Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja
ooo begitu ... tapi kenapa judulnya "Megawati terbuka saja ??" Maaf jika pertanyaankudianggap bodoh Salam Haniwar At 04:03 AM 05-02-08, you wrote: >Hallo Bung Haniwar, > >Mohon maaf kalau bikin pak Haniwar gak mudeng. >Mohon maaf juga kalau karena saya menceritain teman saya dirasa kurang pantas. >Maksud saya sederhana saja, kalau mau berbuat baik, buatlah >sekarang, gak usah nunggu besok, lusa, kalau ini, kalau itu. >Buat apa yang bisa dibuat. > >Salam >Mulyadi
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja
Saya mau membantu Bung Haniwar dalam mencerna cerita Bung Mulyadi... Sebagaimana maksudnya yang sederhana "do it right now", itu lebih tepat dialamatkan pada SBY... kita semua mungkin masih ingat statement SBY pada awal tahun 2007, "saya akan lebih tegas!" Buktinya? Gak tegas2 juga tuh... Lagian kalau mau tegas aja, ngapain sih diomong-omongin? Emang Presiden kita satu ini sangat pandai -berwacana- ...:D From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of stephanus Mulyadi Sent: 05 Februari 2008 4:03 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja Hallo Bung Haniwar, Mohon maaf kalau bikin pak Haniwar gak mudeng. Mohon maaf juga kalau karena saya menceritain teman saya dirasa kurang pantas. Maksud saya sederhana saja, kalau mau berbuat baik, buatlah sekarang, gak usah nunggu besok, lusa, kalau ini, kalau itu. Buat apa yang bisa dibuat. Salam Mulyadi
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja
Hallo Bung Haniwar, Mohon maaf kalau bikin pak Haniwar gak mudeng. Mohon maaf juga kalau karena saya menceritain teman saya dirasa kurang pantas. Maksud saya sederhana saja, kalau mau berbuat baik, buatlah sekarang, gak usah nunggu besok, lusa, kalau ini, kalau itu. Buat apa yang bisa dibuat. Salam Mulyadi Haniwar Syarif <[EMAIL PROTECTED]> wrote: mohon pnejlasn maksudnya posingini apa ya..?? aku nggak mudeng.. kok temannya diceritain... ? apa relevansinya ? straight to the point lah... Salam Hnaiwar
RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja
Quote: "Iya, menjengkelkan. Dan biasanya yang model begitu, kalo ada masalah, berkelitnya; lho saya kan nggak ikut memutuskan. bukannya bantu cari solusi, malah ngamanin diri..." Dan itu yang dilakukan SBY-JK ketika mengatakan bahwa pemerintahan sebelumnya lebih buruk dari pemerintahannya, padahal mereka memegang posisi kunci pada pemerintahan sebelumnya itu. From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Subhan Toba Sent: 04 Februari 2008 3:46 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja Iya, menjengkelkan. Dan biasanya yang model begitu, kalo ada masalah, berkelitnya; lho saya kan nggak ikut memutuskan. bukannya bantu cari solusi, malah ngamanin diri...
