Re: [Forum Pembaca KOMPAS] soal liga inggris, astro, aora, dst
Saya setuju sekali dengan Anda. Kompetisi yang berlangsung dalam industri televisi kita berlangsung begitu bebas, sedemkian bebasnya sehingga melampaui batas-batas kebebasan yang dibayangkan oleh para pemikir yang melahirkan gagasan- gagasan kapitalisme. Tapi ini bisa sangat dimengerti. Mereka yang mengembangkan industri pertelevisian swasta kita dulu adalah mereka yang disebut Yoshihara Kunio sebagai para kapitalis semu. Yang penting, keuntungan jangka pendek. Kalau perlu bunuh-bunuhan. Kalau perlu, abaikan saja regulasi. Pertanyaan seperti: berapa uang yang tersedot ke luar negeri hanya untuk membiayai tontonan olahraga, tak pernah masuk pertimbagan. Pertanyaan seperti: apa manfatnya bagi kualitas sepakbola dalam negeri, tak akan dipedulikan. Mudah-mudahan orang mau belajar ya, bung. Karena itu, mengingat industrinya sendiri tak mungkin diharapkan melahirkan kesepakatan2 untuk membangun industri yang lebih sehat (misalnya saja, apa pernah kita emndengar Asosiasti Televisi Swasta melakukan sesuatu yang bermanfaat?), saya rasa intervensi negara (Depkominfo dan KPI) masih dibutuhkan. ade armando --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, lilianto apriadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Armando, sebenarnya alinea terakhir dari tulisan Anda sudah menjawab. Kita mau dibulan-bulani karena pada awalnya kita sendiri yang siap dibulan-bulani mereka. Harga siaran yang tadinya begitu murah, pihak televisi kita yang jor-joran harga tinggi. Dari sinilah akhirnya pihak asing melihat, televisi kita memang banyak yang mau dengan harga tinggi. Hukum ekonomi pun tercipta, ada demand ada supply. Kalau kita ingin melihat lebih luas lagi sebenarnya bisa. Apakah benar Liga Inggris, Liga Italia, dan sebagainya itu pantas dihargai demikian tinggi? Buat ekonomi berikut segala aturannya bisa diperdebatkan, tapi kita bisa lihat apakah kompetisi-kompetisi itu mampu mengangkat prestasi sepakbola Indonesia? Sampai kini belum, timnas kita masih terpuruk, jangankan tingkat dunia atau Asia, di Asia Tenggara saja keteter. Memang dapat menggairahkan kompetisi sepakbola kita, tapi jangan lupa ikut melahirkan sikap jor-joran mengeruk dana dari APBD untuk membeli kebanyakan pemain asing. Laporan keuangan mereka juga banyak yang amburadul. Belum lagi pemanfaatan klub-klub tersebut untuk Pilkada dan sejenisnya. Penonton juga mudah melihat ketimpangan itu, sehingga mereka sepertinya meminta bagian dengan gampang sekali membuat kerusuhan. Bukan ingin sama sekali anti terhadap siaran-siaran mahal itu, dulu tanpa siaran-siaran itu kesebelasan nasional kita disegani bukan hanya di Asia Tenggara tapi juga Asia. Arah pendapat saya, ya kita sewajarnya saja. Kalau harganya terbilang tinggi dan akhirnya menguatkan posisi pihak asing, kita terima tanpa berlebihan. Alangkah terpujinya kalau biaya besar itu misalnya dimanfaatkan untuk pembinaan sepakbola usia dini. Masyarakat kita pun diberikan kedewasaan dalam belajar. Jepang dan Cina sudah membuahkan hasil dengan munculnya komunitas-komunitas penggemar klub, timnas mereka sudah muncul di Piala Dunia. Padahal pada tahun 1970-an, mereka masih di bawah kita. Komunitas di kita baru pada nonton bareng, tur, dan kumpul-kumpul. Jelas ini akan menguntungkan penyelenggara siaran. Nilai hakiki dari siaran maupun industri sepakbola tetap pada prestasi tim nasional. Saya mendukung usaha Anda agar siaran-siaran ini menjadi murah dan dirasakan orang banyak. Tinggal kini adalah keberanian pihak TV Indonesia bersatu padu untuk memurahkan harga. Jangan sampai kejadian pada awal-awal siaran, ada stasiun yang nyelonong dengan harga tinggi. TVRI sudah kembali kepada siaran olahraga (Olimpiade Beijing) karena fungsinya sebagai TV publik. Kenapa TV lain tidak bisa kembali kepada siaran yang proporsional? Salam Llianto Apriadi
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Mantan Uskup Lugo Tolak Menerima Gaji Presiden
Ketika kita bangun dan dan sadar atas apa yang terjadi di negeri ini, kita pasti mati bersamanya, karena kita hidup dari kepingan bagian dari Indonesia. Berbuatlah seperti saudara kita Lugo, menjadi contoh bagi negerinya. Saya sudah muak mendengar imajinasi semua numerik orang Indonesia. Cobalah kita mulai berubah dan berbuat hal paling kecil untuk orang yang paling kecil, papa, melarat, miskin, tersumbat hak suaranya, teraniyaya oleh pelbagai aturan negara. ACT ComputerJl. Kusuma No. F5, Kav. DKI - Meruya Selatan Jakarta Barat HP. 08170888460 --- On Sat, 8/16/08, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Mantan Uskup Lugo Tolak Menerima Gaji Presiden To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Saturday, August 16, 2008, 10:08 PM Saya bermimpi, presiden dan para menteri menolak menerima gaji presiden dan gaji menteri, anggota DPR menolak menerima gaji DPR yang luar biasa besar. Saya bermimpi, mereka semua sadar dengan penderitaan rakyatnya dan ingin berjuang bersama rakyat agar keluar dari kemiskinan. Saya bermimpi, tidak ada lagi pejabat yang mengendari mobil dengan plat nomor RI membelah kemacetan Jakarta dengan pongahnya dikawal polisi bermotor besar. Saya bermimpi, tidak ada lagi upacara-upacara seremonial palsu yang menghambur-hamburka n uang. Saya terbangun, dan sadar bahwa saya berada di Republik Indonesia. Republik yang hanya bisa mengklaim kesuksesan dengan berlindung dibalik angka-angka semu. Saya pun memilih kembali tidur agar bisa bermimpi lagi /louisa
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Terjatuh, Pedang Komandan Upacara Penurunan Bendera
Salah seorang Ibu guru SMP adalah salah satu saksi hidup saat Proklamasi 1945 dibacakan. Dia selalu cerita tentang Proklamasi itu katanya upacaranya sederhana, agak terburu-buru. Waktu itu umur bu guru saya 10 tahun dia diajak Bapaknya nonton Bung Karno Cuman dia udah jalan kaki pagi-pagi subuh dari rumahnya naik truk tentara yang saat itu banyak dijadikan angkutan umum kemudian melanjutkan dengan trem ke arah Menteng, rumahnya di sekitar Cawang. Yang hadir banyak bahkan katanya dari luar kota. Kebanyakan mereka dari Karawang. Bapaknya bilang Bung Karno mau pidato, katanya Pidato penting rakyat disuruh hadir. Saat itu yang kasih tau pemuda-pemuda, kata guru SMP saya banyak juga pemuda tentara Jepang yang hadir jaga-jaga di depan Pegangsaan. Bung Karno pidato sebentar kagak sampe satu jam, abis itu rakyat bubar. Kata guru SMP saya, Bapaknya sendiri belum sadar bahwa itu pengumuman kemerdekaan. Kata Bapaknya Bung Karno aneh, kok tumben pidatonya sebentar (sebelum pembacaan teks proklamasi Bung Karno emang pidato sedikit), baru sadarnya setelah merdeka, ketika Bapaknya pulang tiap pemuda meneriakkan merdeka...merdeka!, lalu sampai 3 bulan penuh orang meneriakkan merdeka, kalo ketemu orang. bahkan Merdeka kerap dijadikan salam ketika orang bertamu ke rumah orang. Merdeka...Merdeka! Permisi Pak Joned ada? Anton Ketua Partai Hati Nurani Wiwid Gunawan --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Itu tanda2 negara kehilangan keharmonian... Atau waktunya upacara dg gaya baru, gaya lesehan. Tampaknya upacara gaya lama ala militer itu mulai membosankan. Masak sejak abad XVII sampe sekarang gaya upacaranya gak ada perkembangan?
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: 45 tahun INTISARI
Majalah Intisari adalah majalah yang harus selalu diingat oleh para penggemar Karl May di Indonesia. Sependek hasil riset saya yang terbatas, majalah ini pada 1964 telah memuat artikel tentang Karl May, dan mestinya artikel ini harus ada dan bisa dibaca di http://indokarlmay.com. Kalau ternyata belum ada, itu akibat situs itu baru saja kena hacked, jadi harus disusun ulang, dan artikel itu belum sempat dicantumkan lagi. Belakangan, Februari 1992, kembali Intisari memuat artikel tentang Karl May, dalam rangka 150 tahun Karl May (25 Februari 1842-1992). Eh siapa ngira, belakangan tulisan saya tentang Karl May juga mendapat kehormatan dimuat di Intisari pada 2001, yaitu tentang pengalaman membuat situs indokarlmay dengan modal Rp 17.500 (harga buku pedoman untuk membuat situs, lainnya sih gratisan). Berkat jasa Intisari itulah (selain media lainnya) anggota PKMI melalui milis indokarlmay saat ini bisa mencapai 800 orang, dan selalu bertambah terus. Dalam rangka ultah Intisari yang ke-45, tidak berlebihan kalau Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI) mengucapkan selamat dan terima kasih kepada redaksi dan khususnya mbak Lily yang telah ikut mempromosikan nama Karl May di Indonesia. Howgh! gono http://indokarlmay.com Re: 45 tahun INTISARI Posted by: Bambang Sulistomo [EMAIL PROTECTED] Sun Aug 17, 2008 4:56 pm (PDT) Selamat ya Intisari, sejak saya masih kecil keluarga saya selalu berlangganan intisari. dan saya paling senang membaca cerita kriminal-nyal, dan juga itu lo tulisannya pak tanzil, yang cerita-cerita tentang perjalanannya diluar negeri, asyik banget bacanya, sampai-sampai kebawa dimimpi bos ! tiap kali saya keluar negeri, saya jadi ingatbtulkisan itu, dan kadang-kadang mau nulis juga tentang kesan-kesannya yang khusus, aneh tapi lucu, hehehehe, salambambangsulistomo. 2008/8/18 Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] Pemberi Inspirasi... Oleh Lily Wibisono http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/18/00163823/pemberi.inspirasi... Alhamdulilah Intisari sdh ada nih, kata agen sih sudah ada sejak Senin kemaren, berhubung saya sdh langganan jadi disisain. Koq tumben ya terbitnya cepat, gak hari Rabu minggu pertama gitu seperti biasa? . Atau mungkin karena bulan ini Intisari ultah? [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Pembodohan dan Pemalsuan Sejarah di Lokasi Proklamasi
Justru yang perlu ditanyakan Bung Karno sendiri, kenapa beliau memerintahkan penghancuran rumahnya di Pegangsaan. Di Amerika Serikat kota deklarasi, Philadelphia sedemikian dijaga gedungnya, bahkan Liberty Bell yang berupa lonceng retak sampai saat ini masih bisa dilihat. Tempat duduk Jefferson sampai pada tempat tinta John Hancock juga bisa dilihat. Dan Bung Karno sudah meninggal, namun waktu itu Bung Karno kabarnya ingin membangun museum besar itu, namun gagal. Kalo Gedung Pola adalah kantor yang digunakan untuk merumuskan pembangunan 10 tahun yang dikerjakan oleh orang-orangnya Yamin. Sementara masalah orang2 PSI dan PKI yang waktu itu emang saingan dalam perebutan penafsiran sejarah merupakan hal yang jamak saja. Yang jelas pemerintah DKI harus membersihkan lokasi bersejarah itu, bilamana perlu Gedung Pola di bongkar dan dibangun lagi gedung yang besar dan indah lalu dijadikan sejarah titik nol Indonesia, jadi segala macam proses- proses sejarah sejak 17 Agustus 1945 hingga detik ini dokumentasinya disimpan di Gedung Pola. Anton Ketua Partai Rakyat Sejahtera Makan Tahu --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Sangun [EMAIL PROTECTED] wrote: Pembodohan dan Pemalsuan Sejarah di Lokasi Proklamasi Oleh M Sjafe'i Hassanbasari Di mana letaknya tempat yang disebut 'Gedung Proklamasi'? Pertanyaan yang sederhana mengenai tempat kelahiran negara Indonesia, tetapi jawaban yang muncul banyak mengarah kepada tidak tahu. Sesungguhnya, jawaban tidak tahu jauh lebih baik daripada percaya kepada informasi yang sekarang terdapat di lokasi ini. Sangat menyedihkan, apa yang dimasyarakatkan oleh Pemprov DKI Jakarta mengenai Gedung Proklamasi kenyataannya mengandung pembodohan dan manipulasi data sejarah. Mengapa demikian? Kediaman Bung Karno inilah yang dulu disebut Gedung Proklamasi, karena di tempat ini proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Ir Soekarno dan Drs Moh Hatta hari Jumat legi (manis) tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi. Proklamasi kemerdekaan itu bertepatan dengan peringatan turunnya Al Quran (Nuzulul Quran, sehingga khotbah para khatib shalat Jumat pun menginformasikan peristiwa penting tentang kelahiran bangsa dan negara Indonesia). Sayang seribu kali sayang, rumah historis ini musnah sudah sejak tahun 1960 (43 tahun lalu). Kecuali lahan, tidak sedikit pun bangunan tersisa. Tidak ada lagi peninggalan sejarah kemerdekaan yang dapat dijadikan kenangan bagi generasi penerus. Tidak ada informasi yang natural, normatif, orisinal, sesuai hakikat peristiwa yang terjadi di kediaman Bung Karno ini. Ceritanya, tahun 1960 Bung Karno menyetujui usul Wakil Gubernur Daerah Chusus Jakarta (DCI) Henk Ngantung agar rumah tersebut direnovasi. Waktu itu Presiden Soekarno sudah bermukim di Istana Negara. Ternyata, renovasi tidak terealisasi. Di lokasi ini Presiden Soekarno pada tanggal 1 Januari 1961 melakukan pencangkulan pertama tanah untuk pembangunan tugu, Tugu Petir, yang kemudian disebut tugu proklamasi. Tugu ini berbentuk bulatan tinggi berkepala lambang petir, seperti lambang Perusahaan Listrik Negara (PLN). Tulisan yang kemudian dicantumkan, Disinilah Dibatjakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1945 djam 10.00 pagi oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Sekitar 50 meter di belakang tugu ini dibangun gedung yang menandai dimulainya pelaksanaan Pembangunan Nasional Semesta Berencana. Hanya bangunan ini yang berdiri di lokasi tersebut. Satu dan satu-satuya gedung yang ada sampai sekarang. Menjawab Kebohongan Melihat data di atas, sungguh aneh dan ajaib ada papan petunjuk di Jalan Proklamasi bahwa belok kiri menuju Gedung Proklamasi. Tidak yakin dengan keterangan ini karena papan petunjuk ini dibuat oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta? Kerja pemerintah daerah ini pastilah melibatkan dinas atau instansi terkait, tidak asal-asalan. Ada data autentik yang menjawab hal ini. Lihat halaman 170 buku 30 Tahun Indonesia Merdeka 1950-1964 (cetakan keenam 1985) berjudul Peresmian Dimulainya Pelaksanaan Pembangunan Nasional Semesta Berencana. Tulisan yang tercantum, antara lain, Presiden Soekarno meresmikan dimulainya Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahap Pertama 1961-1969 dalam suatu upacara pencangkulan tanah di Jl Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Kata pengantar buku disampaikan Menteri/Sekretaris Negara Sudharmono SH selaku Ketua Panitia Nasional Penyelenggara Peringatan RI XXX. Buku yang hak ciptanya dimiliki Sekretariat Negara dan dicetak pertama kali tahun 1977 itu memuat pula sambutan Presiden Soeharto. Jadi, buku bersampul reproduksi lukisan Dullah milik presiden waktu itu, Soeharto, adalah dokumen resmi yang diterbitkan Pemerintah Indonesia. Data akurat tentang Gedung Pola ditulis sebagai berikut: Di halaman belakang Gedung Proklamasi yang kemudian dirobohkan dibangun Gedung Pameran Pola Pembangunan Nasional Semesta (Gedung Pola). Pada masa ini dimulai perencanaan dan pembangunan berbagai proyek
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Bandingkan Andi Mallarangeng dengan Adhie Massardi dan Wimar Witoelar
Jauhlah membandingkan Andi Mallarangeng dengan sosok seperti Wimar Witoelar. WW itu raksasa dalam ikon demokrasi Indonesia, dia tokoh besar. Orang yang sangat cerdas. Seandainya Gus Dur lama memegang jabatan tentunya fungsi-fungsi komunikasi dijalankan Wimar dengan baik. Sampai detik inipun Wimar masih menghidupkan komunikasi lewat jaringan yang dia punya. Dipilihnya WW sebagai juru bicara bukan karena kedekatan GD pada WW, tapi memang WW dianggap orang yang paling paham jalan pikiran GD. Di Indonesia jarang sekali orang yang memahami jalan pikiran GD, paling2 yang deket sama GD tuh orang2 yang pengen memanfaatkan popularitas GD saja demi keuntungan politik dirinya seperti Cak Imin. Namun yang memahami bagaimana jalan pikiran Gus Dur yang serius hanya sedikit, dan WW adalah salah satunya. Celah dalam kegagalan memahami pemikiran GD inilah yang kerap dimanfaatkan lawan-lawan politiknya, termasuk Amien Rais dan Kelompok disekitar Megawati untuk menggusur Gus Dur. Semustinya pada saat itu Amien Rais justru menjaga agar Duet Megawati dan Gus Dur terlaksana dengan baik, karena estafet reformasi bisa dijalankan dengan efektif. Gara-gara perbuatan Amien Rais yang sembrono itu kemudian kekuatan reformis besar yang ada ditangan GD dan Mega pecah berantakan sehingga kekuatan militer Orde Baruis muncul yang puncaknya justru menjadi Brutus bagi Megawati. Anton --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, rzain [EMAIL PROTECTED] wrote: Tiap orang mempunyai gaya sendiri, kalau Andi menjilat sudah lama dipecat SBY. Lagian Andi kan Ketua Partai Demokrat, Wimar hanya makan gaji.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Undangan Fadjroel Rachman (Malam Kemerdekaan untuk Semua!)
saudara fadjroel sahabatku, saya sangat mendukung sekali pencalonan anda jadi capres, seperti juga saya mendukung ratnasarumpaet, yuddie chrisnandi, rizal ramlie, rizal malarangeng dan lai-lain, pokoknya ada capres alternatif !, tapi satu hal perlu saya pertanyakan kepada saudara tentang gagasan nasionalisasi asset-asset negara dan sebagainya itu. bukankah negeri cina dan russia aja membuka diri pada modal dariluar negaranya. apakah tidak sebenarnya nanti nasionalisasi yang anda utara kan itu dijadikan senjata-politik dari capres yang mau berkuasa saat ini, untuk tetap menunjukkan dirinya sebagai good looking boy-nya para penanam modal, sehingga niat anda yang berani itu menjadi senjata makan tuan. jangan sampai nanti ada kesan yang dibuat oleh capres konservatif, bahwa anda sebenarnya hanya martir-nya para capres yang tetap kelihatan sebagai good looking boy-nya para penanam modal.salambambangsulistomo
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Djuwari, Tukang Panggul Jenderal Sudirman yang Terlupakan
Salam, Sepotong kain pemberian Almarhum Jend. Sudirman, agaknya, bisa nilainya lebih berarti oleh Bapak Djuwari, dibanding sebuah Roll Royce Phantom, yang kini sudah ada dan mulai dikendarai oleh mereka yang duduk di trias politica kita di jalanan Jakarta. Rakyat tidak boleh menderita, biarlah kita pemimpin yang menderita, kata Jend. Sudirman di saat bergerilya. Gerilya, salah satu cara melawan, antara lain, mengurangi korban sipil, di tengah keterbatasan yang ada. 63 tahun RI merdeka, adakah pemimpin mau menderita. Hampir dipastikan tak akan ada pemimpin kini mau naik mobil Daihatsu Ceria, walaupun fungsi mobil memindahkan seseorang dari satu titik ke titik lainnya, tak lebih, tidak menggerakkan pemimpin peduli kepada rakyat. Mereka peduli tehadap haknya, kelompoknya. Rakyat kebanyakan? Lihat saja alokasi penyaluran dana bank pemerintah, dan dana-dana lain yang sesungguhnya bisa membalik keadaan, yang bukan cuma slogan, Indonesia Bisa! wassalam, iwan piliang Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: KEDIRI, MINGGU - Djuwari (81), tukang panggul Panglima Besar Sudirman dalam perang gerliya melawan penjajah, mengaku rela terlupakan. Kami hanya berharap generasi muda saat ini bisa menerusan cita-cita pahlawan untuk bisa bebas dari segala bentuk penjajahan, katanya saat ditemui di rumahnya di Dusun Goliman, Desa Parang, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, Jatim, Minggu (17/8). Sehari-hari dia menghabiskan waktunya di sawah dengan kondisi ekonomi yang serba pas-pasan di sebuah desa yang berada di kaki Gunung Wilis. Tak banyak yang tahu mengenai kiprah lelaki tua renta itu dalam memperjuangkan bangsa Indonesia dari kungkungan penjajah. Padahal dia salah satu tukang panggul tandu Panglima Besar Sudirman yang saat itu sedang sakit dalam memimpin perang gerilya di kawasan selatan Pulau Jawa periode 1948-1949. Djuwari menuturkan, pada suatu pagi hari pada tanggal 6 Januari 1949, dia dan tiga temannya, Karso, Warto, dan Joyodari memanggul tandu panglima perang gerilya itu menuju Dusun Magersari, Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk untuk menghadapi para penjajah. Mereka berjalan kaki sekitar 30 kilometer dari Dusun Goliman menuju Dusun Magersari dengan melintasi kawasan perbukitan Gunung Wilis. Untuk menempuh perjalanan itu dibutuhkan waktu sehari penuh dengan beberapa kali istirahat, katanya. Dalam perjalanan tersebut, Panglima Sudirman dikawal Tjokro Pranolo, Supardjo Rustam, Suwondo, dan Heru Tjokro bersama pasukan bersenjata lainnya. Djuwari mengaku bahagia, kendati dalam perjalanan melelahkan itu dia dan tiga orang rekannya hanya mendapatkan hadiah berupa sepotong kain panjang dari Panglima Sudirman. Saat itu kami merasakan ikut berjuang, meskipun tidak dengan cara memanggul senjata seperti tentara lainnya, kata satu dari empat tukang panggul Panglima Besar Sudirman yang masih hidup hingga sekarang. Selama berada di Dusun Goliman, Panglima Besar Sudirman tinggal di rumah Badal. Di sebuah ruangan di rumah tersebut, Sudirman dan beberapa anggota pasukannya menyusun strategi menghadapi penjajah. Di dalam kamar berukuran 7x3,5 meter yang berada rumah joglo yang kini ditempati Suwandi itu masih terdapat beberapa perabotan, diantaranya dipan beralaskan tikar, kendi, cangkir, dan tempayan dari kuningan. Kamar ini sudah tidak pernah kami tempati lagi sejak dulu, karena kami anggap memiliki nilai sejarah perjuangan bangsa ini, kata Suwandi, salah satu anak Badal. Selama berada di Dusun Goliman, Panglima Sudirman menyamar sebagai mantri guru untuk menghindari mata-mata penjajah yang tersebar di mana-mana. Sayangnya bangunan bersejarah di Dusun Goliman itu hingga kini tak terawat. MBK Sumber : Ant http://kompas.com/read/xml/2008/08/17/12173319/djuwari.tukang.panggul.jenderal.sudirman.yang.terlupakan. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Markis/Hendra Sabet Emas Pertama untuk Indonesia
SELAMAT! � PUTRA-PUTRI BANGSA YANG BEKERJA KERAS MENGHARUMKAN NAMA BANGSA. � Mestinya para calon presiden dari 38 parpol mengirimkan ucapan selamat kepada tokoh-tokoh ini... � � --- On Sun, 8/17/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Markis/Hendra Sabet Emas Pertama untuk Indonesia To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Sunday, August 17, 2008, 12:36 AM BEIJING, SABTU - Ganda putra nomor satu Indonesia, Markis Kido/Hendra Setiawan, mempersembahkan emas pertama bagi kontingen Merah-putih di Olimpiade Beijing 2008. Pada partai final, Sabtu (16/8), mereka menang rubber set 12-21, 21-11, 21-16 atas pasangan China, Cai Yun/Fu Haifeng. Dengan demikian, Indonesia sanggup mempertahankan tradisi emas dari cabang olahraga bulutangkis di Olimpiade. Pasalnya, dari cabang inilah Indonesia selalu mendulang emas pada pesta olahraga terbesar di dunia tersebut. Keberhasilan Markis/Hendra tentu saja bisa mengobati kekecewaan publik Indonesia setelah di nomor tunggal putra, tak ada satu pun wakil yang bisa menyabet medali. Hanya di tunggal putri Indonesia bisa meraih perunggu lewat Maria Kristin. Indonesia masih berpeluang menambah satu medali emas dan perunggu. Karena, di nomor ganda campuran masih ada wakil, yakni pasangan Nova Widianto dan Lilyana Natsir yang menembus partai final, serta Flandy Limpele dan Vita Marissa yang akan bertarung memperebutkan medali perunggu. (LOU) LOU http://kompas. com/read/ xml/2008/ 08/16/22090077/ markis/hendra. sabet.emas. pertama.untuk. indonesia [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Budiman caleg
Srlamat ya utk Mas Budiman yg resmi jadi caleg PDIP bersama antar alain Rike duah Pitaloka. semogaterpilih... dan nggak lup apada tekad utk memarhaeniskan PDIP Salam HS
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso Keluarkan Kocek Pribadi Rp50 M untuk Bulutangkis
Kalau memang rela kan nggak usah woro woro memberi sumbangan. Biarlah orang lain yang memberikan penghargaan tapi nggak perlu lah ngomong sendiri. Serahkan kepada masyarakat ditanah air untuk menilai dan memberikan reaksi. � Salam BS --- On Mon, 8/18/08, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso Keluarkan Kocek Pribadi Rp50 M untuk Bulutangkis To: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] Cc: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Monday, August 18, 2008, 4:32 AM Ok itu pengorbanan Sutiyoso sang saudagar. Loh? Ya iya lah, masak ya iya dong? Kan orang bersalah bukan orang bersadong? (pinjam Megakarti). Coba hitung gaji Sutiyoso selama 10 tahun jadi gubernur dipotong ongkos2 kepentingan keluarganya! Apa sampe Rp. 50 M? Kalau bukan saudagar mana mampu nyumbang Rp. 50 M? Tapi kalau Sutiyoso bukan Saudagar, KPK harus tanya pengakuan Sutiyoso tsbut, duit dari mana itu?
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Djuwari, Tukang Panggul Jenderal Sudirman yang Terlupakan
Waktu gerilya di hutan-hutan Jenderal Sudirman sering dikira sebagai Sri Sultan oleh kebanyakan rakyat Jelata. Operasi perburuan Jenderal Sudirman pernah dilakukan NICA atas perintah langsung Van Langen namun gagal, operasi ini berlangsung lebih dari lima kali salah satunya melibatkan tentara khusus Divisi Van Zanten, Gadjah Putih dan juga pasukan khusus Marine Korps Belanda. Anton --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: KEDIRI, MINGGU - Djuwari (81), tukang panggul Panglima Besar Sudirman dalam perang gerliya melawan penjajah, mengaku rela terlupakan. Kami hanya berharap generasi muda saat ini bisa menerusan cita-cita pahlawan untuk bisa bebas dari segala bentuk penjajahan, katanya saat ditemui di rumahnya di Dusun Goliman, Desa Parang, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, Jatim, Minggu (17/8). Sehari-hari dia menghabiskan waktunya di sawah dengan kondisi ekonomi yang serba pas-pasan di sebuah desa yang berada di kaki Gunung Wilis. Tak banyak yang tahu mengenai kiprah lelaki tua renta itu dalam memperjuangkan bangsa Indonesia dari kungkungan penjajah. Padahal dia salah satu tukang panggul tandu Panglima Besar Sudirman yang saat itu sedang sakit dalam memimpin perang gerilya di kawasan selatan Pulau Jawa periode 1948-1949. Djuwari menuturkan, pada suatu pagi hari pada tanggal 6 Januari 1949, dia dan tiga temannya, Karso, Warto, dan Joyodari memanggul tandu panglima perang gerilya itu menuju Dusun Magersari, Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk untuk menghadapi para penjajah. Mereka berjalan kaki sekitar 30 kilometer dari Dusun Goliman menuju Dusun Magersari dengan melintasi kawasan perbukitan Gunung Wilis. Untuk menempuh perjalanan itu dibutuhkan waktu sehari penuh dengan beberapa kali istirahat, katanya. Dalam perjalanan tersebut, Panglima Sudirman dikawal Tjokro Pranolo, Supardjo Rustam, Suwondo, dan Heru Tjokro bersama pasukan bersenjata lainnya. Djuwari mengaku bahagia, kendati dalam perjalanan melelahkan itu dia dan tiga orang rekannya hanya mendapatkan hadiah berupa sepotong kain panjang dari Panglima Sudirman. Saat itu kami merasakan ikut berjuang, meskipun tidak dengan cara memanggul senjata seperti tentara lainnya, kata satu dari empat tukang panggul Panglima Besar Sudirman yang masih hidup hingga sekarang. Selama berada di Dusun Goliman, Panglima Besar Sudirman tinggal di rumah Badal. Di sebuah ruangan di rumah tersebut, Sudirman dan beberapa anggota pasukannya menyusun strategi menghadapi penjajah. Di dalam kamar berukuran 7x3,5 meter yang berada rumah joglo yang kini ditempati Suwandi itu masih terdapat beberapa perabotan, diantaranya dipan beralaskan tikar, kendi, cangkir, dan tempayan dari kuningan. Kamar ini sudah tidak pernah kami tempati lagi sejak dulu, karena kami anggap memiliki nilai sejarah perjuangan bangsa ini, kata Suwandi, salah satu anak Badal. Selama berada di Dusun Goliman, Panglima Sudirman menyamar sebagai mantri guru untuk menghindari mata-mata penjajah yang tersebar di mana-mana. Sayangnya bangunan bersejarah di Dusun Goliman itu hingga kini tak terawat. MBK Sumber : Ant http://kompas.com/read/xml/2008/08/17/12173319/djuwari.tukang.panggul. jenderal.sudirman.yang.terlupakan.
