[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Koin bagi penegak hukum
Setuju banget. Tinggal milih nama yang tepat...Koin Prita/Koin Rakyat/Koin Keadilan/Koin Buat Bedebah Kemudian ada relawan yg bikin disain logo koin artistik komunikatip menggugah dalam format panji/bendera/stiker. Nah, koin rakyat bisa jadi tempat mengadu curah ekspresi bagi korban tindakan laknat para pemeras pungli dari kelas teri sampai kakap. Bila stiker yg ditempel di TKL (tempat kejadian laknat) tidak menggugah si laknat, bisa ditingkatkan dengan memasang panji/bendera sebagai lambang supremasi kelaknatan... DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, pudimartini pudimart...@... wrote: ...Bagaima yah kalau dibangun kesadaran kolektif seperti dalam kasus Koin Prita, namun kali ini untu para penegak hukum agar mereka tidak pungli di jalan, mereka tidak mudah di susupi markus, agar birokrasi lebih sejahtera sehingga tidak perlu korupsi...
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] RS Omni Bersedia Cabut Gugatan Perdata
Andaikan sumbangan koin mengalir terus dan RS Omni terpaksa cabut gugat Yang 204 jt tetap serahkan Omni sesuai niat sumbangan rakyat Andai masih berlebih serahkan Omni buat pengganti medcheckup kaum papa Andai masih berlebih serahkan kaum papa yang hutang budi kepada Omni Andai masih berlebih lagi berikan siapa saja yang jualbeli keadilan Koin rakyat kekuatan dahsyat Lebih mulia dan pasti ketimbang yayasan amal bakti Kibarkan logo koin di gerbang Omni dan di setiap markas para pemeras Karena semua bencana akibat rakus serakah penggandaan koin Betapa koin rakyat kekuatan dahsyat... Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Adyanto Aditomo adyantoadit...@... wrote: Setelah manajemen RS OMNI tahu bahwa sumbangan dari masyarakat untuk Ibu Pritalebih dari Rp. 204 juta (dari Partai Demokrat Rp. 100 jt, Fahmi Idris Rp. 102jt, DPD Rp. 50 jt dan pengumpulan uang koin rasanya sudah lebih dari Rp. 100 jtdan tidak mustahil dalam waktu dekan bisa melampaui Rp. 204 jt).
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Ralat: Ode utk Orba
Ode Dari Neraka Whuahuahahhkwakkwakkkwakwak. Apakah Rahwana sang dasamuka pernah punya rasa sedih kasihan? Hidup di neraka jelas kami tak nyaman Lolongan kaumku yang dipermalukan rekaman Sungguh membuatku menggeliat murka tak karuan... Whuahuahahhkwakkwakkkwakwak. Aji-aji mantraku...tunggangtungging gelap pihak ketiga Barulah permulaan Semakin menggunung hutang di setiap kepala Adalah persemaian gen penerus yang kian rakus... Whuahuahahhkwakkwakkkwakwak. Semakin banyak gen penerusku berjubah suci Semakin banyak yang mengira aku suci (Aku Rahwana sang dasamuka hanya takut pada Wishnu ...yang matanya tajam tak bisa ditipu dikelabui...tak mengemis upeti... ... yang mendengar detak kalbu derita... ikhlas dan mengasihi manusia sesama... ... menghayati makna kehidupan manusia budaya) Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Indra J Piliang pi_li...@... wrote: Ode utk Orba (Indra J Piliang) Ya, Orba, Ya, Orba. Kami mohon padamu, sbg generasi yg menumbangkanmu, janganlah bangkit lagi. Kasihanilah bangsa yg kusut ini. Berilah kami harapan, bukan tuduhan, apalagi keluhan. Ya, Orba, Ya, Orba. Tujuh pelita hendak kau lalui. Lewat tujuh ratus ribu lebih kematian. Tujuh juta rupiah hutang pada setiap kepala, tmsk bayi2. Tujuh keajaiban gelembung sabun. Kami patahkan tujuanmu itu. Kami tenggelamkan engkau ke samudera waktu. Terkubur dijaga tujuh iblis di pusaramu. Kini, lihatlah, lihatlah! Kau spt menggeliat. Para pewarismu memakai lagi bahasa2 tipu, bahasa2 picik, bodoh dan kosong. Hati2 penumpang gelap! Selamat datang penunggang gerakan mahasiswa! Ada skenario jatuhkan saya lewat pertemuan Dharmawangsa! Saya sudah memegang dalang dibalik semua ini! Bahasa apa itu, wahai Orba, kalau bukan warisan jahannammu? Kenapa mereka yg mengatakannya tidak mengutuk anak2 reformasi dipukuli oleh polisi? Kenapa mereka tidak sedih melihat petani ditembaki? Kenapa mereka benamkan paku ke tangan para narapidana di Sulawesi? Kenapa uang begitu mudah hilang di tangan mereka? Ya, Orba! Hanya kepadamu kami minta tolong, karena warisanmu muncul kembali. Disuarakan oleh para PhD, bahkan yg gelarnya berderet2 saking rakusnya. Apakah kami harus membenamkanmu dua kali? Percayalah, kami mampu. Percayalah! Jakarta, 07122009
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prita: Uang Koin Simbol Kekuatan Rakyat Kecil
andai coin itu dikumpulkan bertimbun di depan RS OMNI. sebagai simbol keserakahan yang arogan sebagai simbol people power yang masih tumpul sebagai imbalan medical checkup gratis sebagai dokumen musium rekor 2009... DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: TANGERANG, KOMPAS.com - Prita Mulyasari, terdakwa kasus pencemaran nama baik Rumah Sakit Omni International, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, terharu akan sumbangan uang koin dari masyarakat kepada dirinya untuk mengganti kerugian rumah sakit tersebut.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kapolri: Kami Bukan Binatang
Andaikan beliau masih hidup... Mungkin akan digelar kampanye nasional...bebas binatang di setiap departemen/institusi pelayanan, disepanjang jalan, dari pospol sampai mabes... DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, halim hd halimh...@... wrote: ...pernahkah anda membayangkan, jika pak hoegng masih hidup, bagaimana kiranya pikiran dan perasaaannya?...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kapolri: Kami Bukan Binatang
Cerita sumbang tentang petugas yang terkait layanan orang yg ketiban masalah dan musibah, nyaris menjadi keseharian kita. Hal ini mungkin yg menyuburkan bisnis jasa makelar yg menjembatani para pihak. Yang jadi pertanyaan, apakah para pejabat atasan mengetahui persis detailnya di tempat kejadian pelayanan itu? Sebetulnya dengan kecanggihan teknologi...semuanya bisa direkam...suara atau gambar. Atasan bisa langsung menegortindak bawahannya. Tapi bila perilaku sumbang dilokasipelayanan berkaitan dengan kesejahteraan bersama...ikhwal penertiban menjadi utopia. Puisi NEGERI PARA BEDEBAH dari Adhi S Massardi, bagus dan mengena sekali... Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Bertha Suranto berth...@... wrote: Biar Bapak Kapolri tahu bahwa membangun image itu susah sekali. Oknum2 dibawah bapak sudah merusak image kepolisian bertahun tahun lamanya. Bagi orang2 yang pernah berurusan dengan Kepolisian dan kejaksaan, maka mereka tidak akan percaya dengan pemaparan Kapolri. Saya pernah kehilangan Laptop kesayangan saya beserta Tas kerja yang berisi banyak surat2 penting. Lalu suami saya lapor Polisi saat itu juga, karena saya yakin pencurinya masih ada disekitar situ. Tapi begitu lapor, bukan langsung bergerak, tapi harus menunggu membuat laporan yang kira2 1 jam baru selesai. Dan yang gak enaknya : Statement yang mengatakan : Jika kamu kehilangan kambing lalu lapor Polisi maka kamu akan kehilangan Sapi. Dan itu terbukti benar...benar sekali.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prinsip management dan keadilan [ was ] : Duh, Kepala Stasiun Beos Dicopot!
Apakah sebelumnya Pak Mentri pernah naik KRL dari Sta. Kota? Dibanding tahun lalu, sekarang agak lumayan. Sebelumnya di peron 11/12 penuh dagangan makan/minuman dll., sekarang lebih tertib. Kalau kondisi kebersihan di banayak stasiun tak jauh beda; jangan Ka. tasiunnya yg dicopot...kebanyakan...mending pejabat setingkat diatasnya... DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Martin Widjaja fmf7...@... wrote: Kelihatannya memang seolah2 P Menhub yang baru ini mau menerapkan prinsip management yang ketat ya ?...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Polisi Oh Polisi
Kalau TN-2009 saja kalah gaung, kayaknya kasus BC lebih kalah lagi. Mungkin para pakar komunikasi politik bisa memberikan pencerahan aspek strategi mengelola isu; ketidakmampuan atau kepiawaian... Kemasan judul cicak vs buaya memang cukup menarik. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Soewarso soewarso2...@... wrote: Apakah keramaian belakangan ini bukan sebagai pengalih-perhatian masarakat atas masalah2 yang justru seharusnya dipelototi seperti misalnya kasus bank century yg konon menyangkut wapres, menkeu dan partai demokrat?. Wallahu'alam... Salam, Soewarso. Sent from my BlackBerry® smartphone
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: KISRUH DPT SKENARIO SATU PUTARAN
Dalam arena adu siasat, siapa yang paling cerdik akan menang. Kalo bisa main ancam tanpa ketahuan namanya licik bukan kriminal. Kalo menang satu putaran berarti sukses gemilang. Eksesnya bisa jadi sombong dan congkak. Kalo menang satu putaran tanpa iklan anjuran, itulah kemenangan yang berharga. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, hendr...@... wrote: ... karena diancam bakal diseret KPK kalau dukung capres lain...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kinerja Pemerintahan SBY Dari Sisi Nilai Tukar
Bang IAN, Kalau diteliti lebih jauh, kayaknya banyak data performansi ekonomi yang mencemaskan. Dalam konteks bisnis, mencemaskan itu berarti merugikan pihak yang satu dan menguntungkan pihak yang lain. Repotnya dalam kampanye, semua pihak seolah berjuang demi kepentingan orang banyak. Idealnya kampanye itu seharusnya berlomba mencerahkan khalayak agar melihat jauh ke depan. Artinya berwawasan investor bukan trader. Tapi kesannya yang sekarang ini kayak bursa yang lagi didominasi para trader dan spekulator. Aksi window dressing kombinasi rumor, bikin momentum sampai terjadi panic selling. Maka bandar pemilik kapital raksasa yang bakal meraih laba maksimal. Banyak rumor minor yang berkembang menjadi seolah mayor; sehingga masalah substansial efektif tertutupi. Semoga selama Minggu tenang, sinar terang akan datang menerangi yang substansial itu. Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Irwan Ariston Napitupulu irwanaris...@... wrote: ...Dari data ini bisa kita lihat selama periode pemerintahan SBY sampai dengan tanggal 30 Juni 2009, rupiah mengalami pelemahan sebesar 12,36 terhadap US dolar. Sementara pada periode yang sama, Baht Thailand justru mengalami penguatan sebesar 17.53% terhadap US dolar dan Peso Philipina mengalami penguatan 14.51% terhadap terhadap US dolar
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: jawaban rizal mallarangeng atas somasi JK: tentang pluralisme Indonesia
Bung AA sudah menangkap makna yang lebih substansial. Bayangkan bila yang disesalkan Habib itu berhasil membukakan pintu hidayah... Paling tidak, kenapa bisa terjadi pelangi sejak dini,sudah ada alternatif jawabannya. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Adyanto Aditomo adyantoadit...@... wrote: ...Inti tulisan itu bukan soal Istri Boediono Katolik, karena hanya disinggung sepintas lalu, tetapi utamanya adalah keluhan dari Habib Husein Al Habsy yang menuduh...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kasus Rizal Mallarangeng: Biar Pengadilan Yang Memutuskan!
Sikap IJP sudah tepat, tidak mau lagi buang energi terpancing tergiring pada isu yang diarahkan pesaingnya. Kayaknya kudu waspada dalam merespon skenario tayangan isu yang justru melahirkan momentum yang dengan cerdik akan di-explore sang pesaing. Secara statistik dan survey aneka polling sudah terlihat akumulasi angka kuantitatif menuju kemana. Peserta pentas debat saja belum hadir, hasil polling sementara sudah muncul duluan. Bung IJP juga perlu antisipasi terhadap berbagai kemungkinan mulai dari jurus senyap sampai gelar sangkur. Barangkali Bung IJP bisa juga pakai jurus ...iyokan nan diurang lalukan nan diawak ... Akui saja si pesaing sudah menang dan berhasil mengikat calon pemilih sejak dulu. Nah, yakinkan massa yang belum terikat agar nggak usah ikut-ikutan ... Tunjukkan alternatif lain, karena belon diajak, maka IJP menghargai dan mengundang mereka... Terobosan baru masih ada sedikit waktu, ketimbang meladeni isu baru yang bikin sikucapang sikucapeh... Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Indra J Piliang pi_li...@... wrote: ...Kami memutuskan untuk tidak meladeni.. mempolemikkan soal ini secara kurang beradab demi tujuan-tujuan kekuasaan...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Perang Total 2 vs 3, Satu akan tersisih atau justru solid?
Sayup-sayup bernuansa kayak jaman dulu. Bedanya kalo dulu nggak repot bikin analisis dan debat silang pendapat, pemenangnya langsung dapat dipastikan. Kalo sekarang lebih banyak yang perlu ditelaah dibaca diamati. Mulai dari peluncurun buku yang mengundang kontroversi, dagelan parodi televisi sampai kejutan-kejutan isu sistematis menuju satu putaran. Keunikan tak terduga bukan mustahil; tapi tergantung kadar pembelotan yang bisa merobah swing voters secara signifikan. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Lisman Manurung lism...@... wrote: ...Kampanye negatif antara capres 3 yang terus menyosor capres nomor 2 sudah menjadi semakin tegang... Tetapi mungkin pula sebaliknya, sebab sentimen politik bangsa kita ini unik ...
Re: [Pembaca-KOMPAS] Boediono: Jusuf Kalla Orang Baik
Mengamati pertarungan dengan kacamata rimba persilatan relatif lebih simple ketimbang ilmu ipoleksosbud. Karena war life cycle hanya rangkaian kombinasi serta variasi unsur Yin dan Yang; bertahan (yin) dan menyerang (yang). Kalo memanfaatkan sumber daya orang lain untuk keuntungan sendiri, nama jurusnya jie dao sha ren ..membunuh dengan pisau pinjaman Agar musuh bingung capek sendiri, pakai jurus `sheng dong ji xi...berpura-pura menyerang ke Timur padahal menyerang ke Barat Memperlemah kelompok yang kuat, pakai jurus lian huan ji ...ikat jadi satu kapal-kapal perang musuh Lebih mantap lagi pakai jurus xiao li cang daomenyembunyikan pisau belati dalam senyuman... Agaknya pola yin-yang ini, kombinasi 0-1 alias binary code, mengubah teknologi analog menjadi digital... Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Kusmayanto Kadiman kkadi...@... wrote: ... Dualisme gwa-kang dengan lwee-kang ini memang banyak ditemui dalam kehidupan kita...Ada yang tahu apakah Pak Boediono ini penggemar olahraga judo? Gayanya membanting menggunakan kekuatan lawan ini luarbiasa...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: 44 Tahun KOMPAS
Selama badai prahara tak kunjung reda, jadilah KOMPAS pemandu nurani kami. Selamat berulang tahun, harian Kompas. Salam FPK, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agus.hamonan...@... wrote: Hari Minggu, Tgl 28 Juni 2009 Kompas berusia 44 Tahun.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: jawaban rizal mallarangeng atas somasi JK: tentang pluralisme Indonesia
Paling tidak bagi RM tersedia momentum dan peluang untuk menyampaikan pesan simpatik kepada khalayak Ende dan sekitarnya. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Nong Mahmada nongan...@... wrote: ... Itu tidak berarti bahwa menjadi seorang Katolik adalah perbuatan yang salah, apalagi nista. Saya menghormati setinggi-tingginya saudara-saudara penganut ...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Apa Masalahnya kalau Istri Boediono Bukan Islam?
