Zulkifli Hasan menilai, kinerja artis di DPR memang tak
 bisa digeneralisasi, tetapi harus dinilai orang per orang. Selain Dede
 Yusuf, beberapa artis dari fraksi lain juga dinilai memiliki kinerja
 baik, antara lain Angelina Sondakh, Adjie Massaid, dan Marissa Haque.
 Tetapi, memang, ada juga artis yang tidak terdengar, ucapnya.
 
 Pembekalan artis sebelum menjadi anggota DPR, menurut Zulkifli, memang
 menjadi sangat penting mengingat tugas seorang anggota parlemen adalah
 berbicara menyuarakan kepentingan rakyat.
 
 Menurut Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrasi Indonesia
 Perjuangan (PDI-P) Tjahjo Kumolo, partai juga tidak sembarangan
 merekrut artis menjadi caleg. Tjahjo menjamin artis-artis yang
 dicalonkan PDI-P bukan sekadar memanfaatkan keartisannya, tetapi juga
 punya kapasitas berpolitik. (SUT)
 
 
 
   

   
-
 Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist.   Download sekarang juga.

[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso Keluarkan Kocek Pribadi Rp50 M untuk Bulutangkis

2008-08-18 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Jangan cepat menuduh dong. Diluar anggaran yang diberikan oleh pemerintah tidak 
berarti dari uang pribadi. Kan bisa juga dari sponsor.
Di satu sisi sebaiknya kita jangan menebar kebencian dan kecurigaan diantara 
anak bangsa ini, tetapi di sisi lain sebaiknya Sutiyoso juga harus menjelaskan 
sumber dana bantuan itu asalnya dari mana.
Semoga saja itu bukan hasil korupsi


[Forum Pembaca KOMPAS] Website kompas.com lelet - WAS:Kompas.com yang semakin vulgar

2008-08-18 Terurut Topik Har
Website kompas.com versi baru ini berat sekali dibukanya, mending
versi lama beberapa bulan yang lalu. Ketika mengklik link di halaman
utama untuk membaca berita secara lengkap, responnya sangat lambat
mirip hang, kemungkinan mengirimkan script tertentu yang membuat
lelet. Saya memakai browser firefox dan internet speedy. Untuk membuka
situs lain tidak ada yang bermasalah, kecuali kompas.com versi baru
ini. Tapi untuk kompas.com versi cetak tetap cepat seperti dulu.

Rgds,

Har.-

On 8/16/08, Mohamad Adriyanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kompas.com yang semakin vulgar... ikut sedih...
  http://teknohikmah.blogspot.com/2008/07/kompascom-yang-semakin-vulgar.html

  Salam,
  adriyanto


RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Djuwari, Tukang Panggul Jenderal Sudirman yang Terlupakan

2008-08-18 Terurut Topik Alois Wisnuhardana
Ngomong-ngomong tentang Soedirman,

Saya punya paklik kerabat jauh di Desa Tegalombo, Pacitan. Dulu sewaktu
Pak Dirman lewat wilayah ini, paklik saya itulah yang banyak memberikan
gambaran mengenai geografi daerah tersebut dan bagaimana menembusnya.

 

Dan paklik ini pulalah yang menyarankan seorang bapak muda, yang tengah
berbahagia dikaruniai seorang anak lelaki. Aja le. Aja mbok jenengi kuwi.
Gantinen jeneng mburine (Jangan Nak. Jangan kau beri nama belakangnya dengan
nama itu). Gendroyono, gantinen Yudhoyono. Maka, sang bapak muda itupun
menurut dan mengganti namanya seperti saran paklik ini. Dan akhirnya, anak
dari bapak muda bernama Sutikno ini, namanya seperti yang sekarang: Susilo
Bambang Yudhoyono.

 

Begitulah sepenggal kisah sejarah yang terlupakan...

 

Salam hangat,


Wisnuhardana

Palmerah

 

From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of anton_djakarta
Sent: 18 Agustus 2008 15:13
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Djuwari, Tukang Panggul Jenderal
Sudirman yang Terlupakan

 

Waktu gerilya di hutan-hutan Jenderal Sudirman sering dikira sebagai 
Sri Sultan oleh kebanyakan rakyat Jelata.
Operasi perburuan Jenderal Sudirman pernah dilakukan NICA atas 
perintah langsung Van Langen namun gagal, operasi ini berlangsung 
lebih dari lima kali salah satunya melibatkan tentara khusus Divisi 
Van Zanten, Gadjah Putih dan juga pasukan khusus Marine Korps Belanda.

Anton 


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] AirAsia Mengecewakan

2008-08-18 Terurut Topik iswandy arisandy
saya juga mempunyai pengalaman yang sama dimana saya melakukan pemesanan tiket 
air asia pada bulan juni 2007 untk penerbangan juni 2008 tapi satu minggu 
sebelum keberangkatan waktu departure yang seharusnya jam 13.00 dari padang ke 
jakarta di delay sampai ke jam 22.00.terbang murah??? air asia kok 
bisa dapat penghargaan ya, jangan-jangan award nya cuman akal2 an n dibayar 
alias main belakang tuk mendongkrak rating aja.

salam


iswandy

--- On Mon, 8/18/08, Stephanie Sisca [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: Stephanie Sisca [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] AirAsia Mengecewakan
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Monday, August 18, 2008, 4:33 AM











Saya kecewa berat dengan pelayanan AirAsia sekarang ini. Pemesanan

tiket pesawat ke Solo untuk tanggal 26 September 2008 yang sudah

dibayar dibatalkan semena-mena.



Sebenarnya kejadian pembatalan penerbangan ini adalah kejadian yang

kedua. Kejadian pertama, penerbangan dari Batam ke Jakarta dibatalkan.

Biaya tiket yang tidak jadi digunakan saya alihkan untuk booking tiket

jauh-jauh hari untuk penerbangan ke Solo tanggal 26 September 2008.

Dan ternyata penerbangan ke Solo inipun mereka batalkan.



Petugas yang menerima telepon saya juga sangat tidak ramah. Saya jadi

jengkel sekali. Kesalahan ada pada AirAsia, tapi meminta maafpun

tidak! Janjinya dana akan direfund ke kartu kredit saya. Mari kita

lihat apakah janji itu ditepati, karena saya banyak baca pengalaman

buruk teman-teman yang tidak menerima refund yang dimaksud.



Saya berjanji pada diri saya sendiri, tidak akan pernah lagi

menggunakan jasa AirAsia. 



Salam,

Sisca




  




 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] INDOSAT PAYAH DEH. TELKOMNET INSTANT, PUN DEMIKIAN

2008-08-18 Terurut Topik [EMAIL PROTECTED]
Dear all,
Ada yang punya pengalaman dengan dial-up internet lewat indosat? 
Sekian lama saya dibuat bingung karena sulitnya dial-up. Teman-teman 
pada ramai-ramai beli modem. Ya, kalau saya juga ikutan beli modem, 
rugi dong langganan indosat. Alasannya, jaringan Telkom rusak. Saya 
dianjurkan ke kantor indosat saja atau pakai saluran Star One. 

Saya menelpon 108 untuk sambungan telkomnet yang juga tak bisa. 
Dianjurkan ke 147-2, yang mesin penjawabnya cuma berputar-putar minta 
tekan 1-2-3 kemudian terimakasih. Bayangkan selama liburan berapa 
peluang kita yang hilang karena tak bisa mengakses internet. Apa ini 
bukan dari bagian kompetisi yang tak sehat? Kalau sambungan gagal atau 
tak bisa dipakai, siapa yang membayar kerugian konsumen?

Saluran hp pun demikian. Setelah biaya pulsa tiba-tiba turun drastis 
hingga 50-75%  gara-gara persekongkolan antar provider ketahuan, 
sekarang biaya pulsa pelan-pelan naik kembali. Sambungan juga terlalu 
sering gagal. Atau kirim sms tak sadar selalu berulang. Teknik 
mengelabuhi konsumen gaya baru? Senang bila ada yang member pencerahan.

Wass,
Triyatni



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso Keluarkan Kocek Pribadi Rp50 M untuk Bulutangkis

2008-08-18 Terurut Topik rzain
Gajinya memang kurang lebih Rp 5 juta/bulan, tetapi ada pendapatan
lain yang halal 2,5 % pertahun dari PAD yang trilliunan. Kacil kalau
hanya disumbangkan RP.50 MILYARD ke PBSI


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ok itu pengorbanan Sutiyoso sang saudagar. Loh? Ya iya lah, masak
ya iya dong? Kan orang bersalah bukan orang bersadong? (pinjam
Megakarti). Coba hitung gaji Sutiyoso selama 10 tahun jadi gubernur
dipotong ongkos2 kepentingan keluarganya! Apa sampe Rp. 50 M? Kalau
bukan saudagar mana mampu nyumbang Rp. 50 M? Tapi kalau Sutiyoso
bukan Saudagar, KPK harus tanya pengakuan Sutiyoso tsbut, duit dari
mana itu?


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Jimly Diberhentikan dan Diangkat Kembali

2008-08-18 Terurut Topik Deddy Mansyur
Dari jauh2 di Houston, Texas:

Selamat Oom Jimly.

Sukses selalu.

salam,
sensei deddy mansyur
university of houston
www.uh.edu/shotokan

- Original Message - 
From: Bambang Sulistomo [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Sunday, August 17, 2008 6:02 PM
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Jimly Diberhentikan dan Diangkat Kembali


 Makanya itu om jimmly tampaknya agak menahan diri untuk mendiamkan pada 
 saat
 terjadi pelanggaran pada uud 1945, dari uu pemilu mengenai sembilan partai
 ploitik yang diberikan ke-istimewaan ikut pemilu 2009. Padahal sekarang 
 kpu
 justru melanggar lagi dengan menerima keputusan ptun, meskipun itu 
 melanggar
 uu pemilu. kpu akhirnya bernuansa diskriminatif dan cenderung lebih berani
 melawan mahkamah konstitusi (dan uud 1945-nya) daripada ptun (yang
 putusannya melanggar uu pemilu itu sendiri bos !). Ayo om jimmly, mana
 semangat wong kito galo ? mari kita bersihkan para pelanggar uud 1945 itu,
 salam bambangsulistomo ,


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Edhie Yudhoyono, Caleg Jalur Keluarga

2008-08-18 Terurut Topik Samali Djono
beda ya mas Bambang Sulistomo ... jubir presiden sekarang dengan jubir nya 
presiden
jaman ORBA. yang satu bisa bicara lancar, lugas dan lepas tanpa check  
recheck, cross-check
dll dll dan yang lalu yang super sangat hati-hati sekali sehingga terkesan 
gagap ...

pilih yang mana nih mas e ... :)

 
salam,
djs




- Original Message 
From: Bambang Sulistomo [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Cc: [EMAIL PROTECTED]; kartono mohammad [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, 15 August, 2008 8:30:20 AM
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Edhie Yudhoyono, Caleg Jalur Keluarga


yang saya paling sedihkan adalah pernyataann andi malarangeng, berapa kali
dia sudah melakukan kebohongan publik kan? seperti waktu andi membantah
bahwa sby pernah berjanji tidak akan bersedia menaikkan harga bbm, ternya
semua media elektronik punya rekaman ucapan sby tersebut, juga waktu andi
mengatakan bahwa sby tidak mengnal si ayin/arthalyta yang bahenol itu, eh
adhie massardi mengatakan bahwa dia menemani gus-dur waktu menerima tamu
sby yang diantar oleh ayin, ya kan ?
Jadi kalau andi ngomong gitu, soal anaknya sby, bisa aja sewaktu-waktu di
bantah lagi, kagak usah bengong beh, Sekarang andi dilarang menjadi anggotra
legislatif dari demokrat oleh sby, jangan-jangan karena sby udah mulai
curiga kalau-kalau andi  nantinya  balik arah dan akan bantuin si-celi-Rizal
M yang saudaranya itu sebagai kompetitor-nya sby, hehehehe,
salambambangsulisto mo sbysalambambangsuli stomo.


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] ku mati in dehTV siaran dr Istana

2008-08-18 Terurut Topik Haniwar Syarif
ynag salah adalah ketika ada karya seniman yg lebih bagus dan lebih 
pantas di nyanyikan jadi tersingkir  oleh sebuah karya kekuasaan

kenap nggak tunggu engakuan dipilih di jaman  presiden lain ?

HS

At 11:13 PM 17-08-08, you wrote:
La apa yang salah? Bukan, bukan membela SBY. Siapapun presidennya, apakah
salah memperdengarkan karyanya dalam acara seperti itu. Membandingkan karya
Ismail Marzuki dengan lagu karya SBY tidaklah relevan. Anda sudah mengambil
tindakan benar mematikan televisi, itulah hak yang harus anda ambil bos.
Tapi biarkan juga hak berjuta rakyat Indonesia yang ternyata menikmati karya
SBY, dengan tidak mematikan TV.
Saya bangga punya presiden yang seniman, bisa mencipta lagu, dan mau
memperdengarkan lagunya kepada halayak. Toh pekerjaan pencita lagu itu bukan
pekerjaan hina.(mungking karena saya beekecimpung dalam dunia seni
musik). Saya bisa memilah2 rasa suka atau tidak suka terhadap seseorang,
tanpa menilai hasil karya atau usahanya. Kalau memang bagus dan bermanfaat
ya sok atuh. Bukan karena tidak suka orangnya lantas tidak suka karyanya
hehehehe.
Cuma pendapat aja, jangan masukin ati.


[Forum Pembaca KOMPAS] KBI Dukung Perpanjangan Jabatan Sutanto

2008-08-18 Terurut Topik Adhie Massardi
Salam hormat.

Ini kutipan berita dari situs tetangga pada 12/08/2008 15:49. Saya selundupkan 
ke milis kita ini sekedar untuk update suasana dan juga permintaan saran. 
Karena hanya kepada situs yang ini saya ngomong begini. Nah, kalau sohib-sohib 
FPK menganggap hal ini perlu dipublikasikan lebih luas, saya akan ikhtiarkan 
untuk itu. Terima kasih.

Salam.

Adhie M Massardi



KBI Dukung Pepanjangan Jabatan Sutanto

 IMeski hampir seluruh aktivisnya berurusan dengan pihak kepolisian karena 
dituding mendalangi aksi unjuk rasa 24 Juni di Jakarta, Komite Bangkit 
Indonesia (KBI) sepakat untuk mendukung perpanjangan tugas Jenderal (Pol) 
Sutanto sebagai Kapolri.

Kalau menurut kami, Sutanto harus terus kita dukung untuk diperpanjang masa 
tugasnya sebagai Kapolri sebab akan sangat ampuh mengangkat citra capres-capres 
dari kalangan sipil yang akan maju pada Pilpres 2009, kata Juru bicara KBI 
Adhie Massardi kepada INILAH.COM Selasa (12/8) di Jakarta.

Menurutnya, pemburuan dan penangkapan yang dilakukan Polri selama ini terhadap 
kalangan aktivis yang membela kepentingan rakyat, ternyata mencitrakan figur 
Presiden SBY sebagai presiden yang represif dan anti demokrasi.

Rakyat kan menyaksikan sendiri bagaimana gaya kepemimpinan Sutanto sebagai 
Kapolri, penanganan terhadap aksi-aksi unjuk rasa dan aktivitas kalangan 
aktivis pada masalah-masalah bangsa. Kan sekarang dari beberapa survei, kita 
bisa lihat bahwa popularitas SBY turun, ratingnya jeblok. Dampak lainnya, 
capres lain yang berlatar-belakang militer juga ikut kena getahnya sebab rakyat 
jadi kembali takut pada pemimpin militer yang dikuatirkan akan sama represifnya 
kalau memimpin nanti. Rakyat kita itu sudah lelah dengan gaya militeristik Orde 
Baru, papar Adhie.

Mantan jubir kepresidenan era Gus Dur ini juga menambahkan bahwa 
diperpanjangnya masa tugas Sutanto tidak perlu dipolemikkan.

Buat kami, itulah nanti jasa yang akan diberikan Sutanto jika masa jabatannya 
diperpanjang sebagai Kapolri. Tidak apa-apa, biar saja. Toh tidak lama, tapi 
kita akan mendapatkan dampak yang jauh lebih besar. Capres-capres sipil bisa 
mendapat dukungan yang sangat besar dibanding capres militer Biar saja Sutanto 
tetap jadi Kapolri, kita sabar saja selama setahun lagi, pungkas Adhie. [L6]




Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Suster Apung Merasa Ditipu Soetrisno Bachir

2008-08-18 Terurut Topik Bambang Sulistomo
namanya aja suster-apung ya mbak ? tapi kan bukan berarti si mbak suster
apung itu mudah diapung-apungkan oleh para politisi kan ?, disinilah
kecermatan mas
sutrisno b itu harus diuji atau menguji dirinya sendiri aja dulu deh, yo mas
trisno, salambambangsulistomo


2008/8/17 Wal Suparmo [EMAIL PROTECTED]

   Salam,
 Cocok dengan wataknya, SB sudah MENYODOK dan MELEMPARKAN kesalahan kepada B
 iro Iklannya.Rupanya sblum ikln itu diputar, tidak pernah diperlihatkan
 kepada SB dulu.Yang paling repot nantinya kalau dia bilang LUPA dan TIDAK
 KENAL.
 Wasalam,
 Wal Suparmo


[Forum Pembaca KOMPAS] Tentang Merah Putih di Gubernuran Makassar

2008-08-18 Terurut Topik [EMAIL PROTECTED]
Menyaksikan upacara kemerdekaaan yang berlangsung di Gubernuran 
Makassar membuat saya sedikit sedih. Kita tahu ketika hari kemerdekaan, 
hampir semua selain bendera, umbul-umbulpun bernuansa merah putih. Di 
gubernuran Makassar kita menyaksikan merah putih menjadi taplak meja 
yang di tasnya diletakkan makanan dan minuman. Saya membayangkan 
kotoran-kotoran yang akan merusak kebersihannya. Memang dia sekedar 
merah putih, tetapi sungguh tak tega dia diperlakukan demikian pada 
hari yang bersejarah ini.

Wass,
Triyatni
NB: Mohon yang dekat dengan Gubernur Sulsel, tolong disampaikan.



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Untung aku enggak jadi nipu Negara sendiri

2008-08-18 Terurut Topik Bambang Sulistomo
uad r zain, ada kok teman saya yang pernah menolak jadi jurubicaranya sebuah
perusahaan besar, katanya untung aku dulu menolak , sebabnya dia sangat
mengetahui  bahwa perusahaannya itu tukang nipu soal pembayaran pajak,
katanga lagi untung aku enggak jadi nipu negara sendiri!. jadi sebenarnya
masih banyak  kok orang yang punya kepribadian unggul,
salambambangsulistomo.

2008/8/16 rzain [EMAIL PROTECTED]

   Orang bekerja baik kok disangka mempermalukan dirinya sendiri.
 Justru kita2 harus malu kok tidak terpilih jadi jubir SBY


[Forum Pembaca KOMPAS] Pak Sjafe'i, wartawan yang nyentrik

2008-08-18 Terurut Topik -MGR-
Setiap melihat tempar bersejarah di Jakarta saat ini, saya selalu
teringan tulisan alm. Sjafe'i Hassanbasari (Iie) ini, tulisan yang
kritis dan menggugah kesadaran kita untuk menelusuri tempat2 yang
benar-benar bersejarah.

Pak Sjafe'i, wartawan yang nyentrik, kalau bicara suaranya keras,
merokok tidak pernah berhenti. Saya pernah ke ruang tunggu di redaksi
Kompas di Palmerah, waktu itu diajak Mustofa Abd Rahman wartawan
Kompas di Cairo bertemu dengan Pak Sjafe'i. Di ruangan ber-AC, yang
tentu saja tidak boleh merokok, Pak Sjafe'i merokok Dji Sam Soe.
Sikapnya cair, dan penuh humor. Waktu itu, Mas Tommi (Suryopratomo)
yang masih menjabat pemred Kompas ikut bergabung. Pak Sjafe'i bercanda
Mi.. ini vitamin sambil menyodorkan rokok ke Suryopratomo sambil
tertawa terbahak-bahak. Pak Sjafe'i cerita pengalamannya sebagai
wartawan, dari meliput NU--yang menjadi keahliannya--Senayan, hingga
pameran pesawat, termasuk Sukhoi yang zaman itu sedang menjadi berita.

Ketika keluar kantor Kompas, saya tanya Mas Mustofa, Mas itu Pak
Sjafe'i kok berani banget merokok di ruangan ber-AC dan ada Pemrednya,
apa tidak ada yang melarang? Mas Mustofa menjawab, siapa yang mau
larang dia

Semoga Pak Sjafe'i damai di alam sana. alfatihah..

Guntur


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Perayaan HUT Kemerdekaan RI di Gereja

2008-08-18 Terurut Topik Lisman Manurung
Sama dengan di gereja tempat saya beribadah: Ibadah pada tanggal 17 Agustus 
diawali dengan bersama-sama menyanyikan, layaknya menyanyikan pujian, lagu 
Indonesia raya dengan berdiri dan sikap sempurna.
�
Selanjutnya diteruskan�dengan ibadah seperti biasanya. Khotbah membahas 
kemerdekaan sebuah bangsa, and so forth...
�
Saya pikir ibadah di minggu saat 17 Agustus bagus juga dapat 
mencoba��perayaan seperti di gereja kami itu lho, sederhana, khidmat dan 
tentu warga sudah melakukan perayaan di kelurahan dan di tempat lain...
�
��
�
�
�
�


--- On Sun, 8/17/08, rajagukguk andre [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: rajagukguk andre [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Perayaan HUT Kemerdekaan RI di Gereja
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Sunday, August 17, 2008, 7:25 PM







Perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-63, tidak hanya diselenggarakan dilapangan 
upacara saja. Tapi juga di Gereja. Hal ini terjadi di HKBP Ressort Pearaja, 
Tarutung.� Umat HKBP Pearaja dengan sorak sorai menyanyikan lagu kebangsaan 
Indonesia Raya dilanjutkan dengan mengheningkan cipta sesaat setelah Ibadah 
Minggu selesai dilaksanakan.� Merdeka... See u in http://hkbp. or.id

[Non-text portions of this message have been removed]




[Forum Pembaca KOMPAS] Dirgahayu R.I. 17-08-2008

2008-08-18 Terurut Topik Deddy Mansyur
Pelajari matang-matang, 

pejabat2 yang hanya acting dan pejabat2 yang benar2 jujur - you decide

17-8-2008 Istana Merdeka, Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih,

http://www.youtube.com/watch?v=4k9euV8e_l8

http://www.youtube.com/watch?v=MtWoBtnso_0feature=related

http://www.youtube.com/watch?v=5YDdiqcB4rMfeature=related

http://www.youtube.com/watch?v=ok6RDvI7PGofeature=related

http://www.youtube.com/watch?v=zj-vYXt6CV4feature=related

http://www.youtube.com/watch?v=tHiwnz3CY_4feature=related

http://www.youtube.com/watch?v=vNKTWVEyh4Ifeature=related

salam,

sensei deddy mansyur
university of houston
www.uh.edu/shotokan 



  - Original Message - 
  From: Lisman Manurung 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Sunday, August 17, 2008 8:38 PM
  Subject: Re: [mediacare] Dirgahayu R.I. 17-08-2008


Dirgahayu Rek.

Kemerdekaan Indonesia bukan semata-mata berakhirnya 
penjajahan-penjajahan, tetapi kemerdekaan jiwa, kemerdekaan orang-perorang 
untuk menjadi dirinya sendiri, kemerdekaan untuk menerima perbedaan dalam 
kebersamaan, dalam suatu wadah negara modern bagi siapa saja yang  menerima 
Indonesia sebagai negerinya, pilihan dan tempat mengabdikan diri dalam 
gelanggang kompetisi global. 

Indonesia yang plural merupakan fenomena negeri di Timur, yang terdiri 
dari lebih dari 10 ribu pulau, ratusan suku, beragam etnis. Indonesia berbeda 
dengan India, Pakistan atau RRC yang relatif homogen dari segi etnis. Dan 
berbeda dengan Pakistan atau Swedia yang homogen dari segi agama. 

Indonesia adalah Indonesia, sebagai negeri yang kemerdekaannya dipimpin 
oleh putra-putri bangsa sejati...

Sekali lagi Merdeka!


   


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Terjatuh, Pedang Komandan Upacara Penurunan Bendera]

2008-08-18 Terurut Topik berry1168
Sebenernya pedang yg digunakan tdk akan bisa jatuh kalo komandan upacara 
tersebut benar2 melilitkan tali yg ada ke jari2 tangannya, mungkin dia lupa 
atau menganggap remeh pegangan pedang yg seharusnya dililitkan talinya ke jari2 
tangannya. Atau memang tentara kita sekarang kurang latihan dan sdh terlalu 
banyak kegiatan bisnis, maklum aja marinir khan banyak digunakan untuk 
pengamanan bos2 dan perusahaan2 swasta dengan imbalan tertentu.


Sent from my ThumbBerry�
powered by Sinyal Kuat BUEMOON

-Original Message-
From: Bambang Sulistomo [EMAIL PROTECTED]

Date: Mon, 18 Aug 2008 06:54:19
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Terjatuh, Pedang Komandan Upacara Penurunan 
Bendera]


wah ini pasti akan jadi bahan perdebatanya yang merasa jadi paranormal. dulu
zaman almarhum pak harto, saya lupa tahun berapa,  ada upacara kenegaraan
juga untuk memeperingati detik-detik proklamasi, ini malahan sebelum upcara
dimulai. tiba-tiba ada dua ekor burung saling menyambar diatas lapangan
upacara, dan kemudian  burung-burung turun diatas lapangan upacara, terus
berantem lagi !, seru banget bos  !, semua tamu pada ngeliatin dan kayaknya
bengong semua , kalau saya  ngeliatnya ditelevisi juga kok (saya nulis ini
sambil merinding bos !), artinya bangsa ini harus waspada aja, apapun yang
terjadi. kalau rakyat tidak didengar lagi (terutama korban ketidak-adilan
seperti korban lumpur-busuk lapindo, korban penggusaran karena praktek
jual-beli hukum,  dll) , mungkin aja peringatan dari kejadian itu merupakan
simbol dari peringatan yang Maha kuasa, salambambangsulistomo


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Refleksi 63 Tahun Merdeka

2008-08-18 Terurut Topik bakri arbie
Yth Pak Siswono,



Program pemerintah Triple Track Strategy yaitu Pro-Poor,Pro-Job dan Pro-Growth

seperti yang diungkapkan Pak Siswono sangat menarik untuk dipertajam.

