Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja

2008-02-05 Terurut Topik Haniwar Syarif
ooo  begitu  ...

tapi kenapa judulnya "Megawati terbuka saja ??"

Maaf jika pertanyaankudianggap bodoh


Salam

Haniwar



At 04:03 AM 05-02-08, you wrote:
>Hallo Bung Haniwar,
>
>Mohon maaf kalau bikin pak Haniwar gak mudeng.
>Mohon maaf juga kalau karena saya menceritain teman saya dirasa kurang pantas.
>Maksud saya sederhana saja, kalau mau berbuat baik, buatlah 
>sekarang, gak usah nunggu besok, lusa, kalau ini, kalau itu.
>Buat apa yang bisa dibuat.
>
>Salam
>Mulyadi


RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja

2008-02-05 Terurut Topik Hendra Kusumah
Saya mau membantu Bung Haniwar dalam mencerna cerita Bung Mulyadi...
Sebagaimana maksudnya yang sederhana "do it right now", itu lebih tepat
dialamatkan pada SBY... kita semua mungkin masih ingat statement SBY pada
awal tahun 2007, "saya akan lebih tegas!" Buktinya? Gak tegas2 juga tuh...
Lagian kalau mau tegas aja, ngapain sih diomong-omongin? Emang Presiden kita
satu ini sangat pandai -berwacana- ...:D 

 

From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of stephanus Mulyadi
Sent: 05 Februari 2008 4:03
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja

 

Hallo Bung Haniwar, 

Mohon maaf kalau bikin pak Haniwar gak mudeng.
Mohon maaf juga kalau karena saya menceritain teman saya dirasa kurang
pantas.
Maksud saya sederhana saja, kalau mau berbuat baik, buatlah sekarang, gak
usah nunggu besok, lusa, kalau ini, kalau itu.
Buat apa yang bisa dibuat.

Salam
Mulyadi



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja

2008-02-05 Terurut Topik stephanus Mulyadi
Hallo Bung Haniwar, 

Mohon maaf kalau bikin pak Haniwar gak mudeng.
Mohon maaf juga kalau karena saya menceritain teman saya dirasa kurang pantas.
Maksud saya sederhana saja, kalau mau berbuat baik, buatlah sekarang, gak usah 
nunggu besok, lusa, kalau ini, kalau itu.
Buat apa yang bisa dibuat.

Salam
Mulyadi

Haniwar Syarif <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   mohon 
pnejlasn maksudnya posingini apa ya..??
 
 aku nggak mudeng..
 
 kok  temannya diceritain... ?
 
 apa relevansinya ?
 
 straight to the point lah...
 
 Salam
 
 Hnaiwar
 
 


RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja

2008-02-03 Terurut Topik Hendra Kusumah
Quote: "Iya, menjengkelkan. Dan biasanya yang model begitu, kalo ada
masalah,
berkelitnya; lho saya kan nggak ikut memutuskan. bukannya bantu cari
solusi, malah ngamanin diri..." Dan itu yang dilakukan SBY-JK ketika
mengatakan bahwa pemerintahan sebelumnya lebih buruk dari pemerintahannya,
padahal mereka memegang posisi kunci pada pemerintahan sebelumnya itu.

 

From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Subhan Toba
Sent: 04 Februari 2008 3:46
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja

 

Iya, menjengkelkan. Dan biasanya yang model begitu, kalo ada masalah,
berkelitnya; lho saya kan nggak ikut memutuskan. bukannya bantu cari
solusi, malah ngamanin diri...



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja

2008-02-03 Terurut Topik simson gintings
Seorang penyanyi jazz tentu akan selalu melantunkan lagu jazz.
Penyanyi dangdut, nyanyi dangdut. Kalau oposisi bicara lantang,
memang harus begitu. Kalau diam saja itu bukan oposisi namanya dan
akan jadi bahan tertawaan dunia.

Contoh yg anda kemukakan ttg orang yg menjengkelkan itu, saya juga
punya kenalan yg tidak kalah menjengkelkannya. Dia ketua orgnasiasi
di lingkungan kami. Memang dia pintar. Karena merasa pintar, bila
mimpin rapat dia sendiri yg bicara dan orang lain mendengarkan saja.

Ada juga ketua organisasi dimana seorang teman ikut jadi pengurus.
Ceritanya lain lagi. Katanya, kemampuan intlektual ketua mereka itu
biasa-biasa saja. Agak pendiam orangnya. Tidak banyak bicara tentu
saja. Kalau mimpin rapat, dia membuka ala kadarnya lalu memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada pengurus lain utk berbicara.
Perannya tidak ubahnya sbg seorang moderator belaka.

