Apa Di Balik Keberanian Indonesia Tolak Pesawat Militer AS Singgah?
http://indonesian.cri.cn/20201024/4778b48c-372b-2a9b-81a0-71d0c0ae6ef9.html
2020-10-24 12:18:17
Indonesia Tolak Pesawat Militer AS Singgah, Kisah Seperti Apa Di Balik
Keberanian Penolakan Tersebut?_fororder_d468d05900d640aa9b91179ee23efdde
Indonesia Tolak Pesawat Militer AS Singgah, Kisah Seperti Apa Di Balik
Keberanian Penolakan Tersebut?
Belakangan ini, Amerika Serikat (AS) sebagai negara ekstra kawasan terus
menimbulkan onar di Laut Tiongkok Selatan (LTS). Sedangkan Indonesia
sebagai negara anggota utama ASEAN dan juga negara besar di sekitar
kawasan LTS berkali-kali menyatakan tidak akan berpihak atau berbaris di
tengah pertarungan negara-negara besar. Baru-baru ini empat pejabat
tinggi Indonesia menyebut pejabat-pejabat tinggi AS berkali-kali
berkontak dengan Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri RI pada Juli
dan Agustus lalu, dengan harapan pemerintah Indonesia bisa
memperkenankan AS menyinggahkan pesawat militernya alias pesawat P-8A
Poseidon di wilayah Indonesia untuk pengisian bahan bakar minyak. Usul
AS tersebut ditolak mentah-mentah oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mengapa Indonesia berani menyatakan tidak terhadap permintaan AS?
Indonesia Tolak Pesawat Militer AS Singgah, Kisah Seperti Apa Di Balik
Keberanian Penolakan Tersebut?
Pertama, sejak lama Indonesia menjalankan kebijakan luar negeri yang
seimbang dan luwes dalam pergaulannya dengan negara-negara besar, dan
tidak bersikap mendukung kubu mana pun. Indonesia berharap kebijakan
diplomatik yang seimbang ini dapat menjaga keseimbangan antar kekuatan
sehingga akan memaksimalkan kepentingan dirinya. Menteri Luar Negeri
Indonesia Retno Marsudi pada September lalu membeberkan pendiriannya
mengenai situasi LTS. Ia mengatakan, “ASEAN dan Indonesia berpesan
kepada pihak mana pun bahwa kami sudah siap menjadi mitra kerja sama.
Kami tidak ingin terlibat dalam perlawanan antara AS dan Tiongkok.” Ia
menegaskan, ASEAN perlunya memelihara pendirian yang netral dan bersatu
padu. Pesawat patroli P-8A Poseidon merupakan kekuatan induk tentara AS
yang melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap kegiatan militer
Tiongkok di LTS. Bagi Indonesia, mengabulkan permintaan AS untuk
menyinggahkan pesawat militernya di wilayah Nusantara tidak akan
membantu Indonesia memperoleh manfaat dari AS, malah akan merugikan
hubungan eratnya dengan Tiongkok. Saat ini pandemi COVID-19 masih terus
mewabah di seluruh dunia. Memelihara hubungan erat dengan Tiongkok akan
memungkinkan Indonesia terus mendapat dukungan dan bantuan dari
Tiongkok, baik di bidang pengembangan vaksin virus corona maupun
pemulihan ekonomi.
Indonesia Tolak Pesawat Militer AS Singgah, Kisah Seperti Apa Di Balik
Keberanian Penolakan Tersebut?_fororder_menlu-retno-marsudi_169
Terkait perlawanan pandemi COVID-19, Indonesia dan Tiongkok sudah
menandatangani kesepakatan kerja sama dalam pembuatan vaksin virus
corona. Kini uji klinis fase III vaksin virus corona sudah bergulir di
Indonesia, yang berarti kedua negara berada di barisan depan dalam kerja
sama pengembangan vaksin virus corona. Apalagi, ketika wabah virus
corona masih tersebar di Tiongkok, investasi Tiongkok di Indonesia tak
pernah berhenti. Volume total investasi Tiongkok di Indonesia pada
semester pertama 2020 tercatat 2,4 miliar dolar AS, atau meningkat 9
persen dibanding periode sama tahun lalu. Pemerintah kedua negara sudah
meresmikan “jalur cepat” yang memudahkan kunjungan timbal balik warga
kedua negara. Kedua belah pihak menyepakati pembukaan akses bagi
kunjungan antara warga kedua negara di bawah protokol kesehatan yang
ketat. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelancaran rantai industri dan
rantai pasokan kedua negara agar tetap beroperasi normal demi pemulihan
ekonomi masing-masing negara. Dino Patti Djalal, Mantan Duta Besar RI
untuk AS, menyatakan, kebijakan AS yang “radikal” yang ditujukan kepada
Tiongkok telah sangat menggelisahkan Indonesia beserta negara-negara di
sekitarnya. “Kebijakan AS itu nampaknya tidak sesuai dengan situasi.