Itulah asyiknya jadi pengamat kampanye tanpa terikat kayak juru citra bayaran. Inisiator peluncur isu baru bisa saja dari para pihak yang bertarung atau pihak lain. Peluncuran isu dilanjutkan dengan evaluasi respon publik. Dengan asumsi bahwa setiap Timses punya pakar komunikasi massa, kita tinggal mengira-ngira pihak mana yang paling diuntungkan dalam meng-explore respon publik. Bisa mengurangi citra obyek sasaran isu atau sebaliknya mengundang simpati karena dizalimi. Bisa pula membangunkan kelompok tertentu yang masih tidur atau langkah awal untuk menuding pihak lain; misalnya...kakek, ortu, omtante, mantu, aa teteh dia yang sebetulnya beragama. Isu sebelumnya kan soal turunan Arab yang berlanjut unjuk rasa kesetiaan pihak tertentu. Jadi isu-isu baru mungkin akan muncul lagi sampai hari-H. Pertarungan siasat juru citra memang beraneka ragam bikin kejutan guna menarik perhatian orang banyak. Selain prihatin terhadap black campaign, Isu program kerja 5 tahun ke depan yang mencerdaskan khalayak agaknya ketutup gebyar slogan melulu. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Hakiki Akbari hakikiakb...@... wrote: ... sebaiknya kita fokus ke masalah penyebaran fotocopy tulisan yang menyatakan Ny. Budiono Katolik, yang ditengarai merupakan black Campaign...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Rizal Mallarangeng: Prabowo Jual Ketakutan, Kecemasan, dan Keluhan
Celli betul-betul jeli dan cerdas. Jepang tidak punya SDA tapi punya otak, kreativitas, hati dan kerja keras. Indonesia yang punya kebanggaan tinggal SDA tersisa, tak begitu penting. Apakah strategi gebyar citranya Celli mencerdaskan khalayak atau mensiasati khalayak? Soal keluhan, kecemasan dan ketakutan sudah tersirat dari bujukan satu kali putaran. Dari mukjizat pencitraan dan siasat survey bisa membangun tradisi calon tunggal. Untuk setiap periode; cukup melanjutkan kata-kata wasiatkarena rakyat banyak menghendaki...maka DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/24/13361298%20/rizal.mallarangeng.prabowo.jual.ketakutan.kecemasan.dan.keluhan ...Padahal, Jepang tidak punya SDA tapi punya otak, kreativitas, hati, dan kerja keras. SDA penting tapi bukan yang terpenting... .jualannya keluhan, kecemasan, dan ketakutan...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Debat capres 2 : hasil kerja SBY 20.000 rupiah
Nyatnya dengan pola contekan dari acara debat sampai gebyar citra ala Fox, hasil berbagai polling menunjukkan keunggulannya. Apalagi dikalangan ibu-ibu yang sudah ngebet; biar ditunjukin lembaran 5.000-an, tetap pengen lanjut. Kalo Pak Bungaran bisa lebih detail menjelaskan minimal berapa menit persiapan sebelum sang idola tampil. Kalo lebih lama, mungkin klaim 70% angka minimal. Cuma belum tahu berapa persen bapak-bapak yang jadi cemburu... DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, bungaran no_re...@... wrote: ... Pada debat Capres pertama, SBY banyak sekali bawa contekan...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: I love the United States, with all its faults. I consider it my second country
Kalo nggak salah, judul topik ini sudah muncul waktu pilpres 2004. Faktanya beliau memenangkan mayoritas pemilih. Apa bisa ditafsirkan bahwa rakyat banyak memang merasa lebih nyaman dalam naungan AS? Padahal katanya AS meradang soal pembelian Sukhoi dan selanjutnya alutsista bukan meradang tapi merintih pilu. Atau karena lebih banyak yang kurang paham bahasa Inggris yang dikutip Pak Bungaran? DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, pudimartini pudimart...@... wrote: ...Saya tambahkan Pak,...Membeli Sukhoi sehingga AS meradang...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prita Ajak Perempuan Mendukung Bu Megawati
Setelah citra MSP sekian tahun terpuruk dalam strategi pencitraan sistematis dagelan parodi televisi, paling tidak, ada sedikit perimbangan berita menyangkut peran kaum perempuan dalam kepemimpinan nasional. Yang jadi pertanyaan, apakah ada pengaruhnya pada sementara kaum Hawa yang sudah terbuai pencitraan sosok bertampilan kemilau yang pesonanya sudah dipoles semerbak berbilang tahun? Apa cuma Ny. Hillary R Clinton saja yang berani mengatakan bahwa ada wanita indonesia yang dijadikan budak bangsa lain? DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: ...Prita Mulyasari, warga Tangerang yang menjadi tersangka kasus pencemaran nama baik, mengajak kaum perempuan Indonesia...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Ambiguitas Materi Kampanye SBY
Itulah keajaiban aji-aji Pancasona. Puluhan parpol pendukung terpukau terpesona. Cukup idola tunggal; yang lain pelengkap penyerta... DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Alex Simanjuntak alsimanjun...@... wrote: Boediono terlanjur promosi diri dan tampak sangat tidak pengalaman dalam persilatan lidah berpolitik...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prabowo Resmi Sandang Marga Lumban Tobing
Terima kasih Pak DH, baru tahu Silangit. Sudah puluhan tahun tak kesana. Waktu itu hanya ada Pinangsori dan ke Trt harus lewat Sibolga Bonandolok Tarutungbegu Adiankoting jalan ribuan kelok. Ketika itu Gordon Tobing dan Sinondang Tapianauli sering mengisi acara RRI studio Nusantara-2 Medan. Terus terang Soposurung/Gurgur(?)Balige sangat permai dan rasanya cocok jadi kota pelajar. Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Dharma Hutauruk dharma.hutau...@... wrote: ... Bagi Anda yang ingin menyaksikan keindahan Danau Toba atau perkebunan Sawit dari udara...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prabowo Resmi Sandang Marga Lumban Tobing
Ya, betapa indahnya kalo Balige jadi kota pelajar/mahasiswa setaraf Bandung dan Malang, akses ke Parapat lewat bandara Tarutung. Sewaktu landing sayup-sayup terdengar senandung molo kuingot rura silindung na jolo Berbahagialah orang Batak menyambut warga baru yang hatinya tersentuh untuk menanggulangi kemiskinan. Semoga Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Dharma Hutauruk dharma.hutau...@... wrote: ... Unang lupa hamu mandulo Peta Kemiskinan Rura Silindung...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kilas balik langkah politik SBY (2)
Mengenang kembali peristiwa pelengseran Presiden GD, itulah potret yang paling jelas tentang perilaku culas para politisi. Barangkali termasuk konspirasi paling keji dari komplotan multi kelompok dengan motif berbeda tujuan sama, mempermalukan GD. Gencarnya tekanan menghasilkan Memo I II, itulah yang namanya benar-benar pengeroyokan. Nyaris semua kelompok turut menghujat, tak terlihat adanya empati kepada seorang figur bertaraf Kyai sekali pun. Tokoh dan kelompok itu masih berperan dalam pentas yang kini sedang digelar. Jadi tak heran bila nuansa Brutus mewarnai episode ini. Kalo menurut Bang Bungaran, preferensi George Bush waktu itu ikut berperan; bagaimana pula sekarang? Yang jelas belum ada ruang untuk tokoh muda dan alternatif lain. Fenomena Medvedev atau Obama kayaknya masih jauh dari kita.Gerakan reformasi yang bertiup di Eropa awal dekade 1980, baru terimbas di kita menjelang tahun 2000. Artinya kita harus menerima realita spesifik Indonesia. Betul pak HA, ini menyangkut masa depan. Sungguh pilihan yang sulit; agaknya harus mengikuti proses sejarah. Paling tidak mengharapkan suatu proses internal anak bangsa yang secara bertahap bisa menghindar dari tekanan pihak asing. Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Hakiki Akbari hakikiakb...@... wrote: ...Pemilu itu bukan tentang masa lalu, tapi tentang masa depan. betul kita mesti belajar dari masa lalu...lalu kta musti pilih siapa...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Malaysia Dukung Perbudakan
Ternyata AS, mbahnya neolib,bersimpati pada nasib TKI yang jadi budak di Malaysia. Ini berita baik bagi pecandu neolib, dan penggemar narkoba hutang, karena merasa diayomi oleh sang Adidaya. Mungkin tak lama lagi AS akan melindungi Ambalat dari armada TDRM yang diduga akan mengangkut lebih banyak budak. Sementara itu ada berita bernuansa lega bahwa PRT di Malaysia Dapat Jatah Libur...Saking gembiranya ada yang berseru ...Horeee... Kenapa tak ada suara lantang yang ingin menghapuskan perbudakan ini? Debat Capres kemarin juga mengekspose kontribusi devisa trilyunan rupiah dan upaya melindungi TKI dengan lebih memberdayakan perwakilan negara di LN. Upaya pelestarian bukan penghapusan bertahap! Seandainya ada partai yang punya misi menghentikan ekspor unskilled HR dan visi memulihkan harga diri bangsa... DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Adyanto Aditomo adyantoadit...@... wrote: Ada juga yang bekerja di rumah tangga, tetapi sejatinya mereka budak,kata Menlu Hillary Clinton ...Tuduhan AS terhadap Malaysia itu mendapatkan bukti ketika sejumlah perempuan Indonesia menjadi korban kekejaman para majikan di negara tetangga itu...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Mega: Satu Putaran adalah Kesombongan!
Kalo dipikir-pikir, kecuali setelah pemilu 1999, momentum beliau sudah berlalu. Jadi pertanyaan besar kenapa para ahli strategi PDI-P tetap mengusung calon tunggal sejak jauh hari sebelum pileg 2009. Padahal pola kampanye pilpres banyak menjadwalkan dialog yang membutuhkan ketrampilan konseptual akademis bagi yang terbiasa ikut seminar ilmiah dan menulis essay. Sebetulnya beliau juga sering mengungkapkan karena mendapat amanah kongres nasional. Karena sudah sampai tahap point of no return, kita hanya dapat menunggu hasil akhir. Boleh jadi ada konsep marketing mutakhir milenium, yang bagi awam terkesan anomali, ternyata sangat jitu dan berhasil. Dalam bauran kampanye masa kini, selain rasio dan logika, siasat the singer not the song dalam khalayak tertentu masih ada peminatnya. Tapi kayaknya tak sehebat dulu. Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Godlip Pasaribu marnagan2...@... wrote: Blunder yang dilakukan Mega adalah selalu mencari kesalahan orang lain...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Tolak Kapitalisme Rambut Hitam
Agaknya sang kesatria sudah yakin betul bahwa yang Rambut Hitam tak bisa berbuat banyak ketimbang yang Rambut Pirang. Lihat saja iklan ½ halaman si Rambut Pirang (Kompas 16/6 halaman 2); mengajak semua berpilpres satu putaran. Bayangkan kalo kontrak paket citra sistem borongan, sangat efisien laba maksimal. Sebetulnya yang rambut hitam punya peluang untuk membantu iklan si pirang itu. Tinggal bikin iklan setara, mengajak siapa saja yang belum terikat oleh pihak tertentu agar waspada terhadap segala tindak penipuan yg menyesatkan orang banyak. Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Adyanto Aditomo adyantoadit...@... wrote: Iya ini pernyataan ...kok maksudnya gak jelas ya???
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Ruhut mengaku diformat Tim Sangkur SBY
Lagi-lagi bukti kecerdikan juru citra kaliber dunia yang digelar sejak dini. Kalo pernah baca novel Sydney Sheldon, ada yang mengisahkan tentang juru citra tokoh capres yang bikin skenario detail dalam time frame berbilang tahun. Dari model busana, parfum, identifikasi figur yang berpotensi mengahambat sampai rencana tindakan halus sempurna. Soal minoritas Arab yang rasanya sudah lama sekali tak pernah jadi berita, tiba-tiba rame dibicarakan. Kemudian muncul demo kelompok. Intinya...kalo R tidak ditindak maka kami tidak jadi mendukung S... Sangat sederhana, hanya untuk menyampaikan pesan ...jangan lupa,...bahwa kelompok minor itu juga mendukung... Dalam ajang promosi produk, segala upaya dilakukan guna membangun persepsi dan mengarahkan opini khalayak agar tertarik dan bersedia membeli. Karena ragam coraknya sangat bervariasi, kadang-kadang sulit membedakan antara cerdik dengan licik. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar satrioarismunan...@... wrote: ... Mungkin karena lelah melayani Fuad, Ruhut meminta Fuad yang kebetulan berdarah Arab agar tak banyak bicara karena sumbangsi bangsa Arab terhadap negeri ini tidak ada...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Monolog Butet sangat memukau
Kalo macan yang dijadikan ikon, berarti si jagoan berhasil menjerat macan. Si macan bukan mencari kelompoknya, malah sejak pagi-pagi sudah mendekati sang jagoan Teknologi yang kian canggih ikut mendorong lompatan bioteknologi. Mungkin saja bisa diedit jadi gen macan rasa Indomie atau anggora bonsai. Paradigma membesarkan anak macan tidak selalu berbahaya. Spesialis gigi bisa mengobah taring jadi gigi bayi termasuk membuang cakarnya. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Adyanto Aditomo adyantoadit...@... wrote: ... bisa diartikan bahwa PD dan SBY dengan sengaja sedang membesarkan anak macan yang selalu...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Bara Hasibuan: Pernyataan JK Langgar Etika Negara
Kayaknya disitulah kecerdikan para sekondan yang sudah menghitung cermat berbagai kemungkinan. Dengan meladeni aneka isu yang diangkat para kompetitor lain, berarti menggiring opini publik ke berbagai arah. Strategi divergensi menebar tabir asap kesegala penjuru sehingga banyak yang bingung. Pada hal LSI sudah cukup fair menyatakan ...lebih 60% pemilih maksimum berpendidikan SD mendukung... Hanya dengan menjaga brand image/loyalty murah sederhana saja, target 60% itu malah menjadi lebih mantap menghindar dari aneka isu yang bikin bingung. Waktu tersisa yang hanya bilangan minggu ini, apakah masih sempat untuk menggelar strategi konvergensi, fokus ke isu pokok menuju pencerahan masalah urgen mendesak bagi kemaslahatan bangsa/negara yang kian terpuruk ini. Siapa yang berani dan tegas menghadang dominasi asing? Siapa yang berani dan tegas memperkuat pertahanan negara? Dari sudut pandang pihak asing, siapa kira-kira yang paling diharapkan melindungi investor serakah? DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Louisa Tuhatu louisatuh...@... wrote: ... Saya bingung melihat...tim kampanyenya,... Mereka lebih memilih mengambil posisi bertahanTiap hari hanya sibuk menyerang iklan kampanye JK, mulai dr bibit, swasembada beras, konversi minyak tanah, pembangunan infrastruktur, perdamaian, dll. Mengapa mereka tidak menyampaikan saja program2 pembangunan mereka...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY: Saya Kesatria
Konon dalam pewayangan, perang Baratayudha itu adalah ajang pertarungan para kesatria. Aturan dan jadwal pertarunga sudah dirancang Batara Guru dalam kitab Jitapsara; ada pakem siapa lawan siapa dan bila matahari terbenam harus gencatan senjata. Kubu Korawa didukung satria utama seperti Bisma , Karna, Salya dan koalisi besar yang yakin pihak Korawa pasti menang. Ternyata dalam pertempuran cara kesatria di tegal Kurusetra, kubu Pandawa yang menang. Pihak Korawa tidak rela mengakui kekalahannya dan menggelar jurus kontra kesatria. Adalah Aswatama (putra Dorna) dan Kertamarma (adik Duryudana) melakukan serangan fajar ke kemah para satria, dan musnahlah para wanita anak keturunan satria pendukung Pandawa. Jadilah Pandawa sebagai pemenang yang dikalahkan. Anak istri dan pengawal yang sedang beristirahat, calon penghuni masa depan, justru jadi target untuk meraih kemenangan. Apa bedanya dengan 60% pemilih maksimum lulusan SD, yang seharusnya dicerahkan, menjadi target meraih kemenangan? DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Bambang Sulistomo pembebasan.bsulist...@... wrote: ... menganggap diri ksatria itu adalah tabu dalam dunia pewayangan...om denny ja sudah membaca dan melakukan kir-ka...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Monolog Butet sangat memukau
Kayaknya si Butet itu sekedar menyampaikan situasi aktual dan himbauan perdamaian dari hati sanubari. Wajah SBY-BOED terlihat tegang, agaknya menunggu kalimat terakhir dari monolognya si Butet. Untunglah si Butet netral; tidak menutupnya dengan kalimat...Apakah semuanya ini harus diLANJUTKAN?... Semua Capres yang berhasil tampil memenuhi persyaratan calon harus diasumsikan sebagai figur yang berjiwa besar. Bila kritik si Butet bukan karena kelalaian atau kelemahannya, buat apa gundah. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, wirajhana eka wirajh...@... wrote: ... Wajah SBY dan Boediono terlihat tegang mendengar monolog...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: 'Capres Indomie', Bencana Pencitraan SBY
