[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Sinetron Indonesia membodohi pemirsa?

2008-05-11 Terurut Topik anton_djakarta
Nama anaknya Jeng Sri, diperankan Dewi Yull. Suaminya Mas Djarot,
yang maen Eeng Saptahadi yang sampe jaman Sinetron sekarang selalu
kedapetan peran antagonis, Mas Djarot ini seorang pemimpi sejati,
pelukis kapiran yang pikirannya cuman satu, Pameran tunggal di
Jakarta. Pernah Losmen tayang ulang di TVRI setahun dua tahun lalu,
tapi malam sekali waktu itu.

Kalau bisa si Trans TV yang berani buat terobosan. Film lawas
Nagabonar aja sekarang antre di bioskop masak Losmen tayang ulang
nggak bisa ? bagaimanapun banyak dari rakyat Indonesia yang
menyimpan kenangan manis dengan Losmen.

ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, pelangiharum
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ketika serial Losmen ini tayang di TVRI, saya masih duduk di bangku
 SD. Hanya pada jam tayang losmen kami diijinkan Bapak tidur larut.
 Saya masih ingat benar karakter para pemain serial ini. Saya ingat
 jelas bagaimana Pak Broto dan Bu Broto berusaha selalu mendamaikan
 rumah tangga anaknya (nama anaknya saya lupa), nama menantunya
Jarot.

 Tidak seperti sinetron sekarang ini, setiap perselisihan rumah
tangga
 mesti berbuntut panjang tanpa solusi, lalu balas dendam, marah-
marah
 dan licik. Kira-kira ada gak ya stasuin TV yang ada menayang ulang
 serial ini? Mungkin tidak akan, gak laku buat mendulang iklan kali
 ya.



 salam,
 ita


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Sinetron Indonesia membodohi pemirsa?

2008-05-11 Terurut Topik Sulaeman_H .
sinetron Indonesia membodohi pemirsa?
Tidak ada sinetron yang membodohi pemirsa tapi yang ada adalah
pemirsanya yang sudi buang waktu siap hari-hari dibodohi sinetron.
Semakin banyak yang nonton sinetron bodoh berarti semakin jelas
banyak pemirsa yang sudi buang waktu menonton kebodohan. Tipe pemirsa
demikian adalah tipe pemirsa yang suka memelihara dan gemar dengan
kebodohan.
Lantas kenapa banyak tipe pemirsa yang suka memelihara kebodohan? Apa
mereka itu sudah bosen jadi orang pinter sehingga waktunya hari-hari
dibuang didepan layar kaca untuk menonton kebodohan demi kebodohan?
Ini memerlukan riset untuk mendapat jawaban yang pasti. Yang jelas,
muculnya sinetron-sinetron bodoh dan merebaknya penggemar kebodohan
menunjukkan bahwa tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan bangsa
masih jauh dari pencapaiannya. Bukankah karya-karya bodoh muncul dari
orang-orang berselera bodoh alias minim kreativitas karya bermutu yang
laku dijual?

Mungkin harus dievaluasi lagi peran serius sekolah sebagai pusat
motivasi dan pengembangan bakat aneka seni dengan menjadikan seni
sebagai kegiatan ekstra-kurikuler menarik di sekolah. Sekolah harus
punya fasilitas seni yang lebih profesional (termasuk
pelatihan/kursus) yang tidak lagi sekedar dipandang sambil lalu. Ini
akan membantu bagaimana nantinya orang punya cita-rasa mengapresiasi
seni yang lebih kreatif. Selama ini kalau anak ingin pandai seni harus
selalu masuk sekolah seni. Padahal berapa banyak siswa yang secara
formal mau jadi lulusan sekolah seni?
SH




On 5/10/08, pelangiharum [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Ketika serial Losmen ini tayang di TVRI, saya masih duduk di bangku
 SD. Hanya pada jam tayang losmen kami diijinkan Bapak tidur larut.
 Saya masih ingat benar karakter para pemain serial ini. Saya ingat
 jelas bagaimana Pak Broto dan Bu Broto berusaha selalu mendamaikan
 rumah tangga anaknya (nama anaknya saya lupa), nama menantunya Jarot.