[Forum Pembaca KOMPAS] AirAsia Mengecewakan
Saya kecewa berat dengan pelayanan AirAsia sekarang ini. Pemesanan tiket pesawat ke Solo untuk tanggal 26 September 2008 yang sudah dibayar dibatalkan semena-mena. Sebenarnya kejadian pembatalan penerbangan ini adalah kejadian yang kedua. Kejadian pertama, penerbangan dari Batam ke Jakarta dibatalkan. Biaya tiket yang tidak jadi digunakan saya alihkan untuk booking tiket jauh-jauh hari untuk penerbangan ke Solo tanggal 26 September 2008. Dan ternyata penerbangan ke Solo inipun mereka batalkan. Petugas yang menerima telepon saya juga sangat tidak ramah. Saya jadi jengkel sekali. Kesalahan ada pada AirAsia, tapi meminta maafpun tidak! Janjinya dana akan direfund ke kartu kredit saya. Mari kita lihat apakah janji itu ditepati, karena saya banyak baca pengalaman buruk teman-teman yang tidak menerima refund yang dimaksud. Saya berjanji pada diri saya sendiri, tidak akan pernah lagi menggunakan jasa AirAsia. Salam, Sisca
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Markis/Hendra Sabet Emas Pertama untuk Indonesia
Hadiah yang sangat membanggakan bagi Indonesia, apalagi Hari Kemerdekaan Indonesia sedang diperingati. Dan bagi Markis dan Hendra adalah hadiah ulang tahun yang terbaik untuk mereka berdua yang dilahirkan pada bulan Agustus tgl 11 dan tgl 25. Selamat bagi Markis dan Hendra dan juga selamat ULTAH yang banyak artinya bagi negara dan bangsa Indonesia, juga bagi kalian berdua. Salam, Yuli --- On Sat, 8/16/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Markis/Hendra Sabet Emas Pertama untuk Indonesia To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Saturday, August 16, 2008, 1:36 PM BEIJING, SABTU - Ganda putra nomor satu Indonesia, Markis Kido/Hendra Setiawan, mempersembahkan emas pertama bagi kontingen Merah-putih di Olimpiade Beijing 2008. Pada partai final, Sabtu (16/8), mereka menang rubber set 12-21, 21-11, 21-16 atas pasangan China, Cai Yun/Fu Haifeng. Dengan demikian, Indonesia sanggup mempertahankan tradisi emas dari cabang olahraga bulutangkis di Olimpiade. Pasalnya, dari cabang inilah Indonesia selalu mendulang emas pada pesta olahraga terbesar di dunia tersebut. Keberhasilan Markis/Hendra tentu saja bisa mengobati kekecewaan publik Indonesia setelah di nomor tunggal putra, tak ada satu pun wakil yang bisa menyabet medali. Hanya di tunggal putri Indonesia bisa meraih perunggu lewat Maria Kristin. Indonesia masih berpeluang menambah satu medali emas dan perunggu. Karena, di nomor ganda campuran masih ada wakil, yakni pasangan Nova Widianto dan Lilyana Natsir yang menembus partai final, serta Flandy Limpele dan Vita Marissa yang akan bertarung memperebutkan medali perunggu. (LOU) LOU http://kompas. com/read/ xml/2008/ 08/16/22090077/ markis/hendra. sabet.emas. pertama.untuk. indonesia [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Pembodohan dan Pemalsuan Sejarah di Lokasi Proklamasi
Tidak ada yang bohong, waktu itu waktu Tokyo sama dengan waktu Jakarta jam 10,00 atau sekarang jam 08.00 WIB. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Wal Suparmo [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam, Kebodohan lain tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan adalah soal WAKTU.Selama zaman penjajahan Jepang, waktu yang berlaku di pulau Jawa adalah waktu TOKYO atau diamanakan waktu JEPANG.Dan ini baru diganti setelah pendaratan tentara sekutu di Jakata pada tanggal 23 Agustus 1945. Sehingga waktu diucapkannya proklamasi jam 10.00 waktu Jepang itu, sebenarnya adalah jam 08.00 waktu di Jawa. Salam, Wal Suparmo
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Politik Indonesia Dangkal, Non-Kader Dicalegkan
Dalam Pemilu 2004 lalu, ada tren penentuan nomor urut caleg sbg berikut: 1. Donator partai politik (bisa pengusaha ato pengurus partai yg berperan sbg pendulang dana bagi parpol) 2. Kader partai politik non-pendulang dana 3. Selebriti ato Akademisi (dosen, pengurus perguruan tinggi, dll). Apakah ini menjadi pakem dlm penentuan nomor urut? Tidak mutlak, tp lihat sajalah anggota DPR sekarang ini. Bagaimana dgn Pemilu 2009? Sami mawon sepertinya. Salam, Patrick Hutapea --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: http://kompas.com/read/xml/2008/08/17/20143380/politik.indonesia.dangkal.non-kader.dicalegkan. JAKARTA, MINGGU - Peneliti senior Centre for Strategic and International Studies, J Kristiadi, mengaku tidak jadi soal jika partai politik (parpol) tertentu memilih untuk mengambil orang-orang di luar kader parpolnya, seperti dari kalangan artis maupun profesional, untuk kemudian dijadikan sebagai calon legislatif. Hal seperti itu sah-sah saja untuk dilakukan namun tetap dengan hati-hati. Menurut Kristiadi, parpol yang bersangkutan harus mampu menunjukkan dirinya dapat menggembleng orang-orang luar tadi agar mampu dan mau memperjuangkan nasib rakyat begitu terpilih nanti. Pernyataan itu disampaikan Kristiadi, Minggu (17/8), saat dihubungi per telepon. Namun tetap, tambahnya, fenomena parpol memilih artis atau profesional di luar para kadernya untuk menarik dukungan suara seperti itu menunjukkan lemah dan dangkalnya kondisi perpolitikan di Indonesia. Semua itu menunjukkan kaderisasi parpol sangat buruk. Jika tidak, mereka kan tidak mau main comot kiri kanan orang luar. Saya bukan anti artis, namun bukan kah profesi mereka selama ini selalu memerankan orang selain dirinya? Apa bisa mereka nanti memperjuangkan nasib konkret rakyat? ujar Kristiadi. Anggapan siapa pun bisa menjadi politisi, seperti terjadi sekarang, dinilai Kristiadi menunjukkan kedangkalan dan pragmatisme politik dan para politisi parpol di Indonesia sekarang ini. Dengan jalan apa pun para politisi dan parpol itu berupaya keras mencari dukungan suara dari masyarakat, tanpa merasa perlu untuk mengetahui apakah orang yang diambilnya benar-benar punya komitmen sesuai dengan apa yang diperjuangkan parpolnya. Orang-orang yang asal dicomot itu, selain 'tidak berkeringat', tentunya sangat meragukan dan belum tentu bisa diharapkan mampu memperjuangkan nasib rakyat. Mereka akan tetap dimajukan, kecuali memang kenyataannya para politisi sekarang pikirannya sudah sedemikian dangkal, ujar Kristiadi. Wisnu Dewabrata Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kompas.com yang semakin vulgar
setuju mas Bambang Sulistomo, anda benar sekali. juga dalam menulis di milis ini. saya pun pernah kena atau tulisan saya dibalas dengan kata-kata yang tidak pantas. saya tidak bisa berbuat banyak, apalagi membalas ... bukan maksud mau sok suci nih he he he :) tapi dari situ saya bisa menilai bahwasanya ada pada kualitas mana orang tsb. salam, djs - Original Message From: Bambang Sulistomo [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Monday, 18 August, 2008 6:42:26 AM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kompas.com yang semakin vulgar Saya beberapa kali bertemu dengan orang-orang yang sering membaca milis ini, tentunya mereka juga orang-orang yang terpelajar juga, (bukan yang suka kentut, kecuali sehabis makan ubi lho). Akhirnya kita berdiskusi tentang berbagai permasalahan yang sedang hangat dinegeri ini. memang saya setuju bahwa keterbukaan informasi juga mengandung resiko, tetapi merekayasa keterbukaan menjadi semacam ke-semu-an juga akan berbahaya lho, artinya masyarakat tidak akan memperoleh informasi yang benar, ingat dong zaman pemerintahan yang otoriter dimana kedaulatan diberangus dengan rekayasa demokrasi yang berdasarkan pembangunan, pancasila dan uud 1945, kenyataannya apa bos ?, korupsi merajela, keadilan hanya untuk yang punya uang, hutan digunduli, profesionalisme dihancurkan (sekarang juga, apalagi enggak ada kedaulatan rakyat !). Kalau kita mau mengembangkan kedaulatan rakyat seperti yang tercantum dalam pancasila dan pembukaan uud 1945, keterbukaan itulah salah satu jawabnya. Saya kira milis ini masih ada etika-nya, kalau ada yang tersinggung itu wajar-wajar aja kan ? kalau tidak merasa bermanfaat untuk membacanya, ya tidak apa-apa, salambambangsulisto mo
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: soal liga inggris, astro, aora, dst
Sepakat sekali dgn opini Lilianto Apriadi, EPL, menurut saya, adalah kompetisi sepakbola terbaik di jagad ini. Kebanyakan penggemar sepakbola pasti tertarik utk menyaksikannya! Namun, apakah pemilik modal dlm dunia pertelevisian lokal tdk punya tanggung jawab moral utk mengangkat kompetisi sepakbola Indonesia ke tingkat yg lebih baik lagi? Oklah, terlepas dari carut-marut persepakbolaan Indonesia, sudah saatnya ada pihak-pihak yg berjuang demi supremasi kompetisi lokal di negeri sendiri. Dalam hal ini, media penyiaran lokal bertanggung jawab utk peliputan yg layak tidak setengah hati. Mata saya cape bila menonton pertandingan ulasan liga sepakbola Indonesia yg menggunakan kamera seadanya! Jgn harap ada 'instant replay' dgn 'multi-angle' ala EPL. Pasti penonton seperti saya banyak kehilangan momen penting. Lihat saja kiprah kompetisi sepakbola Jepang, J League. Jgn lupa dgn liga sepakbola Korea, K League! Kompetisi sepakbola lokal dapat menjadi raja di negeri sendiri, J League K League adalah buktinya. Menyoal Astro Nusantara Direct Vision, Saya pernah bekerja selama 2 bulan di Astro Awani, kanal berita Astro Nusantara (PT. Direct Vision). Astro Nusantara (PT. Direct Vision) punya keunggulan di bidang kanal-kanal khusus ('channel line up') yg dikelola sendiri, seperti Astro Awani (khusus berita), Astro Ceria (khusus program anak-anak), Astro Xpresi (khusus musik gaya hidup), dsb. Namun, pengelolaan kanal-kanal tersebut disubkontrakkan, dialihdayakan, di-'outsource', atau apapun istilahnya ke PT. Adhi Karya Visi (AKV). AKV berperan sebagai penyedia isi siaran ('content provider') bagi Astro Nusantara (PT. Direct Vision). Terbersit sejumlah pertanyaan di benak saya, apakah UU Penyiaran mengatur tentang hal ini? Bagaimanakah kredibilitas pemberitaan bila pengelolaan media dijalankan dgn sistem di atas? Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yg muncul. Salam, Patrick Hutapea --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, lilianto apriadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Armando, sebenarnya alinea terakhir dari tulisan Anda sudah menjawab. Kita mau dibulan-bulani karena pada awalnya kita sendiri yang siap dibulan-bulani mereka. Harga siaran yang tadinya begitu murah, pihak televisi kita yang jor-joran harga tinggi. Dari sinilah akhirnya pihak asing melihat, televisi kita memang banyak yang mau dengan harga tinggi. Hukum ekonomi pun tercipta, ada demand ada supply. Kalau kita ingin melihat lebih luas lagi sebenarnya bisa. Apakah benar Liga Inggris, Liga Italia, dan sebagainya itu pantas dihargai demikian tinggi? Buat ekonomi berikut segala aturannya bisa diperdebatkan, tapi kita bisa lihat apakah kompetisi-kompetisi itu mampu mengangkat prestasi sepakbola Indonesia? Sampai kini belum, timnas kita masih terpuruk, jangankan tingkat dunia atau Asia, di Asia Tenggara saja keteter. Memang dapat menggairahkan kompetisi sepakbola kita, tapi jangan lupa ikut melahirkan sikap jor-joran mengeruk dana dari APBD untuk membeli kebanyakan pemain asing. Laporan keuangan mereka juga banyak yang amburadul. Belum lagi pemanfaatan klub-klub tersebut untuk Pilkada dan sejenisnya. Penonton juga mudah melihat ketimpangan itu, sehingga mereka sepertinya meminta bagian dengan gampang sekali membuat kerusuhan. Bukan ingin sama sekali anti terhadap siaran-siaran mahal itu, dulu tanpa siaran-siaran itu kesebelasan nasional kita disegani bukan hanya di Asia Tenggara tapi juga Asia. Arah pendapat saya, ya kita sewajarnya saja. Kalau harganya terbilang tinggi dan akhirnya menguatkan posisi pihak asing, kita terima tanpa berlebihan. Alangkah terpujinya kalau biaya besar itu misalnya dimanfaatkan untuk pembinaan sepakbola usia dini. Masyarakat kita pun diberikan kedewasaan dalam belajar. Jepang dan Cina sudah membuahkan hasil dengan munculnya komunitas-komunitas penggemar klub, timnas mereka sudah muncul di Piala Dunia. Padahal pada tahun 1970-an, mereka masih di bawah kita. Komunitas di kita baru pada nonton bareng, tur, dan kumpul-kumpul. Jelas ini akan menguntungkan penyelenggara siaran. Nilai hakiki dari siaran maupun industri sepakbola tetap pada prestasi tim nasional. Saya mendukung usaha Anda agar siaran-siaran ini menjadi murah dan dirasakan orang banyak. Tinggal kini adalah keberanian pihak TV Indonesia bersatu padu untuk memurahkan harga. Jangan sampai kejadian pada awal-awal siaran, ada stasiun yang nyelonong dengan harga tinggi. TVRI sudah kembali kepada siaran olahraga (Olimpiade Beijing) karena fungsinya sebagai TV publik. Kenapa TV lain tidak bisa kembali kepada siaran yang proporsional? Salam Llianto Apriadi
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Skenario iklan Sutrisno Bachir
Bung Anton, capek capek mikirin iklan SB yang ideal menurut anda, mudah mudahan bukan karena kepingin ditarik dalam tim kreatif itu kan, hehe. Terus terang dengan penampilan pengusaha pengusaha di Kabinet Indonesia Bersatu, saya sedang tidak percaya pada kredibilitas pengusaha masuk panggung politik. Yang sudah sudah, pengusaha bukannya memajukan perekonomian, tapi memanfaatkan jabatan untuk kemajuan konglomerasi mereka. Sebesar apapun dan sekaya apapun pengusaha itu. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] wrote: Bachir tuh blo'on banget pake jual nama Suster Apung, kalo gue yang jadi manajer kampanye dia, gue jual aja cerita dirinya kenapa dia jadi sukses, soalnya gue tau banget gimana dulu kerenya dia dari cerita- cerita Bokap gue yang sohib kentelnya dia. Tapi dia berhasil emang dari kerja keras dan kepandaian dia dagang Batik serta keuletannya yang luar biasa. Bisa aja dia disetting seperti ini : Sutrisno Bachir lahir di Pekalongan...lalu ada adegan anak kecil yang mirip dia dan pipinya tembem sekolah di SD kampung. Lahir dari kesederhanaan, besar dalam penderitaan. Tapi jiwanya yang keras mampu menaklukkan kehidupan. lalu gambarkan perjuangan dia mbakul batik jaman dia masih kuliah( ada adegan dia numpang dari satu truk ke truk lain dari Yogya ke Jakarta) lalu endingnya keberhasilan dia jadi pengusaha muda di Jakarta yang puncaknya jadi Pengusaha besar dan sukses luar biasa. Trus di adegan iklan SB, buat adegan rumahnya jaman dia kecil yang bobrok dan adegan rumahnya dia yang besar di Pondok Indah seraya ada kata-kata : Lihatlah perbedaan ini, saya bisa mengubah diri saya, saya bisa mengubah nasib saya dengan perbuatan-perbuatan saya yang direstui Tuhan, maka saya Sutrisno Bachir akan merubah Indonesia dari kesengsaraan menuju Kemakmurankarena hidup adalah Perbuatan mangkanya Oom Tris mesti cari orang kreatif jangan orang medioker yang cuman bisa berpikir linier aja hehehehe Anton (kalo tiba-tiba tim sukses SB niru-niru ide saya, berarti memang tim sukses SB kagak kreatif...)
[Forum Pembaca KOMPAS] Setelah UPACARA, lalu?
Dear all Peringati kemerdekaan hanya dengan upacara? lalu siswa dan semua warga sekolah pulang sebelumnya tak ada kegembiraan setelah upacara juga tak ada Sayang sekali 63 tahun merdeka Anda masih belum bisa bergembira lanjutan tulisan ini silahkan disimak disanahttp://dedidwitagama.wordpress.com/ Mari Terus berjuang Saudaraku Dedi Dwitagama - [EMAIL PROTECTED] Find me more at: http://dedidwitagama.wordpress.com/ http://trainerkita.blogspot.com/ http://fotodedi.wordpress.com/ SMK Negeri 3 Jakarta - Siapkan Tenaga Kerja Bermutu Vocational Educational School on Business Manajemen Program Keahlian: Adm Perkantoran, Akuntansi, Penjualan Jl. Garuda 63 Kemayoran Jakarta Pusat (T) 62 21 4209629 - 62 21 42889104 (F) 62 21 4209629 (E) [EMAIL PROTECTED] (S) http://smk3jakarta.net [Non-text portions of this message have been removed]
Balasan: [Forum Pembaca KOMPAS] Artis-artis Masih Jadi Figuran di DPR
Soal kemampuan berperan sebagai anggota DPR dan DPRD, sebetulnya bukan hanya artis, tetapi juga yang non artis, yang menjadi politisi dadakan. Pendidikan tidak mendukung, pengalaman tidak mendukung, track record dibidang politik apalagi. Dalam situasi seperti itu, apa yang bisa diharapkan dari mereka? Partai Politik yang diharapkan mampu mendidik kadernya menjadi politisi handal, kenyataannya jauh panggang dari api, sangat menyedihkan. Bukannya mengurus rakyat, mereka hanya sibuk gontok - gotokkan sendiri. Salam, Adyanto Aditomo Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: http://kompas.com/read/xml/2008/08/18/05533512/artis-artis.masih.jadi.figuran.di.dpr JAKARTA, SENIN - Setidaknya ada tujuh anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang berlatar belakang artis di DPR 2004-2009. Secara umum, mereka dinilai belum menunjukkan kinerja menonjol di bidang legislasi, pengawasan, atau anggaran. Ibarat dalam film, mereka masih seperti figuran, belum sebagai pemeran utama. Menurut penilaian Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Indonesia, sampai saat ini ada atau tidak ada artis di DPR sama saja. Keberadaannya belum memberi pengaruh signifikan. PSHK adalah salah satu lembaga nonpemerintah yang banyak memantau kinerja parlemen. Kinerjanya tidak menonjol. Ini kata halusnya, kata Bivitri Susanti, peneliti senior dari PSHK. Meski demikian, dari pengalaman berinteraksi dengan sejumlah artis di DPR, Bivitri menilai ada beberapa artis yang memiliki kemauan belajar tinggi sehingga bisa berperan. Tetapi, ada juga yang tidak mau belajar. Kalau bicara juga umum sekali. Hanya memesonakan ketimbang substansi, paparnya. Pada Pemilu 2009, artis yang ingin mencalonkan diri sebagai anggota DPR diharapkan partai melakukan pembekalan lebih awal. Dengan demikian, mereka mengetahui mekanisme kerja DPR, paham apa yang harus diperbuat di komisi, dan bagaimana mengelola konstituen menjadi kekuatan politik. Berperan di komisi Nurul Qomar, anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat, mengakui, para artis yang saat ini berada di DPR belum menonjol, terutama dalam rapat-rapat paripurna. Namun, dalam rapat-rapat komisi sudah berperan. Dalam rapat komisi, saya selalu diberi kesempatan bertanya. Mereka berharap dari letupan-letupan saya bisa mencairkan suasana, kata Qomar yang pelawak itu. Pada tahun pertama memang dia sempat kesulitan berbaur. Apalagi sebagai pelawak sering dianggap sebagai sudra, kelompok paling rendah. Namun, pada tahun-tahun berikutnya ia sudah bisa beradaptasi. Untungnya saya mimikri. Kalau abu-abu cepat jadi abu-abu, kalau hijau cepat jadi hijau, ujarnya tertawa. Guruh, meskipun jarang kelihatan, menurut Qomar, harus diapresiasi karena giat membangun seni budaya di Indonesia. Dede Yusuf bahkan sudah menjadi Wakil Gubernur Jawa Barat. Dalam rapat paripurna, para artis belum banyak bersuara karena setiap fraksi sudah punya skenario, mengatur siapa yang perlu bicara dan tidak, siapa yang menjadi penyerang, dan siapa yang harus menjadi bek kanan atau bek kiri. Ketua F-PAN Zulkifli Hasan menilai, kinerja artis di DPR memang tak bisa digeneralisasi, tetapi harus dinilai orang per orang. Selain Dede Yusuf, beberapa artis dari fraksi lain juga dinilai memiliki kinerja baik, antara lain Angelina Sondakh, Adjie Massaid, dan Marissa Haque. Tetapi, memang, ada juga artis yang tidak terdengar, ucapnya. Pembekalan artis sebelum menjadi anggota DPR, menurut Zulkifli, memang menjadi sangat penting mengingat tugas seorang anggota parlemen adalah berbicara menyuarakan kepentingan rakyat. Menurut Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Tjahjo Kumolo, partai juga tidak sembarangan merekrut artis menjadi caleg. Tjahjo menjamin artis-artis yang dicalonkan PDI-P bukan sekadar memanfaatkan keartisannya, tetapi juga punya kapasitas berpolitik. (SUT) - Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga. [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso Keluarkan Kocek Pribadi Rp50 M untuk Bulutangkis
Jangan cepat menuduh dong. Diluar anggaran yang diberikan oleh pemerintah tidak berarti dari uang pribadi. Kan bisa juga dari sponsor. Di satu sisi sebaiknya kita jangan menebar kebencian dan kecurigaan diantara anak bangsa ini, tetapi di sisi lain sebaiknya Sutiyoso juga harus menjelaskan sumber dana bantuan itu asalnya dari mana. Semoga saja itu bukan hasil korupsi
[Forum Pembaca KOMPAS] Website kompas.com lelet - WAS:Kompas.com yang semakin vulgar
Website kompas.com versi baru ini berat sekali dibukanya, mending versi lama beberapa bulan yang lalu. Ketika mengklik link di halaman utama untuk membaca berita secara lengkap, responnya sangat lambat mirip hang, kemungkinan mengirimkan script tertentu yang membuat lelet. Saya memakai browser firefox dan internet speedy. Untuk membuka situs lain tidak ada yang bermasalah, kecuali kompas.com versi baru ini. Tapi untuk kompas.com versi cetak tetap cepat seperti dulu. Rgds, Har.- On 8/16/08, Mohamad Adriyanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Kompas.com yang semakin vulgar... ikut sedih... http://teknohikmah.blogspot.com/2008/07/kompascom-yang-semakin-vulgar.html Salam, adriyanto
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Djuwari, Tukang Panggul Jenderal Sudirman yang Terlupakan
Ngomong-ngomong tentang Soedirman, Saya punya paklik kerabat jauh di Desa Tegalombo, Pacitan. Dulu sewaktu Pak Dirman lewat wilayah ini, paklik saya itulah yang banyak memberikan gambaran mengenai geografi daerah tersebut dan bagaimana menembusnya. Dan paklik ini pulalah yang menyarankan seorang bapak muda, yang tengah berbahagia dikaruniai seorang anak lelaki. Aja le. Aja mbok jenengi kuwi. Gantinen jeneng mburine (Jangan Nak. Jangan kau beri nama belakangnya dengan nama itu). Gendroyono, gantinen Yudhoyono. Maka, sang bapak muda itupun menurut dan mengganti namanya seperti saran paklik ini. Dan akhirnya, anak dari bapak muda bernama Sutikno ini, namanya seperti yang sekarang: Susilo Bambang Yudhoyono. Begitulah sepenggal kisah sejarah yang terlupakan... Salam hangat, Wisnuhardana Palmerah From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of anton_djakarta Sent: 18 Agustus 2008 15:13 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Djuwari, Tukang Panggul Jenderal Sudirman yang Terlupakan Waktu gerilya di hutan-hutan Jenderal Sudirman sering dikira sebagai Sri Sultan oleh kebanyakan rakyat Jelata. Operasi perburuan Jenderal Sudirman pernah dilakukan NICA atas perintah langsung Van Langen namun gagal, operasi ini berlangsung lebih dari lima kali salah satunya melibatkan tentara khusus Divisi Van Zanten, Gadjah Putih dan juga pasukan khusus Marine Korps Belanda. Anton
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] AirAsia Mengecewakan
saya juga mempunyai pengalaman yang sama dimana saya melakukan pemesanan tiket air asia pada bulan juni 2007 untk penerbangan juni 2008 tapi satu minggu sebelum keberangkatan waktu departure yang seharusnya jam 13.00 dari padang ke jakarta di delay sampai ke jam 22.00.terbang murah??? air asia kok bisa dapat penghargaan ya, jangan-jangan award nya cuman akal2 an n dibayar alias main belakang tuk mendongkrak rating aja. salam iswandy --- On Mon, 8/18/08, Stephanie Sisca [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Stephanie Sisca [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] AirAsia Mengecewakan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Monday, August 18, 2008, 4:33 AM Saya kecewa berat dengan pelayanan AirAsia sekarang ini. Pemesanan tiket pesawat ke Solo untuk tanggal 26 September 2008 yang sudah dibayar dibatalkan semena-mena. Sebenarnya kejadian pembatalan penerbangan ini adalah kejadian yang kedua. Kejadian pertama, penerbangan dari Batam ke Jakarta dibatalkan. Biaya tiket yang tidak jadi digunakan saya alihkan untuk booking tiket jauh-jauh hari untuk penerbangan ke Solo tanggal 26 September 2008. Dan ternyata penerbangan ke Solo inipun mereka batalkan. Petugas yang menerima telepon saya juga sangat tidak ramah. Saya jadi jengkel sekali. Kesalahan ada pada AirAsia, tapi meminta maafpun tidak! Janjinya dana akan direfund ke kartu kredit saya. Mari kita lihat apakah janji itu ditepati, karena saya banyak baca pengalaman buruk teman-teman yang tidak menerima refund yang dimaksud. Saya berjanji pada diri saya sendiri, tidak akan pernah lagi menggunakan jasa AirAsia. Salam, Sisca [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] INDOSAT PAYAH DEH. TELKOMNET INSTANT, PUN DEMIKIAN
Dear all, Ada yang punya pengalaman dengan dial-up internet lewat indosat? Sekian lama saya dibuat bingung karena sulitnya dial-up. Teman-teman pada ramai-ramai beli modem. Ya, kalau saya juga ikutan beli modem, rugi dong langganan indosat. Alasannya, jaringan Telkom rusak. Saya dianjurkan ke kantor indosat saja atau pakai saluran Star One. Saya menelpon 108 untuk sambungan telkomnet yang juga tak bisa. Dianjurkan ke 147-2, yang mesin penjawabnya cuma berputar-putar minta tekan 1-2-3 kemudian terimakasih. Bayangkan selama liburan berapa peluang kita yang hilang karena tak bisa mengakses internet. Apa ini bukan dari bagian kompetisi yang tak sehat? Kalau sambungan gagal atau tak bisa dipakai, siapa yang membayar kerugian konsumen? Saluran hp pun demikian. Setelah biaya pulsa tiba-tiba turun drastis hingga 50-75% gara-gara persekongkolan antar provider ketahuan, sekarang biaya pulsa pelan-pelan naik kembali. Sambungan juga terlalu sering gagal. Atau kirim sms tak sadar selalu berulang. Teknik mengelabuhi konsumen gaya baru? Senang bila ada yang member pencerahan. Wass, Triyatni
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso Keluarkan Kocek Pribadi Rp50 M untuk Bulutangkis
Gajinya memang kurang lebih Rp 5 juta/bulan, tetapi ada pendapatan lain yang halal 2,5 % pertahun dari PAD yang trilliunan. Kacil kalau hanya disumbangkan RP.50 MILYARD ke PBSI --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Ok itu pengorbanan Sutiyoso sang saudagar. Loh? Ya iya lah, masak ya iya dong? Kan orang bersalah bukan orang bersadong? (pinjam Megakarti). Coba hitung gaji Sutiyoso selama 10 tahun jadi gubernur dipotong ongkos2 kepentingan keluarganya! Apa sampe Rp. 50 M? Kalau bukan saudagar mana mampu nyumbang Rp. 50 M? Tapi kalau Sutiyoso bukan Saudagar, KPK harus tanya pengakuan Sutiyoso tsbut, duit dari mana itu?