Yg enak jadi penonton, bisa ngomong sesuka hati, seperti kita-kita
ini. Dan penonton biasanya cenderung melihat penyanyinya, bukan
lagunya. Biarapun seseorang mengatakan sesuatu yg benar dan menarik,
tapi karena si X yang mengatakannya maka kita merasa dia tidak
berhak utk mengatakannya.

Memang susah mencari pemimpin yg berbobot, tegas dan cepat dlm
mengambil keputusan. Jangan sampai menangis saja pun terlambat.
Masyarakat sudah menjerit dan menangis 6 bulan lamanya, dia baru
menangis belakangan, ketika air mata orang lain nyaris kering.

Pelajaran dasar bagi seorang calon pemimpin: menangis harus tepat
waktu.


sg


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, stephanus Mulyadi
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya sering kali ngumpul sama anak-anak muda, entah untek sekedar
nongkrong, main kartu, gitaran kadang juga untuk hal-hal yang
serius. Nah untuk urusan yg serius ini, ada seorang anak muda di
dalam kelompok itu yang agak aneh, bahkan boleh dibilang urik atau
licik. Dia selalu saja menghindar dari tanggung jawab dengan alsan
yang kadang tidak masuk akal.
>
> Contohnya begini,
> ketika dalam sebuah rapat semua teman-teman lagi berkerut
keningnya mikir dengan serius, eh  dia malah leyeh-leyeh dgn mata
setengah terpejam.
> Kelakuannya itu tentu saja membuat teman lain merasa jengkel dan
ngajak dia untuk ikut mikir. Dia santai saja berkelit, " belum bisa
mikir, lagi lapar."
> Tapi setelah segala penganan disantap,  kembali dia leyeh-leyeh
dengan mata  tiga perempat terpejam. Kalau temannya protes, dia
punya alasan lagi, "wah sekarang setelah makan malah jadi ngantuk.
Gak bisa mikir lagi..."
> "Besok aja ya, dalam rapat berikutnya aku akan memberikan ide yang
cemerlang," katanya. "Tapi ini bukan janji loh..."
>
> Memang menjengkelkan teman saya itu. Untung dia gak pernah jadi
orang penting.
>
> Salam
> Mulyadi


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja

2008-02-03 Terurut Topik Subhan Toba
Iya, menjengkelkan. Dan biasanya yang model begitu, kalo ada masalah,
berkelitnya; lho saya kan nggak ikut memutuskan. bukannya bantu cari
solusi, malah ngamanin diri...

2008/2/3 stephanus Mulyadi <[EMAIL PROTECTED]>:

> Saya sering kali ngumpul sama anak-anak muda, entah untek sekedar
> nongkrong, main kartu, gitaran kadang juga untuk hal-hal yang serius. Nah
> untuk urusan yg serius ini, ada seorang anak muda di dalam kelompok itu yang
> agak aneh, bahkan boleh dibilang urik atau licik. Dia selalu saja menghindar
> dari tanggung jawab dengan alsan yang kadang tidak masuk akal.
>
> Contohnya begini,
> ketika dalam sebuah rapat semua teman-teman lagi berkerut keningnya mikir
> dengan serius, eh  dia malah leyeh-leyeh dgn mata setengah terpejam.
> Kelakuannya itu tentu saja membuat teman lain merasa jengkel dan ngajak
> dia untuk ikut mikir. Dia santai saja berkelit, " belum bisa mikir, lagi
> lapar."
> Tapi setelah segala penganan disantap,  kembali dia leyeh-leyeh dengan
> mata  tiga perempat terpejam. Kalau temannya protes, dia punya alasan lagi,
> "wah sekarang setelah makan malah jadi ngantuk. Gak bisa mikir lagi..."
> "Besok aja ya, dalam rapat berikutnya aku akan memberikan ide yang
> cemerlang," katanya. "Tapi ini bukan janji loh..."
>
> Memang menjengkelkan teman saya itu. Untung dia gak pernah jadi orang
> penting.
>
> Salam
> Mulyadi


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja

2008-02-03 Terurut Topik Haniwar Syarif
mohon pnejlasn maksudnya posingini apa ya..??

aku nggak mudeng..

kok  temannya diceritain... ?

apa relevansinya ?

straight to the point lah...

