Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kala Asteroid Berciuman
saya suka baca tentang antariksa dan seluruh kehidupan tata surya di dunia ini.. terima kasih karena telah berbagi pengetahuan berarti kita masih jauh dari kiamat --- On Sat, 6/2/10, Ma'rufin Sudibyo maruf...@yahoo.com wrote: From: Ma'rufin Sudibyo maruf...@yahoo.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kala Asteroid Berciuman � Catatan iseng saja dari FB, sorry kalo repost :). - KALA ASTEROID BERCIUMAN Tumbukan benda langit? Jangan kaget dulu! Meski kedengarannya serem, sebenarnya ini peristiwa yang rutin terjadi. Tengoklah permukaan Bumi kita, penuh dengan tebaran kawah-kawah bekas tumbukan benda langit yang besar-besar. Hingga kini memang baru 176-an kawah tumbukan benda langit di Bumi yang sudah diverifikasi berdasarkan penanda khasnya : jejak mineral metamorfik dinamik alias metamorfik tekanan tingkat tinggi seperti coesite, stishovite, mineral dengan planar deformation features (PDFs) dalam struktur mikro ataupun breksi tumbukan dan shatter cones dalam struktur makro. Namun diyakini jumlah benda langit yang menumbuk Bumi sangat jauh lebih besar ketimbang itu dalam kurun waktu sejarah perkembangan Bumi selama 3,8 milyar tahun terakhir. Mengapa banyak yang lenyap, ya karena dinamika permukaan Bumi kita dengan gerak lempeng tektoniknya dan bekerjanya gaya eksogen. Benda langit kecil seperti komet atau asteroid menumbuk planet, sepertinya sudah tidak mengherankan lagi. Jupiter baru saja dihantam benda langit pada 19 Juli 2009 silam, perulangan dari peristiwa yang sama tepat 15 tahun sebelumnya (tepatnya pada 16 - 22 Juli 1994). Hanya jika pada 2009 yang menghantam Jupiter diperkirakan adalah sebutir komet dengan diameter 1 km yang menghasilkan jejak tumbukan seluas Samudera Pasifik, maka pada 1994 yang jatuh adalah rombongan komet Shoemaker-Levy 9 sejumlah 21 buah yang telah terdeteksi setahun sebelumnya dan langsung menggemparkan dunia. Jauh hari sebelumnya, astronom legendaris Cassini juga menemukan bintik-bintik di Jupiter pada 1690, yang pada 1997 diidentifikasi memiliki ciri-ciri jejak tumbukan komet. Berapa energinya? Jangan tanya ! Tumbukan 1994 melepaskan energi kinetik mahadahsyat, sebesar 90 juta megaton TNT, jumlah energi yang lebih dari cukup untuk meludeskan makhluk hidup Bumi dan mentransmigrasikann ya ke akhirat. Dan Bumi? Wow, serial hantaman komet/asteroid pada 65 juta tahun silam memusnahkan 75 % populasi makhluk hidup Bumi, termasuk dinosaurus yang merajai daratan dan lautan saat itu. Ini belum seberapa. Tumbukan sejenis pada 250 juta tahun silam bahkan memusnahkan 96 % populasi makhluk hidup ! Jejak paling terkenal dari tumbukan 65 juta tahun silam adalah Kawah Chicxulub, kawah raksasa berdiameter 180 km yang terkubur di bawah sedimen setebal 300 - 600 meter di Semenanjung Yucatan, Mexico. Meski, penelitian kontemporer menunjukkan kawah Chicxulub mungkin tidak berperan dominan, karena masih ada struktur Shiva yang luar biasa besarnya (diameter kawah 600 km) yang berada di lepas pantai barat India dan diduga terbentuk oleh komet/asteroid berdiameter 40 km. Sementara jejak tumbukan 250 juta tahun silam, saat ini diidentifikasi (salah satunya) sebagai struktur Bedout berdiameter 100-an km yang terletak di lepas pantai barat laut Australia, alias di perairan Samudera