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Jimly Diberhentikan dan Diangkat Kembali
Dari jauh2 di Houston, Texas: Selamat Oom Jimly. Sukses selalu. salam, sensei deddy mansyur university of houston www.uh.edu/shotokan - Original Message - From: Bambang Sulistomo [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Sunday, August 17, 2008 6:02 PM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Jimly Diberhentikan dan Diangkat Kembali Makanya itu om jimmly tampaknya agak menahan diri untuk mendiamkan pada saat terjadi pelanggaran pada uud 1945, dari uu pemilu mengenai sembilan partai ploitik yang diberikan ke-istimewaan ikut pemilu 2009. Padahal sekarang kpu justru melanggar lagi dengan menerima keputusan ptun, meskipun itu melanggar uu pemilu. kpu akhirnya bernuansa diskriminatif dan cenderung lebih berani melawan mahkamah konstitusi (dan uud 1945-nya) daripada ptun (yang putusannya melanggar uu pemilu itu sendiri bos !). Ayo om jimmly, mana semangat wong kito galo ? mari kita bersihkan para pelanggar uud 1945 itu, salam bambangsulistomo ,
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Edhie Yudhoyono, Caleg Jalur Keluarga
beda ya mas Bambang Sulistomo ... jubir presiden sekarang dengan jubir nya presiden jaman ORBA. yang satu bisa bicara lancar, lugas dan lepas tanpa check recheck, cross-check dll dll dan yang lalu yang super sangat hati-hati sekali sehingga terkesan gagap ... pilih yang mana nih mas e ... :) salam, djs - Original Message From: Bambang Sulistomo [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Cc: [EMAIL PROTECTED]; kartono mohammad [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, 15 August, 2008 8:30:20 AM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Edhie Yudhoyono, Caleg Jalur Keluarga yang saya paling sedihkan adalah pernyataann andi malarangeng, berapa kali dia sudah melakukan kebohongan publik kan? seperti waktu andi membantah bahwa sby pernah berjanji tidak akan bersedia menaikkan harga bbm, ternya semua media elektronik punya rekaman ucapan sby tersebut, juga waktu andi mengatakan bahwa sby tidak mengnal si ayin/arthalyta yang bahenol itu, eh adhie massardi mengatakan bahwa dia menemani gus-dur waktu menerima tamu sby yang diantar oleh ayin, ya kan ? Jadi kalau andi ngomong gitu, soal anaknya sby, bisa aja sewaktu-waktu di bantah lagi, kagak usah bengong beh, Sekarang andi dilarang menjadi anggotra legislatif dari demokrat oleh sby, jangan-jangan karena sby udah mulai curiga kalau-kalau andi nantinya balik arah dan akan bantuin si-celi-Rizal M yang saudaranya itu sebagai kompetitor-nya sby, hehehehe, salambambangsulisto mo sbysalambambangsuli stomo.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] ku mati in dehTV siaran dr Istana
ynag salah adalah ketika ada karya seniman yg lebih bagus dan lebih pantas di nyanyikan jadi tersingkir oleh sebuah karya kekuasaan kenap nggak tunggu engakuan dipilih di jaman presiden lain ? HS At 11:13 PM 17-08-08, you wrote: La apa yang salah? Bukan, bukan membela SBY. Siapapun presidennya, apakah salah memperdengarkan karyanya dalam acara seperti itu. Membandingkan karya Ismail Marzuki dengan lagu karya SBY tidaklah relevan. Anda sudah mengambil tindakan benar mematikan televisi, itulah hak yang harus anda ambil bos. Tapi biarkan juga hak berjuta rakyat Indonesia yang ternyata menikmati karya SBY, dengan tidak mematikan TV. Saya bangga punya presiden yang seniman, bisa mencipta lagu, dan mau memperdengarkan lagunya kepada halayak. Toh pekerjaan pencita lagu itu bukan pekerjaan hina.(mungking karena saya beekecimpung dalam dunia seni musik). Saya bisa memilah2 rasa suka atau tidak suka terhadap seseorang, tanpa menilai hasil karya atau usahanya. Kalau memang bagus dan bermanfaat ya sok atuh. Bukan karena tidak suka orangnya lantas tidak suka karyanya hehehehe. Cuma pendapat aja, jangan masukin ati.
[Forum Pembaca KOMPAS] KBI Dukung Perpanjangan Jabatan Sutanto
Salam hormat. Ini kutipan berita dari situs tetangga pada 12/08/2008 15:49. Saya selundupkan ke milis kita ini sekedar untuk update suasana dan juga permintaan saran. Karena hanya kepada situs yang ini saya ngomong begini. Nah, kalau sohib-sohib FPK menganggap hal ini perlu dipublikasikan lebih luas, saya akan ikhtiarkan untuk itu. Terima kasih. Salam. Adhie M Massardi KBI Dukung Pepanjangan Jabatan Sutanto IMeski hampir seluruh aktivisnya berurusan dengan pihak kepolisian karena dituding mendalangi aksi unjuk rasa 24 Juni di Jakarta, Komite Bangkit Indonesia (KBI) sepakat untuk mendukung perpanjangan tugas Jenderal (Pol) Sutanto sebagai Kapolri. Kalau menurut kami, Sutanto harus terus kita dukung untuk diperpanjang masa tugasnya sebagai Kapolri sebab akan sangat ampuh mengangkat citra capres-capres dari kalangan sipil yang akan maju pada Pilpres 2009, kata Juru bicara KBI Adhie Massardi kepada INILAH.COM Selasa (12/8) di Jakarta. Menurutnya, pemburuan dan penangkapan yang dilakukan Polri selama ini terhadap kalangan aktivis yang membela kepentingan rakyat, ternyata mencitrakan figur Presiden SBY sebagai presiden yang represif dan anti demokrasi. Rakyat kan menyaksikan sendiri bagaimana gaya kepemimpinan Sutanto sebagai Kapolri, penanganan terhadap aksi-aksi unjuk rasa dan aktivitas kalangan aktivis pada masalah-masalah bangsa. Kan sekarang dari beberapa survei, kita bisa lihat bahwa popularitas SBY turun, ratingnya jeblok. Dampak lainnya, capres lain yang berlatar-belakang militer juga ikut kena getahnya sebab rakyat jadi kembali takut pada pemimpin militer yang dikuatirkan akan sama represifnya kalau memimpin nanti. Rakyat kita itu sudah lelah dengan gaya militeristik Orde Baru, papar Adhie. Mantan jubir kepresidenan era Gus Dur ini juga menambahkan bahwa diperpanjangnya masa tugas Sutanto tidak perlu dipolemikkan. Buat kami, itulah nanti jasa yang akan diberikan Sutanto jika masa jabatannya diperpanjang sebagai Kapolri. Tidak apa-apa, biar saja. Toh tidak lama, tapi kita akan mendapatkan dampak yang jauh lebih besar. Capres-capres sipil bisa mendapat dukungan yang sangat besar dibanding capres militer Biar saja Sutanto tetap jadi Kapolri, kita sabar saja selama setahun lagi, pungkas Adhie. [L6]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Suster Apung Merasa Ditipu Soetrisno Bachir
namanya aja suster-apung ya mbak ? tapi kan bukan berarti si mbak suster apung itu mudah diapung-apungkan oleh para politisi kan ?, disinilah kecermatan mas sutrisno b itu harus diuji atau menguji dirinya sendiri aja dulu deh, yo mas trisno, salambambangsulistomo 2008/8/17 Wal Suparmo [EMAIL PROTECTED] Salam, Cocok dengan wataknya, SB sudah MENYODOK dan MELEMPARKAN kesalahan kepada B iro Iklannya.Rupanya sblum ikln itu diputar, tidak pernah diperlihatkan kepada SB dulu.Yang paling repot nantinya kalau dia bilang LUPA dan TIDAK KENAL. Wasalam, Wal Suparmo
[Forum Pembaca KOMPAS] Tentang Merah Putih di Gubernuran Makassar
Menyaksikan upacara kemerdekaaan yang berlangsung di Gubernuran Makassar membuat saya sedikit sedih. Kita tahu ketika hari kemerdekaan, hampir semua selain bendera, umbul-umbulpun bernuansa merah putih. Di gubernuran Makassar kita menyaksikan merah putih menjadi taplak meja yang di tasnya diletakkan makanan dan minuman. Saya membayangkan kotoran-kotoran yang akan merusak kebersihannya. Memang dia sekedar merah putih, tetapi sungguh tak tega dia diperlakukan demikian pada hari yang bersejarah ini. Wass, Triyatni NB: Mohon yang dekat dengan Gubernur Sulsel, tolong disampaikan.
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Untung aku enggak jadi nipu Negara sendiri
uad r zain, ada kok teman saya yang pernah menolak jadi jurubicaranya sebuah perusahaan besar, katanya untung aku dulu menolak , sebabnya dia sangat mengetahui bahwa perusahaannya itu tukang nipu soal pembayaran pajak, katanga lagi untung aku enggak jadi nipu negara sendiri!. jadi sebenarnya masih banyak kok orang yang punya kepribadian unggul, salambambangsulistomo. 2008/8/16 rzain [EMAIL PROTECTED] Orang bekerja baik kok disangka mempermalukan dirinya sendiri. Justru kita2 harus malu kok tidak terpilih jadi jubir SBY
[Forum Pembaca KOMPAS] Pak Sjafe'i, wartawan yang nyentrik
Setiap melihat tempar bersejarah di Jakarta saat ini, saya selalu teringan tulisan alm. Sjafe'i Hassanbasari (Iie) ini, tulisan yang kritis dan menggugah kesadaran kita untuk menelusuri tempat2 yang benar-benar bersejarah. Pak Sjafe'i, wartawan yang nyentrik, kalau bicara suaranya keras, merokok tidak pernah berhenti. Saya pernah ke ruang tunggu di redaksi Kompas di Palmerah, waktu itu diajak Mustofa Abd Rahman wartawan Kompas di Cairo bertemu dengan Pak Sjafe'i. Di ruangan ber-AC, yang tentu saja tidak boleh merokok, Pak Sjafe'i merokok Dji Sam Soe. Sikapnya cair, dan penuh humor. Waktu itu, Mas Tommi (Suryopratomo) yang masih menjabat pemred Kompas ikut bergabung. Pak Sjafe'i bercanda Mi.. ini vitamin sambil menyodorkan rokok ke Suryopratomo sambil tertawa terbahak-bahak. Pak Sjafe'i cerita pengalamannya sebagai wartawan, dari meliput NU--yang menjadi keahliannya--Senayan, hingga pameran pesawat, termasuk Sukhoi yang zaman itu sedang menjadi berita. Ketika keluar kantor Kompas, saya tanya Mas Mustofa, Mas itu Pak Sjafe'i kok berani banget merokok di ruangan ber-AC dan ada Pemrednya, apa tidak ada yang melarang? Mas Mustofa menjawab, siapa yang mau larang dia Semoga Pak Sjafe'i damai di alam sana. alfatihah.. Guntur
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Perayaan HUT Kemerdekaan RI di Gereja
Sama dengan di gereja tempat saya beribadah: Ibadah pada tanggal 17 Agustus diawali dengan bersama-sama menyanyikan, layaknya menyanyikan pujian, lagu Indonesia raya dengan berdiri dan sikap sempurna. � Selanjutnya diteruskan�dengan ibadah seperti biasanya. Khotbah membahas kemerdekaan sebuah bangsa, and so forth... � Saya pikir ibadah di minggu saat 17 Agustus bagus juga dapat mencoba��perayaan seperti di gereja kami itu lho, sederhana, khidmat dan tentu warga sudah melakukan perayaan di kelurahan dan di tempat lain... � �� � � � � --- On Sun, 8/17/08, rajagukguk andre [EMAIL PROTECTED] wrote: From: rajagukguk andre [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Perayaan HUT Kemerdekaan RI di Gereja To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Sunday, August 17, 2008, 7:25 PM Perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-63, tidak hanya diselenggarakan dilapangan upacara saja. Tapi juga di Gereja. Hal ini terjadi di HKBP Ressort Pearaja, Tarutung.� Umat HKBP Pearaja dengan sorak sorai menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dilanjutkan dengan mengheningkan cipta sesaat setelah Ibadah Minggu selesai dilaksanakan.� Merdeka... See u in http://hkbp. or.id [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Dirgahayu R.I. 17-08-2008
Pelajari matang-matang, pejabat2 yang hanya acting dan pejabat2 yang benar2 jujur - you decide 17-8-2008 Istana Merdeka, Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih, http://www.youtube.com/watch?v=4k9euV8e_l8 http://www.youtube.com/watch?v=MtWoBtnso_0feature=related http://www.youtube.com/watch?v=5YDdiqcB4rMfeature=related http://www.youtube.com/watch?v=ok6RDvI7PGofeature=related http://www.youtube.com/watch?v=zj-vYXt6CV4feature=related http://www.youtube.com/watch?v=tHiwnz3CY_4feature=related http://www.youtube.com/watch?v=vNKTWVEyh4Ifeature=related salam, sensei deddy mansyur university of houston www.uh.edu/shotokan - Original Message - From: Lisman Manurung To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, August 17, 2008 8:38 PM Subject: Re: [mediacare] Dirgahayu R.I. 17-08-2008 Dirgahayu Rek. Kemerdekaan Indonesia bukan semata-mata berakhirnya penjajahan-penjajahan, tetapi kemerdekaan jiwa, kemerdekaan orang-perorang untuk menjadi dirinya sendiri, kemerdekaan untuk menerima perbedaan dalam kebersamaan, dalam suatu wadah negara modern bagi siapa saja yang menerima Indonesia sebagai negerinya, pilihan dan tempat mengabdikan diri dalam gelanggang kompetisi global. Indonesia yang plural merupakan fenomena negeri di Timur, yang terdiri dari lebih dari 10 ribu pulau, ratusan suku, beragam etnis. Indonesia berbeda dengan India, Pakistan atau RRC yang relatif homogen dari segi etnis. Dan berbeda dengan Pakistan atau Swedia yang homogen dari segi agama. Indonesia adalah Indonesia, sebagai negeri yang kemerdekaannya dipimpin oleh putra-putri bangsa sejati... Sekali lagi Merdeka!
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Terjatuh, Pedang Komandan Upacara Penurunan Bendera]
Sebenernya pedang yg digunakan tdk akan bisa jatuh kalo komandan upacara tersebut benar2 melilitkan tali yg ada ke jari2 tangannya, mungkin dia lupa atau menganggap remeh pegangan pedang yg seharusnya dililitkan talinya ke jari2 tangannya. Atau memang tentara kita sekarang kurang latihan dan sdh terlalu banyak kegiatan bisnis, maklum aja marinir khan banyak digunakan untuk pengamanan bos2 dan perusahaan2 swasta dengan imbalan tertentu. Sent from my ThumbBerry� powered by Sinyal Kuat BUEMOON -Original Message- From: Bambang Sulistomo [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, 18 Aug 2008 06:54:19 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Terjatuh, Pedang Komandan Upacara Penurunan Bendera] wah ini pasti akan jadi bahan perdebatanya yang merasa jadi paranormal. dulu zaman almarhum pak harto, saya lupa tahun berapa, ada upacara kenegaraan juga untuk memeperingati detik-detik proklamasi, ini malahan sebelum upcara dimulai. tiba-tiba ada dua ekor burung saling menyambar diatas lapangan upacara, dan kemudian burung-burung turun diatas lapangan upacara, terus berantem lagi !, seru banget bos !, semua tamu pada ngeliatin dan kayaknya bengong semua , kalau saya ngeliatnya ditelevisi juga kok (saya nulis ini sambil merinding bos !), artinya bangsa ini harus waspada aja, apapun yang terjadi. kalau rakyat tidak didengar lagi (terutama korban ketidak-adilan seperti korban lumpur-busuk lapindo, korban penggusaran karena praktek jual-beli hukum, dll) , mungkin aja peringatan dari kejadian itu merupakan simbol dari peringatan yang Maha kuasa, salambambangsulistomo
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Refleksi 63 Tahun Merdeka
Yth Pak Siswono, Program pemerintah Triple Track Strategy yaitu Pro-Poor,Pro-Job dan Pro-Growth seperti yang diungkapkan Pak Siswono sangat menarik untuk dipertajam. Tulisan saya sebelumnya mengatakan ditahun 97-an kita impor sapi sebesar 140.000 ekor. Saat ini impor 600.000 ekor per tahun berarti sekitar 1 Milyar $ /tahun kalau per kilo saya perkirakan sekitar 5 $ dan satu sapi beratnya 300 kg/asumsi mohon dikoreksi oleh yang punya data lebih baik/ atau setara dengan 9 triliun rupiah per tahun. Kalau kita bisa produksi sapi itu dalam kemandirian peternak Indonesia maka satu aspek kemandirian dibidang sapi bisa kita atasi. Belum produksi padi,pakan dan lainnya oleh lembaga penelitian lainnya. Para peneliti BATAN sudah bisa mencapai produk 12 ton/ha padi basah di demo plotnya, sehingga produknya bisa meloncat dari standar rata-rata di Indonesia sekitar 4 ton/ha. Selain itu BATAN punya teknologi pakan untuk penggemukan sapi dan program inseminasi yang efektif sehingga keberlanjutan program sapi bisa berkelanjutan tanpa takut kehabisan benih. Memang semuanya harus terpadu ,sinergi bersama Dep.Pertanian,Perguruan Tinggi, Pemerintah dan penyuluh peternakan dilapangan agar kemandirian dibidang persapian bisa berkelanjutan.Dan yang mengerjakan adalah peternak dan petani serta usaha kecil rakyat. LIPI,Subang dengan program teknologi tepat guna seperti pabrik COKLAT,TOMAT dll ,untuk agrobisnis apalagi ditambah 100 INOVASI INDONESIA akan dapat memperpanjang daftar kemandirian bangsa. Kemandirian yang menciptakan kerja dan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan adalah harapan kedepan agar nantinya bisa tumbuh akumulasi modal dan teknologi/manajemen agar bisa mempunyai industri yang mendunia. Usulan tentang ENERGI desa mandiri sudah pernah diusulkan di Forum ini namun belum mendapat tanggapan.Semuanya memberikan potensi untuk Indonesia bangkit asalkan kita serius dan cerdas dalam usaha kita untuk mandiri dan maju. Pemerintah merencanakan program KUR,Kredit Usaha Rakyat sebesar 14 triliun tahun ini. Terus terang program ini kurang jelas dimata rakyat terutama bagi yang mau usaha di desa. Kira-kira 1,4% dari RAPBN 2009.Kalau ditotal dengan kemandirian bisa dipastikan bahwa puluhan triliun untuk impor pangan bisa menjadi modal nasional dari pada dipakai untuk impor yang dilakukan dari tahun ketahun. Bagaimana prosedurnya,siapa yang mesti dihubungi dan dimana ? Bagaimana mau sukses kalau tidak jelas dimata para stakeholder utama yaitu rakyat. Bagaimana memantau bahwa program berjalan lancar agar tidak terjadi kemubaziran seperti IDT misalnya. Cita-cita baik namun kalau tidak direncanakan secara terpadu,sinergis dan monitor serta evaluasi dan umpan balik perbaikan tidak ada,maka risiko gagal akan besar sehingga kemandirian ekonomi dan penciptaan kerja didesa jadi tidak tercipta. Siapa yang membantu didesa/kecamatan misalnya ada BLK atau Perguruan Tinggi/dosen dan mahasiswa yang sukarela terlibat membantu ? Pengamat luar negeri mempunyai persepsi negatif tentang perencanaan program terutama tentang pengentasan kemiskinan/maaf sudah diulang ketiga kali di FPK ini/ yang intinya mengatakan program badly designed,ill coordinated and wasteful. Bagaimana hal ini bisa dihindari ? Saya usulkan agar Triple Track digabung dengan Triple Helix ABG yang tertuang dalam Prosiding LIPI,SISTEM INOVASI NASIONAL ,2006,yang membahas kebijakan publik dalam memacu kapasitas inovasi Indonesia,sekitar 800 halaman. Small Bussines Administration,US mempunya 120.000 sukarelawan untuk membantu terciptanya usaha desa yang berdaya saing. Sangat baik jadi panduan bagi perencana program tingkat nasional. Terima kasih pak Siswono atas informasi terakhir tentang Indonesia. Manusia memuliakan diri dengan bekarja dan tugas negara untuk mempersiapkannya. Tugas dari cost center untuk menumbuhkan profit center sebanyak-banyaknya di Indonesia. KUR yang sudah diluncurkan merupakan salah satu jalan menuju penciptaan kerja dan pertumbuhan ekonomi rakyat.Semoga sukses. --- On Sun, 8/17/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Refleksi 63 Tahun Merdeka To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Sunday, August 17, 2008, 2:38 PM Oleh Siswono Yudo Husodo http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2008/08/18/ 00254943/ refleksi. 63.tahun. merdeka Tanggal 17 Agustus 2008, genap 63 tahun usia negara RI yang amat kita cintai ini. Bertambahnya usia sebuah negara lazimnya diikuti dengan kemajuan masyarakatnya. Perekonomian kita terkesan maju. Tahun 2008, perekonomian kita tumbuh sekitar 6 persen. Petani kebun gembira karena karet, sawit, kopi, dan cokelat harganya naik. Saya terharu dan bahagia karena banyak di antara mereka yang mengundang sanak saudaranya dari Pulau Jawa untuk ikut bekerja atau disekolahkan, padahal dahulu mereka adalah buruh tani, petani tanpa lahan yang nyaris tak punya
Bls: [Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso Keluarkan Kocek Pribadi Rp50 M untuk Bulutangkis
anggap saja uang segitu tuh 5% dari total kekayaan sutiyoso, berarti harta dia nyampe satu triliun dong ya yang pengen punya tabungan satu triliun, ayo rame rame daftar jadi cagub DKI tahun 2012
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Politik Indonesia Dangkal, Non-Kader Dicalegkan
Setuju sekali, memang benar.. semua masyarakat Indonesia berhak untuk mencalonkan dirinya untuk menduduki jabatan di legeslatif... Namun yang perlu diperhatikan adalah, apakah orang itu mampu untuk menjadi pemimpin dan memperjuangkan aspirasi rakyat yang diwakilinya.. Dari dulu sampai sekarang saya setuju dengan profesionalisme dalam melakukan suatu pekerjaan.. Kalau ada suatu pekerjaan tidak dikerjakan oleh ahlinya... Maka tunggulah saat kehancurannya.. Salam hangat.. Wisnu Dewobroto (namanya mirip dengan yang menulis artikel ya.. beda huruf O dan A-nya saja)... --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: http://kompas.com/read/xml/2008/08/17/20143380/politik.indonesia.dangkal.non-kader.dicalegkan. JAKARTA, MINGGU - Peneliti senior Centre for Strategic and International Studies, J Kristiadi, mengaku tidak jadi soal jika partai politik (parpol) tertentu memilih untuk mengambil orang-orang di luar kader parpolnya, seperti dari kalangan artis maupun profesional, untuk kemudian dijadikan sebagai calon legislatif. Hal seperti itu sah-sah saja untuk dilakukan namun tetap dengan hati-hati. Menurut Kristiadi, parpol yang bersangkutan harus mampu menunjukkan dirinya dapat menggembleng orang-orang luar tadi agar mampu dan mau memperjuangkan nasib rakyat begitu terpilih nanti. Pernyataan itu disampaikan Kristiadi, Minggu (17/8), saat dihubungi per telepon. Namun tetap, tambahnya, fenomena parpol memilih artis atau profesional di luar para kadernya untuk menarik dukungan suara seperti itu menunjukkan lemah dan dangkalnya kondisi perpolitikan di Indonesia. Semua itu menunjukkan kaderisasi parpol sangat buruk. Jika tidak, mereka kan tidak mau main comot kiri kanan orang luar. Saya bukan anti artis, namun bukan kah profesi mereka selama ini selalu memerankan orang selain dirinya? Apa bisa mereka nanti memperjuangkan nasib konkret rakyat? ujar Kristiadi. Anggapan siapa pun bisa menjadi politisi, seperti terjadi sekarang, dinilai Kristiadi menunjukkan kedangkalan dan pragmatisme politik dan para politisi parpol di Indonesia sekarang ini. Dengan jalan apa pun para politisi dan parpol itu berupaya keras mencari dukungan suara dari masyarakat, tanpa merasa perlu untuk mengetahui apakah orang yang diambilnya benar-benar punya komitmen sesuai dengan apa yang diperjuangkan parpolnya. Orang-orang yang asal dicomot itu, selain 'tidak berkeringat', tentunya sangat meragukan dan belum tentu bisa diharapkan mampu memperjuangkan nasib rakyat. Mereka akan tetap dimajukan, kecuali memang kenyataannya para politisi sekarang pikirannya sudah sedemikian dangkal, ujar Kristiadi. Wisnu Dewabrata Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] MUI Siapkan Fatwa Haram untuk Rokok
mas Fuad, mengenai asbaknya, saya tidak memperhatikan dengan seksama, karena ya itu saya juga menghindar area tsb. tapi dalam sekilas ada logo warna merah tua, cuma tidak jelas apakah itu merek rokok tertentu atau logo dari perusahaan yang sedang pada mengelar pameran disitu. anda tentu tahu berapa harga rokok di Singapura misalnya, yang ada dalam ingatan saya adalah, misalnya rokok malboro, di Indonesia cuma berbandrol IDR.9.000.an, sedang di singapura rokok sejenis berkisar diatas SGD.10.an, yang kira-kira antara IDR.60. sampai 70.ribuan per box. kenapa tidak diusahakan misalnya agar harga rokok di Indonesia juga biar mahal sekalian, agar tidak terjangkau pada lini-lini tertentu, seperti yang anda perjuangkan sekarang ini. mohon maaf kalu salah atau sudah diperjuangkan ide ini. di Australia sendiri, harga-harga rokok (tentunya bukan rokok kretek) semua pada kisaran diatas AUD.10.an, jadi lebih mahal lagi tentunya kalu dibanding dengan di Indonesia sini. mungkin juga ahkir dan tujuan mereka (negara2 tsb) membuat orang berpikir lebih banyak lagi dari pada sekedar membakar uang yang membahayakan diri sendiri dan orang lain. pelarangan merokok yang ketat, membuat perokok juga jadi tidak nyaman dan akhir kata, mereka memilih QUIT ... salam, djs - Original Message From: Fuad Baradja [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Sunday, 17 August, 2008 5:04:48 PM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] MUI Siapkan Fatwa Haram untuk Rokok Ha ha ha ha� ya itulah namanya kucing kucingan mas . Saya berani taruhan , asbaknya pasti ada tulisannya merek rokok . Iya kan ? Itu namanya sambil menyelam minum susu. Di bandara Cengkareng saja , semua tempat merokok yang saya lihat dihadiahkan (kalau gak mau dibilang disponsori) oleh industri rokok. Anehnya , tempat tempat merokok itu terbuka seperti sebuah tenda kecil. Jadi asapnya ya kemana mana . Katanya ada alat penghisap asapnya (semacam exhaust) . Tapi beberapa kali saya coba dengan menempelkan kertas tipis dengan harapan kertas tersebut akan menempel pertanda adanya hisapan , ternyata gak pernah ada. Ini pelecehan�dan �pembodohan . Mereka benar benar sengaja menjadikan yang�gak nyemok (istilah anak�remaja untuk merokok)�ini perokok pasif. Anehnya lagi , otoritas bandara itu diam saja .� Mungkinkan industri rokok menyediakan tempat merokok itu tanpa sepengetahuan mereka ?� Apa karena mereka perokok lantas lepas tanggung jawab ? atau pura pura gak tahu ? Kebetulan saya pernah ke Singapura . Di bandara Internasional Changi , ada tempat merokok yang bentuknya mirip Aquarium. Keempat sisinya terbuat dari kaca , tentu saja lengkap dengan mesin penghisap asap yang bekerja 24 jam sehari . Rata rata orang malu untuk merokok disana . Itu artinya memilih untuk tidak merokok , karena memang tidak ada tempat lain. Disini ??? Fuad Baradja Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM-3) Jakarta.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] RE: MUI Siapkan Fatwa Haram untuk Rokok
Bung Uge , hitung hitungan per kapita bisa saja begitu . Yang saya persoalkan adalah keinginan untuk melindungi masyarakatnya dari bahaya adiksi nikotin itu. Pemerintah Cina dan Jepang , dengan pertimbangan akal sehat dan tanpa terpengaruh nikotin di otak pemerintahnya�telah meratfikasi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control).Bahkan semua negara di Asia raya sudah meratifikasi FCTC itu , (dengan menyesal saya katakan) , kecuali Indonesia. 4 hal utama yang dituntut oleh FCTC adalah : 1 - Pelarangan total iklan rokok . Karena terbukti iklan rokok hanya menarik minat remaja untuk merokok. Orang yang sudah merokok akan tetap merokok , jadi tidak perlu iklan. Buktinya , di seluruh dunia , iklan rokok di Televisi hanya ada di Indonesia. 2�- Peningkatan cukai�. Karena harga rokok�yang rendah akan�menjadikannya terjangkau oleh anak anak . Kalau harga rokok di Singapura ,�Kanada dan Australia (sbg contoh) berkisar antara 70 ribu hingga 90 ribu rupiah perbungkus , itu bukan karena selisih nilai tukar mata uang , tapi karena pemerintahnya berkeinginan melindungi rakyat�miskinnya dari bahaya adiksi biaya tinggi�ini . Orang kaya punya uang bukan hanya untuk menjangkau harga rokok yang tinggi itu , tapi juga punya uang untuk biaya berobat bila terkena penyakit akibat rokok yang biayanya pasti sangat tinggi . Di Jalan Jatiwaringin ada seorang penjual sate madura langganan saya . Beberapa waktu lalu saya mampir , tapi si bapak pemilik warung itu tidak tampak. Lalu saya tanyakan kepada seorang wanita yang berada disana yang ternyata adalah istrinya . Mau tau jawabannya ? Bapak sakit jantung ... sudah 3 bulan gak bisa ke warung ini , sudah 16 juta rupiah biaya berobat yang kami keluarkan ... doakan ya pak. Sate ayam yang saya makan nyaris tak tertelan , membayangkan betapa besarnya uang 16 juta itu bagi mereka . Tentu tidak besar bagi Rahman Halim , bos Gudang Garam yang meninggal dengan sebab yang sama di RS Mount Elizabeth Singapura. 3 - Penyediaan kawasan tanpa rokok (KTR). Tentu saja ini wajib dilakukan bila suatu pemerintahan punya nalar untuk melindungi masyarakatnya dari bahayanya menjadi perokok pasif. Nah , pemerintah kita punya nalar gak ? Kalau punya , dan tahu bahwa asap rokok orang lain (AROL) itu berbahaya , ya sudah seharusnya melindungi rakyatnya . Kalau gak tahu bahwa AROL itu berbahaya , berarti Goblog , gak pantes duduk di kursi pemerintahan. 4 - Peringatan kesehatan dalam bentuk gambar atau PICTORIAL WARNING (PW). Dahulu , peringatan kesehatan tentang bahaya merokok ini hanya berbentuk teks atau TEXT WARNING , seperti yang berlaku hingga sekarang di Indonesia : Merokok dapat menyebabkan kanker ... bla bla bla. Ternyata menurut para pakar kesehatan dunia , text warning itu�tidak efektif . Maka dibuatlah aturan yang mengharuskan mencantumkan gambar orang yang sakit akibat rokok pada minimal 50% dari bidang bungkus rokok itu. Saya pernah baca di Kompas edisi 30 Mei 2008 lalu , ulasan lengkap tentang PW ini . Bila anda ingin melihatnya silahkan mampir di : elokdyah.multiply.com/journal. Bila anda kurang puas dengan jawaban ini silahkan hubungi saya di 0811 866 411. Dan seperti untuk yang lain juga selalu saya tambahkan, bila anda perokok , saya doakan anda tetap sehat . Tapi tetap saya sarankan anda untuk berhenti merokok�sebelum rokok menghentikan anda. � Fuad Baradja Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM-3) Jakarta. --- On Sun, 8/17/08, uge basar [EMAIL PROTECTED] wrote: From: uge basar [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] RE: MUI Siapkan Fatwa Haram untuk Rokok To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Sunday, August 17, 2008, 5:44 AM Masa sih? bukankah China dan Jepang jauh lebih tinggi konsumsi rokok per kapitanya dibandingkan Indonesia? artinya ratifikasi tsb nggak efektif donk. �Kalau saja saya punya sedikit kekuasaan, tahu akan� ada fatwa tsb. bisa bikin proposal untuk cari duit ke paberik-paberik rokok. lumayan buat kampanye pemilu...he. ..he.
