Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kala Asteroid Berciuman

2010-02-14 Terurut Topik jenny tampi
saya suka baca tentang antariksa dan seluruh kehidupan tata surya di dunia ini..
terima kasih karena telah berbagi pengetahuan
berarti kita masih jauh dari kiamat


--- On Sat, 6/2/10, Ma'rufin Sudibyo maruf...@yahoo.com wrote:


From: Ma'rufin Sudibyo maruf...@yahoo.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kala Asteroid Berciuman
�



Catatan iseng saja dari FB, sorry kalo repost :).
-

KALA ASTEROID BERCIUMAN

Tumbukan benda langit? Jangan kaget dulu! Meski kedengarannya serem, sebenarnya 
ini peristiwa yang rutin terjadi. Tengoklah permukaan Bumi kita, penuh dengan 
tebaran kawah-kawah bekas tumbukan benda langit yang besar-besar. Hingga kini 
memang baru 176-an kawah tumbukan benda langit di Bumi yang sudah 
diverifikasi berdasarkan penanda khasnya : jejak mineral metamorfik dinamik 
alias metamorfik tekanan tingkat tinggi seperti coesite, stishovite, mineral 
dengan planar deformation features (PDFs) dalam struktur mikro ataupun breksi 
tumbukan dan shatter cones dalam struktur makro. Namun diyakini jumlah benda 
langit yang menumbuk Bumi sangat jauh lebih besar ketimbang itu dalam kurun 
waktu sejarah perkembangan Bumi selama 3,8 milyar tahun terakhir. Mengapa 
banyak yang lenyap, ya karena dinamika permukaan Bumi kita dengan gerak lempeng 
tektoniknya dan bekerjanya gaya eksogen.

Benda langit kecil seperti komet atau asteroid menumbuk planet, sepertinya 
sudah tidak mengherankan lagi. Jupiter baru saja dihantam benda langit pada 19 
Juli 2009 silam, perulangan dari peristiwa yang sama tepat 15 tahun sebelumnya 
(tepatnya pada 16 - 22 Juli 1994). Hanya jika pada 2009 yang menghantam Jupiter 
diperkirakan adalah sebutir komet dengan diameter  1 km yang menghasilkan 
jejak tumbukan seluas Samudera Pasifik, maka pada 1994 yang jatuh adalah 
rombongan komet Shoemaker-Levy 9 sejumlah 21 buah yang telah terdeteksi setahun 
sebelumnya dan langsung menggemparkan dunia. Jauh hari sebelumnya, astronom 
legendaris Cassini juga menemukan bintik-bintik di Jupiter pada 1690, yang pada 
1997 diidentifikasi memiliki ciri-ciri jejak tumbukan komet. Berapa energinya? 
Jangan tanya ! Tumbukan 1994 melepaskan energi kinetik mahadahsyat, sebesar 90 
juta megaton TNT, jumlah energi yang lebih dari cukup untuk meludeskan makhluk 
hidup Bumi dan
mentransmigrasikann ya ke akhirat.

Dan Bumi? Wow, serial hantaman komet/asteroid pada 65 juta tahun silam 
memusnahkan 75 % populasi makhluk hidup Bumi, termasuk dinosaurus yang merajai 
daratan dan lautan saat itu. Ini belum seberapa. Tumbukan sejenis pada 250 juta 
tahun silam bahkan memusnahkan 96 % populasi makhluk hidup ! Jejak paling 
terkenal dari tumbukan 65 juta tahun silam adalah Kawah Chicxulub, kawah 
raksasa berdiameter 180 km yang terkubur di bawah sedimen setebal 300 - 600 
meter di Semenanjung Yucatan, Mexico. Meski, penelitian kontemporer menunjukkan 
kawah Chicxulub mungkin tidak berperan dominan, karena masih ada struktur Shiva 
yang luar biasa besarnya (diameter kawah 600 km) yang berada di lepas pantai 
barat India dan diduga terbentuk oleh komet/asteroid berdiameter 40 km. 
Sementara jejak tumbukan 250 juta tahun silam, saat ini diidentifikasi (salah 
satunya) sebagai struktur Bedout berdiameter 100-an km yang terletak di lepas 
pantai barat laut Australia, alias di perairan
Samudera Hindia. Satu lagi kawah yang diduga ikut bertanggungjawab adalah 
struktur Wilkes Land, dengan diameter 500 km.