Kalau penjelasan LSI bahwa 60% rakyat pemilih berpendidikan maksimum SD benar mendukung SBY, maka pola pencitraan di media cetak/ elektronik yang terkesan dangkal itu, benar-benar JITU. Karena iklan memang bertujuan membujuk khalayak agar tertarik dan ikut memihak. Wajar bila optimis satu kali putaran. Justru keliru bila pesan iklan berisi program yang hanya bisa dipahami lulusan SLTA ke atas. Selain sederhana murah meriah, rakyat terhibur tak perlu mikir. Untuk mikir yang sekarang aja susah, mana sempat mikirin besok. Dari sudut pandang negara adidaya, angka 60% maksimum SD itu sangat prospektif dari sisi bisnis. Pola fikir mereka (yg 60%) tidak berdaya jangkau ke depan. Berarti lahan yang luas buat beternak uang sekaligus pasar empuk untuk jual produk dan jasa. Akan sangat menarik bila SLI atau Fox merilis jajak pendapat para investor asing; bagaimana preferensi mereka terhadap 3 capres terkait prospek investasinya di Indonesia. Kalaupun dirilis, SLI tak usah khawatir; 60% yang sudah ditangan itu nggak bakalan ngerti. Hampir dapat dipastikan konsumsi terigu akan meningkat pesat, mensejahterkan petani terigu. Capres Indomie, Benacana Pencitraan atau Sukses Pencitraan? DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Adyanto Aditomo adyantoadit...@... wrote: ...pernyataan Pimpinan LSI ... bahwa mayoritas pendukung SBY adalah masyarakat yang pendidikannya maksimal SD, dan ini jumlahnya lebih dari 60 % pemilih...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: 'Capres Indomie', Bencana Pencitraan SBY
Tampilan dan dekorasi iklan dirancang guna menyampaikan pesan tertentu kepada khalayak. Pesan menjadi efektif bila tampilan dan dekorasi iklan pas dengan selera segmen khalayak yang ditargetkan. Pasti berdasar studi mendalam maka juru citra berani mebangun persepsi bahwa presiden itu setara dengan produk mi instan. Bagi mereka yang merasa seorang presidan kurang layak diIndomiekan, kurang bermartabat atau memuakkan dsb.; harus maklum, karena iklan itu memang tidak ditujukan buat mereka. Dalam iklim pasar dan persaingan bebas, kebijakan aliansi strategis cukup manjur. Hanya dengan memanfaatkan jalur promo yang sudah mapan puluhan tahun, pesan khusus langsung sampai ke sasaran. Citra mie instan langsung terangkat setara dengan hidangan istana. Bagi mereka yang tidak berkenan atau tak rela bila presiden dipersepsikan dengan sekedar produk konsumen, boleh jadi tidak doyan lagi menyantap mie instan. Keputusan pencitraan Capres Indomie buat segmen tertentu itu, bukan cerdas amat, tetapi CERDIK. Nah, kita tinggal mengamati bagaimana siasat capres lain, mempengaruhi segmen pemilih yang cukup puas hanya dengan kecerdikan tanpa terkesan licik. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Pandji R Hadinoto, PKPI indowa...@... wrote: ... Politisasi Iklan Indomie itu CERDAS karena ada Mutual Benefits...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Boediono bisa kalah pada Pilpres 2009
Musim kampanye pilpres kini cukup banyak memberi pelajaran dan menambah wawasan. Agar bisa mengikuti term baru seperti neoliberal dsb, kita harus belajar atau mengingat-ingat kembali konsep ilmu yang pernah dipelajari ketika masih sekolah. Tapi antara kelompok yang berminat dan mampu menyerap isu aktual dibandingkan dengan yang santai tidak mau berpikir sedikit dalam, kayaknya lebih banyak yang santai. Makanya massa berbondong yang nonton kampanye lebih tertarik pada artis seronok. Sudah terkesan seronok baru ingat sponsornya. Yang dengar visi misi, baru ingat sponsor juga ada, namun tak sebanyak yang itu. Secara sederhana syarat umum pemimpin adalah orang yang memiliki ketrampilan konseptual, teknikal, HAM (Hubungan Antar Manusia/Human Skill) dan akseptabel. Lagi-lagi harus ada penjabaran lanjut. Mumpung Malaysia sudah kian berani menganggap enteng bangsa Indonesia dan ramainya ungkapan keprihatinan alutsista, alternatif pemimpin ideal adalah dengan menyorot syarat seorang Panglima Tertinggi. Seorang Pangti harus BERWIBAWA, DIPERCAYA, BAIK HATI, BERANI dan TEGAS! Nah, nggak usah pake teori Mc Cleland bikin peta kecendrungan Power, Achievement dan Affiliation kayak tayangan di TV; rasanya orang banyak lebih mudah memberi bobot setiap calon bila kriterianya jelas. Siapa yang belum paham kata: berwibawa, dipercaya, baik hati, berani dan tegas? Lima syarat itu asli bahasa Indonesia dan bisa ditambah lagi faktor usia. Lima tahun masa jabatan bukan waktu yang singkat. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, bakri arbie daya...@... wrote: ... 4 E's Leadership Framework yang meliputi 4 prinsip untuk menggerakkan sistem...Envision,Enable,Empower dan Energize...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Fadli Zon: Rizal Perlu Belajar Pengantar Ilmu Ekonomi
Tambahan lagi. Kalo kaliber doktor Amrik ungkapan satu kata saja sudah punya makna mendalam. Kata komando punya makna pemgalaman dan keahlian karir sebelumnya. Sekaligus menyatakan kami lebih pengalaman; berpola teritorial sampai ke desa... DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, my myncokim...@... wrote: ... pasti dia taulah karena doktor, doktor itu khan segala2nya tahu, mau bicara apa saja pasti bisa...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Depkominfo : Email Prita Bukan Penghinaan
Pernyataan resmi Depkominfo yang membenarkan hak konsumen Prita, agaknya memperjelas pokok persoalan. Selaku penyelenggara negara yang menangani tertib ITE, adalah wajar mengklarifikasi bila terjadi salah tafsir terhadap ketentuan yang baru diundangkan itu. Reaksi spontan masyarakat luas yang diberitakan juga di mancanegara, merupakan indikasi adanya kejanggalan dalam proses penegakan hukum. Gemanya tambah menggelegar karena bobot isunya relevan dengan iklim kampanye pilpres. Dari komentar warga FPK terkait pengalaman bila mengadukan kasus pencurian/kehilangan atau urusan berperkara lainnya, maka mulusnya penanganan kasus Prita sampai vonis perdata dan ditahan jadi mengundang aneka pertanyaan. Sebelum menjurus kepada revisi atau pencabutan pasal perundangan, sebaiknya diteliti dulu; jangan-jangan hanya karena kecerdikan beberapa orang saja. Ada perilaku orang yang over emosi bertekad... saya punya Om/Pakde...berapa pun biayanya... pokoknya dia harus masuk tahanan, biar tahu rasa... Barangkali ada jurnalis yang lagi nyiapin berita investigatif. Bagaimana tempramen letupan emosi yang lagi muangkel, tentang owner perusahaan worldclass healtcare itu atau adakah negosiasi agar tidak masuk bui dsb. Yang muncul baruPrita : Saya Pengin Pulang... DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/06/07/17491742%20/depkominfo..email.prita.bukan.penghinaan ...Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) menegaskan bahwa tindakan Prita Mulyasari yang menyampaikan keluhan atas jasa sebuah layanan publik bukanlah merupakan penghinaan...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Sanggupkah TNI berperang lawan Malaysia?
Kekuatan angkatan bersenjata (AB) kita pernah disegani dan ditakuti negara tetangga dan sekutunya. Yaitu pada era Soekarno (BK). Dimulai dari konfrontasi pembebasan Irian Barat sampai Ganyang Malaysia. Selain persenjataan kuat, yang paling utama, juga dibarengi spirit juang merata hampir di setiap lapisan masyarakat. Keruntuhan BK yang begitu cepat, mungkin akibat reaksi balik negara tetangga dan sekutunya ditambah konflik dalam negeri yang antara lain isu hutang pembeli alutsista, cukup efektif melorotkan pamor BK. Terputusnya supply alutsista dari negera Eropa Timur dan beralih ke Barat dilanjutkan embargo AS terkait Timor Timur, membuat kita nyaris sempurna terlucuti. Setelah embargo, mulai timbul upaya pengadaan alutsista ke blok lain; kalo tak salah menjelang lengseranya Soeharto. Selama kemelut gonjang-ganjing politik, upaya penguatan AB terakhir era Megawati yang membeli Sukhoi. Entah karena sukses kampanye ABM 2004, yg jelas Megawati jadi incumbent yang gagal. Kisah Sukhoi pun tak terdengar. Negara yang mempunyai AB tangguh perkasa, pasti memberikan perlindungan dan rasa aman bagi warganya. Sebaliknya oleh negara tetangga plus sekutunya pasti akan disikapi dengan curiga sekaligus membendungnya. Apalagi bila selama ini mereka telah banyak mengambil manfaat akibat lemahnya daya tangkal negara. Memang terkesan aneh, bila petinggi negara dan DPR tak berminat memperkuat AB sendiri. Ramainya pembahasan tentang lemahnya AB kita bukanlah sikap lancang; tapi pertanda keresahan mendalam warga karena masih cinta dan bangga kepada bangsa dan negaranya. Semoga Panglima Tertinggi dan wakilnya yang terpilih nanti bisa terketuk hatinya. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, anantö/ ananto.em...@... wrote: - Original Message - From: Heri Permana ...Hal ini perlu dipertanyakan karena kualitas persenjataan kita bahkan kalah dengan kelompok geriliawan...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Boediono bisa kalah pada Pilpres 2009
Jangan risaukan itu. Pak Godlip. Ajang rebutan pada zona swing voters yang menurut utak-utik angka 40,714% x 175juta = 71,249,500. LSI lebih cerdas dan cerdik menyiasati data ilmiah statistik. Kalo 50% swing voters bisa tergiring, minimal yang dijagokan masuk putaran kedua. Apalagi warga Jawa Timur yang terkenal dinamis, sudah diyakini 70% akan milih ekonomi jalan tengah. Hampir pastilah... DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Godlip Pasaribu marnagan2...@... wrote: ... Pintar bangat ya utak utik angkanya sehingga kelihatannya ilmiah...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: NY. PMS RUMKIT OI - DUIT
Dari 3 contoh yang disebutkan Pak AJ, beberapa kemungkinan jadi bukan mustahil. Sudah ngaku hasil test kurang valid; bukannya ngurangi tagihan, malah minta ganti rugi duit. Bisa jadi preseden, kiat cerdik mengatasi masalah sambil nambah... revenue? DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Achmad Jauzi achmad_ja...@... wrote: ...sehingga ... penegak hukum begitu responsif dengan cepat bereaksi memenjarakan ...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: OMNI di hakimi masyarakat
Kasus Omni ini adalah fakta realita potret aktual penegakan hukum; yang mungkin secuil dari puncak gunung es. Juru citra harus tangkas agar kasus ini tidak masuk paket lanjutkan. Penghakiman masyarakat tidak cukup kuat mempengaruhi putusan hakim bila produk perundangan yang sah membenarkan isi gugatan. Kalo sampai putusan sebelumnya salah, bisa mengurangi poin keberhasilan yang dibanggakan. Soal goblok pintar, agaknya relatif. Keberhasilan memenangkan gugatan perdata dalam era persaingan bebas yang buas, justru karena ada prestasi kecerdasan disitu. Kalo terjadi pencabutan ijin, masih banyak perusahaan yang butuh manajemen cerdas berprestasi itu. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Adyanto Aditomo adyantoadit...@... wrote: ...RS Omni ini goblok atau apa ya???...kekuasaan pengadilan itu tidak bisa terlepas dari pengaruh kekuasaan Politik,...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prayitno Ramelan: Pemilu Presiden Nampaknya Akan Satu Putaran
Bila survey pesanan jajak pendapat boleh dirilis terbuka, maka sangat efektif untuk menggiring swing voters. Cukup dengan memilih sampling segmentasi kecendrungan calon pemilih. Dengan pola pertanyaan tertentu bisa dipolarisasikan sudah/belum sejahtera, miskin/kaya, dalam/luar Jawa dst. Bagaimana kecenderungan negara donor dan negara tetangga juga bisa disurvey untuk strategi kebijakan luar negeri nantinya. Tinggal membaca sudut pandang negara luar; biasanya mendukung yang bodoh atau yang pintar? Sebaiknya survey pesanan khusus konsumsi si pemesan saja. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, MS PAMULU mspam...@... wrote: .. padahal etikanya kalau survey pesanan maka cukup menjadi konsumsi internal saja, sebagai bahan untuk menyusun langkah berikutnya, atau jangan-jangan memang untuk menggiring sebagaimana bandwagon effect di atas?...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Sri Mulyani: RI Tak Bisa Anut Ekonomi Ekstrem
Itulah naluri berkelit yang manjur teruji. Awas bahaya ekstrim ki-ka, ambil jalan tengah. Bukan ditangkap, tapi dimintain keterangan. Bukan liberal, tapi jalan tengah... --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Adhie Massardi massardisp...@... wrote: ... Ah, mBak Sri ini ada-ada saja...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY : Ekonomi jalan Tengah
Mungkin maksud ekonomi jalan tengah itu kompromi tidak ekstrim. Menyenangkan pemilik modal yang masih percaya ngutangin; dan tanpa janji muluk angin sorga, tetap berupaya mensejahterakan rakyat. Kayak kampanye model dulu, nggak usah pikir kiri kanan, coblos yang tengah. Bagi yang mulai merasa sejahtera, ya lanjutkan. Bagi yang masih bimbang ragu, tunggu tayangan polling para juru survey. Cerdik. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, bungaran no_re...@... wrote: ... tapi beliau lebih memilih ekonomi jalan tengah...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prita Lawan RS Omni
Bagi penderita DBD, jumlah trombosit yang menurun itulah yang mencemaskan. Kalo pihak RS sudah bilang 27.000 pasti panik, dianjurkan masuk ICU berapa pun biaya nggak soal. Komunikasi yang tidak terjalin baik dengan pasien bisa menimbulkan sak wasangka. Bila mengakui bahwa hasil tes kurang valid, mungkin kesalahpahaman bisa dikurangi bila pasien tidak dibebani biaya yang timbul akibat ketidak validan itu. Pengelolaan RS sebagai bisnis jasa kesehatan dengan pola marketing modern memakasa pasien harus waspada dan lebih selektif mempertaruhkan kesehatannya. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: Oleh Kartono Mohamad http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/06/04/03352924/prita.lawan..rs.omni ...Prita mempersoalkan mengapa hasil laboratorium yang menyatakan bahwa trombositnya 27.000 tidak boleh dilihat...
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ruhut Akhirnya Minta Maaf
Kecurigaan Mas Adyanto make sense. Cara membaca pikiran orang cerdas smart harus beda dengan orang kebanyakan. Ibarat main bilyard, bola putih pukul bola-A, senggol B dan C masuk lobang. Jurus bilyard itu efektif buat menggiring opini publik ke topik lain. Apalagi bila yang sedang disorot akan lebih mengungkap inti kelemahannya. Misalnya, bila konsep neolib vs kerakyatan semakin tercerahkan; kelompok proneolib buru-buru ganti baju jadi kerak atau belokkan ke isu lain via kejutan manuver. Bisa juga soal pembiaran anggaran minim itu, kalo berkembang terus dapat menjurus ke aspek wibawa. Soal khianat, bisa juga jadi strategi smart fleksibel. Andaikata yang dijagoin kalah, kepada yang menang tinggal bilang...memang kusengaja itu... DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Adyanto Aditomo adyantoadit...@... wrote: ... Mereka bukanlah orang bodoh yang tidak memahami apa itu citra...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Amien Rais Post Power Syndrome?
Kata syndrome menurut kamus WordWeb berarti ... a pattern of symptoms indicative of some disease... Jadi suatu pola gejala indikasi penyakit terkait dengan paska berkuasa seseorang. Kalo ditelusuri, kayaknya puncak kejayaan beliau di era reformasi menjelang lengsernya Soeharto sampai menjadi Ketua MPR. Kemudian terkesan menurun setelah proses pilpres 2004. Gebrakan poros tengahnya membuyarkan impian MSP jadi RI-1, mendukung GD jadi RI-1 sekitar 2 tahun sekaligus memberi rapor merah; untuk kemudian digantikan MSP. Melalui masa-masa gemilang menjadi pusat perhatian dan pemberitaan. Ketidak munculan beliau dalam bursa pilpres 2009, dibandingkan dengan 5 calon yang namanya muncul juga pada 2004, semula terkesan beliau sebagai tokoh senior yang legawa memberi kesempatan bagi yang lebih muda. Tapi dengan judul berita ...Syndrome? jadi mengundang pertanyaan; sewaktu GD jadi RI-1 bagaimana perasaan MSP, ketika MSP jadi RI-1 bagaimana GD, yang terbaru bagaimana pula perasaan SB? Kalau MSP dan GD bukan rekan separtai; tapi SB rekan separtai yang dalam tata kekerabatan intern ibarat anak sendiri... DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/02/13095091/amien.rais.post.power.syndrome ... tindak-tanduk Amien tersebut dapat dimaknai publik sebagai usaha untuk kembali memegang tampuk...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Membaca Prabowo
Iya mas AS, akan menarik kalo diskusi kebudayaan. Kebetulan lagi ngrumpi perilaku watak seseorang. Maaf, pake gaya asosiatip...ingat kalimat itu jadi ingat sopo...? Selain high culture ada lagi ungkapan...high tech kudu seiring dengan high touch... Ada satu lagi, surodiro joyoningrat lebur dening pangastuti. Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, a...@... a...@... wrote: Bangsa di Nusantara ini high culture context...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Apa Salahnya Sih Kuda Prabowo?