[Forum Pembaca KOMPAS] Milis FPK dan 10 Catatan
Peserta milis Forum Pembaca Kompas Yth Mohon maaf atas email yang saya kirimkan ini. Saya terpaksa mampir ke email ini untuk mengklarifikasi sejumlah hal. Pertama, saya menyayangkan tanggapan Darmaningtyas soal CSIS. Di CSIS, aspirasi politik perseorangan tidaklah sama. Rizal Sukma, Wakil Direktur Eksekutif CSIS sekarang, dulu pernah menjadi fungsionaris DPP PAN. Begitu pula saya. Pilihan politik seseorang adalah pilihan personal. Dalam pemilu 2004, ada beberapa orang di CSIS yang menjadi caleg, termasuk lewat partai almarhum Syahrir. Saya sudah mengirimkan email kepada Darmaningtyas soal ini, karena dia sudah beberapa kali mengungkapkan soal CSIS di beberapa forum. Perlu diketahui juga bahwa saya masuk CSIS tanggal 1 Desember 2000. sebuah lembaga, apapun namanya, Kompas sekalipun, hanya namanya yang sama, tetapi apa yang dilakukan berbeda dari masa-ke-masa. Seorang Darmaningtyas sekalipun juga menjalankan fase kehidupan yang tidak sama dan saya tidak akan mengomentarinya. Kedua, sebagaimana disampaikan dalam berita JK hari ini (http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/18/00090116/jalur.khusus.partai.golkar.10.persen), maka sebuah perubahan sudah dilakukan di internal Partai Golkar. Saya memasuki partai ini demi ikhtiar dan itikad perubahan itu. Dan itikad itu bukan hanya dilakukan oleh Partai Golkar, melainkan juga Partai Bintang Reformasi (ada Dita Indah Sari), PDI Perjuangan (Budiman Sudjatmiko), dllnya. Dita dan Budiman saya kenal sejak mahasiswa, tahun 1992-1993. Ada banyak kawan, para aktivis mahasiswa 1990-an yang kini masuk ke hampir semua partai politik. Fadli Zon di Gerindra, misalnya. Nanti akan terlihat siapa saja mereka. Saya tidak bisa mengesampingkan pilihan politik generasi 1990-an ini, sekalipun tidak semua masuk ke dalam partai politik. Ketiga, saya dilepas oleh 100-an lebih kawan-kawan di Universitas Paramadina justru menunjukkan bahwa pilihan ini objektif dan rasional. Nanti saya taruh di blog saya testimoni mereka: Chandra M Hamzah (saya kenal 17 tahun lalu), Anies Baswedan (saya kenal 15 tahun lalu), dllnya. Generasi 1990-an adalah generasi yang sudah terbiasa dengan perdebatan yang keras dan tajam. Bahwa ada yang menentukan pilihan menjadi dosen di universitas, profesional di perbankan, aktivis di lembaga swadaya masyarakat, penulis, atau bahkan yang menikmati pekerjaan di luar negeri (brain drain), adalah bagian dari pilihan itu. Bagi saya, ini adalah sebuah pertanggungjawaban generasi tentang Indonesia yang didambakan dan dicita-citakan. Generasi 1990-an adalah generasi yang mengalami gejolak antara kebebasan dan ketidak-bebasan, di tengah rezim yang mulai berusia senja. Keempat, bahwa saya memilih Partai Golkar tentu disertai oleh sejumlah pertimbangan. Dalam pidato saya sebutkan beberapa butir dari pertimbangan itu. Ada pilihan untuk mengembangkan rezim Developmentalisme Demokratis yang berbeda secara diametral dengan rezim Developmentalisme Represif. Bahwa saya masuk Partai Golkar setelah Pak Wiranto dan Pak Prabowo Subianto keluar adalah bagian dari pertimbangan yang menguatkan. Partai Golkar kini lebih berwajah sipil. Kalaupun ada tuduhan bahwa Partai Golkar dihuni oleh sejumlah pengusaha, saya kira literatur sejarah juga menunjukkan bahwa demokrasi memang dibangun oleh kalangan borjuis yang menentang kaum feodal (yang punya tanah) dan kaum agamawan (yang punya Tuhan dan Rumah Tuhan). Betapa kaum borjuis kini menjadi bagian dari kelompok penguasa, bukan lagi kelompok lobi yang aktif (baca disertasi Rizal Mallarangeng) terutama menggantikan kaum intelektual yang pada awal kemerdekaan menjadi kelas penguasa (baca Harry J Benda), adalah bagian dari fase sejarah. Dan sebagai sebuah penyikapan, saya memajukan diri untuk memasuki celah sempit kehidupan politik itu, apapun status yang diberikan kepada saya selama ini. Kelima, kepada kakak-kakak saya, seperti Bambang Sulistomo dan Manneke Budiman, dllnya, saya mengerti kepedulian dan keprihatinan kalian. Yang dikhawatirkan adalah Partai Golkar akan mengubah saya. Yang terpenting adalah saya sudah menjatuhkan pilihan. Saya tidak ingin menilai partai-partai politik lain, tetapi saya berasumsi bahwa apapun partai politik pilihan saya, tetap saja akan memunculkan asumsi yang sama. PDIP, PKS, PMB, PPI, dan lain-lainnya, adalah beragam warna politik dalam lanskap Indonesia. Bahwa saya akan mengikuti aturan main partai, iya. Bahwa saya akan mencoba melakukan lobi, berdebat, dllnya, guna mengubah aturan main itu, juga iya. Saya percaya bahwa partai politik bukanlah Candi Borobudur yang tidak bisa digeser kedudukan dan pilihan politiknya. Partai politik bukanlah benda, karena di dalamnya berhimpun begitu banyak manusia. Keenam, saya maju sebagai caleg dari Daerah Pemilihan Sumatera Barat II yang meliputi tiga kota (Bukittinggi, Payakumbuh dan Pariaman) dan lima kabupaten (Padang Pariaman, 50 Kota, Agam, Pasaman dan Pasaman Barat). Di Sumbar II ini pernah lahir
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Skenario iklan Sutrisno Bachir
Anton, Terlepas dr berbagai kekurangannya, kampanye mrk yg bertekad memimpin thn dpn sdh ckp lumayan dlm thp surfacing ini. Sy plg terkesan dgn iklan Pak Prabowo krn menyadarkan audiens ttg potensi petani/pertanian neg ini. Selain itu iklan tsb tdk gede rumongso, rumongso gede, tdk menggurui, n tdk bombastis. Calon2 pemimpin tsb memutar otak, mengeluarkan biaya tak sdkt, n berkeliling neg ini utk meningkatkan citra. Sbgn beruntung krn punya dana, sbgn lg menarik perhatian dgn isu2 norak lwt media massa spt usia (sbntr lg mngkn suku, agama, latar blkng kel, jenis kelamin, gelar, dst), sbgn cm mengandalkan liputan pers semata-mata, n sbgn tampil sbg angry young men/women yg lbh suka mencari musuh drpd menjalin pertemanan. Mrk tak seberuntung SBY-JK yg sbg pemangku jbtn scr otomatis kebagian porsi perhatian rkyt shg menjadi calon2 unggulan. Megawati dgn memejamkan mata sj tnp perlu kampanye pst dipilih oleh puluhan jt rkyt pedesaan. Wiranto dan Hanura mulai dikenal scr meluas, bgt jg SB dan PAN, serta Pak Sultan. Sy gak tahu apakah PKS sdh siap mencalonkan pres/wapres krn slm ini terkesan krng fokus ke sana. Nama2 lain yg ckp populer ckp bnyk spt Bang Yos, AT, Rizal Ramli, Din Syamsuddin, Yusril Ihza Mahendra, dst. Mnrt sy dlm thp surfacing yg diperlukan bkn cm adu bnyk iklan krn sdh waktunya mrk mulai menyiapkan pula langkah2 ke dpn utk mengantisipasi thp2 selanjutnya. Mengurus neg n rkyt bkn pekerjaan mudah, apalagi RI msh dlm kondisi yg tdk biasa krn kondisi ekon pasca krismon msh blm pulih (Anda lbh tahu soal ini). Politik sdh oke walau msh sdkt gunjang-ganjing n sy ykn sikon smp ke 09 scr relatif akan stabil. Kondisi sosial jls msh amat memprihatinkan dan tlh tersedia 1.001 resep utk menanggulanginya Dlm serial Bangsa Kita sy menyorot kelemahan terbesar bgs ini: birokrasi. Reformasi Birokrasi blm memuaskan. Inilah sumber utama penyakit bgs ini, yg mengakibatkan daya saing RI mkn melemah di tngkt reg/nas. Ia bkn cm menghambat kemajuan, tp jg menghancurkan demokrasi, meritokrasi, sistem ekonomi, sistem nilai budaya, dan kemaslahatan bgs scr umum. Mmg kl birokrasi beres lalu persoalan sdh selesai, tp plg tdk ia merupakan ujung benang yg bisa diurut ulang utk memulai upaya utk mengakhiri kekusutan. Ambil contoh kebijakan energi yg amburadul n purbakala krn diurus para birokrat di brbg departemen. Atau sistem pendidikan yg diurus org partai yg gak ngerti kebajikan2 pendidikan bgs ini. Depnaker/Deplu gak pernah sadar bhw mrk memperlakukan buruh/TKI bagaikan budak. Cnth plg aktual adlh kebijakan olahraga: utk kesekiankalinya semua birokrat terkejut lg bhw potensi atlet RI sgt bsr krn ttp sukses mempertahankan tradisi emas di ajang olimpiade. Sesekali longoklah tmpt lthn angkat besi di Senayan yg mirip bengkel yg jorok n minim fasilitas. Mana bisa atlet-atlet konsentrasi saat latihan kalau di sekelilingnya ada mal, ktr, showroom, asap knalpot, atau hotel di seputar Senayan? Kl mau ideal kembalikanlah Senayan kpd fungsi utamanya wkt dibangun BK: Kawah Candradimuka bagi para atlet. Usirlah semua infrastruktur yg terlanjur dibangun di sana, br kt bs bcr sanggup merebut 10 emas di Olimpiade London 2012. Apa berani? Jelas tdk krn Stadion Utama Gelora BK pun sdh diincar konglomerat utk diruislag. Siapa mitra sang konglomerat? Ya, birokrat. Smntr neg2 lain berlomba membangun kompleks olahraga yg luas, canggih, dan terpadu, birokrasi di neg ini malah ingin menghancurkannya. Smntr neg2 lain br mulai memikirkan state of the art sports complex slm 20 thn terakhir, BK sdh melakukannya di awal 1960-an. KONI pd era kepemimpinan Pak Wismoyo Arismunandar menjalankan program Garuda Emas yg relatif sukses. Andai program tsb dilanjutkan, mngkn RI di Beijing bs merebut lbh dr 1 emas. Lbh dr itu, jk mau diurus lbh serius, RI mampu merebut lbh dr 1 medali emas dr cabang2 perseorangan (bkn beregu) bulu tangkis, angkat besi, panahan, n atletik. Cabang2 ini menyediakan bnyk medali emas. Tim Uber RI maju pesat, sayang pmrnth blm maksimal dlm merancang program serta memanfaatkannya. Prestasi di cabang atletik sebenarnya ckp fenomenal di Asian Games yg lalu, smntr panahan agak diterlantarkan. Salah 1 sukses China di Beijing 2008 adlh menyiapkan Program 119 yg dikonsentrasikan pd pembinaan cabang-cabang kaya medali emas spt senam, renang, dan atletik. Kini mrk sdg memetik buahnya! Nah, birokrasi neg ini telah mengabaikan tugasnya dlm menyiapkan strategi pembinaan olahraga. Lht sj bgmn RI-1 malah sibuk tebar pesona di Piala Asia yg lalu, tp ogah menyelesaikan krisis di PSSI. Saya geli menyaksikan reaksi Mennegpora di teve stlh angkat besi meraih medali di Beijing. Dia blg tiap atlet akan dpt hadiah 1 miliar, dananya akan dicarikan dr BUMN. Dia mengira prestasi hny diukur dr hadiah duit, dia lupa bhw tiap atlet amat bangga ketika menyaksikan merah-putih berkibar; apalagi kalau Indonesia Raya diperdengarkan. Tiap org jls butuh duit, tp kebanggaan nas sbg bgs jauh lbh
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Markis/Hendra Sabet Emas Pertama untuk Indonesia
Makanya ada guyonan begini di zaman Soeharto dulu soal markxs, markis, marsis.. Tabloid BOLA dikabarkan hendak dibredel pemerintah, karena pemimpin umumnya adalah seorang marsis... Karena nama pemimpin umumnya memang Sumohadi Marsis. Salam hangat, SNU Palmerah From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of anton_djakarta Sent: 17 Agustus 2008 23:52 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Markis/Hendra Sabet Emas Pertama untuk Indonesia Ada istilah dan nama yang nyaris sama begitu mempengaruhi sejarah Indonesia : Marxis dan Markis Anton
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: LSM-LSM TUNGGANGI Korban Lumpur Lapindo
siapa yang tidak merasa galau, saat pasar baru porong waktu itu menerima ultimatum akan dikosongkan secara paksa. akhirnya saya terpaksa jadi asisten operasi penyelamatan warga pasar baru bporong hehehehe, semalaman dan beberapa malam kemudian kita berjaga-jaga disegala lini pertahanan (emangnya mau perang sama siapa ? , kata mas slamet rahardjo dan romo magnis), pokoknya enggak tidur (banyak nyamuk raksasa sih, hihihihi), memang bambu runcing sudah siap, bukan buat nusuk-nusuk siapapun , tapi buat jadi kentongan kalau ada penyerangan hehehehe, tapi kita bersyukur, ternyata penggusuran enggak jadi , mungkin yang mau nggusur itu juga memelas ngelihat rakyat korban lumpur busuk lapindo itu tiap hari dimakan nyamuk, kepanasan kalau siang, kedinginan kalau malam, mengumpulkan sisa nasi buat bikin kripik aking, suatu kenangan yang memilukan menyambut hut proklamasi ke 63 ini, salambambangsulistomo 2008/8/17 Adhie Massardi [EMAIL PROTECTED] Cara berpikir kebanyakan dari kita masih dalam bentuk yang diformat rezim Orde Baru. Yaitu: mudah curiga, mencari-cari siapa yang diuntungkan dengan langkah-langkah si Anu atau LSM Anu. Merekayasa hal-hal yang tidak prinsipil dan menyingkirkan logika. Akibatnya, substansi jadi amburadul. Marilah kita bergabung dengan LSM atau individu yang tujuannya membela rakyat. Bahwa di balik itu LSM atau individu atau pihak lain ada yang diuntungkan, biarkan itu menjadi sunatullah. Kalau kita tidak bisa membantu dan bergabung, cukuplah menyuport. Kalau tidak bisa juga, dengan tidak mencela perbuatan yang baik itu, juga lebih dari cukup. Dalam konteks itulah saya membela para demonstran yang membela nasib rakyat dengan menentang kenaikkan harga BBM, betapaun itu diwarnai kerusuhan atau mengganggu� kenikmatan perjalanan sejumlah orang. Saya, juga partai-partai politik dan para politisi itu niscaya tidak bisa membela rakyat dengan heroik seperti para mahasiswa dan aktivis itu. Saya baru dalam tahap membela orang atau kelompok orang yang membela kepentingan publik (rakyat). Maka, pada Hari Kemerdekaan ini, marilah kita merdekakan pikiran-pikiran kita dari berbagai fitnah dan virus kecurigaan terhadap para pembela rakyat...! Salam! Adhie M Massardi
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso Keluarkan Kocek Pribadi Rp50 M untuk Bulutangkis
Hm..no comment. Satu milyard saja sangat amat mudah beredar dari satu tangan ketangan lain. Apalagi development taman-taman�beton di Jakarta ini selama masa jabatannya, ya? Yang pastinya sangat menghasilkan dana. � :-(( --- On Mon, 8/18/08, Adyanto Aditomo [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Adyanto Aditomo [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso Keluarkan Kocek Pribadi Rp50 M untuk Bulutangkis To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Monday, August 18, 2008, 7:30 AM Jangan cepat menuduh dong. Diluar anggaran yang diberikan oleh pemerintah tidak berarti dari uang pribadi. Kan bisa juga dari sponsor. Di satu sisi sebaiknya kita jangan menebar kebencian dan kecurigaan diantara anak bangsa ini, tetapi di sisi lain sebaiknya Sutiyoso juga harus menjelaskan sumber dana bantuan itu asalnya dari mana. Semoga saja itu bukan hasil korupsi
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] AirAsia Mengecewakan
lebih baik naik kereta ekonomi. sol --- On Mon, 8/18/08, Stephanie Sisca [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Stephanie Sisca [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] AirAsia Mengecewakan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Monday, August 18, 2008, 2:33 AM Saya kecewa berat dengan pelayanan AirAsia sekarang ini. Pemesanan tiket pesawat ke Solo untuk tanggal 26 September 2008 yang sudah dibayar dibatalkan semena-mena. Sebenarnya kejadian pembatalan penerbangan ini adalah kejadian yang kedua. Kejadian pertama, penerbangan dari Batam ke Jakarta dibatalkan. Biaya tiket yang tidak jadi digunakan saya alihkan untuk booking tiket jauh-jauh hari untuk penerbangan ke Solo tanggal 26 September 2008. Dan ternyata penerbangan ke Solo inipun mereka batalkan. Petugas yang menerima telepon saya juga sangat tidak ramah. Saya jadi jengkel sekali. Kesalahan ada pada AirAsia, tapi meminta maafpun tidak! Janjinya dana akan direfund ke kartu kredit saya. Mari kita lihat apakah janji itu ditepati, karena saya banyak baca pengalaman buruk teman-teman yang tidak menerima refund yang dimaksud. Saya berjanji pada diri saya sendiri, tidak akan pernah lagi menggunakan jasa AirAsia. Salam, Sisca
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Refleksi 63 Tahun Merdeka
Sebuah republik, menjadi benteng terkuat kebebasan jika masyarakat memperjuangkan kebaikan warganya. Inilah kecintaan fundamental saya pada republik. Inilah moralitas tertinggi seperti yang diidamkan Machiavelli. Meski dengan cara yang pragmatis, namun tidak untuk pelayanan autokrasi. Politik kenegaraan, perlu kita kuasai. Mariana On 8/18/08, Bambang Sulistomo [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang banyak cara untuk mengingatkan bangsa ini, juga cara untuk memuji dan kemudian secara terselubung menghardiknya secara halus. Sudah satnya kita butuh juga keberanian yang tidak saja kesantunan, sebab sudah lama bangsa ini dipimpin oleh orang-orang yang tidak dapat memberikan keteladanan dalam memberikan contoh satunya kata dengan perbuatan. Setiap orang yang pernah turut berkuasa dan ikut dalam merekayasa kekuasaan yang dianggap gagal dimasa lampau, sebenarnya seringkali harus mencoba mengingat kembali apa saja yang menyebabkan kegagalan pemerintahan yang didukungnya itu. Apa saja yang menyebabkan kegagalan dan apa saja yang seharusnya bisa dicegahnya juga saat itu, buat testamen yang jelas, nanti masyarakat akan menilainya. salambambangsulistomo, tidak pernah ikut memerintah negeri ini.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Skenario iklan Sutrisno Bachir
Om anton, Cerita soal om SB tolong di detail-in dong, saya tertarik sekali dengan cerita pengusaha yang sukses dan berambisi menjadi penguasa. 2008/8/17 anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] Bachir tuh blo'on banget pake jual nama Suster Apung, kalo gue yang jadi manajer kampanye dia, gue jual aja cerita dirinya kenapa dia jadi sukses, soalnya gue tau banget gimana dulu kerenya dia dari cerita- cerita Bokap gue yang sohib kentelnya dia. Tapi dia berhasil emang dari kerja keras dan kepandaian dia dagang Batik serta keuletannya yang luar biasa. Bisa aja dia disetting seperti ini : Sutrisno Bachir lahir di Pekalongan...lalu ada adegan anak kecil yang mirip dia dan pipinya tembem sekolah di SD kampung. Lahir dari kesederhanaan, besar dalam penderitaan. Tapi jiwanya yang keras mampu menaklukkan kehidupan. lalu gambarkan perjuangan dia mbakul batik jaman dia masih kuliah( ada adegan dia numpang dari satu truk ke truk lain dari Yogya ke Jakarta) lalu endingnya keberhasilan dia jadi pengusaha muda di Jakarta yang puncaknya jadi Pengusaha besar dan sukses luar biasa. Trus di adegan iklan SB, buat adegan rumahnya jaman dia kecil yang bobrok dan adegan rumahnya dia yang besar di Pondok Indah seraya ada kata-kata : Lihatlah perbedaan ini, saya bisa mengubah diri saya, saya bisa mengubah nasib saya dengan perbuatan-perbuatan saya yang direstui Tuhan, maka saya Sutrisno Bachir akan merubah Indonesia dari kesengsaraan menuju Kemakmurankarena hidup adalah Perbuatan mangkanya Oom Tris mesti cari orang kreatif jangan orang medioker yang cuman bisa berpikir linier aja hehehehe Anton
[Forum Pembaca KOMPAS] Bangsa Kita Butuh Banyak Orang Extravert Yang Berattitude Baik
Jika bangsa kita dihuni oleh kebanyakan orang-orang introvert yang berattitude baik, maka bangsa kita tidak akan bisa maju karena orang-orang yang berkepribadian introvert hanya akan enjoy dan asyik dengan dirinya sendiri, sekalipun dia berattitude baik maka kebaikannya hanya akan dinikmatinya sendiri, biasanya tipikal kepribadian introvert ini akan lebih senang menyendiri dan lebih nyaman berada ditempat yang sepi dan menyendiri, dia lebih memilih menjadi orang baik yang menyepi ditengah hutan atau ditengah gunung yang sepi. Orang-orang yang berkepribadian introvert yang berattitude belum baik masih lebih mending dibanding orang-orang yang extravert yang berattitude belum baik, bahayanya orang-orang introvert yang berattitude belum baik hanya untuk dirinya sendiri, namun jika orang tersebut berkepribadian extravert yang berattitude belum baik maka dia mampu menularkan (influence) dan mengarahkan (direct) bad attitudenya kepada orang lain dan lingkungan sekitar. Untuk itulah bangsa kita masih perlu banyak lagi membutuhkan orang-orang extravert yang berattitude baik, sehingga kemampuan influence dan directingnya mampu mewarnai orang-orang lain dan lingkungan sekitarnya. Orang-orang dengan kepribadian extravert yang berattitude baik akan menebarkan rahmat kepada orang lain dan lingkungannya, sehingga ketika dia menjadi pimpinan dia akan menggunakan segala kepribadian dan kemampuannya untuk berbuat baik kepada orang-orang yang dipimpinnya. Dan akan lebih indah lagi jika pemimpin bangsa Indonesia adalah orang extravert yang berattitude baik, diikuti pimpinan para politikus, pimpinan para pebisnis dan pimpinan-pimpinan dibidang lain. Menukil dari kata-kata orang bijak bahwa lebih baik orang-orang baik yang hidup ditengah masyarakat dibanding orang baik yang hidup sendirian ditengah hutan. Dan oleh sebab berbuat baik juga butuh perjuangan maka bangsa ini akan semakin membutuhkan banyak orang extravert yang berattitude baik ditengah banyaknya perbedaan anak bangsa ini, dari mulai perbedaan suku, agama dan filosofi. Sebab hanya orang extravert yang berattitude baik saja yang bisa menerima dan memimpin segala macam perbedaan anak bangsa ini. Merdeka !!! Salam, Adib M www.adibm.com [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] War on Drugs dan Politik Tersembunyi Amerika Serikat
http://indoprogress.blogspot.com/2008/06/war-on-drugs-dan-politik-tersembunyi.html 23.6.08 War on Drugs dan Politik Tersembunyi Amerika Serikat Wilson WAR on Drugs, tiba-tiba saja menjadi wacana perang global dari berbagai pemerintahan pasca hancurnya Perang Dingin, diakhir tahun 1980-an. Wacana ini pertama kali muncul pada tahun 1982, ketika pemerintahan Ronald Wilson Reagan, mendesak Kongres untuk mendukung pemerintah menjalankan program war on drugs. Dalam retorik Reagan dikatakan, tujuan dari program ini adalah to cripple the power of the mob in America. Ironisnya, pada saat yang sama, pemerintahan Reagan justru bekerjasama dengan mafia narkotik dalam membiayai gerilyawan Contra, untuk memerangi pemerintahan sayap kiri Sandinista, pimpinan Daniel Ortega di Nikaragua. Dalam waktu bersamaan pula, pemerintah Amerika Serikat (AS), mendukung berbagai kelompok militer sayap kanan di Amerika Latin, yang mempunyai kaitan dengan organisasi narkotik dan membentuk blok politik narko-militeris yang represif. Di era Reaganlah, banjir narkotika masuk ke AS dengan difasilitasi dan dibekingi CIA dan Pentagon, serta organisasi rahasia yang dipimpin kolonel Oliver North. Selama hampir satu dekade, CIA dan Pentagon mendukung dan melindungi perdagangan narkotika terbesar di dunia, yang menyuplai hampir 50 persen kokain yang dikonsumsi di AS. War on Drugs kembali muncul diakhir pemerintahan Reagan, di tahun 1988, ketika musuh perang dingin Amerika Serikat yang bernama blok komunisme, dianggap telah ambruk dan transisi demokrasi mulai menggerogoti rejim-rejim korup-otoriterian sayap kanan, yang menjadi sekutu tradisionil AS, di berbagai belahan dunia seperti Korea Selatan, Filipina, dan terutama di Amerika Latin dan Tengah. Hancurnya komunisme menyebabkan pemerintah AS kehilangan legitimasi untuk terus menjadi polisi dunia. Sebabnya, ancaman atas AS dan sekutu-sekutunya dari rejim komunis dianggap tak lagi relevan. Karena itu, sebuah monster baru harus diciptakan, sebagai legitimasi intervensi global AS dalam urusan rumah tangga negeri lain, dan memberikan bantuan politik kepada sekutu-sekutu ideologisnya. Monster baru paska perang dingin itu lalu diciptakan di akhir tahun 1980-an dan awal pemerintahan George Bush senior ditahun 1990-an, dalam wacana war on drugs. Perang ini berhasil mendapatkan dukungan kenaikan anggaran hampir sepuluh kali lipat, dari $1.2 milyar pada tahun 1981 menjadi $11.7 milyar dalam tahun 1992. Kata perang digunakan juga mempunyai arti politik. Sebab perang berarti melibatkan militer sebagai garda depan. Karena itu operasi militer, bantuan militer, pelatihan militer dan kegiatan inteljen menjadi program utama dari strategi ini. Tak heran jika program war on drugs lebih kelihatan sebagai suatu proyek militerisasi dengan tujuan politik dan ideologis, ketimbang upaya untuk memeranginya. Setelah tragedi 11 September 2001, AS secara sistematis menarik bandul politik dunia ke dalam perang melawan terorisme sebagai suatu perang global. Pemerintah AS kemudian lalu menciptakan definisi terorisme menurut kebutuhan politik dan ideologinya. Akhirnya, kebijakan perang melawan terorisme yang dikibarkan AS, justru menjadi tidak berbeda dengan terorisme yang hendak mereka hancurkan sendiri. Nasib yang sama juga terjadi dalam war on drugs. Meminjam ungkapan Uskup Dom Herder Camara, obat yang ditawarkan lebih beracun dari penyakit yang hendak disembuhkan. Dalam kenyataan yang tak jauh berbeda, AS juga telah merekayasa musuh global menurut kepentingan politik dan ideologinya, dalam kasus perang menghadapi komunisme dan perang melawan narkotika. Ketika war on drugs menjadi strategi bagi intervensi AS untuk menjadi polisi dunia pasca Perang Dingin, mendadak terjadi peristiwa 11 September 2001. Tiba-tiba saja perang atas narkotika diintegrasikan dengan perang melawan terorisme, sehingga lahirlah wacana narko-terorisme. Wacana ini berarti terjadi saling kait antara terorisme dengan perdagangan narkotik, karena itu perlu satu kesatuan program untuk memeranginya. Istilah narko-terorisme pertama kali digunakan kepada kelompok mafia perdagangn narkotika di Kolumbia dan Peru, yang menggunakan cara-cara teroris untuk memberikan tekanan politik kepada pemerintah seperti pemboman, pembunuhan politik, dan penculikan. Di kedua negara tersebut, kerjasama bilateral militer AS dengan unit militer anti narkotika sudah terjalin lama. Namun, kemudian DEA memperluas definisi narko-terorisme sekaret mungkin yakni sebagai keterlibatan kelompok atau individu dalam hal pemajakan, penyediaan keamanan atau membantu perdagangan narkotika dalam rangka menyebarluaskan atau mendanai kegiatan terorisme. Definisi ini sangat karet dan dalam prakteknya disalahgunakan secara luas oleh rejim-rejim ororiter, untuk menghadapi oposisi dan perlawanan rakyat. Di Kolumbia, misalnya, unit anti narkotik binaan AS lebih banyak memerangi gerilyawan FARC dan oposisi, ketimbang menangkapi para bandar
[Forum Pembaca KOMPAS] MEREBUT MIMPI INDONESIA: Artikel 63 Tahun Kemerdekaan
Maaf bung Agus, bukan bersumber dari Kompas. Merebut Mimpi Indonesia Khazanah, PIKIRAN RAKYAT, 16 Agustus 2008 KEMERDEKAAN nasional adalah proklamasi kebudayaan emansipatif sebuah bangsa. Karena sebuah bangsa dan kebudayaan adalah mimpi kolektif atau imajinasi kolektif sekelompok manusia pada konteks tempat dan waktu tertentu. Bahkan sebuah bangsa sebenarnya sebuah perasaan saja kata Gustavo de las Casas, perasaan bersatu kolektif yang menjadikan sekelompok manusia sebagai sebuah keluarga besar (Foreign Policy, Maret-April 2008), tentu juga terkait tempat dan waktu tertentu. Bila hari ini, 63 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, semua warga dari Sabang sampai Merauke, tanpa ragu mengucapkan kata Indonesia, sebagai bangsa, negara, tumpah darah, serta hikmat mengikuti upacara bendera setiap hari Senin seperti putera saya Mahatma (11) dan Krishna (10) di sekolah dasar mereka untuk menghormati, Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih., tidakkah mereka serta kita semua menyadari bahwa kata Indonesia hanyalah sebutan antropologis dari seorang antropolog Inggris J.R. Logan pada 1850? Di awal abad ke-20, hampir tak ada penduduk dari ujung Sumatra hingga Papua yang menyebut nama Indonesia atau mengaku orang Indonesia. Indonesia adalah sebutan rekaan saja dari J.R. Logan yang memerlukan sebuah nama untuk menyebut penduduk serta kepulauan yang membentang antara benua Australia dan Benua Asia dalam karya ilmiahnya. Oleh karena itulah Sutan Takdir Alisjahbana dalam Polemik Kebudayaan bahkan menyebut para pahlawan Indonesia yang kita kenal seperti Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, dan lainnya tidaklah mengenal Indonesia sebagai tujuan perjuangannya, mereka adalah pahlawan` dalam masa pra-Indonesia, bahkan bersedia saling berkelahi untuk kepentingan masing-masing, sama sekali bukan untuk kepentingan bangsa Indonesia. Terasa pahitkah kenyataan ini? Sama sekali tidak, Indonesia adalah momen dalam kebebasan manusia, sebuah pernyataan kebebasan dalam sekian kemungkinan pilihan dalam sejarah. Tentu saja ada yang ingin hidup dalam feodalisme lama, bahkan ingin tetap setia dalam kolonialisme, dan sungkup masyarakat tertutup untuk kemurnian ras, agama, dan ideologi. Tetapi kita memilih Indonesia, memilih kebebasan, kebebasan manusia untuk menentukan nasibnya sendiri. Dalam momen kebebasan itulah para Bapak dan Ibu pendiri Indonesia memutuskan untuk melakukan, (1) pembebasan nasional; (2) pembebasan sosial dan; (3) pembebasan individu. Tentu saja pembebasan nasional adalah prasyarat (conditio sine qua non) dari pembebasan sosial dan pembebasan individu. Pembebasan nasional harus dipilih karena, kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Tetapi pembebasan nasional tak berarti banyak bila tak ada pembebasan sosial, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Lalu apa setelah pembebasan nasional dan pembebasan sosial? Tentu saja pembebasan individu, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas. Sebuah perjuangan emansipasi yang mahakeras tetapi tetap akan berujung pada kemegahan kemanusiaan, seperti kata penyair Arthur Rimbaud (1857-1907), and at the dawn/armed with scorching patience/we shall enter the cities of splendour (Di waktu fajar/dengan kesabaran mentubi/kita akan memasuki kota yang megah itu). ** JADI, Indonesia adalah sebuah cita-cita kebudayaan emansipatif tentang (1) pembebasan nasional; (2) pembebasan sosial; (3) pembebasan individu. Bagaimana Indonesia hari ini? Sebuah mimpi-praktis (practical-visionary) akan bermakna untuk menegaskan bahwa identitas politik, budaya, dan geografis, bila wujudnya kongkret --dinikmati dalam kehidupan sosial sehari-hari-- yang berwujud kesejahteraan, kecerdasan, dan keadilan sosial, serta kehidupan individual (hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya). Bila mimpi praktis dan kongkret ini tak terwujud, setiap warga negara, tentu saja putra saya juga, Mahatma dan Krishna, akan bertanya-tanya untuk apa tetap bersatu dalam tanah air, negara, dan bangsa Indonesia bukan? Indonesia hari ini adalah Indonesia dalam pertarungan untuk mewujudkan mimpi Indonesia seabad lalu versus realitas konkret yang menceraiberaikannya. Kemiskinan dan ketimpangan sosial yang menghantui sepanjang 63 tahun kemerdekaan hampir serupa wujud kongkretnya seperti di masa kolonial. Ketika Multatuli menulis Saijah Adinda pada 1860-an, kemiskinan dan penindasan adalah realitas kongkret di Lebak (Banten), namun 168 tahun kemudian pada Februari 2008 di Lebak Banten kembali ada empat balita meninggal dunia karena busung lapar tercekik kemiskinan orang tua mereka. Teror kemiskinan serupa terjadi di Makassar, Daeng Basse (hamil lima bulan) dan putranya tujuh tahun juga mati kelaparan, lalu Naila (4) juga meninggal dunia di Banjar Baru, Kalimantan Selatan. Di Jawa Barat saja pada 2007, ada sekitar
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Aulia Pohan (Kalau Saya Jadi SBY) - Om Bambang
kang Achmad akang baik sekali karena selalu memberikan kunci exit strategy buat semua pihak. seharusnya akang bisa dapat bintang satya lencana kesetiaan dong , hehehehe. film kita dulu (sama mas slamet rahardjo, frans tumbuan, ida iasha, piet pagau,dll ), judulnya kodrat, saya juga sedang cari vcd-nya, apa ada yang punya ?, nanti ku ganti biaya transfer-nya, salambambangsulistomo On Thu, Aug 14, 2008 at 2:49 PM, Achmad Jauzi [EMAIL PROTECTED]wrote: Om Bambang, mana ada penegakan hukum di negeri ini yang dilakukan dengan tulus dan keikhlasan??? He he he...Exit Strategy pasti akan saya berikan pada saatnya...Saya juga sering memberikan saran-saran seperti ini kepada bebarapa pihak...Tapi kebanyakan mereka tidak ada yang melaksanakan (mungkin saran saya tidak bagus ya om?)... Misalnya, saya sudah email kepada Kepala Biro Gubernur BI agar segera beraksi dan membelokkan isu suap menyuap menjadi isu pemerasan...Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan imej DPR yang sudah terlanjur di masyarakat sementara imej BI sedikit lebih baik dari DPR...Tapi mereka tidak melakukan akibatnya terjadilah seperti sekarang dan semuanya menjadi terlambat...Untuk SBY sendiri terhadap kasus Aulia Pohan, saya kira batas waktunya adalah bulan ini...Jika semakin banyak yang bernyanyi menjadi terlambatContohnya, sekarang ada pengakuan dari Om Oey tentang Anwar Nasution... Om Bambang...Dulu apa judul film yang Om Bintangi bersama Slamet Rahardjo??? Saya coba-coba mengingatnya tapi tidak berhasil Makasih ya Om...