Tulisan saya sebelumnya mengatakan ditahun 97-an kita impor sapi sebesar 
140.000 ekor.

Saat ini impor 600.000 ekor per tahun berarti sekitar 1 Milyar $ /tahun kalau 
per kilo saya

perkirakan sekitar 5 $ dan satu sapi beratnya 300 kg/asumsi mohon
dikoreksi oleh yang punya data lebih baik/ atau setara dengan 9 triliun
rupiah per tahun.

Kalau kita bisa produksi sapi itu dalam kemandirian peternak Indonesia
maka satu aspek kemandirian dibidang sapi bisa kita atasi.

Belum produksi padi,pakan dan lainnya oleh lembaga penelitian lainnya.

Para peneliti BATAN sudah bisa mencapai produk 12 ton/ha padi basah di demo 
plotnya,

sehingga produknya bisa meloncat dari standar rata-rata di Indonesia sekitar 4 
ton/ha.

Selain itu BATAN punya teknologi pakan untuk penggemukan sapi dan
program inseminasi yang efektif sehingga keberlanjutan program sapi
bisa berkelanjutan tanpa takut kehabisan benih. Memang semuanya harus
terpadu ,sinergi bersama Dep.Pertanian,Perguruan Tinggi, Pemerintah dan
penyuluh peternakan dilapangan agar kemandirian dibidang persapian bisa
berkelanjutan.Dan yang mengerjakan adalah peternak dan petani serta
usaha kecil rakyat.

LIPI,Subang dengan program teknologi tepat guna seperti pabrik COKLAT,TOMAT dll 
,untuk agrobisnis apalagi ditambah

100 INOVASI INDONESIA akan dapat memperpanjang daftar kemandirian bangsa.

Kemandirian yang menciptakan kerja dan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan 

adalah harapan kedepan agar nantinya bisa tumbuh akumulasi modal dan
teknologi/manajemen agar bisa mempunyai industri yang mendunia.

Usulan tentang ENERGI desa mandiri sudah pernah diusulkan di Forum ini
namun belum mendapat tanggapan.Semuanya memberikan potensi untuk
Indonesia bangkit asalkan kita serius dan cerdas dalam usaha kita untuk
mandiri dan maju.



Pemerintah merencanakan program KUR,Kredit Usaha Rakyat sebesar 14 triliun 
tahun ini.

Terus terang program ini kurang jelas dimata rakyat terutama bagi yang mau 
usaha di desa.

Kira-kira 1,4% dari RAPBN 2009.Kalau ditotal dengan kemandirian bisa dipastikan 
bahwa

puluhan triliun untuk impor pangan bisa menjadi modal nasional dari pada 
dipakai untuk impor yang dilakukan dari tahun ketahun.

Bagaimana prosedurnya,siapa yang mesti dihubungi dan dimana ?

Bagaimana mau sukses kalau tidak jelas dimata para stakeholder utama yaitu 
rakyat.

Bagaimana memantau bahwa program berjalan lancar agar tidak terjadi kemubaziran 
seperti

IDT misalnya. Cita-cita baik namun kalau tidak direncanakan secara
terpadu,sinergis dan monitor serta evaluasi dan umpan balik perbaikan
tidak ada,maka risiko gagal akan besar sehingga kemandirian ekonomi dan
penciptaan kerja didesa jadi tidak tercipta.

Siapa yang membantu didesa/kecamatan misalnya ada BLK atau Perguruan
Tinggi/dosen dan mahasiswa yang sukarela terlibat membantu ?

Pengamat luar negeri mempunyai persepsi negatif tentang perencanaan
program terutama tentang pengentasan kemiskinan/maaf sudah diulang
ketiga kali di FPK ini/ yang intinya mengatakan program badly
designed,ill coordinated and wasteful.

Bagaimana hal ini bisa dihindari ?



Saya usulkan agar Triple Track digabung dengan Triple Helix ABG yang
tertuang dalam Prosiding LIPI,SISTEM INOVASI NASIONAL ,2006,yang
membahas kebijakan publik dalam memacu kapasitas inovasi
Indonesia,sekitar 800 halaman.

Small Bussines Administration,US mempunya 120.000 sukarelawan untuk membantu 
terciptanya usaha desa yang berdaya saing.

Sangat baik jadi panduan bagi perencana program tingkat nasional.



Terima kasih pak Siswono atas informasi terakhir tentang Indonesia.

Manusia memuliakan diri dengan bekarja dan tugas negara untuk mempersiapkannya.

Tugas dari cost center untuk menumbuhkan profit center sebanyak-banyaknya di 
Indonesia.

KUR yang sudah diluncurkan merupakan salah satu jalan menuju penciptaan kerja 
dan 

pertumbuhan ekonomi rakyat.Semoga sukses.









--- On Sun, 8/17/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Refleksi 63 Tahun Merdeka
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Sunday, August 17, 2008, 2:38 PM











Oleh Siswono Yudo Husodo

http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2008/08/18/ 00254943/ refleksi. 63.tahun. 
merdeka



Tanggal 17 Agustus 2008, genap 63 tahun usia negara RI yang amat kita

cintai ini. Bertambahnya usia sebuah negara lazimnya diikuti dengan

kemajuan masyarakatnya.



Perekonomian kita terkesan maju. Tahun 2008, perekonomian kita tumbuh

sekitar 6 persen. Petani kebun gembira karena karet, sawit, kopi, dan

cokelat harganya naik. Saya terharu dan bahagia karena banyak di

antara mereka yang mengundang sanak saudaranya dari Pulau Jawa untuk

ikut bekerja atau disekolahkan, padahal dahulu mereka adalah buruh

tani, petani tanpa lahan yang nyaris tak punya 

Bls: [Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso Keluarkan Kocek Pribadi Rp50 M untuk Bulutangkis

2008-08-18 Terurut Topik Sumarno
anggap saja uang segitu tuh 5% dari total kekayaan sutiyoso, berarti harta dia 
nyampe satu triliun dong ya
yang pengen punya tabungan satu triliun, ayo rame rame daftar jadi cagub DKI 
tahun 2012



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Politik Indonesia Dangkal, Non-Kader Dicalegkan

2008-08-18 Terurut Topik Wisnu Dewobroto
Setuju sekali, memang benar.. semua masyarakat Indonesia berhak untuk
mencalonkan dirinya untuk menduduki jabatan di legeslatif... Namun
yang perlu diperhatikan adalah, apakah orang itu mampu untuk menjadi
pemimpin dan memperjuangkan aspirasi rakyat yang diwakilinya..

Dari dulu sampai sekarang saya setuju dengan profesionalisme dalam
melakukan suatu pekerjaan.. Kalau ada suatu pekerjaan tidak dikerjakan
oleh ahlinya... Maka tunggulah saat kehancurannya..

Salam hangat..
Wisnu Dewobroto (namanya mirip dengan yang menulis artikel ya.. beda
huruf O dan A-nya saja)...



--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan
[EMAIL PROTECTED] wrote:


http://kompas.com/read/xml/2008/08/17/20143380/politik.indonesia.dangkal.non-kader.dicalegkan.
 
 
 JAKARTA, MINGGU - Peneliti senior Centre for Strategic and
 International Studies, J Kristiadi, mengaku tidak jadi soal jika
 partai politik (parpol) tertentu memilih untuk mengambil orang-orang
 di luar kader parpolnya, seperti dari kalangan artis maupun
 profesional, untuk kemudian dijadikan sebagai calon legislatif. Hal
 seperti itu sah-sah saja untuk dilakukan namun tetap dengan hati-hati.
 
 Menurut Kristiadi, parpol yang bersangkutan harus mampu menunjukkan
 dirinya dapat menggembleng orang-orang luar tadi agar mampu dan mau
 memperjuangkan nasib rakyat begitu terpilih nanti. Pernyataan itu
 disampaikan Kristiadi, Minggu (17/8), saat dihubungi per telepon.
 
 Namun tetap, tambahnya, fenomena parpol memilih artis atau profesional
 di luar para kadernya untuk menarik dukungan suara seperti itu
 menunjukkan lemah dan dangkalnya kondisi perpolitikan di Indonesia.
 Semua itu menunjukkan kaderisasi parpol sangat buruk. Jika tidak,
 mereka kan tidak mau main comot kiri kanan orang luar. Saya bukan anti
 artis, namun bukan kah profesi mereka selama ini selalu memerankan
 orang selain dirinya? Apa bisa mereka nanti memperjuangkan nasib
 konkret rakyat? ujar Kristiadi.
 
 Anggapan siapa pun bisa menjadi politisi, seperti terjadi sekarang,
 dinilai Kristiadi menunjukkan kedangkalan dan pragmatisme politik dan
 para politisi parpol di Indonesia sekarang ini. Dengan jalan apa pun
 para politisi dan parpol itu berupaya keras mencari dukungan suara
 dari masyarakat, tanpa merasa perlu untuk mengetahui apakah orang yang
 diambilnya benar-benar punya komitmen sesuai dengan apa yang
 diperjuangkan parpolnya.
 
 Orang-orang yang asal dicomot itu, selain 'tidak berkeringat',
 tentunya sangat meragukan dan belum tentu bisa diharapkan mampu
 memperjuangkan nasib rakyat. Mereka akan tetap dimajukan, kecuali
 memang kenyataannya para politisi sekarang pikirannya sudah sedemikian
 dangkal, ujar Kristiadi.
 
 Wisnu Dewabrata
 Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network





Re: [Forum Pembaca KOMPAS] MUI Siapkan Fatwa Haram untuk Rokok

2008-08-18 Terurut Topik Samali Djono
mas Fuad,
mengenai asbaknya, saya tidak memperhatikan dengan seksama, karena ya itu
saya juga menghindar area tsb. tapi dalam sekilas ada logo warna merah tua, cuma
tidak jelas apakah itu merek rokok tertentu atau logo dari perusahaan yang 
sedang
pada mengelar pameran disitu.

anda tentu tahu berapa harga rokok di Singapura misalnya, yang ada dalam ingatan
saya adalah, misalnya rokok malboro, di Indonesia cuma berbandrol IDR.9.000.an,
sedang di singapura rokok sejenis berkisar diatas SGD.10.an, yang kira-kira 
antara
IDR.60. sampai 70.ribuan per box.
kenapa tidak diusahakan misalnya agar harga rokok di Indonesia juga biar mahal
sekalian, agar tidak terjangkau pada lini-lini tertentu, seperti yang anda 
perjuangkan
sekarang ini. mohon maaf kalu salah atau sudah diperjuangkan ide ini.
di Australia sendiri, harga-harga rokok (tentunya bukan rokok kretek) semua pada
kisaran diatas AUD.10.an, jadi lebih mahal lagi tentunya kalu dibanding dengan 
di
Indonesia sini. mungkin juga ahkir dan tujuan mereka (negara2 tsb) membuat orang
berpikir lebih banyak lagi dari pada sekedar membakar uang yang membahayakan
diri sendiri dan orang lain.
pelarangan merokok yang ketat, membuat perokok juga jadi tidak nyaman dan akhir
kata, mereka memilih QUIT ...


salam,
djs




- Original Message 
From: Fuad Baradja [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Sunday, 17 August, 2008 5:04:48 PM
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] MUI Siapkan Fatwa Haram untuk Rokok


Ha ha ha ha� 
ya itulah namanya kucing kucingan mas .
Saya berani taruhan , asbaknya pasti ada tulisannya merek rokok .
Iya kan ?
Itu namanya sambil menyelam minum susu.
Di bandara Cengkareng saja , semua tempat merokok yang saya lihat
dihadiahkan (kalau gak mau dibilang disponsori) oleh industri rokok.
Anehnya , tempat tempat merokok itu terbuka seperti sebuah tenda kecil.
Jadi asapnya ya kemana mana .
Katanya ada alat penghisap asapnya (semacam exhaust) .
Tapi beberapa kali saya coba dengan menempelkan kertas tipis dengan harapan 
kertas tersebut akan menempel pertanda adanya hisapan , ternyata gak pernah ada.
Ini pelecehan�dan �pembodohan . Mereka benar benar sengaja menjadikan 
yang�gak nyemok (istilah anak�remaja untuk merokok)�ini perokok pasif.
Anehnya lagi , otoritas bandara itu diam saja .�
Mungkinkan industri rokok menyediakan tempat merokok itu tanpa sepengetahuan 
mereka ?�
Apa karena mereka perokok lantas lepas tanggung jawab ? atau pura pura gak tahu 
?
Kebetulan saya pernah ke Singapura .
Di bandara Internasional Changi , ada tempat merokok yang bentuknya mirip 
Aquarium.
Keempat sisinya terbuat dari kaca , tentu saja lengkap dengan mesin penghisap 
asap yang bekerja 24 jam sehari . Rata rata orang malu untuk merokok disana . 
Itu artinya memilih untuk tidak merokok , karena memang tidak ada tempat lain.
Disini ???

Fuad Baradja
Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM-3)
Jakarta.


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] RE: MUI Siapkan Fatwa Haram untuk Rokok

2008-08-18 Terurut Topik Fuad Baradja

Bung Uge ,
hitung hitungan per kapita bisa saja begitu .
Yang saya persoalkan adalah keinginan untuk melindungi masyarakatnya dari 
bahaya adiksi nikotin itu. Pemerintah Cina dan Jepang , dengan pertimbangan 
akal sehat dan tanpa terpengaruh nikotin di otak pemerintahnya�telah 
meratfikasi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control).Bahkan semua negara 
di Asia raya sudah meratifikasi FCTC itu , (dengan menyesal saya katakan) , 
kecuali Indonesia.
4 hal utama yang dituntut oleh FCTC adalah :
1 - Pelarangan total iklan rokok . Karena terbukti iklan rokok hanya menarik 
minat remaja untuk merokok. Orang yang sudah merokok akan tetap merokok , jadi 
tidak perlu iklan.
Buktinya , di seluruh dunia , iklan rokok di Televisi hanya ada di Indonesia.
2�- Peningkatan cukai�.
Karena harga rokok�yang rendah akan�menjadikannya terjangkau oleh anak anak 
. Kalau harga rokok di Singapura ,�Kanada dan Australia (sbg contoh) berkisar 
antara 70 ribu hingga 90 ribu rupiah perbungkus , itu bukan karena selisih 
nilai tukar mata uang , tapi karena pemerintahnya berkeinginan melindungi 
rakyat�miskinnya dari bahaya adiksi biaya tinggi�ini .
Orang kaya punya uang bukan hanya untuk menjangkau harga rokok yang tinggi itu 
, tapi juga punya uang untuk biaya berobat bila terkena penyakit akibat rokok 
yang biayanya pasti sangat tinggi .
Di Jalan Jatiwaringin ada seorang penjual sate madura langganan saya . Beberapa 
waktu lalu saya mampir , tapi si bapak pemilik warung itu tidak tampak. Lalu 
saya tanyakan kepada seorang wanita yang berada disana yang ternyata adalah 
istrinya .
Mau tau jawabannya ? Bapak sakit jantung ... sudah 3 bulan gak bisa ke warung 
ini , sudah 16 juta rupiah biaya berobat yang kami keluarkan ... doakan ya 
pak.
Sate ayam yang saya makan nyaris tak tertelan , membayangkan betapa besarnya 
uang 16 juta itu bagi mereka . Tentu tidak besar bagi Rahman Halim , bos Gudang 
Garam yang meninggal dengan sebab yang sama di RS Mount Elizabeth Singapura.
3 - Penyediaan kawasan tanpa rokok (KTR).
Tentu saja ini wajib dilakukan bila suatu pemerintahan punya nalar untuk 
melindungi masyarakatnya dari bahayanya menjadi perokok pasif.
Nah , pemerintah kita punya nalar gak ? Kalau punya , dan tahu bahwa asap rokok 
orang lain (AROL) itu berbahaya , ya sudah seharusnya melindungi rakyatnya .
Kalau gak tahu bahwa AROL itu berbahaya , berarti Goblog , gak pantes duduk di 
kursi pemerintahan.
4 - Peringatan kesehatan dalam bentuk gambar atau PICTORIAL WARNING (PW).
Dahulu , peringatan kesehatan tentang bahaya merokok ini hanya berbentuk teks 
atau TEXT WARNING , seperti yang berlaku hingga sekarang di Indonesia : Merokok 
dapat menyebabkan kanker ... bla bla bla.
Ternyata menurut para pakar kesehatan dunia , text warning itu�tidak efektif .
Maka dibuatlah aturan yang mengharuskan mencantumkan gambar orang yang sakit 
akibat rokok pada minimal 50% dari bidang bungkus rokok itu.
Saya pernah baca di Kompas edisi 30 Mei 2008 lalu , ulasan lengkap tentang PW 
ini .
Bila anda ingin melihatnya silahkan mampir di : elokdyah.multiply.com/journal.
Bila anda kurang puas dengan jawaban ini silahkan hubungi saya di 0811 866 411.
Dan seperti untuk yang lain juga selalu saya tambahkan, bila anda perokok , 
saya doakan anda tetap sehat .
Tapi tetap saya sarankan anda untuk berhenti merokok�sebelum rokok 
menghentikan anda.
�
Fuad Baradja
Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM-3)
Jakarta.

--- On Sun, 8/17/08, uge basar [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: uge basar [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] RE: MUI Siapkan Fatwa Haram untuk Rokok
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Sunday, August 17, 2008, 5:44 AM






Masa sih? bukankah China dan Jepang jauh lebih tinggi konsumsi rokok per 
kapitanya dibandingkan Indonesia? artinya ratifikasi tsb nggak efektif donk.
�Kalau saja saya punya sedikit kekuasaan, tahu akan� ada fatwa tsb. bisa 
bikin proposal untuk cari duit ke paberik-paberik rokok. lumayan buat kampanye 
pemilu...he. ..he.


[Forum Pembaca KOMPAS] Milis FPK dan 10 Catatan

2008-08-18 Terurut Topik Indra Jaya Piliang
Peserta milis Forum Pembaca Kompas Yth
 
Mohon maaf atas email yang saya kirimkan ini. Saya terpaksa mampir ke email ini 
untuk mengklarifikasi sejumlah hal. 
 
Pertama, saya menyayangkan tanggapan Darmaningtyas soal CSIS. Di CSIS, aspirasi 
politik perseorangan tidaklah sama. Rizal Sukma, Wakil Direktur Eksekutif CSIS 
sekarang, dulu pernah menjadi fungsionaris DPP PAN. Begitu pula saya. Pilihan 
politik seseorang adalah pilihan personal. Dalam pemilu 2004, ada beberapa 
orang di CSIS yang menjadi caleg, termasuk lewat partai almarhum Syahrir. Saya 
sudah mengirimkan email kepada Darmaningtyas soal ini, karena dia sudah 
beberapa kali mengungkapkan soal CSIS di beberapa forum. Perlu diketahui juga 
bahwa saya masuk CSIS tanggal 1 Desember 2000. sebuah lembaga, apapun namanya, 
Kompas sekalipun, hanya namanya yang sama, tetapi apa yang dilakukan berbeda 
dari masa-ke-masa. Seorang Darmaningtyas sekalipun juga menjalankan fase 
kehidupan yang tidak sama dan saya tidak akan mengomentarinya. 
 
Kedua, sebagaimana disampaikan dalam berita JK hari ini 
(http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/18/00090116/jalur.khusus.partai.golkar.10.persen),
 maka sebuah perubahan sudah dilakukan di internal Partai Golkar. Saya memasuki 
partai ini demi ikhtiar dan itikad perubahan itu. Dan itikad itu bukan hanya 
dilakukan oleh Partai Golkar, melainkan juga Partai Bintang Reformasi (ada Dita 
Indah Sari), PDI Perjuangan (Budiman Sudjatmiko), dllnya. Dita dan Budiman saya 
kenal sejak mahasiswa, tahun 1992-1993. Ada banyak kawan, para aktivis 
mahasiswa 1990-an yang kini masuk ke hampir semua partai politik. Fadli Zon di 
Gerindra, misalnya. Nanti akan terlihat siapa saja mereka. Saya tidak bisa 
mengesampingkan pilihan politik generasi 1990-an ini, sekalipun tidak semua 
masuk ke dalam partai politik.
 
Ketiga, saya dilepas oleh 100-an lebih kawan-kawan di Universitas Paramadina 
justru menunjukkan bahwa pilihan ini objektif dan rasional. Nanti saya taruh di 
blog saya testimoni mereka: Chandra M Hamzah (saya kenal 17 tahun lalu), Anies 
Baswedan (saya kenal 15 tahun lalu), dllnya. Generasi 1990-an adalah generasi 
yang sudah terbiasa dengan perdebatan yang keras dan tajam. Bahwa ada yang 
menentukan pilihan menjadi dosen di universitas, profesional di perbankan, 
aktivis di lembaga swadaya masyarakat, penulis, atau bahkan yang menikmati 
pekerjaan di luar negeri (brain drain), adalah bagian dari pilihan itu. Bagi 
saya, ini adalah sebuah pertanggungjawaban generasi tentang Indonesia yang 
didambakan dan dicita-citakan. Generasi 1990-an adalah generasi yang mengalami 
gejolak antara kebebasan dan ketidak-bebasan, di tengah rezim yang mulai 
berusia senja. 
 
Keempat, bahwa saya memilih Partai Golkar tentu disertai oleh sejumlah 
pertimbangan. Dalam pidato saya sebutkan beberapa butir dari pertimbangan itu. 
Ada pilihan untuk mengembangkan rezim Developmentalisme Demokratis yang berbeda 
secara diametral dengan rezim Developmentalisme Represif. Bahwa saya masuk 
Partai Golkar setelah Pak Wiranto dan Pak Prabowo Subianto keluar adalah bagian 
dari pertimbangan yang menguatkan. Partai Golkar kini lebih berwajah sipil. 
Kalaupun ada tuduhan bahwa Partai Golkar dihuni oleh sejumlah pengusaha, saya 
kira literatur sejarah juga menunjukkan bahwa demokrasi memang dibangun oleh 
kalangan borjuis yang menentang kaum feodal (yang punya tanah) dan kaum 
agamawan (yang punya Tuhan dan Rumah Tuhan). Betapa kaum borjuis kini menjadi 
bagian dari kelompok penguasa, bukan lagi kelompok lobi yang aktif (baca 
disertasi Rizal Mallarangeng) terutama menggantikan kaum intelektual yang pada 
awal kemerdekaan menjadi kelas penguasa (baca
 Harry J Benda), adalah bagian dari fase sejarah. Dan sebagai sebuah 
penyikapan, saya memajukan diri untuk memasuki celah sempit kehidupan politik 
itu, apapun status yang diberikan kepada saya selama ini. 
 
Kelima, kepada kakak-kakak saya, seperti Bambang Sulistomo dan Manneke Budiman, 
dllnya, saya mengerti kepedulian dan keprihatinan kalian. Yang dikhawatirkan 
adalah Partai Golkar akan mengubah saya. Yang terpenting adalah saya sudah 
menjatuhkan pilihan. Saya tidak ingin menilai partai-partai politik lain, 
tetapi saya berasumsi bahwa apapun partai politik pilihan saya, tetap saja akan 
memunculkan asumsi yang sama. PDIP, PKS, PMB, PPI, dan lain-lainnya, adalah 
beragam warna politik dalam lanskap Indonesia. Bahwa saya akan mengikuti aturan 
main partai, iya. Bahwa saya akan mencoba melakukan lobi, berdebat, dllnya, 
guna mengubah aturan main itu, juga iya. Saya percaya bahwa partai politik 
bukanlah Candi Borobudur yang tidak bisa digeser kedudukan dan pilihan 
politiknya. Partai politik bukanlah benda, karena di dalamnya berhimpun begitu 
banyak manusia. 
 
Keenam, saya maju sebagai caleg dari Daerah Pemilihan Sumatera Barat II yang 
meliputi tiga kota (Bukittinggi, Payakumbuh dan Pariaman) dan lima kabupaten 
(Padang Pariaman, 50 Kota, Agam, Pasaman dan Pasaman Barat). Di Sumbar II ini 
pernah lahir 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Skenario iklan Sutrisno Bachir

2008-08-18 Terurut Topik budiarto_shambazy
Anton,

Terlepas dr berbagai kekurangannya, kampanye mrk yg bertekad memimpin thn dpn 
sdh ckp lumayan dlm thp surfacing ini. Sy plg terkesan dgn iklan Pak Prabowo 
krn menyadarkan audiens ttg potensi petani/pertanian neg ini. Selain itu iklan 
tsb tdk gede rumongso, rumongso gede, tdk menggurui, n tdk bombastis.

Calon2 pemimpin tsb memutar otak, mengeluarkan biaya tak sdkt, n berkeliling 
neg ini utk meningkatkan citra. Sbgn beruntung krn punya dana, sbgn lg menarik 
perhatian dgn isu2 norak lwt media massa spt usia (sbntr lg mngkn suku, agama, 
latar blkng kel, jenis kelamin, gelar, dst), sbgn cm mengandalkan liputan pers 
semata-mata, n sbgn tampil sbg angry young men/women yg lbh suka mencari 
musuh drpd menjalin pertemanan.

