[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Sinetron Indonesia membodohi pemirsa?
Nama anaknya Jeng Sri, diperankan Dewi Yull. Suaminya Mas Djarot, yang maen Eeng Saptahadi yang sampe jaman Sinetron sekarang selalu kedapetan peran antagonis, Mas Djarot ini seorang pemimpi sejati, pelukis kapiran yang pikirannya cuman satu, Pameran tunggal di Jakarta. Pernah Losmen tayang ulang di TVRI setahun dua tahun lalu, tapi malam sekali waktu itu. Kalau bisa si Trans TV yang berani buat terobosan. Film lawas Nagabonar aja sekarang antre di bioskop masak Losmen tayang ulang nggak bisa ? bagaimanapun banyak dari rakyat Indonesia yang menyimpan kenangan manis dengan Losmen. ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, pelangiharum [EMAIL PROTECTED] wrote: Ketika serial Losmen ini tayang di TVRI, saya masih duduk di bangku SD. Hanya pada jam tayang losmen kami diijinkan Bapak tidur larut. Saya masih ingat benar karakter para pemain serial ini. Saya ingat jelas bagaimana Pak Broto dan Bu Broto berusaha selalu mendamaikan rumah tangga anaknya (nama anaknya saya lupa), nama menantunya Jarot. Tidak seperti sinetron sekarang ini, setiap perselisihan rumah tangga mesti berbuntut panjang tanpa solusi, lalu balas dendam, marah- marah dan licik. Kira-kira ada gak ya stasuin TV yang ada menayang ulang serial ini? Mungkin tidak akan, gak laku buat mendulang iklan kali ya. salam, ita
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Sinetron Indonesia membodohi pemirsa?
sinetron Indonesia membodohi pemirsa? Tidak ada sinetron yang membodohi pemirsa tapi yang ada adalah pemirsanya yang sudi buang waktu siap hari-hari dibodohi sinetron. Semakin banyak yang nonton sinetron bodoh berarti semakin jelas banyak pemirsa yang sudi buang waktu menonton kebodohan. Tipe pemirsa demikian adalah tipe pemirsa yang suka memelihara dan gemar dengan kebodohan. Lantas kenapa banyak tipe pemirsa yang suka memelihara kebodohan? Apa mereka itu sudah bosen jadi orang pinter sehingga waktunya hari-hari dibuang didepan layar kaca untuk menonton kebodohan demi kebodohan? Ini memerlukan riset untuk mendapat jawaban yang pasti. Yang jelas, muculnya sinetron-sinetron bodoh dan merebaknya penggemar kebodohan menunjukkan bahwa tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan bangsa masih jauh dari pencapaiannya. Bukankah karya-karya bodoh muncul dari orang-orang berselera bodoh alias minim kreativitas karya bermutu yang laku dijual? Mungkin harus dievaluasi lagi peran serius sekolah sebagai pusat motivasi dan pengembangan bakat aneka seni dengan menjadikan seni sebagai kegiatan ekstra-kurikuler menarik di sekolah. Sekolah harus punya fasilitas seni yang lebih profesional (termasuk pelatihan/kursus) yang tidak lagi sekedar dipandang sambil lalu. Ini akan membantu bagaimana nantinya orang punya cita-rasa mengapresiasi seni yang lebih kreatif. Selama ini kalau anak ingin pandai seni harus selalu masuk sekolah seni. Padahal berapa banyak siswa yang secara formal mau jadi lulusan sekolah seni? SH On 5/10/08, pelangiharum [EMAIL PROTECTED] wrote: Ketika serial Losmen ini tayang di TVRI, saya masih duduk di bangku SD. Hanya pada jam tayang losmen kami diijinkan Bapak tidur larut. Saya masih ingat benar karakter para pemain serial ini. Saya ingat jelas bagaimana Pak Broto dan Bu Broto berusaha selalu mendamaikan rumah tangga anaknya (nama anaknya saya lupa), nama menantunya Jarot. Tidak seperti sinetron sekarang ini, setiap perselisihan rumah tangga mesti berbuntut panjang tanpa solusi, lalu balas dendam, marah-marah dan licik. Kira-kira ada gak ya stasuin TV yang ada menayang ulang serial ini? Mungkin tidak akan, gak laku buat mendulang iklan kali ya. salam, ita
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Sinetron Indonesia membodohi pemirsa?
