Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.

2009-09-08 Terurut Topik Asep Kurniawan
Nah, berarti jangan dipisahkan lagi ya, Pak... antara kompetensi dengan moral, 
apalagi untuk melihat pejabat publik. Soal latar keputusan bail-out untuk 
kepentingan apa/siapa, seperti yang Anda bilang, toh... bila di kemudian hari 
terbukti. Mari kita lihat nanti hasil audit investigasi BPK. Selama menunggu 
itu kelar, ya gossip dan analisa juga akan beredar, sebagaimana posting Anda 
ini. Ada yang setuju, ada pula yang tidak. Namanya juga isu sudah terbuka.

Sekali lagi, dalam hal ini saya lebih tertarik menimba ilmu, manakah keputusan 
terbaik yang mesti diambil dalam kasus ini, ditutup atau diselamatkan? Apa 
pertimbangannya? Bagaimana perhitungannya? Kalo Anda ada ilmu soal ini, saya 
tunggu kedermawanannya untuk berbagi. Soal fraud, sebagaimana sejak awal saya 
menanggapi Bung Jauzi, semua pejabat (terutama pengawasan) dalam BI perlu 
diperiksa.

Salam,




Dari: Adyanto Aditomo adyantoadit...@yahoo.co.id
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Terkirim: Senin, 7 September, 2009 21:23:08
Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ]  
Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.

  
Bung Asep Kurniawan,
 
Bila Moral adalah bagian dari Kompetensi, jadi kesimpulannya apa dong???
Bila dikemudian hari terbukti bahwa keputusan untuk bailout Bank Century itu 
dilakukan bukan untuk kepentingan rakyat tetapi kepentingan Para Deposan Besar 
(Group PT Sampoerna  dengan deposito mencapai Rp. 1,85 Triliun dan Hartati 
Murdaya dengan Deposito Rp. 325 Milyar),  maka masa depan perekonomian 
Indonesia 5 tahun mendatang akan suram, karena Pemegang Peran Utama 
Perekonomian Indonesia 5 tahun mendatang adalah pihak yang terlibat dalam 
bailout Bank Century.
Banyak yang terheran - heran, mengapa ada deposito dalam jumlah yang fantastis 
di bank gurem sekelas Bank Century???
Masalahnya para pemilik Deposito tersebut merupakan donatur SBY dalam Pileg dan 
Pilpres 2009.
 
Semoga saja keinginan SBY untuk berkoalisi dengan PDIP dan Golkar dalam kabinet 
mendatang tidak dilatar belakangi oleh kasus Bank Century, dimana menurut JK 
bila kasus ini diungkapkan ke masyarakat akan merubah peta politik di Indonesia.
Sayang JK menolak menjelaskan apa maksud dari pernyataannya tersebut.
Atas pernyataan JK tersebut, masyarakat jadi menduga - duga:
Apakah Koalisi dalam Kabinet Mendatang untuk berbagi sama rata kue kekuasaan 
antar Partai - Partai peserta pendukung Pilpres tidak dilatar belakangi oleh 
terungkapnya kasus bailout Bank Century???
Semoga saja semua dugaan miring tersebut akibat pernyataan JK yang kurang 
jelas tidak benar adanya.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.

2009-09-07 Terurut Topik Asep Kurniawan
Maaf, menurut saya ini salah satu cermin dari pikiran salah yang masih 
barangkali memang menggejala. Kompetensi itu termasuk moral di dalamnya. Salah 
besar jika memisahkan 'kompetensi' (hanya skill and knowledge?) dari moral, 
apalagi untuk pejabat.

Salam,




Dari: Adyanto Aditomo adyantoadit...@yahoo.co.id
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Terkirim: Jumat, 4 September, 2009 09:23:56
Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ]  
Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.