Mrk tak seberuntung SBY-JK yg sbg pemangku jbtn scr otomatis kebagian porsi 
perhatian rkyt shg menjadi calon2 unggulan. Megawati dgn memejamkan mata sj tnp 
perlu kampanye pst dipilih oleh puluhan jt rkyt pedesaan. Wiranto dan Hanura 
mulai dikenal scr meluas, bgt jg SB dan PAN, serta Pak Sultan. Sy gak tahu 
apakah PKS sdh siap mencalonkan pres/wapres krn slm ini terkesan krng fokus ke 
sana. Nama2 lain yg ckp populer ckp bnyk spt Bang Yos, AT, Rizal Ramli, Din 
Syamsuddin, Yusril Ihza Mahendra, dst.

Mnrt sy dlm thp surfacing yg diperlukan bkn cm adu bnyk iklan krn sdh 
waktunya mrk mulai menyiapkan pula langkah2 ke dpn utk mengantisipasi thp2 
selanjutnya. Mengurus neg n rkyt bkn pekerjaan mudah, apalagi RI msh dlm 
kondisi yg tdk biasa krn kondisi ekon pasca krismon msh blm pulih (Anda lbh 
tahu soal ini). Politik sdh oke walau msh sdkt gunjang-ganjing n sy ykn sikon 
smp ke 09 scr relatif akan stabil. Kondisi sosial jls msh amat memprihatinkan 
dan tlh tersedia 1.001 resep utk menanggulanginya

Dlm serial Bangsa Kita sy menyorot kelemahan terbesar bgs ini: birokrasi. 
Reformasi Birokrasi blm memuaskan. Inilah sumber utama penyakit bgs ini, yg 
mengakibatkan daya saing RI mkn melemah di tngkt reg/nas. Ia bkn cm menghambat 
kemajuan, tp jg menghancurkan demokrasi, meritokrasi, sistem ekonomi, sistem 
nilai budaya, dan kemaslahatan bgs scr umum. Mmg kl birokrasi beres lalu 
persoalan sdh selesai, tp plg tdk ia merupakan ujung benang yg bisa diurut 
ulang utk memulai upaya utk mengakhiri kekusutan.

Ambil contoh kebijakan energi yg amburadul n purbakala krn diurus para birokrat 
di brbg departemen. Atau sistem pendidikan yg diurus org partai yg gak ngerti 
kebajikan2 pendidikan bgs ini. Depnaker/Deplu gak pernah sadar bhw mrk 
memperlakukan buruh/TKI bagaikan budak. Cnth plg aktual adlh kebijakan 
olahraga: utk kesekiankalinya semua birokrat terkejut lg bhw potensi atlet RI 
sgt bsr krn ttp sukses mempertahankan tradisi emas di ajang olimpiade.

Sesekali longoklah tmpt lthn angkat besi di Senayan yg mirip bengkel yg jorok n 
minim fasilitas. Mana bisa atlet-atlet konsentrasi saat latihan kalau di 
sekelilingnya ada mal, ktr, showroom, asap knalpot, atau hotel di seputar 
Senayan? Kl mau ideal kembalikanlah Senayan kpd fungsi utamanya wkt dibangun 
BK: Kawah Candradimuka bagi para  atlet. Usirlah semua infrastruktur yg 
terlanjur dibangun di sana, br kt bs bcr sanggup merebut 10 emas di Olimpiade 
London 2012.

Apa berani? Jelas tdk krn Stadion Utama Gelora BK pun sdh diincar konglomerat 
utk diruislag. Siapa mitra sang konglomerat? Ya, birokrat. Smntr neg2 lain 
berlomba membangun kompleks olahraga yg luas, canggih, dan terpadu, birokrasi 
di neg ini malah ingin menghancurkannya. Smntr neg2 lain br mulai memikirkan 
state of the art sports complex slm 20 thn terakhir, BK sdh melakukannya di 
awal 1960-an.

KONI pd era kepemimpinan Pak Wismoyo Arismunandar menjalankan program Garuda 
Emas yg relatif sukses. Andai program tsb dilanjutkan, mngkn RI di Beijing bs 
merebut lbh dr 1 emas. Lbh dr itu, jk mau diurus lbh serius, RI mampu merebut 
lbh dr 1 medali emas dr cabang2 perseorangan (bkn beregu) bulu tangkis, angkat 
besi, panahan, n atletik. Cabang2 ini menyediakan bnyk medali emas. Tim Uber RI 
 maju pesat, sayang pmrnth blm maksimal dlm merancang program serta 
memanfaatkannya. Prestasi di cabang atletik sebenarnya ckp fenomenal di Asian 
Games yg lalu, smntr panahan agak diterlantarkan. Salah 1 sukses China di 
Beijing 2008 adlh menyiapkan Program 119 yg dikonsentrasikan pd pembinaan 
cabang-cabang kaya medali emas spt senam, renang, dan atletik. Kini mrk sdg 
memetik buahnya!

Nah, birokrasi neg ini telah mengabaikan tugasnya dlm menyiapkan strategi 
pembinaan olahraga. Lht sj bgmn RI-1 malah sibuk tebar pesona di Piala Asia yg 
lalu, tp ogah menyelesaikan krisis di PSSI. Saya geli menyaksikan reaksi 
Mennegpora di teve stlh angkat besi meraih medali di Beijing. Dia blg tiap 
atlet akan dpt hadiah 1 miliar, dananya akan dicarikan dr BUMN. Dia mengira 
prestasi hny diukur dr hadiah duit, dia lupa bhw tiap atlet amat bangga ketika 
menyaksikan merah-putih berkibar; apalagi kalau Indonesia Raya  
diperdengarkan. Tiap org jls butuh duit, tp kebanggaan nas sbg bgs jauh lbh 

RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Markis/Hendra Sabet Emas Pertama untuk Indonesia

2008-08-18 Terurut Topik Alois Wisnuhardana
Makanya ada guyonan begini di zaman Soeharto dulu soal markxs, markis,
marsis..

Tabloid BOLA dikabarkan hendak dibredel pemerintah, karena pemimpin umumnya
adalah seorang marsis...

Karena nama pemimpin umumnya memang Sumohadi Marsis.

 

Salam hangat,

 

SNU

Palmerah

 

From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of anton_djakarta
Sent: 17 Agustus 2008 23:52
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Markis/Hendra Sabet Emas Pertama untuk
Indonesia

 

Ada istilah dan nama yang nyaris sama begitu mempengaruhi sejarah 
Indonesia :
Marxis dan Markis

Anton 


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: LSM-LSM TUNGGANGI Korban Lumpur Lapindo

2008-08-18 Terurut Topik Bambang Sulistomo
siapa yang tidak  merasa galau, saat pasar baru  porong waktu itu menerima
ultimatum
akan dikosongkan secara paksa. akhirnya saya terpaksa jadi  asisten operasi
penyelamatan warga pasar baru bporong hehehehe,  semalaman dan beberapa
malam kemudian kita berjaga-jaga disegala lini pertahanan (emangnya mau
perang sama siapa ? , kata mas slamet rahardjo dan romo magnis), pokoknya
enggak tidur (banyak nyamuk raksasa sih, hihihihi), memang bambu runcing
sudah siap, bukan buat  nusuk-nusuk siapapun , tapi buat jadi kentongan
kalau ada penyerangan hehehehe, tapi kita bersyukur, ternyata penggusuran
enggak jadi , mungkin yang mau nggusur itu juga memelas ngelihat rakyat
korban lumpur busuk lapindo itu tiap hari dimakan nyamuk, kepanasan kalau
siang, kedinginan kalau malam, mengumpulkan sisa nasi buat bikin kripik
aking, suatu kenangan yang memilukan menyambut hut proklamasi ke 63 ini,
salambambangsulistomo



2008/8/17 Adhie Massardi [EMAIL PROTECTED]

 Cara berpikir kebanyakan dari kita masih dalam bentuk yang diformat rezim
 Orde Baru. Yaitu: mudah curiga, mencari-cari siapa yang diuntungkan dengan
 langkah-langkah si Anu atau LSM Anu. Merekayasa hal-hal yang tidak prinsipil
 dan menyingkirkan logika. Akibatnya, substansi jadi amburadul.

 Marilah kita bergabung dengan LSM atau individu yang tujuannya membela
 rakyat. Bahwa di balik itu LSM atau individu atau pihak lain ada yang
 diuntungkan, biarkan itu menjadi sunatullah.

 Kalau kita tidak bisa membantu dan bergabung, cukuplah menyuport. Kalau
 tidak bisa juga, dengan tidak mencela perbuatan yang baik itu, juga lebih
 dari cukup.

 Dalam konteks itulah saya membela para demonstran yang membela nasib rakyat
 dengan menentang kenaikkan harga BBM, betapaun itu diwarnai kerusuhan atau
 mengganggu� kenikmatan perjalanan sejumlah orang.

 Saya, juga partai-partai politik dan para politisi itu niscaya tidak bisa
 membela rakyat dengan heroik seperti para mahasiswa dan aktivis itu. Saya
 baru dalam tahap membela orang atau kelompok orang yang membela kepentingan
 publik (rakyat).

 Maka, pada Hari Kemerdekaan ini,
 marilah kita merdekakan pikiran-pikiran kita dari berbagai fitnah dan virus
 kecurigaan terhadap para pembela rakyat...!

 Salam!

 Adhie M Massardi


RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso Keluarkan Kocek Pribadi Rp50 M untuk Bulutangkis

2008-08-18 Terurut Topik Yuliati Soebeno
Hm..no comment. Satu milyard saja sangat amat mudah beredar dari satu 
tangan ketangan lain. Apalagi development taman-taman�beton di Jakarta ini 
selama masa jabatannya, ya? Yang pastinya sangat menghasilkan dana.
�
:-((

--- On Mon, 8/18/08, Adyanto Aditomo [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Adyanto Aditomo [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso Keluarkan Kocek Pribadi Rp50 M 
untuk Bulutangkis
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Monday, August 18, 2008, 7:30 AM



Jangan cepat menuduh dong. Diluar anggaran yang diberikan oleh pemerintah tidak 
berarti dari uang pribadi. Kan bisa juga dari sponsor.
Di satu sisi sebaiknya kita jangan menebar kebencian dan kecurigaan diantara 
anak bangsa ini, tetapi di sisi lain sebaiknya Sutiyoso juga harus menjelaskan 
sumber dana bantuan itu asalnya dari mana.
Semoga saja itu bukan hasil korupsi





Re: [Forum Pembaca KOMPAS] AirAsia Mengecewakan

2008-08-18 Terurut Topik my
lebih baik naik kereta ekonomi.

sol

--- On Mon, 8/18/08, Stephanie Sisca [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: Stephanie Sisca [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] AirAsia Mengecewakan
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Monday, August 18, 2008, 2:33 AM











Saya kecewa berat dengan pelayanan AirAsia sekarang ini. Pemesanan

tiket pesawat ke Solo untuk tanggal 26 September 2008 yang sudah

dibayar dibatalkan semena-mena.



Sebenarnya kejadian pembatalan penerbangan ini adalah kejadian yang

kedua. Kejadian pertama, penerbangan dari Batam ke Jakarta dibatalkan.

Biaya tiket yang tidak jadi digunakan saya alihkan untuk booking tiket

jauh-jauh hari untuk penerbangan ke Solo tanggal 26 September 2008.

Dan ternyata penerbangan ke Solo inipun mereka batalkan.



Petugas yang menerima telepon saya juga sangat tidak ramah. Saya jadi

jengkel sekali. Kesalahan ada pada AirAsia, tapi meminta maafpun

tidak! Janjinya dana akan direfund ke kartu kredit saya. Mari kita

lihat apakah janji itu ditepati, karena saya banyak baca pengalaman

buruk teman-teman yang tidak menerima refund yang dimaksud.



Saya berjanji pada diri saya sendiri, tidak akan pernah lagi

menggunakan jasa AirAsia.



Salam,

Sisca




Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Refleksi 63 Tahun Merdeka

2008-08-18 Terurut Topik Mariana Amiruddin
Sebuah republik, menjadi benteng terkuat kebebasan jika masyarakat
memperjuangkan kebaikan warganya.

Inilah kecintaan fundamental saya pada republik.

Inilah moralitas tertinggi seperti yang diidamkan Machiavelli.

Meski dengan cara yang pragmatis, namun tidak untuk pelayanan autokrasi.

Politik kenegaraan, perlu kita kuasai.

Mariana

On 8/18/08, Bambang Sulistomo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Memang banyak cara untuk mengingatkan bangsa ini, juga cara untuk memuji
 dan
 kemudian secara terselubung menghardiknya secara halus. Sudah satnya kita
 butuh juga keberanian yang tidak saja kesantunan, sebab sudah lama bangsa
 ini dipimpin oleh orang-orang yang tidak dapat memberikan keteladanan dalam
 memberikan contoh satunya kata dengan perbuatan. Setiap orang yang pernah
 turut berkuasa dan ikut dalam merekayasa kekuasaan yang dianggap gagal
 dimasa lampau, sebenarnya seringkali harus mencoba mengingat kembali apa
 saja yang menyebabkan kegagalan pemerintahan yang didukungnya itu. Apa saja
 yang menyebabkan kegagalan dan apa saja yang seharusnya bisa dicegahnya
 juga
 saat itu, buat testamen yang jelas, nanti masyarakat akan menilainya.
 salambambangsulistomo, tidak pernah ikut memerintah negeri ini.


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Skenario iklan Sutrisno Bachir

2008-08-18 Terurut Topik Christiono Hendrawan
Om anton,

Cerita soal om SB tolong di detail-in dong,

saya tertarik sekali dengan cerita pengusaha yang sukses dan berambisi
menjadi penguasa.



2008/8/17 anton_djakarta [EMAIL PROTECTED]

   Bachir tuh blo'on banget pake jual nama Suster Apung, kalo gue yang
 jadi manajer kampanye dia, gue jual aja cerita dirinya kenapa dia jadi
 sukses, soalnya gue tau banget gimana dulu kerenya dia dari cerita-
 cerita Bokap gue yang sohib kentelnya dia. Tapi dia berhasil emang dari
 kerja keras dan kepandaian dia dagang Batik serta keuletannya yang luar
 biasa. Bisa aja dia disetting seperti ini :

 Sutrisno Bachir lahir di Pekalongan...lalu ada adegan anak kecil yang
 mirip dia dan pipinya tembem sekolah di SD kampung. Lahir dari
 kesederhanaan, besar dalam penderitaan. Tapi jiwanya yang keras mampu
 menaklukkan kehidupan. lalu gambarkan perjuangan dia mbakul batik jaman
 dia masih kuliah( ada adegan dia numpang dari satu truk ke truk lain
 dari Yogya ke Jakarta) lalu endingnya keberhasilan dia jadi pengusaha
 muda di Jakarta yang puncaknya jadi Pengusaha besar dan sukses luar
 biasa.

 Trus di adegan iklan SB, buat adegan rumahnya jaman dia kecil yang
 bobrok dan adegan rumahnya dia yang besar di Pondok Indah seraya ada
 kata-kata : Lihatlah perbedaan ini, saya bisa mengubah diri saya, saya
 bisa mengubah nasib saya dengan perbuatan-perbuatan saya yang direstui
 Tuhan, maka saya Sutrisno Bachir akan merubah Indonesia dari
 kesengsaraan menuju Kemakmurankarena hidup adalah Perbuatan

 mangkanya Oom Tris mesti cari orang kreatif jangan orang medioker yang
 cuman bisa berpikir linier aja hehehehe

 Anton


[Forum Pembaca KOMPAS] Bangsa Kita Butuh Banyak Orang Extravert Yang Berattitude Baik

2008-08-18 Terurut Topik Adib M
Jika bangsa kita dihuni oleh kebanyakan orang-orang introvert yang berattitude 
baik, maka bangsa kita tidak akan bisa maju karena orang-orang yang 
berkepribadian introvert hanya akan enjoy dan asyik dengan dirinya sendiri, 
sekalipun dia berattitude baik maka kebaikannya hanya akan dinikmatinya 
sendiri, biasanya tipikal kepribadian introvert ini akan lebih senang 
menyendiri dan lebih nyaman berada ditempat yang sepi dan menyendiri, dia lebih 
memilih menjadi orang baik yang menyepi ditengah hutan atau ditengah gunung 
yang sepi.
Orang-orang yang berkepribadian introvert yang berattitude belum baik masih 
lebih mending dibanding orang-orang yang extravert yang berattitude belum baik, 
bahayanya orang-orang introvert yang berattitude belum baik hanya untuk dirinya 
sendiri, namun jika orang tersebut berkepribadian extravert yang berattitude 
belum baik maka dia mampu menularkan (influence) dan mengarahkan (direct) bad 
attitudenya kepada orang lain dan lingkungan sekitar.

Untuk itulah bangsa kita masih perlu banyak lagi membutuhkan orang-orang 
extravert yang berattitude baik, sehingga kemampuan influence dan directingnya 
mampu mewarnai orang-orang lain dan lingkungan sekitarnya. Orang-orang dengan 
kepribadian extravert yang berattitude baik akan menebarkan rahmat kepada orang 
lain dan lingkungannya, sehingga ketika dia menjadi pimpinan dia akan 
menggunakan segala kepribadian dan kemampuannya untuk berbuat baik kepada 
orang-orang yang dipimpinnya. 

Dan akan lebih indah lagi jika pemimpin bangsa Indonesia adalah orang extravert 
yang berattitude baik, diikuti pimpinan para politikus, pimpinan para pebisnis 
dan pimpinan-pimpinan dibidang lain. Menukil dari kata-kata orang bijak bahwa 
lebih baik orang-orang baik yang hidup ditengah masyarakat dibanding orang baik 
yang hidup sendirian ditengah hutan. Dan oleh sebab berbuat baik juga butuh 
perjuangan maka bangsa ini akan semakin membutuhkan banyak orang extravert yang 
berattitude baik ditengah banyaknya perbedaan anak bangsa ini, dari mulai 
perbedaan suku, agama dan filosofi. Sebab hanya orang extravert yang 
berattitude baik saja yang bisa menerima dan memimpin segala macam perbedaan 
anak bangsa ini.

Merdeka !!!

Salam,

Adib M

www.adibm.com




[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] War on Drugs dan Politik Tersembunyi Amerika Serikat

2008-08-18 Terurut Topik Herru Pribadi
http://indoprogress.blogspot.com/2008/06/war-on-drugs-dan-politik-tersembunyi.html
23.6.08



“War on Drugs” dan Politik Tersembunyi Amerika Serikat



Wilson

“WAR
on Drugs,” tiba-tiba saja menjadi wacana perang global dari berbagai
pemerintahan pasca hancurnya Perang Dingin, diakhir tahun 1980-an.
Wacana ini pertama kali muncul pada tahun 1982, ketika pemerintahan
Ronald Wilson Reagan, mendesak Kongres untuk mendukung pemerintah
menjalankan program “war on drugs”. Dalam retorik Reagan dikatakan,
tujuan dari program ini adalah to cripple the power of the mob in America.”

Ironisnya,
pada saat yang sama, pemerintahan Reagan  justru bekerjasama dengan
mafia narkotik dalam membiayai gerilyawan Contra, untuk memerangi
pemerintahan sayap kiri Sandinista, pimpinan Daniel Ortega di
Nikaragua. Dalam waktu bersamaan pula, pemerintah Amerika Serikat (AS),
mendukung berbagai kelompok militer sayap kanan di Amerika Latin,
yang mempunyai kaitan dengan organisasi narkotik dan membentuk blok
politik narko-militeris yang represif.

Di era Reaganlah, banjir
narkotika masuk ke AS dengan difasilitasi dan dibekingi CIA dan
Pentagon, serta organisasi rahasia yang dipimpin kolonel Oliver North.
Selama hampir satu dekade, CIA dan Pentagon mendukung dan melindungi
perdagangan narkotika terbesar di dunia, yang menyuplai hampir 50
persen kokain yang dikonsumsi di AS.

War on Drugs kembali
muncul diakhir pemerintahan Reagan, di tahun 1988, ketika musuh perang
dingin Amerika Serikat yang bernama blok komunisme, dianggap telah
ambruk dan transisi demokrasi mulai menggerogoti rejim-rejim
korup-otoriterian sayap kanan, yang menjadi sekutu tradisionil AS, di
berbagai belahan dunia seperti Korea Selatan, Filipina, dan terutama di
Amerika Latin dan Tengah.

Hancurnya komunisme menyebabkan
pemerintah AS kehilangan legitimasi untuk terus menjadi “polisi dunia.”
Sebabnya, ancaman atas AS dan sekutu-sekutunya dari rejim komunis
dianggap tak lagi relevan. Karena itu, sebuah monster baru harus
diciptakan, sebagai legitimasi intervensi global AS dalam urusan rumah
tangga negeri lain, dan memberikan bantuan politik kepada sekutu-sekutu
ideologisnya. Monster baru paska perang dingin itu lalu diciptakan di
akhir tahun 1980-an dan awal pemerintahan George Bush senior ditahun
1990-an, dalam wacana “war on drugs.” Perang ini berhasil mendapatkan
dukungan kenaikan anggaran hampir sepuluh kali lipat, dari $1.2 milyar
pada tahun 1981 menjadi $11.7 milyar dalam tahun 1992.

Kata
“perang” digunakan juga mempunyai arti politik. Sebab “perang” berarti
melibatkan militer sebagai garda depan. Karena itu operasi militer,
bantuan militer, pelatihan militer dan kegiatan inteljen menjadi
“program utama” dari strategi ini. Tak heran jika program “war on
drugs” lebih kelihatan sebagai suatu proyek “militerisasi” dengan
tujuan politik dan ideologis, ketimbang upaya untuk memeranginya.

Setelah
tragedi 11 September 2001, AS secara sistematis menarik bandul politik
dunia ke dalam “perang melawan terorisme” sebagai suatu “perang
global.” Pemerintah AS kemudian lalu menciptakan “definisi terorisme”
menurut kebutuhan politik dan ideologinya. Akhirnya, kebijakan perang
melawan terorisme yang dikibarkan AS, justru menjadi tidak berbeda
dengan terorisme yang hendak mereka hancurkan sendiri. Nasib yang sama
juga terjadi dalam “war on drugs.” Meminjam ungkapan Uskup Dom Herder
Camara, “obat yang ditawarkan lebih beracun dari penyakit yang hendak
disembuhkan.” Dalam kenyataan yang tak jauh berbeda, AS juga telah
”merekayasa musuh global” menurut kepentingan politik dan ideologinya,
dalam kasus perang menghadapi komunisme dan “perang melawan narkotika.”

Ketika
“war on drugs” menjadi strategi bagi intervensi AS untuk menjadi polisi
dunia pasca Perang Dingin, mendadak terjadi peristiwa 11 September
2001. Tiba-tiba saja perang atas narkotika diintegrasikan dengan perang
melawan terorisme, sehingga lahirlah wacana narko-terorisme. Wacana ini
berarti terjadi saling kait antara terorisme dengan perdagangan
narkotik, karena itu perlu satu kesatuan program untuk memeranginya.

Istilah
narko-terorisme pertama kali digunakan kepada kelompok mafia perdagangn
narkotika di Kolumbia dan Peru, yang menggunakan cara-cara teroris
untuk memberikan tekanan politik kepada pemerintah seperti pemboman,
pembunuhan politik, dan penculikan. Di kedua negara tersebut, kerjasama
bilateral militer AS dengan unit militer anti narkotika sudah terjalin
lama. Namun, kemudian DEA “memperluas” definisi narko-terorisme sekaret
mungkin yakni sebagai keterlibatan kelompok atau individu dalam hal
pemajakan, penyediaan keamanan atau membantu perdagangan narkotika
dalam rangka  menyebarluaskan atau mendanai kegiatan terorisme.

Definisi
ini sangat karet dan dalam prakteknya disalahgunakan secara luas oleh
rejim-rejim ororiter, untuk menghadapi oposisi dan perlawanan rakyat.
Di Kolumbia, misalnya, unit anti narkotik binaan AS lebih banyak
memerangi gerilyawan FARC dan oposisi, ketimbang menangkapi para bandar

[Forum Pembaca KOMPAS] MEREBUT MIMPI INDONESIA: Artikel 63 Tahun Kemerdekaan

2008-08-18 Terurut Topik M. Fadjroel Rachman
Maaf bung Agus, bukan bersumber dari Kompas.



Merebut Mimpi Indonesia



Khazanah, PIKIRAN RAKYAT, 16 Agustus 2008



KEMERDEKAAN nasional adalah proklamasi kebudayaan emansipatif sebuah
bangsa. Karena sebuah bangsa dan kebudayaan adalah mimpi kolektif atau
imajinasi kolektif sekelompok manusia pada konteks tempat dan waktu
tertentu. Bahkan sebuah bangsa sebenarnya sebuah perasaan saja kata
Gustavo de las Casas, perasaan bersatu kolektif yang menjadikan
sekelompok manusia sebagai sebuah keluarga besar (Foreign Policy,
Maret-April 2008), tentu juga terkait tempat dan waktu tertentu. Bila
hari ini, 63 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, semua warga dari
Sabang sampai Merauke, tanpa ragu mengucapkan kata Indonesia, sebagai
bangsa, negara, tumpah darah, serta hikmat mengikuti upacara bendera
setiap hari Senin seperti putera saya Mahatma (11) dan Krishna (10) di
sekolah dasar mereka untuk menghormati, Bendera Negara Indonesia ialah
Sang Merah Putih., tidakkah mereka serta kita semua menyadari bahwa
kata Indonesia hanyalah sebutan antropologis dari seorang antropolog
Inggris J.R. Logan pada 1850?



Di awal abad ke-20, hampir tak ada penduduk dari ujung Sumatra hingga
Papua yang menyebut nama Indonesia atau mengaku orang Indonesia.
Indonesia adalah sebutan rekaan saja dari J.R. Logan yang memerlukan
sebuah nama untuk menyebut penduduk serta kepulauan yang membentang
antara benua Australia dan Benua Asia dalam karya ilmiahnya. Oleh
karena itulah Sutan Takdir Alisjahbana dalam Polemik Kebudayaan bahkan
menyebut para pahlawan Indonesia yang kita kenal seperti Pangeran
Diponegoro, Imam Bonjol, dan lainnya tidaklah mengenal Indonesia
sebagai tujuan perjuangannya, mereka adalah pahlawan` dalam masa
pra-Indonesia, bahkan bersedia saling berkelahi untuk kepentingan
masing-masing, sama sekali bukan untuk kepentingan bangsa Indonesia.