sinetron emang cuman cerita fiksi.. tapi jangan aneh2 dong...apalagi tentang kedokteran.. tanya sana sini dulusurvey dulu.. sebagai contoh.. dulu waktu ada sinetron yang dimainkan oleh paramitha rusady tentang anak yang buta karena merasa bersalah..sang ayah mengorbankan matanya untuk anaknya agar si anak bisa melihat.. ternyata menurut medis...orang dilarang mendonorkan mata selagi dia masih hidup, itu yang pertama.. kedua, buta bisa melihat kembali kalo dia pernah lahir normal.. kalo buta sejak lahirtidak mungkin bisa melihat kembali.. ada lagi tentang rumah sakit.. si A selalu ketemu si B di rumah sakit yang sama.. emang Jakarta yang besar ini hanya mempunyai sebuah rumah sakit? bikin cerita gak usah dibuat yang aneh2 dong... terus terang sejak Karmila dan Cintasaya gak pernah nonton sineteron Indonesia lagi lebih baik nonton yang lucu2 seperti Extravaganza, mama mia, national geography, oprah winfrey dll...yang menambah wawasan dan pengetahuan buat kita... --- manneke budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: Lha kita-kita ini kok gak pernah ditelpon ya sama AC Nielsen untuk ditanya rating? Yang selama ini ditilpunin itu siapa dong, kok sampai acara ancur-ancuran dikasih rating tinggi? Losmen yang bagus malah dibikin almarhum. Kayanya di negeri ini barang bagus tak umur panjang dan sengaja dimatiin cepet, supaya barang ancur bisa dijual di pasar dan laku keras. Manusianya pun disetel kaya gini: yang baik dan berintegritas dikucilkan, dimutasi, diberhentikan, diusir, sedang yang bobork dan korup malah naik pangkat dan dapet jabatan terus. manneke
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Sinetron Indonesia membodohi pemirsa?
Cerita pada episode Pak Broto belagak maen tenis dan naik mobil pejabat adalah sebuah kisah satir tentang pejabat yang 'post power syndrome' dimana banyak pejabat era Orde Baru yang baru pensiun di tahun 80-an seperti Pak Broto, merasa dirinya kehilangan eksistensi ketika jabatannya hilang. Karena itulah Harto Setan Gundul nggak mau turun-turun jadi Presiden. Harto juga seneng nonton Losmen, bahkan Harto manggil seluruh pemain Losmen manggung di depan sebuah acara dan memanggungkan sekelumit cerita, namun lucunya sutradara di panggung yang ditonton Harto bukannya Wahyu Sihombing dan Tatiek Maliyati WS tapi Dicky Zulkarnaen suaminya Mieke Widjajajadi tontonannya ya jelek ANTON --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, protect glasgow [EMAIL PROTECTED] wrote: pak, sama dong... saya penggemar losmen juga. sampe nyari losmen benerannya. ternyata di daerah prawirotaman-jogja. kalo gak salah nama asli losmennya, losmen nugraha. sempet photo juga didepan nya. satu episode, yg saya ingat, bahwa losmen tersebut kedatangan tamu kaya yg sombong yg menyinggung perasaan pak broto. hingga pak broto, melakukan aktivitas semasa jaya dulu, main tennis. tak dinyana, kalo saya gak salah, maaf kalo salah, sang tamu kaya itu ternyata seorang koruptor. akhir cerita sang tamu sampai terbawa ke mimpi segala karena merasa bersalah sehingga terdengar oleh seluruh losmen karena teriak teriak. dan pak broto, cooling down lagi, menyadari, walau usaha losmen kecil, tapi gak korupsi, hidup lebih bermakna. h...saya suka sekali itu... PG
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Sinetron Indonesia membodohi pemirsa?
Ketika serial Losmen ini tayang di TVRI, saya masih duduk di bangku SD. Hanya pada jam tayang losmen kami diijinkan Bapak tidur larut. Saya masih ingat benar karakter para pemain serial ini. Saya ingat jelas bagaimana Pak Broto dan Bu Broto berusaha selalu mendamaikan rumah tangga anaknya (nama anaknya saya lupa), nama menantunya Jarot. Tidak seperti sinetron sekarang ini, setiap perselisihan rumah tangga mesti berbuntut panjang tanpa solusi, lalu balas dendam, marah-marah dan licik. Kira-kira ada gak ya stasuin TV yang ada menayang ulang serial ini? Mungkin tidak akan, gak laku buat mendulang iklan kali ya. salam, ita --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] wrote: Cerita pada episode Pak Broto belagak maen tenis dan naik mobil pejabat adalah sebuah kisah satir tentang pejabat yang 'post power syndrome' dimana banyak pejabat era Orde Baru yang baru pensiun di tahun 80-an seperti Pak Broto, merasa dirinya kehilangan eksistensi ketika jabatannya hilang. Karena itulah Harto Setan Gundul nggak mau turun-turun jadi Presiden. Harto juga seneng nonton Losmen, bahkan Harto manggil seluruh pemain Losmen manggung di depan sebuah acara dan memanggungkan sekelumit cerita, namun lucunya sutradara di panggung yang ditonton Harto bukannya Wahyu Sihombing dan Tatiek Maliyati WS tapi Dicky Zulkarnaen suaminya Mieke Widjajajadi tontonannya ya jelek ANTON
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Sinetron Indonesia membodohi pemirsa?
