Dua berita dua sikap. Yang satu mengkritik ketololan, yang berikutnya
manifestasi pelanggaran etika: si cukong tidak sabar lagi.

1.:

BERANDA • BERITA • UTAMA

Rizal Ramli Sentil Ridwan Kamil karena Menyerang Anies


HAJINEWS.ID – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) menyarankan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar berhati-hati mengumumkan
hal-hal yang berkaitan dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
secara ketat. Menurut Ridwan Kamil, pernyataan Anies berdampak terhadap
bursa saham.

Berdasarkan informasi yang dia terima, indeks harga saham gabungan
(IHSG) langsung terperosok. Kapitalisasi pasar berkurang hingga Rp 277
triliun usai Anies mengumumkan PSBB total pada Rabu (9/9) lalu.

“Kalau pengumuman (PSBB) lebih direspons oleh pasar saham yang memang
terjadi koreksi cukup dalam. Hampir Rp 300 triliun lari gara-gara
statement,” ujar Emil, Jumat (11/9).

Sontak saja, omongan RK tersebut dibalas oleh ekonom dan praktisi.
Sampai-sampai ekonom senior Dr. Rizal Ramli turut menanggapi.

“Ngarti tek nu diomongkan. Angka2 & faktor2 penyebab ngawur — sing isin
atuh,” kata Dr. Rizal Ramli di akun twitternya.

“Ngerti gak apa yang kamu omongkan? Angka-angka (300 T) dan
faktor-faktor (PSBB Anies) yang disebutnya menjadi penyebab IHSG turun
ngawur. Harusnya kamu punya rasa malu,” demikian tanggapan Dr. Rizal
Ramli.

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu juga ikut
menyindir RK.

“Jika ini benar pernyataan RK, aneh. Bagaimana bisa pasar modal
kehilangan sekitar Rp 300 Triliun sementara di pasar modal transaksi
hanya sekitar Rp 4-6 Triliun per hari dan hanya turun setengah hari dan
setelah itu IHSG naik lagi. Yang penting salahkan Anies? Gitu?,” sembur
Said Didu. (wh)




2.:


BERANDA • BERITA • CORONAVIRUS • UTAMA

Surat Bos Djarum ke Jokowi Tolak PSBB Bentuk Intervensi

JAKARTA, hajinews.id – Pengamat politik dari Universitas Al Azhar
Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai surat yang dilayangkan orang
terkaya di Indonesia, Budi Hartono, kepada Presiden Joko Widodo
(Jokowi) agar menolak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI
Jakarta merupakan bagian dari intervensi pengusaha pada penguasa.

“Itu bagian dari intervensi pengusaha pada kekuasaan agar penguasa
menyetujui permintaannya,” ujar Ujang dikutip dari PojokSatu.id, Senin
(14/9/2020).

Menurut Direktur Ekskutif Indonesia Political Review (IPR) itu bahwa
apa yang dilakukan oleh Budi Hartono tersebut bisa juga permainan
pengusaha dan kekuasaan.

Sebab, pemilik kebijakan adalah Pemprov DKI Jakarta, di mana seharusnya
bos Djarum itu mengirim surat penolakan kepada Anies Baswedan. “Bisa
saja itu bagian dari permainan, permainan pengusaha dan kekuasaan, atau
bisa juga bos Djarum pernah investasi politik di Pilpres 2019 kemarin,”
kata Ujang.

Sebelumnya, Budi Hartono yang merupakan pemilik perusahaan Djarum Grup
ikut angkat bicara mengenai PSBB di DKI. Dalam suratnya kepada Presiden
Jokowi, Budi Hartono mengutarakan ketidaksetujuannya dengan alasan PSBB
bukan langkah yang tepat untuk menurunkan tingkat pertumbuhan infeksi
Covid-19 di Jakarta.

Sementara itu, salah satu deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan
Indonesia (KAMI) Muhammad Said Didu merespons sikap bos Djarum itu
dengan ajakan berhenti merokok Djarum Super. Padahal, mantan Sekretaris
BUMN itu adalah penikmat rokok merek Djarum Super selama 35 tahun.

Melalui akun Twitter pribadinya, @msaid_didu membagikan foto bungkusan
rokok Djarum Super yang bertebaran di tong sampah. “PENGUMUMAN: Demi
duka cita saya para korban Covid-19, atas protes pemilik Jarum terhadap
kebijakan selamatkan nyawa rakyat Indonesia, setelah 35 tahun saya
merokok DJARUM SUPER, saat ini saya nyatakan BERHENTI merokok DJARUM
SUPER. Selamat tinggal,”kata Said Didu. (rah/berbagai sumber)





Kirim email ke