Asyiknya kampanye pilpres, justru karena ada tiga bintang di tiga kubu. Ketiganya waktu itu terjalin dalam satu sistem dengan hierarki ketat. Mengharap klrafikasi peristiwa lalu, agaknya sudah dibatasi oleh aturan main yang diingatkan KPU ketika undi nomor tanggal 30/05 yang lalu. Kata lain dari strategi adalah the art of general, how to win the battle. Jatuhnya korban dalam pertempuran tak terelakkan. Seninya adalah bagaimana meminimalkan korban demi kepentingan yang lebih besar. Menarik juga, menjelang pileg terdapat temuan baru kasus Munir yang melibatkan aparat intelijen negara. Langka rasanya bila masalah yang erat dengan rahasia negara dimunculkan dalam sidang terbuka meski akhirnya tak terbukti. Mungkin suatu kebetulan bahwa tersangka rupanya politisi yang patut diperhitungkan dalam persaingan elite. Mungkin kebetulan juga peluncuran buku tentang seorang prajurit yang mengundang perdebatan terkait gejolak sebelum/setelah lengsernya Sueharto. Mungkin lagi-lagi kebetulan, tidak muncul perdebatan soal kudatuli dan gegeran Timor Timur. Biarlah juru survey dan para ahli yang memikirkannya. Bagaimana kalau isu-isu terkait para bintang yang pada jamannya harus terjalin ketat dalam tataran komando dan disiplin hierarki senioritas; untuk sementara diserahkan dulu pada ahlinya. Karena sudah berbilang tahun isunya terus melingkar timbul tenggelam. Kayaknya lebih mendesak membaca aspek wibawa, jujur, pengayom, berani dan tegas dari para calon Panglima Tertinggi dan wakilnya. Atau biarkan saja gebyar citra kemasan produk konsumtip menggiring orang banyak ke TPS ... DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Billy N. bi...@... wrote: ...Paling mungkin itu adalah perintah institusi dia 'dikorbankan'...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Negeri ini Bukan Negeri Instan, Cukup Kau Saja Yang Jadi Presiden Instan
Yang membedakan AS dan Indonesia terutama khalayak calon pemilih. Tingkat kesadaran berpolitik rakyat bila dibagi dalam segmen bawah, atas dan menengah sangat tergantung pada tingkat pendidikan dan kesejahteraan pemilih. Selain itu komposisi jumlah pemilih persegmen juga berbeda. Dapat dipastikan mayoritas di kita adalah segmen bawah. Bila diasumsikan dengan pola Pareto 80 : 20, maka 20% menengah atas bisa menyerap isu berbobot seperti dinegara maju. Segmen bawah yang 80 %, sangat cair dan terfragmentasi.menyebar seperti tergambar pada komposisi perolehan suara pileg. Karena miskin melarat berkepanjangan, yang cair itu banyak berharap bermimpi dan mudah terbuai janji muluk dan penampilan kemilau. Makanya rating siaran TV juga didongkrak oleh selera yang 80% itu. Hasil pooling terekayasa bila dimunculkan gencar dilayar TV sangat efektif menarik yang cair. Munculnya tim sukses dari belakang layar mungkin karena estimasi dari yang 80% sudah terkendali penuh. Ketimbang nganggur sudah dibayar penuh, coba-coba bereksperimen. Toh yang bisa mencerna isu ekolib, rekam jejak dan nasionalisme cuma sekelompok yang relatip lebih waras. Bisa juga mengalihkan fokus supaya yang 20% (gampang cair?) itu muter-muter kelelahan dalam konsep yang abstrak. Tak sempat membangunkan yang asyik mimpi, bahwa kita sedang mencari Panglima Tertinggi agar pasukan tidak loyo dan bisa terlepas dari kepungan narkoba hutang. Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, budiarto_shamb...@... wrote: ... Tim sukses ... Obama dan McCain lebih banyak bekerja di belakang layar saja...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Membaca Prabowo
Soal tempramen dan emosi, kalo sudah bawaan memang sulit diubah. Bagi yang baru kenal bisa terkaget-kaget. Tergantung driver penyebabnya. Kalo masalah sepele jadi emosi, ya kurang baik; kalo masalah prinsip bisa dimaklumi. Positifnya gampang dibaca dan tak banyak spekulasi duga-menduga. Bagi yang menwarisi aji-aji mikul duwur mendem jero, mahir jaga emosi. Hanya dengan menebar senyum penyejuk, anak buahnya langsung ngerti siapa yang harus dibereskan. Spekulasi duga-menduga bisa menyebar ke berbagai kemungkinan, sulit dilacak. Asyiknya kampanye kali ini ada tiga yang dari sipil dan tiga yang berbintang. Sesudah gebyar pencitraan, tinggal membaca sosoknya satu-persatu. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Beta indra...@... wrote: ... harus bisa mengatasi masalah tempramental dirinya. Alangkah sulit jika sikap emosional ini masih berkembang...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Jabat Tangan SBY dan Mega Pertanda Baik
Betapa arifnya Pak Mallarangeng yang berharap suasana iklim politik yang sejuk. Semoga tak ada lagi sindir-menyindir, menggunting dalam lipatan, menohok teman seiring. Sementara ada yang mengingatkan ibu-ibu agar bersuami satu, bukan anjuran istri berbudi agar suami tak berpoligami. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/05/30/17132649/jabat.tangan.sby.dan.mega.pertanda.baik di mana Ibu Mega bersedia jabat tangan dengan Pak SBY. Semoga pertanda baik...hubungan... memburuk ketika SBY mundur dari Kabinet Gotong Royong pada masa pemerintahan Mega. Kemudian, SBY justru maju sebagai pesaingnya...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Lagi, Kapal Perang Malaysia Memprovokasi
Sangat memprihatinkan. Apakah pemberitaan ini merupakan nota protes atau informasi rutin? Suatu kebetulan masalah anggaran pertahanan minim AU sedang jadi topik bahasan umum. Semoga tidak dimunculkan keluhan serupa bidang AL. Diharapkan kejadian ini jadi berkah bagi bengkitnya semangat kebangsaan Indonesia yang jaya. Tak perlu sungkan karena banyak TKI disana. Para calon Panglima Tertinggi dan wakilnya beserta tim sukses sebaiknya berhenti saling intai barang sejenak. Sama-sama menyatukan sikap sesuai makna lagu Padamu Negeri. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: http://regional.kompas.com/read/xml/2009/05/30/1732520/Lagi..Kapal.Perang.Malaysia.Memprovokasi. ...Tentara Laut Diraja Malaysia kembali memprovokasi TNI Angkatan Laut lewat KD Baung-3509 yang memasuki wilayah kedaulatan Indonesia...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Lagi, Kapal Perang Malaysia Memprovokasi
Mas Ady, Kalo sudah menyangkut manuver militer negara asing dan tetangga, maka analisisnya dengan melihat sudut pandang negara asing/tetangga. Sayang saya nggak punya buku referensi mutakhir tentang hubungan internasional. Kebetulan kemaren saya baca komik kisah perang jaman dahulu kala (770-256 SM). Kira-kira begini; Ada dua putra mahkota berebut tahta warisan yang berakibat negaranya kacau tidak kondusif. Watak pangeran yang satu baik pandai smart; yang lain bodoh rakus serakah. Negara tetangga harus antisipasi, karena gegeran tetangga pasti berdampak tak nyaman di negeri sendiri. Raja tetangga minta saran menteri seniornya ...Bagaimana kalo kita dukung yang baik pandai?...Maaf, Baginda mendukung karena kasihan atau untuk cari nama dan profit?...Lha saya kan bukan sanak-kadang mereka...cari nama dan profit dong...maksudmu apa sih?.. Menurut hamba, kata menteri senior,...jika Tuanku membantu karena kasihan, sebaiknya Tuanku pilih yang pandai, tapi ingat kelak dia bisa berada lebih di atas kita. Jika Tuanku memilih yang bodoh, dengan mudah dia akan tetap berada di bawah pengaruh kita. Sebaiknya Tuanku memilih yang bodoh serakah saja!...(saduran dari Kisah Zaman Musim Semi Musim Gugur-3, halaman 214-215) Dalam era digital, term putra mahkota mungkin meliputi komunitas dua kelompok dimaksud. Nah, ini cuma sekedar info kuno ribuan tahun lalu. Manuver militer negara tetangga bisa ditafsirkan sebagai test case penjajagan dan membaca respon dan perkembangannya. Soal penerimaan TKI level bawah, boleh jadi hasil analisis dua kelompok tadi. Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Adyanto Aditomo adyantoadit...@... wrote: Bung Djajaprana, Soal persenjataan TNI lemah sehingga menjadi bahan olok - olok dari Militer negara tetangga, sudah lama terdengar. Dalam situasi ini kok bisa - bisanya DPR memotong anggaran Pertahanan th. 2009, baik untuk Operasional Pertahanan maupun Pembelian Alutsista Baru. Apa sih yang difikirkan oleh anggota DPR saat memotong Anggaran Pertahanan kita menjadi lebih kecil dari anggaran th. 2008? Repotnya lagi, SBY yang nota bene Jendral Bintang 4 dan juga Panglima Tertinggi ABRI tidak banyak berbuat melihat kelemahan TNI. Apa sih yang dipilirkan saat menjelaskan ke DPR tentang resiko yang harus dihadapi oleh Bangsa ini bila anggaran Pertahanan dipotong menjadi lebih kecil dibandingkan anggaran th. 2008? SBY kelihatannya kok malah lebih sibuk kampanye Partai Demokrat. Salam, Adyanto Aditomo
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: JK: Lebih Cepat Lebih Baik Bukan Kampanye
Pak JK bilang...Lebih cepat lebih baik ini bukan masalah kampanye, tetapi Inilah gaya politisi yang kepada pendukungnya saja masih berdiplomasi. Kan lebih tegas gamblang kalo bilang ...Lebih cepat lebih baik ini justru kita kampanyekan terus agar Mungkin juga sekedar gaya dan sesuai kondisi setempat. Kalo di depan arek Suroboyo kudu tegas, nek iyo iyo lha iyo... Semoga Pak Win bisa mengimbangi faktor ketegasan ini. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: Laporan wartawan KOMPAS Wisnu Nugroho A http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/05/29/10371694/JK.Lebih.Cepat.Lebih.Baik.Bukan.Kampanye ... Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga calon presiden mengemukakan, semboyan lebih cepat lebih baik bukan...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Membaca Prabowo
Idealnya antara kampanye pencitraan, yang berfungsi sebagai bungkus kemasan, harus diimbangi dengan kampanye sosok pribadi calon beserta program kongkrit yang jadi inti pokok kampanye. Sayang sekali tidak ada tokoh muda yang tampil. Dari kelompok usia calon, ada empat yang ber KTP seumur hidup, satu lagi bulan September nanti dan yang lain bulan Oktober 2011 yad. Untungnya tiap pasangan calon ada pensiunan jendral yang berpengalaman dan terlatih memimpin. Sebagai calon Panglima Tertinggi dan Wakil Pangti yang akan membawahi sipil dan militer harus cakap berwibawa tegas kesatria. Bagi mantan jendral, diharapkan mampu menegakkan tertib sipil sesuai kelaziman sipil. Tak perlu kesipil-sipilan hingga mengabaikan aspek pertahanan negara. Bagi calon sipil, agaknya perlu memiliki pengetahuan konsep dan strategi militer agar tidak lalai mengabaikan aspek pertahanan negara. Karena dalam persaingan global yang kian buas, negara harus dikawal ketat. Meningkatnya frekuansi tindak kriminal yang dilakukan lapisan bawah sampai intelektual, mengindikasikan kita butuh pemimpin yang berani dan tegas. Menguasai mayoritas DPR bila kualitasnya masih seperti yang lalu, agaknya tidak mengurangi keresahan kita. Masyarakat yang sudah banyak dijejali promosi produk konsumen sehari-hari, sudah waktunya diberi masukan soal kebanggaan berbangsa dan persyaratan jadi Panglima Tertinggi. Betul, tak ada prajurit yang bodoh, kecuali komandannya. Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, liman PAP liman_...@... wrote: ...'Tidak ada prajurit bodoh; yg ada adalah komandan-nya...
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pendukung SBY Tepis Isu Neoliberal
Lho, dari 0% jadi 5% apa karena gencarnya kritikan 0% itu? Kalo bisa instan merobah tarip supaya tidak dicap neolib, dalam 1 bulan Boed bakalan jadi ekono-mi-instan kerakyatan. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Asep Kurniawan ask...@... wrote: ...Berita Kompas cetak hari ini: bea masuk impor susu menjadi 5%...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: IKLAN LSI DI KOMPAS
Apa mulai munculnya quick count di televisi jaman pemilu 2004 itu oleh LSI? Jadi ingat, sejak reformasi jubirpres yang sekarang sering muncul talk show dengan cerdas mengarahkan diskusi. Iklan LSI itu kayaknya wajar saja. Paling tidak sebagai ungkapan rasa bangga atas keberhasilan gelar survey teliti menahun. Faktanya titik-titik sampling bisa mendekati realitas hitung cepat. Iklan juga bertujuan mempromosikan keandalan akurasi lembaga survey. Fox juga harus kerja keras agar golput akibat DPT pileg dapat digiring memilih idolanya. Bisnis kian menjanjikan. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, P Giri Hatmoko masg...@... wrote: ...coba kita cermati iklan LSi tersebut, jelas sebuah dukungan terbuka kepada pasangan...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Pesan Untuk Calon Pemimpin Negeri
Betul Pak Bakri, kampanye pilpres kali ini berdampak pembelajaran bagi rakyat banyak. Selain penyegaran kembali tentang konsep nasionalisme juga memperkenalkan konsep ekonomi. Bagi kalangan menengah bisa menambah wawasan pentingnya kreativitas dalam menerapkan iptek, berinovasi menuju efisiensi nasional. Isu hutang menumpuk bisa menggugah kesadaran bahwa berhutang perlu, tapi bila berlebihan bisa berujung memperbudak diri. Untuk lapisan awam, penjelasan lewat buku referensi agaknya kurang menarik. Beruntung ada warga FPK yang memberi contoh praktis. Seperti kisah Datuk Maringgih yang hampir jompo bisa dapat perawan SITI NURBAYA karena si Datuk cekatan melepas hutang. Bila dikemas lagi dalam sinetron kontemporer mungkin lebih mudah difahami awam tentang bahaya narkoba hutang. Ada lagi gambaran praktis soal bunga bank yang di Jepang Amerika hanya sekitar 1% pertahun sementara ORI memberikan sekitar 9%. Hanya dengan memindahkan ke Indonesia, pemilik yendolar dapat gain 8%. Nah, keringat siapa yang bayar 8% itu? Barangkali ada pakar yang bisa mencari padanan kisah seperti Siti Nurbaya? Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, bakri arbie daya...@... wrote: Yth Rekan milis, ...Diskusi yang tampaknya makin bermutu meskipun ...
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Max Sesalkan Pernyataan Rizal Mallarangeng
Jangan buru-buru meng-underestimate juru citra kaliber dunia. Cara manuver pakar level Doktor sudah dirancang matang sulit diduga awam. Sudah disimulasikan sesuai skenario. Apalagi jubir kampanye. Pasti aspek chemistry, istilah masa kini, sudah match atau fit in dengan yang dikampanyekan. Kita tinggal menunggu rangkaian adegan berikutnya. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Asep Kurniawan ask...@... wrote: Bodohnya, orang macam Rizal Mallarangeng ini direkrut...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: TNI: Komentari Alutsista Minim Sama Saja Bunuh Diri
Terima kasih TNI. Disinilah pentingnya netralitas TNI. Tak perlu sungkan mengingatkan pejabat negara, politisi dan masyarakat yang sembrono membeberkan kelemahan pertahanan negara. Pemimpin yang berwibawa pantang mengeluh, apalagi membeberkan kelemahan pasukannya. Pendidikan budi pekerti mengajarkan...jangan menjemur pakaian dalam yang dekil di depan pintu rumah... DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: Laporan wartawan KOMPAS Wisnu Dewabrata http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/05/28/19130587/tni.komentari.alutsista.minim.sama.saja.bunuh.diri ... Membicarakan dan mempublikasikan anggaran pertahanan negara dan kekuatan alutsista TNI secara terbuka sesungguhnya tidak ubah seperti tindakan bunuh diri,...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Apa Salahnya Sih Kuda Prabowo?