Nah, tumbukan antar benda langit ternyata tidak hanya terjadi antara 
komet/asteroid dengan planet saja, namun antar komet maupun asteroid juga bisa 
terjadi, bahkan dalam frekuensi lebih sering. Terutama di lokasi yang menjadi 
sarang komet maupun asteroid, seperti Sabuk Asteroid Utama (antara Mars - 
Jupiter), sabuk Kuiper Edgeworth dan awan komet Oort. Para cendekiawan 
meyakini, meski sampai kemarin belum ada buktinya, bahwa tumbukan antar sesama 
komet atau asteroid itulah yang membuat suatu calon komet (baca : kometisimal) 
terlempar dari sarangnya dan masuk ke tata surya bagian dalam menghasilkan 
komet yang memukau. Demikian pula asteroid, yang keluar dari sarangnya untuk 
menjadi asteroid pengelana yang kadang-kadang berdekatan dengan Bumi.

Bukti itu akhirnya datang juga dari obyek kecil yang sejauh ini diberi nama P 
2010 A2. Obyek ini awalnya diduga sebagai komet, ditemukan pada 6 Januari 2010 
oleh sistem pelacakan benda langit LINEAR yang bersenjatakan teleskop pemantul 
1 m. P 2010 A2 dianggap sebagai komet periodik dengan periode orbital 3,47 
tahun yang mengedari Matahari pada perihelion 2,00 SA dan aphelion 2,57 SA (1 
SA = 150 juta km) pada orbit ellips yang miring 5 derajat terhadap ekliptika. P 
2010 A2 menempati perihelionnya pada Desember 2009 lalu dan memiliki 'ekor' 
sehingga dianggap sebagai komet. Namun anggapan ini meragukan, sebab karakter 
orbitnya mirip dengan orbit asteroid di Sabuk Asteroid Utama. Belakangan 
spektroskopi menunjukkan 'ekor komet' ini tidak mengandung uap air atau 
bahan-bahan yang mudah menguap lainnya

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kala Asteroid Berciuman

2010-02-07 Terurut Topik Ma'rufin Sudibyo
Catatan iseng saja dari FB, sorry kalo repost :).
-

KALA ASTEROID BERCIUMAN

Tumbukan benda langit? Jangan kaget dulu! Meski kedengarannya serem, sebenarnya 
ini peristiwa yang rutin terjadi. Tengoklah permukaan Bumi kita, penuh dengan 
tebaran kawah-kawah bekas tumbukan benda langit yang besar-besar. Hingga kini 
memang baru 176-an kawah tumbukan benda langit di Bumi yang sudah 
diverifikasi berdasarkan penanda khasnya : jejak mineral metamorfik dinamik 
alias metamorfik tekanan tingkat tinggi seperti coesite, stishovite, mineral 
dengan planar deformation features (PDFs) dalam struktur mikro ataupun breksi 
tumbukan dan shatter cones dalam struktur makro. Namun diyakini jumlah benda 
langit yang menumbuk Bumi sangat jauh lebih besar ketimbang itu dalam kurun 
waktu sejarah perkembangan Bumi selama 3,8 milyar tahun terakhir. Mengapa 
banyak yang lenyap, ya karena dinamika permukaan Bumi kita dengan gerak lempeng 
tektoniknya dan bekerjanya gaya eksogen.

Benda langit kecil seperti komet atau asteroid menumbuk planet, sepertinya 
sudah tidak mengherankan lagi. Jupiter baru saja dihantam benda langit pada 19 
Juli 2009 silam, perulangan dari peristiwa yang sama tepat 15 tahun sebelumnya 
(tepatnya pada 16 - 22 Juli 1994). Hanya jika pada 2009 yang menghantam Jupiter 
diperkirakan adalah sebutir komet dengan diameter  1 km yang menghasilkan 
jejak tumbukan seluas Samudera Pasifik, maka pada 1994 yang jatuh adalah 
rombongan komet Shoemaker-Levy 9 sejumlah 21 buah yang telah terdeteksi setahun 
sebelumnya dan langsung menggemparkan dunia. Jauh hari sebelumnya, astronom 
legendaris Cassini juga menemukan bintik-bintik di Jupiter pada 1690, yang pada 
1997 diidentifikasi memiliki ciri-ciri jejak tumbukan komet. Berapa energinya? 
Jangan tanya ! Tumbukan 1994 melepaskan energi kinetik mahadahsyat, sebesar 90 
juta megaton TNT, jumlah energi yang lebih dari cukup untuk meludeskan makhluk 
hidup Bumi dan
 mentransmigrasikannya ke akhirat.