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja
Seorang penyanyi jazz tentu akan selalu melantunkan lagu jazz. Penyanyi dangdut, nyanyi dangdut. Kalau oposisi bicara lantang, memang harus begitu. Kalau diam saja itu bukan oposisi namanya dan akan jadi bahan tertawaan dunia. Contoh yg anda kemukakan ttg orang yg menjengkelkan itu, saya juga punya kenalan yg tidak kalah menjengkelkannya. Dia ketua orgnasiasi di lingkungan kami. Memang dia pintar. Karena merasa pintar, bila mimpin rapat dia sendiri yg bicara dan orang lain mendengarkan saja. Ada juga ketua organisasi dimana seorang teman ikut jadi pengurus. Ceritanya lain lagi. Katanya, kemampuan intlektual ketua mereka itu biasa-biasa saja. Agak pendiam orangnya. Tidak banyak bicara tentu saja. Kalau mimpin rapat, dia membuka ala kadarnya lalu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pengurus lain utk berbicara. Perannya tidak ubahnya sbg seorang moderator belaka. Yg enak jadi penonton, bisa ngomong sesuka hati, seperti kita-kita ini. Dan penonton biasanya cenderung melihat penyanyinya, bukan lagunya. Biarapun seseorang mengatakan sesuatu yg benar dan menarik, tapi karena si X yang mengatakannya maka kita merasa dia tidak berhak utk mengatakannya. Memang susah mencari pemimpin yg berbobot, tegas dan cepat dlm mengambil keputusan. Jangan sampai menangis saja pun terlambat. Masyarakat sudah menjerit dan menangis 6 bulan lamanya, dia baru menangis belakangan, ketika air mata orang lain nyaris kering. Pelajaran dasar bagi seorang calon pemimpin: menangis harus tepat waktu. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, stephanus Mulyadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya sering kali ngumpul sama anak-anak muda, entah untek sekedar nongkrong, main kartu, gitaran kadang juga untuk hal-hal yang serius. Nah untuk urusan yg serius ini, ada seorang anak muda di dalam kelompok itu yang agak aneh, bahkan boleh dibilang urik atau licik. Dia selalu saja menghindar dari tanggung jawab dengan alsan yang kadang tidak masuk akal. > > Contohnya begini, > ketika dalam sebuah rapat semua teman-teman lagi berkerut keningnya mikir dengan serius, eh dia malah leyeh-leyeh dgn mata setengah terpejam. > Kelakuannya itu tentu saja membuat teman lain merasa jengkel dan ngajak dia untuk ikut mikir. Dia santai saja berkelit, " belum bisa mikir, lagi lapar." > Tapi setelah segala penganan disantap, kembali dia leyeh-leyeh dengan mata tiga perempat terpejam. Kalau temannya protes, dia punya alasan lagi, "wah sekarang setelah makan malah jadi ngantuk. Gak bisa mikir lagi..." > "Besok aja ya, dalam rapat berikutnya aku akan memberikan ide yang cemerlang," katanya. "Tapi ini bukan janji loh..." > > Memang menjengkelkan teman saya itu. Untung dia gak pernah jadi orang penting. > > Salam > Mulyadi
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja
Iya, menjengkelkan. Dan biasanya yang model begitu, kalo ada masalah, berkelitnya; lho saya kan nggak ikut memutuskan. bukannya bantu cari solusi, malah ngamanin diri... 2008/2/3 stephanus Mulyadi <[EMAIL PROTECTED]>: > Saya sering kali ngumpul sama anak-anak muda, entah untek sekedar > nongkrong, main kartu, gitaran kadang juga untuk hal-hal yang serius. Nah > untuk urusan yg serius ini, ada seorang anak muda di dalam kelompok itu yang > agak aneh, bahkan boleh dibilang urik atau licik. Dia selalu saja menghindar > dari tanggung jawab dengan alsan yang kadang tidak masuk akal. > > Contohnya begini, > ketika dalam sebuah rapat semua teman-teman lagi berkerut keningnya mikir > dengan serius, eh dia malah leyeh-leyeh dgn mata setengah terpejam. > Kelakuannya itu tentu saja membuat teman lain merasa jengkel dan ngajak > dia untuk ikut mikir. Dia santai saja berkelit, " belum bisa mikir, lagi > lapar." > Tapi setelah segala penganan disantap, kembali dia leyeh-leyeh dengan > mata tiga perempat terpejam. Kalau temannya protes, dia punya alasan lagi, > "wah sekarang setelah makan malah jadi ngantuk. Gak bisa mikir lagi..." > "Besok aja ya, dalam rapat berikutnya aku akan memberikan ide yang > cemerlang," katanya. "Tapi ini bukan janji loh..." > > Memang menjengkelkan teman saya itu. Untung dia gak pernah jadi orang > penting. > > Salam > Mulyadi
