Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita

2009-08-25 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Soal obat dari dokter yang terkesan berlebihan, saya juga ikut mengalami hal 
tersebut.
Dari hasil pemeriksaan darah, ternyata HB saya termasuk kategori tinggi 
sehingga solusinya saya harus meminum obat pengencer darah seumur hidup agar 
terhindar dari serangan stroke.
Berdasarkan second opinion dari 2 labroratorium dan 2 dokter yang berbeda, 
kesimpulannya tetap sama: saya harus meminum obat pengencer darah seumur hidup 
untuk menghindari stroke.
Oleh dokter, saya diberi Pengencer darah namanya Pletaal yang harganya sekitar 
Rp. 700.000 untuk 1 bulan.
Setelah berjalan sekitar 1 tahun, saya tanya ke dokter perusahaan ditempat saya 
bekerja: apakah ada obat pengencer darah yang murah meriah seperti aspirin, 
sesuai yang saya baca media massa, bahwa Pemerintah Australia menganjurkan 
kepada rakyatnya agar mengkonsumsi aspirin seumur hidupnya agar darahnya encer 
guna menghindari dari serangan stroke.
Komentar dokter perusahaan saya: Ya betul itu. Selama anda tidak mengidap 
penyakit maag, maka anda bisa menggunakan Aspirin yang murah meriah (untuk 
konsumsi 1 bulan, harganya cuma Rp. 15.000 saja) sebagai pengganti Pletaal yang 
secara kualitas memang lebih bagus, tetapi sayangnya harganya lumayan mahal.
Akhirnya selama 3 tahun terakhir ini saya menggunakan Aspirin dengan merek 
dagang Ascardia sebagai obat pengencer darah saya.
Pertanyaan saya:
Mengapa dokter saya  dulu tidak memberi tahu kalau ada obat yang sebetulnya 
murah meriah tapi khasiatnya sama???
Secara finansial saya memang tidak dirugikan karena seluruh biaya pengobnatan 
saya ditanggung oleh Perusahaan ditempat saya bekerja.
Tetapi tetap saja kan itu namanya pemborosan yang tidak perlu.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sen, 24/8/09, Harya Setyaka harya.sety...@gmail.com menulis:


Dari: Harya Setyaka harya.sety...@gmail.com
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah 
Ada E-mail Prita
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 24 Agustus, 2009, 12:39 PM


 



ini sebenenarnya sudah agak OOT dari Prita.

Antara dokter dan pasien ada asimetri informasi... si dokter lebih tahu
kondisi pasien daripada si pasien sendiri.
Inilah pentingnya pasien mencari second opinion.

antara dokter dan perusahaan farmasi memang punya relasi yang unik, namun
belum tentu menguntungkan pasien.
penjualan produk farmasi sangat dipengaruhi oleh resep dokter..
jadilah.. dari sudut pandang marketing, wajar kalao ada biaya marketing
untuk memberi 'product knowledge' kepada para dokter oleh perusahaan
farmasi..
naah.. problem nya, dokter jadi ada bias kepada satu produk farmasi
tertentu, apalagi kalao si perusahaan farmasi tersebut menawarkan program
insentif terhadap dokter yang meresepkan produk farmasi tersebut..

Kembali ke statement dr. Hengky; ya.. betul, harus ada audit terhadap
pengakuan tersebut.. sama saja ketika ada keraguan terhadap penyiksaan
terhadap Manohara yang di-klaim oleh dirinya sendiri.
Yang paling shahih adalah dari SPT nya di dr. Hengky.. kalao benar apa yang
dia klaim, harusnya pendapatan juga menurun.
naah..

Salam,
-K-


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita

2009-08-25 Terurut Topik jenny tampi
kalau ada yang bilang dokter lebih tau penyakit pasien dari pasien itu 
sendiri...
bisa benar bisa tidak...
ada dokter yang pinter ada dokter yang bodoh..
ada dokter yang tau persis pernyakit pasiennya
ada yang cuma mengira-ngira
dan jangan bilang..dokter juga manusia
karena dia bertanggung jawab atas keselamatan dan kesembuhan pasien...
kalau pasien tambah parah, jangan ambil keputusan sendiri...
coba tanya kepada yang lebih ahli atau buka internet...pokoknya cari solusi...
di Indonesia dokter tidak bisa dituntut
kalau pasien meninggal...itu jadi urusan Tuhan..
umurnya memang sudah sampai di situ...
relakan saja..
maaf...ini bukan rahasia umum lagi...
 
 


--- On Tue, 8/25/09, Adyanto Aditomo adyantoadit...@yahoo.co.id wrote:


From: Adyanto Aditomo adyantoadit...@yahoo.co.id
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis 
Setelah Ada E-mail Prita
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Tuesday, August 25, 2009, 1:57 AM


 



Soal obat dari dokter yang terkesan berlebihan, saya juga ikut mengalami hal 
tersebut.
Dari hasil pemeriksaan darah, ternyata HB saya termasuk kategori tinggi 
sehingga solusinya saya harus meminum obat pengencer darah seumur hidup agar 
terhindar dari serangan stroke.
Berdasarkan second opinion dari 2 labroratorium dan 2 dokter yang berbeda, 
kesimpulannya tetap sama: saya harus meminum obat pengencer darah seumur hidup 
untuk menghindari stroke.
Oleh dokter, saya diberi Pengencer darah namanya Pletaal yang harganya sekitar 
Rp. 700.000 untuk 1 bulan.
Setelah berjalan sekitar 1 tahun, saya tanya ke dokter perusahaan ditempat saya 
bekerja: apakah ada obat pengencer darah yang murah meriah seperti aspirin, 
sesuai yang saya baca media massa, bahwa Pemerintah Australia menganjurkan 
kepada rakyatnya agar mengkonsumsi aspirin seumur hidupnya agar darahnya encer 
guna menghindari dari serangan stroke.
Komentar dokter perusahaan saya: Ya betul itu. Selama anda tidak mengidap 
penyakit maag, maka anda bisa menggunakan Aspirin yang murah meriah (untuk 
konsumsi 1 bulan, harganya cuma Rp. 15.000 saja) sebagai pengganti Pletaal yang 
secara kualitas memang lebih bagus, tetapi sayangnya harganya lumayan mahal.
Akhirnya selama 3 tahun terakhir ini saya menggunakan Aspirin dengan merek 
dagang Ascardia sebagai obat pengencer darah saya.
Pertanyaan saya:
Mengapa dokter saya  dulu tidak memberi tahu kalau ada obat yang sebetulnya 
murah meriah tapi khasiatnya sama???
Secara finansial saya memang tidak dirugikan karena seluruh biaya pengobnatan 
saya ditanggung oleh Perusahaan ditempat saya bekerja.
Tetapi tetap saja kan itu namanya pemborosan yang tidak perlu.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita

2009-08-24 Terurut Topik Harya Setyaka
ini sebenenarnya sudah agak OOT dari Prita.