Terasa pahitkah kenyataan ini? Sama sekali tidak, Indonesia adalah
momen dalam kebebasan manusia, sebuah pernyataan kebebasan dalam sekian
kemungkinan pilihan dalam sejarah. Tentu saja ada yang ingin hidup
dalam feodalisme lama, bahkan ingin tetap setia dalam kolonialisme, dan
sungkup masyarakat tertutup untuk kemurnian ras, agama, dan ideologi.
Tetapi kita memilih Indonesia, memilih kebebasan, kebebasan manusia
untuk menentukan nasibnya sendiri. Dalam momen kebebasan itulah para
Bapak dan Ibu pendiri Indonesia memutuskan untuk melakukan, (1)
pembebasan nasional; (2) pembebasan sosial dan; (3) pembebasan individu.



Tentu saja pembebasan nasional adalah prasyarat (conditio sine qua non)
dari pembebasan sosial dan pembebasan individu. Pembebasan nasional
harus dipilih karena, kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Tetapi
pembebasan nasional tak berarti banyak bila tak ada pembebasan sosial,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial. Lalu apa setelah pembebasan nasional dan
pembebasan sosial? Tentu saja pembebasan individu, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas.



Sebuah perjuangan emansipasi yang mahakeras tetapi tetap akan berujung
pada kemegahan kemanusiaan, seperti kata penyair Arthur Rimbaud
(1857-1907), and at the dawn/armed with scorching patience/we shall
enter the cities of splendour (Di waktu fajar/dengan kesabaran
mentubi/kita akan memasuki kota yang megah itu).



**



JADI, Indonesia adalah sebuah cita-cita kebudayaan emansipatif tentang
(1) pembebasan nasional; (2) pembebasan sosial; (3) pembebasan
individu. Bagaimana Indonesia hari ini? Sebuah mimpi-praktis
(practical-visionary) akan bermakna untuk menegaskan bahwa identitas
politik, budaya, dan geografis, bila wujudnya kongkret --dinikmati
dalam kehidupan sosial sehari-hari-- yang berwujud kesejahteraan,
kecerdasan, dan keadilan sosial, serta kehidupan individual (hak sipil,
politik, ekonomi, sosial, dan budaya). Bila mimpi praktis dan kongkret
ini tak terwujud, setiap warga negara, tentu saja putra saya juga,
Mahatma dan Krishna, akan bertanya-tanya untuk apa tetap bersatu dalam
tanah air, negara, dan bangsa Indonesia bukan?



Indonesia hari ini adalah Indonesia dalam pertarungan untuk mewujudkan
mimpi Indonesia seabad lalu versus realitas konkret yang
menceraiberaikannya. Kemiskinan dan ketimpangan sosial yang menghantui
sepanjang 63 tahun kemerdekaan hampir serupa wujud kongkretnya seperti
di masa kolonial. Ketika Multatuli menulis Saijah Adinda pada 1860-an,
kemiskinan dan penindasan adalah realitas kongkret di Lebak (Banten),
namun 168 tahun kemudian pada Februari 2008 di Lebak Banten kembali ada
empat balita meninggal dunia karena busung lapar tercekik kemiskinan
orang tua mereka.



Teror kemiskinan serupa terjadi di Makassar, Daeng Basse (hamil lima
bulan) dan putranya tujuh tahun juga mati kelaparan, lalu Naila (4)
juga meninggal dunia di Banjar Baru, Kalimantan Selatan. Di Jawa Barat
saja pada 2007, ada sekitar 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Aulia Pohan (Kalau Saya Jadi SBY) - Om Bambang

2008-08-18 Terurut Topik Bambang Sulistomo
kang Achmad
akang  baik sekali karena selalu memberikan kunci exit strategy buat semua
pihak. seharusnya akang bisa dapat bintang satya lencana kesetiaan dong ,
hehehehe.  film kita dulu (sama mas slamet rahardjo, frans tumbuan, ida
iasha, piet pagau,dll  ), judulnya kodrat, saya juga sedang cari vcd-nya,
apa ada yang punya ?, nanti ku ganti biaya transfer-nya,
salambambangsulistomo


On Thu, Aug 14, 2008 at 2:49 PM, Achmad Jauzi [EMAIL PROTECTED]wrote:

   Om Bambang, mana ada penegakan hukum di negeri ini yang dilakukan dengan
 tulus dan keikhlasan??? He he he...Exit Strategy pasti akan saya berikan
 pada saatnya...Saya juga sering memberikan saran-saran seperti ini kepada
 bebarapa pihak...Tapi kebanyakan mereka tidak ada yang melaksanakan (mungkin
 saran saya tidak bagus ya om?)...

 Misalnya, saya sudah email kepada Kepala Biro Gubernur BI agar segera
 beraksi dan membelokkan isu suap menyuap menjadi isu pemerasan...Hal ini
 dapat dilakukan dengan memanfaatkan imej DPR yang sudah terlanjur di
 masyarakat sementara imej BI sedikit lebih baik dari DPR...Tapi mereka tidak
 melakukan akibatnya terjadilah seperti sekarang dan semuanya menjadi
 terlambat...Untuk SBY sendiri terhadap kasus Aulia Pohan, saya kira batas
 waktunya adalah bulan ini...Jika semakin banyak yang bernyanyi menjadi
 terlambatContohnya, sekarang ada pengakuan dari Om Oey tentang Anwar
 Nasution...

 Om Bambang...Dulu apa judul film yang Om Bintangi bersama Slamet
 Rahardjo??? Saya coba-coba mengingatnya tapi tidak berhasil

 Makasih ya Om...


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Miss Universe 2008 Kagum Indonesia

2008-08-18 Terurut Topik Jambore Christanto
wah ... coba dia diceritain lagi betapa mengagumkannya pemerintah negara ini
yang diam saja melihat ratusan ribu warganya dibohongi dan dinjak-injak 
korporasi
milik menterinya, ato kalo dia tahu bahwa negara penghasil minyak ini warganya 
megap-megap
ketika harga minyak dunia naik
ato betapa entengnya para koruptor berlenggang disini
pasti dia lebih kagum lagi ... 





- Original Message 
From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Monday, August 18, 2008 4:14:20 AM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Miss Universe 2008 Kagum Indonesia


http://kompas. com/index. php/read/ xml/2008/ 08/17/2031533/ miss.universe. 
2008.kagum. indonesia

YOGYAKARTA, MINGGU - Miss Universe 2008 Dayana Mendoza kagum dengan
Indonesia, negara pertama yang dilawati sejak terpilih sebagai ratu
sejagat, Juli lalu. Indonesia indah dan penduduknya ramah, katanya,
dalam jumpa pers usai mencoba layanan spa di Sheraton Mustika
Yogyakarta, Minggu, (17/8).

Dayana mengaku tertarik pada batik dan bunga jasmin. Saya cukup
familiar dengan batik, sebab motif serupa batik ada di kain tradisonal
negara saya, katanya. Kalau bunga jasmin, ia menyukai keindahannya.
Saya ingin menempatkan jasmin di apartemen saya di Venezuela, katanya.

Gadis cantik kelahiran Venezuela 1 Juni 1986 ini, usai mendapat
layanan spa, lalu mengunjungi pusat perawatan wajah Natasha. Malamnya
menghadiri Batik Party Dinner di Sheraton, sembari mendapat suguhan
tarian tradisonal. Senin esok, Dayana menyemarakkan Pesta Merdeka
Yamaha, dengan mengendarai Yamaha Mio.

Ia ditemani Puteri Indonesia 2008 Zivanna Letisha Siregar menghabiskan
kunjungannya sampai 19 Agustus. Dayana diharapkan ikut memberitahukan
kondisi Indonesia yang sebenarnya aman, ke negara-negara yang dikunjungi.

Sementara Zivanna mengatakan, tugasnya nanti ketika berkunjung ke ke
luar negeri adalah mengenalkan Indonesia dan kekayaan alam beserta
budayanya. Banyak yang belum tahu ada negara bernama Indonesia. Saya
akan membuktikan Indonesia aman dan tidak kalah bersaing dengan negara
lain, ujar Zivanna.

Bagaimana penilaian gadis manis kelahiran Jakarta 16 Februari 1989
yang baru dua hari menyandang predikat Puteri Indonesia ini terhadap
Dayana? Zivanna sempat menduga Dayana sedikit sombong. Tapi ternyata
tidak. Bahkan dia sangat ramah pada semua orang. Senyum selalu
tersungging di bibirnya, ujarnya.


Lukas Adi Prasetyo 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Djuwari, Tukang Panggul Jenderal Sudirman yang Terlupakan

2008-08-18 Terurut Topik Bambang Sulistomo
pak Djuwari, terimakasih dari kami semua, yang  dapat beban sejarah, seperti
yang bapak ungkapkan, yakni meneruskan cita-cita para pahlawan untuk
membebaskan bangsa ini dari segala bentuk penjajahan. Memang meneruskan
cita-cita para pahlawan saat ini bukan hal yang mudah, mungkin lebih sukar
dari waktu menghadapi penjajah dimasa lalu. Sekarang ini, penjajahan dari
bangsa sendiri dari kelompok pemimpin yang lebih mementingkan diri, kelompok
dan golongannya sendiri, akibatnya sangat menyengsarakan rakyat
banyak.Seperti  paraktek jual-beli hukum oleh aparat penegak hukum,
pendidikan dan kemiskinan yang sangat terkait erat, semakin sulitnya contoh
keteladanan para pemimpin, mereka asyik berebut kekuasaan dan memperkaya
diri sendiri, tidak satunya kata dengan perbuatan, pengelolaan sumberdaya
alam yang menyebabkan kerugian negara, dan banyak lagi. Ber-untung masih ada
dari beberapa bagian mayarakat yang masih sadar akan terperosoknya negeri
ini, mudah-mudahan doa' pak djuwari akan memenangkan perjuangan mereka untuk
membebaskan negeri ini dari penjajahan bangsa ini sendiri.salam untuk
seluruh keluarga dan teman-teman perjuangan bapak, salambambangsulistomo

2008/8/18 Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]

   KEDIRI, MINGGU - Djuwari (81), tukang panggul Panglima Besar Sudirman
 dalam perang gerliya melawan penjajah, mengaku rela terlupakan. Kami
 hanya berharap generasi muda saat ini bisa menerusan cita-cita
 pahlawan untuk bisa bebas dari segala bentuk penjajahan, katanya saat
 ditemui di rumahnya di Dusun Goliman, Desa Parang, Kecamatan Banyakan,
 Kabupaten Kediri, Jatim, Minggu (17/8).

 Sehari-hari dia menghabiskan waktunya di sawah dengan kondisi ekonomi
 yang serba pas-pasan di sebuah desa yang berada di kaki Gunung Wilis.
 Tak banyak yang tahu mengenai kiprah lelaki tua renta itu dalam
 memperjuangkan bangsa Indonesia dari kungkungan penjajah.

 Padahal dia salah satu tukang panggul tandu Panglima Besar Sudirman
 yang saat itu sedang sakit dalam memimpin perang gerilya di kawasan
 selatan Pulau Jawa periode 1948-1949.

 Djuwari menuturkan, pada suatu pagi hari pada tanggal 6 Januari 1949,
 dia dan tiga temannya, Karso, Warto, dan Joyodari memanggul tandu
 panglima perang gerilya itu menuju Dusun Magersari, Desa Bajulan,
 Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk untuk menghadapi para penjajah.

 Mereka berjalan kaki sekitar 30 kilometer dari Dusun Goliman menuju
 Dusun Magersari dengan melintasi kawasan perbukitan Gunung Wilis.
 Untuk menempuh perjalanan itu dibutuhkan waktu sehari penuh dengan
 beberapa kali istirahat, katanya.

 Dalam perjalanan tersebut, Panglima Sudirman dikawal Tjokro Pranolo,
 Supardjo Rustam, Suwondo, dan Heru Tjokro bersama pasukan bersenjata
 lainnya. Djuwari mengaku bahagia, kendati dalam perjalanan melelahkan
 itu dia dan tiga orang rekannya hanya mendapatkan hadiah berupa
 sepotong kain panjang dari Panglima Sudirman.

 Saat itu kami merasakan ikut berjuang, meskipun tidak dengan cara
 memanggul senjata seperti tentara lainnya, kata satu dari empat
 tukang panggul Panglima Besar Sudirman yang masih hidup hingga sekarang.

 Selama berada di Dusun Goliman, Panglima Besar Sudirman tinggal di
 rumah Badal. Di sebuah ruangan di rumah tersebut, Sudirman dan
 beberapa anggota pasukannya menyusun strategi menghadapi penjajah.

 Di dalam kamar berukuran 7x3,5 meter yang berada rumah joglo yang kini
 ditempati Suwandi itu masih terdapat beberapa perabotan, diantaranya
 dipan beralaskan tikar, kendi, cangkir, dan tempayan dari kuningan.

 Kamar ini sudah tidak pernah kami tempati lagi sejak dulu, karena
 kami anggap memiliki nilai sejarah perjuangan bangsa ini, kata
 Suwandi, salah satu anak Badal.

 Selama berada di Dusun Goliman, Panglima Sudirman menyamar sebagai
 mantri guru untuk menghindari mata-mata penjajah yang tersebar di
 mana-mana. Sayangnya bangunan bersejarah di Dusun Goliman itu hingga
 kini tak terawat.

 MBK
 Sumber : Ant


 http://kompas.com/read/xml/2008/08/17/12173319/djuwari.tukang.panggul.jenderal.sudirman.yang.terlupakan.

  



[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Bangsa, Negara, dan Indonesia

2008-08-18 Terurut Topik anton_djakarta
Ketika Jepang sudah mendekati kekalahannya, para penggede Jepang
memberi peluang Indonesia memutuskan seberapa besar wilayah yang akan
dimerger menjadi Indonesia Raya.

Yamin berpendapat Malaya dan Filipina Selatan dimasukkan, bahkan
seluruh pulau Irian Jaya adalah hak milik Indonesia. Bung Karno
setuju dengan gagasan Yamin. Namun Hatta menolak karena menurut Hatta
yang dinamakan Indonesia adalah seluruh wilayah yang hanya meliputi
wilayah administrasi Hindia Belanda saja. Pendapat Hatta ini berkat
masukan nasihat geopolitik Sutan Sjahrir bahwa bila kita mencaplok
Malaya dan Filipina Selatan maka ke depan kita akan berhadapan dengan
Inggris dan Amerika Serikat. Tapi kalo hanya Hindia Belanda maka yang
dihadapi hanya Belanda dan kalo hanya Belanda maka masih ada waktu
menyusun kekuatannya, karena menurut Sjahrir pada Hatta. Kekuatan
Belanda pasca Perang Dunia Kedua bisa dikatakan nihil dan perlu waktu
paling tidak setahun untuk memulihkan kembali kekuatannya.

Anton



--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Oleh Roch Basoeki Mangoenpoerojo

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/18/00285664/bangsa.negara.dan
.indonesia



 Agustus ke-63 telah tiba. Namun, apakah pintu gerbang kemerdekaan
itu
 masih ”di depan”? Tampaknya begitu. Kita belum mampu memastikan
kapan
 menyebut bangsa, kapan negara, bahkan masih menganggap seolah
 Indonesia adalah kelanjutan Majapahit.

 Spanduk menyebut kata senyawa ”bangsa dan negara” seolah sudah
tak
 berjarak. Padahal, berbeda sekali, negara identik pemerintah yang
 menguasai rakyat. Sedangkan bangsa hanya muncul pada hari-hari
 bersejarah. Latah seperti ini sudah 63 tahun berjalan, tanpa pernah
 disadari.

 Bukan Majapahit

 Sumpah Palapa Majapahit tidak pernah menyentuh Jawa Barat yang
 Indonesia. Itu fakta. Secara konsep, Indonesia bukan negara berkuasa
 besar di kawasan Pasifik yang luas, seperti Majapahit, atau
Sriwijaya,
 Pajajaran, dan lain-lain. Konsep tentang ”kekuasaan bernegara”
tak
 lepas dari bagaimana sesuatu negara menjalankan kekuasaan.

 Sedangkan Indonesia, sebenarnya, hanya sebuah komunitas yang
terbentuk
 oleh suatu situasi. Bermula dari anak pribumi Hindia Belanda yang
 bersekolah di Belanda mendirikan ”Perhimpunan Indonesia” di
Rotterdam,
 1922. Lalu para Pemoeda Indonesia menyelenggarakan Kongres Pemoeda
I,
 1925. Lalu, tahun 1926 lahir lagu Indonesia Raya yang tidak
berbicara
 Negara.

 Kongres Pemoeda II 1928 melahirkan ”bangsa Indonesia” melalui
Sumpah
 Pemuda. Ini bertentangan makna dan jiwanya dengan Sumpah Palapa yang
 menonjolkan kekuasaan. Hingga 1942, komunitas/bangsa itu masih
terasa
 eksistensinya karena dibutuhkan Jepang, lalu mendapat berbagai
peluang
 pada tahun 1945 untuk membuat negara.

 Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, komunitas itu memiliki wadah
 lebih nyata, yaitu Negara. Meski demikian, tidak serta-merta
 ”Indonesia” menjadi milik negara. Justru sebaliknya, Negara
adalah
 milik bangsa Indonesia (Baca teks Proklamasi ”atas nama
bangsa”).

 Kepentingan bangsa

 Komunitas itu pada tahun 1928 diberi predikat ”bangsa” yang
bertanah
 air dan berbahasa satu, Indonesia. Secara ilmiah, para pemimpin saat
 itu bereferensi kepada Ernest Renan. Bangsa adalah komunitas yang
 memiliki keinginan untuk bersatu. Sedangkan Otto von Bauer menyebut
 adanya kesatuan perangai karena nasib.

 Dalam Sidang BPUPKI, kedua referensi itu dianggap kuno oleh Bung
Hatta
 dan Mohamad Yamin yang diiyakan hadirin. Muncullah pendapat Soekarno
 dalam pidato 1 Juni pada akhir sidang. Untuk kita, perlu ditambah
 katanya, yaitu adanya satu kesatuan geopolitik. Maka, yang disebut
 bangsa Indonesia adalah komunitas yang bernasib sama dan menghendaki
 kesatuan dalam geopolitik Sabang sampai Merauke.

 Mereka tentu memiliki ”kepentingan” demi kepastian eksistensi
 komunitas yang terbangun. Perangkat penunjuk kepentingan bangsa,
salah
 satunya Trisakti, yaitu mandiri dalam ekonomi, berdaulat dalam
 politik, dan berkepribadian dalam budaya. Demi terjaga dan
terwujudnya
 ketiga kepentingan bangsa itu, perlu wadah yang dalam tata hukum
 disebut negara. Preambul menyebutnya, ”Negara Kebangsaan”.

 Dengan ukuran negara mapan, Syahrir mengatakan, ”Kita belum siap
 merdeka” (sampai hari ini?). Kata Bung Karno, ”Kita siapkan
rakyat
 untuk merdeka dengan cara kita sendiri, bukan cara Belanda atau
siapa
 pun.” Yang dimaksud cara sendiri adalah menegakkan ketiga
kepentingan
 bangsa melalui hukum Indonesia (yang kini tanpa pengendali).

 Semua merasa layak

 Tampaknya saat Indonesia dianggap sebagai nama negara kelanjutan
 kejayaan kerajaan masa lalu, semua orang layak menjadi Hayam Wuruk
dan
 Gajahmada. Jongko Joyoboyo pun ampuh sebagai referensi. Hal ini
tampak
 di Senayan dan semua lembaga yang terbentuk belakangan sampai calon
 presiden. Semua boleh bilang aku untuk menyirnakan kata kita.

 Ternyata benar, kita masih di depan pintu gerbang kemerdekaan. Kita
 masih menggunakan hukum 

RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso Keluarkan Kocek Pribadi Rp50 M untuk Bulutangkis

2008-08-18 Terurut Topik Awang BinSaS
Uang itu mgkn dari sumbangan2 pihak lain...gak mgknlah kalo dari 
penghasilan/gaji pribadi..gak mungkin dia iklas kalo itu uang pribadi dari gaji.



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: ku mati in dehTV siaran dr Istana

2008-08-18 Terurut Topik anton_djakarta
Setiap lagu yang berhak dinyanyikan pada upacara 17 Agustus  adalah
lagu yang sudah melalui seleksi, baik itu seleksi kualitas lagu
maupun peran lagu itu dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Jadi
minimal lagu itu sudah lama dibenak masjarakat dan mewarnai jiwa
jaman (zeitgeist). Lha...kemudian tiba-tiba ada lagu baru yang muncul
hanya karena penciptanya adalah SBY. Jelas ini mainan para penjilat
SBY yang panglimanya adalah Andi Kumis. Adalah tidak etis
memperdengarkan lagu yang tidak jelas mutunya dan tidak jelas
popularitasnya di mata masjarakat hanya karena lagu itu ciptaan SBY.
Setidak-tidaknya manajer lagu itu seperti Dharma Oratmangun berjuang
keras dulu agar lagu2 SBY diperdengarkan ke masjarakat dan masjarakat
bisa menilai.

Ketika lagu itu dinyanyikan dan diperdengarkan pada 17 Agustus  jelas
itu suatu pelecehan pada upacara 17-an yang sakral, sekaligus
menandakan kepemimpinan SBY yang lembek. Di Jaman Bung Karno, setiap
tanggal 17 Agustus selalu ditandai kilometer nol untuk memulai
tahapan-tahapan perjalanan bangsa seperti : Gesuri, Takari, Nasakom,
Tahun Vivere Pericoloso atau Jasmerah. Namun SBY justru
memperdengarkan lagu-lagu ciptaannya yang berkualitas rendahan.

Anton



--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Andre James Oscar
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 La apa yang salah? Bukan, bukan membela SBY. Siapapun presidennya,
apakah
 salah memperdengarkan karyanya dalam acara seperti itu.
Membandingkan karya
 Ismail Marzuki dengan lagu karya SBY tidaklah relevan. Anda sudah
mengambil
 tindakan benar mematikan televisi, itulah hak yang harus anda ambil
bos.
 Tapi biarkan juga hak berjuta rakyat Indonesia yang ternyata
menikmati karya
 SBY, dengan tidak mematikan TV.
 Saya bangga punya presiden yang seniman, bisa mencipta lagu, dan mau
 memperdengarkan lagunya kepada halayak. Toh pekerjaan pencita lagu
itu bukan
 pekerjaan hina.(mungking karena saya beekecimpung dalam dunia seni
 musik). Saya bisa memilah2 rasa suka atau tidak suka terhadap
seseorang,
 tanpa menilai hasil karya atau usahanya. Kalau memang bagus dan
bermanfaat
 ya sok atuh. Bukan karena tidak suka orangnya lantas tidak suka
karyanya
 hehehehe.
 Cuma pendapat aja, jangan masukin ati.


 --
 Andre J.O Sumual
 Editor in Chief TRAX Magazine
 [music  attitude, provocative  stylish]
 Wisma Kosgoro lt.6
 Jl. MH Thamrin No.53
 Jakarta 10350
 Phone : (021) 39836061, 39832381-82, ext 157
 Fax : (021) 39832494
 Mobile : 08161161874
 Email   : [EMAIL PROTECTED],
  [EMAIL PROTECTED]
 Blog: www.kabardariopa.blogspot.com


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Cucu Presiden Lahir 17 Agustus Karena Pertimbangan Medis

2008-08-18 Terurut Topik Awang BinSaS
Lihatlah komentar dokter GAtot MArwoto...alasan yg dikemukakan sangat 
mengada-ada.
Walopun alasannya dgn dalil-dalil ilmiah, tetap saja keliatan dipas-paskan tgl 
17 Agt 2008.
Sekarang dokter pun sdh ada yg menjilat keluarga Presiden. Inilah yg namanya 
Intelektual Tukang.



--- On Sun, 8/17/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Cucu Presiden Lahir 17 Agustus Karena 
Pertimbangan Medis
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Sunday, August 17, 2008, 5:28 AM











http://kompas. com/read/ xml/2008/ 08/17/1003349/ cucu.presiden. 
lahir.17. agustus.karena. pertimbangan. medis



JAKARTA, MINGGU - Annisa Larasati Pohan, menantu Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono atau isteri dari Kapten (Inf) Agus Harimurti

Yudhoyono, putra sulung Presiden, melahirkan seorang bayi perempuan

bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia ke-63, Minggu (17/8).



Bayi perempuan dengan berat 2,8 kg dan panjang 48 cm ini, menurut

perhitungan medis, seharusnya lahir pada tanggal 4-7 September

mendatang. Menurut keterangan Tim Dokter yang menangani persalinan,

penetapan tanggal 17 Agustus bukan sengaja dipas-paskan, tapi

semata-mata karena pertimbangan medis.



Indikasi mempercepat persalinan karena maturasi yakni kematangan

plasenta (ari-ari) lebih cepat, jadi demi keselamatan ibu dan bayi

kami ambil proses ini, kata dr Gatot Purwoto, salah satu tim dokter

kandungan yang terlibat proses persalinan, di RS Pondok Indah,

Jakarta, Minggu.



Gatot menambahkan bila tidak dilakukan pemajuan proses kelahiran maka

afgarnya (nilai kelincahan bayi) lebih rendah, misalnya bayi jadi

lambat menangis. Tim dokter yang menangani proses persalinan diketuai

oleh dr Azen Salim dengan tim inti dari RS Pondok Indah dan tim dokter

kepresidenan kebidanan.



MYS



Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network





[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Tembakau , penghidupan yang mematikan

2008-08-18 Terurut Topik Fuad Baradja
Bila kakek anda atau keluarga anda adalah petani tembakau , ada baiknya membaca 
tulisan dari Media Indonesia ini :


Mohon maaf bung Agus, bukan bersumber dari Kompas.