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Miss Universe 2008 Kagum Indonesia
wah ... coba dia diceritain lagi betapa mengagumkannya pemerintah negara ini yang diam saja melihat ratusan ribu warganya dibohongi dan dinjak-injak korporasi milik menterinya, ato kalo dia tahu bahwa negara penghasil minyak ini warganya megap-megap ketika harga minyak dunia naik ato betapa entengnya para koruptor berlenggang disini pasti dia lebih kagum lagi ... - Original Message From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Monday, August 18, 2008 4:14:20 AM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Miss Universe 2008 Kagum Indonesia http://kompas. com/index. php/read/ xml/2008/ 08/17/2031533/ miss.universe. 2008.kagum. indonesia YOGYAKARTA, MINGGU - Miss Universe 2008 Dayana Mendoza kagum dengan Indonesia, negara pertama yang dilawati sejak terpilih sebagai ratu sejagat, Juli lalu. Indonesia indah dan penduduknya ramah, katanya, dalam jumpa pers usai mencoba layanan spa di Sheraton Mustika Yogyakarta, Minggu, (17/8). Dayana mengaku tertarik pada batik dan bunga jasmin. Saya cukup familiar dengan batik, sebab motif serupa batik ada di kain tradisonal negara saya, katanya. Kalau bunga jasmin, ia menyukai keindahannya. Saya ingin menempatkan jasmin di apartemen saya di Venezuela, katanya. Gadis cantik kelahiran Venezuela 1 Juni 1986 ini, usai mendapat layanan spa, lalu mengunjungi pusat perawatan wajah Natasha. Malamnya menghadiri Batik Party Dinner di Sheraton, sembari mendapat suguhan tarian tradisonal. Senin esok, Dayana menyemarakkan Pesta Merdeka Yamaha, dengan mengendarai Yamaha Mio. Ia ditemani Puteri Indonesia 2008 Zivanna Letisha Siregar menghabiskan kunjungannya sampai 19 Agustus. Dayana diharapkan ikut memberitahukan kondisi Indonesia yang sebenarnya aman, ke negara-negara yang dikunjungi. Sementara Zivanna mengatakan, tugasnya nanti ketika berkunjung ke ke luar negeri adalah mengenalkan Indonesia dan kekayaan alam beserta budayanya. Banyak yang belum tahu ada negara bernama Indonesia. Saya akan membuktikan Indonesia aman dan tidak kalah bersaing dengan negara lain, ujar Zivanna. Bagaimana penilaian gadis manis kelahiran Jakarta 16 Februari 1989 yang baru dua hari menyandang predikat Puteri Indonesia ini terhadap Dayana? Zivanna sempat menduga Dayana sedikit sombong. Tapi ternyata tidak. Bahkan dia sangat ramah pada semua orang. Senyum selalu tersungging di bibirnya, ujarnya. Lukas Adi Prasetyo [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Djuwari, Tukang Panggul Jenderal Sudirman yang Terlupakan
pak Djuwari, terimakasih dari kami semua, yang dapat beban sejarah, seperti yang bapak ungkapkan, yakni meneruskan cita-cita para pahlawan untuk membebaskan bangsa ini dari segala bentuk penjajahan. Memang meneruskan cita-cita para pahlawan saat ini bukan hal yang mudah, mungkin lebih sukar dari waktu menghadapi penjajah dimasa lalu. Sekarang ini, penjajahan dari bangsa sendiri dari kelompok pemimpin yang lebih mementingkan diri, kelompok dan golongannya sendiri, akibatnya sangat menyengsarakan rakyat banyak.Seperti paraktek jual-beli hukum oleh aparat penegak hukum, pendidikan dan kemiskinan yang sangat terkait erat, semakin sulitnya contoh keteladanan para pemimpin, mereka asyik berebut kekuasaan dan memperkaya diri sendiri, tidak satunya kata dengan perbuatan, pengelolaan sumberdaya alam yang menyebabkan kerugian negara, dan banyak lagi. Ber-untung masih ada dari beberapa bagian mayarakat yang masih sadar akan terperosoknya negeri ini, mudah-mudahan doa' pak djuwari akan memenangkan perjuangan mereka untuk membebaskan negeri ini dari penjajahan bangsa ini sendiri.salam untuk seluruh keluarga dan teman-teman perjuangan bapak, salambambangsulistomo 2008/8/18 Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] KEDIRI, MINGGU - Djuwari (81), tukang panggul Panglima Besar Sudirman dalam perang gerliya melawan penjajah, mengaku rela terlupakan. Kami hanya berharap generasi muda saat ini bisa menerusan cita-cita pahlawan untuk bisa bebas dari segala bentuk penjajahan, katanya saat ditemui di rumahnya di Dusun Goliman, Desa Parang, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, Jatim, Minggu (17/8). Sehari-hari dia menghabiskan waktunya di sawah dengan kondisi ekonomi yang serba pas-pasan di sebuah desa yang berada di kaki Gunung Wilis. Tak banyak yang tahu mengenai kiprah lelaki tua renta itu dalam memperjuangkan bangsa Indonesia dari kungkungan penjajah. Padahal dia salah satu tukang panggul tandu Panglima Besar Sudirman yang saat itu sedang sakit dalam memimpin perang gerilya di kawasan selatan Pulau Jawa periode 1948-1949. Djuwari menuturkan, pada suatu pagi hari pada tanggal 6 Januari 1949, dia dan tiga temannya, Karso, Warto, dan Joyodari memanggul tandu panglima perang gerilya itu menuju Dusun Magersari, Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk untuk menghadapi para penjajah. Mereka berjalan kaki sekitar 30 kilometer dari Dusun Goliman menuju Dusun Magersari dengan melintasi kawasan perbukitan Gunung Wilis. Untuk menempuh perjalanan itu dibutuhkan waktu sehari penuh dengan beberapa kali istirahat, katanya. Dalam perjalanan tersebut, Panglima Sudirman dikawal Tjokro Pranolo, Supardjo Rustam, Suwondo, dan Heru Tjokro bersama pasukan bersenjata lainnya. Djuwari mengaku bahagia, kendati dalam perjalanan melelahkan itu dia dan tiga orang rekannya hanya mendapatkan hadiah berupa sepotong kain panjang dari Panglima Sudirman. Saat itu kami merasakan ikut berjuang, meskipun tidak dengan cara memanggul senjata seperti tentara lainnya, kata satu dari empat tukang panggul Panglima Besar Sudirman yang masih hidup hingga sekarang. Selama berada di Dusun Goliman, Panglima Besar Sudirman tinggal di rumah Badal. Di sebuah ruangan di rumah tersebut, Sudirman dan beberapa anggota pasukannya menyusun strategi menghadapi penjajah. Di dalam kamar berukuran 7x3,5 meter yang berada rumah joglo yang kini ditempati Suwandi itu masih terdapat beberapa perabotan, diantaranya dipan beralaskan tikar, kendi, cangkir, dan tempayan dari kuningan. Kamar ini sudah tidak pernah kami tempati lagi sejak dulu, karena kami anggap memiliki nilai sejarah perjuangan bangsa ini, kata Suwandi, salah satu anak Badal. Selama berada di Dusun Goliman, Panglima Sudirman menyamar sebagai mantri guru untuk menghindari mata-mata penjajah yang tersebar di mana-mana. Sayangnya bangunan bersejarah di Dusun Goliman itu hingga kini tak terawat. MBK Sumber : Ant http://kompas.com/read/xml/2008/08/17/12173319/djuwari.tukang.panggul.jenderal.sudirman.yang.terlupakan. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Bangsa, Negara, dan Indonesia
Ketika Jepang sudah mendekati kekalahannya, para penggede Jepang memberi peluang Indonesia memutuskan seberapa besar wilayah yang akan dimerger menjadi Indonesia Raya. Yamin berpendapat Malaya dan Filipina Selatan dimasukkan, bahkan seluruh pulau Irian Jaya adalah hak milik Indonesia. Bung Karno setuju dengan gagasan Yamin. Namun Hatta menolak karena menurut Hatta yang dinamakan Indonesia adalah seluruh wilayah yang hanya meliputi wilayah administrasi Hindia Belanda saja. Pendapat Hatta ini berkat masukan nasihat geopolitik Sutan Sjahrir bahwa bila kita mencaplok Malaya dan Filipina Selatan maka ke depan kita akan berhadapan dengan Inggris dan Amerika Serikat. Tapi kalo hanya Hindia Belanda maka yang dihadapi hanya Belanda dan kalo hanya Belanda maka masih ada waktu menyusun kekuatannya, karena menurut Sjahrir pada Hatta. Kekuatan Belanda pasca Perang Dunia Kedua bisa dikatakan nihil dan perlu waktu paling tidak setahun untuk memulihkan kembali kekuatannya. Anton --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: Oleh Roch Basoeki Mangoenpoerojo http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/18/00285664/bangsa.negara.dan .indonesia Agustus ke-63 telah tiba. Namun, apakah pintu gerbang kemerdekaan itu masih âdi depanâ? Tampaknya begitu. Kita belum mampu memastikan kapan menyebut bangsa, kapan negara, bahkan masih menganggap seolah Indonesia adalah kelanjutan Majapahit. Spanduk menyebut kata senyawa âbangsa dan negaraâ seolah sudah tak berjarak. Padahal, berbeda sekali, negara identik pemerintah yang menguasai rakyat. Sedangkan bangsa hanya muncul pada hari-hari bersejarah. Latah seperti ini sudah 63 tahun berjalan, tanpa pernah disadari. Bukan Majapahit Sumpah Palapa Majapahit tidak pernah menyentuh Jawa Barat yang Indonesia. Itu fakta. Secara konsep, Indonesia bukan negara berkuasa besar di kawasan Pasifik yang luas, seperti Majapahit, atau Sriwijaya, Pajajaran, dan lain-lain. Konsep tentang âkekuasaan bernegaraâ tak lepas dari bagaimana sesuatu negara menjalankan kekuasaan. Sedangkan Indonesia, sebenarnya, hanya sebuah komunitas yang terbentuk oleh suatu situasi. Bermula dari anak pribumi Hindia Belanda yang bersekolah di Belanda mendirikan âPerhimpunan Indonesiaâ di Rotterdam, 1922. Lalu para Pemoeda Indonesia menyelenggarakan Kongres Pemoeda I, 1925. Lalu, tahun 1926 lahir lagu Indonesia Raya yang tidak berbicara Negara. Kongres Pemoeda II 1928 melahirkan âbangsa Indonesiaâ melalui Sumpah Pemuda. Ini bertentangan makna dan jiwanya dengan Sumpah Palapa yang menonjolkan kekuasaan. Hingga 1942, komunitas/bangsa itu masih terasa eksistensinya karena dibutuhkan Jepang, lalu mendapat berbagai peluang pada tahun 1945 untuk membuat negara. Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, komunitas itu memiliki wadah lebih nyata, yaitu Negara. Meski demikian, tidak serta-merta âIndonesiaâ menjadi milik negara. Justru sebaliknya, Negara adalah milik bangsa Indonesia (Baca teks Proklamasi âatas nama bangsaâ). Kepentingan bangsa Komunitas itu pada tahun 1928 diberi predikat âbangsaâ yang bertanah air dan berbahasa satu, Indonesia. Secara ilmiah, para pemimpin saat itu bereferensi kepada Ernest Renan. Bangsa adalah komunitas yang memiliki keinginan untuk bersatu. Sedangkan Otto von Bauer menyebut adanya kesatuan perangai karena nasib. Dalam Sidang BPUPKI, kedua referensi itu dianggap kuno oleh Bung Hatta dan Mohamad Yamin yang diiyakan hadirin. Muncullah pendapat Soekarno dalam pidato 1 Juni pada akhir sidang. Untuk kita, perlu ditambah katanya, yaitu adanya satu kesatuan geopolitik. Maka, yang disebut bangsa Indonesia adalah komunitas yang bernasib sama dan menghendaki kesatuan dalam geopolitik Sabang sampai Merauke. Mereka tentu memiliki âkepentinganâ demi kepastian eksistensi komunitas yang terbangun. Perangkat penunjuk kepentingan bangsa, salah satunya Trisakti, yaitu mandiri dalam ekonomi, berdaulat dalam politik, dan berkepribadian dalam budaya. Demi terjaga dan terwujudnya ketiga kepentingan bangsa itu, perlu wadah yang dalam tata hukum disebut negara. Preambul menyebutnya, âNegara Kebangsaanâ. Dengan ukuran negara mapan, Syahrir mengatakan, âKita belum siap merdekaâ (sampai hari ini?). Kata Bung Karno, âKita siapkan rakyat untuk merdeka dengan cara kita sendiri, bukan cara Belanda atau siapa pun.â Yang dimaksud cara sendiri adalah menegakkan ketiga kepentingan bangsa melalui hukum Indonesia (yang kini tanpa pengendali). Semua merasa layak Tampaknya saat Indonesia dianggap sebagai nama negara kelanjutan kejayaan kerajaan masa lalu, semua orang layak menjadi Hayam Wuruk dan Gajahmada. Jongko Joyoboyo pun ampuh sebagai referensi. Hal ini tampak di Senayan dan semua lembaga yang terbentuk belakangan sampai calon presiden. Semua boleh bilang aku untuk menyirnakan kata kita. Ternyata benar, kita masih di depan pintu gerbang kemerdekaan. Kita masih menggunakan hukum
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso Keluarkan Kocek Pribadi Rp50 M untuk Bulutangkis
Uang itu mgkn dari sumbangan2 pihak lain...gak mgknlah kalo dari penghasilan/gaji pribadi..gak mungkin dia iklas kalo itu uang pribadi dari gaji.
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: ku mati in dehTV siaran dr Istana
Setiap lagu yang berhak dinyanyikan pada upacara 17 Agustus adalah lagu yang sudah melalui seleksi, baik itu seleksi kualitas lagu maupun peran lagu itu dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Jadi minimal lagu itu sudah lama dibenak masjarakat dan mewarnai jiwa jaman (zeitgeist). Lha...kemudian tiba-tiba ada lagu baru yang muncul hanya karena penciptanya adalah SBY. Jelas ini mainan para penjilat SBY yang panglimanya adalah Andi Kumis. Adalah tidak etis memperdengarkan lagu yang tidak jelas mutunya dan tidak jelas popularitasnya di mata masjarakat hanya karena lagu itu ciptaan SBY. Setidak-tidaknya manajer lagu itu seperti Dharma Oratmangun berjuang keras dulu agar lagu2 SBY diperdengarkan ke masjarakat dan masjarakat bisa menilai. Ketika lagu itu dinyanyikan dan diperdengarkan pada 17 Agustus jelas itu suatu pelecehan pada upacara 17-an yang sakral, sekaligus menandakan kepemimpinan SBY yang lembek. Di Jaman Bung Karno, setiap tanggal 17 Agustus selalu ditandai kilometer nol untuk memulai tahapan-tahapan perjalanan bangsa seperti : Gesuri, Takari, Nasakom, Tahun Vivere Pericoloso atau Jasmerah. Namun SBY justru memperdengarkan lagu-lagu ciptaannya yang berkualitas rendahan. Anton --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Andre James Oscar [EMAIL PROTECTED] wrote: La apa yang salah? Bukan, bukan membela SBY. Siapapun presidennya, apakah salah memperdengarkan karyanya dalam acara seperti itu. Membandingkan karya Ismail Marzuki dengan lagu karya SBY tidaklah relevan. Anda sudah mengambil tindakan benar mematikan televisi, itulah hak yang harus anda ambil bos. Tapi biarkan juga hak berjuta rakyat Indonesia yang ternyata menikmati karya SBY, dengan tidak mematikan TV. Saya bangga punya presiden yang seniman, bisa mencipta lagu, dan mau memperdengarkan lagunya kepada halayak. Toh pekerjaan pencita lagu itu bukan pekerjaan hina.(mungking karena saya beekecimpung dalam dunia seni musik). Saya bisa memilah2 rasa suka atau tidak suka terhadap seseorang, tanpa menilai hasil karya atau usahanya. Kalau memang bagus dan bermanfaat ya sok atuh. Bukan karena tidak suka orangnya lantas tidak suka karyanya hehehehe. Cuma pendapat aja, jangan masukin ati. -- Andre J.O Sumual Editor in Chief TRAX Magazine [music attitude, provocative stylish] Wisma Kosgoro lt.6 Jl. MH Thamrin No.53 Jakarta 10350 Phone : (021) 39836061, 39832381-82, ext 157 Fax : (021) 39832494 Mobile : 08161161874 Email : [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Blog: www.kabardariopa.blogspot.com
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Cucu Presiden Lahir 17 Agustus Karena Pertimbangan Medis
Lihatlah komentar dokter GAtot MArwoto...alasan yg dikemukakan sangat mengada-ada. Walopun alasannya dgn dalil-dalil ilmiah, tetap saja keliatan dipas-paskan tgl 17 Agt 2008. Sekarang dokter pun sdh ada yg menjilat keluarga Presiden. Inilah yg namanya Intelektual Tukang. --- On Sun, 8/17/08, Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Cucu Presiden Lahir 17 Agustus Karena Pertimbangan Medis To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Sunday, August 17, 2008, 5:28 AM http://kompas. com/read/ xml/2008/ 08/17/1003349/ cucu.presiden. lahir.17. agustus.karena. pertimbangan. medis JAKARTA, MINGGU - Annisa Larasati Pohan, menantu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau isteri dari Kapten (Inf) Agus Harimurti Yudhoyono, putra sulung Presiden, melahirkan seorang bayi perempuan bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia ke-63, Minggu (17/8). Bayi perempuan dengan berat 2,8 kg dan panjang 48 cm ini, menurut perhitungan medis, seharusnya lahir pada tanggal 4-7 September mendatang. Menurut keterangan Tim Dokter yang menangani persalinan, penetapan tanggal 17 Agustus bukan sengaja dipas-paskan, tapi semata-mata karena pertimbangan medis. Indikasi mempercepat persalinan karena maturasi yakni kematangan plasenta (ari-ari) lebih cepat, jadi demi keselamatan ibu dan bayi kami ambil proses ini, kata dr Gatot Purwoto, salah satu tim dokter kandungan yang terlibat proses persalinan, di RS Pondok Indah, Jakarta, Minggu. Gatot menambahkan bila tidak dilakukan pemajuan proses kelahiran maka afgarnya (nilai kelincahan bayi) lebih rendah, misalnya bayi jadi lambat menangis. Tim dokter yang menangani proses persalinan diketuai oleh dr Azen Salim dengan tim inti dari RS Pondok Indah dan tim dokter kepresidenan kebidanan. MYS Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Tembakau , penghidupan yang mematikan
Bila kakek anda atau keluarga anda adalah petani tembakau , ada baiknya membaca tulisan dari Media Indonesia ini : Mohon maaf bung Agus, bukan bersumber dari Kompas. Jumat, 15 Agustus 2008 00:03 WIB Tembakau, Penghidupan yang Mematikan DALAM kepulan asapnya terkandung setidaknya 4.000 racun zat kimia berbahaya, dan 43 di antaranya bersifat karsinogenik (merangsang tumbuhnya kanker). Berbagai zat berbahaya itu, di antaranya adalah tar, karbon monoksida (CO), nikotin, aseton (cat), hingga ammonia (pembersih lantai) dan toluene (pelarut industri). Oleh WHO (World Health Organization) merokok bahkan disebut sebagai pembunuh nomor dua di dunia. Setengah dari orang yang merokok secara rutin, saat ini jumlahnya sekitar 650 juta orang, akan meninggal gara-gara tembakau. Tidak kalah mengerikan, ratusan ribu orang bukan perokok, walaupun juga sering disebut perokok, ikut menanggungnya. Mereka meninggal karena terpaksa harus ikut menyerap asap yang dikeluarkan para perokok. Asap rokok adalah faktor utama penyebab penyakit jantung koroner. Selain itu berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer. Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah--sebanyak 6 juta di antaranya--disebabkan gangguan sirkulasi darah dengan 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Karena itu, tak salah jika kampanye hidup sehat dengan menjauhi rokok gencar dilakukan pihak-pihak yang peduli dengan kesehatan. Yang menjadi pertanyaan kini adalah seberapa efektifkah kampanye dan momen peringatan hari tanpa rokok tersebut bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan? Kondisi di Indonesia Publikasi Kantor WHO untuk Asia Tenggara mengenai Kecenderungan Penggunaan Rokok di Indonesia 2001 (Prevalence of Tobacco Use in Indonesia, 2001) menunjukkan konsumsi rokok di Indonesia cenderung meningkat setiap dasawarsanya. Jika pada 1970 konsumsi rokok per kapita di Indonesia sebesar 469 batang, jumlah tersebut melonjak menjadi lebih dari 100% pada periode 1980 dengan 942 batang. Kecenderungan peningkatan itu tetap terjadi pada dasawarsa-dasawarsa selanjutnya meski angka persentasenya tidak sebesar 1980. Tercatat untuk periode 1990 dan 2000, konsumsi rokok per kapita Indonesia meningkat menjadi masing-masing 1.145 batang dan 1.434 batang (lihat grafik). Dari data tersebut secara sekilas bisa dilihat bahwa kampanye antirokok belum berhasil memengaruhi tingkah laku merokok masyarakat Indonesia. Padahal, berbagai kampanye antirokok cukup gencar menyosialisasikan berbagai dampak negatif merokok bagi kesehatan, termasuk bagi pengeluaran rumah tangga. Dampak negatif merokok, sebagaimana yang dilaporkan Tim Penanggulangan Masalah Tembakau Departemen Kesehatan RI, sedikitnya 9,2% dari 3.300 kematian pada 2001 disebabkan tembakau. Lebih lanjut, saat ini sedikitnya 57% rumah tangga di Indonesia mempunyai satu perokok yang hampir seluruhnya (91,8%) merokok di rumah. Akibatnya tandas laporan WHO, sedikitnya 43 juta anak di Indonesia berusia 0-14 tahun terkena paparan asap rokok yang akan berpengaruh pada mudahnya anak-anak tersebut terkena infeksi saluran pernapasan, infeksi telinga tengah serta asma. Sementara itu, dampak negatif merokok bagi pengeluaran rumah tangga dibuktikan hasil analisis data Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik 2003. Biaya yang dikeluarkan penduduk Indonesia untuk rokok menurut laporan tersebut adalah dua setengah kali lebih besar daripada biaya pendidikan dan tiga kali lebih besar daripada anggaran kesehatan. Itu belum termasuk biaya pengobatan yang harus dikeluarkan akibat terganggunya kesehatan karena merokok. Konvensi pengendalian tembakau Kampanye antirokok melalui peringatan Hari tanpa Tembakau Sedunia dan sosialisasi bahaya merokok tidak akan efektif tanpa dukungan dari pemerintah selaku regulator industri, termasuk industri rokok. Pemerintah Indonesia selama ini memang bersikap gamang dalam menyikapi masalah ini. Hal ini tampak dari penolakan pemerintah untuk meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) atau Konvensi Pengendalian Tembakau. FCTC merupakan perjanjian kesehatan internasional pertama yang perundingannya diprakarsai oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). FCTC telah diresmikan menjadi hukum internasional pada 27 Februari 2005. Hingga hari ini, sebanyak 147 negara dari 168 negara telah meratifikasi FCTC. Sayangnya, Indonesia tidak termasuk dalam kelompok negara yang meratifikasi FCTC. Di wilayah Asia, hanya Indonesia yang belum meratifikasinya. Padahal, Indonesia telah terlibat dalam pembuatan draf konvensi ini. Indonesia masih merasa belum mampu/konsisten untuk memenuhi persyaratannya. Satu sisi, melalui beberapa pemerintah daerah telah dikeluarkan peraturan-peraturan untuk membatasi/melarang merokok. Misalnya Peraturan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta tentang Pengendalian Pencemaran Udara yang mulai diberlakukan April 2005. Dalam peraturan tersebut rokok menjadi
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] KANGEN Demonstrasi Mahasiswa...