Antara dokter dan pasien ada asimetri informasi... si dokter lebih tahu
kondisi pasien daripada si pasien sendiri.
Inilah pentingnya pasien mencari second opinion.

antara dokter dan perusahaan farmasi memang punya relasi yang unik, namun
belum tentu menguntungkan pasien.
penjualan produk farmasi sangat dipengaruhi oleh resep dokter..
jadilah.. dari sudut pandang marketing, wajar kalao ada biaya marketing
untuk memberi 'product knowledge' kepada para dokter oleh perusahaan
farmasi..
naah.. problem nya, dokter jadi ada bias kepada satu produk farmasi
tertentu, apalagi kalao si perusahaan farmasi tersebut menawarkan program
insentif terhadap dokter yang meresepkan produk farmasi tersebut..


Kembali ke statement dr. Hengky; ya.. betul, harus ada audit terhadap
pengakuan tersebut.. sama saja ketika ada keraguan terhadap penyiksaan
terhadap Manohara yang di-klaim oleh dirinya sendiri.
Yang paling shahih adalah dari SPT nya di dr. Hengky.. kalao benar apa yang
dia klaim, harusnya pendapatan juga menurun.
naah..

Salam,
-K-





On 8/22/09, theresia puspitawati thw...@gmail.com wrote:



 Salah satu kelemahan dokter kita adalah 'pelit bicara' pada pasien. Saya
 ingat, di salah satu edisinya, Kompas beberapa tahun lalu memuat salah satu
 komentar pembacanya yang kehilangan salah satu anggota keluarganya dan
 menasehati 'Carilah dokter yang mempunyai waktu minimal 30 menit untuk
 setiap pasiennya'! Nasehat ini saya benarkan, sebagai seorang dokter,
 setiap
 kali menangani pasien, lima menit pertama saya 'punya target' harus tahu
 background pasien saya secara langsung, artinya melalui komunikasi secara
 langsung. Dari alamat, pekerjaan, keluarga dan sebagainya. Komunikasi yang
 terjalin dengan baik antara dokter dan pasien, akan menumbuhkan
 kepercayaan.
 Hal ini akan meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Bila dokter
 mengkomunikasikan apa yang dia lakukan pada pasien, maka pasien akan
 memahami.Jadi, proses tindakan akan lebih nyaman dilakukan karena berangkat
 dari sebuah pemahaman.

 Tetapi bila selama penanganan, dokter* ngomong aja enggak,* atau bahkan
 memandang ke pasien pun tidak, maka hanya apriori yang muncul. Maka secara
 psikologis kondisi ini akan 'meracuni' pasien sehingga memandangnya dalam
 perspektif negatif.

 Mungkin kalangan dokter 'yang kejar setoran' akan merasa rugi bila banyak
 bicara pada pasien, buang waktu. Padahal dengan 'memanusiakan' pasien,
 justru akan menjadi nilai plus, dan 'promosi terbaik'. Pasien sendiri perlu
 bersikap asertif, bertanya tentang apa yang terjadi pada dirinya. Itu
 adalah
 haknya! Juga masyarakat perlu mengkritisi anggapan bahwa 'dokter yang
 pasiennya banyak sampai antrian panjang adalah dokter yang terbaik'.
 Bagaimanapun dokter juga manusia, memiliki keterbatasan, ketika menangani
 pasien dalam jumlah banyak, juga akan mengalami kelelahan sehingga kondisi
 fisik dan psikis ikut terpengaruh. Manifestasinya bisa pelit bicara atau
 'yang parah' adalah tidak cermat dan tidak teliti!

 Saya pribadi punya 'semboyan' , komunikasi yang terjalin dengan baik,
 adalah
 50% proses penyembuhan!

 Salam,

 Wati


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita

2009-08-23 Terurut Topik Zulkifli Harahap
Ada lagi kejadian lain. Seorang dokter mengantar kerabatnya ke sebuah rumah 
sakit dan si dokter telah memberitahu si sakit menderita DBD. Setelah diperiksa 
oleh pihak rumah sakit kerabatnya itu diberi resep yang mahal sekali. Oleh si 
pembeli resep itu diperlihatkan kepada si dokter yang mengantar, ternyata dalam 
resep ada obat untuk kanker. Oleh dokter pengantar, resep tersebut ditanyakan 
kepada dokter peresep dan dokter ybs cuma nyengir-nyengir. Mudah-mudah tulisan 
ini tidak menimbulkan delik karena hanya menyampaikan cerita dari kawan yang 
mewanti-wanti saya agar berhati-hati sewaktu menebus resep dan maksud ini 
pulalah yang membuat informasi ini disampaikan dalam forum ini.

Zul

--- On Thu, 8/20/09, Hakiki Akbari hakikiakb...@yahoo.com wrote:

From: Hakiki Akbari hakikiakb...@yahoo.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis 
Setelah Ada E-mail Prita
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, August 20, 2009, 3:04 AM






 





  Coba dijelaskan lebih jelas, apa yang anda sebut dengan 
terikat kontrak tsb.

Saya hanya memberi masukan dari pengalaman sehari2 yang saya lihat sebagai 
praktisi kedokteran ..