Jumat, 15 Agustus 2008 00:03 WIB

Tembakau, Penghidupan yang Mematikan


DALAM kepulan asapnya terkandung setidaknya 4.000 racun zat kimia berbahaya, 
dan 43 di antaranya bersifat karsinogenik (merangsang tumbuhnya kanker). 
Berbagai zat berbahaya itu, di antaranya adalah tar, karbon monoksida (CO), 
nikotin, aseton (cat), hingga ammonia (pembersih lantai) dan toluene (pelarut 
industri).
Oleh WHO (World Health Organization) merokok bahkan disebut sebagai pembunuh 
nomor dua di dunia. Setengah dari orang yang merokok secara rutin, saat ini 
jumlahnya sekitar 650 juta orang, akan meninggal gara-gara tembakau. Tidak 
kalah mengerikan, ratusan ribu orang bukan perokok, walaupun juga sering 
disebut perokok, ikut menanggungnya. Mereka meninggal karena terpaksa harus 
ikut menyerap asap yang dikeluarkan para perokok.
Asap rokok adalah faktor utama penyebab penyakit jantung koroner. Selain itu 
berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer. Dari 11 juta kematian per 
tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah--sebanyak 6 
juta di antaranya--disebabkan gangguan sirkulasi darah dengan 2,5 juta adalah 
penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke.
Karena itu, tak salah jika kampanye hidup sehat dengan menjauhi rokok gencar 
dilakukan pihak-pihak yang peduli dengan kesehatan. Yang menjadi pertanyaan 
kini adalah seberapa efektifkah kampanye dan momen peringatan hari tanpa rokok 
tersebut bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan?

Kondisi di Indonesia
Publikasi Kantor WHO untuk Asia Tenggara mengenai Kecenderungan Penggunaan 
Rokok di Indonesia 2001 (Prevalence of Tobacco Use in Indonesia, 2001) 
menunjukkan konsumsi rokok di Indonesia cenderung meningkat setiap dasawarsanya.
Jika pada 1970 konsumsi rokok per kapita di Indonesia sebesar 469 batang, 
jumlah tersebut melonjak menjadi lebih dari 100% pada periode 1980 dengan 942 
batang. Kecenderungan peningkatan itu tetap terjadi pada dasawarsa-dasawarsa 
selanjutnya meski angka persentasenya tidak sebesar 1980. Tercatat untuk 
periode 1990 dan 2000, konsumsi rokok per kapita Indonesia meningkat menjadi 
masing-masing 1.145 batang dan 1.434 batang (lihat grafik).
Dari data tersebut secara sekilas bisa dilihat bahwa kampanye antirokok belum 
berhasil memengaruhi tingkah laku merokok masyarakat Indonesia. Padahal, 
berbagai kampanye antirokok cukup gencar menyosialisasikan berbagai dampak 
negatif merokok bagi kesehatan, termasuk bagi pengeluaran rumah tangga.
Dampak negatif merokok, sebagaimana yang dilaporkan Tim Penanggulangan Masalah 
Tembakau Departemen Kesehatan RI, sedikitnya 9,2% dari 3.300 kematian pada 2001 
disebabkan tembakau. Lebih lanjut, saat ini sedikitnya 57% rumah tangga di 
Indonesia mempunyai satu perokok yang hampir seluruhnya (91,8%) merokok di 
rumah. Akibatnya tandas laporan WHO, sedikitnya 43 juta anak di Indonesia 
berusia 0-14 tahun terkena paparan asap rokok yang akan berpengaruh pada 
mudahnya anak-anak tersebut terkena infeksi saluran pernapasan, infeksi telinga 
tengah serta asma.
Sementara itu, dampak negatif merokok bagi pengeluaran rumah tangga dibuktikan 
hasil analisis data Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik 2003. 
Biaya yang dikeluarkan penduduk Indonesia untuk rokok menurut laporan tersebut 
adalah dua setengah kali lebih besar daripada biaya pendidikan dan tiga kali 
lebih besar daripada anggaran kesehatan. Itu belum termasuk biaya pengobatan 
yang harus dikeluarkan akibat terganggunya kesehatan karena merokok.

Konvensi pengendalian tembakau
Kampanye antirokok melalui peringatan Hari tanpa Tembakau Sedunia dan 
sosialisasi bahaya merokok tidak akan efektif tanpa dukungan dari pemerintah 
selaku regulator industri, termasuk industri rokok. Pemerintah Indonesia selama 
ini memang bersikap gamang dalam menyikapi masalah ini. Hal ini tampak dari 
penolakan pemerintah untuk meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control 
(FCTC) atau Konvensi Pengendalian Tembakau.
FCTC merupakan perjanjian kesehatan internasional pertama yang perundingannya 
diprakarsai oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). FCTC telah diresmikan menjadi 
hukum internasional pada 27 Februari 2005. Hingga hari ini, sebanyak 147 negara 
dari 168 negara telah meratifikasi FCTC. Sayangnya, Indonesia tidak termasuk 
dalam kelompok negara yang meratifikasi FCTC. Di wilayah Asia, hanya Indonesia 
yang belum meratifikasinya. Padahal, Indonesia telah terlibat dalam pembuatan 
draf konvensi ini.
Indonesia masih merasa belum mampu/konsisten untuk memenuhi persyaratannya. 
Satu sisi, melalui beberapa pemerintah daerah telah dikeluarkan 
peraturan-peraturan untuk membatasi/melarang merokok. Misalnya Peraturan Daerah 
Khusus Ibu Kota Jakarta tentang Pengendalian Pencemaran Udara yang mulai 
diberlakukan April 2005. Dalam peraturan tersebut rokok menjadi 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] KANGEN Demonstrasi Mahasiswa...

2008-08-18 Terurut Topik Bambang Sulistomo
saya lebih kangen sama adhie massardi dan firadaus cahyadi kok. kalau
membaca tulisan anda dimilis ini, saya terasa punya teman perjuangan yang
konsisten, enggak lapuk kena hujan, enggak kering kena panas, enggak pusing
enggak ada uang, hehehehe (enggak tau ya kalau itu hujan pujian, hehehehe).
anda berdua termasuk juga yang sering nulis yang lainnya, meskipun suatu
saat pernah berbeda pendapat dengan diri-ku, tapi saya merasakan nikmat
banget, karena paling tidak anda telah membuka wawasan saya, bahwa masih ada
manusia seperti ente,  hehehehe, salam bambangsulistomo, makanya, ajak ane
makan diwarteg aja dong.

2008/8/17 Adhie Massardi [EMAIL PROTECTED]

   Bos,
 ente kagak pernah nyimak berita kali ya?
 Semua media memelintir para pendemo sebagai perusuh,
 dan dengan opini yang dibangun itu,
 aparat jadi mudah menangkapi dan memenjarakan mereka.

 Lalu, apa dikira kalau mahasiswa demo dan harus naik mikrolet kagak bayar?
 Lalu di tengah demo kehausan, apa harus minum air got? Di mana ada got
 terbuka sekarang ini?

 Lalu bila ente menyisihkan seperak dua perak karena hati tersentuh rencana
 kegiatan para mahasiswa, enta akan dicap sebagai membiayai kerusuhan. Tapi
 dalam situasi ekonomi yang prak-poranda begini, apa ente sanggup emnyisihkan
 uang hanya untuk saweran gerakan mahasiswa?.

 Maka,
 bila ente kangen demonstrasi mahasiswa, jauhkan kangen itu.
 mendingan ke mall saja. ngopi di cafe-cafe. lupakan rakyat. sebab Tuhan
 sudah pasti akan menggerakkan sesuatu yang entah apa, untuk melindungi
 umatNya dari kedzoliman para pemimpinnya. Ini sunatullah.

 Kitab-kitab Suci sudah menulisnya. Sejarah sudah mengutipnya.

 Salam!

 Adhie M Massardi


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Budiman caleg

2008-08-18 Terurut Topik Sulaeman_H .
Semoga sukses.

sol



SH


On 8/18/08, Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Srlamat ya utk Mas Budiman yg resmi jadi caleg PDIP bersama antar
 alain Rike duah Pitaloka.

 semogaterpilih... dan nggak lup apada tekad utk memarhaeniskan PDIP

 Salam

 HS



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] AirAsia Mengecewakan

2008-08-18 Terurut Topik Bambang Soetedjo
Maaf pak tahunnya nggak salah nih.
�
Salam

--- On Mon, 8/18/08, iswandy arisandy [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: iswandy arisandy [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] AirAsia Mengecewakan
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Monday, August 18, 2008, 8:51 PM






saya juga mempunyai pengalaman yang sama dimana saya melakukan pemesanan tiket 
air asia pada bulan juni 2007 untk penerbangan juni 2008 tapi satu minggu 
sebelum keberangkatan waktu departure yang seharusnya jam 13.00 dari padang ke 
jakarta di delay sampai ke jam 22.00... ..terbang murah??? air asia kok 
bisa dapat penghargaan ya, jangan-jangan award nya cuman akal2 an n dibayar 
alias main belakang tuk mendongkrak rating aja.

salam

iswandy


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: MUI Siapkan Fatwa Haram untuk Rokok

2008-08-18 Terurut Topik Juswan
Artinya apa? Membuat aturan tanpa kemauan keras untuk
menegakkannya hanya sia-sia belaka. Itu sajalah artinya!

Pertanyaannya, apakah setelah dikeluarkannya fatwa MUI
lalu semua [mayoritas] perokok tiba-tiba [insyaf] berhenti
merokok [terutama di tempat umum]. 

Apologinya gampang: fatwa kan hanya merupakan pedoman
dan peringatan. Jadi tanpa fatwa itu umat tidak tahu bahwa
merokok itu tidak baik bagi kesehatan? Atau bahwa merokok
itu berdosa karena perbuatan haram?
Atau perlu pulakah dikerahkan jajaran polisi syariah untuk
menegakkan fatwa tsb?  Kalau dibuat tetapi tidak ditegakkan
lalu apa gunanya? Atau sekedar formalitas bahwa MUI telah
menjalankan tugas funsgionalnya dan soal hasilnya terpulang
kepada masyarakat sendiri? 
Orang mau merokok kok ya dilarang-larang, rusak badan
kan badannya sendiri, dosa kan dosanya sendiri [kalau
memang merokok itu sudah pasti berdosa lho ya].

Maksiat saja yang jelas-jelas dosa malah terus saja terjadi
kendati ada sanksi pidananya dan sanksi dosanya. Kapan
kompleks Dolly di Surabaya dihancurkan seperti Saritem di
Bandung? Kok kemaksiatan dibiarkan jalan terus?

Judi saja yang jelas-jelas haram hukumnya yang kecil-kecil
terus dikejar-kejar polisis dan keluarganya diperas.  Tetapi
judi yang omzetnya milyaran sehari kok malah dibiarkan saja
dan kok ya tidak ada yang berani mendekat; boro-boro mau
diberantas?

Korupsi saja yang jelas-jelas perbuatan dosa dan ada sanksi
pidananya serta yang dikejar terus oleh KPK tetap jalan terus.
Mungkin perlu jugakah fatwa bahwa korupsi itu perbuatan
haram? Semua sudah tahu kok, tetapi tetap saja korupsi
merajalela di segala lapisan dan di pelbagai bidang masyarakat.

Korupsi merusak nilai dan sendi masyarakat tetapi merokok
hanya merugikan diri sendiri... kenapa jadi repot amat sih?

Bangsa ini sudah teramat kacau dalam berpikir dan bekerja.
Tidak tahu lagi mana soal urgent dan mana soal sumir.
Tidak tahu lagi mana soal kakap dan mana soal teri.
Tidak tahu lagi mana soal masyarakat dan mana soal pribadi.
Tidak tahu lagi mana soal legislasi dan mana soal eksekusi.

Ciptakan sejuta aturan dan pedoman, tetapi kalau manusia-
manusianya tidak dididik mengadopsi nilai luhur maka semua
itu akan berakhir dengan sia-sia, betapapun mulia tampaknya.


Mang Iyus

Re: MUI Siapkan Fatwa Haram untuk Rokok 
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/96473;_ylc=X3oDMTJzYTVwOXB0BF9TAzk3MzU5NzE1BGdycElkAzEzMDA2NzAyBGdycHNwSWQDMTcwNTA0MzY5NQRtc2dJZAM5NjQ3MwRzZWMDZG1zZwRzbGsDdm1zZwRzdGltZQMxMjE5MDA4MDU4



Sun Aug 17, 2008 1:49 pm (PDT)

Masih mending mas, petugasnya masih memperingati. Kalau di Pakuwon
Supermall Surabaya, orang2 merokok didepannya satpam, tapi satpamnya
diam saja. Padahal dia pake pin di dadanya ada gambar dilarang
merokok. Managemen nya memang tidak mau menegur perokok karena takut
tidak ada pengunjungnya.


RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso Keluarkan Kocek Pribadi Rp50 M untuk Bulutangkis

2008-08-18 Terurut Topik [EMAIL PROTECTED]
Hmmm Kok ternyata comment. Harus dibedakan antara curiga rasional dg 
curiga tendensius. Penegak hukum juga dibekali ilmu kecurigaan. (Sayangnya ulah 
penegak hukum ya mencurigakan...). Tapi bermula dari kecurigaan rasional  
(presumption) itulah banyak para bandit ditangkapi.

Yuliati Soebeno wrote:
 Hm.. no comment. Satu milyard saja sangat amat mudah 
 beredar dari satu tangan ketangan lain. Apalagi development 
 taman-taman�beton di Jakarta ini selama masa jabatannya, ya? Yang 
 pastinya sangat menghasilkan dana.
 �
 :-((


[Forum Pembaca KOMPAS] Banyak Caleg Konsultasi ke Paranormal

2008-08-18 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://kompas.com/index.php/read/xml/2008/08/18/15451487/banyak.caleg.konsultasi.ke.paranormal

JAKARTA, SENIN - Berbagai cara dilakukan calon anggota legislatif
(caleg) agar terpilih menjadi anggota Dewan pada Pemilihan Umum
(Pemilu) 2009. Mulai dari penentuan nomor urut (bagi yang belum
memberlakukan suara terbanyak), sosialisasi ke pemilih, hingga
konsultasi ke paranormal.

Banyaknya caleg yang konsultasi ke paranormal diutarakan paranormal
kondang, Ki Joko Bodo, Senin (18/8). Caleg yang datang konsultasi itu
yah sembunyi-sembunyi. Karena yang ke paranormal itu simbolnya
kekuasaan dengan kemunafikan. Beda kalau ke Kiai, itu diekspos juga
tak masalah, kata Joko Bodo.

Siapa saja caleg yang datang berkonsultasi itu? Joko Bodo tak mau
membocorkan. Yang jelas, kata dia, caleg tersebut hendak maju untuk
menjadi anggota DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Ada
yang ingin tetap menjadi anggota Dewan. Ada yang mau coba-coba jadi
anggota Dewan. Tentu mereka ingin menang dan terpilih, katanya.

Soal tarif, Joko Bodo mengatakan tergantung pada caleg bersangkutan.
Mereka tentu saja bayar, ujarnya.

Menurut Joko Bodo, caleg ke paranormal bukan terjadi tahun ini saja.
Pemilu sebelumnya paranormal juga kebanjiran caleg. Paranormal yang
tinggal di Kawasan Lubang Buaya ini mengatakan konsultasi caleg ke
paranormal bukan masalah sepanjang untuk tujuan yang baik. Artinya
kalau terpilih kelak jangan melupakan rakyatnya. Kalau rakyatnya makan
batu, caleg juga harus makan batu, katanya.

Joko Bodo melanjutkan, tak hanya caleg yang minta petunjuk ke
paranormal melainkan juga sejumlah calon kepala daerah dan petinggi
partai politik.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuka pendaftaran caleg 14-19 Agustus
2008, namun sejauh ini baru beberapa partai politik yang mendaftarkan
calegnya. Sejumlah parpol lainnya masih sibuk dengan penentuan
nama-nama caleg. (aco)


Sumber : Persda Network




Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Cucu Presiden Lahir 17 Agustus Karena Pertimbangan Medis

2008-08-18 Terurut Topik Sulaeman_H .
Pertama judul beritanya salah. Yang lahir bukan cucu presiden tapi cucu SBY.
Kedua, karena SBY orang beken maka layak cucunya jadi bahan berita tapi di
forum gosip atau selebriti, bukan di forum politik.
Sekian.
SH


On 8/18/08, Awang BinSaS [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Lihatlah komentar dokter GAtot MArwoto...alasan yg dikemukakan sangat
 mengada-ada.
 Walopun alasannya dgn dalil-dalil ilmiah, tetap saja keliatan dipas-paskan
 tgl 17 Agt 2008.
 Sekarang dokter pun sdh ada yg menjilat keluarga Presiden. Inilah yg
 namanya Intelektual Tukang.


[Forum Pembaca KOMPAS] Cucu SBY Diberi Nama Almira Tunggadewi Yudhoyono

2008-08-18 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://kompas.com/read/xml/2008/08/18/14385984/cucu.sby.diberi.nama.almira.tunggadewi.yudhoyono

JAKARTA, SENIN -  Cucu pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
diberi nama Almira Tunggadewi Yudhoyono. Menurut Presiden SBY, Almira
berarti putri yang mulia. 

Tunggadewi adalah salah satu raja perempuan di Majapahit. Sedangkan
Yudhoyono adalah nama keluarga.  Nama tersebut, kata SBY, sudah
digodok dalam beberapa hari terakhir.

Saat menyampaikan hal itu, Presiden SBY didampingi Agus Harimurti
Yudhoyono. Hadir juga di RS Pondok Indah beberapa anggota Kabinet dan
juga besan Presidan atau mertua Agus Harimurti, Aulia Tantowi Pohan.

HAR




Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Cucu Presiden Lahir 17 Agustus Karena Pertimbangan Medis

2008-08-18 Terurut Topik Yuliati Soebeno
Weleh.hari ini mau ke ATM didekat RS P. Indah, jadi agak sedikit was-was. 
Habisnya area yang biasanya tanpa ada alat-alat PERANG (mobil-mobil ABRI) dan 
tidak pernah ada tentara latihan baris-berbaris...lha kok hari ini mendadak ada 
mobil-mobil tentara disekitar RS P. Indah. Lalu ada tentara pada latihan baris.
Agak janggal bagi kami yang tinggal didaerah sini. Soalnya setiap harinya gak 
ada truk-truk tentara dan juga latihan militer.
Eh...mendadak daerah ini jadi seperti ada huru-hara yang harus dijaga ketat.
�
Waktu Prince William lahir saja, tidak ada barisan tentara disekitar rumah 
sakit, ataupun latihan baris berbaris para anggota militer disekitar rumah 
sakit.
Alamak..ada-ada saja Indonesia ini.
Jadi pemimpin yang mengorbankan dirinya bagi rakyat itu, belum ada, di 
Indonesia ini. Yang ada adalah rakyat berkorban untuk pemimpin.
Alangkah indahnya jika setiap warga negara Indonesia mendapatkan jaminan 
keselamatan-nya. Seperti Romo Benny misalnya, seharusnya tidak akan babak belur 
sampai pingsan, jika selalu ada tentara latihan baris berbaris di sekitar RS 
Pondok Indah.�Ataupun tidak akan ada para perempuan yang dipaksa untuk 
dilatih militer dengan cara telanjang, hanya untuk memuaskan hasrat laki-laki, 
yang dilakukan oleh pihak-pihak yang biadab.
Benar-benar langit dengan bumi jadi warga negara Indonesia ini.
�
Bagaimanapun juga, semoga bayi dan ibunya dalam keadaan sehat-sehat saja.
�
:-((��� :-((

--- On Sun, 8/17/08, Awang BinSaS [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Awang BinSaS [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Cucu Presiden Lahir 17 Agustus Karena 
Pertimbangan Medis
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Sunday, August 17, 2008, 9:49 PM






Lihatlah komentar dokter GAtot MArwoto...alasan yg dikemukakan sangat 
mengada-ada.
Walopun alasannya dgn dalil-dalil ilmiah, tetap saja keliatan dipas-paskan tgl 
17 Agt 2008.
Sekarang dokter pun sdh ada yg menjilat keluarga Presiden. Inilah yg namanya 
Intelektual Tukang.


RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: soal liga inggris, astro, aora, dst

2008-08-18 Terurut Topik Eric Soesilo
Sepakbola di indonesia kan masalah utamanya di dalam organisasi internalnya 
yang carut marut. Apa yang bisa diharapkan dari organisasi yang ketua umumnya 
di dalam penjara ? Kalau ini sudah beres, baru bisa membenahi struktur 
organisasi, program2 pembinaan dll. Baru kemudian investor / pemilik capital 
bisa tertarik untuk mendukung sepakbola indonesia.

Eric Soesilo
[EMAIL PROTECTED]

Sent from my BlackBerry�
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Patrick [EMAIL PROTECTED]

Date: Mon, 18 Aug 2008 09:42:40
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: soal liga inggris, astro, aora, dst


Sepakat sekali dgn opini Lilianto Apriadi,

EPL, menurut saya, adalah kompetisi sepakbola terbaik di jagad ini.
Kebanyakan penggemar sepakbola pasti tertarik utk menyaksikannya!

Namun, apakah pemilik modal dlm dunia pertelevisian lokal tdk punya
tanggung jawab moral utk mengangkat kompetisi sepakbola Indonesia ke
tingkat yg lebih baik lagi?

Oklah, terlepas dari carut-marut persepakbolaan Indonesia, sudah
saatnya ada pihak-pihak yg berjuang demi supremasi kompetisi lokal di
negeri sendiri. Dalam hal ini, media penyiaran lokal bertanggung jawab
utk peliputan yg layak  tidak setengah hati.

Mata saya cape bila menonton pertandingan  ulasan liga sepakbola
Indonesia yg menggunakan kamera seadanya! Jgn harap ada 'instant
replay' dgn 'multi-angle' ala EPL. Pasti penonton seperti saya banyak
kehilangan momen penting.

Lihat saja kiprah kompetisi sepakbola Jepang, J League. Jgn lupa dgn
liga sepakbola Korea, K League! Kompetisi sepakbola lokal dapat
menjadi raja di negeri sendiri, J League  K League adalah buktinya.

Menyoal Astro Nusantara  Direct Vision,

Saya pernah bekerja selama 2 bulan di Astro Awani, kanal berita Astro
Nusantara (PT. Direct Vision). Astro Nusantara (PT. Direct Vision)
punya keunggulan di bidang kanal-kanal khusus ('channel line up') yg
dikelola sendiri, seperti Astro Awani (khusus berita), Astro Ceria
(khusus program anak-anak), Astro Xpresi (khusus musik  gaya  hidup),
dsb.

Namun, pengelolaan kanal-kanal tersebut disubkontrakkan,
dialihdayakan, di-'outsource', atau apapun istilahnya ke PT. Adhi
Karya Visi (AKV).

AKV berperan sebagai penyedia isi siaran ('content provider') bagi
Astro Nusantara (PT. Direct Vision). Terbersit sejumlah pertanyaan di
benak saya, apakah UU Penyiaran mengatur tentang hal ini? Bagaimanakah
kredibilitas pemberitaan bila pengelolaan media dijalankan dgn sistem
di atas? Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yg muncul.


Salam,

Patrick Hutapea




[Forum Pembaca KOMPAS] Jakarta Mesti Diselamatkan

2008-08-18 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/18/01200395/jakarta.mesti.diselamatkan


Konsep Megapolitan Opsi Terbaik


Jakarta, Kompas - Selama ratusan tahun, terlebih setelah pembangunan
Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) menghubungkan Batavia dengan ujung
timur-barat Pulau Jawa, Jakarta selalu menjadi pusat pemerintahan dan
perekonomian Nusantara.

Namun, pembangunan tanpa memperhitungkan kapasitas daya dukung
lingkungan menyebabkan Jakarta kini berkubang masalah permukiman padat
sarat masalah sosial dan lingkungan. Kisruh transportasi publik,
buruknya pengelolaan sampah, minimnya ketersediaan air bersih, dan
banjir. Jakarta harus segera diselamatkan atau suatu saat nanti akan
hancur dan ditinggalkan.

Pengamat perkotaan dan transportasi dari Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Tri Tjahyono, mengungkapkan hal
itu dalam perbincangan dengan Kompas akhir pekan lalu.

Secara mikro, beratnya masalah kota Jakarta terpapar jelas di
Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Dalam situs resmi Humas Jakarta
Barat, Kelurahan Kalianyar di Tambora mempunyai wilayah seluas sekitar
31,08 hektar dan dihuni sekitar 627.926 jiwa dengan tingkat kepadatan
penduduk sebesar 8.726 jiwa per kilometer persegi.

Sekretaris Kecamatan Tambora Ali Maulana menjelaskan, setiap rumah
sewa di Tambora, satu kamar dapat ditempati bergantian dalam tiga
shift untuk tidur pada pagi, siang, dan malam.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat jumlah penduduk di lima kota
di Jakarta mencapai 7 juta jiwa dan sebanyak 93.000 keluarga atau
sekitar 372.000 jiwa adalah warga miskin. Kemiskinan dan kepadatan
penduduk berkorelasi dengan kriminalitas.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Barat Komisaris Polisi
Suyudi Arioseto mengatakan, Kecamatan Tambora merupakan salah satu
pusat kejahatan jalanan di Jakarta Barat, seperti penjambretan,
penodongan, dan pencurian. Kawasan ini juga akrab dengan kebakaran dan
peredaran narkoba.

Wilayah lain berpenduduk padat, seperti Kecamatan Taman Sari dan
Kecamatan Cengkareng, atau Kecamatan Johar Baru di Jakarta Pusat pun
memiliki persoalan serupa.

Sementara itu, buruknya sistem drainase dan pendangkalan, serta alih
fungsi bantaran 13 sungai yang mengaliri Jakarta menyebabkan terjadi
lebih dari 100 kali banjir besar di Jakarta sejak awal tahun 1970-an.