 Tidak seperti sinetron sekarang ini, setiap perselisihan rumah tangga
 mesti berbuntut panjang tanpa solusi, lalu balas dendam, marah-marah
 dan licik. Kira-kira ada gak ya stasuin TV yang ada menayang ulang
 serial ini? Mungkin tidak akan, gak laku buat mendulang iklan kali
 ya.



 salam,
 ita


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Sinetron Indonesia membodohi pemirsa?

2008-05-10 Terurut Topik jenny tampi
sinetron emang cuman cerita fiksi..
tapi jangan aneh2 dong...apalagi tentang kedokteran..
tanya sana sini dulusurvey dulu..
sebagai contoh..

dulu waktu ada sinetron yang dimainkan oleh paramitha
rusady tentang anak yang buta
karena merasa bersalah..sang ayah mengorbankan matanya
untuk anaknya agar si anak bisa melihat..
ternyata menurut medis...orang dilarang mendonorkan
mata selagi dia masih hidup, itu yang pertama..
kedua, buta bisa melihat kembali kalo dia pernah lahir
normal..
kalo buta sejak lahirtidak mungkin bisa melihat
kembali..

ada lagi tentang rumah sakit..
si A selalu ketemu si B di rumah sakit yang sama..
emang Jakarta yang besar ini hanya mempunyai sebuah
rumah sakit?
bikin cerita gak usah dibuat yang aneh2 dong...
terus terang sejak Karmila dan Cintasaya gak
pernah nonton sineteron Indonesia lagi
lebih baik nonton yang lucu2 seperti Extravaganza,
mama mia, 
national geography, oprah winfrey dll...yang menambah
wawasan dan pengetahuan buat kita...


--- manneke budiman [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Lha kita-kita ini kok gak pernah ditelpon ya sama AC
 Nielsen untuk ditanya rating? Yang selama ini
 ditilpunin itu siapa dong, kok sampai acara
 ancur-ancuran dikasih rating tinggi? Losmen yang
 bagus malah dibikin almarhum.

   Kayanya di negeri ini barang bagus tak umur
 panjang dan sengaja dimatiin cepet, supaya barang
 ancur bisa dijual di pasar dan laku keras.
 Manusianya pun disetel kaya gini: yang baik dan
 berintegritas dikucilkan, dimutasi, diberhentikan,
 diusir, sedang yang bobork dan korup malah naik
 pangkat dan dapet jabatan terus.

   manneke


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Sinetron Indonesia membodohi pemirsa?

2008-05-10 Terurut Topik anton_djakarta
Cerita pada episode Pak Broto belagak maen tenis dan naik mobil
pejabat adalah sebuah kisah satir tentang pejabat yang 'post power
syndrome' dimana banyak pejabat era Orde Baru yang baru pensiun di
tahun 80-an seperti Pak Broto, merasa dirinya kehilangan eksistensi
ketika jabatannya hilang. Karena itulah Harto Setan Gundul nggak mau
turun-turun jadi Presiden.

Harto juga seneng nonton Losmen, bahkan Harto manggil seluruh pemain
Losmen manggung di depan sebuah acara dan memanggungkan sekelumit
cerita, namun lucunya sutradara di panggung yang ditonton Harto
bukannya Wahyu Sihombing dan Tatiek Maliyati WS tapi Dicky
Zulkarnaen suaminya Mieke Widjajajadi tontonannya ya jelek

ANTON


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, protect glasgow
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 pak,

 sama dong...
 saya penggemar losmen juga. sampe nyari losmen benerannya.
 ternyata di daerah prawirotaman-jogja.
 kalo gak salah nama asli losmennya, losmen nugraha. sempet photo
juga didepan nya.

 satu episode, yg saya ingat, bahwa losmen tersebut kedatangan tamu
kaya yg sombong yg menyinggung perasaan pak broto.

 hingga pak broto, melakukan aktivitas semasa jaya dulu, main
tennis.
 tak dinyana, kalo saya gak salah, maaf kalo salah, sang tamu kaya
itu ternyata seorang koruptor.
 akhir cerita sang tamu sampai terbawa ke mimpi segala karena
merasa bersalah sehingga terdengar oleh seluruh losmen karena teriak
teriak.

 dan pak broto, cooling down lagi, menyadari, walau usaha losmen
kecil, tapi gak korupsi, hidup lebih bermakna.

 h...saya suka sekali itu...