Memang sering ada hubungan harmonis antara dokter dan pihak farmasi.  
Hubungan harmonis itu akan saya jelaskan sbb: Pada dasarnya Posisi dokter 
adalah tidak terikat kontrak dg pihak manapun, bgt jg dengan pihak farmasi. 
Dokter bekerja sesuai dengan kata hatinya dalam memberikan pengobatan dalam 
koridor standar2 pelayanan yang sudah ada. Pihak Farmasi sendiri biasanya akan 
berusaha memasarkan produknya kepada dokter. Nah selain kelebihan kualitas, 
atau harga produknya, pihak farmasi juga sering memberikan tanda terima kasih 
atas pemakaian produknya oleh dokter. Nah disinilah kemudian menjadi bola panas 
ditangan dokter. Bila dokter memilih untuk tregoda oleh godaan dan iming2 tanda 
terima kasih tersebut maka ia akan berubah jadi budak atau semacam agen 
farmasi. semakin banyak produk yang ia pakai, maka semakin besar tanda teria 
kasih yang diberikan pihak farmasi. Namun tentu saja tidak semua dokter begitu. 
Meskipun pihak farmasi terus menggoda dengan

 tanda terima kasih sebesar apapun ada juga dokter yang tetap memilih untuk 
bersikap mandiri dan memegang teguh kode etik sehingga tidak terpengaruh iming2 
tanda terima kasih tsb.

Apakah seorang dokter memberikan pengobatan berlebihan atau tidak masih 
perludiperdalam lg. selama seorang dokter memenuhi standar dan prsedur profesi, 
maka sulit disebut sebagai pengobatan berlebihan. Kemudian apakah pengobatan 
berlebihan tsb ada kaitannya dengan pihak farmasi tertentu itu juga harus 
diperdalam lagi. Saya sendiri memilih untuk memakai beberapa produk dari 
farmasi tertentu selain obat generik, terutama dikarenakan kualitasnya lumayan 
dan harganya murah.

Adanya bukti transfer dari pihak farmasi ke rekening dokter hanya membuktikan 
adanya transfer saja tidak membuktikan adanya kontrak apalagi kaitannya dengan 
pengobatan berlebih.

So, apa yang ditulis disini, masih terlalu dangkal untuk bisa menuduh ksana 
kemari. Perjelas lagi, kalau memang niatnnya baik. 

 

Salam

HQQ



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita

2009-08-23 Terurut Topik Samali Djono
seperti pernah dimuat diKompas sebuah artikel mengenai seorang dokter 
senior dari Solo, beberapa waktu yang lalu.
ada kalimat yang disebutkan oleh dokter senior tsb yang dia pernah dinasehati 
oleh orang tuanya, bahwa kalu mau kaya (harta) jangan jadi dokter, jadilah 
pengusaha dlsb.
pekerjaan sebagai seorang dokter  bukan melulu untuk cari uang, tapi ada sisi
sosialnya untuk membantu sesama.
sekolah untuk menjadi dokter memang tidak murah dan perlu waktu yang relatif
lama. diIndonesia maupun di LN, sama saja. apalagi kalu sudah masuk sekolah 
kedokteran untuk spesialisasinya, selain otak mesti encer, juga dukungan dana 
dari ortu atau wali mesti kuat.
permasalahannya sekarang, kalu dana yang sudah banyak dikeluarkan dan juga 
waktu yang lama untuk meraih gelar dokter ataupun dokter spesialis tsb dianggap
sebagai suatu investasi dan kalu sudah investasi namanya, maka harus ada yang
disebut balik modal ...

mungkin ini yang membuat segalanya, seolah tidak berjalan sebagaimana mestinya

salam,
djs





From: fikarwin zuska winfi...@yahoo.com
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Thursday, 20 August, 2009 22:44:42
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis 
Setelah Ada E-mail Prita

  
Dalam ilmu sosial ada yang dinamakan 'kontrak sosial'. Kontrak tsb tidak 
merujuk pada apa yang biasa dikenal dengan 'surat kontrak': ditandatangani oleh 
pihak terkait plus saksi-saksi. Yang dirujuk oleh kontrak sosial itu justeru 
adanya 'keterikatan' di antara para pihak dengan atau tanpa 'surat kontrak'.  
Intinya di sini ada kesepakatan, kesepahaman, dan aturan tentang berbagai hal 
di antara pihak-pihak terkait. Keterikatan ini bisa berlangsung singkat atau 
lama, tergantung kepentingan masing-masing pelaku. Kalau ada yang merasa 
dirugikan, niscaya 'kontrak sosial' itu akan diperbaruikembali atau diakhiri. 
Dokter sama perusahaan farmasi, saya kira, juga begitu. Tidak perlu ada 'hitam 
di atas putih' untuk keterikatan kerjasama mereka.Ucapan terima kasih dapat 
dipandang sebagai implikasi dari suatu tindakan yang mendahuluinya  Tetapi 
apabila berketerusan, maka 'ucapan terimakasih' bisa berada di awal dari 
tindakan berikutnya; yaitu menjadi sebab dari
tindakan dokter 'menjual obat'.Ingat kan hukum resiprositas! Oleh sebab itu, 
kalau dari sudut sosial, adalah mustahil seseorang itu bisa betul-betul 
independen, termasuk seorang dokter. Uang sering membuat orang tergantung 
kepadanya: mau berbuat apa saja demi uang. Uang bisa menggerakkan orang.Dokter 
bekerja sesuai dengan kata hatinya dalam memberikan pengobatan dalam koridor 
standar2 pelayanan yang sudah ada, kata HQQ, saya kira itu normatif. Itu 
adalah pernyataan pembelaan yang tidak didasarkan pada observasi secara 
induktif-empirik. Fakta empirik, walaupun menyakitkan, kadang2 memang perlu 
dibenarkan karena dokter sendiri, di tanah air ini, tidak gratis memperoleh 
status yang disandangnya. Mereka banyak mengeluarkan dana, baik resmi atau 
siluman, untuk meraih spesialisnnya.  Akibatnya mereka kejar 'setoran' juga: 
cari pasien se banyak2nya sehingga nyaris tak terurus. Lalu?.dari Medan dan 
Aceh, berduyun2 setiap hari 4-5 flight pasien +
pengantar dalam sehari pergi berobat ke Penang. Pasien, tampaknya, sudah 
memulai protesnya, resistensinya, terhadap cara-cara pelayanan yang diberikan 
tenaga medis kita selama ini. 
Tabik tuan.. 


