Re: [Forum Pembaca KOMPAS] DEMO SOAL AQUA
Salam, makasih atas motivasi dari rekan-rekan sekalian. Terutama buat pak moderator Pak Agus H, Saat pertemuan dengan masyarakat padarincang Sabtu, dua pekan lalu saya sampaikan dukungan kawan-kawan di milis. Dan disini saya sampaikan juga salam untuk rekan-rekan FPK. Bupati Serang Taufik Nuriman sudah menyatakan siap mencabut. Tapi ternyata belum final. Karena harus menunggu rekomendasi dari Ketua DPRD Serang Hasan Maksudi. Saya sudah mempostingnya disini pernyataan Bupati Taufik Nuriman. Mungkin Pak Agus kelewat. terimakasih aji setiakarya www.setiakarya.wordpress.com --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, sonar sihombing <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Hal serupa dengan Ancol yang mengurung pantai sebagai milik mereka. > Karena sudah terbatas yang bisa masuk maka orang-orang yang "kebelet"�memanfaatkannya. > > --- On Thu, 8/7/08, anton_djakarta <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > From: anton_djakarta <[EMAIL PROTECTED]> > Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] DEMO SOAL AQUA > To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com > Date: Thursday, August 7, 2008, 12:32 PM > > > > > > > Kesalahan paling fatal Aqua adalah mengkomodifikasi barang gratis > pemberian alam menjadi barang bernilai tinggi. Ini bahaya karena > membentuk realitas masyarakat yang akan mengurung barang bebas > menjadi barang bernilai dan dapat menimbulkan ekses di dalam > perebutan sumber daya. > > ANTON > > Bisakah Alam Sorga dikomodifikasikan? >
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] DEMO SOAL AQUA
Hal serupa dengan Ancol yang mengurung pantai sebagai milik mereka. Karena sudah terbatas yang bisa masuk maka orang-orang yang "kebelet"�memanfaatkannya. --- On Thu, 8/7/08, anton_djakarta <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: anton_djakarta <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] DEMO SOAL AQUA To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, August 7, 2008, 12:32 PM Kesalahan paling fatal Aqua adalah mengkomodifikasi barang gratis pemberian alam menjadi barang bernilai tinggi. Ini bahaya karena membentuk realitas masyarakat yang akan mengurung barang bebas menjadi barang bernilai dan dapat menimbulkan ekses di dalam perebutan sumber daya. ANTON Bisakah Alam Sorga dikomodifikasikan?
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] DEMO SOAL AQUA
Kesalahan paling fatal Aqua adalah mengkomodifikasi barang gratis pemberian alam menjadi barang bernilai tinggi. Ini bahaya karena membentuk realitas masyarakat yang akan mengurung barang bebas menjadi barang bernilai dan dapat menimbulkan ekses di dalam perebutan sumber daya. ANTON Bisakah Alam Sorga dikomodifikasikan? --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, widiyanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bung Aji.. > > Saya salut dengan perlawanan kawan2 di Serang terhadap konglomerasi Aqua. Memang diperlukan tindakan seperti itu untuk menghentikan dominasi perusahaan-perusahaan besar. Selain Serang, saya mencatat ada gugatan juga oleh para petani di Klaten yang pengairan sawahnya bermasalah sejak Aqua bikin pabrik di sana, sekitar tahun 2002 lalu. Saya membayangkan jaringan-jaringan Serang dan Klaten ini bisa melakukan aksi serempak menolak keberadaan Aqua. Solidaritas sangat penting untuk menggalang kekuatan. > > Maju terus! > > > > WIDIYANTO > (m) +62 81 5680 5947 > (o) +62 21 8370 1809 > www.pshk.or.id www.parlemen.net jurnal JENTERA