saya lebih kangen sama adhie massardi dan firadaus cahyadi kok. kalau membaca tulisan anda dimilis ini, saya terasa punya teman perjuangan yang konsisten, enggak lapuk kena hujan, enggak kering kena panas, enggak pusing enggak ada uang, hehehehe (enggak tau ya kalau itu hujan pujian, hehehehe). anda berdua termasuk juga yang sering nulis yang lainnya, meskipun suatu saat pernah berbeda pendapat dengan diri-ku, tapi saya merasakan nikmat banget, karena paling tidak anda telah membuka wawasan saya, bahwa masih ada manusia seperti ente, hehehehe, salam bambangsulistomo, makanya, ajak ane makan diwarteg aja dong. 2008/8/17 Adhie Massardi [EMAIL PROTECTED] Bos, ente kagak pernah nyimak berita kali ya? Semua media memelintir para pendemo sebagai perusuh, dan dengan opini yang dibangun itu, aparat jadi mudah menangkapi dan memenjarakan mereka. Lalu, apa dikira kalau mahasiswa demo dan harus naik mikrolet kagak bayar? Lalu di tengah demo kehausan, apa harus minum air got? Di mana ada got terbuka sekarang ini? Lalu bila ente menyisihkan seperak dua perak karena hati tersentuh rencana kegiatan para mahasiswa, enta akan dicap sebagai membiayai kerusuhan. Tapi dalam situasi ekonomi yang prak-poranda begini, apa ente sanggup emnyisihkan uang hanya untuk saweran gerakan mahasiswa?. Maka, bila ente kangen demonstrasi mahasiswa, jauhkan kangen itu. mendingan ke mall saja. ngopi di cafe-cafe. lupakan rakyat. sebab Tuhan sudah pasti akan menggerakkan sesuatu yang entah apa, untuk melindungi umatNya dari kedzoliman para pemimpinnya. Ini sunatullah. Kitab-kitab Suci sudah menulisnya. Sejarah sudah mengutipnya. Salam! Adhie M Massardi
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Budiman caleg
Semoga sukses. sol SH On 8/18/08, Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED] wrote: Srlamat ya utk Mas Budiman yg resmi jadi caleg PDIP bersama antar alain Rike duah Pitaloka. semogaterpilih... dan nggak lup apada tekad utk memarhaeniskan PDIP Salam HS [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] AirAsia Mengecewakan
Maaf pak tahunnya nggak salah nih. � Salam --- On Mon, 8/18/08, iswandy arisandy [EMAIL PROTECTED] wrote: From: iswandy arisandy [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] AirAsia Mengecewakan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Monday, August 18, 2008, 8:51 PM saya juga mempunyai pengalaman yang sama dimana saya melakukan pemesanan tiket air asia pada bulan juni 2007 untk penerbangan juni 2008 tapi satu minggu sebelum keberangkatan waktu departure yang seharusnya jam 13.00 dari padang ke jakarta di delay sampai ke jam 22.00... ..terbang murah??? air asia kok bisa dapat penghargaan ya, jangan-jangan award nya cuman akal2 an n dibayar alias main belakang tuk mendongkrak rating aja. salam iswandy
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: MUI Siapkan Fatwa Haram untuk Rokok
Artinya apa? Membuat aturan tanpa kemauan keras untuk menegakkannya hanya sia-sia belaka. Itu sajalah artinya! Pertanyaannya, apakah setelah dikeluarkannya fatwa MUI lalu semua [mayoritas] perokok tiba-tiba [insyaf] berhenti merokok [terutama di tempat umum]. Apologinya gampang: fatwa kan hanya merupakan pedoman dan peringatan. Jadi tanpa fatwa itu umat tidak tahu bahwa merokok itu tidak baik bagi kesehatan? Atau bahwa merokok itu berdosa karena perbuatan haram? Atau perlu pulakah dikerahkan jajaran polisi syariah untuk menegakkan fatwa tsb? Kalau dibuat tetapi tidak ditegakkan lalu apa gunanya? Atau sekedar formalitas bahwa MUI telah menjalankan tugas funsgionalnya dan soal hasilnya terpulang kepada masyarakat sendiri? Orang mau merokok kok ya dilarang-larang, rusak badan kan badannya sendiri, dosa kan dosanya sendiri [kalau memang merokok itu sudah pasti berdosa lho ya]. Maksiat saja yang jelas-jelas dosa malah terus saja terjadi kendati ada sanksi pidananya dan sanksi dosanya. Kapan kompleks Dolly di Surabaya dihancurkan seperti Saritem di Bandung? Kok kemaksiatan dibiarkan jalan terus? Judi saja yang jelas-jelas haram hukumnya yang kecil-kecil terus dikejar-kejar polisis dan keluarganya diperas. Tetapi judi yang omzetnya milyaran sehari kok malah dibiarkan saja dan kok ya tidak ada yang berani mendekat; boro-boro mau diberantas? Korupsi saja yang jelas-jelas perbuatan dosa dan ada sanksi pidananya serta yang dikejar terus oleh KPK tetap jalan terus. Mungkin perlu jugakah fatwa bahwa korupsi itu perbuatan haram? Semua sudah tahu kok, tetapi tetap saja korupsi merajalela di segala lapisan dan di pelbagai bidang masyarakat. Korupsi merusak nilai dan sendi masyarakat tetapi merokok hanya merugikan diri sendiri... kenapa jadi repot amat sih? Bangsa ini sudah teramat kacau dalam berpikir dan bekerja. Tidak tahu lagi mana soal urgent dan mana soal sumir. Tidak tahu lagi mana soal kakap dan mana soal teri. Tidak tahu lagi mana soal masyarakat dan mana soal pribadi. Tidak tahu lagi mana soal legislasi dan mana soal eksekusi. Ciptakan sejuta aturan dan pedoman, tetapi kalau manusia- manusianya tidak dididik mengadopsi nilai luhur maka semua itu akan berakhir dengan sia-sia, betapapun mulia tampaknya. Mang Iyus Re: MUI Siapkan Fatwa Haram untuk Rokok http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/96473;_ylc=X3oDMTJzYTVwOXB0BF9TAzk3MzU5NzE1BGdycElkAzEzMDA2NzAyBGdycHNwSWQDMTcwNTA0MzY5NQRtc2dJZAM5NjQ3MwRzZWMDZG1zZwRzbGsDdm1zZwRzdGltZQMxMjE5MDA4MDU4 Sun Aug 17, 2008 1:49 pm (PDT) Masih mending mas, petugasnya masih memperingati. Kalau di Pakuwon Supermall Surabaya, orang2 merokok didepannya satpam, tapi satpamnya diam saja. Padahal dia pake pin di dadanya ada gambar dilarang merokok. Managemen nya memang tidak mau menegur perokok karena takut tidak ada pengunjungnya.
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso Keluarkan Kocek Pribadi Rp50 M untuk Bulutangkis
Hmmm Kok ternyata comment. Harus dibedakan antara curiga rasional dg curiga tendensius. Penegak hukum juga dibekali ilmu kecurigaan. (Sayangnya ulah penegak hukum ya mencurigakan...). Tapi bermula dari kecurigaan rasional (presumption) itulah banyak para bandit ditangkapi. Yuliati Soebeno wrote: Hm.. no comment. Satu milyard saja sangat amat mudah beredar dari satu tangan ketangan lain. Apalagi development taman-taman�beton di Jakarta ini selama masa jabatannya, ya? Yang pastinya sangat menghasilkan dana. � :-((
[Forum Pembaca KOMPAS] Banyak Caleg Konsultasi ke Paranormal
http://kompas.com/index.php/read/xml/2008/08/18/15451487/banyak.caleg.konsultasi.ke.paranormal JAKARTA, SENIN - Berbagai cara dilakukan calon anggota legislatif (caleg) agar terpilih menjadi anggota Dewan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2009. Mulai dari penentuan nomor urut (bagi yang belum memberlakukan suara terbanyak), sosialisasi ke pemilih, hingga konsultasi ke paranormal. Banyaknya caleg yang konsultasi ke paranormal diutarakan paranormal kondang, Ki Joko Bodo, Senin (18/8). Caleg yang datang konsultasi itu yah sembunyi-sembunyi. Karena yang ke paranormal itu simbolnya kekuasaan dengan kemunafikan. Beda kalau ke Kiai, itu diekspos juga tak masalah, kata Joko Bodo. Siapa saja caleg yang datang berkonsultasi itu? Joko Bodo tak mau membocorkan. Yang jelas, kata dia, caleg tersebut hendak maju untuk menjadi anggota DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Ada yang ingin tetap menjadi anggota Dewan. Ada yang mau coba-coba jadi anggota Dewan. Tentu mereka ingin menang dan terpilih, katanya. Soal tarif, Joko Bodo mengatakan tergantung pada caleg bersangkutan. Mereka tentu saja bayar, ujarnya. Menurut Joko Bodo, caleg ke paranormal bukan terjadi tahun ini saja. Pemilu sebelumnya paranormal juga kebanjiran caleg. Paranormal yang tinggal di Kawasan Lubang Buaya ini mengatakan konsultasi caleg ke paranormal bukan masalah sepanjang untuk tujuan yang baik. Artinya kalau terpilih kelak jangan melupakan rakyatnya. Kalau rakyatnya makan batu, caleg juga harus makan batu, katanya. Joko Bodo melanjutkan, tak hanya caleg yang minta petunjuk ke paranormal melainkan juga sejumlah calon kepala daerah dan petinggi partai politik. Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuka pendaftaran caleg 14-19 Agustus 2008, namun sejauh ini baru beberapa partai politik yang mendaftarkan calegnya. Sejumlah parpol lainnya masih sibuk dengan penentuan nama-nama caleg. (aco) Sumber : Persda Network
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Cucu Presiden Lahir 17 Agustus Karena Pertimbangan Medis
Pertama judul beritanya salah. Yang lahir bukan cucu presiden tapi cucu SBY. Kedua, karena SBY orang beken maka layak cucunya jadi bahan berita tapi di forum gosip atau selebriti, bukan di forum politik. Sekian. SH On 8/18/08, Awang BinSaS [EMAIL PROTECTED] wrote: Lihatlah komentar dokter GAtot MArwoto...alasan yg dikemukakan sangat mengada-ada. Walopun alasannya dgn dalil-dalil ilmiah, tetap saja keliatan dipas-paskan tgl 17 Agt 2008. Sekarang dokter pun sdh ada yg menjilat keluarga Presiden. Inilah yg namanya Intelektual Tukang.
[Forum Pembaca KOMPAS] Cucu SBY Diberi Nama Almira Tunggadewi Yudhoyono
http://kompas.com/read/xml/2008/08/18/14385984/cucu.sby.diberi.nama.almira.tunggadewi.yudhoyono JAKARTA, SENIN - Cucu pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diberi nama Almira Tunggadewi Yudhoyono. Menurut Presiden SBY, Almira berarti putri yang mulia. Tunggadewi adalah salah satu raja perempuan di Majapahit. Sedangkan Yudhoyono adalah nama keluarga. Nama tersebut, kata SBY, sudah digodok dalam beberapa hari terakhir. Saat menyampaikan hal itu, Presiden SBY didampingi Agus Harimurti Yudhoyono. Hadir juga di RS Pondok Indah beberapa anggota Kabinet dan juga besan Presidan atau mertua Agus Harimurti, Aulia Tantowi Pohan. HAR Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Cucu Presiden Lahir 17 Agustus Karena Pertimbangan Medis
Weleh.hari ini mau ke ATM didekat RS P. Indah, jadi agak sedikit was-was. Habisnya area yang biasanya tanpa ada alat-alat PERANG (mobil-mobil ABRI) dan tidak pernah ada tentara latihan baris-berbaris...lha kok hari ini mendadak ada mobil-mobil tentara disekitar RS P. Indah. Lalu ada tentara pada latihan baris. Agak janggal bagi kami yang tinggal didaerah sini. Soalnya setiap harinya gak ada truk-truk tentara dan juga latihan militer. Eh...mendadak daerah ini jadi seperti ada huru-hara yang harus dijaga ketat. � Waktu Prince William lahir saja, tidak ada barisan tentara disekitar rumah sakit, ataupun latihan baris berbaris para anggota militer disekitar rumah sakit. Alamak..ada-ada saja Indonesia ini. Jadi pemimpin yang mengorbankan dirinya bagi rakyat itu, belum ada, di Indonesia ini. Yang ada adalah rakyat berkorban untuk pemimpin. Alangkah indahnya jika setiap warga negara Indonesia mendapatkan jaminan keselamatan-nya. Seperti Romo Benny misalnya, seharusnya tidak akan babak belur sampai pingsan, jika selalu ada tentara latihan baris berbaris di sekitar RS Pondok Indah.�Ataupun tidak akan ada para perempuan yang dipaksa untuk dilatih militer dengan cara telanjang, hanya untuk memuaskan hasrat laki-laki, yang dilakukan oleh pihak-pihak yang biadab. Benar-benar langit dengan bumi jadi warga negara Indonesia ini. � Bagaimanapun juga, semoga bayi dan ibunya dalam keadaan sehat-sehat saja. � :-((��� :-(( --- On Sun, 8/17/08, Awang BinSaS [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Awang BinSaS [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Cucu Presiden Lahir 17 Agustus Karena Pertimbangan Medis To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Sunday, August 17, 2008, 9:49 PM Lihatlah komentar dokter GAtot MArwoto...alasan yg dikemukakan sangat mengada-ada. Walopun alasannya dgn dalil-dalil ilmiah, tetap saja keliatan dipas-paskan tgl 17 Agt 2008. Sekarang dokter pun sdh ada yg menjilat keluarga Presiden. Inilah yg namanya Intelektual Tukang.
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: soal liga inggris, astro, aora, dst
Sepakbola di indonesia kan masalah utamanya di dalam organisasi internalnya yang carut marut. Apa yang bisa diharapkan dari organisasi yang ketua umumnya di dalam penjara ? Kalau ini sudah beres, baru bisa membenahi struktur organisasi, program2 pembinaan dll. Baru kemudian investor / pemilik capital bisa tertarik untuk mendukung sepakbola indonesia. Eric Soesilo [EMAIL PROTECTED] Sent from my BlackBerry� powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Patrick [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, 18 Aug 2008 09:42:40 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: soal liga inggris, astro, aora, dst Sepakat sekali dgn opini Lilianto Apriadi, EPL, menurut saya, adalah kompetisi sepakbola terbaik di jagad ini. Kebanyakan penggemar sepakbola pasti tertarik utk menyaksikannya! Namun, apakah pemilik modal dlm dunia pertelevisian lokal tdk punya tanggung jawab moral utk mengangkat kompetisi sepakbola Indonesia ke tingkat yg lebih baik lagi? Oklah, terlepas dari carut-marut persepakbolaan Indonesia, sudah saatnya ada pihak-pihak yg berjuang demi supremasi kompetisi lokal di negeri sendiri. Dalam hal ini, media penyiaran lokal bertanggung jawab utk peliputan yg layak tidak setengah hati. Mata saya cape bila menonton pertandingan ulasan liga sepakbola Indonesia yg menggunakan kamera seadanya! Jgn harap ada 'instant replay' dgn 'multi-angle' ala EPL. Pasti penonton seperti saya banyak kehilangan momen penting. Lihat saja kiprah kompetisi sepakbola Jepang, J League. Jgn lupa dgn liga sepakbola Korea, K League! Kompetisi sepakbola lokal dapat menjadi raja di negeri sendiri, J League K League adalah buktinya. Menyoal Astro Nusantara Direct Vision, Saya pernah bekerja selama 2 bulan di Astro Awani, kanal berita Astro Nusantara (PT. Direct Vision). Astro Nusantara (PT. Direct Vision) punya keunggulan di bidang kanal-kanal khusus ('channel line up') yg dikelola sendiri, seperti Astro Awani (khusus berita), Astro Ceria (khusus program anak-anak), Astro Xpresi (khusus musik gaya hidup), dsb. Namun, pengelolaan kanal-kanal tersebut disubkontrakkan, dialihdayakan, di-'outsource', atau apapun istilahnya ke PT. Adhi Karya Visi (AKV). AKV berperan sebagai penyedia isi siaran ('content provider') bagi Astro Nusantara (PT. Direct Vision). Terbersit sejumlah pertanyaan di benak saya, apakah UU Penyiaran mengatur tentang hal ini? Bagaimanakah kredibilitas pemberitaan bila pengelolaan media dijalankan dgn sistem di atas? Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yg muncul. Salam, Patrick Hutapea
[Forum Pembaca KOMPAS] Jakarta Mesti Diselamatkan
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/18/01200395/jakarta.mesti.diselamatkan Konsep Megapolitan Opsi Terbaik Jakarta, Kompas - Selama ratusan tahun, terlebih setelah pembangunan Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) menghubungkan Batavia dengan ujung timur-barat Pulau Jawa, Jakarta selalu menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian Nusantara. Namun, pembangunan tanpa memperhitungkan kapasitas daya dukung lingkungan menyebabkan Jakarta kini berkubang masalah permukiman padat sarat masalah sosial dan lingkungan. Kisruh transportasi publik, buruknya pengelolaan sampah, minimnya ketersediaan air bersih, dan banjir. Jakarta harus segera diselamatkan atau suatu saat nanti akan hancur dan ditinggalkan. Pengamat perkotaan dan transportasi dari Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Tri Tjahyono, mengungkapkan hal itu dalam perbincangan dengan Kompas akhir pekan lalu. Secara mikro, beratnya masalah kota Jakarta terpapar jelas di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Dalam situs resmi Humas Jakarta Barat, Kelurahan Kalianyar di Tambora mempunyai wilayah seluas sekitar 31,08 hektar dan dihuni sekitar 627.926 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 8.726 jiwa per kilometer persegi. Sekretaris Kecamatan Tambora Ali Maulana menjelaskan, setiap rumah sewa di Tambora, satu kamar dapat ditempati bergantian dalam tiga shift untuk tidur pada pagi, siang, dan malam. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat jumlah penduduk di lima kota di Jakarta mencapai 7 juta jiwa dan sebanyak 93.000 keluarga atau sekitar 372.000 jiwa adalah warga miskin. Kemiskinan dan kepadatan penduduk berkorelasi dengan kriminalitas. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Barat Komisaris Polisi Suyudi Arioseto mengatakan, Kecamatan Tambora merupakan salah satu pusat kejahatan jalanan di Jakarta Barat, seperti penjambretan, penodongan, dan pencurian. Kawasan ini juga akrab dengan kebakaran dan peredaran narkoba. Wilayah lain berpenduduk padat, seperti Kecamatan Taman Sari dan Kecamatan Cengkareng, atau Kecamatan Johar Baru di Jakarta Pusat pun memiliki persoalan serupa. Sementara itu, buruknya sistem drainase dan pendangkalan, serta alih fungsi bantaran 13 sungai yang mengaliri Jakarta menyebabkan terjadi lebih dari 100 kali banjir besar di Jakarta sejak awal tahun 1970-an. Banjir besar pada Februari 2007 menggenangi 70 persen wilayah Ibu Kota dan merenggut 54 korban jiwa, 27.381 orang sakit, dan kerugian triliunan rupiah karena banyak infrastruktur rusak, serta 15.300 hektar tanaman padi rusak di Bekasi. Permasalahan transportasi akibat keterlambatan penyediaan sarana-prasarana infrastruktur transportasi, termasuk transportasi massal yang seharusnya diterapkan sejak tahun 1970-an, menyebabkan kemacetan nyaris setiap hari. Waktu terbuang percuma dan pekatnya polusi udara. Kerugian materi dan immateri akibat kemacetan tak ternilai. Solusi terbaik Dalam beberapa kesempatan, pengamat perkotaan dari Pusat Studi Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, Bianpoen, mengatakan, belum ada satu gubernur pun yang dianggap mampu menelurkan kebijakan mengatasi berbagai masalah di DKI Jakarta. Meski perangkat hukum diperbarui dan pembiayaan terus dikucurkan, yang terjadi hanya masalah yang makin tumpang tindih. Menurut Tri Tjahyono, permasalahan yang membebani itu menyebabkan Jakarta muncul sebagai kota dengan ekonomi biaya tinggi yang susah bersaing dan lambat laun ditinggalkan investor. âYang bisa dilakukan segera untuk mempertahankan keseimbangan daya dukung lingkungan adalah mengatur persediaan air dan mengintegrasikan transportasi publik yang sudah ada. Jangan dulu berpikir memindahkan pusat pemerintahan atau pusat perekonomian,â kata Tri Tjahyono. (ong/nel)
[Forum Pembaca KOMPAS] Pernyataan Sikap PRP Jakarta Menyambut HUT RI ke-63
Pernyataan SikapPerhimpunan Rakyat Pekerja (PRP)Komite Kota Jakarta RayaMenyambut HUT RI ke-63 Sosialisme Adalah Solusi Kemerdekaan Sejati Bagi Rakyat Pemilu 2009 bukan Pemilu Rakyat! Apa makna sebuah kemerdekaan, ketika rakyat kehilangan hak-haknya Anak-anak miskin tak bisa sekolah, para bayi menderita busung lapar, Pengangguran dimana-mana, biaya kesehatan yang tak terjangkau. Hutang luar negeri yang menumpuk. Pada 17 Agustus 1945 rakyat Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, yang berarti Indonesia sudah menyatakan Merdeka dan Berdaulat. Dalam pidato proklamasinya, Soekarno menyatakan kemerdekaan ini akan menjadi jembatan emas bagi kesejahteraan dan keadilan seluruh rakyat Indonesia. Namun setelah 63 tahun kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, tidak menjadikan bangsa ini semakin merdeka dan gemah ripah loh jinawi, justru menjadi bangsa yang makin tergantung dengan modal asing, IMF, dan Bank Dunia. 63 tahun silam kemerdekaan telah ditebus dengan darah dan nyawa para pahlawan kita. Kemerdekaan telah menjadi cita-cita luhur pada pendiri bangsa, agar Indonesia mampu menumpukan kemajuan pada kemampuan dan kekuatan sendiri (menentukan nasib sendiri). Lantas kemerdekaan seperti apa yang ada pada benak Pemerintahan SBY sekarang? Ketika kebijakan ekonomi Indonesia didikte oleh instruksi Letter of Intent (LOI), Indonesia masih terbelenggu oleh kewajiban menggadaikan asset-asset bangsa (privatisasi) demi melunasi cicilan pokok utang luar negeri sebesar 46.8 triliun dengan bunganya 25.14 triliun setiap tahunnya. Dan tidak berapa lama lagi, kita akan menyaksikan BUMN terjual habis dan krisis hutang tidak pula terselesaikan. Kemerdekaan seperti apakah yang ada pada benak rezim SBY-JK, ketika rakyat sudah tidak punya hak atas tanah-tanah mereka (ketika pemerintah mengeluarkan Perpres 36 tahun 2005), rakyat sudah tidak dapat lagi menikmati air dari bumi mereka sendiri karena belenggu UU Sumber Daya Air dan beberapa produk kebijakan lain yang justru membatasi makna kemerdekaan sesesungguhnya. Ironisnya, ini bukan produk kebijakan pemerintah kolonial, namun justru kebijakan yang dibuat oleh pemerintah kita sendiri. Di negeri Indonesia yang telah 63 tahun merdeka ini, seorang ayah di Ciracas, Jakarta Timur, dengan membawa bayinya yang sedang sakit kuning, ditolak enam rumah sakit karena tak punya uang untuk berobat. Bayi-bayi lain menderita busung lapar dan penyakit polio dan beberapa telah terkena lumpuh layu. Pedagang kaki lima digusur dan harus bentrok dengan aparat untuk mempertahankan lahan dagangannya, juga kasus-kasus lain yang mengoyak makna kemerdekaan sesungguhnya. Di negeri yang telah 63 tahun merdeka ini, Badan Pusat Statistik Indonesia memperkirakan jumlah orang miskin sekitar 16% atau 37 juta orang (dengan memakai standar penghasilan di bawah 1 dolar perhari). Jika memakai standar internasional 2 dolar perhari, maka jumlah orang miskin Indonesia bisa mencapai 100 juta lebih atau hampir separoh penduduk Indonesia. Kemiskinan ternyata masih menjadi momok di era kemerdekan ini. Sementara itu, elit-elit politik di eksekutif, yudikatif, dan legislatif, secara berjamaah mengkorupsi uang rakyat. Sebagian dari mereka adalah para elit politik yang berasal dari partai-partai yang akan bertarung pada pemilu 2009 nanti. Bisa dibayangkan nasib dan kehidupan ratusan juta rakyat Indonesia di masa yang akan datang. Sehingga muncul pertanyaan dalam rangka peringatan hari kemerdekaan Indonesia kali ini. Sudah merdekakah kita? Jawabannya adalah rakyat Indonesia masih berada dalam belenggu penjajahan gaya baru. Lantas, apa yang harus dilakukan rakyat Indonesia? Yang harus dilakukan adalah merebut kembali kemerdekaan ini, merebut kembali hak-hak rakyat dengan jalan SOSIALISME. Jalan satu-satunya untuk menghancurkan penjajahan gaya tersebut hanyalah SOSIALISME. Sosialisme lah yang dapat memberikan kesejahtaraan bagi rakyat Indonesia. Dengan membangun dan mengontrol industri nasional di bawah kontrol buruh, maka rakyat Indonesia akan sejahtera. Dengan menasionalisasi industri strategis seperti migas di bawah control rakyat, maka rakyat akan sejahtera. Dengan menolak privatisasi perusahaan pelayanan publik maka akses rakyat Indonesia ke pelayanan publik akan terjamin. Dengan biaya pendidikan yang murah, maka rakyat Indonesia akan semakin mudah mengakses pendidikan sehingga tercipta pendidikan yang murah, demokratis dan bervisi kerakyatan. Dengan jaminan akses pelayanan publik maka akan tercipta jaminan kesejahteraan bagi perempuan. Dengan menolak pencabutan subsidi BBM dan menggagalkan kenaikan harga BBM, maka jaminan penghidupan yang layak akan terpenuhi. Dengan memberikan hak atas tanah dan berproduksi kepada petani penggarap, maka kehidupan para petani penggarap akan sejahtera. Semua ini adalah agenda-agenda SOSIALISME yang harus diperjuangkan. Pencapaian kesejahteraan tersebut
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kompas.com yang semakin vulgar
Dari segi kecepatan tayang, kompas.com bolehlah diandalkan. Seluruh awak reporter telah dibekali blackberry. Tanpa perlu cari-cari sebuah berita di situsnya, kita bisa melacaknya di mesin pencari macam google, cukup dengan memasukkan kata kunci tertentu. Abakadabra, sudah ada beritanya. Namun dari segi akurasi, kompas.com memang masih lemah. Cukup banyak kesalahan kutip, salah ketik dan lain sebagainya. Hal semacam ini juga dikeluhkan oleh para pembaca detik.com. Beberapa waktu lalu saya pernah menggelar sebuah konperensi pers untuk keperluan klien. Kebetulan seorang� reporter kompas.com juga hadir. Saat saya cek berita yang tayang, ada kesalahan yang cukup fatal, seorang direktur disebutnya manager. Padahal sudah dibagikan media kit. Itu pertanda reporter tersebut karena buru-buru tidak mengecek ulang ke siaran pers sebagai panduan. Untunglah kompas.com itu media online. Begitu dikirim ralat melalui kolom komentar, akhirnya kesalahan tersebut diperbaiki Terus maju ya kompas.com! � --- On Mon, 8/18/08, lilianto apriadi [EMAIL PROTECTED] wrote: From: lilianto apriadi [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kompas.com yang semakin vulgar To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Monday, August 18, 2008, 12:08 AM Saya kira sangat wajar kalau koran Kompas dengan Kompas.com berbeda. Yang sederhana adalah jenis medianya. Koran Kompas harian sedangkan Kompas.com online. Implikasinya adalah kepada kejar tayangnya. Harian masih ada waktu untuk meningkatkan kualitas sementara online lebih kepada on the spot. Akibatnya bermacam-macam, mungkin saja muncul kesan vulgar buat online dan tajam untuk harian. � Saya tidak ingin menyebut soal kualitas pembuat beritanya. Setinggi apapun kualitas sdm, kalau harus online banyak keplesetnya. Tergantung kepada kita menerimanya, mestinya sudah mulai terbiasa dengan yang vulgar dan sejenisnya di online. Apalagi kalau sudah menyangkut berita/artikel komuniti, karena siapapun bisa mengirim berita. Kemajemukan penulis maupun penerima akan terjadi di sini. � Saya lebih percaya alam lingkungan dan�pergaulan yang mendewasakan mereka ketimbang didikan profesional. Sementara buat wartawan online, kita berharap saja jangan terlalu sering terpeleset melahirkan berita-berita vulgar dan sejenisnya. Masih untung Kompas.com, masih bisa memilih rubrik lain ketimbang yang vulgar-vulgar itu.
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Undangan Fadjroel Rachman (Malam Kemerdekaan untuk Semua!)