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita

2009-08-23 Terurut Topik theresia puspitawati
Salah satu kelemahan dokter kita adalah 'pelit bicara' pada pasien. Saya
ingat, di salah satu edisinya, Kompas  beberapa tahun lalu memuat salah satu
komentar pembacanya yang kehilangan salah satu anggota keluarganya dan
menasehati 'Carilah dokter yang mempunyai waktu minimal 30 menit untuk
setiap pasiennya'! Nasehat ini saya benarkan, sebagai seorang dokter, setiap
kali menangani pasien, lima menit pertama saya 'punya target' harus tahu
background pasien saya secara langsung, artinya melalui komunikasi secara
langsung. Dari alamat, pekerjaan, keluarga dan sebagainya. Komunikasi yang
terjalin dengan baik antara dokter dan pasien, akan menumbuhkan kepercayaan.
Hal ini akan meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Bila dokter
mengkomunikasikan apa yang dia lakukan pada pasien, maka pasien akan
memahami.Jadi, proses tindakan akan lebih nyaman dilakukan karena berangkat
dari sebuah  pemahaman.

Tetapi bila selama penanganan, dokter* ngomong aja enggak,* atau bahkan
memandang ke pasien pun tidak, maka hanya apriori yang muncul. Maka secara
psikologis kondisi ini akan 'meracuni' pasien sehingga memandangnya dalam
perspektif negatif.

Mungkin kalangan dokter 'yang kejar setoran' akan merasa rugi bila banyak
bicara pada pasien, buang waktu. Padahal dengan 'memanusiakan' pasien,
justru akan menjadi nilai plus, dan 'promosi terbaik'. Pasien sendiri perlu
bersikap asertif, bertanya tentang apa yang terjadi pada dirinya. Itu adalah
haknya! Juga masyarakat perlu mengkritisi anggapan bahwa 'dokter yang
pasiennya banyak sampai antrian panjang adalah dokter yang terbaik'.
Bagaimanapun dokter juga manusia, memiliki keterbatasan, ketika menangani
pasien dalam jumlah banyak, juga akan mengalami kelelahan sehingga kondisi
fisik dan psikis ikut terpengaruh. Manifestasinya bisa pelit bicara atau
'yang parah' adalah tidak cermat dan tidak teliti!

Saya pribadi punya 'semboyan' , komunikasi yang terjalin dengan baik, adalah
50% proses penyembuhan!

Salam,

Wati




2009/8/21 Ridwan Nyak Baik rb...@pertamina.com



 Dear Bung Ady;

 Jadi, menurut Bung Ady JPU nya (maaf) gak waras, begitu...he2.***

 Bung;

 Bila kasus penyidangan kembali Prita mau ditarik ke ranah politik maka
 yang menjadi pemain utama adalah PDIP (kalau saya gak keliru kan Prita
 merapat ke PDIP saat kampanye yang lalu). Jadi para ahli hukum yang
 menjadi Tim Lawyer PDIP saat gugat hasil Pilpres yang lalu seharusnya
 sekarang turun membantu Tim Pembela Prita melawan JPU.

 Lalu, di sisi lain angin koalisi demokrat-PDIP (lewat TK) tampak semakin
 nyata. Dari perspektif ini seyogyanya mesin pencitraan Demokrat juga
 jangan kalah cepat untuk sigap bantu Prita (toh, SBY juga pernah
 menunjukkan simpatinya pada Prita yang punya 2 balita namun tetap dibui
 jaksa seperti koruptor kakap, atau bandar narkoba).

 Tapi, apapun yang terjadi - politik atau bukan - penyidangan kembali
 Prita akan membuka borok Omni lebih menganga. Dari sisi citra dan
 reputasi, menang atau kalah bagi Omni tetap rugi. Maka, mari kita kawal
 bersama sesuai dengan peran dan fungsi kita masing-masing (sebagai
 bagian dari kepedulian kepada penerapan demokrasi dan keadilan di negeri
 ini) jalannya persidangan Prita dalam semangat projustisia sesuai
 jaminan undang-undang.

 Tabik;

 RnB

 From: 
 Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.comForum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com
 [mailto:Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.comForum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com]
 On Behalf Of Adyanto
 Aditomo
 Sent: Thursday, August 20, 2009 7:33 PM
 To: 
 Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.comForum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com
 Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis
 Setelah Ada E-mail Prita

 Bung Ridwan Nyak Baik,

 Itukan kalau Jaksa Penuntut Umumnya waras, maka sebelum melakukan
 penuntutan terhadap Ibu Prita, dia akan kumpulkan semua bukti atas
 pernyataan dokter tersebut serta apa alasannya pasien yang selama ini
 menjadi pelanggan dia tiba - tiba kabur hanya karena ada email dari Ibu
 Prita. Jadi harus ada wawancara dari para pasien yang sudah biasa
 menjadi pelanggan dokter tersebut.

 Saya ragu hal tersebut dilakukan oleh Jaksa Penuntut Umum.
 Maka itu para Capres saat kampanye Pilpres mengecam tindakan Aparat
 Kejaksaan yang dinilai telah bertindak secara berlebihan terhadap Ibu
 Prita.
 Tapi yang namanya Politik, ya ada saja caranya untuk mempermalukan
 capres yang berhasil memenangkan Pilpres 2009.
 Saya kok curiga ini semua permainan politik untuk saling menjatuhkan
 lawan politiknya.
 Kesan saya Ibu Prita hanya difungsikan sebagai Pion dari Permainan
 Politik Tingkat Tinggi di republik ini.

 Salam,

 Adyanto Aditomo

 



[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita

2009-08-20 Terurut Topik Ibnu A Sartono
kalo perlu bukti transfer bank itu buka aja ato kirimkan Dewan Kehormatan IDI 
dan ke KPK dll,biar dokter yang rakus rakus itu ketahuan,kita semua tahu dan 
bisa membedakan mana dokter yang berjiwa sosial,pengabdian dan hidup sekedarnya 
dan mana yang dokter kiler/tamak hidup diatas kesulitan pasien atao orang 
lain. trims





Dari: Indonesia Police Watch ipw_policewa...@yahoo.co.in
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Terkirim: Rabu, 19 Agustus, 2009 22:31:22
Judul: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah 
Ada E-mail Prita

  
Prilaku dan moralitas para dokter di Indonesia.Sunguh teramat parah.Tak bedanya 
seperti supir bus kota yang mengejar setoran. untuk itu kerap mereka berani 
melakukan perbuatan yang menyimpang. jika, supir bus perbuatannya hanya 
mengebut, berhenti, dan ngetem sembarangan. sedangkan dokter kerap memberikan 
obat yang berlebihan untuk pasiennya. sebab, para dokter telah terikat 
kontrak dengan para pengusaha farmasih. berupa profit sharing. untuk itu, 
dengan segala upaya mereka menulis resep sebanyak mungkin.agar mendapat 
keuntungan sebanyak mungkin.

padahal, profesi dokter merupakan profesi yang mulia, kini,seiring perkembangan 
zaman yang serba konsumtif maka moralitas boleh digadaikan.nyawa pasien juga 
dipermainkan.

kebetulan kami memiliki bukti otentik tranfer bank dan ekpenses report untuk 
dokter seluruh indonesia dari salah satu perusahaan farmasi terbesar di 
indonesia.  


RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita

2009-08-20 Terurut Topik Indonesia Police Watch
Prilaku dan moralitas para dokter di Indonesia.Sunguh teramat parah.Tak bedanya 
seperti supir bus kota yang mengejar setoran. untuk itu kerap mereka berani 
melakukan perbuatan yang menyimpang. jika, supir bus perbuatannya hanya 
mengebut, berhenti, dan ngetem sembarangan. sedangkan dokter kerap memberikan 
obat yang berlebihan untuk pasiennya. sebab, para dokter telah terikat 
kontrak dengan para pengusaha farmasih. berupa profit sharing. untuk itu, 
dengan segala upaya mereka menulis resep sebanyak mungkin.agar mendapat 
keuntungan sebanyak mungkin.

padahal, profesi dokter merupakan profesi yang mulia, kini,seiring perkembangan 
zaman yang serba konsumtif maka moralitas boleh digadaikan.nyawa pasien juga 
dipermainkan.

kebetulan kami memiliki bukti otentik tranfer bank dan ekpenses report untuk 
dokter seluruh indonesia dari salah satu perusahaan farmasi terbesar di 
indonesia. 

--- On Thu, 20/8/09, Ridwan Nyak Baik rb...@pertamina.com wrote:

From: Ridwan Nyak Baik rb...@pertamina.com
Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis 
Setelah Ada E-mail Prita
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, 20 August, 2009, 2:18 AM






 





  Pernyataan sang dokter ini harus dibuktikan minimal 
berdasarkan data

pasiennya selama 6 bulan pra email Prita dan 6 pulan pasca email

dimaksud. Kalau hanya ucap asal sebut seyogyanya tidak bisa dijadikan

data pendukungbahwa pasiennya mengalami penurunan.



Dalam hal berobat, jika sudah merasa cocok dengan seorang dokter secara

psikologis orang tidak akan sefgera berpindah kelain hati, meski seribu

emil seorang Prita melanda setiap hari. Kepercayaan pasien yang sudah

terbina selama ini adalah karang yang tak goyah oleh gempuran surat

elektronik.



Jadi, sekali lagi pengakuan pasien turu harus dibuktikan lewat data

bukan asal bunyi. Sebab tanpa data,  public sulit untuk percaya.



Tabik;



RnB


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita

2009-08-20 Terurut Topik Hakiki Akbari
Coba dijelaskan lebih jelas, apa yang anda sebut dengan terikat kontrak tsb.
Saya hanya memberi masukan dari pengalaman sehari2 yang saya lihat sebagai 
praktisi kedokteran ..
Memang sering ada hubungan harmonis antara dokter dan pihak farmasi.  
Hubungan harmonis itu akan saya jelaskan sbb: Pada dasarnya Posisi dokter 
adalah tidak terikat kontrak dg pihak manapun, bgt jg dengan pihak farmasi. 
Dokter bekerja sesuai dengan kata hatinya dalam memberikan pengobatan dalam 
koridor standar2 pelayanan yang sudah ada. Pihak Farmasi sendiri biasanya akan 
berusaha memasarkan produknya kepada dokter. Nah selain kelebihan kualitas, 
atau harga produknya, pihak farmasi juga sering memberikan tanda terima kasih 
atas pemakaian produknya oleh dokter. Nah disinilah kemudian menjadi bola panas 
ditangan dokter. Bila dokter memilih untuk tregoda oleh godaan dan iming2 tanda 
terima kasih tersebut maka ia akan berubah jadi budak atau semacam agen 
farmasi. semakin banyak produk yang ia pakai, maka semakin besar tanda teria 
kasih yang diberikan pihak farmasi. Namun tentu saja tidak semua dokter begitu. 
Meskipun pihak farmasi terus menggoda dengan
 tanda terima kasih sebesar apapun ada juga dokter yang tetap memilih untuk 
bersikap mandiri dan memegang teguh kode etik sehingga tidak terpengaruh iming2 
tanda terima kasih tsb.
Apakah seorang dokter memberikan pengobatan berlebihan atau tidak masih 
perludiperdalam lg. selama seorang dokter memenuhi standar dan prsedur profesi, 
maka sulit disebut sebagai pengobatan berlebihan. Kemudian apakah pengobatan 
berlebihan tsb ada kaitannya dengan pihak farmasi tertentu itu juga harus 
diperdalam lagi. Saya sendiri memilih untuk memakai beberapa produk dari 
farmasi tertentu selain obat generik, terutama dikarenakan kualitasnya lumayan 
dan harganya murah.
Adanya bukti transfer dari pihak farmasi ke rekening dokter hanya membuktikan 
adanya transfer saja tidak membuktikan adanya kontrak apalagi kaitannya dengan 
pengobatan berlebih.
So, apa yang ditulis disini, masih terlalu dangkal untuk bisa menuduh ksana 
kemari. Perjelas lagi, kalau memang niatnnya baik. 
 
Salam
HQQ


From: Indonesia Police Watch ipw_policewa...@yahoo.co.in
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Thursday, August 20, 2009 12:31:22 PM
Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis 
Setelah Ada E-mail Prita

 
Prilaku dan moralitas para dokter di Indonesia.Sunguh teramat parah.Tak bedanya 
seperti supir bus kota yang mengejar setoran. untuk itu kerap mereka berani 
melakukan perbuatan yang menyimpang. jika, supir bus perbuatannya hanya 
mengebut, berhenti, dan ngetem sembarangan. sedangkan dokter kerap memberikan 
obat yang berlebihan untuk pasiennya. sebab, para dokter telah terikat 
kontrak dengan para pengusaha farmasih. berupa profit sharing. untuk itu, 
dengan segala upaya mereka menulis resep sebanyak mungkin.agar mendapat 
keuntungan sebanyak mungkin.

padahal, profesi dokter merupakan profesi yang mulia, kini,seiring perkembangan 
zaman yang serba konsumtif maka moralitas boleh digadaikan.nyawa pasien juga 
dipermainkan.

kebetulan kami memiliki bukti otentik tranfer bank dan ekpenses report untuk 
dokter seluruh indonesia dari salah satu perusahaan farmasi terbesar di 
indonesia. 


RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita

2009-08-20 Terurut Topik jenny tampi
pasien sang dokter bukan cuma Prita kan?
kalo memang Prita yang mengada-ada, pasien lain gakkenapa harus takut?
 


--- On Thu, 8/20/09, Indonesia Police Watch ipw_policewa...@yahoo.co.in wrote:


From: Indonesia Police Watch ipw_policewa...@yahoo.co.in
Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis 
Setelah Ada E-mail Prita
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, August 20, 2009, 1:31 AM


 



Prilaku dan moralitas para dokter di Indonesia.Sunguh teramat parah.Tak bedanya 
seperti supir bus kota yang mengejar setoran. untuk itu kerap mereka berani 
melakukan perbuatan yang menyimpang. jika, supir bus perbuatannya hanya 
mengebut, berhenti, dan ngetem sembarangan. sedangkan dokter kerap memberikan 
obat yang berlebihan untuk pasiennya. sebab, para dokter telah terikat 
kontrak dengan para pengusaha farmasih. berupa profit sharing. untuk itu, 
dengan segala upaya mereka menulis resep sebanyak mungkin.agar mendapat 
keuntungan sebanyak mungkin.

padahal, profesi dokter merupakan profesi yang mulia, kini,seiring perkembangan 
zaman yang serba konsumtif maka moralitas boleh digadaikan.nyawa pasien juga 
dipermainkan.

kebetulan kami memiliki bukti otentik tranfer bank dan ekpenses report untuk 
dokter seluruh indonesia dari salah satu perusahaan farmasi terbesar di 
indonesia. 


RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita

2009-08-20 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Ridwan Nyak Baik,
 
Itukan kalau Jaksa Penuntut Umumnya waras, maka sebelum melakukan penuntutan 
terhadap Ibu Prita, dia akan kumpulkan semua bukti atas pernyataan dokter 
tersebut serta apa alasannya pasien yang selama ini menjadi pelanggan dia tiba 
- tiba kabur hanya karena ada email dari Ibu Prita. Jadi harus ada wawancara 
dari para pasien yang sudah biasa menjadi pelanggan dokter tersebut.
 
Saya ragu hal tersebut dilakukan oleh Jaksa Penuntut Umum.
Maka itu para Capres saat kampanye Pilpres mengecam tindakan Aparat Kejaksaan 
yang dinilai telah bertindak secara berlebihan terhadap Ibu Prita.
Tapi yang namanya Politik, ya ada saja caranya untuk mempermalukan capres yang 
berhasil memenangkan Pilpres 2009.
Saya kok curiga ini semua permainan politik untuk saling menjatuhkan lawan 
politiknya.
Kesan saya Ibu Prita hanya difungsikan sebagai Pion dari Permainan Politik 
Tingkat Tinggi di republik ini.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 20/8/09, Ridwan Nyak Baik rb...@pertamina.com menulis:


Dari: Ridwan Nyak Baik rb...@pertamina.com
Judul: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah 
Ada E-mail Prita
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 20 Agustus, 2009, 2:18 AM


 



Pernyataan sang dokter ini harus dibuktikan minimal berdasarkan data
pasiennya selama 6 bulan pra email Prita dan 6 pulan pasca email
dimaksud. Kalau hanya ucap asal sebut seyogyanya tidak bisa dijadikan
data pendukungbahwa pasiennya mengalami penurunan.

Dalam hal berobat, jika sudah merasa cocok dengan seorang dokter secara
psikologis orang tidak akan sefgera berpindah kelain hati, meski seribu
emil seorang Prita melanda setiap hari. Kepercayaan pasien yang sudah
terbina selama ini adalah karang yang tak goyah oleh gempuran surat
elektronik.

Jadi, sekali lagi pengakuan pasien turu harus dibuktikan lewat data
bukan asal bunyi. Sebab tanpa data, public sulit untuk percaya.

Tabik;

RnB


RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita

2009-08-20 Terurut Topik sonar sihombing
Yang paling tepat adalah membuktikan kebenaran pernyataan dr. Hengky. Terukur 
sebelum dan setelah ada surat Prita. Ini pembuktian yang sahih.
 
ss

--- On Thu, 8/20/09, Indonesia Police Watch ipw_policewa...@yahoo.co.in wrote:


From: Indonesia Police Watch ipw_policewa...@yahoo.co.in
Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis 
Setelah Ada E-mail Prita
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, August 20, 2009, 12:31 PM


 



Prilaku dan moralitas para dokter di Indonesia.Sunguh teramat parah.Tak bedanya 
seperti supir bus kota yang mengejar setoran. untuk itu kerap mereka berani 
melakukan perbuatan yang menyimpang. jika, supir bus perbuatannya hanya 
mengebut, berhenti, dan ngetem sembarangan. sedangkan dokter kerap memberikan 
obat yang berlebihan untuk pasiennya. sebab, para dokter telah terikat 
kontrak dengan para pengusaha farmasih. berupa profit sharing. untuk itu, 
dengan segala upaya mereka menulis resep sebanyak mungkin.agar mendapat 
keuntungan sebanyak mungkin.

padahal, profesi dokter merupakan profesi yang mulia, kini,seiring perkembangan 
zaman yang serba konsumtif maka moralitas boleh digadaikan.nyawa pasien juga 
dipermainkan.

kebetulan kami memiliki bukti otentik tranfer bank dan ekpenses report untuk 
dokter seluruh indonesia dari salah satu perusahaan farmasi terbesar di 
indonesia. 