Konon setiap anggota tim sukses sudah diteliti diterawang cermat potensi lahir batinnya. Apalagi untuk juru bicara Tim Nasional Kampanye SBY-BOE, sudah benar-benar mewakili secara utuh tokoh yang dikampanyekannya. Promosi pencitraan sudah dikemas apik berkilau laksana Obamabiden sampai necis sejak usia dini. Babak berikutnya adalah mempromosikan isi yang ada dalam kemasan. Gaya Malarangeng itu baru intro mengacu cara barat tudepoin tanpa basa-basi. Pepatah musang berbulu ayam, kuno. Makanya langsung musang tanpa ayam. Fadli Zon sang mitra seteru harus jaga-jaga. Kalau bisa hindari debat pada satu meja. Bila terpaksa semeja, jangan ada asbak dan jaga jarak diluar jangkauan tangannya. Selain itu, karena fokusnya hanya citra kemasan, giring saja pada topik sederhana tak secanggih Doktor. Kalau soal rekam jejak, akui saja yang senior bidang sospol memang lebih lihay. Kalau soal nepotisme, pasti nggak disinggungnya. Sekali lagi, antisipasi orang panik dan waspadai asbak melayang. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, uge basar ugeba...@... wrote: Nonton Rizal nyerang soal Prabowo di TV, aduh koq ngeri banget ya, seperti Rizal itu bukan orang Indonesia, demikian kasar dan tanpa sopan santun yang berlaku di Indonesia.Padahal dia bergelar Doktor ya. ampun deh. contoh yang mengerikan buat anak-anak kita dalam berdemokrasi.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Wow Philip Kotler Rayakan Ultah Ke-78 di Jakarta
Pak Philip Kotler patut berbangga karena saat ini sedang ramai-ramainya implementasi konsep marketing yang beliau ajarkan. Dari 4P product/promo/place/price sudah berkembang cerdas kreatif sampai penyuapan, penipuan, pembodohan dan patgulipat lainnya. Soal market survey dan market intelijen juga sudah sangat akrab di negeri ini. Proses politik berjalan cepat berkat metode survey karena lembaga resmi tak mampu hitung cepat data kuantitatip. Segmentasi pasar termasuk psikografi juga sudah dirancang jauh-jauh hari.. Soal prosentase segmen lapis bawah yang mudah terbuai citra kemasan dan gemar bonus satu dua dolar sebaiknya tidak diinfokan ke Pak Kotler. Janji lho, Pak Hermawan. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: Tulisan Hermawan Kertajaya di Kompasiana http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/05/26/18502732/wow.philip.kotler.rayakan.ultah.ke-78.di.jakarta ... Saya selalu berusaha membuat good impression tentang Indonesia pada dia :) Kalau dia terkesan, dia akan cerita ke mana-mana...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: U/ KETUA UMUM FEDERASI PERKUMPULAN GUANG DONG INDONESIA
Angka 17 juta bukan bilangan sedikit. Sebaiknya ada klarifikasi dari pihak-pihak yang mewakili tionghoa peranakan di Indonesia. Benar kungdukung atau termasuk kampanye putih.? Betul pak HD, warga keturunan kudu waspada hati-hati. Kalau ada apa-apa dan gegeran, kasihan sering jadi sasaran srigala. Kalau sponsor perkumpulan GDI itu para pengusaha, memang biasanya harus menyesuaikan diri dengan penguasa. Bukan soal mengabdi tanah air tercinta. Tapi berdasar pengalaman yang sudah-sudah. Warga keturunan sebetulnya paham tentang hak kewajiban warga negara. Mereka juga paham tradisi sementara angkatan tua yang percaya tempat keramat. Harus beramal baik supaya tidak diganggu setan iblis. Maka elinglah jangan mau dicatut namanya. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, halim hd halimh...@... wrote: ... anda telah menyatakan bahwa 17 juta anggota federasi perkumpulan guang dong keturunan china di indonesia mendukung ...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: CINA, CHINA, atau CHAINA????
Munculnya kata tiongkok/hoa dalam bahasa Indonesia, Jepang dan Korea ada hubungan dengan sejarah. Ahli sejarah memperkirakan bangsa melayu dulunya berasal dari Tiongkok Selatan yang disebut proto melayu. Yang jelas, sebelum kedatangan orang Portugis ke Maluku, orang tionghoa sudah berada di nusantara. Kata cina baru dikenal setelah pejiarah penjarah Eropah datang ke Asia yang dikabarkan oleh Marco Polo (1254-1324). Puluhan abad sebelumnya di Persia kata cina dikaitkan dengan nama porselen. Karena bangsa barat yang membawa peradaban modern, maka kawasan tiongkok itu di mata orang barat dikenal sebagai cina. Belanda yang mengatur pemukiman orang tionghoa, selama menduduki Indonesia, secara administratif menyebutnya cina. Bisa diperkirakan bahwa perantau tionghoa yang datang lebih dulu ke nusantara memperkenalkan diri mereka sebagai orang tionghoa yang datang dari tiongkok. Artinya ada latar historis sebelum kata cina muncul. Seperti kata bule untuk orang kulit putih. Sering diucapkan tanpa kehadiran si bule. Tapi dalam situasi formal dan tulisan, lebih santun menyebut orang barat atau Inggris, Amerika dst. Asal kata bule adalah bulai, orang cacat kekurangan pigmen.Bila si bule menyebut dirinya bule, kita tersenyum. Posisi kata cina kini, agaknya seperti itu. Namun belum senetral bule yang kesan cacat pigmennya menipis. Mungkin lafal cina ke caina merupakan proses peralihan seperti kata bulai ke bule. Nama indonesia juga dibuat bangsa Eropah dari kata bahasa Latin indus (India) dan bahasa Greeknesos (pulau). Tak dikaitkan hubungan sejarah dengan negeri India tapi berorientasi kepada wilayah jarahan. Ketika itu oleh bangsa Portugis, Belanda, Perancis dan Inggris kawasan India sampai Nusantara disebut India. Belanda menyebut Nusantara, Netherlands East Indies (Nederlandsch Oost Indië.) Benar Pak Andreas, penggantian sebutan cina oleh Soeharto bertujuan merendahkan lawan yang ketika itu RRT dianggap musuh. Soal sebutan yang terkesan sederhana bisa menjadi polemik sampai sekarang karena kekuasaannya tak cukup untuk menghapus sejarah. Banyak sejarah yang digelapkannya. Kegelapan itu berkurang bila loyalisnya berkurang... DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, andreas.wicaks...@... andreas.wicaks...@... wrote: ... Masalahnya sih sebenarnya sederhana saja, sebutan cina di Indonesia itu penuh dengan muatan politis...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: CINA, CHINA, atau CHAINA????
Ejaan mandarin kata tiongkok adalah zhong (tengah/pusat) dan guo (negeri). Menurut Wikipedia, zhongguo itu bermakna geografis dan pusat kebudayaan serta identitas kesatuan politis dari puluhan etnis. Sedangkan tionghoa atau zhonghua adalah representasi dari rakyatnya termasuk 56 suku minoritas di sana. Orang Jepang menyebut chugoku untuk tiongkok dan chuka untuk tionghoa. Sedang orang korea menyebut jungguk dan junghua. Agaknya pilihan kata zhong oleh orang Jepang dan Korea tidak berarti mengakui kenggulan bangsa lain, tapi terjadi dalam proses hubungan antar bangsa. Sebelum orde baru kata cina jarang muncul dalam tulisan dan pergaulan; sebutan tionghoa terkesan lebih santun. Kata cina sering muncul bila menggunjingkan perilaku eksklusif warga tionghoa. Konotasi negatif kian marak selama bekunya hubungan dengan RRC dan adanya trauma bagi yang teraniaya. Mungkin fasal risi kesungkanan itu ada hubungan dengan trauma masa lalu. Melafalkan chaina barangkali upaya bawah sadar menghindar kenangan pahit masa lalu. Sementara itu kebangkitan dan keterbukaan China dalam pergaulan internasional membuat lafal inggrisnya ikut mendunia. Kalau ada yang merasa santun bilang tionghoa, jadi risih karena ada pula yang mengaitkannya dengan keunggulan bangsa. Soal pengaitan itu bisa diteliti lanjut; benarkah atau pengakuan rasa minder? Jangan-jangan sebutan hoakiao (hoaqiao) untuk overseas chinese bakal diganti jadi cinakiao. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, andreas.wicaks...@... andreas.wicaks...@... wrote: ... Kata siapa arti Tionghoa itu bangsa unggul?...
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pro-kontra SBY-Boediono
Ada satu fenomena yang umum tapi menarik. Kaum ibu, remaja dan mahasisiwi tampaknya banyak yang tergiur pada penampilan flamboyan seoarng pria. Apalagi yang romantis bersuara empuk pintar main gitar. Rasa simpati menimbulkan nuansa nyaman sejuk dihati. Pertimbangan rasional kalah dengan emosional subyektif. Para ahli marketing sudah lama memanfaatkan fenomena itu. Makanya produk mode, kosmetik dan parfum selalu dikemas agar menyentuh emosi fantasi mimpi yang indah. Untuk melestarikan fantasi mimpi indah itu, sering juga ditampilkan figur pembanding yang lusuh tak berkosmetik. Sepanjang janji-janji kampanye yang dikemas laksana produk kosmetik masih diminati target pasar, maka para juru citra kian giat meng-explore aspek emosi fantasi itu. Dari sampling pengamatan, bukan survey, ternyata ada kaum ibu/remaja putri (juga bapak) yang sebelumnya sangat gandrung MSP tiba-tiba jadi tak suka. Malah ada yang bilang ...saya sebtulnya mau pilih PS tapi... Barangkali ada yang bisa menghitung korelasi sikap tiba-tiba tak suka itu dengan sering tampilnya figur Megakarti/wangi berbilang tahun di televisi. Dan berapa beda korelasi bila kartiwangi itu diperankan oleh artis kondang yang lebih cerdas. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Adyanto Aditomo adyantoadit...@... wrote: ... tolong anda sebutkan aspek apa saja yang menjadi lebih baik. Jangan sampai karya orang lain diakui oleh
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY: TNI Tidak Usah Kuat Sekali
Tidak usah kuat sekali, tentunya tidak berati harus lemah. Tapi harus kuat tanpa cacat. Agar disegani kawan dan dihindari lawan. Menurut teori kuno Seni Berperang Sun Tzu (535 SM) yang bahasa mandarinnya Sun Zi Bingfa, ada 5 faktor pembanding yang harus dikaji : Hukum moral yang didukung rakyat, langit, bumi, panglima dan sistem (organisasi, personel, logistik). Ada 5 pula syarat panglima : 1. Berwibawa; 2. Dipercaya; 3. Pengasih; 4.Berani; 5. Tegas dan Keras. Nah, dalam kampanye pilpres untuk memilih panglima tertinggi dan wakilnya, kita ditawarkan konsep kesra yang relatip sulit dicerna. Selain itu mungkin dengan menimbang-nimbang 5 syarat panglima di atas, kita bisa lebih mantap pada hari-H nanti. Kalau menurut konsep Minaut PPM, harus pakai Analisa Keputusan. Antara lain memberi bobot setiap calon atas kriteria persyaratan sesuai prioritas preferensi. Kemudian menyederhanakan jumlah sampai tinggal 2 alternatif. Dari keduanya tinggal menimbang konsekwensi yang merugikan serta kemungkinan terjadinya. Barangkali ada metode lebih praktis buat memilih satu di antara yang tiga? DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: Laporan wartawan KOMPAS Wisnu Nugroho A http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/05/25/1037347%20/sby.tni.tidak.usah.kuat.sekali. ''' Karena itu, pilihan saat ini bukan untuk membangun TNI yang kuat sekali...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Hai Kau Keledai!
Dari Info Pak VA ini semakin jelas riwayatnya kenapa begitu banyak keledai. Kenapa beban yang kian berat itu selalu diangkut oleh keledai. Kenapa persoalan yang sudah jelas fakta sebabnya tak kunjung diatasi. Kenapa manusia bisa beternak keledai bukan sebaliknya. Karena keledai selau pasrah, bermimpi jadi kuda pun tak pernah. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, verdi adhanta verdiadha...@... wrote:... Berulang kali masalah ini terus di post ke milis FPK... Soekarno menjawab : GO TO HELL WITH YOUR AID! (Apa kamu pikir saya goblok?)...Soeharto menjawab : Iya deh .. iya (yang bayar bukan gue ini ...) Maka, jadilah...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kemampuan berbahasa .. d/h SBY dan Indolish....
Tidak bermaksud mengaitkan kaum intelektual dengan sifat ria atau adigang adigung. Hanya menekankan dampak pembelajaran bila intelektual mengutip bahasa asing. Diasumsikan intelektual lebih dulu membaca terbitan bahasa asing yang dinamis, sebelum sampai ke Pusat Bahasa, ketimbang kaum awam. Ada orang yang suka meniru (bukan intelektual) yang menggunakan bahasa asing seolah intelektual. Pernah kejadian seorang pembicara melafalkan dempek untuk kata dampak. Nggak bisa rumangsa bisa. Dimanapun bahasa tumbuh sejalan dengan dinamika masyarakat pengguna, kecuali bahasa Latin. Teknologi infokom yang kian menyatukan komunitas dunia, menyebar real time pertumbuhan itu, terutama English. Terima kasih kepada kaum intelektual yang umumnya lebih cepat menyerap sebelum meluas ke publik domestik. Memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia yang kita banggakan. Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, kkadi...@... wrote: ... bahwa kaum intelektual akan dipandang...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Murid Paling Necis Saat SD
Kalo dilihat dari usianya, antara 1955-1960 beliau siswa SR (sekolah Rakyat). Dimasa itu murid SR belum mengenakan pakaian seragam. Masih sangat sederhana dan prihatin sekali, banyak yang korengan. Yang pakai sepatu bisa dihitung dengan jari, sebagian besar nyeker. Hanya satu dua anak keluarga berada saja yang kelihatan bersih necis. Makanya setelah lebih 50 tahun bu guru bisa ingat. Yang ranking biasanya yang nyeker. Pesan sponsor mengisyaratkan sejak kanak-kanak kami selalu berkilau, jelas beda dengan wong cilik. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/05/20/2237244/sby.murid.paling.necis.saat.sd ... sudah pandai menata penampilan. Tak heran bila ia terkenal sebagai murid ternecis di sekolah dasarnya...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: LANJUTKAN : INDONESIA BANGKRUT
Pak Bungaran, Terima kasih atas data pencerahannya. Kita jadi ngerti setiap menjelang jatuh tempo bayar hutang, kurs USD sering gonjang-ganjing. Pemain dan spekulator valas saham jadi marak rebutan peluang. Tapi bangkrutnya kan tidak dalam lima tahun ke depan. Sumber daya alam sampai pulau tak berpenghuni masih bisa jadi agunan. Terus siapa yang punya resep perbaikan komposisi hutang pencegah bangkrut? Sementara itu lebih banyak rakyat yang nggak pernah lihat Dollar, Euro dan Yen. Lebih asyik nonton pesolek yang necis sejak kanak-kanak. Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, bungaran no_re...@... wrote: ... Untuk bayar bunga yang sebesar U$ 116,7 milyar saja tidak cukup karena cadangan devisa kita hanya U$$ 51 miliar. MASIH MAU LANJUTKAN = BANGKRUT
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kemampuan berbahasa .. d/h SBY dan Indolish....