Kami tidak ingin tertipu dan terlibat secara tidak sengaja sebuah
gerakan anti Tiongkok. Kami harus bersikap berdaulat. Antara Indonesia
dan Tiongkok terjalin hubungan ekonomi yang mendalam. Tiongkok kini
merupakan negara yang paling berpengaruh terhadap Indonesia.”
Indonesia Tolak Pesawat Militer AS Singgah, Kisah Seperti Apa Di Balik
Keberanian Penolakan Tersebut?_fororder_u=1339516874,1425674611&fm=26&gp=0
Kedua, Indonesia sepanjang waktu dalam sejarah tidak pernah mengizinkan
tentara asing untuk melakukan kegiatan militer di wilayahnya. Departemen
Pertahanan AS dalam Laporan Kemiliteran dan Keamanan Tiongkok 2020 yang
dirilis pada September lalu menyebut, Tiongkok berencana membangun
pangkalan logistik di Indonesia. Menanggapi berita itu, Menlu Indonesia
Retno Marsudi segera menyangkal dan membantah bahwa wilayah Indonesia
mustahil digunakan negara asing mana pun sebagai pangkalan militer.
Tentara AS baru-baru ini sering kali menggunakan pangkalannya di
Singapura, Malaysia dan Filipina sebagai bandara lepas landas dan
pendaratan pesawat P-8A Poseidon yang melakukan tugas patroli di LTS. AS
yang bernegosiasi dengan Indonesia terkait pengisian bahan bakar minyak
bagi pesawat militernya di wilayah Indonesia bukanlah AS tidak ada
pilihan lain kecuali Indonesia, melainkan ingin memperluas penempatan
pasukannya di kawasan LTS untuk melakukan aksi pengintaian dekat
perairan teritorial Tiongkok. Niat AS itu tampak semakin mendesak
sejalan dengan pelaksanaan strategi Indo-Pasifik dan peningkatan aliansi
antara AS, Jepang, India dan Australia yang cenderung bersekutu. Gregory
B. Poling, ahli masalah Asia Tenggara dari Pusat Penelitian Strategi dan
Masalah Internasional AS menyebut permintaan AS agar pesawat militernya
diperkenankan mendarat dan lepas landas di Indonesia sebagai “langkah
yang bodoh dan telah melampaui garis batas”. Ia mengatakan, hal ini
menunjukkan bahwa AS memiliki pengetahuan yang sangat terbatas mengenai
Indonesia. “Isu apa pun memiliki garis batasnya yang tegas. Adapun
Indonesia, garis batas itu tertuju pada penempatan kekuatan militer di
negerinya.”
Indonesia Tolak Pesawat Militer AS Singgah, Kisah Seperti Apa Di Balik
Keberanian Penolakan
Tersebut?_fororder_antarafoto-riset-vaksin-merah-putih-12082020-dr-03
Masalah LTS seharusnya tidak diperalat negara besar tertentu dari luar
kawasan untuk melakukan pembendungan strategis terhadap Tiongkok.
Kekuatan dari ekstra kawasan tidak boleh menjadi sumber kegoncangan yang
merusak perdamaian dan kestabilan di kawasan LTS. Kami ingin
memperingatkan AS, sekali-kali jangan meremehkan kebulatan hati
negara-negara ASEAN untuk memelihara perdamaian dan stabilitas LTS!
Indonesia tidak ingin juga tidak akan ditunggangi oleh tipu muslihat AS
yang terus mengacaukan situasi LTS.
Indonesia Tolak Pesawat Militer AS Singgah, Kisah Seperti Apa Di Balik
Keberanian Penolakan
Tersebut?_fororder_23A9952019B26EC8C8D87110CE2D999F33A498F0_w900_h642