Saya sdh beberapa tahun tdk lagi mengunjungi atau pulang ke Sukabumi karena hal
yg dibahas rekan2 disini padahal awal 80an saya tinggal di Sukabumi dan bekerja
di Jakarta.
Salah satu alasan saya memutuskan tetap tinggal di Sukabumi dan bekerja di
Jakarta adalah karena nyaman dan segarnya suasana di Sukabumi (saat itu sejak
thn 70an).
Penat & capek dari kerja di Jakarta seolah terobati begitu bus Langgeng Jaya
atau Lana Jaya yg sering saya naikin sampai di Jembatan dekat rumah
Sigareuleung. Naik delman pun nyaman, namun kenyamanan itu skrg hilang bahkan
naik kendaraan pribadipun sdh tdk nyaman, apalagi jalan kaki.
Phenomena seperti Sukabumi ini mungkin bisa dengan mudah kita temui ditempat2
lain di Indonesia dg skala yg berbeda misalnya di Jogya, Malang, Batu...dlsb.
Penduduk memang begitu banyak dan cepat pertambahannya sementara kita tahun
"tanah" tidak pernah bertambah. Yg jelas bertambah "kekumuhannya" karena
"zoning" sdh tak lagi dipedulikan
Salam
Kukuh
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-Original Message-
From: Siti Sulaeha
Sender: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Mon, 14 Jun 2010 19:45:29
To:
Reply-To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] kekumuhan Sukabumi
Saya sependapat dengan ulasan kumuhnya Sukabumi dan prihatin akan
ketidakpedulian aparat pemda.Padahal banyak warga pecinta Sukabumi, karena
diluar jalan protokol masih banyak tempat - tempat yang asri dengan udara yang
nyaman seperti misalnya Selabintana.
Tidak hanya kotanya saja yang parah, wilayah kabupaten yang meliputi Cicurug,
Cibadak , Cisaat dst sama parahnya dalam hal kemacetan lalu lintas, banyak
motor bodong (tanpa nomor polisi ) lalu lintas didepan hidung petugas dibiarkan
saja demikian pula angkot yang ngetem dan berhenti atau memutar seenak perut
mereka.
Waktu tempuh Jakarta Sukabumi yang wajarnya 2 jam ( 150 km ) harus dijalani
menjadi 5 jam akibat kemacetan tersebut yang diperparah oleh adanya
pabrik-pabrik garment disepanjang jalan Bogor - Sukabumi terutama saat
karyawan istirahat atau pulang kerja. Saya heran akan kebijakan pemerintah
menempatkan industri dipinggir jalan dan didaerah subur akibatnya banyak
sawah, kebun beralih fungsi dan debit air tanah menurun bahkan tercemar limbah
industri .
Tolong bapak-bapak incumbent , cari solusi atas masalah ini sebelum wilayah itu
jadi tandus yang menyengsarakan rakyat.
Sitis
[Non-text portions of this message have been removed]
[Non-text portions of this message have been removed]
=
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :
1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS
2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ ,
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/
3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke
anggota
4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id
5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com
KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com
forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/