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja
mohon pnejlasn maksudnya posingini apa ya..?? aku nggak mudeng.. kok temannya diceritain... ? apa relevansinya ? straight to the point lah... Salam Hnaiwar At 02:33 PM 03-02-08, you wrote: >Saya sering kali ngumpul sama anak-anak muda, entah untek sekedar >nongkrong, main kartu, gitaran kadang juga untuk hal-hal yang serius. Nah >untuk urusan yg serius ini, ada seorang anak muda di dalam kelompok itu >yang agak aneh, bahkan boleh dibilang urik atau licik. Dia selalu saja >menghindar dari tanggung jawab dengan alsan yang kadang tidak masuk akal. > >Contohnya begini, >ketika dalam sebuah rapat semua teman-teman lagi berkerut keningnya mikir >dengan serius, eh dia malah leyeh-leyeh dgn mata setengah terpejam. >Kelakuannya itu tentu saja membuat teman lain merasa jengkel dan ngajak >dia untuk ikut mikir. Dia santai saja berkelit, " belum bisa mikir, lagi >lapar." >Tapi setelah segala penganan disantap, kembali dia leyeh-leyeh dengan >mata tiga perempat terpejam. Kalau temannya protes, dia punya alasan >lagi, "wah sekarang setelah makan malah jadi ngantuk. Gak bisa mikir lagi..." >"Besok aja ya, dalam rapat berikutnya aku akan memberikan ide yang >cemerlang," katanya. "Tapi ini bukan janji loh..." > >Memang menjengkelkan teman saya itu. Untung dia gak pernah jadi orang penting. > >Salam >Mulyadi >
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja
Saya sering kali ngumpul sama anak-anak muda, entah untek sekedar nongkrong, main kartu, gitaran kadang juga untuk hal-hal yang serius. Nah untuk urusan yg serius ini, ada seorang anak muda di dalam kelompok itu yang agak aneh, bahkan boleh dibilang urik atau licik. Dia selalu saja menghindar dari tanggung jawab dengan alsan yang kadang tidak masuk akal. Contohnya begini, ketika dalam sebuah rapat semua teman-teman lagi berkerut keningnya mikir dengan serius, eh dia malah leyeh-leyeh dgn mata setengah terpejam. Kelakuannya itu tentu saja membuat teman lain merasa jengkel dan ngajak dia untuk ikut mikir. Dia santai saja berkelit, " belum bisa mikir, lagi lapar." Tapi setelah segala penganan disantap, kembali dia leyeh-leyeh dengan mata tiga perempat terpejam. Kalau temannya protes, dia punya alasan lagi, "wah sekarang setelah makan malah jadi ngantuk. Gak bisa mikir lagi..." "Besok aja ya, dalam rapat berikutnya aku akan memberikan ide yang cemerlang," katanya. "Tapi ini bukan janji loh..." Memang menjengkelkan teman saya itu. Untung dia gak pernah jadi orang penting. Salam Mulyadi Agus Hamonangan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.02.03.01461354&channel=2&mn=2&idx=2 Lampung Utara, Kompas - Di depan ratusan warga Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Megawati Soekarnoputri mengatakan, ada sejumlah pihak yang menyebutkan perjalanannya ke sejumlah daerah sebagai kampanye terselubung. "Saya katakan bahwa saya tidak melakukan kampanye terselubung. Terbuka saja," ujarnya. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, itu melanjutkan safari politiknya ke Lampung, Jumat (1/2). Sejak Rabu (30/1), ia bersama sejumlah fungsionaris PDI-P melakukan safari politik di Sumatera Selatan. Megawati menambahkan, "Siapa saja yang ingin melakukan cara kerja seperti saya, ya lakukan. Sehingga tidak menerima laporan dari meja." Megawati yang menyiapkan diri mengikuti Pemilu 2009 sebagai calon presiden juga mengomentari pendapat yang berkembang di Jakarta bahwa ia berbicara terlalu tajam. Menurut dia, bagi telinga sebagian orang, mungkin bicaranya terlalu tajam. "Bagi saya biasa saja. Saya kan dialog dengan masyarakat bagaimana keadaan sekarang. Semua bilang susah. Tidak ada yang bilang tidak berat. Bukan saya yang omong," kata Megawati. Dalam dialog di Lampung yang dihadiri