Banjir besar pada Februari 2007 menggenangi 70 persen wilayah Ibu Kota
dan merenggut 54 korban jiwa, 27.381 orang sakit, dan kerugian
triliunan rupiah karena banyak infrastruktur rusak, serta 15.300
hektar tanaman padi rusak di Bekasi.

Permasalahan transportasi akibat keterlambatan penyediaan
sarana-prasarana infrastruktur transportasi, termasuk transportasi
massal yang seharusnya diterapkan sejak tahun 1970-an, menyebabkan
kemacetan nyaris setiap hari. Waktu terbuang percuma dan pekatnya
polusi udara. Kerugian materi dan immateri akibat kemacetan tak ternilai.

Solusi terbaik

Dalam beberapa kesempatan, pengamat perkotaan dari Pusat Studi Ilmu
Lingkungan Universitas Indonesia, Bianpoen, mengatakan, belum ada satu
gubernur pun yang dianggap mampu menelurkan kebijakan mengatasi
berbagai masalah di DKI Jakarta. Meski perangkat hukum diperbarui dan
pembiayaan terus dikucurkan, yang terjadi hanya masalah yang makin
tumpang tindih.

Menurut Tri Tjahyono, permasalahan yang membebani itu menyebabkan
Jakarta muncul sebagai kota dengan ekonomi biaya tinggi yang susah
bersaing dan lambat laun ditinggalkan investor.

”Yang bisa dilakukan segera untuk mempertahankan keseimbangan daya
dukung lingkungan adalah mengatur persediaan air dan mengintegrasikan
transportasi publik yang sudah ada. Jangan dulu berpikir memindahkan
pusat pemerintahan atau pusat perekonomian,” kata Tri Tjahyono. (ong/nel)

 



[Forum Pembaca KOMPAS] Pernyataan Sikap PRP Jakarta Menyambut HUT RI ke-63

2008-08-18 Terurut Topik PRP Jakarta Raya










Pernyataan
SikapPerhimpunan Rakyat Pekerja (PRP)Komite Kota Jakarta RayaMenyambut HUT RI 
ke-63




Sosialisme
Adalah Solusi Kemerdekaan Sejati Bagi Rakyat
Pemilu
2009 bukan Pemilu Rakyat!



Apa
makna sebuah kemerdekaan, ketika rakyat kehilangan hak-haknya
Anak-anak
miskin tak bisa sekolah, para bayi menderita busung lapar,
Pengangguran dimana-mana, biaya kesehatan yang tak terjangkau. Hutang
luar negeri yang menumpuk.



Pada
17 Agustus 1945 rakyat Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, yang
berarti Indonesia sudah menyatakan Merdeka dan Berdaulat. Dalam
pidato proklamasinya, Soekarno menyatakan kemerdekaan ini akan
menjadi jembatan emas bagi kesejahteraan dan keadilan seluruh rakyat
Indonesia. Namun setelah 63 tahun kemerdekaan Indonesia
diproklamasikan, tidak menjadikan bangsa ini semakin merdeka dan
gemah ripah loh jinawi, justru menjadi bangsa yang makin tergantung
dengan modal asing, IMF, dan Bank Dunia. 




63
tahun silam kemerdekaan telah ditebus dengan darah dan nyawa para
pahlawan kita. Kemerdekaan telah menjadi cita-cita luhur pada pendiri
bangsa, agar Indonesia mampu menumpukan kemajuan pada kemampuan dan
kekuatan sendiri (menentukan nasib sendiri). Lantas kemerdekaan
seperti apa yang ada pada benak Pemerintahan SBY sekarang? Ketika
kebijakan ekonomi Indonesia didikte oleh instruksi Letter
of Intent
(LOI), Indonesia masih terbelenggu oleh kewajiban menggadaikan
asset-asset bangsa (privatisasi) demi melunasi cicilan pokok utang
luar negeri sebesar 46.8 triliun dengan bunganya 25.14 triliun setiap
tahunnya. Dan tidak berapa lama lagi, kita akan menyaksikan BUMN
terjual habis dan krisis hutang tidak pula terselesaikan.



Kemerdekaan
seperti apakah yang ada pada benak rezim SBY-JK, ketika rakyat sudah
tidak punya hak atas tanah-tanah mereka (ketika pemerintah
mengeluarkan Perpres 36 tahun 2005), rakyat sudah tidak dapat lagi
menikmati air dari bumi mereka sendiri karena belenggu UU Sumber Daya
Air  dan beberapa produk kebijakan lain yang justru membatasi makna
kemerdekaan sesesungguhnya. Ironisnya, ini bukan produk kebijakan
pemerintah kolonial, namun justru kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah kita sendiri.



Di
negeri Indonesia yang telah 63 tahun merdeka ini, seorang ayah di
Ciracas, Jakarta Timur, dengan membawa bayinya yang sedang sakit
kuning, ditolak enam rumah sakit karena tak punya uang untuk berobat.
Bayi-bayi lain menderita busung lapar dan penyakit polio dan beberapa
telah terkena lumpuh layu. Pedagang kaki lima digusur dan harus
bentrok dengan aparat untuk mempertahankan lahan dagangannya, juga
kasus-kasus lain yang mengoyak makna kemerdekaan sesungguhnya.



Di
negeri yang telah 63 tahun merdeka ini, Badan Pusat Statistik
Indonesia memperkirakan jumlah orang miskin sekitar 16% atau 37 juta
orang (dengan memakai standar penghasilan di bawah 1 dolar perhari).
Jika memakai standar internasional 2 dolar perhari, maka jumlah orang
miskin Indonesia bisa mencapai 100 juta lebih atau hampir separoh
penduduk Indonesia. Kemiskinan ternyata masih menjadi momok di era
kemerdekan ini.



Sementara
itu, elit-elit politik di eksekutif, yudikatif, dan legislatif,
secara berjamaah mengkorupsi uang rakyat. Sebagian dari mereka adalah
para elit politik yang berasal dari partai-partai yang akan bertarung
pada pemilu 2009 nanti. Bisa dibayangkan nasib dan kehidupan ratusan
juta rakyat Indonesia di masa yang akan datang. Sehingga muncul
pertanyaan dalam rangka peringatan hari kemerdekaan Indonesia kali
ini. Sudah merdekakah kita?
Jawabannya adalah rakyat Indonesia masih berada dalam belenggu
penjajahan gaya baru.





Lantas,
apa yang harus dilakukan rakyat Indonesia? Yang harus dilakukan
adalah merebut
kembali kemerdekaan ini, merebut kembali hak-hak rakyat dengan
jalan SOSIALISME. Jalan satu-satunya untuk menghancurkan penjajahan
gaya tersebut hanyalah SOSIALISME. Sosialisme lah yang dapat
memberikan kesejahtaraan bagi rakyat Indonesia. Dengan membangun dan
mengontrol industri nasional di bawah kontrol buruh, maka rakyat
Indonesia akan sejahtera. Dengan menasionalisasi industri strategis
seperti migas di bawah control rakyat, maka rakyat akan sejahtera.
Dengan menolak privatisasi perusahaan pelayanan publik maka akses
rakyat Indonesia ke pelayanan publik akan terjamin. Dengan biaya
pendidikan yang murah, maka rakyat Indonesia akan semakin mudah
mengakses pendidikan sehingga tercipta pendidikan yang murah,
demokratis dan bervisi kerakyatan. Dengan jaminan akses pelayanan
publik maka akan tercipta jaminan kesejahteraan bagi perempuan.
Dengan menolak pencabutan subsidi BBM dan menggagalkan kenaikan harga
BBM, maka jaminan penghidupan yang layak akan terpenuhi. Dengan
memberikan hak atas tanah dan berproduksi kepada petani penggarap,
maka kehidupan para petani penggarap akan sejahtera. Semua ini adalah
agenda-agenda SOSIALISME yang harus diperjuangkan.










Pencapaian
kesejahteraan tersebut 

[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kompas.com yang semakin vulgar

2008-08-18 Terurut Topik radityo djadjoeri
Dari segi kecepatan tayang, kompas.com bolehlah diandalkan. Seluruh awak 
reporter telah dibekali blackberry. Tanpa perlu cari-cari sebuah berita di 
situsnya, kita bisa melacaknya di mesin pencari macam google, cukup dengan 
memasukkan kata kunci tertentu. Abakadabra, sudah ada beritanya.

Namun dari segi akurasi, kompas.com memang masih lemah. Cukup banyak kesalahan 
kutip, salah ketik dan lain sebagainya. Hal semacam ini juga dikeluhkan oleh 
para pembaca detik.com.

Beberapa waktu lalu saya pernah menggelar sebuah konperensi pers untuk 
keperluan klien.
Kebetulan seorang� reporter kompas.com juga hadir. Saat saya cek berita yang 
tayang, ada kesalahan yang cukup fatal, seorang direktur disebutnya manager. 
Padahal sudah dibagikan media kit. Itu pertanda reporter tersebut karena 
buru-buru tidak mengecek ulang ke siaran pers sebagai panduan.

Untunglah kompas.com itu media online. Begitu dikirim ralat melalui kolom 
komentar, akhirnya kesalahan tersebut diperbaiki

Terus maju ya kompas.com!



�

  --- On Mon, 8/18/08, lilianto apriadi [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: lilianto apriadi [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kompas.com yang semakin vulgar
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Monday, August 18, 2008, 12:08 AM











Saya kira sangat wajar kalau koran Kompas dengan Kompas.com 
berbeda. Yang sederhana adalah jenis medianya. Koran Kompas harian sedangkan 
Kompas.com online. Implikasinya adalah kepada kejar tayangnya. Harian masih 
ada waktu untuk meningkatkan kualitas sementara online lebih kepada on the 
spot. Akibatnya bermacam-macam, mungkin saja muncul kesan vulgar buat online 
dan tajam untuk harian.

�

Saya tidak ingin menyebut soal kualitas pembuat beritanya. Setinggi apapun 
kualitas sdm, kalau harus online banyak keplesetnya. Tergantung kepada kita 
menerimanya, mestinya sudah mulai terbiasa dengan yang vulgar dan sejenisnya di 
online. Apalagi kalau sudah menyangkut berita/artikel komuniti, karena siapapun 
bisa mengirim berita. Kemajemukan penulis maupun penerima akan terjadi di sini.

�

Saya lebih percaya alam lingkungan dan�pergaulan yang mendewasakan mereka 
ketimbang didikan profesional. Sementara buat wartawan online, kita berharap 
saja jangan terlalu sering terpeleset melahirkan berita-berita vulgar dan 
sejenisnya. Masih untung Kompas.com, masih bisa memilih rubrik lain ketimbang 
yang vulgar-vulgar itu.



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Undangan Fadjroel Rachman (Malam Kemerdekaan untuk Semua!)

2008-08-18 Terurut Topik anton_djakarta
Justru ide nasionalisasi harus digulirkan, kuncinya adalah penyadaran
rakyat bahwa sistem investasi yang keseluruhannya dikuasai kaum elite
harus segera dianatomi kemudian dicari titik soalnya kemudian
dihancurkan lalu dibangun lagi, sehingga ekonomi kita menjadi ekonomi
yang berkeadilan.

Di atas sana sudah terlalu banyak pemimpin goblok-goblok sudah
saatnya kaum pemberani seperti Fajroel bertindak, teken kontrak
taruhan nyawa aja, gpp

Anton

Ketua Partai Hancurkan NeoLiberalisme Terkutuk!


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Bambang Sulistomo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 saudara fadjroel sahabatku, saya sangat mendukung sekali pencalonan
anda
 jadi capres, seperti juga saya mendukung ratnasarumpaet, yuddie
chrisnandi,
 rizal ramlie, rizal malarangeng dan lai-lain, pokoknya ada capres
alternatif
 !, tapi satu hal perlu saya pertanyakan kepada saudara tentang
gagasan
 nasionalisasi  asset-asset negara  dan sebagainya itu. bukankah
negeri
 cina dan russia aja membuka diri pada modal dariluar negaranya.
apakah tidak
 sebenarnya nanti nasionalisasi yang anda utara kan itu dijadikan
 senjata-politik dari capres yang mau  berkuasa saat ini, untuk
tetap
 menunjukkan dirinya sebagai good looking boy-nya para penanam
modal,
 sehingga niat anda yang berani itu menjadi senjata makan tuan.
jangan sampai
 nanti ada kesan yang dibuat oleh capres konservatif, bahwa anda
sebenarnya
 hanya martir-nya para capres yang tetap kelihatan sebagai good
looking
 boy-nya  para penanam modal.salambambangsulistomo





[Forum Pembaca KOMPAS] Soekarno Manfaatkan Aksi Rengasdengklok Untuk Proklamasi Kemerdekaan

2008-08-18 Terurut Topik tossi20

http://www.ranesi.nl/arsipaktua/indonesia060905/soekarno_proklamasi20080\
818
http://www.ranesi.nl/arsipaktua/indonesia060905/soekarno_proklamasi2008\
0818
Soekarno Manfaatkan Aksi Rengasdengklok Untuk Proklamasi Kemerdekaan


Aboeprijadi Santoso 18-08-2008
  Soekarno Manfaatkan Aksi Rengasdengklok Untuk Proklamasi Kemerdekaan 
http://download.omroep.nl/rnw/smac/cms/id_rushdy_hussein_20080818_44_1k\
Hz.mp3


Bung Karno mensiasati Jepang sekaligus memenuhi tuntutan para pemuda
revolusioner sehingga proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 tampak utuh
sebagai 'self-determination', suatu pernyataan kemerdekaan bangsa. Jadi,
menjauhkan citra hadiah atau hasil kolaborasi dengan Jepang, seperti
dicurigai sekutu dan dituduhkan politisi Belanda kala itu. Bahkan, Tan
Malaka, pejuang yang paling anti kemerdekaan à la Jepang pun menerima
proklamasi tersebut. Soekarno berhasil melakukan semua itu karena
sebelumnya telah mengetahui rencana 'penculikan' dirinya bersama
Mohammad Hatta ke Rengasdengklok. Demikian tutur peneliti sejarah Dr.
Rushdy Hussein kepada Radio Nederland Wereldomroep.

  [Rushdy Hussein2.jpg] Rushdy Hussein [RH]: Antara tahun 1943 sampai
dengan 1945, Jepang itu sudah sangat kondusif untuk memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia. Karena sebelumnya sudah memberikan
kemerdekaan kepada Filipina dan Birma. Sudah kita diizinkan untuk
menyanyikan Indonesia Raya, untuk mengibarkan merah-putih, di samping
Hinomaru. Sehingga awal tahun 1945 itu, mayor jenderal Nishimura, dia
adalah Shomobucho, mirip-mirip kasumlah menyatakan sudah saatnya untuk
memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

Kemudian tokoh-tokoh Indonesia diberi kesempatan untuk sidang. Badan
yang dibentuk oleh Jepang, Badan Usaha Penyelidik Kemerdekaan Indonesia,
Dokoritsu Junbi Choosakai, bahasa Jepang. Dan pada awal Agustus, panitia
persiapan kemerdekaan dilantik. Bung Karno mengucapkan terimakasih atas
jasa dan budi baik pemerintahan Jepang, Dai Nippon, untuk panitia
persiapan kemerdekaan.

Radio Nederland Wereldomroep [RNW]: Jadi Soekarno menyadari betul ya,
Jepang itu sendang merosot?

RH: Pasti, ya.

RNW: Lalu mengapa ada perang dingin ya, Soekarno dan Sjahrir?

Aksi
RH: Ada satu pertemuan dirahasiakan bung Karno dan bung Hatta tendensius
bekerjasama dengan Jepang. Sedang Sjahrir akan bekerja di bawah tanah.
Tapi bukan adakan aksi-aksi gerilya, no. Paling-paling mereka hanya
mendengarkan radio-radio gelap. Dengan begitu Sjahrir mengetahui ada
sidang Potsdam, itu bahwasanya Jepang menerima kekalahan tanpa syarat.
Harus berakhir dia punya perang Asia Timur Raya itu.

Dan ini semua terjadi tanggal 15. Sebelum itu tanggal 9 Agustus, bung
Karno dan bung Hatta dengan dokter Radjiman diundang ke markas besar
tentara selatan yang dipimpin oleh marsekal Terauchi. Nah Soekarno
bertemu, kapan kami boleh mengumumkan kemerdekaan ini. Terauchi bilang
itu tergantung tuan-tuan. Praktis tidak mereka dengar pembomatoman
Hiroshima dan Nagasaki. Tapi kecurigaan tetap ada, sehingga mereka
bisik-bisik kita percepatkan saja gitu sidang PPKI. Sidang PPKI tentu
akan menelorkan prosedurnya kemerdekaan yang kira-kira hadiah Jepang
ini.

Itu waktu mereka pulang tanggal 14, bung Karno itu di airport disambut
rakyat, dan beliau berkata, kalau dulu kita akan merdeka setelah jagung
berbuah, sekarang saya bisa pastikan, kita akan merdeka sebelum jagung
berbunga. Isyarat itu sangat penting. Artinya kemerdekaan akan lebih
cepat, lebih bagus. Hatta juga menyadari. Keduanya sudah menjadi partner
yang bagus. Oleh karena itu, dalam menghadapi Sjahrir, bagaimana
kemerdekaan tanpa Jepang. Itu kan ide orang-orang di bawah tanah.
Sjahrir sudah bulat dan dia sudah membuat rencana. Maksudnya akan
diadakan semacam demonstrasi besar-besaran di ibukota.

Perebutan kekuasaan
Hatta berpikiran, karena mereka berdua, Soekarno dan Hatta, sudah
memutuskan akan mengadakan rapat PPKI. Dia bilang nggak bisa Sjahrir,
biar bagaimana ini PPKI kan representasi daerah. Kalau seperti mau anda,
setelah you bikin demonstrasi, kemudian saya mesti menyatakan atas nama
bangsa Indonesia, ini orang-orang kalau dia pulang ke daerah, dia
masing-masing punya hak mendirikan negaranya sendiri. Jadi biarlah kita
ini satu bentuk dulu, mengadakan rapat PPKI. Kapan? Tanggal 16.

Sjahrir kecewa itu. Tetapi dia pergi ke daerah. Dia lihat. Soekarno
benar-benar jadi icon. Akhirnya senang atau tidak senang, Sjahrir mau
bekerja sama dengan Soekarno dan Hatta. Para pemuda dan mahasiswa tidak
menerima hal tersebut. Mereka datang 15 malam itu, karena tidak
ditemukan persesuaian paham, ia diculik. Alhasil di Rengasdengklok sudah
terjadi perebutan kekuasaan.

RNW: Soal Rengosdengklok banyak rahasianya pak Rushdy.

RH: Kebetulan saya sedang meneliti dokumen yang dimiliki Dr. Muwardi,
tangan kanannya Bung Karno. Dr. Muwardi ini sangat dekat dengan
mahasiswa dan pemuda. Nah ketika pertemuan-pertemuan pemuda yang
merencanakan untuk menculik Soekarno, dia ada di situ. Dia adalah
seorang juga yang ikut memprakarsai, sehingga saya juga 

[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Budiman caleg

2008-08-18 Terurut Topik anton_djakarta
Selamat untuk sahabat saya Bung Budiman Sudjatmiko menjadi Caleg dari
PDIP. Mulai detik ini saya dan jaringan saya bekerja keras agar 2014
Bung Budiman bisa gol menjadi Presiden RI dan berhasil merubah
Indonesia secara radikal.

Maju Terus dan Merdeka!

Anton


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Haniwar Syarif
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Srlamat  ya utk Mas Budiman yg resmi jadi caleg PDIP bersama antar
 alain Rike duah Pitaloka.

 semogaterpilih... dan nggak lup apada tekad utk memarhaeniskan PDIP


 Salam

 HS


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Jimly Diberhentikan dan Diangkat Kembali

2008-08-18 Terurut Topik A. Mubarik Ahmad
Mubarakallah pak Jimly.
Do'a kami menyertai bapak dalam menjunjung tugas yang mulia ini.
Salam, Mubarik

2008/8/18 Deddy Mansyur [EMAIL PROTECTED]

   Dari jauh2 di Houston, Texas:

 Selamat Oom Jimly.

 Sukses selalu.

 salam,
 sensei deddy mansyur
 university of houston
 www.uh.edu/shotokan


 - Original Message -
 From: Bambang Sulistomo [EMAIL 
 PROTECTED]pembebasan.bsulistomo%40gmail.com
 
 To: 
 Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.comForum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com
 
 Sent: Sunday, August 17, 2008 6:02 PM
 Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Jimly Diberhentikan dan Diangkat
 Kembali

  Makanya itu om jimmly tampaknya agak menahan diri untuk mendiamkan pada
  saat
  terjadi pelanggaran pada uud 1945, dari uu pemilu mengenai sembilan
 partai
  ploitik yang diberikan ke-istimewaan ikut pemilu 2009. Padahal sekarang
  kpu
  justru melanggar lagi dengan menerima keputusan ptun, meskipun itu
  melanggar
  uu pemilu. kpu akhirnya bernuansa diskriminatif dan cenderung lebih
 berani
  melawan mahkamah konstitusi (dan uud 1945-nya) daripada ptun (yang
  putusannya melanggar uu pemilu itu sendiri bos !). Ayo om jimmly, mana
  semangat wong kito galo ? mari kita bersihkan para pelanggar uud 1945
 itu,
  salam bambangsulistomo ,
  



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Bangsa, Negara, dan Indonesia

2008-08-18 Terurut Topik ajegile lu

 Oleh Roch Basoeki Mangoenpoerojo
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/18/00285664/bangsa.negara.dan.indonesia

 Ternyata benar, kita masih di depan pintu gerbang kemerdekaan. Kita
 masih menggunakan hukum orang lain. Kita mundur, menjauh dari pintu
 gerbang yang telah dikaburkan, anak cucu tak boleh tahu ”negara ini
 mau ke mana?”. Maka, pantaskah kita mengucap Dirgahayu (Komunitas)
 Indonesia?


Tidak pak, gerbang kemerdekaan Indonesia tetap Proklamasi 17 Agustus 1945. Dan 
itu sudah dilewati. Suka atau tidak, gerbang itu sudah dilewati. 

Persoalannya, setelah melewati itu gerbang, bangsa ini kehilangan arah akibat 
tarik-tambang antara sekelompok kekuatan angkatan darat dan sekelompok kekuatan 
partai komunis yang saling berlawanan arah. 

Sialnya, tarik tambang telah usai tapi seluruh bangsa tetap tersesat di 
belantara tak bertuan. Tiada tempat bertanya, tiada tempat mengadu. Langit 
terbentang luas tapi pandangan terhalang dollar dlsb., sehingga orang tidak 
bisa lagi melihat mata-angin dan hanya terpaku menatap mata-uang. 

Sekarang, bangsa ini bukan cuma tidak tahu arah mana yang harus dituju, tapi 
bahkan juga tidak tahu dari arah mana ia datang. Ke mana pun menghadap adalah 
depan - tapi mana yang terpendek untuk mencapai masyarakat adil  makmur??? 

Ketersesatan yang sempurna. 


how can I go forward 
when I don't know which way I'm facing?
- john lennon 







  


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: LSM-LSM TUNGGANGI Korban Lumpur Lapindo

2008-08-18 Terurut Topik HI
Kayaknya mas bambang ini makin hari makin mengagumkan, di tengah
krisis pahlawan, masih ada orang yang berani membela rakyat kecil. 



--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Bambang Sulistomo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 siapa yang tidak  merasa galau, saat pasar baru  porong waktu itu
menerima
 ultimatum
 akan dikosongkan secara paksa. akhirnya saya terpaksa jadi  asisten
operasi
 penyelamatan warga pasar baru bporong hehehehe,  semalaman dan beberapa
 malam kemudian kita berjaga-jaga disegala lini pertahanan (emangnya mau
 perang sama siapa ? , kata mas slamet rahardjo dan romo magnis),
pokoknya
 enggak tidur (banyak nyamuk raksasa sih, hihihihi), memang bambu runcing
 sudah siap, bukan buat  nusuk-nusuk siapapun , tapi buat jadi kentongan
 kalau ada penyerangan hehehehe, tapi kita bersyukur, ternyata
penggusuran
 enggak jadi , mungkin yang mau nggusur itu juga memelas ngelihat rakyat
 korban lumpur busuk lapindo itu tiap hari dimakan nyamuk, kepanasan
kalau
 siang, kedinginan kalau malam, mengumpulkan sisa nasi buat bikin kripik
 aking, suatu kenangan yang memilukan menyambut hut proklamasi ke 63 ini,
 salambambangsulistomo




[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Skenario iklan Sutrisno Bachir

2008-08-18 Terurut Topik anton_djakarta
Ya saya sering gemes aja melihat keculunan orang gagal melihat
kelebihan yang ada pada dirinya atau lingkungan sekitarnya. Kalo
bicara masalah iklan orang Indonesia itu paling gampang ditipu kalo
sudah menyangkut masalah materialisme yang dangkal. Nah disinilah
sebenarnya titik mainan yang harus dijalankan, bagaimana menggoda
kedangkalan materialisme itu. Nilai-nilai materialisme orang
Indonesia gampang kok, pertama cenderung rakus, kedua, tidak berpikir
panjang. Nah kalo iklan-iklan politik yang sekarang kan terkesan
semuanya kaku, formil dan sok bergaya idealis sosialis tapi nggak
jelas. Kenapa nggak tembak langsung pada sasaran yang gampang
dimengerti rakyat. Misalnya ya yang saya contohkan tadi.

Justru orang Indonesia itu seneng iklan yang vulgar-vulgar lho dan
cenderung agak norak. mau iklan yang politik yang gampang dimengerti,
liat aja iklannya SBY bareng pelawak Komar, itu iklan yang efektif
walaupun temanya sangat sederhana.

Anton


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Arief Adityawan S
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bung Anton, capek capek mikirin iklan SB yang ideal menurut anda,
 mudah mudahan bukan karena kepingin ditarik dalam tim kreatif itu
 kan, hehe. Terus terang dengan penampilan pengusaha pengusaha di
 Kabinet Indonesia Bersatu, saya sedang tidak percaya pada
 kredibilitas pengusaha masuk panggung politik. Yang sudah sudah,
 pengusaha bukannya memajukan perekonomian, tapi memanfaatkan jabatan
 untuk kemajuan konglomerasi mereka. Sebesar apapun dan sekaya apapun
 pengusaha itu.


