Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mengapa takut ke pengadilan?
Memakai ilustrasi kasus Zidane: Zidane memang tidak masuk ke polisi, tp sebagai pemain bola dia dikenai "kartu merah" langsung dan dihukum harus meninggalkan lapangan, terlepas bahwa materazi memulai provokasi. Sepakbola memang dipenuhi provokasi. membalas dengan kekerasan pasti kena hukuman. Terlepas apakah materazi sebagai korban tandukan memar atau mual atau lecet atau hanya sedikit sakit atau kaget, tetap saja Zidane harus dikartumerahkan. Terlepas bahwa RP ngeyel, ngotot dan tidak mutu argumennya, tetap saja tindakan Goerge tidak dapat dibenarkan. Jika ada yang bilang dalam hal ini Goerge adalah Zidane, maka hukuman yang pantas adalah kartu merah. On 1/4/10, Haniwar Syarif wrote: > saya bukan IJP > > tapi kalau ditanya kenapa takut ? > > ya pastinya krn kita ragukan apa memang dicari > keadilan .. jangan jangan yg di cari pembungkaman... > > wong terlihat jelas sekali bhw yg dikepret gak papa . > > > zidane juga gak masuk polisi kok perkaranya , > segitu yg jelas ada kekerasannya .. > > saya sungguh ingin tahu apa sih cederanya .. > > masih bagus kalau tuntutannya perbuatan tidak menyenangkan > > HS
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mengapa takut ke pengadilan?
saya bukan IJP tapi kalau ditanya kenapa takut ? ya pastinya krn kita ragukan apa memang dicari keadilan .. jangan jangan yg di cari pembungkaman... wong terlihat jelas sekali bhw yg dikepret gak papa . zidane juga gak masuk polisi kok perkaranya , segitu yg jelas ada kekerasannya .. saya sungguh ingin tahu apa sih cederanya .. masih bagus kalau tuntutannya perbuatan tidak menyenangkan HS At 12:16 PM 1/3/2010, you wrote: >Al Mukharom Indra J Piliang, >Sebaiknya kita hormati langkah hukum yang >ditempuh sahabat kita Ramadhan Pohan (RP). Tanpa >mengurangi rasa hormat saya pada semua karya >intelektual George J Aditjondro(GJA), saya harus >katakan apapun alasan dan konteksnya, tindakan >GJA mengibaskan buku hingga mengena ke muka RP >itu adalah tindak kekerasan yang tidak bisa dibenarkan. >Sebagai sahabat dan pengagum tulisan anda Bung >Indra, ingin saya sampaikan: katakanlah yang >benar itu benar dan yang salah itu salah. >Kekerasan dalam rumah tangga/KDRT pun kita bawa >ke pengadilan, apalagi ini di ruang publik dan terdokumentasikan. >Kesalahan GJA itu tidak berarti meruntuhkan data >dan argumen yang dia susun di bukunya. Buku2 GJA >itu action research yang luar biasa kritisnya. >Ini mozaik kasus-kasus penting supaya kita >belajar untuk tidak mencampur-aduk persoalan dan >tetap jernih sejak dalam pikiran. > >Salam, >Bimo Nugroho >Sent from my BlackBerry® >powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mengapa takut ke pengadilan?
Bung Bimo Nugroho, Prinsipnya sih setuju banget soal aksi kekerasan tersebut dibawa ke pengadilan, selama pasal - pasal yang dituduhkan adalah proposional dan bisa diterima oleh masyarakat luas. Yang perlu dihindari adalah Ramadhan Pohan, dengan memanfaatkan pengaruh Partai Demokrat di Kepolisian dan Kejaksaan Agung, menuntut GJA dengan pasal - pasal karet yang bisa membunuh GJA. Salah satu contohnya adalah ketika ada Anggota DPR dari Partai Demokrat dan juga Artis, ketika bertengkar dengan istrinya yang juga Artis, melalui Media Massa mengancam istrinya untuk diadukan ke Polisi dengan tuduhan: Menghina dan Mengancam Keselamatan Pejabat Negara, dengan hukuman maksimal 12 tahun penjara. Bila tuntutan tersebut benar terjadi, maka Istrinya bisa langsung ditahan oleh Kepolisian sampai Sidang Pengadilan digelar. Untung saja Partai Demokrat dan Kepolisian tidak menanggapi Pengaduan Suami Aneh tersebut, sehingga akhirnya mereka sepakat untuk bercerai tanpa ada yang ditangkap Polisi. Bila tuntutan tersebut dikenakan pada GJA, karena Ramadhan Pohan ini adalah anggota DPR, dan Partai Demokrat juga sedang kesal dengan GJA, maka situasi politik bisa langsung memanas. Akhirnya masalah utama yang sangat serius, yaitu Membantah Tuduhan GJA dalam bukunya : Membongkar Gurita Cikeas, akan terabaikan. Dan ini bisa menjadi tragedi bagi SBY dan Partai Demokrat, karena masyarakat akan mengaggap bahwa isi buku GJA sebagai suatu kebenaran. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Ming, 3/1/10, bimo_nugr...@yahoo.com menulis: Dari: bimo_nugr...@yahoo.com Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mengapa takut ke pengadilan? Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 3 Januari, 2010, 5:16 AM Al Mukharom Indra J Piliang, Sebaiknya kita hormati langkah hukum yang ditempuh sahabat kita Ramadhan Pohan (RP). Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada semua karya intelektual George J Aditjondro(GJA) , saya harus katakan apapun alasan dan konteksnya, tindakan GJA mengibaskan buku hingga mengena ke muka RP itu adalah tindak kekerasan yang tidak bisa dibenarkan. Sebagai sahabat dan pengagum tulisan anda Bung Indra, ingin saya sampaikan: katakanlah yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Kekerasan dalam rumah tangga/KDRT pun kita bawa ke pengadilan, apalagi ini di ruang publik dan terdokumentasikan. Kesalahan GJA itu tidak berarti meruntuhkan data dan argumen yang dia susun di bukunya. Buku2 GJA itu action research yang luar biasa kritisnya. Ini mozaik kasus-kasus penting supaya kita belajar untuk tidak mencampur-aduk persoalan dan tetap jernih sejak dalam pikiran. Salam, Bimo Nugroho Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Mengapa takut ke pengadilan?