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] DEMO SOAL AQUA
Bung Aji.. Saya salut dengan perlawanan kawan2 di Serang terhadap konglomerasi Aqua. Memang diperlukan tindakan seperti itu untuk menghentikan dominasi perusahaan-perusahaan besar. Selain Serang, saya mencatat ada gugatan juga oleh para petani di Klaten yang pengairan sawahnya bermasalah sejak Aqua bikin pabrik di sana, sekitar tahun 2002 lalu. Saya membayangkan jaringan-jaringan Serang dan Klaten ini bisa melakukan aksi serempak menolak keberadaan Aqua. Solidaritas sangat penting untuk menggalang kekuatan. Maju terus! WIDIYANTO (m) +62 81 5680 5947 (o) +62 21 8370 1809 www.pshk.or.id www.parlemen.net jurnal JENTERA - Original Message From: aji setiakarya <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] DEMO SOAL AQUA Ini adalah tulisan saya sehari sebelum Bupati Serang Taufik Nuriman mengatakan akan mencabut Izin Aqua yang saya sebarkan terbatas. MASYARAKAT PADARINCANG AKAN DEMO Oleh Aji Setiakarya Rabu (29/7) saya berkesempatan meliput panen raya petani Rumput Laut di daerah Tenjo Ayu, Carenang, Kabupaten Serang yang dihadiri oleh Gubernur Banten Atut Chosiyah dan Bupati Serang Tauifk Nuriman (TN). Perputaran uang di daerah ini menurut salah satu pengusaha rumput laut disana sekitar 12 Miliar. Artinya masyarakat sekitar merasakan keberadaan usaha Rumput Laut ini. Hanya saja mereka mengeluhkan sikap pemerintah provinsi dan kabupaten yang tidak peduli terhadap infrastruktur (jalan) yang rusak parah. Saat audiensi, jelas petani rumput laut ini membutuhkan jalan yang bagus. Saat itu ia langsung menembak Atut Chosiyah sebagai Gubernur Banten untuk segera memperbaiki jalan. Untung, Atut bisa melemparkannya ke Bupati TN sehingga tampak wajahnya memerah. Itu terekam oleh banyak mata termasuk kamera saya. Sepulang dari acara itu, bersama rekan wartawan lainnya, saya menyaksikan hamparan sawah yang kering kerontang. Tanah merekah, disertai pohon padi yang merah karena tak berhasil tumbuh. Saya melewati sungai terusan Ciujung yang hitam. Dan sungai durian yang tidak terurus. Rekan-rekan wartawan menertawakan kerja Bupati Serang yang kata mereka hanya bisa memberikan salam saat sambutan. Yang membuat kami tertawa yang sesungguhnnya jengkel adalah sekelompok ibu-ibu yang mandi di aliran air yang kotor, hijau, air buangan dan bercampur sampah. Kami prihatin!! Dengan masyarakat seni yang kekurangan air bersih. Seorang rekan diantara kami mengaku pernah menulis hal ini tiga kali di korannya, namun tak ada juga respon dari Pemkab. Kemana saja Bupati Serang selama ini?? Kemana janji TN saat kampanye yang menjual kesejahterakan rakyat?? Saya teringat kawan Ubayhaqi (anggota DPRD Lampung), pada Minggu (26/7) sebelum saya ke Pontang ia bercerita tentang sistem irigasi Pontang masa lampau. Menurutnya irigasi Pontang saat itu terkenal terbaik di Banten sehingga pertanian berhasil dengan baik. Tidak ada cerita kekeringan sehingga masyarakat gontok-gontokkan seperti sekarang. Namun menurut lelaki asli Pontang lulusan Unila ini adalah pemerintah tidak mau belajar pada sejarah sehingga bukan memelihara malah menghancurkan. Ini juga yang sedang terjadi di daerah kami di Kampung Cirahab, Desa Curugoong, Kecamatan Padarincang Serang Banten. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang tidak belajar pada pengalaman. Mereka menutup mata atas kerusakan lingkungan yang disebabakan oleh Aqua. Sepertinya Bupati TN kalah cerdas dengan masyarakat Padarincang yang tinggal di kampung itu. Pak TN tidak bisa memisahkan antara keuntungan dan kerugian untuk masyarakat. Padahal secara kasat mata, jika eskplorasi itu terjadi akan mengeringkan 4000 ribu hektar. Belum lagi potensi kekeringan Cidano mongering. Dari aspek kekeringan ini menyebabkan kehancuran di sektor ekonomi para petani. Mana untungnya untuk rakyat?? Penyerapan Tenaga kerja?? Ehm… paling hebat masyarakat setempat menjadi komandan keamanan, yang gajinya dua jutaan. Coba lihat kerugian yang akan ditimbulkan. Bupati Tak Kunjung Cerdas Masyarakat Padarincang sudah cukup cerdas. Sejauh ini mereka tidak pernah melakukan aksi anarkis. Mereka selalu mengikuti aturan demokratis. Mereka menyuarakan aspirasinya dengan beraudiensi dengan wakil rakyat (Komisi D) DPRD Kabupaten Serang, pihak perusahaan dan eksekutif untuk menghentikan pembangunan pabrik Aqua yang dilakukan oleh PT Tirta Investama (TI). Mereka juga menggunakan media sebagai fasilitator dan fungsi kontrol meminta eksekutif mencabut izin pembangunan di sana. Namun, Taufik Nuriman sepertinya tak kunjung cerdas, tiga bulan isu ini bergulir Bupati belum juga punya sikap. Sabtu (26/7) saya sempat hadir dalam musyawarah warga Padarincang di rumah H Ahsan, Kampung Cempaka Desa Ciomas, untuk penolakan Aqua ini. Pada pertemuan itu hadir beberapa intelek, aktivis beberapa partai politik, mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Palima Cinangka (HIMPALKA), pemuda, perwakilan ulama dan kaum tua. Saya agak merinding juga menyaksikan kesatu
[Forum Pembaca KOMPAS] DEMO SOAL AQUA
Ini adalah tulisan saya sehari sebelum Bupati Serang Taufik Nuriman mengatakan akan mencabut Izin Aqua yang saya sebarkan terbatas. MASYARAKAT PADARINCANG AKAN DEMO Oleh Aji Setiakarya Rabu (29/7) saya berkesempatan meliput panen raya petani Rumput Laut di daerah Tenjo Ayu, Carenang, Kabupaten Serang yang dihadiri oleh Gubernur Banten Atut Chosiyah dan Bupati Serang Tauifk Nuriman (TN). Perputaran uang di daerah ini menurut salah satu pengusaha rumput laut disana sekitar 12 Miliar. Artinya masyarakat sekitar merasakan keberadaan usaha Rumput Laut ini. Hanya saja mereka mengeluhkan sikap pemerintah provinsi dan kabupaten yang tidak peduli terhadap infrastruktur (jalan) yang rusak parah. Saat audiensi, jelas petani rumput laut ini membutuhkan jalan yang bagus. Saat itu ia langsung menembak Atut Chosiyah sebagai Gubernur Banten untuk segera memperbaiki jalan. Untung, Atut bisa melemparkannya ke Bupati TN sehingga tampak wajahnya memerah. Itu terekam oleh banyak mata termasuk kamera saya. Sepulang dari acara itu, bersama rekan wartawan lainnya, saya menyaksikan hamparan sawah yang kering kerontang. Tanah merekah, disertai pohon padi yang merah karena tak berhasil tumbuh. Saya melewati sungai terusan Ciujung yang hitam. Dan sungai durian yang tidak terurus. Rekan-rekan wartawan menertawakan kerja Bupati Serang yang kata mereka hanya bisa memberikan salam saat sambutan. Yang membuat kami tertawa yang sesungguhnnya jengkel adalah sekelompok ibu-ibu yang mandi di aliran air yang kotor, hijau, air buangan dan bercampur sampah. Kami