  
Bung Asep Kurniawan,
 
Bagi orang seperti saya tidaklah terlalu penting siapa yang akan duduk di 
kabinet.
Yang penting adalah: 
Apakah benar pernyataan pejabat BI bahwa ada 13 Bank Lain diluar Bank Century 
yang kondisinya tidak lebih baik dari Bank Century???
Apakah Benar tidak ada yang bisa dilakukan oleh BI kecuali hanya menunggu 
mukzizat agar 13 Bank tersebut tidak collaps???
Bila informasi ini benar adanya, potensi terjadinya BLBI Jilid 2 hanya tinggal 
menunggu waktu. 
Karena uang LPS yang katanya sebesar Rp. 18 Triliun sudah terpakai Rp. 6,7 
Triliun untuk menyelamatkan Bank Century, mau tidak mau kekurangannya akan 
harus ditalangi oleh APBN.
 
Soal kompetensi Sri Mulyani dan Boediono memang tidak perlu diragukan lagi. 
Mungkin mereka itu untuk saat ini merupakan Putra Terbaik bangsa ini.
Tetapi yang dipersoalkan oleh msyarakat bukan soal Kompetensi, tetapi soal 
Moral.
Apakah Moral Boediono dalam mengawasi bank yang bermasalah sudah sesuai dengan 
yang harus dilakukannya? ??
Kalau pernyataan Pejabat BI memang benar bahwa upaya BI dalam mengawasi Bank 
Bermasalah sudah optimal karena keterbatasan kewenangan sesuai yang diatur 
dalam UU Perbankkan, sehingga bila ada Bank yang tiba - tiba Collapse tidak 
bisa disalahkan ke BI, mengapa Boediono tidak menyampaikan hal tersebut ke 
DPR???
Ini persoalan moral atau kompetensi?? ?
Mengapa begitu mudahnya seorang Pejabat Publik mengelak dari tanggung jawab???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.

2009-09-07 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Asep Kurniawan,
 
Bila Moral adalah bagian dari Kompetensi, jadi kesimpulannya apa dong???
Bila dikemudian hari terbukti bahwa keputusan untuk bailout Bank Century itu 
dilakukan bukan untuk kepentingan rakyat tetapi kepentingan Para Deposan Besar 
(Group PT Sampoerna  dengan deposito mencapai Rp. 1,85 Triliun dan Hartati 
Murdaya dengan Deposito Rp. 325 Milyar),  maka masa depan perekonomian 
Indonesia 5 tahun mendatang akan suram, karena Pemegang Peran Utama 
Perekonomian Indonesia 5 tahun mendatang adalah pihak yang terlibat dalam 
bailout Bank Century.
Banyak yang terheran - heran, mengapa ada deposito dalam jumlah yang fantastis 
di bank gurem sekelas Bank Century???
Masalahnya para pemilik Deposito tersebut merupakan donatur SBY dalam Pileg dan 
Pilpres 2009.
 
Semoga saja keinginan SBY untuk berkoalisi dengan PDIP dan Golkar dalam kabinet 
mendatang tidak dilatar belakangi oleh kasus Bank Century, dimana menurut JK 
bila kasus ini diungkapkan ke masyarakat akan merubah peta politik di Indonesia.
Sayang JK menolak menjelaskan apa maksud dari pernyataannya tersebut.
Atas pernyataan JK tersebut, masyarakat jadi menduga - duga:
Apakah Koalisi dalam Kabinet Mendatang untuk berbagi sama rata kue kekuasaan 
antar Partai - Partai peserta pendukung Pilpres tidak dilatar belakangi oleh 
terungkapnya kasus bailout Bank Century???
Semoga saja semua dugaan miring tersebut akibat pernyataan JK yang kurang 
jelas tidak benar adanya.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo
 
--- Pada Sen, 7/9/09, Asep Kurniawan ask...@yahoo.com menulis:


Dari: Asep Kurniawan ask...@yahoo.com
Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] 
Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 7 September, 2009, 10:10 AM


 



Maaf, menurut saya ini salah satu cermin dari pikiran salah yang masih 
barangkali memang menggejala. Kompetensi itu termasuk moral di dalamnya. Salah 
besar jika memisahkan 'kompetensi' (hanya skill and knowledge?) dari moral, 
apalagi untuk pejabat.

Salam,


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.