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Undangan Fadjroel Rachman (Malam Kemerdekaan untuk Semua!)

2008-08-18 Terurut Topik ajegile lu

--- Bambang Sulistomo [EMAIL PROTECTED] wrote:
 saudara fadjroel sahabatku, saya sangat mendukung sekali pencalonan anda
 jadi capres, seperti juga saya mendukung ratnasarumpaet, yuddie 
 chrisnandi, rizal ramlie, rizal malarangeng dan lai-lain, pokoknya ada 
 capres alternatif ! 

Apa undang-undang di Indonesia sudah membolehkan capres berjalan kaki, tanpa 
kendaraan / ojek politik? 







  


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Milis FPK dan 10 Catatan

2008-08-18 Terurut Topik Elang Borneo
Yth. Bung Indra

pada kesempatan ini saya boleh bicara sdikit kritik namun tdk berarti
saya menggurui.

Teorema yg bung Dasarkan dlm strategi cukup bagus, ingin memperbaiki
SDM di daerah nya namun tak lupa pula dgn Kelestarian lingkungan.

Sekedar share saya kadang punya Toleransi kepada kawan semua sangat di
sayangkan Kenapa Harus Partai Golkar, nampak sudah di jawb Bung.

Dgn Jiwa Toleran Pula Kami harapkan ada pola timbak balik bahwa stigma
sebagian besar masyarakat masih buruk dan trauma kepada Partai
berlambang Beringin ini.  ini tentulah jadi hal dilematis di
Masyarakat kita.

Mensinergikan kata dalam pola hal itu Relatif ditengah pemikiran
kepala manusia yg jarang ditemukan kesamaan salah satu kunci Toleransi
lah, karena hal buruk juga kita tdk inginkan dgn pergesekan bhasa yg
terlalu besar.


Sekarang saya katakan, memang Partai tak seperti candi Borobudur. He
he, so pasti itu tp untk menggeser(baca Parpol Golkar) untk kearah
kebaikan, bisa gak?? Jawab nya Kenapa tidak ?? Ia toh...
Terdengar sudah biasa dan menjadi hal biasa untk dikatakan, Karena
Apa? Yoi saya pikir semua pasti tahu.


Bung Indra sedikit Saran sebaiknya anda Buktikan saja..Apa kata-kata
anda, Saya jadi Ingat Bang Hamka Yandu, atau Paskah Suzetta.

Tapi saya yakin Bung dgn visi dan misi bisa mewujudkan bahwa nawaitu
anda adalah untk hajat hdup orang bnyak terutama dapil Anda atau warga
masyarkat di sana khususnya.



Bravo Bung Indra.
Kita tunggu Visi dan misi anda terwujud, dukungan moral buat anda...
Doaku semoga tetap dijalan yg benar dan di ridhai oleh Allah SWT niat
baiknya. Amin.
Tak perlu anda tersinggung, anda buktikan saja nanti kalau sudah
terpilih BUKTIKAN ucapan anda kali ini, itu jawban nya.



Salam







2008/8/18, Indra Jaya Piliang [EMAIL PROTECTED]:
 Peserta milis Forum Pembaca Kompas Yth

 Mohon maaf atas email yang saya kirimkan ini. Saya terpaksa mampir ke email
 ini untuk mengklarifikasi sejumlah hal.

 Pertama, saya menyayangkan tanggapan Darmaningtyas soal CSIS. Di CSIS,
 aspirasi politik perseorangan tidaklah sama. Rizal Sukma, Wakil Direktur
 Eksekutif CSIS sekarang, dulu pernah menjadi fungsionaris DPP PAN. Begitu
 pula saya. Pilihan politik seseorang adalah pilihan personal. Dalam pemilu
 2004, ada beberapa orang di CSIS yang menjadi caleg, termasuk lewat partai
 almarhum Syahrir. Saya sudah mengirimkan email kepada Darmaningtyas soal
 ini, karena dia sudah beberapa kali mengungkapkan soal CSIS di beberapa
 forum. Perlu diketahui juga bahwa saya masuk CSIS tanggal 1 Desember 2000.
 sebuah lembaga, apapun namanya, Kompas sekalipun, hanya namanya yang sama,
 tetapi apa yang dilakukan berbeda dari masa-ke-masa. Seorang Darmaningtyas
 sekalipun juga menjalankan fase kehidupan yang tidak sama dan saya tidak
 akan mengomentarinya.

 Kedua, sebagaimana disampaikan dalam berita JK hari ini
 (http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/18/00090116/jalur.khusus.partai.golkar.10.persen),
 maka sebuah perubahan sudah dilakukan di internal Partai Golkar. Saya
 memasuki partai ini demi ikhtiar dan itikad perubahan itu. Dan itikad itu
 bukan hanya dilakukan oleh Partai Golkar, melainkan juga Partai Bintang
 Reformasi (ada Dita Indah Sari), PDI Perjuangan (Budiman Sudjatmiko),
 dllnya. Dita dan Budiman saya kenal sejak mahasiswa, tahun 1992-1993. Ada
 banyak kawan, para aktivis mahasiswa 1990-an yang kini masuk ke hampir semua
 partai politik. Fadli Zon di Gerindra, misalnya. Nanti akan terlihat siapa
 saja mereka. Saya tidak bisa mengesampingkan pilihan politik generasi
 1990-an ini, sekalipun tidak semua masuk ke dalam partai politik.

 Ketiga, saya dilepas oleh 100-an lebih kawan-kawan di Universitas Paramadina
 justru menunjukkan bahwa pilihan ini objektif dan rasional. Nanti saya taruh
 di blog saya testimoni mereka: Chandra M Hamzah (saya kenal 17 tahun lalu),
 Anies Baswedan (saya kenal 15 tahun lalu), dllnya. Generasi 1990-an adalah
 generasi yang sudah terbiasa dengan perdebatan yang keras dan tajam. Bahwa
 ada yang menentukan pilihan menjadi dosen di universitas, profesional di
 perbankan, aktivis di lembaga swadaya masyarakat, penulis, atau bahkan yang
 menikmati pekerjaan di luar negeri (brain drain), adalah bagian dari pilihan
 itu. Bagi saya, ini adalah sebuah pertanggungjawaban generasi tentang
 Indonesia yang didambakan dan dicita-citakan. Generasi 1990-an adalah
 generasi yang mengalami gejolak antara kebebasan dan ketidak-bebasan, di
 tengah rezim yang mulai berusia senja.

 Keempat, bahwa saya memilih Partai Golkar tentu disertai oleh sejumlah
 pertimbangan. Dalam pidato saya sebutkan beberapa butir dari pertimbangan
 itu. Ada pilihan untuk mengembangkan rezim Developmentalisme Demokratis yang
 berbeda secara diametral dengan rezim Developmentalisme Represif. Bahwa saya
 masuk Partai Golkar setelah Pak Wiranto dan Pak Prabowo Subianto keluar
 adalah bagian dari pertimbangan yang menguatkan. Partai Golkar kini lebih
 berwajah sipil. Kalaupun ada tuduhan bahwa Partai Golkar dihuni oleh
 sejumlah 

[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Milis FPK dan 10 Catatan

2008-08-18 Terurut Topik anton_djakarta
Satu lagi pertanyaan saya :
Kenapa musti Golkar (sambil terus geleng-geleng kepala)kenapa
musti Golkarkenapa musti Golkar. Sepuluh volume buku kamu bikin
untuk membenarkan Golkarpun tak akan bisa dipercaya pada kami yang
masih meyakini perjuangan meruntuhkan Orde Baru adalah perjuangan
menarik demarkasi yang jelas antara yang salah dan benar. Kami tidak
mau berdiri di wilayah abu-abu, sebuah jaman harus dijalankan dengan
nada yang jelas, tidak separuh-paruh.


Renungkanlah di dalam hati nuranimu, berpikirlah di tiap malam waktu.
Ketika kau mencap dirimu sebagai intelektual yang mampu merubah
jaman, ketika kau menganggap dirimu sebagai orang yang mampu bekerja
di wilayah-wilayah idealis yang dulu kau perjuangkan bersama kawan-
kawanmu ditengah terik matahari dan dibawah ancaman senjata, kamu
musti ingat, kenapa bisa begitu. Ketika kamu sudah mampu melihat
dengan hati nuranimu, maka apa yang kamu lakukan dengan masuk Golkar,
jelas menyakiti perasaan kawan-kawanmu dan mungkin hati nuranimu
sendiri. Bagi kaum Reformis yang dibesarkan jaman pada tahun 1990-an,
sadar sesadarnya, bahwa Golkar adalah Partai Pendosa. Dan kesadaran
itu akan kita kuatkan terus menerus. Karena bila kita tidak mampu
menarik demarkasi itu, maka jangan heran kamu akan terjebak adagium
paling populer bagi keblingernya suatu jaman :  Perjuangan melawan
kekuasaan adalah perjuangan ingatan melawan lupa! dan kamu sudah
melupakan hakikat perjuangan di tahun 1990-an, perjuangan meruntuhkan
Orde Baru.

Kegagalan menarik hubungan yang tegas antara Orde Baru dan Antitesis
Orde Baru adalah sebuah awal dari tindakan yang berbahaya.


Anton Anticelli


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Indra Jaya Piliang
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Peserta milis Forum Pembaca Kompas Yth
 �
 Mohon maaf atas email yang saya kirimkan ini. Saya terpaksa mampir
ke email ini untuk mengklarifikasi sejumlah hal.
 �
 Pertama, saya menyayangkan tanggapan Darmaningtyas soal CSIS. Di
CSIS, aspirasi politik perseorangan tidaklah sama. Rizal Sukma, Wakil
Direktur Eksekutif CSIS sekarang, dulu pernah menjadi fungsionaris
DPP PAN. Begitu pula saya. Pilihan politik seseorang adalah pilihan
personal. Dalam pemilu 2004, ada beberapa orang di CSIS yang menjadi
caleg, termasuk lewat partai almarhum Syahrir. Saya sudah mengirimkan
email kepada Darmaningtyas soal ini, karena dia sudah beberapa kali
mengungkapkan soal CSIS di beberapa forum. Perlu diketahui juga bahwa
saya masuk CSIS tanggal 1 Desember 2000. sebuah lembaga, apapun
namanya, Kompas sekalipun, hanya namanya yang sama, tetapi apa yang
dilakukan berbeda dari masa-ke-masa. Seorang Darmaningtyas sekalipun
juga menjalankan fase kehidupan yang tidak sama dan saya tidak akan
mengomentarinya.
 �
 Kedua, sebagaimana disampaikan dalam berita JK hari ini
(http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/18/00090116/jalur.khusus.par
tai.golkar.10.persen), maka sebuah perubahan sudah dilakukan di
internal Partai Golkar. Saya memasuki partai ini demi ikhtiar dan
itikad perubahan itu. Dan itikad itu bukan hanya dilakukan oleh
Partai Golkar, melainkan juga Partai Bintang Reformasi (ada Dita
Indah Sari), PDI Perjuangan (Budiman Sudjatmiko), dllnya. Dita dan
Budiman saya kenal sejak mahasiswa, tahun 1992-1993. Ada banyak
kawan, para aktivis mahasiswa 1990-an yang kini masuk ke hampir semua
partai politik. Fadli Zon di Gerindra, misalnya. Nanti akan terlihat
siapa saja mereka. Saya tidak bisa mengesampingkan pilihan politik
generasi 1990-an ini, sekalipun tidak semua masuk ke dalam partai
politik.
 �
 Ketiga, saya dilepas oleh 100-an lebih kawan-kawan di Universitas
Paramadina justru menunjukkan bahwa pilihan ini objektif dan
rasional. Nanti saya taruh di blog saya testimoni mereka: Chandra M
Hamzah (saya kenal 17 tahun lalu), Anies Baswedan (saya kenal 15
tahun lalu), dllnya. Generasi 1990-an adalah generasi yang sudah
terbiasa dengan perdebatan yang keras dan tajam. Bahwa ada yang
menentukan pilihan menjadi dosen di universitas, profesional di
perbankan, aktivis di lembaga swadaya masyarakat, penulis, atau
bahkan yang menikmati pekerjaan di luar negeri (brain drain), adalah
bagian dari pilihan itu. Bagi saya, ini adalah sebuah
pertanggungjawaban generasi tentang Indonesia yang didambakan dan
dicita-citakan. Generasi 1990-an adalah generasi yang mengalami
gejolak antara kebebasan dan ketidak-bebasan, di tengah rezim yang
mulai berusia senja.
 �
 Keempat, bahwa saya memilih Partai Golkar tentu disertai oleh
sejumlah pertimbangan. Dalam pidato saya sebutkan beberapa butir dari
pertimbangan itu. Ada pilihan untuk mengembangkan rezim
Developmentalisme Demokratis yang berbeda secara diametral dengan
rezim Developmentalisme Represif. Bahwa saya masuk Partai Golkar
setelah Pak Wiranto dan Pak Prabowo Subianto keluar adalah bagian
dari pertimbangan yang menguatkan. Partai Golkar kini lebih berwajah
sipil. Kalaupun ada tuduhan bahwa Partai Golkar dihuni oleh sejumlah
pengusaha, saya kira literatur sejarah juga menunjukkan bahwa

[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Skenario iklan Sutrisno Bachir

2008-08-18 Terurut Topik anton_djakarta
Persoalan bangsa ini bukan melanjutkan sistem tapi membongkar total
semua sistem dari segala dimensinya. kalau hanya memperpanjang sistem
yang sudah jalan, ini sama saja memperpanjang waktu kematian. Cuman
buying time

Anton




--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Anton,

 Terlepas dr berbagai kekurangannya, kampanye mrk yg bertekad
memimpin thn dpn sdh ckp lumayan dlm thp surfacing ini. Sy plg
terkesan dgn iklan Pak Prabowo krn menyadarkan audiens ttg potensi
petani/pertanian neg ini. Selain itu iklan tsb tdk gede rumongso,
rumongso gede, tdk menggurui, n tdk bombastis.

 Calon2 pemimpin tsb memutar otak, mengeluarkan biaya tak sdkt, n
berkeliling neg ini utk meningkatkan citra. Sbgn beruntung krn punya
dana, sbgn lg menarik perhatian dgn isu2 norak lwt media massa spt
usia (sbntr lg mngkn suku, agama, latar blkng kel, jenis kelamin,
gelar, dst), sbgn cm mengandalkan liputan pers semata-mata, n sbgn
tampil sbg angry young men/women yg lbh suka mencari musuh drpd
menjalin pertemanan.

 Mrk tak seberuntung SBY-JK yg sbg pemangku jbtn scr otomatis
kebagian porsi perhatian rkyt shg menjadi calon2 unggulan. Megawati
dgn memejamkan mata sj tnp perlu kampanye pst dipilih oleh puluhan jt
rkyt pedesaan. Wiranto dan Hanura mulai dikenal scr meluas, bgt jg SB
dan PAN, serta Pak Sultan. Sy gak tahu apakah PKS sdh siap
mencalonkan pres/wapres krn slm ini terkesan krng fokus ke sana.
Nama2 lain yg ckp populer ckp bnyk spt Bang Yos, AT, Rizal Ramli, Din
Syamsuddin, Yusril Ihza Mahendra, dst.

 Mnrt sy dlm thp surfacing yg diperlukan bkn cm adu bnyk iklan krn
sdh waktunya mrk mulai menyiapkan pula langkah2 ke dpn utk
mengantisipasi thp2 selanjutnya. Mengurus neg n rkyt bkn pekerjaan
mudah, apalagi RI msh dlm kondisi yg tdk biasa krn kondisi ekon pasca
krismon msh blm pulih (Anda lbh tahu soal ini). Politik sdh oke walau
msh sdkt gunjang-ganjing n sy ykn sikon smp ke 09 scr relatif akan
stabil. Kondisi sosial jls msh amat memprihatinkan dan tlh tersedia
1.001 resep utk menanggulanginya

 Dlm serial Bangsa Kita sy menyorot kelemahan terbesar bgs ini:
birokrasi. Reformasi Birokrasi blm memuaskan. Inilah sumber utama
penyakit bgs ini, yg mengakibatkan daya saing RI mkn melemah di tngkt
reg/nas. Ia bkn cm menghambat kemajuan, tp jg menghancurkan
demokrasi, meritokrasi, sistem ekonomi, sistem nilai budaya, dan
kemaslahatan bgs scr umum. Mmg kl birokrasi beres lalu persoalan sdh
selesai, tp plg tdk ia merupakan ujung benang yg bisa diurut ulang
utk memulai upaya utk mengakhiri kekusutan.

 Ambil contoh kebijakan energi yg amburadul n purbakala krn diurus
para birokrat di brbg departemen. Atau sistem pendidikan yg diurus
org partai yg gak ngerti kebajikan2 pendidikan bgs ini.
Depnaker/Deplu gak pernah sadar bhw mrk memperlakukan buruh/TKI
bagaikan budak. Cnth plg aktual adlh kebijakan olahraga: utk
kesekiankalinya semua birokrat terkejut lg bhw potensi atlet RI sgt
bsr krn ttp sukses mempertahankan tradisi emas di ajang olimpiade.

 Sesekali longoklah tmpt lthn angkat besi di Senayan yg mirip
bengkel yg jorok n minim fasilitas. Mana bisa atlet-atlet konsentrasi
saat latihan kalau di sekelilingnya ada mal, ktr, showroom, asap
knalpot, atau hotel di seputar Senayan? Kl mau ideal kembalikanlah
Senayan kpd fungsi utamanya wkt dibangun BK: Kawah Candradimuka bagi
para  atlet. Usirlah semua infrastruktur yg terlanjur dibangun di
sana, br kt bs bcr sanggup merebut 10 emas di Olimpiade London 2012.

 Apa berani? Jelas tdk krn Stadion Utama Gelora BK pun sdh diincar
konglomerat utk diruislag. Siapa mitra sang konglomerat? Ya,
birokrat. Smntr neg2 lain berlomba membangun kompleks olahraga yg
luas, canggih, dan terpadu, birokrasi di neg ini malah ingin
menghancurkannya. Smntr neg2 lain br mulai memikirkan state of the
art sports complex slm 20 thn terakhir, BK sdh melakukannya di awal
1960-an.

 KONI pd era kepemimpinan Pak Wismoyo Arismunandar menjalankan
program Garuda Emas yg relatif sukses. Andai program tsb
dilanjutkan, mngkn RI di Beijing bs merebut lbh dr 1 emas. Lbh dr
itu, jk mau diurus lbh serius, RI mampu merebut lbh dr 1 medali emas
dr cabang2 perseorangan (bkn beregu) bulu tangkis, angkat besi,
panahan, n atletik. Cabang2 ini menyediakan bnyk medali emas. Tim
Uber RI  maju pesat, sayang pmrnth blm maksimal dlm merancang program
serta memanfaatkannya. Prestasi di cabang atletik sebenarnya ckp
fenomenal di Asian Games yg lalu, smntr panahan agak diterlantarkan.
Salah 1 sukses China di Beijing 2008 adlh menyiapkan Program 119 yg
dikonsentrasikan pd pembinaan cabang-cabang kaya medali emas spt
senam, renang, dan atletik. Kini mrk sdg memetik buahnya!

 Nah, birokrasi neg ini telah mengabaikan tugasnya dlm menyiapkan
strategi pembinaan olahraga. Lht sj bgmn RI-1 malah sibuk tebar
pesona di Piala Asia yg lalu, tp ogah menyelesaikan krisis di PSSI.
Saya geli menyaksikan reaksi Mennegpora di teve stlh angkat besi
meraih medali di Beijing. Dia blg tiap atlet akan dpt hadiah 1
miliar, dananya 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: soal liga inggris, astro, aora, dst

2008-08-18 Terurut Topik Hotman Lee Hom
gw seneng dengan EPL... tapi kalo harus begini mah... ribet ach... temen gw
ada yang pake astro tv... ngamuk ngamuk ajah ach sudahlah... gw sich..
lebih seneng baca di koran ajah atau di internet. yang p-enting update
terus... walaupun agak sedih juga nggak bisa liat liverpool maen... hayo
orang indonesia GANYANG yang punya kekuasaan seenaknya dech

--
NEW KIDS ON THE BLOCK - SUMMERTIME (YUPS... FEEL THE SUMMER'S SONG FOR THIS
YEAR... NKOTB IS BACK... LOVE IT VERY MUCH... MUACH)

Hotman Christian
Music Director Of Pro2 96 FM RRI Bandung

Cell : +62 856 240 11162
http://djhotman.multiply.com


Curently Listening :
Nelly Furtado Feat. Keith Urban - In Gods Hands, Michelle Williams Feat. Flo
Rida - We Break The Dawn (remix), The Pussycat Dolls - When I Grow Up,
Coldplay - Viva La Vida,





2008/8/18 Eric Soesilo [EMAIL PROTECTED]

   Sepakbola di indonesia kan masalah utamanya di dalam organisasi
 internalnya yang carut marut. Apa yang bisa diharapkan dari organisasi yang
 ketua umumnya di dalam penjara ? Kalau ini sudah beres, baru bisa membenahi
 struktur organisasi, program2 pembinaan dll. Baru kemudian investor /
 pemilik capital bisa tertarik untuk mendukung sepakbola indonesia.


 Eric Soesilo
 [EMAIL PROTECTED] ericsoesilo%40yahoo.com

 Sent from my BlackBerry�
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Cucu Presiden dan Cucu Tukang Tape Yang Kere....

2008-08-18 Terurut Topik Elang Borneo
Boleh lah Idealisnya he he he..Semoga ucapan mu sesuai dgn perbuatan nya. Amin.

Masalah cucu Presiden lahir di ekspose diberbagai media, hal ini sudah
dketahui bhwa si Presiden ini Publik figur dan so Para wartawan
mengejar berita se detail mungkin, ini bicara market lo di dunia
jurnalis.. Dan rasanya pula media cetak atau media elektronik, sangat
sering pula meng ekspose berita-berita kemiskinan dan kelaparan di
negeri ini.



Semua pada paham lah dgn Hal ini..

Boleh lah ucapan Idealis nya salut saya ucapkan.



Salam

Pada tanggal 17/08/08, anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] menulis:
 Apa bedanya dalam mata bangsa Indonesia, anak yang lahir dari rahim
 seorang kere dan anak yang lahir dari rahim mantu Presiden?

 Pada tanggal 17 Agustus 2008, berapa banyak anak lahir? Berapa banyak
 dari anak-anak itu akan mengalami kesengsaraan hidup karena sistem
 Indonesia yang tidak benar? Seorang anak yang lahir ke dunia ini
 dengan tangisannya, adalah ungkapan kebahagiaan orang tuanya. Tapi
 sadarkah kita, ada orang tua dari anak-anak itu yang lantas berpikir,
 mau kasih makan apa anakku ini? mau aku beri kesejahteraan apa anakku
 ini?

 Terus terang adalah berita basi tentang kelahiran cucu Presiden,
 selama negara ini masih didamprat kesengsaraan, kita tak perlu berita-
 berita artifisial dari hal beginian, yang kita pikirkan adalah
 bagaimana menjadikan Indonesia negara yang lebih baik. Atau berjuang
 agar anak kere yang lahir ke muka bumi menjadi sejahtera karena
 perjuangan kita membenahi negara ini. Bagi saya lahirnya bayi ke
 dunia adalah sebuah perenungan dalam, bahwa kita mempunyai tanggung
 jawab untuk membuat masa depan yang lebih baik.

 Anton


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Bambang Sulistomo: Sistem Kedaulatan Rakyat Masih Lemah

2008-08-18 Terurut Topik Elang Borneo
Ah cak jangan ikut-ikut menyalahkan Sistem kedaulatan generalisasi nya
gak matang cak,

secara Spesifik manusia yg menjalankan sistem apa sistem nya yg salah..

Makna nya jadi Ambigu kalau menyalahkan Sistem, toh saya liat dan saya
pelajari pola yg terkandung dalam sistem ckup bgus,tp telak pelanggar
nya adalah oknum-oknum nya.


Ah sa karep mu lah,aku mkir seperti itu lah realita nya.


Salam

Pada tanggal 17/08/08, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] menulis:
 Daulat rakyat. Ini patokan dasar bernegara demokrasi. Dipatok di UUD 1945.
 Masalahnya: para pelayan rakyat tdk mau memposisikan diri sbg pelayan
 rakyat, malah maunya dilayani rakyat. Pejabat negara dan pemerintah yg
 mestinya santun kpd rakyat malah menggertak, mengintimidasi dan menipu
 rakyat. Rakyat tak kunjung pintar dan optimis sebab dibuat bodoh,
 dipecah-belah dan ditipu dg pemberian sedikit setelah hak2 mereka  dirampok
 dan digelapkan besar-besaran. Konspirasi pejabat negara dg para saudagar
 hitam merupakan keniscayaan terkait biaya politik yg besar (mahal) dan
 kerdilnya jiwa melayani. Maka jabatan politik dijadikan alat mengeruk untung
 dan asset. Inilah demokrasi ilusi. Cara awal mengembangkan realisasi daulat
 rakyat adalah: MPR membuka komunikasi terbuka secara langsung dan melalui
 media2. Setiap hari masalah rakyat diterima dan disambungkan ke pejabat yg
 berwenang. Presiden dan para kepala daerah juga punya media komunikasi dg
 rakyat. Cara lain
  adalah menghukum para koruptor agar menyediakan alat2 produksi rakyat. Jika
 tdk mau, dihukum pancung di hadapan umum sbg pertanggungjawaban atas
 pengkhianatannya kpd rakyat. Semakin banyak koruptor dipancung, kepercayaan
 rakyat akan tumbuh.