 PG


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Sinetron Indonesia membodohi pemirsa?

2008-05-10 Terurut Topik pelangiharum
Ketika serial Losmen ini tayang di TVRI, saya masih duduk di bangku
SD. Hanya pada jam tayang losmen kami diijinkan Bapak tidur larut.
Saya masih ingat benar karakter para pemain serial ini. Saya ingat
jelas bagaimana Pak Broto dan Bu Broto berusaha selalu mendamaikan
rumah tangga anaknya (nama anaknya saya lupa), nama menantunya Jarot.

Tidak seperti sinetron sekarang ini, setiap perselisihan rumah tangga
mesti berbuntut panjang tanpa solusi, lalu balas dendam, marah-marah
dan licik. Kira-kira ada gak ya stasuin TV yang ada menayang ulang
serial ini? Mungkin tidak akan, gak laku buat mendulang iklan kali
ya.



salam,
ita



--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com,
anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Cerita pada episode Pak Broto belagak maen tenis dan naik mobil
 pejabat adalah sebuah kisah satir tentang pejabat yang 'post power
 syndrome' dimana banyak pejabat era Orde Baru yang baru pensiun di
 tahun 80-an seperti Pak Broto, merasa dirinya kehilangan eksistensi
 ketika jabatannya hilang. Karena itulah Harto Setan Gundul nggak mau
 turun-turun jadi Presiden.

 Harto juga seneng nonton Losmen, bahkan Harto manggil seluruh pemain
 Losmen manggung di depan sebuah acara dan memanggungkan sekelumit
 cerita, namun lucunya sutradara di panggung yang ditonton Harto
 bukannya Wahyu Sihombing dan Tatiek Maliyati WS tapi Dicky
 Zulkarnaen suaminya Mieke Widjajajadi tontonannya ya jelek

 ANTON


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Sinetron Indonesia membodohi pemirsa?

2008-05-09 Terurut Topik protect glasgow
pak,

sama dong...
saya penggemar losmen juga. sampe nyari losmen benerannya.
ternyata di daerah prawirotaman-jogja.
kalo gak salah nama asli losmennya, losmen nugraha. sempet photo juga didepan 
nya.

satu episode, yg saya ingat, bahwa losmen tersebut kedatangan tamu kaya yg 
sombong yg menyinggung perasaan pak broto.

hingga pak broto, melakukan aktivitas semasa jaya dulu, main tennis.
tak dinyana, kalo saya gak salah, maaf kalo salah, sang tamu kaya itu ternyata 
seorang koruptor.
akhir cerita sang tamu sampai terbawa ke mimpi segala karena merasa bersalah 
sehingga terdengar oleh seluruh losmen karena teriak teriak.

dan pak broto, cooling down lagi, menyadari, walau usaha losmen kecil, tapi gak 
korupsi, hidup lebih bermakna.

h...saya suka sekali itu...

PG


- Original Message 
From: manneke budiman [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Thursday, 8 May, 2008 10:54:07 PM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Sinetron Indonesia membodohi pemirsa?


Betul, Bu Samti. Saya termasuk pencinta setia Losmen dan Dokter Sartika. Ada 
ceritanya, ada penghayatannya, dan ada pesan positifnya buat orang banyak. 
Sayang, filem bermutu begini malah tak dapat rating, dan stasiun tivi tak cukup 
teguh mempertahankan keberlangsungan filem-filem berbobot seperti ini. Mungkin 
diperlukan seorang filantropis yang mau merelakan kocek untuk membiayai 
produksi filem-filem serupa tanpa memikirkan profit jangka pendek? 