Hindia. Satu lagi kawah yang diduga ikut bertanggungjawab adalah struktur Wilkes Land, dengan diameter 500 km. Nah, tumbukan antar benda langit ternyata tidak hanya terjadi antara komet/asteroid dengan planet saja, namun antar komet maupun asteroid juga bisa terjadi, bahkan dalam frekuensi lebih sering. Terutama di lokasi yang menjadi sarang komet maupun asteroid, seperti Sabuk Asteroid Utama (antara Mars - Jupiter), sabuk Kuiper Edgeworth dan awan komet Oort. Para cendekiawan meyakini, meski sampai kemarin belum ada buktinya, bahwa tumbukan antar sesama komet atau asteroid itulah yang membuat suatu calon komet (baca : kometisimal) terlempar dari sarangnya dan masuk ke tata surya bagian dalam menghasilkan komet yang memukau. Demikian pula asteroid, yang keluar dari sarangnya untuk menjadi asteroid pengelana yang kadang-kadang berdekatan dengan Bumi. Bukti itu akhirnya datang juga dari obyek kecil yang sejauh ini diberi nama P 2010 A2. Obyek ini awalnya diduga sebagai komet, ditemukan pada 6 Januari 2010 oleh sistem pelacakan benda langit LINEAR yang bersenjatakan teleskop pemantul 1 m. P 2010 A2 dianggap sebagai komet periodik dengan periode orbital 3,47 tahun yang mengedari Matahari pada perihelion 2,00 SA dan aphelion 2,57 SA (1 SA = 150 juta km) pada orbit ellips yang miring 5 derajat terhadap ekliptika. P 2010 A2 menempati perihelionnya pada Desember 2009 lalu dan memiliki 'ekor' sehingga dianggap sebagai komet. Namun anggapan ini meragukan, sebab karakter orbitnya mirip dengan orbit asteroid di Sabuk Asteroid Utama. Belakangan spektroskopi menunjukkan 'ekor komet' ini tidak mengandung uap air atau bahan-bahan yang mudah menguap lainnya
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kala Asteroid Berciuman
Catatan iseng saja dari FB, sorry kalo repost :). - KALA ASTEROID BERCIUMAN Tumbukan benda langit? Jangan kaget dulu! Meski kedengarannya serem, sebenarnya ini peristiwa yang rutin terjadi. Tengoklah permukaan Bumi kita, penuh dengan tebaran kawah-kawah bekas tumbukan benda langit yang besar-besar. Hingga kini memang baru 176-an kawah tumbukan benda langit di Bumi yang sudah diverifikasi berdasarkan penanda khasnya : jejak mineral metamorfik dinamik alias metamorfik tekanan tingkat tinggi seperti coesite, stishovite, mineral dengan planar deformation features (PDFs) dalam struktur mikro ataupun breksi tumbukan dan shatter cones dalam struktur makro. Namun diyakini jumlah benda langit yang menumbuk Bumi sangat jauh lebih besar ketimbang itu dalam kurun waktu sejarah perkembangan Bumi selama 3,8 milyar tahun terakhir. Mengapa banyak yang lenyap, ya karena dinamika permukaan Bumi kita dengan gerak lempeng tektoniknya dan bekerjanya gaya eksogen. Benda langit kecil seperti komet atau asteroid menumbuk planet, sepertinya sudah tidak mengherankan lagi. Jupiter baru saja dihantam benda langit pada 19 Juli 2009 silam, perulangan dari peristiwa yang sama tepat 15 tahun sebelumnya (tepatnya pada 16 - 22 Juli 1994). Hanya jika pada 2009 yang menghantam Jupiter diperkirakan adalah sebutir komet dengan diameter 1 km yang menghasilkan jejak tumbukan seluas Samudera Pasifik, maka pada 1994 yang jatuh adalah rombongan komet Shoemaker-Levy 9 sejumlah 21 buah yang telah terdeteksi setahun sebelumnya dan langsung menggemparkan dunia. Jauh hari sebelumnya, astronom legendaris