2009-09-06 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Asep Kurniawan,
 
Bagi orang seperti saya tidaklah terlalu penting siapa yang akan duduk di 
kabinet.
Yang penting adalah:
Apakah benar pernyataan pejabat BI bahwa ada 13 Bank Lain diluar Bank Century 
yang kondisinya tidak lebih baik dari Bank Century???
Apakah Benar tidak ada yang bisa dilakukan oleh BI kecuali hanya menunggu 
mukzizat agar 13 Bank tersebut tidak collaps???
Bila informasi ini benar adanya, potensi terjadinya BLBI Jilid 2 hanya tinggal 
menunggu waktu.
Karena uang LPS yang katanya sebesar Rp. 18 Triliun sudah terpakai Rp. 6,7 
Triliun untuk menyelamatkan Bank Century, mau tidak mau kekurangannya akan 
harus ditalangi oleh APBN.
 
Soal kompetensi Sri Mulyani dan Boediono memang tidak perlu diragukan lagi. 
Mungkin mereka itu untuk saat ini merupakan Putra Terbaik bangsa ini.
Tetapi yang dipersoalkan oleh msyarakat bukan soal Kompetensi, tetapi soal 
Moral.
Apakah Moral Boediono dalam mengawasi bank yang bermasalah sudah sesuai dengan 
yang harus dilakukannya???
Kalau pernyataan Pejabat BI memang benar bahwa upaya BI dalam mengawasi Bank 
Bermasalah sudah optimal karena keterbatasan kewenangan sesuai yang diatur 
dalam UU Perbankkan, sehingga bila ada Bank yang tiba - tiba Collapse tidak 
bisa disalahkan ke BI, mengapa Boediono tidak menyampaikan hal tersebut ke 
DPR???
Ini persoalan moral atau kompetensi???
Mengapa begitu mudahnya seorang Pejabat Publik mengelak dari tanggung jawab???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 3/9/09, Asep Kurniawan ask...@yahoo.com menulis:


Dari: Asep Kurniawan ask...@yahoo.com
Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] 
Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 3 September, 2009, 2:59 PM


 



Kesimpulannya ini sudah isu politis, dengan sasaran tembak Sri Mulyani dan 
Boediono. Maklumlah, sudah jelang pembentukan kabinet. Yang ribut memang masih 
kubu JK, kalo kubu Mega kan masih belum jelas akan oposisi lagi atau ikut 
kabinet.

Salam,


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.

2009-09-03 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Martin Wijaya,
�
Jadi kesimpulan anda soal kasus Bank Century ini apa???
Apakah kasus ini akibat kelemahan BI yang kemudian untuk penyelamatannya 
diambil alih oleh Mentri Keuangan sebagai Ketua LPS???
Saya setuju bahwa kesalahan BI tersebut tidak sepenuhnya kesalahan Boediono, 
tetapi juga merupakan kesalahan pendahulunya, termasuk Besan SBY yang saat ini 
sudah dipenjara akibat KKN.
�
Agak berbeda dengan kasus di Amerika, dimana bangkrutnya Bank tersebut memang 
diakibatkan dari krisis keuangan yang parah, tetapi pada kasus Bank Century, 
kata pejabat BI dan JK,�diakibatkan oleh salah urus pemiliknya, mulai dari 
menjarah uang nasabah, melakukan transfer uang nasabah tanpa ijin nasabah yang 
bersangkutan, mengeluarkan Surat Berharga Bodong dan sebagainya.
Jadi sesuai pernyataan JK, penyebabnya memang benar - benar kriminal.
BI yang mengetahui tindakan kriminal pemilik Bank ternyata hanya duduk manis 
saja dan tidak melakukan tindakan apapun sampai kondisi keuangannya menjadi 
begitu parah.
Sampai disini, apakah informasi ini, terutama yang berasal dari JK, Pimpinan 
BI�dan�Media Massa�ini benar adanya atau cuma fitnah???
�
Selain data diatas, diinformasikan juga�oleh Pimpinan BI,�bahwa diluar 
kasus Bank Century, ada 13 Bank lagi yang kondisinya mirip dengan Bank Century.
Katanya tidak banyak yang bisa mereka lakukan untuk mencegahnya karena apa yang 
sudah mereka lakukan selama ini sudah merupakan upaya maksimal yang bisa 
dilakukan oleh BI.
Pertanyaan saya:
Begitu lemahkan posisi BI terhadap Bank yang ada dibawah pengawasannya???
Bila benar demikian, memang masuk akal kekhawatiran masayarakat bahwa akan 
terjadi BLBI Jilid 2.
�
Salam,
�
Adyanto Aditomo