Saya pikir kita sudah harus mulai menabuh genderang perang melawan 
sinetron-sinetron ancur yang kini merajalela. Sayang ya, organisasi-organisa si 
bertaring seperti FPI, MUI, FUI, dll itu tak garang melawan sinetron ancur. 
Coba kalo mereka alihkan energi dan agresifitas mereka ke arah ini, pasti dalam 
semalam abis deh semua sinetron itu akibat staisun tivinya takut diluruk.

manneke


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Sinetron Indonesia membodohi pemirsa?

2008-05-09 Terurut Topik manneke budiman
Lha kita-kita ini kok gak pernah ditelpon ya sama AC Nielsen untuk ditanya 
rating? Yang selama ini ditilpunin itu siapa dong, kok sampai acara 
ancur-ancuran dikasih rating tinggi? Losmen yang bagus malah dibikin almarhum.
   
  Kayanya di negeri ini barang bagus tak umur panjang dan sengaja dimatiin 
cepet, supaya barang ancur bisa dijual di pasar dan laku keras. Manusianya pun 
disetel kaya gini: yang baik dan berintegritas dikucilkan, dimutasi, 
diberhentikan, diusir, sedang yang bobork dan korup malah naik pangkat dan 
dapet jabatan terus.
   
  manneke

protect glasgow [EMAIL PROTECTED] wrote:
  pak,

sama dong...
saya penggemar losmen juga. sampe nyari losmen benerannya.
ternyata di daerah prawirotaman-jogja.
kalo gak salah nama asli losmennya, losmen nugraha. sempet photo juga didepan 
nya.

satu episode, yg saya ingat, bahwa losmen tersebut kedatangan tamu kaya yg 
sombong yg menyinggung perasaan pak broto.

hingga pak broto, melakukan aktivitas semasa jaya dulu, main tennis.
tak dinyana, kalo saya gak salah, maaf kalo salah, sang tamu kaya itu ternyata 
seorang koruptor.
akhir cerita sang tamu sampai terbawa ke mimpi segala karena merasa bersalah 
sehingga terdengar oleh seluruh losmen karena teriak teriak.

dan pak broto, cooling down lagi, menyadari, walau usaha losmen kecil, tapi gak 
korupsi, hidup lebih bermakna.

h...saya suka sekali itu...

PG


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Sinetron Indonesia membodohi pemirsa?

2008-05-08 Terurut Topik manneke budiman
Betul, Bu Samti. Saya termasuk pencinta setia Losmen dan Dokter Sartika. Ada 
ceritanya, ada penghayatannya, dan ada pesan positifnya buat orang banyak. 
Sayang, filem bermutu begini malah tak dapat rating, dan stasiun tivi tak cukup 
teguh mempertahankan keberlangsungan filem-filem berbobot seperti ini. Mungkin 
diperlukan seorang filantropis yang mau merelakan kocek untuk membiayai 
produksi filem-filem serupa tanpa memikirkan profit jangka pendek? 
   
  Saya pikir kita sudah harus mulai menabuh genderang perang melawan 
sinetron-sinetron ancur yang kini merajalela. Sayang ya, organisasi-organisasi 
bertaring seperti FPI, MUI, FUI, dll itu tak garang melawan sinetron ancur. 
Coba kalo mereka alihkan energi dan agresifitas mereka ke arah ini, pasti dalam 
semalam abis deh semua sinetron itu akibat staisun tivinya takut diluruk.
   
  manneke

Santi Kurniasari Hanjoyo [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Nambahin mbak Kartika sekalian nostalgia, dulu juga ada drama 
Losmen, dan favorit saya adalah Dokter Sartika (kalau tidak salah judulnya 
begitu, diperankan oleh Dewi Yull), yang selalu saya tunggu-tunggu. Mengisahkan 
perjuangan dan pengabdian seorang dokter yang bertugas di desa-desa terpencil. 
Kalau ketinggalan satu episode saja, wah kecewanya bukan main.

Sebetulnya belum lama ini ada juga sinetron yang (menurut saya) bagus, seperti 
Arisan dan Dunia Tanpa Koma. Sayang sinetron bagus seperti ini malah tidak 
dibikin sequel lanjutannya.

Salam,

Santi.