Gubernur Lampung Sjahroeddin, masyarakat minta harga bahan kebutuhan pokok diturunkan. Namun, Megawati mengakui, ia tidak bisa menurunkan harga pokok karena bukan pimpinan negara saat ini. Ia adalah pimpinan partai. Persoalan di masyarakat akan dirembuk di DPR, kemudian disampaikan kepada pemerintah. "Jadi, yang melakukan perbaikan adalah pemerintah yang dipimpin presiden," tutur Megawati. Sarwoko, salah seorang warga yang hadir dalam dialog itu, mengeluhkan susahnya membuat kartu tanda penduduk di Lampung Utara. "Mahal sekali, satu KTP bisa Rp 100.000," katanya. Menjawab keluhan masyarakat, Megawati mengatakan, ia tidak bisa menjawab keluhan-keluhan itu karena khawatir dibilang janji. Namun, menurut Megawati, ia akan menyampaikan keluhan-keluhan itu untuk dibahas Fraksi PDI-P di DPR. Menjelang dialog, Megawati dan rombongannya dijamu makan siang di rumah makan Taruko Jaya. Masyarakat yang sudah menunggu di bawah tenda di halaman rumah makan itu melihat Megawati dan rombongannya makan siang dari balik kaca. Dua kendaraan rombongan Megawati bertabrakan saat berkonvoi dari Kotabumi, Lampung Utara, ke Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Kendaraan yang mengangkut wartawan itu bertabrakan hingga kapnya terangkat dan radiatornya pecah. Kendaraan rombongan Megawati yang berjumlah sekitar 25 mobil, dikawal mobil polisi. (IDR) - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja
http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.02.03.01461354&channel=2&mn=2&idx=2 Lampung Utara, Kompas - Di depan ratusan warga Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Megawati Soekarnoputri mengatakan, ada sejumlah pihak yang menyebutkan perjalanannya ke sejumlah daerah sebagai kampanye terselubung. "Saya katakan bahwa saya tidak melakukan kampanye terselubung. Terbuka saja," ujarnya. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, itu melanjutkan safari politiknya ke Lampung, Jumat (1/2). Sejak Rabu (30/1), ia bersama sejumlah fungsionaris PDI-P melakukan safari politik di Sumatera Selatan. Megawati menambahkan, "Siapa saja yang ingin melakukan cara kerja seperti saya, ya lakukan. Sehingga tidak menerima laporan dari meja." Megawati yang menyiapkan diri mengikuti Pemilu 2009 sebagai calon presiden juga mengomentari pendapat yang berkembang di Jakarta bahwa ia berbicara terlalu tajam. Menurut dia, bagi telinga sebagian orang, mungkin bicaranya terlalu tajam. "Bagi saya biasa saja. Saya kan dialog dengan masyarakat bagaimana keadaan sekarang. Semua bilang susah. Tidak ada yang bilang tidak berat. Bukan saya yang omong," kata Megawati. Dalam dialog di Lampung yang dihadiri Gubernur Lampung Sjahroeddin, masyarakat minta harga bahan kebutuhan pokok diturunkan. Namun, Megawati mengakui, ia tidak bisa menurunkan harga pokok karena bukan pimpinan negara saat ini. Ia adalah pimpinan partai. Persoalan di masyarakat akan dirembuk di DPR, kemudian disampaikan kepada pemerintah. "Jadi, yang melakukan perbaikan adalah pemerintah yang dipimpin presiden," tutur Megawati. Sarwoko, salah seorang warga yang hadir dalam dialog itu, mengeluhkan susahnya membuat kartu tanda penduduk di Lampung Utara. "Mahal sekali, satu KTP bisa Rp 100.000," katanya. Menjawab keluhan masyarakat, Megawati mengatakan, ia tidak bisa menjawab keluhan-keluhan itu karena khawatir dibilang janji. Namun, menurut Megawati, ia akan menyampaikan keluhan-keluhan itu untuk dibahas Fraksi PDI-P di DPR. Menjelang dialog, Megawati dan rombongannya dijamu makan siang di rumah makan Taruko Jaya. Masyarakat yang sudah menunggu di bawah tenda di halaman rumah makan itu melihat Megawati dan rombongannya makan siang dari balik kaca. Dua kendaraan rombongan Megawati bertabrakan saat berkonvoi dari Kotabumi, Lampung Utara, ke Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Kendaraan yang mengangkut wartawan itu bertabrakan hingga kapnya terangkat dan radiatornya pecah. Kendaraan rombongan Megawati yang berjumlah sekitar 25 mobil, dikawal mobil polisi. (IDR)