--- Pada Rab, 2/9/09, Martin Widjaja fmf7...@yahoo.com menulis:


Dari: Martin Widjaja fmf7...@yahoo.com
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] 
Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, mediacare mediacare 
mediac...@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 2 September, 2009, 8:13 AM


�



Sebenarnya karena nggak ngerti benar soal 'resiko
sistemik' yang kompleks saya takut mengomentari
soal ini.
Mengikuti opini 'campur aduk' yang pakar sampai pada
komentar P JK yang saya kira mengulang cara berkomentar
ceplas ceplos yang akhirnya menghancurkan beliau dalam
pilpres di Aceh...
Adalah benar belaka kalau kebrengsekan otoritas BI [ yg kala
itu pendahulu P Budiono] kalau B Century nggak ditindak
padahal indikasinya sudah parah thn 2003 - 2005 [ ulasan
P Drajat W di TV kemarin].
Saya jadi teringat kasus Bank Suma yang juga kalah clearing
namun karena penguasa waktu itu [ Maestro MHS ] mau ngambil
Astra ] dihancurkanlah Om William dengan Astranya .
Bandingkan penguasa yang sama ketika me rule out BI dll
untuk menyelamatkan Bank Duta yang dibobol cucu Pahlawan
Nasional Otto Iskandar Dinata .
Disebut2nya BLBI jilid pertama sebenarnya ngga persis sama
dengan kasus B Century namun di sama2kan.
Kehancuran Bank2 besar kepunyaan konglomerat bangsat karena
memang kemudian menjarah uang negara yang dikucurkan buat
menyelamatkan bank2 tsb kemudian dibayar dengan asset2 yang di
gelembungkan , trus ketika asset2 tsb dijual semua pejabat nya
sepertinya ikut memanfaatkan menikmati jual murah, dapat komisi dll
yang berarti sistim benar namun pelaksanaan penuh dengan amok
KKN hampir di semua lini pejabatnya.
Politikus kita sampai saat ini sepertinya juga berilusi senaknya tergantung
siapa yang mau dijadikan sasaran tembak.
Kasus B Century disebut BLBI jilid dua dengan sasaran tembak P Budiono
dan Ibu Ani sungguh kurang adil.
Saya coba perhatikan ketika kepanikan di otoritas keuangan AS dan dunia,
semua politikus yg 'ahli' kebanyaklan bungkam.
Demikian sulitnya menghitung effek kerusakan sistim ekonomi ke Indonesia
dihadapi oleh tim ekonomi pimpinan P Budiono dan Ibu Ani dengan 'cermat'
Kekuatiran bank2 kita akan rontok macam thn 1998 memang dihadapi agak
berlebihan, namun kalau otoritas keuangan AS menyelamatkan Fannie Mae
dll sampai Citi Bank saya rasa kita harus berani mengakui keadaanya
sulit dihitung begitu seenaknya .
Sebagai indikasi keberanian Ibu Menkeu melawan P Wapres dalam masalah
menolong konglomerat pribumi P ARB , menyebabkan saya ngga percaya
ada permainan seperti halnya Maestro MHS di bank Suma atau penguasa2
lain pada tahun 1998 dalam mem bail out bank2 yang kolaps.
Yang saya bayangkan adalah bagaimana mengerikan kalau bank2 yang
tampaknya sehat [ macam Citi Bank AS ] tiba2 harus rontok macam B Century
terutama kalau di rush out nasabahnya.. .
Memang kalau sudah selesai masalahnya, kelihatan faktor kesulitan2 yang
sebenarnya kita bisa bicara apa saja termasuk ber politik2 an menilai
kebijaksanaan P Budiono dan Ibu Ani saat itu.
Sama kalau kita sedih dan ter heran2 kenapa Maestro MHS bisa munduk2
teken MOU dengan juragan IMF Camdesus dulu.
Saya girang lihat Ketua BPK sudah kembali garang diminta ngusut
kasus B Century ini oleh KPK dan DPR , entah kalau ada 

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.

