[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Dukung Gagasan Koalisi Partai Demokrat, Golkar dan PDI-P

2009-08-27 Terurut Topik Tumpal Silitonga
TS:
Bung, maksud anda mau membuat Reformasi jilid 2 lagi? Momennya sudah lewat 11
tahun pak! Saat ini semua senang dan aman tentram, alasan apalagi yang menjadi
dasar untuk reformasi jilid 2? Mau berkorban berapa banyak lagi bangsa ini untuk
usulan seperti tulisan itu. Rakyat sudah cape, yang penting dengan kondisi
sekarang kita kawal pemerintah sekarang dalam melakukan tugasnya melayani kita.






Andre A:
Jika Partai Demokrat, Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 
benar-benar berkoalisi di Dewan Perwakilan Rakyat, kontrol lembaga legislatif 
itu terhadap pemerintah akan sangat lemah. Kondisi itu justru akan mendorong 
dan memperkuat gerakan kekuatan rakyat atau people power. Begitulah jendela 
berita Kompas 24 Agustus Rakyat Semakin Kuat.
Barangkali ini momentum bagi gerakan rakyat dan gerakan sosial terorganisir 
untuk memperbaiki diri, belajar dari kekalahan gerakan reformasi atau dari 
pengalaman masuk kubangan perselingkuhan dengan berbagai kelompok gerakan elit 
melawan Soeharto.
Selengkapnya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/08/dukung-gagasan-koalisi-partai-demokrat.html



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Akar Terorisme ialah Ideologi Kebencian

2009-08-18 Terurut Topik Tumpal Silitonga
TS:
Saya tidak setuju dengan penyataan ini. Karena setiap agama yang dianut baik
teroris maupun yang diteror tidak ada yang mengajarkan kebencian. Kenapa malah
menyangkut-pautkan teroris dengan kebencian?
Mereka yang menteror negeri ini adalah orang-orang yang hanya melihat dunia
sebagai hitam dan putih. Disini letak kesalahan mereka.






Priatna Dimas:
Betul akar terorisme adalah ideologi Kebencian,  namun mungkin ada yang lupa 
dan yang paling penting adalah siapa yang dapat mengeksplorasi kebencian itu 
hingga 
menjadi tindakan terorisme. Kita jangan selalu membaca atau melihat penyebab 
seseorang bisa menjadi terorisme. Tanpa ada pihak yang mengeksplorasi kebencian
itu, maka sampai kapanpun terorisme tidak akan pernah ada di Indonesia atau di
dunia.  Terorisme di Indonesia tidak akan pernah berhenti sebelum pihak yang
mengeskplorasi terpuaskan atau kebijakan mereka terpenuhi oleh pemerintah
Indonesia. 



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: 44 Tahun KOMPAS

2009-06-30 Terurut Topik Tumpal Silitonga
Selamat ulang tahun Kompas. Sejak kecil saya senang membaca kompas dan sudah 20 
tahun saya terus membaca koran kesayangan ini. Semoga kualitas bahasanya tetap 
terjaga dan analisanya semakin diasah hari demi hari.
Oya, kalau slogannya kompas lintas generasi, kapan pak Jakob Oetama akan 
menyerahkan tampuk kepemimpinan Kompas pada penerusnya?

GBU



  New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Iptek, Kemakmuran, dan Kemandirian

2009-06-22 Terurut Topik Tumpal Silitonga
Tumpal:
Pak, lihat kalimat terakhir saya, kalau manajemen pemerintahan dan karakter
rakyat negara tersebut juga berbeda jauh dengan republik ini. Brazil dan Cina
memiliki wilayah yang luas dan penduduk yang banyak tetapi manajemen mereka
bagus. Khususnya Cina yang sampai memberikan sanksi hukuman mati bagi para
koruptor. Sedangkan India maju karena mereka sudah lebih dahulu mengembangkan
ekonomi kreatif di bidang TI. Untuk Brazil mereka mengembangkan pariwisata untuk
wisatawan luar negeri lebih banyak pilihan.
Di Indonesia, manajemen pemerintahan belum baik. Dalam hal hukum, koruptor bisa
bebas dan tidak ada sanksi keras bagi koruptor. Ekonomi kreatif baru dimulai,
berapalah pendapatan negara dari bidang IT. Pariwisata untuk wisatawan luar
negeri cuma mengandalkan bali (cobalah tanya wisatawan luar negeri itu, ke
indonesia mereka taunya tempat wisata apa, pasti jawaban terbanyak adalah bali).





HS:
kok alasan aja  bagaimana dgn Brazil India dan Cina  
bisa dibandingkan nggak kemajuannya  
mana yg lebih luas dan mana yg lbhbanyak penduduknya  



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Iptek, Kemakmuran, dan Kemandirian

2009-06-21 Terurut Topik Tumpal Silitonga
Komentar saya, Indonesia tidak dapat langsung dibandingkan dengan Taiwan, 
Malaysia, Thailand, dan negara-negara ASEAN lainnya. Republik ini jauh lebih 
luas daripada negara-negara tersebut. Kemajuan yang dicapai negara-negara 
tersebut bisa dicapai karena luas negara mereka yang kecil dan jumlah penduduk 
yang juga sedikit. Selain itu manajemen pemerintahan dan karakter rakyat negara 
tersebut juga berbeda jauh dengan republik ini.

GBU

Source:
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/06/22/03203514/iptek.kemakmuran.dan.kemandirian

Oleh: M Barmawi

Jika mengamati daftar GDP sebagai ukuran kemakmuran, negara-negara berteknologi 
maju atau yang menganut ekonomi berdasarkan ilmu pengetahuan (knowledge based 
economics/KBE) menempati peringkat teratas.