Justru ide nasionalisasi harus digulirkan, kuncinya adalah penyadaran rakyat bahwa sistem investasi yang keseluruhannya dikuasai kaum elite harus segera dianatomi kemudian dicari titik soalnya kemudian dihancurkan lalu dibangun lagi, sehingga ekonomi kita menjadi ekonomi yang berkeadilan. Di atas sana sudah terlalu banyak pemimpin goblok-goblok sudah saatnya kaum pemberani seperti Fajroel bertindak, teken kontrak taruhan nyawa aja, gpp Anton Ketua Partai Hancurkan NeoLiberalisme Terkutuk! --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Bambang Sulistomo [EMAIL PROTECTED] wrote: saudara fadjroel sahabatku, saya sangat mendukung sekali pencalonan anda jadi capres, seperti juga saya mendukung ratnasarumpaet, yuddie chrisnandi, rizal ramlie, rizal malarangeng dan lai-lain, pokoknya ada capres alternatif !, tapi satu hal perlu saya pertanyakan kepada saudara tentang gagasan nasionalisasi asset-asset negara dan sebagainya itu. bukankah negeri cina dan russia aja membuka diri pada modal dariluar negaranya. apakah tidak sebenarnya nanti nasionalisasi yang anda utara kan itu dijadikan senjata-politik dari capres yang mau berkuasa saat ini, untuk tetap menunjukkan dirinya sebagai good looking boy-nya para penanam modal, sehingga niat anda yang berani itu menjadi senjata makan tuan. jangan sampai nanti ada kesan yang dibuat oleh capres konservatif, bahwa anda sebenarnya hanya martir-nya para capres yang tetap kelihatan sebagai good looking boy-nya para penanam modal.salambambangsulistomo
[Forum Pembaca KOMPAS] Soekarno Manfaatkan Aksi Rengasdengklok Untuk Proklamasi Kemerdekaan
http://www.ranesi.nl/arsipaktua/indonesia060905/soekarno_proklamasi20080\ 818 http://www.ranesi.nl/arsipaktua/indonesia060905/soekarno_proklamasi2008\ 0818 Soekarno Manfaatkan Aksi Rengasdengklok Untuk Proklamasi Kemerdekaan Aboeprijadi Santoso 18-08-2008 Soekarno Manfaatkan Aksi Rengasdengklok Untuk Proklamasi Kemerdekaan http://download.omroep.nl/rnw/smac/cms/id_rushdy_hussein_20080818_44_1k\ Hz.mp3 Bung Karno mensiasati Jepang sekaligus memenuhi tuntutan para pemuda revolusioner sehingga proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 tampak utuh sebagai 'self-determination', suatu pernyataan kemerdekaan bangsa. Jadi, menjauhkan citra hadiah atau hasil kolaborasi dengan Jepang, seperti dicurigai sekutu dan dituduhkan politisi Belanda kala itu. Bahkan, Tan Malaka, pejuang yang paling anti kemerdekaan à la Jepang pun menerima proklamasi tersebut. Soekarno berhasil melakukan semua itu karena sebelumnya telah mengetahui rencana 'penculikan' dirinya bersama Mohammad Hatta ke Rengasdengklok. Demikian tutur peneliti sejarah Dr. Rushdy Hussein kepada Radio Nederland Wereldomroep. [Rushdy Hussein2.jpg] Rushdy Hussein [RH]: Antara tahun 1943 sampai dengan 1945, Jepang itu sudah sangat kondusif untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Karena sebelumnya sudah memberikan kemerdekaan kepada Filipina dan Birma. Sudah kita diizinkan untuk menyanyikan Indonesia Raya, untuk mengibarkan merah-putih, di samping Hinomaru. Sehingga awal tahun 1945 itu, mayor jenderal Nishimura, dia adalah Shomobucho, mirip-mirip kasumlah menyatakan sudah saatnya untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Kemudian tokoh-tokoh Indonesia diberi kesempatan untuk sidang. Badan yang dibentuk oleh Jepang, Badan Usaha Penyelidik Kemerdekaan Indonesia, Dokoritsu Junbi Choosakai, bahasa Jepang. Dan pada awal Agustus, panitia persiapan kemerdekaan dilantik. Bung Karno mengucapkan terimakasih atas jasa dan budi baik pemerintahan Jepang, Dai Nippon, untuk panitia persiapan kemerdekaan. Radio Nederland Wereldomroep [RNW]: Jadi Soekarno menyadari betul ya, Jepang itu sendang merosot? RH: Pasti, ya. RNW: Lalu mengapa ada perang dingin ya, Soekarno dan Sjahrir? Aksi RH: Ada satu pertemuan dirahasiakan bung Karno dan bung Hatta tendensius bekerjasama dengan Jepang. Sedang Sjahrir akan bekerja di bawah tanah. Tapi bukan adakan aksi-aksi gerilya, no. Paling-paling mereka hanya mendengarkan radio-radio gelap. Dengan begitu Sjahrir mengetahui ada sidang Potsdam, itu bahwasanya Jepang menerima kekalahan tanpa syarat. Harus berakhir dia punya perang Asia Timur Raya itu. Dan ini semua terjadi tanggal 15. Sebelum itu tanggal 9 Agustus, bung Karno dan bung Hatta dengan dokter Radjiman diundang ke markas besar tentara selatan yang dipimpin oleh marsekal Terauchi. Nah Soekarno bertemu, kapan kami boleh mengumumkan kemerdekaan ini. Terauchi bilang itu tergantung tuan-tuan. Praktis tidak mereka dengar pembomatoman Hiroshima dan Nagasaki. Tapi kecurigaan tetap ada, sehingga mereka bisik-bisik kita percepatkan saja gitu sidang PPKI. Sidang PPKI tentu akan menelorkan prosedurnya kemerdekaan yang kira-kira hadiah Jepang ini. Itu waktu mereka pulang tanggal 14, bung Karno itu di airport disambut rakyat, dan beliau berkata, kalau dulu kita akan merdeka setelah jagung berbuah, sekarang saya bisa pastikan, kita akan merdeka sebelum jagung berbunga. Isyarat itu sangat penting. Artinya kemerdekaan akan lebih cepat, lebih bagus. Hatta juga menyadari. Keduanya sudah menjadi partner yang bagus. Oleh karena itu, dalam menghadapi Sjahrir, bagaimana kemerdekaan tanpa Jepang. Itu kan ide orang-orang di bawah tanah. Sjahrir sudah bulat dan dia sudah membuat rencana. Maksudnya akan diadakan semacam demonstrasi besar-besaran di ibukota. Perebutan kekuasaan Hatta berpikiran, karena mereka berdua, Soekarno dan Hatta, sudah memutuskan akan mengadakan rapat PPKI. Dia bilang nggak bisa Sjahrir, biar bagaimana ini PPKI kan representasi daerah. Kalau seperti mau anda, setelah you bikin demonstrasi, kemudian saya mesti menyatakan atas nama bangsa Indonesia, ini orang-orang kalau dia pulang ke daerah, dia masing-masing punya hak mendirikan negaranya sendiri. Jadi biarlah kita ini satu bentuk dulu, mengadakan rapat PPKI. Kapan? Tanggal 16. Sjahrir kecewa itu. Tetapi dia pergi ke daerah. Dia lihat. Soekarno benar-benar jadi icon. Akhirnya senang atau tidak senang, Sjahrir mau bekerja sama dengan Soekarno dan Hatta. Para pemuda dan mahasiswa tidak menerima hal tersebut. Mereka datang 15 malam itu, karena tidak ditemukan persesuaian paham, ia diculik. Alhasil di Rengasdengklok sudah terjadi perebutan kekuasaan. RNW: Soal Rengosdengklok banyak rahasianya pak Rushdy. RH: Kebetulan saya sedang meneliti dokumen yang dimiliki Dr. Muwardi, tangan kanannya Bung Karno. Dr. Muwardi ini sangat dekat dengan mahasiswa dan pemuda. Nah ketika pertemuan-pertemuan pemuda yang merencanakan untuk menculik Soekarno, dia ada di situ. Dia adalah seorang juga yang ikut memprakarsai, sehingga saya juga
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Budiman caleg
Selamat untuk sahabat saya Bung Budiman Sudjatmiko menjadi Caleg dari PDIP. Mulai detik ini saya dan jaringan saya bekerja keras agar 2014 Bung Budiman bisa gol menjadi Presiden RI dan berhasil merubah Indonesia secara radikal. Maju Terus dan Merdeka! Anton --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED] wrote: Srlamat ya utk Mas Budiman yg resmi jadi caleg PDIP bersama antar alain Rike duah Pitaloka. semogaterpilih... dan nggak lup apada tekad utk memarhaeniskan PDIP Salam HS
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Jimly Diberhentikan dan Diangkat Kembali
Mubarakallah pak Jimly. Do'a kami menyertai bapak dalam menjunjung tugas yang mulia ini. Salam, Mubarik 2008/8/18 Deddy Mansyur [EMAIL PROTECTED] Dari jauh2 di Houston, Texas: Selamat Oom Jimly. Sukses selalu. salam, sensei deddy mansyur university of houston www.uh.edu/shotokan - Original Message - From: Bambang Sulistomo [EMAIL PROTECTED]pembebasan.bsulistomo%40gmail.com To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.comForum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com Sent: Sunday, August 17, 2008 6:02 PM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Jimly Diberhentikan dan Diangkat Kembali Makanya itu om jimmly tampaknya agak menahan diri untuk mendiamkan pada saat terjadi pelanggaran pada uud 1945, dari uu pemilu mengenai sembilan partai ploitik yang diberikan ke-istimewaan ikut pemilu 2009. Padahal sekarang kpu justru melanggar lagi dengan menerima keputusan ptun, meskipun itu melanggar uu pemilu. kpu akhirnya bernuansa diskriminatif dan cenderung lebih berani melawan mahkamah konstitusi (dan uud 1945-nya) daripada ptun (yang putusannya melanggar uu pemilu itu sendiri bos !). Ayo om jimmly, mana semangat wong kito galo ? mari kita bersihkan para pelanggar uud 1945 itu, salam bambangsulistomo , [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Bangsa, Negara, dan Indonesia
Oleh Roch Basoeki Mangoenpoerojo http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/18/00285664/bangsa.negara.dan.indonesia Ternyata benar, kita masih di depan pintu gerbang kemerdekaan. Kita masih menggunakan hukum orang lain. Kita mundur, menjauh dari pintu gerbang yang telah dikaburkan, anak cucu tak boleh tahu ”negara ini mau ke mana?”. Maka, pantaskah kita mengucap Dirgahayu (Komunitas) Indonesia? Tidak pak, gerbang kemerdekaan Indonesia tetap Proklamasi 17 Agustus 1945. Dan itu sudah dilewati. Suka atau tidak, gerbang itu sudah dilewati. Persoalannya, setelah melewati itu gerbang, bangsa ini kehilangan arah akibat tarik-tambang antara sekelompok kekuatan angkatan darat dan sekelompok kekuatan partai komunis yang saling berlawanan arah. Sialnya, tarik tambang telah usai tapi seluruh bangsa tetap tersesat di belantara tak bertuan. Tiada tempat bertanya, tiada tempat mengadu. Langit terbentang luas tapi pandangan terhalang dollar dlsb., sehingga orang tidak bisa lagi melihat mata-angin dan hanya terpaku menatap mata-uang. Sekarang, bangsa ini bukan cuma tidak tahu arah mana yang harus dituju, tapi bahkan juga tidak tahu dari arah mana ia datang. Ke mana pun menghadap adalah depan - tapi mana yang terpendek untuk mencapai masyarakat adil makmur??? Ketersesatan yang sempurna. how can I go forward when I don't know which way I'm facing? - john lennon
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: LSM-LSM TUNGGANGI Korban Lumpur Lapindo
Kayaknya mas bambang ini makin hari makin mengagumkan, di tengah krisis pahlawan, masih ada orang yang berani membela rakyat kecil. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Bambang Sulistomo [EMAIL PROTECTED] wrote: siapa yang tidak merasa galau, saat pasar baru porong waktu itu menerima ultimatum akan dikosongkan secara paksa. akhirnya saya terpaksa jadi asisten operasi penyelamatan warga pasar baru bporong hehehehe, semalaman dan beberapa malam kemudian kita berjaga-jaga disegala lini pertahanan (emangnya mau perang sama siapa ? , kata mas slamet rahardjo dan romo magnis), pokoknya enggak tidur (banyak nyamuk raksasa sih, hihihihi), memang bambu runcing sudah siap, bukan buat nusuk-nusuk siapapun , tapi buat jadi kentongan kalau ada penyerangan hehehehe, tapi kita bersyukur, ternyata penggusuran enggak jadi , mungkin yang mau nggusur itu juga memelas ngelihat rakyat korban lumpur busuk lapindo itu tiap hari dimakan nyamuk, kepanasan kalau siang, kedinginan kalau malam, mengumpulkan sisa nasi buat bikin kripik aking, suatu kenangan yang memilukan menyambut hut proklamasi ke 63 ini, salambambangsulistomo
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Skenario iklan Sutrisno Bachir
Ya saya sering gemes aja melihat keculunan orang gagal melihat kelebihan yang ada pada dirinya atau lingkungan sekitarnya. Kalo bicara masalah iklan orang Indonesia itu paling gampang ditipu kalo sudah menyangkut masalah materialisme yang dangkal. Nah disinilah sebenarnya titik mainan yang harus dijalankan, bagaimana menggoda kedangkalan materialisme itu. Nilai-nilai materialisme orang Indonesia gampang kok, pertama cenderung rakus, kedua, tidak berpikir panjang. Nah kalo iklan-iklan politik yang sekarang kan terkesan semuanya kaku, formil dan sok bergaya idealis sosialis tapi nggak jelas. Kenapa nggak tembak langsung pada sasaran yang gampang dimengerti rakyat. Misalnya ya yang saya contohkan tadi. Justru orang Indonesia itu seneng iklan yang vulgar-vulgar lho dan cenderung agak norak. mau iklan yang politik yang gampang dimengerti, liat aja iklannya SBY bareng pelawak Komar, itu iklan yang efektif walaupun temanya sangat sederhana. Anton --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Arief Adityawan S [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Anton, capek capek mikirin iklan SB yang ideal menurut anda, mudah mudahan bukan karena kepingin ditarik dalam tim kreatif itu kan, hehe. Terus terang dengan penampilan pengusaha pengusaha di Kabinet Indonesia Bersatu, saya sedang tidak percaya pada kredibilitas pengusaha masuk panggung politik. Yang sudah sudah, pengusaha bukannya memajukan perekonomian, tapi memanfaatkan jabatan untuk kemajuan konglomerasi mereka. Sebesar apapun dan sekaya apapun pengusaha itu.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Undangan Fadjroel Rachman (Malam Kemerdekaan untuk Semua!)
--- Bambang Sulistomo [EMAIL PROTECTED] wrote: saudara fadjroel sahabatku, saya sangat mendukung sekali pencalonan anda jadi capres, seperti juga saya mendukung ratnasarumpaet, yuddie chrisnandi, rizal ramlie, rizal malarangeng dan lai-lain, pokoknya ada capres alternatif ! Apa undang-undang di Indonesia sudah membolehkan capres berjalan kaki, tanpa kendaraan / ojek politik?
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Milis FPK dan 10 Catatan
Yth. Bung Indra pada kesempatan ini saya boleh bicara sdikit kritik namun tdk berarti saya menggurui. Teorema yg bung Dasarkan dlm strategi cukup bagus, ingin memperbaiki SDM di daerah nya namun tak lupa pula dgn Kelestarian lingkungan. Sekedar share saya kadang punya Toleransi kepada kawan semua sangat di sayangkan Kenapa Harus Partai Golkar, nampak sudah di jawb Bung. Dgn Jiwa Toleran Pula Kami harapkan ada pola timbak balik bahwa stigma sebagian besar masyarakat masih buruk dan trauma kepada Partai berlambang Beringin ini. ini tentulah jadi hal dilematis di Masyarakat kita. Mensinergikan kata dalam pola hal itu Relatif ditengah pemikiran kepala manusia yg jarang ditemukan kesamaan salah satu kunci Toleransi lah, karena hal buruk juga kita tdk inginkan dgn pergesekan bhasa yg terlalu besar. Sekarang saya katakan, memang Partai tak seperti candi Borobudur. He he, so pasti itu tp untk menggeser(baca Parpol Golkar) untk kearah kebaikan, bisa gak?? Jawab nya Kenapa tidak ?? Ia toh... Terdengar sudah biasa dan menjadi hal biasa untk dikatakan, Karena Apa? Yoi saya pikir semua pasti tahu. Bung Indra sedikit Saran sebaiknya anda Buktikan saja..Apa kata-kata anda, Saya jadi Ingat Bang Hamka Yandu, atau Paskah Suzetta. Tapi saya yakin Bung dgn visi dan misi bisa mewujudkan bahwa nawaitu anda adalah untk hajat hdup orang bnyak terutama dapil Anda atau warga masyarkat di sana khususnya. Bravo Bung Indra. Kita tunggu Visi dan misi anda terwujud, dukungan moral buat anda... Doaku semoga tetap dijalan yg benar dan di ridhai oleh Allah SWT niat baiknya. Amin. Tak perlu anda tersinggung, anda buktikan saja nanti kalau sudah terpilih BUKTIKAN ucapan anda kali ini, itu jawban nya. Salam 2008/8/18, Indra Jaya Piliang [EMAIL PROTECTED]: Peserta milis Forum Pembaca Kompas Yth Mohon maaf atas email yang saya kirimkan ini. Saya terpaksa mampir ke email ini untuk mengklarifikasi sejumlah hal. Pertama, saya menyayangkan tanggapan Darmaningtyas soal CSIS. Di CSIS, aspirasi politik perseorangan tidaklah sama. Rizal Sukma, Wakil Direktur Eksekutif CSIS sekarang, dulu pernah menjadi fungsionaris DPP PAN. Begitu pula saya. Pilihan politik seseorang adalah pilihan personal. Dalam pemilu 2004, ada beberapa orang di CSIS yang menjadi caleg, termasuk lewat partai almarhum Syahrir. Saya sudah mengirimkan email kepada Darmaningtyas soal ini, karena dia sudah beberapa kali mengungkapkan soal CSIS di beberapa forum. Perlu diketahui juga bahwa saya masuk CSIS tanggal 1 Desember 2000. sebuah lembaga, apapun namanya, Kompas sekalipun, hanya namanya yang sama, tetapi apa yang dilakukan berbeda dari masa-ke-masa. Seorang Darmaningtyas sekalipun juga menjalankan fase kehidupan yang tidak sama dan saya tidak akan mengomentarinya. Kedua, sebagaimana disampaikan dalam berita JK hari ini (http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/18/00090116/jalur.khusus.partai.golkar.10.persen), maka sebuah perubahan sudah dilakukan di internal Partai Golkar. Saya memasuki partai ini demi ikhtiar dan itikad perubahan itu. Dan itikad itu bukan hanya dilakukan oleh Partai Golkar, melainkan juga Partai Bintang Reformasi (ada Dita Indah Sari), PDI Perjuangan (Budiman Sudjatmiko), dllnya. Dita dan Budiman saya kenal sejak mahasiswa, tahun 1992-1993. Ada banyak kawan, para aktivis mahasiswa 1990-an yang kini masuk ke hampir semua partai politik. Fadli Zon di Gerindra, misalnya. Nanti akan terlihat siapa saja mereka. Saya tidak bisa mengesampingkan pilihan politik generasi 1990-an ini, sekalipun tidak semua masuk ke dalam partai politik. Ketiga, saya dilepas oleh 100-an lebih kawan-kawan di Universitas Paramadina justru menunjukkan bahwa pilihan ini objektif dan rasional. Nanti saya taruh di blog saya testimoni mereka: Chandra M Hamzah (saya kenal 17 tahun lalu), Anies Baswedan (saya kenal 15 tahun lalu), dllnya. Generasi 1990-an adalah generasi yang sudah terbiasa dengan perdebatan yang keras dan tajam. Bahwa ada yang menentukan pilihan menjadi dosen di universitas, profesional di perbankan, aktivis di lembaga swadaya masyarakat, penulis, atau bahkan yang menikmati pekerjaan di luar negeri (brain drain), adalah bagian dari pilihan itu. Bagi saya, ini adalah sebuah pertanggungjawaban generasi tentang Indonesia yang didambakan dan dicita-citakan. Generasi 1990-an adalah generasi yang mengalami gejolak antara kebebasan dan ketidak-bebasan, di tengah rezim yang mulai berusia senja. Keempat, bahwa saya memilih Partai Golkar tentu disertai oleh sejumlah pertimbangan. Dalam pidato saya sebutkan beberapa butir dari pertimbangan itu. Ada pilihan untuk mengembangkan rezim Developmentalisme Demokratis yang berbeda secara diametral dengan rezim Developmentalisme Represif. Bahwa saya masuk Partai Golkar setelah Pak Wiranto dan Pak Prabowo Subianto keluar adalah bagian dari pertimbangan yang menguatkan. Partai Golkar kini lebih berwajah sipil. Kalaupun ada tuduhan bahwa Partai Golkar dihuni oleh sejumlah
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Milis FPK dan 10 Catatan
Satu lagi pertanyaan saya : Kenapa musti Golkar (sambil terus geleng-geleng kepala)kenapa musti Golkarkenapa musti Golkar. Sepuluh volume buku kamu bikin untuk membenarkan Golkarpun tak akan bisa dipercaya pada kami yang masih meyakini perjuangan meruntuhkan Orde Baru adalah perjuangan menarik demarkasi yang jelas antara yang salah dan benar. Kami tidak mau berdiri di wilayah abu-abu, sebuah jaman harus dijalankan dengan nada yang jelas, tidak separuh-paruh. Renungkanlah di dalam hati nuranimu, berpikirlah di tiap malam waktu. Ketika kau mencap dirimu sebagai intelektual yang mampu merubah jaman, ketika kau menganggap dirimu sebagai orang yang mampu bekerja di wilayah-wilayah idealis yang dulu kau perjuangkan bersama kawan- kawanmu ditengah terik matahari dan dibawah ancaman senjata, kamu musti ingat, kenapa bisa begitu. Ketika kamu sudah mampu melihat dengan hati nuranimu, maka apa yang kamu lakukan dengan masuk Golkar, jelas menyakiti perasaan kawan-kawanmu dan mungkin hati nuranimu sendiri. Bagi kaum Reformis yang dibesarkan jaman pada tahun 1990-an, sadar sesadarnya, bahwa Golkar adalah Partai Pendosa. Dan kesadaran itu akan kita kuatkan terus menerus. Karena bila kita tidak mampu menarik demarkasi itu, maka jangan heran kamu akan terjebak adagium paling populer bagi keblingernya suatu jaman : Perjuangan melawan kekuasaan adalah perjuangan ingatan melawan lupa! dan kamu sudah melupakan hakikat perjuangan di tahun 1990-an, perjuangan meruntuhkan Orde Baru. Kegagalan menarik hubungan yang tegas antara Orde Baru dan Antitesis Orde Baru adalah sebuah awal dari tindakan yang berbahaya. Anton Anticelli --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Indra Jaya Piliang [EMAIL PROTECTED] wrote: Peserta milis Forum Pembaca Kompas Yth � Mohon maaf atas email yang saya kirimkan ini. Saya terpaksa mampir ke email ini untuk mengklarifikasi sejumlah hal. � Pertama, saya menyayangkan tanggapan Darmaningtyas soal CSIS. Di CSIS, aspirasi politik perseorangan tidaklah sama. Rizal Sukma, Wakil Direktur Eksekutif CSIS sekarang, dulu pernah menjadi fungsionaris DPP PAN. Begitu pula saya. Pilihan politik seseorang adalah pilihan personal. Dalam pemilu 2004, ada beberapa orang di CSIS yang menjadi caleg, termasuk lewat partai almarhum Syahrir. Saya sudah mengirimkan email kepada Darmaningtyas soal ini, karena dia sudah beberapa kali mengungkapkan soal CSIS di beberapa forum. Perlu diketahui juga bahwa saya masuk CSIS tanggal 1 Desember 2000. sebuah lembaga, apapun namanya, Kompas sekalipun, hanya namanya yang sama, tetapi apa yang dilakukan berbeda dari masa-ke-masa. Seorang Darmaningtyas sekalipun juga menjalankan fase kehidupan yang tidak sama dan saya tidak akan mengomentarinya. � Kedua, sebagaimana disampaikan dalam berita JK hari ini (http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/18/00090116/jalur.khusus.par tai.golkar.10.persen), maka sebuah perubahan sudah dilakukan di internal Partai Golkar. Saya memasuki partai ini demi ikhtiar dan itikad perubahan itu. Dan itikad itu bukan hanya dilakukan oleh Partai Golkar, melainkan juga Partai Bintang Reformasi (ada Dita Indah Sari), PDI Perjuangan (Budiman Sudjatmiko), dllnya. Dita dan Budiman saya kenal sejak mahasiswa, tahun 1992-1993. Ada banyak kawan, para aktivis mahasiswa 1990-an yang kini masuk ke hampir semua partai politik. Fadli Zon di Gerindra, misalnya. Nanti akan terlihat siapa saja mereka. Saya tidak bisa mengesampingkan pilihan politik generasi 1990-an ini, sekalipun tidak semua masuk ke dalam partai politik. � Ketiga, saya dilepas oleh 100-an lebih kawan-kawan di Universitas Paramadina justru menunjukkan bahwa pilihan ini objektif dan rasional. Nanti saya taruh di blog saya testimoni mereka: Chandra M Hamzah (saya kenal 17 tahun lalu), Anies Baswedan (saya kenal 15 tahun lalu), dllnya. Generasi 1990-an adalah generasi yang sudah terbiasa dengan perdebatan yang keras dan tajam. Bahwa ada yang menentukan pilihan menjadi dosen di universitas, profesional di perbankan, aktivis di lembaga swadaya masyarakat, penulis, atau bahkan yang menikmati pekerjaan di luar negeri (brain drain), adalah bagian dari pilihan itu. Bagi saya, ini adalah sebuah pertanggungjawaban generasi tentang Indonesia yang didambakan dan dicita-citakan. Generasi 1990-an adalah generasi yang mengalami gejolak antara kebebasan dan ketidak-bebasan, di tengah rezim yang mulai berusia senja. � Keempat, bahwa saya memilih Partai Golkar tentu disertai oleh sejumlah pertimbangan. Dalam pidato saya sebutkan beberapa butir dari pertimbangan itu. Ada pilihan untuk mengembangkan rezim Developmentalisme Demokratis yang berbeda secara diametral dengan rezim Developmentalisme Represif. Bahwa saya masuk Partai Golkar setelah Pak Wiranto dan Pak Prabowo Subianto keluar adalah bagian dari pertimbangan yang menguatkan. Partai Golkar kini lebih berwajah sipil. Kalaupun ada tuduhan bahwa Partai Golkar dihuni oleh sejumlah pengusaha, saya kira literatur sejarah juga menunjukkan bahwa
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Skenario iklan Sutrisno Bachir
Persoalan bangsa ini bukan melanjutkan sistem tapi membongkar total semua sistem dari segala dimensinya. kalau hanya memperpanjang sistem yang sudah jalan, ini sama saja memperpanjang waktu kematian. Cuman buying time Anton --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: Anton, Terlepas dr berbagai kekurangannya, kampanye mrk yg bertekad memimpin thn dpn sdh ckp lumayan dlm thp surfacing ini. Sy plg terkesan dgn iklan Pak Prabowo krn menyadarkan audiens ttg potensi petani/pertanian neg ini. Selain itu iklan tsb tdk gede rumongso, rumongso gede, tdk menggurui, n tdk bombastis. Calon2 pemimpin tsb memutar otak, mengeluarkan biaya tak sdkt, n berkeliling neg ini utk meningkatkan citra. Sbgn beruntung krn punya dana, sbgn lg menarik perhatian dgn isu2 norak lwt media massa spt usia (sbntr lg mngkn suku, agama, latar blkng kel, jenis kelamin, gelar, dst), sbgn cm mengandalkan liputan pers semata-mata, n sbgn tampil sbg angry young men/women yg lbh suka mencari musuh drpd menjalin pertemanan. Mrk tak seberuntung SBY-JK yg sbg pemangku jbtn scr otomatis kebagian porsi perhatian rkyt shg menjadi calon2 unggulan. Megawati dgn memejamkan mata sj tnp perlu kampanye pst dipilih oleh puluhan jt rkyt pedesaan. Wiranto dan Hanura mulai dikenal scr meluas, bgt jg SB dan PAN, serta Pak Sultan. Sy gak tahu apakah PKS sdh siap mencalonkan pres/wapres krn slm ini terkesan krng fokus ke sana. Nama2 lain yg ckp populer ckp bnyk spt Bang Yos, AT, Rizal Ramli, Din Syamsuddin, Yusril Ihza Mahendra, dst. Mnrt sy dlm thp surfacing yg diperlukan bkn cm adu bnyk iklan krn sdh waktunya mrk mulai menyiapkan pula langkah2 ke dpn utk mengantisipasi thp2 selanjutnya. Mengurus neg n rkyt bkn pekerjaan mudah, apalagi RI msh dlm kondisi yg tdk biasa krn kondisi ekon pasca krismon msh blm pulih (Anda lbh tahu soal ini). Politik sdh oke walau msh sdkt gunjang-ganjing n sy ykn sikon smp ke 09 scr relatif akan stabil. Kondisi sosial jls msh amat memprihatinkan dan tlh tersedia 1.001 resep utk menanggulanginya Dlm serial Bangsa Kita sy menyorot kelemahan terbesar bgs ini: birokrasi. Reformasi Birokrasi blm memuaskan. Inilah sumber utama penyakit bgs ini, yg mengakibatkan daya saing RI mkn melemah di tngkt reg/nas. Ia bkn cm menghambat kemajuan, tp jg menghancurkan demokrasi, meritokrasi, sistem ekonomi, sistem nilai budaya, dan kemaslahatan bgs scr umum. Mmg kl birokrasi beres lalu persoalan sdh selesai, tp plg tdk ia merupakan ujung benang yg bisa diurut ulang utk memulai upaya utk mengakhiri kekusutan. Ambil contoh kebijakan energi yg amburadul n purbakala krn diurus para birokrat di brbg departemen. Atau sistem pendidikan yg diurus org partai yg gak ngerti kebajikan2 pendidikan bgs ini. Depnaker/Deplu gak pernah sadar bhw mrk memperlakukan buruh/TKI bagaikan budak. Cnth plg aktual adlh kebijakan olahraga: utk kesekiankalinya semua birokrat terkejut lg bhw potensi atlet RI sgt bsr krn ttp sukses mempertahankan tradisi emas di ajang olimpiade. Sesekali longoklah tmpt lthn angkat besi di Senayan yg mirip bengkel yg jorok n minim fasilitas. Mana bisa atlet-atlet konsentrasi saat latihan kalau di sekelilingnya ada mal, ktr, showroom, asap knalpot, atau hotel di seputar Senayan? Kl mau ideal kembalikanlah Senayan kpd fungsi utamanya wkt dibangun BK: Kawah Candradimuka bagi para atlet. Usirlah semua infrastruktur yg terlanjur dibangun di sana, br kt bs bcr sanggup merebut 10 emas di Olimpiade London 2012. Apa berani? Jelas tdk krn Stadion Utama Gelora BK pun sdh diincar konglomerat utk diruislag. Siapa mitra sang konglomerat? Ya, birokrat. Smntr neg2 lain berlomba membangun kompleks olahraga yg luas, canggih, dan terpadu, birokrasi di neg ini malah ingin menghancurkannya. Smntr neg2 lain br mulai memikirkan state of the art sports complex slm 20 thn terakhir, BK sdh melakukannya di awal 1960-an. KONI pd era kepemimpinan Pak Wismoyo Arismunandar menjalankan program Garuda Emas yg relatif sukses. Andai program tsb dilanjutkan, mngkn RI di Beijing bs merebut lbh dr 1 emas. Lbh dr itu, jk mau diurus lbh serius, RI mampu merebut lbh dr 1 medali emas dr cabang2 perseorangan (bkn beregu) bulu tangkis, angkat besi, panahan, n atletik. Cabang2 ini menyediakan bnyk medali emas. Tim Uber RI maju pesat, sayang pmrnth blm maksimal dlm merancang program serta memanfaatkannya. Prestasi di cabang atletik sebenarnya ckp fenomenal di Asian Games yg lalu, smntr panahan agak diterlantarkan. Salah 1 sukses China di Beijing 2008 adlh menyiapkan Program 119 yg dikonsentrasikan pd pembinaan cabang-cabang kaya medali emas spt senam, renang, dan atletik. Kini mrk sdg memetik buahnya! Nah, birokrasi neg ini telah mengabaikan tugasnya dlm menyiapkan strategi pembinaan olahraga. Lht sj bgmn RI-1 malah sibuk tebar pesona di Piala Asia yg lalu, tp ogah menyelesaikan krisis di PSSI. Saya geli menyaksikan reaksi Mennegpora di teve stlh angkat besi meraih medali di Beijing. Dia blg tiap atlet akan dpt hadiah 1 miliar, dananya
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: soal liga inggris, astro, aora, dst
gw seneng dengan EPL... tapi kalo harus begini mah... ribet ach... temen gw ada yang pake astro tv... ngamuk ngamuk ajah ach sudahlah... gw sich.. lebih seneng baca di koran ajah atau di internet. yang p-enting update terus... walaupun agak sedih juga nggak bisa liat liverpool maen... hayo orang indonesia GANYANG yang punya kekuasaan seenaknya dech -- NEW KIDS ON THE BLOCK - SUMMERTIME (YUPS... FEEL THE SUMMER'S SONG FOR THIS YEAR... NKOTB IS BACK... LOVE IT VERY MUCH... MUACH) Hotman Christian Music Director Of Pro2 96 FM RRI Bandung Cell : +62 856 240 11162 http://djhotman.multiply.com Curently Listening : Nelly Furtado Feat. Keith Urban - In Gods Hands, Michelle Williams Feat. Flo Rida - We Break The Dawn (remix), The Pussycat Dolls - When I Grow Up, Coldplay - Viva La Vida, 2008/8/18 Eric Soesilo [EMAIL PROTECTED] Sepakbola di indonesia kan masalah utamanya di dalam organisasi internalnya yang carut marut. Apa yang bisa diharapkan dari organisasi yang ketua umumnya di dalam penjara ? Kalau ini sudah beres, baru bisa membenahi struktur organisasi, program2 pembinaan dll. Baru kemudian investor / pemilik capital bisa tertarik untuk mendukung sepakbola indonesia. Eric Soesilo [EMAIL PROTECTED] ericsoesilo%40yahoo.com Sent from my BlackBerry� powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Cucu Presiden dan Cucu Tukang Tape Yang Kere....