Cara bicara yang dicampur bahasa asing sudah menjadi style atau gaya seseorang. Sampai tahun 70-an banyak yang pakai bahasa Belanda : zonder, jullie, naar boven dst. Kini giliran English. Kalo intelektual yang ngomong, ada dampak pembelajaran. Mereka banyak baca majalah dan literatur aktual yang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Belakangan baru muncul ungkapan efek rumah kaca, pemanasan global, CTI dst. Internet juga banyak nyumbang istilah asing. Ada juga orang yang suka niru dan mengira kalo ngomong campur bahasa asing bisa nambah kadar elitenya. Biar salah janggal pede saja. Yang ngerti senyum sendiri, tapi dalam komunitasnya lebih banyak yang terkagum-kagum. Sampai kini di pedalaman Tiongkok masih ada orang tua pilih menantu yang berkacamata. Karena persepsinya si calon mantu orang pintar, rajin baca sampai berkacamata. Jadi klasifikasi biasa, luar biasa dan jenius perlu ditambah...yang nggak biasa... DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Kusmayanto Kadiman kkadi...@... wrote: ... Dalam menggunakan bahasa Asing (yaitu bahasa Inggris) saya membuat klasifikasi seperti berikut: a. Biasa -- Jika ...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Setelah 11 Tahun
Lengsernya Soeharto adalah simbol merosotnya kekuasaan orde baru, bukan hancur. Beliau bukan diturunkan tapi mundur dan menunjuk penggantinya. Pers asing menyebutnya step aside alias geser kesamping, tak turun seinci pun. Artinya semua unsur pendukungnya sipil militer tetap utuh mengambil langkah antisipatif yang diperlukan. Ada sedikit peluang pembaharuan ketika PDI-P, yang ketika itu bukan orba, memenangi pemilu 1999. Tetapi poros tengah dengan gemilang berhasil menjegalnya. Mungkin sedikit peluang lagi pada periode GD, namun orde pola baru bersama PDI-P juga menjegalnya. Gejolak suksesi kepemimpinan nasional 11 tahun lalu memang sangat spesifik, beda dengan kejatuhan Marcos yang terpaksa minggat ke luar negeri. Bukan harta negara saja yang dikorup, fakta peristiwa yang bernilai sejarah juga dikorup jadi misteri dan sewaktu-waktu dimunculkan untuk tujuan tertentu. Para pemimpin elite politik sipil militer yang berada di pentas politik saat ini, tak ada yang steril dari orde baru. Yang steril mungkin mereka yang tahun 1998 belum dewasa. Parpol baru dan lama banyak juga yang berasal dari Golkar; apalagi PNS karena waktu itu memang diwajibkan. Karena orde baru dan Partai Golkar sebelum reformasi bukan ideologi yang membangun fanatisme buta, maka perubahan unsur-unsur di dalamnya bisa terjadi ke segala arah. Yang terjadi sekarang adalah proses internal paska orde baru yang diharapkan bisa mengembalikan Indonesia menjadi milik bangsa Indonesia. Kalau para kandidat di kaitkan dengan kekeliruan masa lalu, ibarat lari ditempat lelah tak pernah sampai. Bagaimana kalau untuk sementara lupakan dulu yang lalu, bayangkan buat lima tahun ke depan siapa yang layak jadi panglima. Hanya 3 alternatif, bukan 4. Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Adyanto Aditomo adyantoadit...@... wrote: ...Semua presiden paska Suharto, pada dasarnya adalah Orde Baru dengan baju lain...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: JK: Hercules Jatuh karena Anggaran Alutsista Tidak Cukup
Bah, macammana pulak ini! ... Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengatakan, jatuhnya pesawat angkut jenis Hercules C-130 TNI AU akibat tidak adanya anggaran yang cukup untuk pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) di Indonesia... Artinya Pemerintah dan DPR dengan sadar membatasi anggaran pengamanan/pertahanan negara yang berakibat pasti memperlemah pengawalan wilayah RI. Setelah Hercules jatuh... Wapres menegaskan ke depan soal anggaran alutsista ini harus segera dipenuhi. Ini (anggaran alutsista) harus segera. Saya jamin itu,... Bah, kenapa tidak sejak awal menjabat? Pernyataan Wapres itu sangat terbuka, pasti didengar negara tetangga dan dunia. Jadi tidaklah mengherankan bila negara sekecil Singapura dan Malaysia berani anggap enteng dan menghina WNI yang berkunjung kesana. Dalam situasi damai, apalagi perang, pertahanan negara yang kuat adalah mutlak. Rasanya tidak berlebihan bila dikatakan bahwa segala tindakan yang berakibat melemahkan pertahanan negara adalah perilaku khianat. Embargo USA yang dikaitkan dengan penegakan HAM dulu harus juga dipandang sebagai upaya global memperlemah suatu negara sehingga lebih mudah didikte dan dieksploitasi. Sadar atau tidak, mempolitisir anggaran pertahanan agar minimal, adalah sejalan dengan strategi penguasa globsl. Kita punya konsep pertahanan rakyat semesta. Setiap warga negara wajib bela negara dan harus siap dimobilisasi bila negara memanggil. Andaikata negara begitu miskin tak punya dana untuk pertahanan negara, barangkali rakyat yang mampu akan rela menyumbang. Logikanya lebih baik menyumbang materi sekarang ketimbang harus jadi wamil karena panik diserang negara mini berpenduduk tak sampai 10 juta, misalnya. Selain itu ada institusi yang mencari dana lewat yayasan demi kesejahteraan warganya. Kalau yayasan itu dikembangkan untuk menggalang dana pembeli alutsista, ibu pertiwi akan bangga. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/05/20/12445227/JK.Hercules.Jatuh.karena.Anggaran.Alutsista.Tidak.Cukup ... Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengatakan, jatuhnya pesawat angkut jenis Hercules C-130 TNI AU akibat tidak adanya anggaran yang cukup untuk pembelian alat utama sistem senjata (alutsista)...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY-Boediono dan Mega-Pro Perang, JK-Wiranto Tunggu Bola Muntah
Kayaknya perang (serangan) udara sudah dimulai sejak EG muncul dalam parodi republik BBM pada awal periode SBY-JK. Pola komunikasi politik yang cerdas itu jadi maknit yang sangat memukau pemirsa. Rasa suka kecewa penasaran atas kebijakan pemerintah dan aneka manuver politisi bisa ditampilkan secara cerdas `jenaka. Paling tidak, aspirasi yang bisa membengkak jadi abses akibat kanaikan BBM dapat diturunkan tensinya karena tersedia ruang cemooh sambil tertawa. Figur tokoh selebriti politisi yang diparodikan nyaris sempurna dengan ciri khas tokoh aslinya. Tak jelas apakah sudah ada ijin dari si pemilik figur; atau karena soal figur ciptaan ilahi tak ada kaitan dengan hak cipta manusia seperti format majalah Time, maka tak perlu ijin. Yang jelas siapa dan apa saja yang sering muncul di televisi pasti membentuk membangun citra. Beruntunglah yang memperoleh citra pesona dan siallah yang terkesan punakawan konyol kedodoran. SBY dan JK yang kebetulan jadi orang nomor 1 dan 2, positioning pencitraannya relatif lebih baik. Strategi dan pola pencitraannya cukup dengan penyempurnaan skenario. Tinggal lanjutkan terus dan percepatan seperlunya. Mega-Pro, Win, Boed harus berpacu dengan waktu. Kalau berhasil membangun citra pesona memukau banyak pemilih, hampir dapat dipastikan rating konsultannya meningkat pesat. Strategi serang langsung mencela cacat kurang seteru kalau dikemas ceroboh malah bisa menguntungkan seteru. Banyak yang masih patuh pada nasihat orang tua. Jangan mencibir orang lain, ingat, satu jari menunjuk ke depan yang empat ke diri sendiri. Keberhasilan Obama, Medvedev, Rano Karno dan Dedi Yusuf adalah fenomena asa pembaharuan yang dipimpin tokoh berusia muda. Nyatanya dalam pemilu kali ini berhasil dibendung oleh tokoh tua Up-60. Perang citra antara usia produktif dinamis berstamina dengan pra-lansia menjelang uzur pasti akan lebih meriah. Mengetengahkan soal gender kayaknya kontra produktif kecuali punya postur laksana Madame Tatcher atau Sonia Gandhi. Konon ibu-ibu dan remaja banyak merindukan yang tampan ganteng biar lansia asal gaya. Akankah MSP membatasi diri hanya konsolidasi memelihara yang sudah ada sementara PS menunjukkan keperkasaan dan ketangkasannya? 49 juta golput sedang pikir-pikir ikut nyontreng nggak. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/05/21/11143418%20/sby-boediono.dan.mega-pro.quotperangquot.jk-wiranto.tunggu.quotbola.muntahquot ... Effendi Ghazali, menilai, perang udara antarpara calon akan memperlihatkan penguatan citra diri masing-masing...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Boediono: Jangan Alergi terhadap Utang!
Anak sekolah yang belajar akuntansi juga tahu bahwa utang termasuk instrumen dalam gelar bisnis. Bisa jadi ukuran bonafiditas; kalo nggak bonafid siapa sudi ngasi kredit. Tapi pak guru juga bercerita tentang Dirut bego yang marahin bendaharanya karena gaji pegawai belum dibayar padahal laporan pembukuan bagus terus. Kok nggak lapor dari kemaren-2, kan tinggal ambil kredit bank..!. Tiap awal bulan sudah lapor, ndoro Dirut, kata si bendahara, ...menurut pihak bank, kalo ambil kredit lagi berarti perusahaan kita jadi milik bank Nah, bukan soal alergi tapi kecemasan wajar merata, jangan sampai negara jatuh ke tangan rentenir global. Maraknya penjaja kartu kredit dan debt colector sangar, bisa jadi indikasi bahwa rakyat banyak yang tergoda terjebak ke dalam proses kehidupan ekonomi modern. Ada baiknya bila para pendukung ekonomi kerakyatan menampilkan rasio kuantitatip antara hutang jangka pendek/panjang dengan aset negara sampai ancaman insolvabilitas, serta rata-rata industri negara maju dan terpuruk. Selain itu kenapa TKI setara babu yang diekspor; apa SDM juga termasuk aset berlebih dalam proses ekonomi modern? DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/05/19/15112612/Boediono.Jangan.Alergi.terhadap.Utang ...Karenanya ia meminta tidak perlu alergi terhadap utang untuk membangun Indonesia...Utang itu bagian dari proses kehidupan ekonomi modern...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Rumah Adik Menpora Dirampok, so What?
Sebetulnya ulah si maling ada yang rada lucu tapi saru sehingga beritanya tidak dimuat lengkap. Kira-kira mirip kisah seorang maling ketika lagi beraksi tiba-tiba alarm berbunyi. Dia bukan lari tapi menutup telinganya. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Lasma siregar las032...@... wrote: ...Perampok ya merampok siapa saja...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Pojok Kompas Yang Kian Mojok
Bagi pencinta lawas harian Kompas; Mang Usil, Om Pasikom dan komik Garth (dulu) memang sangat diminati dan jadi prioritas bacaan. Humornya selalu mengena dan pas dengan situasi aktual. Konon kolom pojok itu juga memberi warna dan mewakili misi penerbit sekaligus memelihara subscriber loyalty. Jadi pengen nimbrung: (maaf kalo lebih konyol dan salah misi) Pojok Kompas 18-5-09 Kabinet pemerintah adalah forum bekerja bukan forum politik *Bukan juga forum dagang sapi -(Masih doyan dwifungsi) Elite parpol sering tidak sejalan dengan arus bawah *Maunya konstituen dan elite, tulalit ! -(Karbitan dari atas) KPU diminta tak ulangi kesalahan *Keledai tak mau terantuk batu dua kali ! -(Komisi Pilih Ulang?) Pemilu 2009 diwarnai fenomena caleg stres *Besar pasak daripada tiang -(Pengen kaya jadi apes) DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, yanikania yanika...@... wrote: ...Sejak dulu saya tidak pernah melewatkan Rubrik Pojok...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Bangsa Menuju Bunuh Diri
Dari berjuluk bangsa pembajak, bangsa penghutang akhirnya sampai jadi bangsa menuju bunuh diri. Maksud bunuh diri tentunya bukan mati semua tapi negara bangkrut akibat ulah pemimpin yang ditiru hampir segenap lapisan masyarakat. Benalu korupsi itu sudah meresep nyaris menjadi tradisi yang membudaya. Petty corruption yang disebut Pak Satjipto itu dianggap soal kecil. Seorang pegawai rendahan yang mencuri kertas atau minta uang rokok hanya karena mengagendakan surat ijin yang baru ditandatangani bosnya, dianggap soal kecil. Untuk membenarkan perilaku koruptifnya itu dia berkilah bahwa bosnya sudah terima amplop tebal...apalah artinya sekedar uang rokok ini... Sering kita dengar orang menyalahkan/menyesalkan sanak kerabatnya yang punya pangkat dan jabatan. ...Kerabat saya itu bodoh, terlalu jujur... masak belum punya rumah; masih naik angkot lagi. Teman seangkatannya dan anak buahnya saja sudah punya mobil dan rumah, dua lagi Sadar atau tidak , sudah mengakui korupsi itu bukan hal keliru dan memalukan. Lebih gawat lagi baru-baru ini ada berita sekelompok orang melakukan doa bersama karena tokoh idolanya dapat musibah ditangkap KPK Setelah bangsa ini benar-benar bunuh diri akibat benalu korupsi, maka rakyatnya yang masih hidup akan bermigrasi menjadi bangsa budak. Menjadi bangsa kuli diantara bangsa-bangsa. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, djajaprana no_re...@... wrote: Bangsa Menuju Bunuh Diri Oleh : SATJIPTO RAHARDJO (Kompas 18/05/09).Mengerikan sekali judul artikel ini, tetapi bagaima¬napun fenomena tersebut menarik untuk dibicarakan. Mengamati perilaku bangsa kita dalam berba¬gai bidang akhir-akhir ini memberikan alasan ditulisnya artikel ini. Kata hunuh diri di sini dipakai untuk melukiskan perilaku suatu bangsa yang sudah sedemikian rupa sehingga akhirnya akan menyebabkan bangsa itu menuju kebangkrutannya. Rentang kebunuhdirian itu di. mulai dari perilaku negatif asosial yang sangat sederhana sampai ke yang benar-benar dalam skala besar dan merusak. Seseorang yang mengambil inventaris kantor kecil-kecilan untuk dijual (petty corruption) sedikit banyak sudah mulai melakukan proses bunuh diri itu, sampai ke orang-orang yang, karena jabatan kenegaraannya, dapat memperjualbelikan kekuasaan dan kewenangannya sampai ratusan juta rupiah (magna corruption). Keadaan bangsa kita memang masih belum benar-benar separah itu, tetapi tidak ada salahnya apabila pagi-pagi sudah diperingatkan. Rupa-rupanya orang juga sudah mulai melihat titik hitam di kaki langit nan jauh dan titik itu adalah perilaku bunuh diri (suicidal act). Dicontohkan sinyalemen Profesor Sri. Edi Swasono yang berbicara tentang democidal nation di ranah kehidupan demokrasi kita. Menurut Sri-Edi, putusan Mahkamah Konstitusi yang menolak gugatan terhadap UU Pemilu 2008 yang menetapkan parliamentary threshold sebesar 2,5 persen disebut nya sebagai pemasungan vox populi dan dcngan kalimat lebih keras mengatakan ...memenggal suara rakyat suatu penjagalan atau pembunuhan terhadap de¬mokrasi kita, suatu democidal act.., (Suara Pemharuan, 18/4/2009). Korupsi di negara kita dapat dijadikan contoh kasus yang menggambarkan proses bunuh diri oleh suatu bangsa. Untuk itu akan digunakan Pola Alatas sebagai rujukan untuk menggambarkan proses tersebut. Syed Hussein Alatas adalah seorang profesor daJam sosiologi dan politik yang menjadikan korupsi sebagai obyek studi. Bukunya antara lain The Sociology of Corruption (1968). Pada awalnya korupsi masih terjadi dalam pola satu-dua atau sporadis (relatively restricted). Tahap selanjutnya ia pelan-pelan mulai merebak dan meluas (rampant and all-pervading) Untuk akhirnya membunuh masyarakatnya sendiri (self-destructed). Korupsi di Indonesia pada tahun 1950-an masih dapat dimasukkan ke daJam kategori awal. sedangkan sekarang ini barangkali sudah berada pada tahap kedua menuju yang terakhir. Ibarat benalu Apnbila saya boleh menggunakan kehidupan tanaman atau tumbuh-tumbuhan sebagai perbandingan, korupsi merupakan benalu yang menempel pada tumbuh.tumbuhan dan menggerogotinya. Seperti benalu, korupsi hidup dengan cara mengisap uang rakyat dan negara. Dalam keasyikannya melakukan maksiat itu, tanpa disadari akhirnya ia membunuh sang tumbuh-tumbuhan dan para koruptor itu pun dengan sendirinya ikut mati. Alatas mengatakan, korupsi itu akhirnya membunuh masyarakat (destroyed the fabric of society). Sesungguhnya tidak hanya korupsi dan koruptor yang akhirnya menghancurkan negara. bangsa, dan masyarakat, tetapi juga orang-orang yang tidak menjalankan tugas dan pekerjaannya dengan baik. Pengadilan yang diharapkan menjadi pusat keadilan berubah menjadi pasar yang memperdagangkan putusan pengadilan. Sampai hari ini publik tidak henti-hentinya masih menyoroti terjadinya mafia pengadilan di negeri ini. Ini tentu saja sangat memukul para hakimn dan pegawai pengadilan yang masih berusaha menepis praktik para sejawatnya yang sudah menjadi
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Boediono: Jangan Alergi terhadap Utang!