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Pembodohan dan Pemalsuan Sejarah di Lokasi Proklamasi

2008-08-18 Terurut Topik Wal Suparmo
Salam,
Apakah peringatan prolamasi kemerdekaan sekarang dilakukan pada  jam 0800 pagi?
Padahal dilakukan jam 10.00 jam WIB, berarti waktu Tokyo jam 12.00.
Apakah ini tidak bohong?
Wasalam,
Wal suparmo



- Original Message 
From: rzain [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Monday, August 18, 2008 15:47:01
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Pembodohan dan Pemalsuan Sejarah di Lokasi 
Proklamasi


Tidak ada yang bohong, waktu itu waktu Tokyo sama dengan waktu
Jakarta jam 10,00 atau sekarang jam 08.00 WIB.

--- In Forum-Pembaca- [EMAIL PROTECTED] ps.com, Wal Suparmo
wal.suparmo@  wrote:

 Salam,
 Kebodohan lain tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan adalah soal
WAKTU.Selama zaman penjajahan Jepang, waktu yang berlaku di pulau
Jawa adalah waktu TOKYO atau diamanakan waktu JEPANG.Dan ini baru
diganti setelah pendaratan tentara sekutu di Jakata pada tanggal 23
Agustus 1945.
 Sehingga waktu diucapkannya proklamasi jam 10.00 waktu Jepang itu,
sebenarnya adalah jam 08.00 waktu di Jawa.
 Salam,
 Wal Suparmo



[Forum Pembaca KOMPAS] Joint Statement Concerning Congressional Letter to President Yudhoyono on Papua

2008-08-18 Terurut Topik John Miller
Bahasa Indonesia follows below:

For Immediate Release
August 19 2008

Contact: John Miller, ETAN, 718-596-7668
Max White, Amnesty International USA, 503-292-8168


Joint statement of Amnesty International USA, 
East Timor and Indonesia Action Network (ETAN), 
and West Papua Advocacy Team Concerning 
Congressional Letter to President Yudhoyono

On July 29, 2008, forty members of the U.S. House 
of Representatives 
http://www.etan.org/news/2008/08poc.htmsent a 
letter to Indonesia’s President Susilo Bambang 
Yudhoyono requesting that he release two 
political prisoners: Filep Karma and Yusak 
Pakage. Karma and Pakage are serving 10 and 
15-year prison terms for raising a flag during a 
peaceful protest in Abepura, Papua, Indonesia. 
Amnesty International has declared them prisoners 
of conscience and leads an international coalition seeking their release.

While President Yudhoyono has been silent about 
the letter, other members of Indonesia’s 
government have offered comments through the 
media. We must respectfully correct three of 
their assertions about the letter. In doing so, 
we do not presume to speak on behalf of the 
members of the U.S. Congress who wrote the letter.

First, the letter is about universally recognized 
human rights and therefore it is appropriate and 
even required that those rights be addressed by 
members of the global community, such as the 
United States Congress, without dismissing these 
legitimate concerns as merely political.

http://www.etan.org/et2008/8august/09/08pres.htm#legislator_Ramses 
Wally, deputy chairman of Papua`s Provincial 
Legislative Council (DPRD)`s Commission A, said, 
I think the US Congressmen`s request is a 
political rather than a legal move. They claimed 
they were acting based on the human rights point 
of view. The question is which human rights has 
Indonesia violated by sentencing Filep Karma and 
Yusak Pakage? The arrest and detention of Karma 
and Pakage for raising the morning star flag 
during a peaceful demonstration violates their 
right to freedom of expression articulated in 
articles 19 and 20 (1) of the Universal Declaration of Human Rights:

“Everyone has the right to freedom of opinion and 
expression; this right includes freedom to hold 
opinions without interference and to seek, 
receive and impart information and ideas through 
any media and regardless of frontiers,” and 
“everyone has the right to freedom of peaceful assembly and association.”

It is reliably reported that Karma and some 
others at the same peaceful protest were beaten 
by authorities, which clearly violates Article 5, 
“No one shall be subjected to torture or to 
cruel, inhuman or degrading treatment or 
punishment.” It is, of course, a particularly 
extreme violation of human rights to kill a 
peaceful demonstrator, as recently happened in Wanema.

Second, members of Congress who signed the letter 
to the President of Indonesia are NOT advocating 
for Papua’s independence from Indonesia, nor do 
the NGO’s to which Ramses Wally referred. He said 
the letter was, “part of a political game 
mobilized by some international NGOs which were 
trying to internationalize the Papua issue so 
that West Papua could break away from Indonesia.” 
It is misleading to imply that the letter was 
initiated by the Free Papua Movement, as some 
have suggested. Amnesty International, West Papua 
Advocacy Team, and the East Timor and Indonesia 
Action Network do not take a position on independence for West Papua.

We and members of the US Congress know that Karma 
and Pakage should have fundamental rights 
regardless of their political views. They were 
not accused of engaging in any acts of violence 
and are imprisoned for simply expressing an 
opinion regarding self-determination for their 
people. As political activists do around the 
globe, they utilized a visual symbol to make their point.

We are encouraged by 
http://www.etan.org/et2008/8august/16/11sby.htm#Interviewstatements 
from the Defense Minister Juwono Sudarsono, who 
said in an interview with Reuters. I'm trying to 
persuade my colleagues in government...that these 
outbursts of flag-raising or cultural dignity 
should be tolerated at a certain level.

Third and finally, we are well aware of the U.S. 
government’s human rights failings and actively 
work to ensure respect for human rights by our 
government, just as many members of the U.S. 
Congress do. Amnesty International USA, for 
example, vigorously opposes serious human rights 
violations by certain US government authorities. 
That the U.S. government has violated human 
rights does not justify human rights violations by the Indonesian government.

Therefore we respectfully disagree with 
http://www.etan.org/et2008/8august/09/08pres.htmAbdillah 
Toha, chairman of Indonesia’s House of 
Representatives (DPR)`s Inter-parliamentary 
Cooperation Body, who asserted that rights 
violations by the Bush administration was reason 
enough for President Yudhoyono to 

[Forum Pembaca KOMPAS] Karya Ananda Sukarlan utk Fuad Hassan di youtube

2008-08-18 Terurut Topik chendra panatan
Dear all,
�
Saya baru saja upload 2 karya autobiografis Ananda Sukarlan yang 
dipersembahkan�untuk mengenang�bpk. Fuad Hassan�. Bisa dilihat di


http://www.youtube.com/watch?v=0ReSKGVlUO8


Mari kita� mengenang kebaikan budi Bpk. Prof. Dr. Fuad Hassan dengan 
mendengarkan karya Ananda Sukarlan yang sangat menyentuh.
�
Salam
Chendra Panatan




[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Djuwari, Tukang Panggul Jenderal Sudirman yang Terlupakan

2008-08-18 Terurut Topik anton_djakarta
Ya saya salah bukan Gajah Putih, tapi Gadjah Merah dibawah pimpinan
Van Zanten yang kemudian juga dilanjutkan perjalanan Marinir Korps
pada kolone ke V, yang diikuti Resimen Infanteri 3-11. Operasi
perburuan Sudirman ini gagal karena beberapa sebab salah satunya
adalah halangan musim hujan dan adanya sikap rakyat yang tidak mau
bekerjasama dengan Belanda.

Belanda anggap enteng pemerintahan di Sumatera, Belanda melihat bahwa
Sudirman adalah gembong pemberontak ekstremis yang lolos, maka itu
perlu ditangkap. Kekuatan Republik masih ditangan Sudirman, dan
Belanda takut bila nantinya Sukarno-Hatta mati maka yang menggantikan
adalah duet Tan Malaka-Sudirman, karena itulah Belanda lebih memilih
tidak membunuh Sukarno, orang yang paling dibenci Belanda hanya untuk
menghindarkan agar Tan Malaka-Sudirman memegang kekuasaan. Dilepasnya
Sjahrir dari tahanan Belanda juga untuk menjinakkan kekuatan kiri Tan
Malaka. Bagi Belanda Tan Malaka adalah sebuah 'duri yang dilewatkan'
pada pembantaian Madiun 1948. Walaupun Tan Malaka menentang Amir dan
FDR-nya, namun bagaimanapun Tan Malaka adalah kekuatan paling radikal
di tubuh RI dan menjadi ikon kekuatan kiri, disinilah Belanda takut
dan nyawa Sukarno masih bisa selamat.

Anton

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, anton_djakarta
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Waktu gerilya di hutan-hutan Jenderal Sudirman sering dikira sebagai
 Sri Sultan oleh kebanyakan rakyat Jelata.
 Operasi perburuan Jenderal Sudirman pernah dilakukan NICA atas
 perintah langsung Van Langen namun gagal, operasi ini berlangsung
 lebih dari lima kali salah satunya melibatkan tentara khusus Divisi
 Van Zanten, Gadjah Putih dan juga pasukan khusus Marine Korps
Belanda.

 Anton


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Skenario iklan Sutrisno Bachir

2008-08-18 Terurut Topik anton_djakarta
Tuh kan, orang banyak tertarik pada kisah oom Tris ketimbang musti
jualan cerita Suster Apung

Cerita masa muda Sutrisno Bachir sungguh menarik dan bisa dijadikan
inspirasi bagi pengusaha-pengusaha muda, karena dia bukan pengusaha
model lobi yang cari konsesi Pertamina dan cium tangan Ginandjar
Kartasasmita kayak Fadel Muhammad, Fahmi Idris dan Kodel Grupnya.

Sutrisno Bachir ini pemuda yang tahan banting, penuh kreatifitas
bisnis, dan berani mengambil keputusan serta kuat derita demi mimpi-
mimpinya. Kakaknya Kamalludin juga. Bukan saya menjilat SB tapi yang
saya tau, dia emang bener-bener pengusaha yang merintis semuanya dari
bawah. Bukan fasilitas dari orang tua, seperti yang banyak dipamerkan
pengusaha-pengusaha muda HIPMI sekarang.

Kalo ini bisa dieksploitasi sama timnya SB akan jauh lebih efektif
ketimbang berpameran tampang di jalan. Rakyat dibikin terpana dengan
keberhasilan SB, karena pastinya ide distortif akan jauh lebih
mempesona ketimbang ide kontemplatif.

Anton




--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Christiono Hendrawan
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Om anton,

 Cerita soal om SB tolong di detail-in dong,

 saya tertarik sekali dengan cerita pengusaha yang sukses dan
berambisi
 menjadi penguasa.


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Cucu Presiden Lahir 17 Agustus Karena Pertimbangan Medis

2008-08-18 Terurut Topik I. Imran
Kalau anak saya lain lagi ceritanya.  Karena nggak tahan denger
jeritan2 saya antar ke rumah sakit Langley Air Force Base di Hampton,
Virginia sekitar jam 20.00 pada tanggal 3 july 2000.  Anehnya sampai
di rumah sakit kok jadi tenang, udah terus saya bilang ke istri tahan
beberapa jam sampai jam 24.00 besoknya (4 of July).  Ternyata memang
akhirnya anak saya dilahirkan sekitar jam 01.00 dini hari tanggal 4
of July 2000. Jadilah sekarang pesta ulang tahunnya dirayakan oleh
seluruh amerika dengan memakai kembang api:).


salam,


-Irsal

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Awang BinSaS
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Lihatlah komentar dokter GAtot MArwoto...alasan yg dikemukakan
sangat mengada-ada.
 Walopun alasannya dgn dalil-dalil ilmiah, tetap saja keliatan dipas-
paskan tgl 17 Agt 2008.
 Sekarang dokter pun sdh ada yg menjilat keluarga Presiden. Inilah
yg namanya Intelektual Tukang.


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Cucu Presiden Lahir 17 Agustus Karena Pertimbangan Medis

2008-08-18 Terurut Topik Bambang Soetedjo
Ibu Yuli yth.
Sepertinya pemimpin2 kita sudah lupa bahwa tugas mereka�adalah�mengutamakan 
kesejahteraan masyarakat. Sudah jelas bahwa kita ini dijajah oleh bangsa 
sendiri. Kalau zaman dijajah belanda ketahuan kulitnya lain, jadi kita bisa 
waspada terus, lha kalau sekarang nyatanya dijajah bangsa sendiri (musuh dalam 
selimut) wah ya repot menangkap simusuh soalnya tampangnya sama dan banyak yang 
berlindung dibelakang pimpinan musuh dalam selimut ini. Bagaimana ya caranya 
untuk menyadarkan beliau2 ini kalau rakyat dipaksa menyejahterakan pimpinan dan 
bukan sebaliknya. Kalau rakyat sejahtera karena pimpinan yang peduli pasti 
rakyat akan mendukung dan mencintai pimpinannya. Lha kalau pamer kekuasaan 
seperti ini, wah mana ada dukungan. Nyatanya sama saja dengan yang dulu2, hanya 
yang sekarang tindakannya lebih lambat tapi selalu mencoba memeras rakyat 
terus.�Btw selamat HUT Kemerdekaan RI yang ke 63. Kalau mas Agus mengijinkan 
saya akan membuat laporan�pengalaman saya
 di KBRI Den Haag yang mengarah ke-militerisme. Jadi tidak santai karena semua 
diatur dengan disiplin militer.
Pengalaman tahun lalu sangat beda dengan tahun ini padahal dubes nya sama.
Tunggu green light mas Agus.
�
Salam
BS

--- On Mon, 8/18/08, Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Cucu Presiden Lahir 17 Agustus Karena 
Pertimbangan Medis
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Monday, August 18, 2008, 9:51 PM






Weleh.hari ini mau ke ATM didekat RS P. Indah, jadi agak sedikit was-was. 
Habisnya area yang biasanya tanpa ada alat-alat PERANG (mobil-mobil ABRI) dan 
tidak pernah ada tentara latihan baris-berbaris. ..lha kok hari ini mendadak 
ada mobil-mobil tentara disekitar RS P. Indah. Lalu ada tentara pada latihan 
baris.
Agak janggal bagi kami yang tinggal didaerah sini. Soalnya setiap harinya gak 
ada truk-truk tentara dan juga latihan militer.
Eh...mendadak daerah ini jadi seperti ada huru-hara yang harus dijaga ketat.
�
Waktu Prince William lahir saja, tidak ada barisan tentara disekitar rumah 
sakit, ataupun latihan baris berbaris para anggota militer disekitar rumah 
sakit.
Alamak.. ada-ada saja Indonesia ini.
Jadi pemimpin yang mengorbankan dirinya bagi rakyat itu, belum ada, di 
Indonesia ini. Yang ada adalah rakyat berkorban untuk pemimpin.
Alangkah indahnya jika setiap warga negara Indonesia mendapatkan jaminan 
keselamatan- nya. Seperti Romo Benny misalnya, seharusnya tidak akan babak 
belur sampai pingsan, jika selalu ada tentara latihan baris berbaris di sekitar 
RS Pondok Indah.�Ataupun tidak akan ada para perempuan yang dipaksa untuk 
dilatih militer dengan cara telanjang, hanya untuk memuaskan hasrat laki-laki, 
yang dilakukan oleh pihak-pihak yang biadab.
Benar-benar langit dengan bumi jadi warga negara Indonesia ini.
�
Bagaimanapun juga, semoga bayi dan ibunya dalam keadaan sehat-sehat saja.
�
:-((��� :-((


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso Keluarkan Kocek Pribadi Rp50 M untuk Bulutangkis

2008-08-18 Terurut Topik Bambang Sulistomo
mari kita simak pernyataan sutiyoso itu diluar dana pemerintah dan
lainnya, apa artinya juga bukan dana sponsor.  kalau dana sponsor ya enggak
usah disebutkan dengan bangga dong, emangnya sutiyoso enggak ngergti bos ?
tapi kalau pendapat resmi katanya dari yang 2,5 % dari PAD, wah mohon kita
dicarikan sumber dari dasar hukumnya, atau perda-nya lah minimal,
salambambangsulistomo

2008/8/18 [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]

   Hmmm Kok ternyata comment. Harus dibedakan antara curiga
 rasional dg curiga tendensius. Penegak hukum juga dibekali ilmu kecurigaan.
 (Sayangnya ulah penegak hukum ya mencurigakan...). Tapi bermula dari
 kecurigaan rasional (presumption) itulah banyak para bandit ditangkapi.



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Pak Sjafe'i, wartawan yang nyentrik

2008-08-18 Terurut Topik Bambang Sulistomo
lho kapan bang sjafe'i wafat ? , aya juga masih ingat waktu ada demo besar
didepan dpr, tepatnya dipojokkan gedung kehutanan, mahasiswa belum masuk
ke-dpr. saya lagi nonton acara hiburan musik dan guyonan dari  para
mahasiswa yang berdiri diatas kendaraan. saya duduk di pagar pembatas jalan
tol, dulu belum ada pagar tinggi-nya, setelah itu mahasiswa diusir, motor
dan mobil mereka dirusak, heboh deh .eh tau-taunya saya disapa  seseorang,
(saya merinding juga sambil nulis ini)  , itulah bang syafe'i yang saya
kenal, saat itu sekretaris redaksi kali ya ? dia mau jalan  sendiri
kelapangan saat itu, semoga arwah almarhum diterima disisi Allah SWT, salam
bambangsulistomo

2008/8/18 -MGR- [EMAIL PROTECTED]

   Setiap melihat tempar bersejarah di Jakarta saat ini, saya selalu
 teringan tulisan alm. Sjafe'i Hassanbasari (Iie) ini, tulisan yang
 kritis dan menggugah kesadaran kita untuk menelusuri tempat2 yang
 benar-benar bersejarah.

 Pak Sjafe'i, wartawan yang nyentrik, kalau bicara suaranya keras,
 merokok tidak pernah berhenti. Saya pernah ke ruang tunggu di redaksi
 Kompas di Palmerah, waktu itu diajak Mustofa Abd Rahman wartawan
 Kompas di Cairo bertemu dengan Pak Sjafe'i. Di ruangan ber-AC, yang
 tentu saja tidak boleh merokok, Pak Sjafe'i merokok Dji Sam Soe.
 Sikapnya cair, dan penuh humor. Waktu itu, Mas Tommi (Suryopratomo)
 yang masih menjabat pemred Kompas ikut bergabung. Pak Sjafe'i bercanda
 Mi.. ini vitamin sambil menyodorkan rokok ke Suryopratomo sambil
 tertawa terbahak-bahak. Pak Sjafe'i cerita pengalamannya sebagai
 wartawan, dari meliput NU--yang menjadi keahliannya--Senayan, hingga
 pameran pesawat, termasuk Sukhoi yang zaman itu sedang menjadi berita.

 Ketika keluar kantor Kompas, saya tanya Mas Mustofa, Mas itu Pak
 Sjafe'i kok berani banget merokok di ruangan ber-AC dan ada Pemrednya,
 apa tidak ada yang melarang? Mas Mustofa menjawab, siapa yang mau
 larang dia

 Semoga Pak Sjafe'i damai di alam sana. alfatihah..

 Guntur
  



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Milis FPK dan 10 Catatan

2008-08-18 Terurut Topik Bambang Sulistomo
baik-lah, jalan terus aja, nanti-kan juga ketemu dengan teman-teman yang
juga konsisten seperti dpr-ri 2004-2009 dradjad wibowo, yuddy chrisnandi
yang berani melawan arus dengan nalar yang jelas, mudah-mudahan teman anda
makin banyak disana, tapi ramai-ramai jaga juga  mekanisme penghitungan
suara di proses IT-nya  kpu yaa !!!... semoga berhasil,
salambambangsulistomo

On Mon, Aug 18, 2008 at 12:54 PM, Indra Jaya Piliang [EMAIL PROTECTED]wrote:

 Peserta milis Forum Pembaca Kompas Yth

 Mohon maaf atas email yang saya kirimkan ini. Saya terpaksa mampir ke email
 ini untuk mengklarifikasi sejumlah hal.

 Pertama, saya menyayangkan tanggapan Darmaningtyas soal CSIS. Di CSIS,
 aspirasi politik perseorangan tidaklah sama. Rizal Sukma, Wakil Direktur
 Eksekutif CSIS sekarang, dulu pernah menjadi fungsionaris DPP PAN. Begitu
 pula saya. Pilihan politik seseorang adalah pilihan personal. Dalam pemilu
 2004, ada beberapa orang di CSIS yang menjadi caleg, termasuk lewat partai
 almarhum Syahrir. Saya sudah mengirimkan email kepada Darmaningtyas soal
 ini, karena dia sudah beberapa kali mengungkapkan soal CSIS di beberapa
 forum. Perlu diketahui juga bahwa saya masuk CSIS tanggal 1 Desember 2000.
 sebuah lembaga, apapun namanya, Kompas sekalipun, hanya namanya yang sama,
 tetapi apa yang dilakukan berbeda dari masa-ke-masa. Seorang Darmaningtyas
 sekalipun juga menjalankan fase kehidupan yang tidak sama dan saya tidak
 akan mengomentarinya.

 Kedua, sebagaimana disampaikan dalam berita JK hari ini (
 http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/18/00090116/jalur.khusus.partai.golkar.10.persen),
 maka sebuah perubahan sudah dilakukan di internal Partai Golkar. Saya
 memasuki partai ini demi ikhtiar dan itikad perubahan itu. Dan itikad itu
 bukan hanya dilakukan oleh Partai Golkar, melainkan juga Partai Bintang
 Reformasi (ada Dita Indah Sari), PDI Perjuangan (Budiman Sudjatmiko),
 dllnya. Dita dan Budiman saya kenal sejak mahasiswa, tahun 1992-1993. Ada
 banyak kawan, para aktivis mahasiswa 1990-an yang kini masuk ke hampir semua
 partai politik. Fadli Zon di Gerindra, misalnya. Nanti akan terlihat siapa
 saja mereka. Saya tidak bisa mengesampingkan pilihan politik generasi
 1990-an ini, sekalipun tidak semua masuk ke dalam partai politik.

 Ketiga, saya dilepas oleh 100-an lebih kawan-kawan di Universitas
 Paramadina justru menunjukkan bahwa pilihan ini objektif dan rasional. Nanti
 saya taruh di blog saya testimoni mereka: Chandra M Hamzah (saya kenal 17
 tahun lalu), Anies Baswedan (saya kenal 15 tahun lalu), dllnya. Generasi
 1990-an adalah generasi yang sudah terbiasa dengan perdebatan yang keras dan
 tajam. Bahwa ada yang menentukan pilihan menjadi dosen di universitas,
 profesional di perbankan, aktivis di lembaga swadaya masyarakat, penulis,
 atau bahkan yang menikmati pekerjaan di luar negeri (brain drain), adalah
 bagian dari pilihan itu. Bagi saya, ini adalah sebuah pertanggungjawaban
 generasi tentang Indonesia yang didambakan dan dicita-citakan. Generasi
 1990-an adalah generasi yang mengalami gejolak antara kebebasan dan
 ketidak-bebasan, di tengah rezim yang mulai berusia senja.

 Keempat, bahwa saya memilih Partai Golkar tentu disertai oleh sejumlah
 pertimbangan. Dalam pidato saya sebutkan beberapa butir dari pertimbangan
 itu. Ada pilihan untuk mengembangkan rezim Developmentalisme Demokratis yang
 berbeda secara diametral dengan rezim Developmentalisme Represif. Bahwa saya
 masuk Partai Golkar setelah Pak Wiranto dan Pak Prabowo Subianto keluar
 adalah bagian dari pertimbangan yang menguatkan. Partai Golkar kini lebih
 berwajah sipil. Kalaupun ada tuduhan bahwa Partai Golkar dihuni oleh
 sejumlah pengusaha, saya kira literatur sejarah juga menunjukkan bahwa
 demokrasi memang dibangun oleh kalangan borjuis yang menentang kaum feodal
 (yang punya tanah) dan kaum agamawan (yang punya Tuhan dan Rumah Tuhan).
 Betapa kaum borjuis kini menjadi bagian dari kelompok penguasa, bukan lagi
 kelompok lobi yang aktif (baca disertasi Rizal Mallarangeng) terutama
 menggantikan kaum intelektual yang pada awal kemerdekaan menjadi kelas
 penguasa (baca
  Harry J Benda), adalah bagian dari fase sejarah. Dan sebagai sebuah
 penyikapan, saya memajukan diri untuk memasuki celah sempit kehidupan
 politik itu, apapun status yang diberikan kepada saya selama ini.

 Kelima, kepada kakak-kakak saya, seperti Bambang Sulistomo dan Manneke
 Budiman, dllnya, saya mengerti kepedulian dan keprihatinan kalian. Yang
 dikhawatirkan adalah Partai Golkar akan mengubah saya. Yang terpenting
 adalah saya sudah menjatuhkan pilihan. Saya tidak ingin menilai
 partai-partai politik lain, tetapi saya berasumsi bahwa apapun partai
 politik pilihan saya, tetap saja akan memunculkan asumsi yang sama. PDIP,
 PKS, PMB, PPI, dan lain-lainnya, adalah beragam warna politik dalam lanskap
 Indonesia. Bahwa saya akan mengikuti aturan main partai, iya. Bahwa saya
 akan mencoba melakukan lobi, berdebat, dllnya, guna mengubah aturan main
 itu, juga iya. Saya 

Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Edhie Yudhoyono, Caleg Jalur Keluarga

2008-08-18 Terurut Topik Bambang Sulistomo
anda masih ingat ya bagaimana mas moerdiono itu gagap-gagap, alasan dia
kaktanya kalau saya tidak kelihatan gagap, nanti dikira saya sudah dibentuk
seperti robot, hehehehe, pilih m,ana, manusia seperti robot yang sudah
di-program otaknya, atau yang gagap dong ? salambambangsulistomo

2008/8/18 Samali Djono [EMAIL PROTECTED]

   beda ya mas Bambang Sulistomo ... jubir presiden sekarang dengan jubir
 nya presiden
 jaman ORBA. yang satu bisa bicara lancar, lugas dan lepas tanpa check 
 recheck, cross-check
 dll dll dan yang lalu yang super sangat hati-hati sekali sehingga terkesan
 gagap ...

 pilih yang mana nih mas e ... :)

 salam,
 djs


  1   2   >