Boleh lah Idealisnya he he he..Semoga ucapan mu sesuai dgn perbuatan nya. Amin. Masalah cucu Presiden lahir di ekspose diberbagai media, hal ini sudah dketahui bhwa si Presiden ini Publik figur dan so Para wartawan mengejar berita se detail mungkin, ini bicara market lo di dunia jurnalis.. Dan rasanya pula media cetak atau media elektronik, sangat sering pula meng ekspose berita-berita kemiskinan dan kelaparan di negeri ini. Semua pada paham lah dgn Hal ini.. Boleh lah ucapan Idealis nya salut saya ucapkan. Salam Pada tanggal 17/08/08, anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] menulis: Apa bedanya dalam mata bangsa Indonesia, anak yang lahir dari rahim seorang kere dan anak yang lahir dari rahim mantu Presiden? Pada tanggal 17 Agustus 2008, berapa banyak anak lahir? Berapa banyak dari anak-anak itu akan mengalami kesengsaraan hidup karena sistem Indonesia yang tidak benar? Seorang anak yang lahir ke dunia ini dengan tangisannya, adalah ungkapan kebahagiaan orang tuanya. Tapi sadarkah kita, ada orang tua dari anak-anak itu yang lantas berpikir, mau kasih makan apa anakku ini? mau aku beri kesejahteraan apa anakku ini? Terus terang adalah berita basi tentang kelahiran cucu Presiden, selama negara ini masih didamprat kesengsaraan, kita tak perlu berita- berita artifisial dari hal beginian, yang kita pikirkan adalah bagaimana menjadikan Indonesia negara yang lebih baik. Atau berjuang agar anak kere yang lahir ke muka bumi menjadi sejahtera karena perjuangan kita membenahi negara ini. Bagi saya lahirnya bayi ke dunia adalah sebuah perenungan dalam, bahwa kita mempunyai tanggung jawab untuk membuat masa depan yang lebih baik. Anton
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Bambang Sulistomo: Sistem Kedaulatan Rakyat Masih Lemah
Ah cak jangan ikut-ikut menyalahkan Sistem kedaulatan generalisasi nya gak matang cak, secara Spesifik manusia yg menjalankan sistem apa sistem nya yg salah.. Makna nya jadi Ambigu kalau menyalahkan Sistem, toh saya liat dan saya pelajari pola yg terkandung dalam sistem ckup bgus,tp telak pelanggar nya adalah oknum-oknum nya. Ah sa karep mu lah,aku mkir seperti itu lah realita nya. Salam Pada tanggal 17/08/08, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] menulis: Daulat rakyat. Ini patokan dasar bernegara demokrasi. Dipatok di UUD 1945. Masalahnya: para pelayan rakyat tdk mau memposisikan diri sbg pelayan rakyat, malah maunya dilayani rakyat. Pejabat negara dan pemerintah yg mestinya santun kpd rakyat malah menggertak, mengintimidasi dan menipu rakyat. Rakyat tak kunjung pintar dan optimis sebab dibuat bodoh, dipecah-belah dan ditipu dg pemberian sedikit setelah hak2 mereka dirampok dan digelapkan besar-besaran. Konspirasi pejabat negara dg para saudagar hitam merupakan keniscayaan terkait biaya politik yg besar (mahal) dan kerdilnya jiwa melayani. Maka jabatan politik dijadikan alat mengeruk untung dan asset. Inilah demokrasi ilusi. Cara awal mengembangkan realisasi daulat rakyat adalah: MPR membuka komunikasi terbuka secara langsung dan melalui media2. Setiap hari masalah rakyat diterima dan disambungkan ke pejabat yg berwenang. Presiden dan para kepala daerah juga punya media komunikasi dg rakyat. Cara lain adalah menghukum para koruptor agar menyediakan alat2 produksi rakyat. Jika tdk mau, dihukum pancung di hadapan umum sbg pertanggungjawaban atas pengkhianatannya kpd rakyat. Semakin banyak koruptor dipancung, kepercayaan rakyat akan tumbuh.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Pembodohan dan Pemalsuan Sejarah di Lokasi Proklamasi
Salam, Apakah peringatan prolamasi kemerdekaan sekarang dilakukan pada jam 0800 pagi? Padahal dilakukan jam 10.00 jam WIB, berarti waktu Tokyo jam 12.00. Apakah ini tidak bohong? Wasalam, Wal suparmo - Original Message From: rzain [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Monday, August 18, 2008 15:47:01 Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Pembodohan dan Pemalsuan Sejarah di Lokasi Proklamasi Tidak ada yang bohong, waktu itu waktu Tokyo sama dengan waktu Jakarta jam 10,00 atau sekarang jam 08.00 WIB. --- In Forum-Pembaca- [EMAIL PROTECTED] ps.com, Wal Suparmo wal.suparmo@ wrote: Salam, Kebodohan lain tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan adalah soal WAKTU.Selama zaman penjajahan Jepang, waktu yang berlaku di pulau Jawa adalah waktu TOKYO atau diamanakan waktu JEPANG.Dan ini baru diganti setelah pendaratan tentara sekutu di Jakata pada tanggal 23 Agustus 1945. Sehingga waktu diucapkannya proklamasi jam 10.00 waktu Jepang itu, sebenarnya adalah jam 08.00 waktu di Jawa. Salam, Wal Suparmo
[Forum Pembaca KOMPAS] Joint Statement Concerning Congressional Letter to President Yudhoyono on Papua
Bahasa Indonesia follows below: For Immediate Release August 19 2008 Contact: John Miller, ETAN, 718-596-7668 Max White, Amnesty International USA, 503-292-8168 Joint statement of Amnesty International USA, East Timor and Indonesia Action Network (ETAN), and West Papua Advocacy Team Concerning Congressional Letter to President Yudhoyono On July 29, 2008, forty members of the U.S. House of Representatives http://www.etan.org/news/2008/08poc.htmsent a letter to Indonesias President Susilo Bambang Yudhoyono requesting that he release two political prisoners: Filep Karma and Yusak Pakage. Karma and Pakage are serving 10 and 15-year prison terms for raising a flag during a peaceful protest in Abepura, Papua, Indonesia. Amnesty International has declared them prisoners of conscience and leads an international coalition seeking their release. While President Yudhoyono has been silent about the letter, other members of Indonesias government have offered comments through the media. We must respectfully correct three of their assertions about the letter. In doing so, we do not presume to speak on behalf of the members of the U.S. Congress who wrote the letter. First, the letter is about universally recognized human rights and therefore it is appropriate and even required that those rights be addressed by members of the global community, such as the United States Congress, without dismissing these legitimate concerns as merely political. http://www.etan.org/et2008/8august/09/08pres.htm#legislator_Ramses Wally, deputy chairman of Papua`s Provincial Legislative Council (DPRD)`s Commission A, said, I think the US Congressmen`s request is a political rather than a legal move. They claimed they were acting based on the human rights point of view. The question is which human rights has Indonesia violated by sentencing Filep Karma and Yusak Pakage? The arrest and detention of Karma and Pakage for raising the morning star flag during a peaceful demonstration violates their right to freedom of expression articulated in articles 19 and 20 (1) of the Universal Declaration of Human Rights: Everyone has the right to freedom of opinion and expression; this right includes freedom to hold opinions without interference and to seek, receive and impart information and ideas through any media and regardless of frontiers, and everyone has the right to freedom of peaceful assembly and association. It is reliably reported that Karma and some others at the same peaceful protest were beaten by authorities, which clearly violates Article 5, No one shall be subjected to torture or to cruel, inhuman or degrading treatment or punishment. It is, of course, a particularly extreme violation of human rights to kill a peaceful demonstrator, as recently happened in Wanema. Second, members of Congress who signed the letter to the President of Indonesia are NOT advocating for Papuas independence from Indonesia, nor do the NGOs to which Ramses Wally referred. He said the letter was, part of a political game mobilized by some international NGOs which were trying to internationalize the Papua issue so that West Papua could break away from Indonesia. It is misleading to imply that the letter was initiated by the Free Papua Movement, as some have suggested. Amnesty International, West Papua Advocacy Team, and the East Timor and Indonesia Action Network do not take a position on independence for West Papua. We and members of the US Congress know that Karma and Pakage should have fundamental rights regardless of their political views. They were not accused of engaging in any acts of violence and are imprisoned for simply expressing an opinion regarding self-determination for their people. As political activists do around the globe, they utilized a visual symbol to make their point. We are encouraged by http://www.etan.org/et2008/8august/16/11sby.htm#Interviewstatements from the Defense Minister Juwono Sudarsono, who said in an interview with Reuters. I'm trying to persuade my colleagues in government...that these outbursts of flag-raising or cultural dignity should be tolerated at a certain level. Third and finally, we are well aware of the U.S. governments human rights failings and actively work to ensure respect for human rights by our government, just as many members of the U.S. Congress do. Amnesty International USA, for example, vigorously opposes serious human rights violations by certain US government authorities. That the U.S. government has violated human rights does not justify human rights violations by the Indonesian government. Therefore we respectfully disagree with http://www.etan.org/et2008/8august/09/08pres.htmAbdillah Toha, chairman of Indonesias House of Representatives (DPR)`s Inter-parliamentary Cooperation Body, who asserted that rights violations by the Bush administration was reason enough for President Yudhoyono to
[Forum Pembaca KOMPAS] Karya Ananda Sukarlan utk Fuad Hassan di youtube
Dear all, � Saya baru saja upload 2 karya autobiografis Ananda Sukarlan yang dipersembahkan�untuk mengenang�bpk. Fuad Hassan�. Bisa dilihat di http://www.youtube.com/watch?v=0ReSKGVlUO8 Mari kita� mengenang kebaikan budi Bpk. Prof. Dr. Fuad Hassan dengan mendengarkan karya Ananda Sukarlan yang sangat menyentuh. � Salam Chendra Panatan [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Djuwari, Tukang Panggul Jenderal Sudirman yang Terlupakan
Ya saya salah bukan Gajah Putih, tapi Gadjah Merah dibawah pimpinan Van Zanten yang kemudian juga dilanjutkan perjalanan Marinir Korps pada kolone ke V, yang diikuti Resimen Infanteri 3-11. Operasi perburuan Sudirman ini gagal karena beberapa sebab salah satunya adalah halangan musim hujan dan adanya sikap rakyat yang tidak mau bekerjasama dengan Belanda. Belanda anggap enteng pemerintahan di Sumatera, Belanda melihat bahwa Sudirman adalah gembong pemberontak ekstremis yang lolos, maka itu perlu ditangkap. Kekuatan Republik masih ditangan Sudirman, dan Belanda takut bila nantinya Sukarno-Hatta mati maka yang menggantikan adalah duet Tan Malaka-Sudirman, karena itulah Belanda lebih memilih tidak membunuh Sukarno, orang yang paling dibenci Belanda hanya untuk menghindarkan agar Tan Malaka-Sudirman memegang kekuasaan. Dilepasnya Sjahrir dari tahanan Belanda juga untuk menjinakkan kekuatan kiri Tan Malaka. Bagi Belanda Tan Malaka adalah sebuah 'duri yang dilewatkan' pada pembantaian Madiun 1948. Walaupun Tan Malaka menentang Amir dan FDR-nya, namun bagaimanapun Tan Malaka adalah kekuatan paling radikal di tubuh RI dan menjadi ikon kekuatan kiri, disinilah Belanda takut dan nyawa Sukarno masih bisa selamat. Anton --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] wrote: Waktu gerilya di hutan-hutan Jenderal Sudirman sering dikira sebagai Sri Sultan oleh kebanyakan rakyat Jelata. Operasi perburuan Jenderal Sudirman pernah dilakukan NICA atas perintah langsung Van Langen namun gagal, operasi ini berlangsung lebih dari lima kali salah satunya melibatkan tentara khusus Divisi Van Zanten, Gadjah Putih dan juga pasukan khusus Marine Korps Belanda. Anton
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Skenario iklan Sutrisno Bachir
Tuh kan, orang banyak tertarik pada kisah oom Tris ketimbang musti jualan cerita Suster Apung Cerita masa muda Sutrisno Bachir sungguh menarik dan bisa dijadikan inspirasi bagi pengusaha-pengusaha muda, karena dia bukan pengusaha model lobi yang cari konsesi Pertamina dan cium tangan Ginandjar Kartasasmita kayak Fadel Muhammad, Fahmi Idris dan Kodel Grupnya. Sutrisno Bachir ini pemuda yang tahan banting, penuh kreatifitas bisnis, dan berani mengambil keputusan serta kuat derita demi mimpi- mimpinya. Kakaknya Kamalludin juga. Bukan saya menjilat SB tapi yang saya tau, dia emang bener-bener pengusaha yang merintis semuanya dari bawah. Bukan fasilitas dari orang tua, seperti yang banyak dipamerkan pengusaha-pengusaha muda HIPMI sekarang. Kalo ini bisa dieksploitasi sama timnya SB akan jauh lebih efektif ketimbang berpameran tampang di jalan. Rakyat dibikin terpana dengan keberhasilan SB, karena pastinya ide distortif akan jauh lebih mempesona ketimbang ide kontemplatif. Anton --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Christiono Hendrawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Om anton, Cerita soal om SB tolong di detail-in dong, saya tertarik sekali dengan cerita pengusaha yang sukses dan berambisi menjadi penguasa.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Cucu Presiden Lahir 17 Agustus Karena Pertimbangan Medis
Kalau anak saya lain lagi ceritanya. Karena nggak tahan denger jeritan2 saya antar ke rumah sakit Langley Air Force Base di Hampton, Virginia sekitar jam 20.00 pada tanggal 3 july 2000. Anehnya sampai di rumah sakit kok jadi tenang, udah terus saya bilang ke istri tahan beberapa jam sampai jam 24.00 besoknya (4 of July). Ternyata memang akhirnya anak saya dilahirkan sekitar jam 01.00 dini hari tanggal 4 of July 2000. Jadilah sekarang pesta ulang tahunnya dirayakan oleh seluruh amerika dengan memakai kembang api:). salam, -Irsal --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Awang BinSaS [EMAIL PROTECTED] wrote: Lihatlah komentar dokter GAtot MArwoto...alasan yg dikemukakan sangat mengada-ada. Walopun alasannya dgn dalil-dalil ilmiah, tetap saja keliatan dipas- paskan tgl 17 Agt 2008. Sekarang dokter pun sdh ada yg menjilat keluarga Presiden. Inilah yg namanya Intelektual Tukang.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Cucu Presiden Lahir 17 Agustus Karena Pertimbangan Medis
Ibu Yuli yth. Sepertinya pemimpin2 kita sudah lupa bahwa tugas mereka�adalah�mengutamakan kesejahteraan masyarakat. Sudah jelas bahwa kita ini dijajah oleh bangsa sendiri. Kalau zaman dijajah belanda ketahuan kulitnya lain, jadi kita bisa waspada terus, lha kalau sekarang nyatanya dijajah bangsa sendiri (musuh dalam selimut) wah ya repot menangkap simusuh soalnya tampangnya sama dan banyak yang berlindung dibelakang pimpinan musuh dalam selimut ini. Bagaimana ya caranya untuk menyadarkan beliau2 ini kalau rakyat dipaksa menyejahterakan pimpinan dan bukan sebaliknya. Kalau rakyat sejahtera karena pimpinan yang peduli pasti rakyat akan mendukung dan mencintai pimpinannya. Lha kalau pamer kekuasaan seperti ini, wah mana ada dukungan. Nyatanya sama saja dengan yang dulu2, hanya yang sekarang tindakannya lebih lambat tapi selalu mencoba memeras rakyat terus.�Btw selamat HUT Kemerdekaan RI yang ke 63. Kalau mas Agus mengijinkan saya akan membuat laporan�pengalaman saya di KBRI Den Haag yang mengarah ke-militerisme. Jadi tidak santai karena semua diatur dengan disiplin militer. Pengalaman tahun lalu sangat beda dengan tahun ini padahal dubes nya sama. Tunggu green light mas Agus. � Salam BS --- On Mon, 8/18/08, Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Cucu Presiden Lahir 17 Agustus Karena Pertimbangan Medis To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Monday, August 18, 2008, 9:51 PM Weleh.hari ini mau ke ATM didekat RS P. Indah, jadi agak sedikit was-was. Habisnya area yang biasanya tanpa ada alat-alat PERANG (mobil-mobil ABRI) dan tidak pernah ada tentara latihan baris-berbaris. ..lha kok hari ini mendadak ada mobil-mobil tentara disekitar RS P. Indah. Lalu ada tentara pada latihan baris. Agak janggal bagi kami yang tinggal didaerah sini. Soalnya setiap harinya gak ada truk-truk tentara dan juga latihan militer. Eh...mendadak daerah ini jadi seperti ada huru-hara yang harus dijaga ketat. � Waktu Prince William lahir saja, tidak ada barisan tentara disekitar rumah sakit, ataupun latihan baris berbaris para anggota militer disekitar rumah sakit. Alamak.. ada-ada saja Indonesia ini. Jadi pemimpin yang mengorbankan dirinya bagi rakyat itu, belum ada, di Indonesia ini. Yang ada adalah rakyat berkorban untuk pemimpin. Alangkah indahnya jika setiap warga negara Indonesia mendapatkan jaminan keselamatan- nya. Seperti Romo Benny misalnya, seharusnya tidak akan babak belur sampai pingsan, jika selalu ada tentara latihan baris berbaris di sekitar RS Pondok Indah.�Ataupun tidak akan ada para perempuan yang dipaksa untuk dilatih militer dengan cara telanjang, hanya untuk memuaskan hasrat laki-laki, yang dilakukan oleh pihak-pihak yang biadab. Benar-benar langit dengan bumi jadi warga negara Indonesia ini. � Bagaimanapun juga, semoga bayi dan ibunya dalam keadaan sehat-sehat saja. � :-((��� :-((
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Sutiyoso Keluarkan Kocek Pribadi Rp50 M untuk Bulutangkis
mari kita simak pernyataan sutiyoso itu diluar dana pemerintah dan lainnya, apa artinya juga bukan dana sponsor. kalau dana sponsor ya enggak usah disebutkan dengan bangga dong, emangnya sutiyoso enggak ngergti bos ? tapi kalau pendapat resmi katanya dari yang 2,5 % dari PAD, wah mohon kita dicarikan sumber dari dasar hukumnya, atau perda-nya lah minimal, salambambangsulistomo 2008/8/18 [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Hmmm Kok ternyata comment. Harus dibedakan antara curiga rasional dg curiga tendensius. Penegak hukum juga dibekali ilmu kecurigaan. (Sayangnya ulah penegak hukum ya mencurigakan...). Tapi bermula dari kecurigaan rasional (presumption) itulah banyak para bandit ditangkapi. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Pak Sjafe'i, wartawan yang nyentrik
lho kapan bang sjafe'i wafat ? , aya juga masih ingat waktu ada demo besar didepan dpr, tepatnya dipojokkan gedung kehutanan, mahasiswa belum masuk ke-dpr. saya lagi nonton acara hiburan musik dan guyonan dari para mahasiswa yang berdiri diatas kendaraan. saya duduk di pagar pembatas jalan tol, dulu belum ada pagar tinggi-nya, setelah itu mahasiswa diusir, motor dan mobil mereka dirusak, heboh deh .eh tau-taunya saya disapa seseorang, (saya merinding juga sambil nulis ini) , itulah bang syafe'i yang saya kenal, saat itu sekretaris redaksi kali ya ? dia mau jalan sendiri kelapangan saat itu, semoga arwah almarhum diterima disisi Allah SWT, salam bambangsulistomo 2008/8/18 -MGR- [EMAIL PROTECTED] Setiap melihat tempar bersejarah di Jakarta saat ini, saya selalu teringan tulisan alm. Sjafe'i Hassanbasari (Iie) ini, tulisan yang kritis dan menggugah kesadaran kita untuk menelusuri tempat2 yang benar-benar bersejarah. Pak Sjafe'i, wartawan yang nyentrik, kalau bicara suaranya keras, merokok tidak pernah berhenti. Saya pernah ke ruang tunggu di redaksi Kompas di Palmerah, waktu itu diajak Mustofa Abd Rahman wartawan Kompas di Cairo bertemu dengan Pak Sjafe'i. Di ruangan ber-AC, yang tentu saja tidak boleh merokok, Pak Sjafe'i merokok Dji Sam Soe. Sikapnya cair, dan penuh humor. Waktu itu, Mas Tommi (Suryopratomo) yang masih menjabat pemred Kompas ikut bergabung. Pak Sjafe'i bercanda Mi.. ini vitamin sambil menyodorkan rokok ke Suryopratomo sambil tertawa terbahak-bahak. Pak Sjafe'i cerita pengalamannya sebagai wartawan, dari meliput NU--yang menjadi keahliannya--Senayan, hingga pameran pesawat, termasuk Sukhoi yang zaman itu sedang menjadi berita. Ketika keluar kantor Kompas, saya tanya Mas Mustofa, Mas itu Pak Sjafe'i kok berani banget merokok di ruangan ber-AC dan ada Pemrednya, apa tidak ada yang melarang? Mas Mustofa menjawab, siapa yang mau larang dia Semoga Pak Sjafe'i damai di alam sana. alfatihah.. Guntur [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Milis FPK dan 10 Catatan
baik-lah, jalan terus aja, nanti-kan juga ketemu dengan teman-teman yang juga konsisten seperti dpr-ri 2004-2009 dradjad wibowo, yuddy chrisnandi yang berani melawan arus dengan nalar yang jelas, mudah-mudahan teman anda makin banyak disana, tapi ramai-ramai jaga juga mekanisme penghitungan suara di proses IT-nya kpu yaa !!!... semoga berhasil, salambambangsulistomo On Mon, Aug 18, 2008 at 12:54 PM, Indra Jaya Piliang [EMAIL PROTECTED]wrote: Peserta milis Forum Pembaca Kompas Yth Mohon maaf atas email yang saya kirimkan ini. Saya terpaksa mampir ke email ini untuk mengklarifikasi sejumlah hal. Pertama, saya menyayangkan tanggapan Darmaningtyas soal CSIS. Di CSIS, aspirasi politik perseorangan tidaklah sama. Rizal Sukma, Wakil Direktur Eksekutif CSIS sekarang, dulu pernah menjadi fungsionaris DPP PAN. Begitu pula saya. Pilihan politik seseorang adalah pilihan personal. Dalam pemilu 2004, ada beberapa orang di CSIS yang menjadi caleg, termasuk lewat partai almarhum Syahrir. Saya sudah mengirimkan email kepada Darmaningtyas soal ini, karena dia sudah beberapa kali mengungkapkan soal CSIS di beberapa forum. Perlu diketahui juga bahwa saya masuk CSIS tanggal 1 Desember 2000. sebuah lembaga, apapun namanya, Kompas sekalipun, hanya namanya yang sama, tetapi apa yang dilakukan berbeda dari masa-ke-masa. Seorang Darmaningtyas sekalipun juga menjalankan fase kehidupan yang tidak sama dan saya tidak akan mengomentarinya. Kedua, sebagaimana disampaikan dalam berita JK hari ini ( http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/18/00090116/jalur.khusus.partai.golkar.10.persen), maka sebuah perubahan sudah dilakukan di internal Partai Golkar. Saya memasuki partai ini demi ikhtiar dan itikad perubahan itu. Dan itikad itu bukan hanya dilakukan oleh Partai Golkar, melainkan juga Partai Bintang Reformasi (ada Dita Indah Sari), PDI Perjuangan (Budiman Sudjatmiko), dllnya. Dita dan Budiman saya kenal sejak mahasiswa, tahun 1992-1993. Ada banyak kawan, para aktivis mahasiswa 1990-an yang kini masuk ke hampir semua partai politik. Fadli Zon di Gerindra, misalnya. Nanti akan terlihat siapa saja mereka. Saya tidak bisa mengesampingkan pilihan politik generasi 1990-an ini, sekalipun tidak semua masuk ke dalam partai politik. Ketiga, saya dilepas oleh 100-an lebih kawan-kawan di Universitas Paramadina justru menunjukkan bahwa pilihan ini objektif dan rasional. Nanti saya taruh di blog saya testimoni mereka: Chandra M Hamzah (saya kenal 17 tahun lalu), Anies Baswedan (saya kenal 15 tahun lalu), dllnya. Generasi 1990-an adalah generasi yang sudah terbiasa dengan perdebatan yang keras dan tajam. Bahwa ada yang menentukan pilihan menjadi dosen di universitas, profesional di perbankan, aktivis di lembaga swadaya masyarakat, penulis, atau bahkan yang menikmati pekerjaan di luar negeri (brain drain), adalah bagian dari pilihan itu. Bagi saya, ini adalah sebuah pertanggungjawaban generasi tentang Indonesia yang didambakan dan dicita-citakan. Generasi 1990-an adalah generasi yang mengalami gejolak antara kebebasan dan ketidak-bebasan, di tengah rezim yang mulai berusia senja. Keempat, bahwa saya memilih Partai Golkar tentu disertai oleh sejumlah pertimbangan. Dalam pidato saya sebutkan beberapa butir dari pertimbangan itu. Ada pilihan untuk mengembangkan rezim Developmentalisme Demokratis yang berbeda secara diametral dengan rezim Developmentalisme Represif. Bahwa saya masuk Partai Golkar setelah Pak Wiranto dan Pak Prabowo Subianto keluar adalah bagian dari pertimbangan yang menguatkan. Partai Golkar kini lebih berwajah sipil. Kalaupun ada tuduhan bahwa Partai Golkar dihuni oleh sejumlah pengusaha, saya kira literatur sejarah juga menunjukkan bahwa demokrasi memang dibangun oleh kalangan borjuis yang menentang kaum feodal (yang punya tanah) dan kaum agamawan (yang punya Tuhan dan Rumah Tuhan). Betapa kaum borjuis kini menjadi bagian dari kelompok penguasa, bukan lagi kelompok lobi yang aktif (baca disertasi Rizal Mallarangeng) terutama menggantikan kaum intelektual yang pada awal kemerdekaan menjadi kelas penguasa (baca Harry J Benda), adalah bagian dari fase sejarah. Dan sebagai sebuah penyikapan, saya memajukan diri untuk memasuki celah sempit kehidupan politik itu, apapun status yang diberikan kepada saya selama ini. Kelima, kepada kakak-kakak saya, seperti Bambang Sulistomo dan Manneke Budiman, dllnya, saya mengerti kepedulian dan keprihatinan kalian. Yang dikhawatirkan adalah Partai Golkar akan mengubah saya. Yang terpenting adalah saya sudah menjatuhkan pilihan. Saya tidak ingin menilai partai-partai politik lain, tetapi saya berasumsi bahwa apapun partai politik pilihan saya, tetap saja akan memunculkan asumsi yang sama. PDIP, PKS, PMB, PPI, dan lain-lainnya, adalah beragam warna politik dalam lanskap Indonesia. Bahwa saya akan mengikuti aturan main partai, iya. Bahwa saya akan mencoba melakukan lobi, berdebat, dllnya, guna mengubah aturan main itu, juga iya. Saya
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Edhie Yudhoyono, Caleg Jalur Keluarga
anda masih ingat ya bagaimana mas moerdiono itu gagap-gagap, alasan dia kaktanya kalau saya tidak kelihatan gagap, nanti dikira saya sudah dibentuk seperti robot, hehehehe, pilih m,ana, manusia seperti robot yang sudah di-program otaknya, atau yang gagap dong ? salambambangsulistomo 2008/8/18 Samali Djono [EMAIL PROTECTED] beda ya mas Bambang Sulistomo ... jubir presiden sekarang dengan jubir nya presiden jaman ORBA. yang satu bisa bicara lancar, lugas dan lepas tanpa check recheck, cross-check dll dll dan yang lalu yang super sangat hati-hati sekali sehingga terkesan gagap ... pilih yang mana nih mas e ... :) salam, djs