Betul juga ya, bila mayoritas SUN dikuasai domestik bukan sebaliknya. Jadi berutang ke rentenir asing setelah potensi dalam negeri diserap optimal. Keringanan pajak bagi pemilik SUN atau obligasi kayaknya lebih kongkrit dari pada kebijakan bebas fiskal melancong ke LN bagi yang punya NPWP. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Lisman Manurung lism...@... wrote: ... SUN yang sebagian besar dikuasai LN adalah ancaman. Jika rakyat mulai bangga punya SUN
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bangsa Menuju Bunuh Diri
Bangsa Menuju Bunuh Diri Oleh : SATJIPTO RAHARDJO (Kompas 18/05/09).Mengerikan sekali judul artikel ini, tetapi bagaima¬napun fenomena tersebut menarik untuk dibicara¬kan. Mengamatiperilaku bangsa kita dalam berbagai bidang akhir-akhir ini memberikan alasan ditulisnya artikel ini. Kata hunuh diri di sini dipakai untuk melukiskan perilaku suatu bangsa yang sudah sedemikian rupa sehingga akhirnya akan menyebabkan bangsa itu menuju kebangkrutannya. Rcntang kebunuhdirian itu di. mulai dari perilaku negatif asosial yang sangat sederhana sampai ke yang benar-benar dalam skala besar dan merusak. Seseorang yang mengambil inventaris kantor kecil-kecilan untuk dijual (petty corruption) sedikit banyak sudah mulai melakukan proses bunuh diri itu, sampai ke orang-orang yang, karena jabatan kenegaraannya, dapat memper¬juaJbelikan kekuasaan dan ke¬wenangannya sampai ratusan juta rupiah (magna corruption). Keadaan bangsa kita memang masih bclum benar-benar separah itu, tetapi tidak ada salahnya apabila pagi-pagi sudah diper¬ingatkan. Rupa-rupanya omng juga sudah mulai melihat titik hilam di kaki langit nan jauh dan titik itu adalah perilaku bunuh diri (suicidal act). Dicontohkan sinyalemen Profcsor Sri. Edi Swasono yang bcrbicnra tentang democidal nation di ranah kehidupan demokrasi kita. Menurut Sri-Edi, putusan Mahkmnah Konstitusi yang menolak gugatan terhadap lJU Pcmilu 2008 yang menetapkan parliamentary thres¬hold sebesar 2,5 persen disebut nya sebagai pemnsungan vox po. puli dan dcngan kalimat lebih keras mengatakan ...memenggal suara rakyat suatu penjagalan atau pembunuhan terhadap de¬mokrasi kita, suatu democidal act.., (Suara Pemharuan, 18/4/2009). Korupsi di negara kita dapat dijadikan contoh kasus yang menggambarkan proses bunuh diri oleh suatu bangsa. lJntuk itu akan digunakan Pola Alatas se¬bagai rujukan untuk menggambarkan proses tersebut. Syed Hussein Alatas adalah seorang profesor daJam sosiologi dan po¬Iitik yang menjadikan korupsi se¬bagai obyek studi. Bukunya an¬tara lain The Sociology of Cor¬ruption (1968). Pada awalnya korupsi masih terjadi dalam pola satu-dua atau sporadis (relatively restricted). Tahap selanjutnya ia pelan-pelan mulai merebak dan meluas (rampant and all-perva¬ding) Untuk akhirnya membunuh masyarakatnya sendiri (self-destructed). Korupsi di Indonesia pad a tahun 1950-an masih dapat dimasukkan ke daJam kategori awal. sedangkan sekarang ini barangkali sudah berada pada tahap kedua menuju yang terakhir. Ibarat benalu Apnbila saya boleh rnenggunakan kchidupan tanaman atau tumbuh-tumbuhan sebagai perbandingan, korupsi merupakan bcnalu yang menempel pada tumbuh.tumbuhan dan menggerogotinya. Seperti benalu, ko mpsi hidup dengan cara meng isap uang rakyat dan negara. Dalam keasyikannya melakukan maksiat itu, tanpa disadari akhir¬nya ia membunuh sang tumbuh-tumbuhan dan para koruptor itu pun dengan sendirinya ikut mati. Alatas mengatakan, korupsi itu akhirnya membunuh masyarakat (destroyed the fabric of society). Sesungguhnya tidak hanya korupsi dan koruptor yang akhir¬nya mcnghancurkan negara. bangsa, dan masyarakat, tetapi juga orang-orang yang tidak menjalankan tugas dan peker¬jaannya dengan baik. Pengadilan yang diharapkan menjadi pusat keadilan berubah menjadi pasar yang memperda¬gangkan putusan pengadilan. Sampai hari ini publik tidak hen¬ti-hentinya masih menyoroti ter¬jadinya mafia pengadilan di nege¬ri ini. Ini tentu saja sangat me¬mukul para hakirn dan pegawai pengadilan yang masih berusaha menepis praktik para sejawatnya yang sudah menjadi mafioso itu. Pengadilan yang sudah menco¬reng martabatnya sendiri itu su¬dah beramai-ramai bersa¬ma-sama dengan para koruptor turut menjadi benalu bagi pohon Indonesia. Daftar pelaku-pelaku bunuh diri itu dapat diperpanjang ke¬hadirannya di berbagai bidang pckerjaan yang melakukan pe¬layanan kcpada publik. Ia ada di sektor pendidikan, transportasi, kesehatan, kepolisian, politik (dcwan-dewan perwakilan rak¬yat), dan masih banyak lagi. In¬tinya adalah bahwa banyak pe¬laku yang seharusnya melayani publik tidak menjaJankan tugas¬nya dengan baik. Mcreka itu juga turut memperparah keadaan dan mendorong terjadinya bunuh diri tersebut. Mereka lupa bahwa pa¬da akhirnya mcreka akan .turut terkubur juga bersama-sama de¬ngan matinya pohon Indonesia yang mereka cederai dan gerogoti sclama ini. Bunuh diri bangsa ini ditam¬pilkan sebagai peringatan (remin¬der) terhadap kemungkinan yang serius dan gawat yang akan menimpa seluruh bangsa. Proses menuju bunuh diri tersebut da¬pat dicegah dan dihentikan apa¬bila bangsa ini tidak dipenuhi dengan benalu-benalu, melain¬kan dengan daun dan akar. Berseberangan dengan perilaku benalu yang korup itu, maka da¬un dan akar justru menjadikan pohon Indonesia hidup dan ber¬kembang dengan subur. Apabila semua orang di negeri ini melakukan tugas dan peker¬jaannya dengan jujur, penuh de¬dikasi dan beramanah. apakah itu guru, pengusaha, birokrat, war¬tawan.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Mega-Prabowo Ingin Bangkitkan Rakyat
Setelah deklarasi pertama digelar di Tugu Proklamasi bernuansa Soekarno-Hatta, berlanjut di Sabuga bernuansa Obamabiden, akan dirangkum di Bantar Gebang bernuansa terminal limbah. Simbol-simbol yang mengusung makna itu bisa menjadi limbah benaran kalau jargon pemikat hanya sekedar ilmu sulap yang enak ditonton dan belum tentu perlu. Nuansa belot-membelot serpihan koalisi mungkin kian ramai bervariasi. Para petinggi politisi sudah sering beri komando bahwa dalam politik tak ada kawan seteru abadi. Jadi risikonya minimal. Hanya dengan tangkisan bahwa sepanjang hasrat pandangan pribadi, partai tidak bisa memasung hak azasi manusia. DJP Mega-Prabowo Ingin Bangkitkan Rakyat JAKARTA, KOMPAS (19/05) - Tim Kampanye Nasional Pasangan Calon PresidenjWakil Presiden Megawati Soekarnoputri-Prabo¬wo Subianto atau Mega-Prabowo ingin benar-benar mengaktuali¬sasikan komitmennya pada eko¬nomi kerakyatan. Mereka akan mengemas semua kegiatan kam¬panyenya untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan secara nya¬ta, bukan lagi sekadar wacana. Sebagai wujud komitmen itu, Deklarasi Mega-Prabowo yang akan diadakan Minggu, 24 Mei - 2009, sekitar pukul 14.00, meng¬ambil tempat penyelenggaraan di Bantar Gebang, Bekasi, di lokasi tempat pembuangan sampah. Acara itu berbeda dengan dek¬larasi pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono yang diadakan dengan megah di Sasa¬na Budaya Ganesha, Bandung, atau deklarasi pasangan M JusufKalla-Wiranto di Tugu Prokla¬masi, Jakarta. . Tim Kampanye Mega- Prabo¬wo dipimpin Theo Syafei dengan Sekretaris Umum Fadli Zon, Se¬kretaris I Hasto Kristianto, dan Wakil Ketua Edi Budianto.Kami tidak ingin deklarasi itu sekadar seremoni, tetapi ingin menunjukkan keberpihakan pa¬da masyarakat keciI dan terping¬girkan. ujar Fadli Zon di Kantor Badan Pemenangan Pernilu Pre¬siden Mega-Prabowo di Jalan Cik Ditiro, Jakarta, Senin (18/5). Hasto menegaskan, deklarasi di Bantar Gebang bukan untuk mengeksploitasi rakyat miskin, tetapi justru bentuk penghor¬matan terhadap martabat rakyat miskin, baik itu pemulung, bu¬ruh, nelayan, atau petani Me¬ngobarkan harga diri dan mar¬tabat rakyat kecil-lah yang men¬jadi spirit deklarasi katanya. Pasangan Mega-Prabowo ada¬lah pasangan yang berjanji secara eksplisit dan fokus memperju¬angkan ekonomi kerakyatan. Hal itu disampaikan Megawati dan Prabowo, Jumat lalu di Jakarta,seusai keduanya mengumumkan kesiapannya untuk maju pada pemilu presiden. Dukungan PAN Tangerang Secara terpisah, Senin, sejumlah pengurus Partai Amanat Na¬sional (PAN) di Kota Tangerang memberikan dukungan kepada pasangan Mega-Prabowo meski secara formal PAN mendukung Yudhoyono-Boediono. Ketua Majelis Pertimbangan Partai PAN di Kota Tangerang Samlawi dan Wakil Sekretaris PAN Kota Tangerang HairuI Ritonga, didampingi delapan Ketua Dewan Pimpinan Cabang PAN Kota Tangerang, mengunjungi kediaman Megawati di Jakarta. Mereka diterima anggota DPR, Ganjar Pranowo. Kami siap dengan risiko apa pun, kata Samlawi. Selain PAN Kota Tangerang, ia menuturkan, banyak pengurus daerah partai¬nya yang akan menyusul mendukung Mega-Prabowo. (SUT)
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kesehatan Jiwa Paling Utama
Mudah-mudahan tidak ada penggantian pasangan seperti dimaksud UU No.24/2008. Paling tidak, sudah ada jaminan menghindari pelantikan penderita gangguan jiwa. Apalagi kata gila sering terdengar sebagai reaksi atas berbagai kejadian yang tidak lazim di negeri ini. Kayaknya belum ada bocoran info nama cadangan pengganti yang harus dipersiapkan. Padahal tenggat waktunya cuma 3 hari. DJP Kesehatan Jiwa Paling Utama JAKARTA, KOMPAS (19/5) - Uji kesehatan tiga pasang calon pre¬siden dan calon wakil presiden selesai dilakukan di Rumah Sakit Pusat Angkat Darat Gatot Socbroto, Jakarta, Senin (18/5). Keschatan jiwa pasangan capres dan cawapres mcnjadi mata uji utama di samping 12 mata uji kesehatan lainnya. Kc-12 mata uji kcsehatan lain itu, scperti disebutkan Penanggung Jawab Uji Kesehatan Dr dr Fahmi Idris, adalah penyakit dalam, saraf, mata, telinga hidung dan tenggorokan, paru, jantung, bedah umum, bedah urologi, bedah ortopedi, radiologi, patologi klinis, dan patologi anatomi. Untuk capres perempuan, ada tambahan uji kebidanan dan kandungan, ujar Fahmi. Karena banyaknya mata uji kesehatan yang dilakukan, waktu yang dibutuhkan untuk capres dan cawapres masing-masing sekitar tujuh jam. Setelah pasangan Jusuf Kalla-Wiranto dan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto diuji kesehatannya pada hari Minggu, Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono diuji kesehatannya Senin kemarin. Instrumen yang digunakan untuk menguji kami semua, para calon, baik presiden maupun wapres, saya nilai cukup tepat, berat, dan tidak mudah. Tetapi, begitulah namanya ujian. Kami juga menunggu hasilnya. Mudah¬mudahan lulus, ujar Yudhoyono seusai uji kesehatan, didampingi Boediono. 43 dokter uji Untuk pemeriksaan capres dan cawapres, Fahmi mengemukakan, ada 43 dokter spesialis yang dilibatkan. Dari 43 dokter spesialis, 29 dokter berasal dari Ikatan Dokter Indonesia dan 14 dokter dari RSPAD Gatot Soebroto. Setiap mata uji kesehatan ditangani tiga dokter spesialis. Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak mengumumkan hasil tes kesehatan ketiga pasang capres dan cawapres tersebut. Alasannya, syarat kesehatan itu merupakan bagian dari keseluruhan syarat untuk menjadi capres. Menurut Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary, KPU belum menerima hasil tes kesehatan semua capres dari RSPAD Gatot Soebroto. Hafiz mengatakan, hasil tes kesehatan tidak diumumkan. Hasil tes kesehatan tidak diumumkan, yang tahu hanya pihak rumah sakit dan kami, calon pun kadang-kadang tidak diberi tahu, katanya. Berbeda dengan Pemilu Presiden 2004, kata Hafiz, pada pemilu kali ini partai politik bisa mengganti pasangan capres dan cawapres. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008, penggantian pasangan calon dilakukan apabila tidak memenuhi syarat atau berhalangan tetap. Nanti akan ada masa perbaikan untuk parpol. Kami akan memberi tahu kepada parpol bila ada syarat yang tidak terpenuhi, kemudian parpol mempunyai waktu untuk perbaikan selama tiga hari, katanya. Ketika menerima pendaftaran pasangan capres-cawares, Hafiz mengatakan, parpol mempunyai tenggat sampai dengan 26 Mei untuk mengganti pasangan calon. (INU/SIE)
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Strategi pencitraan SBY-NO di Media TV
Pencitraan dalam konteks mematut diri agar layak enak dipandang, sebetulnya melekat dalam kehidupan sehari-hari. Dari kaki sampai ujung rambut harus ditata apik dan disesuaikan dengan ruang gerak setiap individu. Makanya ada aturan, tak perlu dituliskan, bagaimana seharusnya berpenampilan di rumah, di kantor, di kondangan; pada event-event penting; apalagi pada kontes jadi orang nomor satu. Orang berpenampilan norak overacting, mungkin bikin sebel mual orang banyak. Tapi si norak juga punya komunitas yang justru sangat ketagihan pada si norak. Hanya mencela si norak, tidak serta merta merobah tampilannya. Bisa saja dengan enteng dia bilang... gue yang punya duit kok situ yang ribut...,..hu... kata pecandunya. Khusus buat orang Sumbar dia bisa bilang,...hidup baraka, baukua jo bajangka... Sudah kami ukur hitung cermat semua dalam time frame sampai skala detik. Lha iya juga ya, ketawa lucu nonton parodi republik BBM. Eh, Jarwo Kuat nggak muncul lagi. Tapi Mega Karti adem lugu tak ada yang peduli; malah main yoyo... Kalau saja ada yang bikin parodi dengan tema lagu Penasaran Bang Haji. Yang jadi rebutan dikelilingi nenek-nenek bongkok lagi makan sirih Maksudnya citra berbalas citra. Kata orang Sumbar..raja datang raja mananti, sutan datang sutan mananti... DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar satrioarismunan...@... wrote: -Original Message- From: afriadi ajo afriadi@... Date: Sun, 17 May 2009 01:05:03 Subject: HASANUDDIN: Deklarasi SBY-NO Boroskan Uang Negara ... lagi unjuk kekuatan duit...LUPA ADAT ISTIADAT, LUPO NAN AMPEK --maaf...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Boediono dan Pendemonya
Hipotesa yang sederhana cerdas dan masuk akal. Kemasannya cantik dibungkus acting beberapa parpol yang seolah tidak suka. Kasian anak yatim yang tak punya ambisi politik jujur lugu sendirian teraniaya. Bisa juga ditafsirkan benar-benar menghayati dan belajar dari penghidupan kaum yang kurang beruntung. Yang melata dari angkot, bis kota, KRL, rumah dan toko sambil menggendong bayi mengeksploitasi rasa iba... DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Yuliati Soebeno yuliati_s...@... wrote: ...Jangan mudah terkecoh cara-cara ataupun trick-trick...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Indonesia Negara Paling Tersenyum
Sayang dalam laporan itu tidak dijelaskan definisi senyum dan variasinya. Senyum simpul; malu tapi mau. Senyum dikulum; kalo ditelan mati ibu, kalo diludahin mati bapak. Senyum meringis kaki keinjek; mau marah yang nginjek pake sepatu lars. Senyum kecut; kebanyakan badut. Senyum melulu; tak kuat hidup melarat.. Smiling-G (gentleman); sembunyikan golok dibalik senyuman... DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Lasma siregar las032...@... wrote:... Senyum dan senyum punya banyak arti...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: MENTANG-MENTANG JURNALIS,BOLEH MELANGGAR ETIKA KESOPANA?