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita

2009-08-20 Terurut Topik fikarwin zuska
Dalam ilmu sosial ada yang dinamakan 'kontrak sosial'. Kontrak tsb tidak 
merujuk pada apa yang biasa dikenal dengan 'surat kontrak': ditandatangani oleh 
pihak terkait plus saksi-saksi. Yang dirujuk oleh kontrak sosial itu justeru 
adanya 'keterikatan' di antara para pihak dengan atau tanpa 'surat kontrak'.  
Intinya di sini ada kesepakatan, kesepahaman, dan aturan tentang berbagai hal 
di antara pihak-pihak terkait. Keterikatan ini bisa berlangsung singkat atau 
lama, tergantung kepentingan masing-masing pelaku. Kalau ada yang merasa 
dirugikan, niscaya 'kontrak sosial' itu akan diperbaruikembali atau diakhiri. 
Dokter sama perusahaan farmasi, saya kira, juga begitu. Tidak perlu ada 'hitam 
di atas putih' untuk keterikatan kerjasama mereka.Ucapan terima kasih dapat 
dipandang sebagai implikasi dari suatu tindakan yang mendahuluinya  Tetapi 
apabila berketerusan, maka 'ucapan terimakasih' bisa berada di awal dari 
tindakan berikutnya; yaitu menjadi sebab dari
 tindakan dokter 'menjual obat'.Ingat kan hukum resiprositas! Oleh sebab itu, 
kalau dari sudut sosial, adalah mustahil seseorang itu bisa betul-betul 
independen, termasuk seorang dokter. Uang sering membuat orang tergantung 
kepadanya: mau berbuat apa saja demi uang. Uang bisa menggerakkan orang.Dokter 
bekerja sesuai dengan kata hatinya dalam memberikan pengobatan dalam koridor 
standar2 pelayanan yang sudah ada, kata HQQ, saya kira itu normatif. Itu 
adalah pernyataan pembelaan yang tidak didasarkan pada observasi secara 
induktif-empirik. Fakta empirik, walaupun menyakitkan, kadang2 memang perlu 
dibenarkan karena dokter sendiri, di tanah air ini, tidak gratis memperoleh 
status yang disandangnya. Mereka banyak mengeluarkan dana, baik resmi atau 
siluman, untuk meraih spesialisnnya.  Akibatnya mereka kejar 'setoran' juga: 
cari pasien se banyak2nya sehingga nyaris tak terurus. Lalu?.dari Medan dan 
Aceh, berduyun2 setiap hari 4-5 flight pasien +
 pengantar dalam sehari pergi berobat ke Penang. Pasien, tampaknya, sudah 
memulai protesnya, resistensinya, terhadap cara-cara pelayanan yang diberikan 
tenaga medis kita selama ini. 
Tabik tuan.. 


--- On Thu, 8/20/09, Hakiki Akbari hakikiakb...@yahoo.com wrote:

From: Hakiki Akbari hakikiakb...@yahoo.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis 
Setelah Ada E-mail Prita
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, August 20, 2009, 5:04 PM













 





  Coba dijelaskan lebih jelas, apa yang anda sebut dengan 
terikat kontrak tsb.

Saya hanya memberi masukan dari pengalaman sehari2 yang saya lihat sebagai 
praktisi kedokteran ..

Memang sering ada hubungan harmonis antara dokter dan pihak farmasi.  
Hubungan harmonis itu akan saya jelaskan sbb: Pada dasarnya Posisi dokter 
adalah tidak terikat kontrak dg pihak manapun, bgt jg dengan pihak farmasi. 
Dokter bekerja sesuai dengan kata hatinya dalam memberikan pengobatan dalam 
koridor standar2 pelayanan yang sudah ada. Pihak Farmasi sendiri biasanya akan 
berusaha memasarkan produknya kepada dokter. Nah selain kelebihan kualitas, 
atau harga produknya, pihak farmasi juga sering memberikan tanda terima kasih 
atas pemakaian produknya oleh dokter. Nah disinilah kemudian menjadi bola panas 
ditangan dokter. Bila dokter memilih untuk tregoda oleh godaan dan iming2 tanda 
terima kasih tersebut maka ia akan berubah jadi budak atau semacam agen 
farmasi. semakin banyak produk yang ia pakai, maka semakin besar tanda teria 
kasih yang diberikan pihak farmasi. Namun tentu saja tidak semua dokter begitu. 
Meskipun pihak farmasi terus menggoda dengan

 tanda terima kasih sebesar apapun ada juga dokter yang tetap memilih untuk 
bersikap mandiri dan memegang teguh kode etik sehingga tidak terpengaruh iming2 
tanda terima kasih tsb.

Apakah seorang dokter memberikan pengobatan berlebihan atau tidak masih 
perludiperdalam lg. selama seorang dokter memenuhi standar dan prsedur profesi, 
maka sulit disebut sebagai pengobatan berlebihan. Kemudian apakah pengobatan 
berlebihan tsb ada kaitannya dengan pihak farmasi tertentu itu juga harus 
diperdalam lagi. Saya sendiri memilih untuk memakai beberapa produk dari 
farmasi tertentu selain obat generik, terutama dikarenakan kualitasnya lumayan 
dan harganya murah.

Adanya bukti transfer dari pihak farmasi ke rekening dokter hanya membuktikan 
adanya transfer saja tidak membuktikan adanya kontrak apalagi kaitannya dengan 
pengobatan berlebih.

So, apa yang ditulis disini, masih terlalu dangkal untuk bisa menuduh ksana 
kemari. Perjelas lagi, kalau memang niatnnya baik. 

 

Salam

HQQ



RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita

2009-08-20 Terurut Topik Ridwan Nyak Baik
Dear Bung Ady;

Jadi, menurut Bung Ady JPU nya (maaf) gak waras, begitu...he2.***

 

Bung;

Bila kasus penyidangan kembali Prita mau ditarik ke ranah politik maka
yang menjadi pemain utama adalah PDIP (kalau saya gak keliru kan Prita
merapat ke PDIP saat kampanye yang lalu). Jadi para ahli hukum yang
menjadi Tim Lawyer PDIP saat gugat hasil Pilpres yang lalu seharusnya
sekarang turun membantu Tim Pembela Prita melawan JPU. 

Lalu, di sisi lain angin koalisi demokrat-PDIP (lewat TK) tampak semakin
nyata. Dari perspektif ini seyogyanya mesin pencitraan Demokrat juga
jangan kalah cepat untuk sigap bantu Prita (toh, SBY juga pernah
menunjukkan simpatinya pada Prita yang punya 2  balita namun tetap dibui
jaksa seperti koruptor kakap, atau bandar narkoba).