2009-09-03 Terurut Topik Asep Kurniawan
Sebagai indikasi keberanian Ibu Menkeu melawan P Wapres dalam masalah menolong 
konglomerat pribumi P ARB..


Hehehe.. jadi ngat lagi memang, bagaimana kuat pemberitaan soal perseteruan JK 
dan Sri Mulyani soal Bumi Resources.





Dari: Martin Widjaja fmf7...@yahoo.com
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com; mediacare mediacare 
mediac...@yahoogroups.com
Terkirim: Rabu, 2 September, 2009 15:13:49
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ]  
Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.

  
Sebenarnya karena nggak ngerti benar soal 'resiko 
sistemik' yang kompleks saya takut mengomentari 
soal ini.
Mengikuti opini 'campur aduk' yang pakar sampai pada 
komentar P JK yang saya kira mengulang cara berkomentar
ceplas ceplos yang akhirnya menghancurkan beliau dalam
pilpres di Aceh...
Adalah benar belaka kalau kebrengsekan otoritas BI [ yg kala
itu pendahulu P Budiono] kalau B Century nggak ditindak 
padahal indikasinya sudah parah thn 2003 - 2005 [ ulasan 
P Drajat W di TV kemarin].
Saya jadi teringat kasus Bank Suma yang juga kalah clearing 
namun karena penguasa waktu itu [ Maestro MHS ] mau ngambil 
Astra ] dihancurkanlah Om William  dengan Astranya .
Bandingkan penguasa yang sama ketika me rule out BI dll 
untuk menyelamatkan Bank Duta yang dibobol cucu Pahlawan 
Nasional Otto Iskandar Dinata .
Disebut2nya BLBI jilid pertama sebenarnya ngga persis sama 
dengan kasus B Century namun di sama2kan.
Kehancuran Bank2 besar kepunyaan konglomerat bangsat karena 
memang kemudian menjarah uang negara yang dikucurkan buat 
menyelamatkan bank2 tsb kemudian dibayar dengan asset2 yang di 
gelembungkan , trus ketika asset2 tsb dijual semua pejabat nya 
sepertinya ikut memanfaatkan menikmati jual murah, dapat komisi dll
yang berarti sistim benar namun pelaksanaan penuh dengan amok 
KKN hampir di semua lini pejabatnya.
Politikus kita sampai saat ini sepertinya juga berilusi senaknya tergantung 
siapa yang mau dijadikan sasaran tembak.
Kasus B Century disebut BLBI jilid dua dengan sasaran tembak P Budiono
dan Ibu Ani sungguh kurang adil.
Saya coba perhatikan ketika kepanikan di otoritas keuangan AS dan dunia, 
semua politikus yg 'ahli' kebanyaklan bungkam.
Demikian sulitnya menghitung effek kerusakan sistim ekonomi ke Indonesia
dihadapi oleh tim ekonomi pimpinan P Budiono dan Ibu Ani dengan 'cermat'
Kekuatiran bank2 kita akan rontok macam thn 1998 memang dihadapi agak 
berlebihan, namun kalau otoritas keuangan AS menyelamatkan Fannie Mae 
dll sampai Citi Bank saya rasa kita harus berani mengakui keadaanya 
sulit dihitung begitu seenaknya .
Sebagai indikasi keberanian Ibu Menkeu melawan P Wapres dalam masalah 
menolong konglomerat pribumi P ARB , menyebabkan saya ngga percaya 
ada permainan seperti halnya Maestro MHS di bank Suma atau penguasa2 
lain pada tahun 1998 dalam mem bail out bank2 yang kolaps.
Yang saya bayangkan adalah bagaimana mengerikan kalau bank2 yang 
tampaknya sehat [ macam Citi Bank AS ] tiba2 harus rontok macam B Century
terutama kalau di rush out nasabahnya.. .
Memang kalau sudah selesai masalahnya, kelihatan faktor kesulitan2 yang 
sebenarnya  kita bisa bicara apa saja termasuk ber politik2 an menilai 
kebijaksanaan P Budiono dan Ibu Ani saat itu.
Sama kalau kita sedih dan ter heran2 kenapa Maestro MHS bisa munduk2
teken MOU dengan juragan IMF Camdesus dulu.
Saya girang lihat Ketua BPK sudah kembali garang diminta ngusut 
kasus B Century ini oleh KPK dan DPR , entah kalau ada kesimpulannya
mau diapakan laporan BPK itu seperti laporan2 lain yang ibaratnya masuk 
lemari ngumpulin debu doang
Saya berdoa semoga benar Ibu Ani dan P Budiono NGGAK PERNAH  makan 
duit dalam menentukan kebijaksanaanya , dengan demikian kalau memang 
dinilai salah , yah memang Ibu Ani dan P Budiono itu lebih goblok dari 
P JK atau politisi2 handal yang dulu diam sekarang kenceng bersuara