Cassini juga menemukan bintik-bintik di Jupiter pada 1690, yang pada 1997 diidentifikasi memiliki ciri-ciri jejak tumbukan komet. Berapa energinya? Jangan tanya ! Tumbukan 1994 melepaskan energi kinetik mahadahsyat, sebesar 90 juta megaton TNT, jumlah energi yang lebih dari cukup untuk meludeskan makhluk hidup Bumi dan mentransmigrasikannya ke akhirat. Dan Bumi? Wow, serial hantaman komet/asteroid pada 65 juta tahun silam memusnahkan 75 % populasi makhluk hidup Bumi, termasuk dinosaurus yang merajai daratan dan lautan saat itu. Ini belum seberapa. Tumbukan sejenis pada 250 juta tahun silam bahkan memusnahkan 96 % populasi makhluk hidup ! Jejak paling terkenal dari tumbukan 65 juta tahun silam adalah Kawah Chicxulub, kawah raksasa berdiameter 180 km yang terkubur di bawah sedimen setebal 300 - 600 meter di Semenanjung Yucatan, Mexico. Meski, penelitian kontemporer menunjukkan kawah Chicxulub mungkin tidak berperan dominan, karena masih ada struktur Shiva yang luar biasa besarnya (diameter kawah 600 km) yang berada di lepas pantai barat India dan diduga terbentuk oleh komet/asteroid berdiameter 40 km. Sementara jejak tumbukan 250 juta tahun silam, saat ini diidentifikasi (salah satunya) sebagai struktur Bedout berdiameter 100-an km yang terletak di lepas pantai barat laut Australia, alias di perairan Samudera Hindia. Satu lagi kawah yang diduga ikut bertanggungjawab adalah struktur Wilkes Land, dengan diameter 500 km. Nah, tumbukan antar benda langit ternyata tidak hanya terjadi antara komet/asteroid dengan planet saja, namun antar komet maupun asteroid juga bisa terjadi, bahkan dalam frekuensi lebih sering. Terutama di lokasi yang menjadi sarang komet maupun asteroid, seperti Sabuk Asteroid Utama (antara Mars - Jupiter), sabuk Kuiper Edgeworth dan awan komet Oort. Para cendekiawan meyakini, meski sampai kemarin belum ada buktinya, bahwa tumbukan antar sesama komet atau asteroid itulah yang membuat suatu calon komet (baca : kometisimal) terlempar dari sarangnya dan masuk ke tata surya bagian dalam menghasilkan komet yang memukau. Demikian pula asteroid, yang keluar dari sarangnya untuk menjadi asteroid pengelana yang kadang-kadang berdekatan dengan Bumi. Bukti itu akhirnya datang juga dari obyek kecil yang sejauh ini diberi nama P 2010 A2. Obyek ini awalnya diduga sebagai komet, ditemukan pada 6 Januari 2010 oleh sistem pelacakan benda langit LINEAR yang bersenjatakan teleskop pemantul 1 m. P 2010 A2 dianggap sebagai komet periodik dengan periode orbital 3,47 tahun yang mengedari Matahari pada perihelion 2,00 SA dan aphelion 2,57 SA (1 SA = 150 juta km) pada orbit ellips yang miring 5 derajat terhadap ekliptika. P 2010 A2 menempati perihelionnya pada Desember 2009 lalu dan memiliki 'ekor' sehingga dianggap sebagai komet. Namun anggapan ini meragukan, sebab karakter orbitnya mirip dengan orbit asteroid di Sabuk Asteroid Utama. Belakangan spektroskopi menunjukkan 'ekor komet' ini tidak mengandung uap air atau bahan-bahan yang mudah menguap lainnya sebagaimana yang umum dijumpai di komet-komet. Obyek ini kemudian diklasifikasikan sebagai komet Sabuk Utama, satu klasifikasi yang janggal sebab sejauh ini hanya ada 4 obyek sejenis yang menjadi anggotanya. Akhirnya misteri terpecahkan ketika mata WFPC 3 (Wide Field and Planetary Camera 3) yang dipasang di teleskop ruang angkasa Hubble