GDP mereka adalah 20.000 dollar AS ke atas. Sedangkan GDP negara-negara yang 
mengandalkan kekayaan alam ada di bawah 2.000 dollar AS. Data ini menunjukkan, 
jika hanya mengandalkan hasil bumi, tambang, dan pertanian, kita akan sulit 
meningkatkan kemakmuran. Cita-cita Proklamasi 1945 adalah kita akan setara 
dengan bangsa lain, termasuk negara maju. Setelah 60 tahun lebih merdeka, kita 
sadar, kemerdekaan saja tidak cukup untuk mencapai kemakmuran dan kemandirian 
nasional.

Untuk mencapai cita-cita itu, strategi bersama diawali dengan mengurangi 
kemiskinan, lalu mencapai kemandirian nasional. Untuk mengurangi kemiskinan, 
kemampuan UKM harus ditingkatkan sehingga lapangan kerja untuk masyarakat 
lapisan bawah tersedia.

Untuk pengembangan UKM perlu disediakan energi di daerah terpencil. Nelayan tak 
dapat mengekspor ikan karena tak ada fasilitas pendinginan. Sebelum diekspor, 
hasil bumi perlu ditingkatkan nilai jualnya. Jalan pintas penyediaan energi 
untuk pengembangan UKM adalah energi surya. Saat ini Malaysia menawarkan pusat 
tenaga listrik sel surya berdaya 2.000 MW meski mungkin dengan modal dan 
teknologi asing. Di sini kita melihat, KBE dimanfaatkan untuk pemberantasan 
kemiskinan. KBE adalah sistem ekonomi yang menggunakan iptek sebagai pendorong 
produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Malaysia sudah menganut KBE.

Taiwan sebagai contoh

Negara yang berhasil menggunakan KBE adalah Taiwan. Pada tahun 1950-an, Taiwan 
adalah negara agraris ber-GDP per kapita 200 dollar AS dengan ekspor pisang dan 
gula ke Jepang. Tahun 2000 GDP Taiwan naik 100 kali menjadi 20.000 dollar AS. 
Taiwan membangun UKM dengan kebijakan ”substitusi impor”. Untuk membangun 
industri, Taiwan membuat perencanaan yang cermat dan konsisten.

Untuk melakukan transformasi dari iptek menuju kemakmuran, Taiwan membangun 
Sistem Inovasi Nasional, dilengkapi universitas-universitas dan lembaga 
penelitian andal. Peran universitas tak hanya menyelenggarakan pendidikan S-1, 
S-2, dan S-3, tetapi juga diberi peran sebagai pusat penelitian, bagian sistem 
inovasi nasional, dan menjalin kerja sama dengan swasta dalam penggunaan iptek.

Selain itu, dibentuk organisasi seperti ITRI (Indusstrial and Technology 
Research Institute) dan ERSO (Electronic Research and Service Organization). 
Misi ITRI dan ERSO adalah membangun pabrik percontohan (pilot plants) untuk 
ditingkatkan menjadi pabrik yang bersaing. Seusai membuat pabrik percontohan 
tahun 1980, Taiwan lalu mendorong pembangunan TMSC (Taiwan Semiconductor 
Manufacturing Company). Awal 1990-an, ERSO dan ITRI mendorong pembangunan 
pabrik memori kapasitas tinggi dan membangun pabrik LCD, iptek yang terdepan 
saat itu.

Taiwan menggunakan elektronik sebagai mesin pendorong pertumbuhan ekonomi. 
Dengan bantuan pabrik-pabrik LCD dan memori kapasitas tinggi, mereka berhasil 
merebut 30 persen pasaran PC dunia tahun 1993 (OCC Lin, National Innovation 
System and the Role of Institutes).

Itulah keajaiban ekonomi Taiwan yang juga dialami macan- macan Asia lain. 
Mereka tumbuh menjadi negara makmur dan mandiri karena Sistem Inovasi Nasional. 
Padahal, pilot plant Taiwan hanya perlu modal 12,5 juta dollar AS dan salah 
satu pabrik LCD Taiwan memerlukan investasi 259 juta dollar AS, kurang dari Rp 
3 triliun. Sistem Inovasi Nasional Taiwan, khususnya ITRI dan ERSO, patut 
dicontoh.

Kawasan ASEAN

Di ASEAN, ada dua negara yang commit pada KBE, yaitu Malaysia dan Thailand. 
(Singapura sudah termasuk macan Asia). GDP per kapita Malaysia 8.495 dollar AS, 
RD 0,49 persen GDP. Thailand 4.155 dollar AS GDP per kapita, RD 0,25 persen 
GDP. Indonesia 1.918 dollar AS GDP per kapita, RD 0,01 persen APBD. Adapun 
GDP/kapita Filipina 1.755 dollar AS, RD 0,08 persen GDP. Di sini terlihat 
perbedaan mencolok GDP penganut dan yang tidak menganut KBE.

Dari uraian itu kita melihat korelasi yang kuat antara KBE dan kemakmuran serta 
kemandirian bangsa. Kita kurang percaya diri dan kurang percaya pada KBE. 
Tetapi jika kita ingin membangun dengan KBE, anggaran pendidikan 20 persen APBN 
harus dipertahankan, peningkatan SDM diutamakan dan perlu membangun Sistem 
Inovasi Nasional, serta sedikit demi sedikit meningkatkan RD, setidaknya 
seperti Thailand.

M Barmawi