Salam , martin - jkt 


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.

2009-09-03 Terurut Topik Asep Kurniawan
Kesimpulannya ini sudah isu politis, dengan sasaran tembak Sri Mulyani dan 
Boediono. Maklumlah, sudah jelang pembentukan kabinet. Yang ribut memang masih 
kubu JK, kalo kubu Mega kan masih belum jelas akan oposisi lagi atau ikut 
kabinet.

Salam,




Dari: Adyanto Aditomo adyantoadit...@yahoo.co.id
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Terkirim: Kamis, 3 September, 2009 12:22:43
Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ]  
Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.


Bung Martin Wijaya,
�
Jadi kesimpulan anda soal kasus Bank Century ini apa???
Apakah kasus ini akibat kelemahan BI yang kemudian untuk penyelamatannya 
diambil alih oleh Mentri Keuangan sebagai Ketua LPS???
Saya setuju bahwa kesalahan BI tersebut tidak sepenuhnya kesalahan Boediono, 
tetapi juga merupakan kesalahan pendahulunya, termasuk Besan SBY yang saat ini 
sudah dipenjara akibat KKN.
�
Agak berbeda dengan kasus di Amerika, dimana bangkrutnya Bank tersebut memang 
diakibatkan dari krisis keuangan yang parah, tetapi pada kasus Bank Century, 
kata pejabat BI dan JK,�diakibatkan oleh salah urus pemiliknya, mulai dari 
menjarah uang nasabah, melakukan transfer uang nasabah tanpa ijin nasabah yang 
bersangkutan, mengeluarkan Surat Berharga Bodong dan sebagainya.
Jadi sesuai pernyataan JK, penyebabnya memang benar - benar kriminal.
BI yang mengetahui tindakan kriminal pemilik Bank ternyata hanya duduk manis 
saja dan tidak melakukan tindakan apapun sampai kondisi keuangannya menjadi 
begitu parah.
Sampai disini, apakah informasi ini, terutama yang berasal dari JK, Pimpinan 
BI�dan�Media Massa�ini benar adanya atau cuma fitnah???
�
Selain data diatas, diinformasikan juga�oleh Pimpinan BI,�bahwa diluar 
kasus Bank Century, ada 13 Bank lagi yang kondisinya mirip dengan Bank Century.
Katanya tidak banyak yang bisa mereka lakukan untuk mencegahnya karena apa yang 
sudah mereka lakukan selama ini sudah merupakan upaya maksimal yang bisa 
dilakukan oleh BI.
Pertanyaan saya:
Begitu lemahkan posisi BI terhadap Bank yang ada dibawah pengawasannya? ??
Bila benar demikian, memang masuk akal kekhawatiran masayarakat bahwa akan 
terjadi BLBI Jilid 2.
�
Salam,
�
Adyanto Aditomo