pak, sama dong... saya penggemar losmen juga. sampe nyari losmen benerannya. ternyata di daerah prawirotaman-jogja. kalo gak salah nama asli losmennya, losmen nugraha. sempet photo juga didepan nya. satu episode, yg saya ingat, bahwa losmen tersebut kedatangan tamu kaya yg sombong yg menyinggung perasaan pak broto. hingga pak broto, melakukan aktivitas semasa jaya dulu, main tennis. tak dinyana, kalo saya gak salah, maaf kalo salah, sang tamu kaya itu ternyata seorang koruptor. akhir cerita sang tamu sampai terbawa ke mimpi segala karena merasa bersalah sehingga terdengar oleh seluruh losmen karena teriak teriak. dan pak broto, cooling down lagi, menyadari, walau usaha losmen kecil, tapi gak korupsi, hidup lebih bermakna. h...saya suka sekali itu... PG - Original Message From: manneke budiman [EMAIL PROTECTED] To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, 8 May, 2008 10:54:07 PM Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Sinetron Indonesia membodohi pemirsa? Betul, Bu Samti. Saya termasuk pencinta setia Losmen dan Dokter Sartika. Ada ceritanya, ada penghayatannya, dan ada pesan positifnya buat orang banyak. Sayang, filem bermutu begini malah tak dapat rating, dan stasiun tivi tak cukup teguh mempertahankan keberlangsungan filem-filem berbobot seperti ini. Mungkin diperlukan seorang filantropis yang mau merelakan kocek untuk membiayai produksi filem-filem serupa tanpa memikirkan profit jangka pendek? Saya pikir kita sudah harus mulai menabuh genderang perang melawan sinetron-sinetron ancur yang kini merajalela. Sayang ya, organisasi-organisa si bertaring seperti FPI, MUI, FUI, dll itu tak garang melawan sinetron ancur. Coba kalo mereka alihkan energi dan agresifitas mereka ke arah ini, pasti dalam semalam abis deh semua sinetron itu akibat staisun tivinya takut diluruk. manneke
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Sinetron Indonesia membodohi pemirsa?
Lha kita-kita ini kok gak pernah ditelpon ya sama AC Nielsen untuk ditanya rating? Yang selama ini ditilpunin itu siapa dong, kok sampai acara ancur-ancuran dikasih rating tinggi? Losmen yang bagus malah dibikin almarhum. Kayanya di negeri ini barang bagus tak umur panjang dan sengaja dimatiin cepet, supaya barang ancur bisa dijual di pasar dan laku keras. Manusianya pun disetel kaya gini: yang baik dan berintegritas dikucilkan, dimutasi, diberhentikan, diusir, sedang yang bobork dan korup malah naik pangkat dan dapet jabatan terus. manneke protect glasgow [EMAIL PROTECTED] wrote: pak, sama dong... saya penggemar losmen juga. sampe nyari losmen benerannya. ternyata di daerah prawirotaman-jogja. kalo gak salah nama asli losmennya, losmen nugraha. sempet photo juga didepan nya. satu episode, yg saya ingat, bahwa losmen tersebut kedatangan tamu kaya yg sombong yg menyinggung perasaan pak broto. hingga pak broto, melakukan aktivitas semasa jaya dulu, main tennis. tak dinyana, kalo saya gak salah, maaf kalo salah, sang tamu kaya itu ternyata seorang koruptor. akhir cerita sang tamu sampai terbawa ke mimpi segala karena merasa bersalah sehingga terdengar oleh seluruh losmen karena teriak teriak. dan pak broto, cooling down lagi, menyadari, walau usaha losmen kecil, tapi gak korupsi, hidup lebih bermakna. h...saya suka sekali itu... PG
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Sinetron Indonesia membodohi pemirsa?
Betul, Bu Samti. Saya termasuk pencinta setia Losmen dan Dokter Sartika. Ada ceritanya, ada penghayatannya, dan ada pesan positifnya buat orang banyak. Sayang, filem bermutu begini malah tak dapat rating, dan stasiun tivi tak cukup teguh mempertahankan keberlangsungan filem-filem berbobot seperti ini. Mungkin diperlukan seorang filantropis yang mau merelakan kocek untuk membiayai produksi filem-filem serupa tanpa memikirkan profit jangka pendek? Saya pikir kita sudah harus mulai menabuh genderang perang melawan sinetron-sinetron ancur yang kini merajalela. Sayang ya, organisasi-organisasi bertaring seperti FPI, MUI, FUI, dll itu tak garang melawan sinetron ancur. Coba kalo mereka alihkan energi dan agresifitas mereka ke arah ini, pasti dalam semalam abis deh semua sinetron itu akibat staisun tivinya takut diluruk. manneke Santi Kurniasari Hanjoyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Nambahin mbak Kartika sekalian nostalgia, dulu juga ada drama Losmen, dan favorit saya adalah Dokter Sartika (kalau tidak salah judulnya begitu, diperankan oleh Dewi Yull), yang selalu saya tunggu-tunggu. Mengisahkan perjuangan dan pengabdian seorang dokter yang bertugas di desa-desa terpencil. Kalau ketinggalan satu episode saja, wah kecewanya bukan main. Sebetulnya belum lama ini ada juga sinetron yang (menurut saya) bagus, seperti Arisan dan Dunia Tanpa Koma. Sayang sinetron bagus seperti ini malah tidak dibikin sequel lanjutannya. Salam, Santi.