prihatin!! Dengan masyarakat seni yang kekurangan air bersih. Seorang rekan diantara kami mengaku pernah menulis hal ini tiga kali di korannya, namun tak ada juga respon dari Pemkab. Kemana saja Bupati Serang selama ini?? Kemana janji TN saat kampanye yang menjual kesejahterakan rakyat?? Saya teringat kawan Ubayhaqi (anggota DPRD Lampung), pada Minggu (26/7) sebelum saya ke Pontang ia bercerita tentang sistem irigasi Pontang masa lampau. Menurutnya irigasi Pontang saat itu terkenal terbaik di Banten sehingga pertanian berhasil dengan baik. Tidak ada cerita kekeringan sehingga masyarakat gontok-gontokkan seperti sekarang. Namun menurut lelaki asli Pontang lulusan Unila ini adalah pemerintah tidak mau belajar pada sejarah sehingga bukan memelihara malah menghancurkan. Ini juga yang sedang terjadi di daerah kami di Kampung Cirahab, Desa Curugoong, Kecamatan Padarincang Serang Banten. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang tidak belajar pada pengalaman. Mereka menutup mata atas kerusakan lingkungan yang disebabakan oleh Aqua. Sepertinya Bupati TN kalah cerdas dengan masyarakat Padarincang yang tinggal di kampung itu. Pak TN tidak bisa memisahkan antara keuntungan dan kerugian untuk masyarakat. Padahal secara kasat mata, jika eskplorasi itu terjadi akan mengeringkan 4000 ribu hektar. Belum lagi potensi kekeringan Cidano mongering. Dari aspek kekeringan ini menyebabkan kehancuran di sektor ekonomi para petani. Mana untungnya untuk rakyat?? Penyerapan Tenaga kerja?? Ehm paling hebat masyarakat setempat menjadi komandan keamanan, yang gajinya dua jutaan. Coba lihat kerugian yang akan ditimbulkan. Bupati Tak Kunjung Cerdas Masyarakat Padarincang sudah cukup cerdas. Sejauh ini mereka tidak pernah melakukan aksi anarkis. Mereka selalu mengikuti aturan demokratis. Mereka menyuarakan aspirasinya dengan beraudiensi dengan wakil rakyat (Komisi D) DPRD Kabupaten Serang, pihak perusahaan dan eksekutif untuk menghentikan pembangunan pabrik Aqua yang dilakukan oleh PT Tirta Investama (TI). Mereka juga menggunakan media sebagai fasilitator dan fungsi kontrol meminta eksekutif mencabut izin pembangunan di sana. Namun, Taufik Nuriman sepertinya tak kunjung cerdas, tiga bulan isu ini bergulir Bupati belum juga punya sikap. Sabtu (26/7) saya sempat hadir dalam musyawarah warga Padarincang di rumah H Ahsan, Kampung Cempaka Desa Ciomas, untuk penolakan Aqua ini. Pada pertemuan itu hadir beberapa intelek, aktivis beberapa partai politik, mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Palima Cinangka (HIMPALKA), pemuda, perwakilan ulama dan kaum tua. Saya agak merinding juga menyaksikan kesatuan dan kebersamaan mereka ini namun tetap bersahaja. Saya langsung ceritakan ini pada kakek saya yang sudah berusia 75-an. Kakek saya kemudian balik bercerita bahwa pasca pernyataan kemerdekaan oleh Seokarno banyak masyarakat Padarincang khususnya dari Desa Ciomas datang ke Jakarta untuk membantu tentara Indonesia melawa Belanda (NICA). Masih menurut kakek banyak orang Ciomas yang gugur disana atau kembali dengan jenazah. Itu adalah sikap patriotisme masyarakat Ciomas yang tidak dimiliki oleh masyarakat lainnya. Jika mereka punya musuh pantang menyerah. Memang saya belum membaca fakta tertulisnya. Namun cerita kakek adalah fakta sejarah. Saya berpikir apakah ini reinkarnasi melawan penjajah (ekonomi), kakek mengiyakan. N