Dan Bumi? Wow, serial hantaman komet/asteroid pada 65 juta tahun silam 
memusnahkan 75 % populasi makhluk hidup Bumi, termasuk dinosaurus yang merajai 
daratan dan lautan saat itu. Ini belum seberapa. Tumbukan sejenis pada 250 juta 
tahun silam bahkan memusnahkan 96 % populasi makhluk hidup ! Jejak paling 
terkenal dari tumbukan 65 juta tahun silam adalah Kawah Chicxulub, kawah 
raksasa berdiameter 180 km yang terkubur di bawah sedimen setebal 300 - 600 
meter di Semenanjung Yucatan, Mexico. Meski, penelitian kontemporer menunjukkan 
kawah Chicxulub mungkin tidak berperan dominan, karena masih ada struktur Shiva 
yang luar biasa besarnya (diameter kawah 600 km) yang berada di lepas pantai 
barat India dan diduga terbentuk oleh komet/asteroid berdiameter 40 km. 
Sementara jejak tumbukan 250 juta tahun silam, saat ini diidentifikasi (salah 
satunya) sebagai struktur Bedout berdiameter 100-an km yang terletak di lepas 
pantai barat laut Australia, alias di perairan
 Samudera Hindia. Satu lagi kawah yang diduga ikut bertanggungjawab adalah 
struktur Wilkes Land, dengan diameter 500 km.

Nah, tumbukan antar benda langit ternyata tidak hanya terjadi antara 
komet/asteroid dengan planet saja, namun antar komet maupun asteroid juga bisa 
terjadi, bahkan dalam frekuensi lebih sering. Terutama di lokasi yang menjadi 
sarang komet maupun asteroid, seperti Sabuk Asteroid Utama (antara Mars - 
Jupiter), sabuk Kuiper Edgeworth dan awan komet Oort. Para cendekiawan 
meyakini, meski sampai kemarin belum ada buktinya, bahwa tumbukan antar sesama 
komet atau asteroid itulah yang membuat suatu calon komet (baca : kometisimal) 
terlempar dari sarangnya dan masuk ke tata surya bagian dalam menghasilkan 
komet yang memukau. Demikian pula asteroid, yang keluar dari sarangnya untuk 
menjadi asteroid pengelana yang kadang-kadang berdekatan dengan Bumi.

Bukti itu akhirnya datang juga dari obyek kecil yang sejauh ini diberi nama P 
2010 A2. Obyek ini awalnya diduga sebagai komet, ditemukan pada 6 Januari 2010 
oleh sistem pelacakan benda langit LINEAR yang bersenjatakan teleskop pemantul 
1 m. P 2010 A2 dianggap sebagai komet periodik dengan periode orbital 3,47 
tahun yang mengedari Matahari pada perihelion 2,00 SA dan aphelion 2,57 SA (1 
SA = 150 juta km) pada orbit ellips yang miring 5 derajat terhadap ekliptika. P 
2010 A2 menempati perihelionnya pada Desember 2009 lalu dan memiliki 'ekor' 
sehingga dianggap sebagai komet. Namun anggapan ini meragukan, sebab karakter 
orbitnya mirip dengan orbit asteroid di Sabuk Asteroid Utama. Belakangan 
spektroskopi menunjukkan 'ekor komet' ini tidak mengandung uap air atau 
bahan-bahan yang mudah menguap lainnya sebagaimana yang umum dijumpai di 
komet-komet. Obyek ini kemudian diklasifikasikan sebagai komet Sabuk Utama, 
satu klasifikasi yang janggal sebab sejauh ini
 hanya ada 4 obyek sejenis yang menjadi anggotanya.

Akhirnya misteri terpecahkan ketika mata WFPC 3 (Wide Field and Planetary 
Camera 3) yang dipasang di teleskop ruang angkasa Hubble