Tapi, apapun yang terjadi - politik atau bukan - penyidangan kembali
Prita akan membuka borok Omni lebih menganga. Dari sisi citra dan
reputasi, menang atau kalah bagi Omni tetap rugi. Maka, mari kita kawal
bersama sesuai dengan peran dan fungsi kita masing-masing (sebagai
bagian dari kepedulian kepada penerapan demokrasi dan keadilan di negeri
ini) jalannya persidangan Prita dalam semangat projustisia sesuai
jaminan undang-undang.

Tabik;

RnB

 

From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
[mailto:forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com] On Behalf Of Adyanto
Aditomo
Sent: Thursday, August 20, 2009 7:33 PM
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis
Setelah Ada E-mail Prita

Bung Ridwan Nyak Baik,
 
Itukan kalau Jaksa Penuntut Umumnya waras, maka sebelum melakukan
penuntutan terhadap Ibu Prita, dia akan kumpulkan semua bukti atas
pernyataan dokter tersebut serta apa alasannya pasien yang selama ini
menjadi pelanggan dia tiba - tiba kabur hanya karena ada email dari Ibu
Prita. Jadi harus ada wawancara dari para pasien yang sudah biasa
menjadi pelanggan dokter tersebut.
 
Saya ragu hal tersebut dilakukan oleh Jaksa Penuntut Umum.
Maka itu para Capres saat kampanye Pilpres mengecam tindakan Aparat
Kejaksaan yang dinilai telah bertindak secara berlebihan terhadap Ibu
Prita.
Tapi yang namanya Politik, ya ada saja caranya untuk mempermalukan
capres yang berhasil memenangkan Pilpres 2009.
Saya kok curiga ini semua permainan politik untuk saling menjatuhkan
lawan politiknya.
Kesan saya Ibu Prita hanya difungsikan sebagai Pion dari Permainan
Politik Tingkat Tinggi di republik ini.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo


[Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita

2009-08-19 Terurut Topik Agus Hamonangan

http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/08/19/12401844/dr.Hengky.Pasien.Saya.Turun.Drastis.Setelah.Ada.E-mail.Prita


JAKARTA, KOMPAS.com — Dokter Rumah Sakit Omni Internasional Tangerang yang 
memejahijaukan Prita Mulyasari, dr Hengky, mengaku mengalami penurunan jumlah 
pasien sejak surat elektronik (e-mail) Prita menyebar ke khalayak. Oleh karena 
itu, dia melalui kuasa hukum RS Omni Internasional Tangerang melaporkan Prita 
ke kepolisian.

Ya (e-mail itu mendiskreditkan saya). Pasien saya turun drastis karena takut, 
ujarnya di ruang sidang utama Pengadilan Negeri Tangerang, Rabu (19/8).

Hengky juga merasa geram setelah membaca e-mail Prita. Dia mengetahui e-mail 
itu dari teman-temannya. Prita, dalam e-mail itu menyebutkan, agar 
teman-temannya berhati-hati dengan dr Hengky.

Pada e-mail itu Prita menuliskan, Saya informasikan, dr Hengky juga berpraktik 
di RSCM. Saya tidak menyebutkan RSCM jelek. Tapi lebih hati-hati terhadap 
dokter ini.

Saya merasa itu tidak benar. Tidak sesuai fakta. Saya kesal Yang Mulia, tukas 
Hengky.



RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita

2009-08-19 Terurut Topik Ridwan Nyak Baik
Pernyataan sang dokter ini harus dibuktikan minimal berdasarkan data
pasiennya selama 6 bulan pra email Prita dan 6 pulan pasca email
dimaksud. Kalau hanya ucap asal sebut seyogyanya tidak bisa dijadikan
data pendukungbahwa pasiennya mengalami penurunan.

Dalam hal berobat, jika sudah merasa cocok dengan seorang dokter secara
psikologis orang tidak akan sefgera berpindah kelain hati, meski seribu
emil seorang Prita melanda setiap hari. Kepercayaan pasien yang sudah
terbina selama ini adalah karang yang tak goyah oleh gempuran surat
elektronik.

Jadi, sekali lagi pengakuan pasien turu harus dibuktikan lewat data
bukan asal bunyi. Sebab tanpa data,  public sulit untuk percaya.

Tabik;

RnB

 

From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
[mailto:forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com] On Behalf Of Agus
Hamonangan
Sent: Wednesday, August 19, 2009 4:33 PM
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis
Setelah Ada E-mail Prita


http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/08/19/12401844/dr.Hengky.Pas
ien.Saya.Turun.Drastis.Setelah.Ada.E-mail.Prita

JAKARTA, KOMPAS.com - Dokter Rumah Sakit Omni Internasional Tangerang
yang memejahijaukan Prita Mulyasari, dr Hengky, mengaku mengalami
penurunan jumlah pasien sejak surat elektronik (e-mail) Prita menyebar
ke khalayak. Oleh karena itu, dia melalui kuasa hukum RS Omni
Internasional Tangerang melaporkan Prita ke kepolisian.

Ya (e-mail itu mendiskreditkan saya). Pasien saya turun drastis karena
takut, ujarnya di ruang sidang utama Pengadilan Negeri Tangerang, Rabu
(19/8).

Hengky juga merasa geram setelah membaca e-mail Prita. Dia mengetahui
e-mail itu dari teman-temannya. Prita, dalam e-mail itu menyebutkan,
agar teman-temannya berhati-hati dengan dr Hengky.

Pada e-mail itu Prita menuliskan, Saya informasikan, dr Hengky juga
berpraktik di RSCM. Saya tidak menyebutkan RSCM jelek. Tapi lebih
hati-hati terhadap dokter ini.

Saya merasa itu tidak benar. Tidak sesuai fakta. Saya kesal Yang
Mulia, tukas Hengky.








*
This message may contain confidential and/or privileged information. If you are 
not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you must not 
use, copy, disclose or take any action based on this message or any information 
herein. If you have received this communication in error, please notify us 
immediately by responding to this email and then delete it from your system. PT 
Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and complete transmission 
of the information contained in this communication nor for any delay in its 
receipt.
*


[Non-text portions of this message have been removed]