Al Mukharom Indra J Piliang, Sebaiknya kita hormati langkah hukum yang ditempuh sahabat kita Ramadhan Pohan (RP). Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada semua karya intelektual George J Aditjondro(GJA), saya harus katakan apapun alasan dan konteksnya, tindakan GJA mengibaskan buku hingga mengena ke muka RP itu adalah tindak kekerasan yang tidak bisa dibenarkan. Sebagai sahabat dan pengagum tulisan anda Bung Indra, ingin saya sampaikan: katakanlah yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Kekerasan dalam rumah tangga/KDRT pun kita bawa ke pengadilan, apalagi ini di ruang publik dan terdokumentasikan. Kesalahan GJA itu tidak berarti meruntuhkan data dan argumen yang dia susun di bukunya. Buku2 GJA itu action research yang luar biasa kritisnya. Ini mozaik kasus-kasus penting supaya kita belajar untuk tidak mencampur-aduk persoalan dan tetap jernih sejak dalam pikiran. Salam, Bimo Nugroho Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: "Indra J Piliang" Date: Sun, 3 Jan 2010 03:33:08 To: Ramadhan Pohan; FPK; Boni Triyana Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Aditjondro Pukul Ramadhan Pohan di acara pralaunching buku Membongkar Gurita Cikeas Bung Ramadhan Pohan, sebagai teman baik anda, ketika anda balik dari USA dan kita ketemu di toko buku kecil TIM dan anda cerita soal kelahiran bayi anda, maka sy sarankan agar upaya hukum itu dihentikan. Byk orang2 yg kini hadapi penyakit ecstacy media atau pubertas media. Sedikit2 konferensi pers, sedikit2 ngaduin ini dan itu. Sy berharap anda bukan salah satunya. Dari sisi kemanusiaan, sy lihatnya dari jauh saja, bhw anda dan GJA sedang ada di puncak kesibukan. GJA bermalam2, berpagi2, bersore2 hadapi wwcr media. Begitu juga anda. Jadi pas bertemu lg, semua hal meledak. Dan jujurlah, anda sendiri mengatakan kpd pers bhw anda ingin membuat perhitungan kpd GJA. Jero Wacik juga mengatakan hal yg sama. Apa anda berani hadapi saksi2 psikologi sosial nanti di pengadilan utk menguji motif anda datang ke acara launching buku itu? Kalau anda memang ingin menulis buku soal kasus anda dg GJA, silakan lanjutkan di pengadilan. Tp sbg kawan anda, sy sarankan anda tdk teruskan ke pengadilan. Lagipula, tujuan anda ajukan ini ke pengadilan utk apa? Buktikan bhw anda kena pukul? Buktikan hidung anda berdarah? Dll? Dulu, pas SMP, sy pernah berkelahi dgn kawan baik sy. Tapi di depan tmn2 sy yg lain. Di tengah sawah, di dlm hujan. Dan sy kalah, berdarah2. Apa setelah itu sy persoalkan lagi? Tdk. Terlalu remeh menghadirkan masalah pribadi ke dlm masalah publik. Nah, kalau anda tetap maju ke pengadilan, sy rasa sy dan teman2 lain berhak memberikan sanksi buat anda dan GJA juga. Anda jauh lbh muda dari GJA. Sanksi yg sama berumur lbh panjang kepada anda, ketimbang kpd GJA. Apa anda bersedia? Ini komentar sy kpd anda di milis umum ini, tdk via sms atau bisik2 tetangga lainnya. IJP