Salam

Hnaiwar

At 02:33 PM 03-02-08, you wrote:
>Saya sering kali ngumpul sama anak-anak muda, entah untek sekedar 
>nongkrong, main kartu, gitaran kadang juga untuk hal-hal yang serius. Nah 
>untuk urusan yg serius ini, ada seorang anak muda di dalam kelompok itu 
>yang agak aneh, bahkan boleh dibilang urik atau licik. Dia selalu saja 
>menghindar dari tanggung jawab dengan alsan yang kadang tidak masuk akal.
>
>Contohnya begini,
>ketika dalam sebuah rapat semua teman-teman lagi berkerut keningnya mikir 
>dengan serius, eh  dia malah leyeh-leyeh dgn mata setengah terpejam.
>Kelakuannya itu tentu saja membuat teman lain merasa jengkel dan ngajak 
>dia untuk ikut mikir. Dia santai saja berkelit, " belum bisa mikir, lagi 
>lapar."
>Tapi setelah segala penganan disantap,  kembali dia leyeh-leyeh dengan 
>mata  tiga perempat terpejam. Kalau temannya protes, dia punya alasan 
>lagi, "wah sekarang setelah makan malah jadi ngantuk. Gak bisa mikir lagi..."
>"Besok aja ya, dalam rapat berikutnya aku akan memberikan ide yang 
>cemerlang," katanya. "Tapi ini bukan janji loh..."
>
>Memang menjengkelkan teman saya itu. Untung dia gak pernah jadi orang penting.
>
>Salam
>Mulyadi
>


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja

2008-02-02 Terurut Topik stephanus Mulyadi
Saya sering kali ngumpul sama anak-anak muda, entah untek sekedar nongkrong, 
main kartu, gitaran kadang juga untuk hal-hal yang serius. Nah untuk urusan yg 
serius ini, ada seorang anak muda di dalam kelompok itu yang agak aneh, bahkan 
boleh dibilang urik atau licik. Dia selalu saja menghindar dari tanggung jawab 
dengan alsan yang kadang tidak masuk akal.

Contohnya begini, 
ketika dalam sebuah rapat semua teman-teman lagi berkerut keningnya mikir 
dengan serius, eh  dia malah leyeh-leyeh dgn mata setengah terpejam. 
Kelakuannya itu tentu saja membuat teman lain merasa jengkel dan ngajak dia 
untuk ikut mikir. Dia santai saja berkelit, " belum bisa mikir, lagi lapar."
Tapi setelah segala penganan disantap,  kembali dia leyeh-leyeh dengan mata  
tiga perempat terpejam. Kalau temannya protes, dia punya alasan lagi, "wah 
sekarang setelah makan malah jadi ngantuk. Gak bisa mikir lagi..."
"Besok aja ya, dalam rapat berikutnya aku akan memberikan ide yang cemerlang," 
katanya. "Tapi ini bukan janji loh..."

Memang menjengkelkan teman saya itu. Untung dia gak pernah jadi orang penting.

Salam
Mulyadi


Agus Hamonangan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   
http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.02.03.01461354&channel=2&mn=2&idx=2
 
 Lampung Utara, Kompas - Di depan ratusan warga Kotabumi, Kabupaten
 Lampung Utara, Megawati Soekarnoputri mengatakan, ada sejumlah pihak
 yang menyebutkan perjalanannya ke sejumlah daerah sebagai kampanye
 terselubung. "Saya katakan bahwa saya tidak melakukan kampanye
 terselubung. Terbuka saja," ujarnya.
 
 Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,
 itu melanjutkan safari politiknya ke Lampung, Jumat (1/2). Sejak Rabu
 (30/1), ia bersama sejumlah fungsionaris PDI-P melakukan safari
 politik di Sumatera Selatan.
 
 Megawati menambahkan, "Siapa saja yang ingin melakukan cara kerja
 seperti saya, ya lakukan. Sehingga tidak menerima laporan dari meja."
 
 Megawati yang menyiapkan diri mengikuti Pemilu 2009 sebagai calon
 presiden juga mengomentari pendapat yang berkembang di Jakarta bahwa
 ia berbicara terlalu tajam. Menurut dia, bagi telinga sebagian orang,
 mungkin bicaranya terlalu tajam. "Bagi saya biasa saja. Saya kan
 dialog dengan masyarakat bagaimana keadaan sekarang. Semua bilang
 susah. Tidak ada yang bilang tidak berat. Bukan saya yang omong," kata
 Megawati.
 
 Dalam dialog di Lampung yang dihadiri Gubernur Lampung Sjahroeddin,
 masyarakat minta harga bahan kebutuhan pokok diturunkan. Namun,
 Megawati mengakui, ia tidak bisa menurunkan harga pokok karena bukan
 pimpinan negara saat ini. Ia adalah pimpinan partai.
 