Pernyataan yang sangat simpatik dari Pak AMA. Reaksi tajam sambil menyisipkan kata maaf dari warga FPK mungkin suatu ungkapan atas pengalaman bertemu dengan jurnalis yang suka ngaco itu. Jurnalis dari perusahaan penerbitan dan media besar biasanya cukup santun dan cerdas beretika. Jurnalis ngaco sering tercampur dengan penipu/pemeras yang ngaku-ngaku wartawan sehingga berdampak pada citra wartawan. Soal program infotainment sinetron gosip gunjing yang nyaris keterlaluan, akan lebih menggugah pebisnis media bila jurnalis ikut beramal memeranginya. Kalau matikan TV atau pindah kanal, anak-anak yang harus dilindungi itu, akan nonton bareng ke rumah temannya. Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Abel Mohamad Abdi jahe2...@... wrote: .. betapa banyak jurnalis yang suka ngaco, tapi percayalah masih banyak wartawan yang mau bekerja dengan benar Sepatutnya dibedakan antara jurnalis dengan pekerja infotaimen...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Hanya Mega-Pro yang Mengartikan UUD dengan Benar
Kampanye pilpres yang akan segera digelar diharapkan bisa memberikan pendidikan dan pencerahan politik kepada rakyat. Politik dalam arti yang menyangkut bangsa negara dan kesejahteraan rakyat. Janji muluk yang dikemas dengan pencitraan melalui media massa, mutlak perlu. Saling tuding menyindir tak terhindarkan. Bisa menarik simpati atau sebaliknya jadi blunder bumerang bila tema isi kampanye tidak dirancang apik. Slogan lebih cepat lebih baik, dibilang takabbur atau belum tentu baik; bisa diplintir macam-macam. Lanjutkan terus, bisa di-counter dengan pertanyaan... kelemahan/kekurangannnya apa juga berlanjut? Ekonomi kerakyatan pro wong cilik, apa bisnis utamanya sudah selaras kesana? Dari L4 (lu lagi lu lagi) ada dua yang baru yaitu BPS (B dan PS). Nah, mudah-mudahan BPS bisa memberikan pencerahan yang mudah dicerna soal konsep neolib vs kerakyatan. Kalau isu HAM diangkat jadi tema, juga berdampak pencerahan. Karena ketiga calon kebetulan pernah terikat dalam hubungan hierarkis dan senioritas. Siapa pun presidennya, yang penting martabat bangsa bisa dipulihkan. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/05/16/11575123/Hanya.Mega-Pro.yang.Mengartikan.UUD.dengan.Benar ...ia juga memberikan penilaian terhadap dua pasangan lainnya...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: PKS Inkonsisten
Manuver politik dan militer sebetulnya tak jauh beda. Ada yang disebut strategi untuk target meneyeluruh dan ada langkah taktis sebagai sasaran antara ke tujuan yang sama. Lazimnya konsisten dalam strategi dan aneka variasi dalam taktik. Gertak sambal yang terkesan inkonsisten, mungkin hanya langkah taktis dalam mengatur posisi. Ambisi Gerindra untuk mengusung capres hanya bisa terwujud bila berkoalisi dengan partai lain. Partai lain itu membuat perkiraan untung rugi demi pengamanan strategi. Bila koalisi awal sudah solid, maka manuver PKS bisa jadi langkah taktis koalisi antara lain mendistorsi calon pesaing. Kesepakatan yang hampir bulat bisa dimentahkan, digoyahkan sampai panik dikejar deadline. Bila koalisi awal Gerindra juga sudah mantap, taktis distorsi bisa pula dilakukan sambil menjajagi dan mengukur kadar kemapanan koalisi pesaing. Adu taktik strategi antar parpol berperolehan suara minim jadi menarik perhatian. Parpol memang harus mencari memupuk rakyat pendukung yang diterjemahkan sebagai power atau kekuasaan. Kaitannya dengan kepentingan rakyat baru terlihat setelah politisi resmi menduduki posisi legislatif, eksekutif dan yudikatif. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote:... http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/05/16/11311134/PKS.Inkonsisten ... Elite politik adalah pemain politik, dan tidak berdasar pada kepentingan rakyat. Rakyat hanya dijadikan...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Pro Mega vs No SBY
Keputusan tetap mencalonkan MSP(MTK?)kayaknya hanya itulah satu-satunya yang bisa dilakukan. Artinya figur lain rating nilai jualnya masih di bawah beliau. Untungnya PDIP memiliki aset pendukung loyal meski kian surut dibanding pemilu sebelumnya. Masuknya PS bukan memastikan kekalahan tapi sebaliknya. Paling tidak bisa memperbesar bilangan loyalis tadi. Dengan target memperkokoh loyalis dan memperbanyak pemunculan PS yang berjuluk Soekarno Kecil ketimbang MTK serta merebut simpati golput/yang digolputkan, peluang masih terbuka. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Godlip Pasaribu marnagan2...@... wrote: ...Justru Mega sudah lebih dulu memastikan kekalahannya dengan memilih Prabowo. Nama sih boleh hebat Mega-Pro...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Deklarasi SBY berboedi simbol kemewahan
Ungkapan itu sering dipakai buat menyatakan perbuatan mubazir yang terlanjur. Tapi nyaris tak terdengar ada pihak yang membatalkan acara mewah dan menyumbangkan anggarannya untuk si miskin. Padahal BLT sudah terbukti manjur. Kalo Megapro mau nandingi dengan pesta rakyat di desa kumuh, bisa menarik simpati. Tapi jangan bagi sembako, bisa dituduh M-politics. Salurkan lewat Depsos nambahin pos BLT. Soal kemewahan yang glamour, sangat dibutuhkan menarik kaum menengah atas dan jangan lupa, bisa juga membuai mimpi wong cilik. Soal ekonomi neolib vs kerakyatan, kayaknya jabaran makro rada sulit dipahami wong cilik kalo tidak diberi contoh yang kongkrit praktis. Salam, DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, bungaran no_re...@... wrote: ...sebaiknya biaya yang besar untuk acara itu tadi bisa diberikan kepada kepentingan rakyat...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Media Jangan Sekadar Memburu Rating
Kalau langsung dibandingkan dengan Tuhan, kayaknya jadi menjauh dari konteks. Faktanya rating adalah acuan pengukur kuantitas jumlah pemirsa. Efektifitas penyampaian pesan sangat tergantung pada jumlah pemirsa. Menggugah perhatian khalayak dari tidak tahu jadi tahu sampai timbul komitmen yang diharapkan. Bagi pihak-pihak dan institusi yang peduli dan sadar akan dampak negatif perusakan mutu bangsa, sebaiknya berupaya mengaudit elemen/komponen rating sedemikian sehingga ada keseimbangan aspek moral dan bisnis. Artinya hasil rating sudah memasukkan bobot moral edukasi kesantunan. Setelah tidak berdaya, baru menghimbau berdoa sambil mengurut dada. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: ...Rating itu bukan Tuhan, bukan hanya satu-satunya yang dikejar, ujar Bekti...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Tanggapi Nama Boediono, PKS Sibuk Seharian
Ulur tarik koalisi parpol menjelang pilpres menjadi kian menarik dan menjanjikan surprise in the last moment. Partai yang punya firasat tak mencapai angka 20-25% sejak dini sudah antisipasi pasang ancang-ancang. Yang melonjak ratusan persen kian pede yakin kemenangan pasti. Mabok kemenangan yang tak terkendali gampang terkena virus arogansi. Bukan kita yang butuh, tapi mereka, posisi tawar kita kuat dan mantap. Biarkan saja mereka sibuk habis energi sampai kepepet waktu, sambil kita mainkan jurus cantik memperlemah seteru. Sang seteru yang kecil ramping punya ilmu dan aji-aji bisa nyelusup kesegala penjuru, mudah mutasi bermutilasi membelah diri dan menyatu kembali. Ilmu matematika dan logika belum cukup untuk mendeteksi, kayaknya harus kombinasi dengan herbal dan jampi-jampi. Adalagi yang perlu dikaji, parpol berbasis nuansa religi tidak sama dengan sekuler. Sayangnya masih enggan berkohesi koalisi. Bayangkan bila berkohesi, tak bakalan dianggap sepi. Sambil harap cemas apa yang bakal terjadi, jangan lupa MU hampir pasti jadi, Liverpool terus membayangi dan Chelsea... DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/05/13/16040340/tanggapi.nama.boediono.pks.sibuk.seharian ...PKS keberatan dengan pola komunikasi politik Demokrat yang cenderung sepihak dan tidak menghormati...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Dagelan Politik Negri ini
Setelah masa pendaftaran capreswa ditutup, dagelan Babak-II mulai digelar. Benang merahnya menjadi kusut masai bercampur benang hijau, kuning, kelabu, merah muda dan biru. Motif koalisi selain berbasis kesamaan platform (ideologi?) bercampur ambisi untuk mendapat posisi, jabatan dan atau peluang kemudahan berusaha bila jagoannya terpilih. Sementara itu internal parpol juga sangat cair membentuk klik subklik dari pusat sampai daerah. Nah, watak serakah mendorong iri dengki. Bila komitmen koalisi ngasi jatah 2 mentri sedangkan yang ambisi 7 orang misalnya, maka yang nomor 3 s/d 7 putar otak cari peluang. Nggak usah repot, akan datang utusan khusus dari pesaing dengan tawaran menarik mbelot ria. Semua petinggi promotor koalisi sudah pada mahfum. Makanya dengan mimik kearifan laksana negarawan selalu berujar...kami senantiasa terbuka untuk komunikasi politik... Kebijakan bermuka dua atau dasamuka pasti profit. Siapa saja yang jadi pemenang, kader-kader fleksibelnya akan berada disitu. Para pengamat konstituen simpatisan, jadi terbiasa bingung, lama-lama bisa ikut tertawa. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Enda Nasution enda@... wrote: Dagelan Wapres Urutan benang merahnya begini PKS all out dukung SBY jadi capres, bahkan udah mendukung secara terbuka sejak kampanye legislatif. Opsinya tentu saja dengan memajukan HNW sebagai cawapres. PDIP - Golkar - Gerindra - Hanura gak ridho kalo SBY jadi presiden, makanya bikin koalisi besar. PD - Golkar akhirnya pecah. JK yang selama ini jadi wapresnya SBY, memilih untuk jadi capres. PAN retak karena beda kutub dukungan antara SBY dan Prabowo. Akhirnya kubu yang pro SBY berada di atas angin, dan memajukan Hatta sebagai cawapresnya SBY. PPP juga retak, kasusnya mirip dengan PAN. Akhirnya kubu pro SBY menang suara intern, dan PPP resmi mendukung SBY. PDIP - Gerindra belum ada kata sepakat. Mega keukeuh ingin jadi capres, Prabowo juga sami mawon. Hatta, sang cawapres dari PAN, tiba-tiba jadi negosiator SBY untuk mendekati PDIP hingga memunculkan opsi PDIP merapat ke SBY. Untuk menarik hati PDIP, opsi cawapres diarahkan ke Boediono dengan asumsi ybs berhubungan sangat dekat dengan para petinggi PDIP. Bagaimanapun, Mega gak mungkin mau dijadikan cawapres. PDIP memberi sinyal, meskipun masih terkesan ragu-ragu. PKS kelimpungan kalo PDIP join ke koalisi SBY, apalagi kalo skenario cawapres dari parpol pendukung (terutama PKS atau PAN) batal. PKS setidaknya lebih sreg untuk mendukung Hatta bila HNW tidak dipinang SBY. PPP sepertinya masih limbung di internalnya, jadi kurang terlibat di masalah mendekatnya PDIP ini. PKB relatif adem ayem. Simpatisan PAN bingung, karena tidak memperkirakan skenario bergabungnya PDIP ke kubu SBY. Apalagi dengan kenyataan cawapres yang diajukan PAN malah jadi negosiator SBY-PD dalam menarik PDIP ke kubunya. Simpatisan PKS lebih bingung. Simpatisan PDIP lebih lebih lebiiih bingung. Ternyata, tidak perlu Budi anduk, Tukul Arwana, atau Aming untuk membuat sebuah lawakan yang sangat lucu. Mari kita tertawa. Hahaha
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Sindir-menyindir, SBY-JK Ciptakan Iklim Politik Tak Kondusif
Boleh jadi tema kampanye kali ini ingin menggali khasanah budaya nenek moyang, menggalakkan pantun gurindam. Dalam perhelatan besar jaman dulu selalu ada acara berbalas pantun; bukan sindir-menyindir, tapi adu piawai budi bahasa. Yang baik adalah budi, yang indah adalah bahasa... Kalau warming up kampanye terbaru itu dikonversi ke format pantun gurindam; kira-kira seperti ini : Sungguh kami paham nasihat yang tua-tua...tak kan lari gunung dikejar...Karena politik bersifat dinamis tak seperti gunung yang statis, maka pantun kami .. berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau...sekali mengayuh dayung DUA TIGA pulau terlampaui... Kalau tidak ada berada, masakan tempua bersarang rendah...bagai pungguk merindukan bulan...seperti katak ingin menjadi lembu...buruk muka cermin di belah... Raja alim raja disembah, raja lalim raja disanggah. Lancar kaji karena diulang, ajaran nabi yang kami ulang, kepadaNya lah kami berserah diri... Nah, supaya lebih kondusif, sebaiknya masing-masing pihak punya jubirkam, elok dipandang elok didengar. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary sindir-menyindir yang dilakukan para tokoh itu membuat iklim politik menjadi tidak kondusif...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kasus Besar Jegal Antasari
Kejutan berita menjelang pilpres semakin meningkatkan suhu iklim perpolitikan. Kalau betul geger AA terkait dengan terancamnya citra pesona kalangan tertentu yang bisa menggeser preferensi pemilih, maka aksi beber aib bakal terus meningkat. Pencetusan momentum peiodik terencana sangat efektif untuk menggiring opini publik yang tergolong floating mass. Kalau dikaitkan pula dengan saran kalangan DPR agar KPK 'reses dulu sampai hajatan pilpres usai, maka spekulasi pun kian marak. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/05/10/03533298/kasus.besar.jegal.antasari. ...ia ditangkap karena bersikeras hendak membongkar kasus besar yang melibatkan sejumlah pejabat tinggi. Kasus korupsi itu diduga merugikan negara dan untuk kepentingan orang-orang tertentu...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: PDI-P akhirnya ke PROFIT juga
Kalo Puan Maharani dikarbit, kadar nepotismenya pekat banget. Lebih radikal bila BS diusung jadi cawa mendampingi PS. Isu rekonsiliasi KKR langsung tuntas. Bayangkan, tiga bintang yang dulu terikat hubungan hierarki akan bertarung merebut hati rakyat banyak. Tabir asap yang bikin misteri bisa tertiup gempita pesta demokrasi. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Achmad Jauzi achmad_ja...@... wrote: ... biar ada imej rada-rada reformis Budiman Sujatmiko akan jadi Jubir Kepresidenan atau Menseskab...Salut sama Tante Mega...akhirnya...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Jangan Bingung Jika PD-PDIP Gabung!
Supaya tidak sering bingung, disarankan untuk baca buku Kisah Tiga Negara (Samkok/Sanguo Yanyi/Romance Of Three Kingdoms) karya Lu Guanzhong yang versi Indonesianya diterbitkan Kelompok Gramedia Jakarta. Intinya mengisahkan perseteruan negara Wei, Wu dan Shu yang ingin mengembalikan kejayaan dinasti Han. Segala macam intrik tipu muslihat licik keji culas koalisi konspirasi dari tiga kelompok berseteru itu digambarkan dengan jelas di kitab Samkok. Jangankan hanya seorang caddy, sampai anak istri juga dijadikan umpan demi tujuan tercapai. Konsep idealisme kesetikawanan tokoh berkepribadian yang patut jadi idola dan strategi beretika juga ada sehingga Samkok termasuk karya sastra yang mendunia. Dengan membandingkan episode dalam Samkok, rasa bingung heran melihat ulah para politisi bisa hilang berganti dengan rasa lucu seperti nonton ketoprak humor. Ada yang bilang, kalau sisi negatif buku Sang Pangeran karya Niccolo Machiavelli banyak yang mencela, maka sisi negatif Samkok banyak yang lebih tercela dan mudah ditiru oleh orang pandir sekali pun. Kisah King Maker yang menobatkan GD sekaligus beramai-ramai mempermalukan Sang Kyai dan menobatkan yang seharusnya; semula cukup membingungkan. Tapi kebingungan tidak berarti kebodohan; karena pada episode lanjutannya; baca saja grafik sesuai logika... Cuma sayangnya yang nggak biasa baca cerita silat, agak sulit baca Samkok lantaran nama lakonnya sulit diingat. Apalagi yang rasis dan suka alergi. DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: Oleh Pepih Nugraha http://pepihnugraha.kompasiana.com/2009/05/09/jangan-bingung-pd-pdip-gabung/ ... saat PDIP memenangkan Pemilu 1999, GD yang malah jadi RI 1, sementara MS yang membawa partainya jawara malah jadi RI2. Perseteruan memuncak saat GD yang sudah jadi presiden dilengserkan Majelis lewat kudeta konstitusional MS sebagai wakil otomatis naik menjadi RI 1...