 Persoalan di masyarakat akan dirembuk di DPR, kemudian disampaikan
 kepada pemerintah. "Jadi, yang melakukan perbaikan adalah pemerintah
 yang dipimpin presiden," tutur Megawati.
 
 Sarwoko, salah seorang warga yang hadir dalam dialog itu, mengeluhkan
 susahnya membuat kartu tanda penduduk di Lampung Utara.
 
 "Mahal sekali, satu KTP bisa Rp 100.000," katanya.
 
 Menjawab keluhan masyarakat, Megawati mengatakan, ia tidak bisa
 menjawab keluhan-keluhan itu karena khawatir dibilang janji. Namun,
 menurut Megawati, ia akan menyampaikan keluhan-keluhan itu untuk
 dibahas Fraksi PDI-P di DPR.
 
 Menjelang dialog, Megawati dan rombongannya dijamu makan siang di
 rumah makan Taruko Jaya. Masyarakat yang sudah menunggu di bawah tenda
 di halaman rumah makan itu melihat Megawati dan rombongannya makan
 siang dari balik kaca.
 
 Dua kendaraan rombongan Megawati bertabrakan saat berkonvoi dari
 Kotabumi, Lampung Utara, ke Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Kendaraan
 yang mengangkut wartawan itu bertabrakan hingga kapnya terangkat dan
 radiatornya pecah.
 
 Kendaraan rombongan Megawati yang berjumlah sekitar 25 mobil, dikawal
 mobil polisi. (IDR)
 
 
 
   

   
-
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja

2008-02-02 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.02.03.01461354&channel=2&mn=2&idx=2

Lampung Utara, Kompas - Di depan ratusan warga Kotabumi, Kabupaten
Lampung Utara, Megawati Soekarnoputri mengatakan, ada sejumlah pihak
yang menyebutkan perjalanannya ke sejumlah daerah sebagai kampanye
terselubung. "Saya katakan bahwa saya tidak melakukan kampanye
terselubung. Terbuka saja," ujarnya.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,
itu melanjutkan safari politiknya ke Lampung, Jumat (1/2). Sejak Rabu
(30/1), ia bersama sejumlah fungsionaris PDI-P melakukan safari
politik di Sumatera Selatan.

Megawati menambahkan, "Siapa saja yang ingin melakukan cara kerja
seperti saya, ya lakukan. Sehingga tidak menerima laporan dari meja."

Megawati yang menyiapkan diri mengikuti Pemilu 2009 sebagai calon
presiden juga mengomentari pendapat yang berkembang di Jakarta bahwa
ia berbicara terlalu tajam. Menurut dia, bagi telinga sebagian orang,
mungkin bicaranya terlalu tajam. "Bagi saya biasa saja. Saya kan
dialog dengan masyarakat bagaimana keadaan sekarang. Semua bilang
susah. Tidak ada yang bilang tidak berat. Bukan saya yang omong," kata
Megawati.

Dalam dialog di Lampung yang dihadiri Gubernur Lampung Sjahroeddin,
masyarakat minta harga bahan kebutuhan pokok diturunkan. Namun,
Megawati mengakui, ia tidak bisa menurunkan harga pokok karena bukan
pimpinan negara saat ini. Ia adalah pimpinan partai.

Persoalan di masyarakat akan dirembuk di DPR, kemudian disampaikan
kepada pemerintah. "Jadi, yang melakukan perbaikan adalah pemerintah
yang dipimpin presiden," tutur Megawati.

Sarwoko, salah seorang warga yang hadir dalam dialog itu, mengeluhkan
susahnya membuat kartu tanda penduduk di Lampung Utara.

"Mahal sekali, satu KTP bisa Rp 100.000," katanya.

Menjawab keluhan masyarakat, Megawati mengatakan, ia tidak bisa
menjawab keluhan-keluhan itu karena khawatir dibilang janji. Namun,
menurut Megawati, ia akan menyampaikan keluhan-keluhan itu untuk
dibahas Fraksi PDI-P di DPR.

Menjelang dialog, Megawati dan rombongannya dijamu makan siang di
rumah makan Taruko Jaya. Masyarakat yang sudah menunggu di bawah tenda
di halaman rumah makan itu melihat Megawati dan rombongannya makan
siang dari balik kaca.

Dua kendaraan rombongan Megawati bertabrakan saat berkonvoi dari
Kotabumi, Lampung Utara, ke Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Kendaraan
yang mengangkut wartawan itu bertabrakan hingga kapnya terangkat dan
radiatornya pecah.

Kendaraan rombongan Megawati yang berjumlah sekitar 25 mobil, dikawal
mobil polisi. (IDR)