Re: [GELORA45] Jangan Hancurkan Indonesia dengan Politik Identitas

2019-01-05 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
*Kalau seandainya hancur siapa  yang akan tangis meredu dan rugi . Orang
nikah didepan ullama dan pendeta pakai kita suci, bisa saja cerai berai.
Alasannya tidak cocok dalam rumah tangga, suami pukul istri, tidak  kasi
uang belanja secukupnyakepa sang isteri, anak-anak terlantar.  Ada
macam-macam alasan. Apakah dengan perkawinan jamin kehidupan hidup aman
sejahtera penuh kasih? Sesuai agama Islam itu mudah cerai dan bisa talak
tujuh. Bukan dalam mukadimah uu45 disebut RI diciptakan oleh rahmat Allah,
jadi  kalau Allah murka dan rahmat dicabut, maka tidak ada yang bisa
mencegahNya. Tamatlah riwayat, *

On Sat, Jan 5, 2019 at 4:27 AM jonathango...@yahoo.com [GELORA45] <
GELORA45@yahoogroups.com> wrote:

>
>
>
> sebenarnya berapa banyak pemilih yg cari pemimpin pintar baca Alquran?
>
> ---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :
>
> Indonesia atau negara mana pun akan hancur karena
> kesejahteraannya bermasalah. Politik identitas jadi
> sangat berguna untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan
> mengurus ekonomi supaya kekecewaan masyarakat
> tidak meluap sampai ke istana dan cukup saling gebuk
> sesama Rakyat saja.
>
> Sengaja memilih Ma'ruf sebagai cawapres kan jelas
> bahwa prioritasnya bukan menangani ekonomi bermasalah.
> Buktinya, tim kampanye Jok-Ma lebih suka mengetes Jokowi
> soal jadi imam solat, baca kitab suci dsk. ketimbang tes
> seputar utang,
>
> (Message over 64 KB, truncated)
>
> 
>


Re: [GELORA45] Jangan Hancurkan Indonesia dengan Politik Identitas

2019-01-04 Terurut Topik jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

 sebenarnya berapa banyak pemilih yg cari pemimpin pintar baca Alquran?

---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

 Indonesia atau negara mana pun akan hancur karena 
 kesejahteraannya bermasalah. Politik identitas jadi 
sangat berguna untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan 
 mengurus ekonomi supaya kekecewaan masyarakat 
 tidak meluap sampai ke istana dan cukup saling gebuk 
 sesama Rakyat saja. 
 

 Sengaja memilih Ma'ruf sebagai cawapres kan jelas 
 bahwa prioritasnya bukan menangani ekonomi bermasalah. 
 Buktinya, tim kampanye Jok-Ma lebih suka mengetes Jokowi 
 soal jadi imam solat, baca kitab suci dsk. ketimbang tes 
 seputar utang, 

(Message over 64 KB, truncated)


























Re: [GELORA45] Jangan Hancurkan Indonesia dengan Politik Identitas

2019-01-04 Terurut Topik ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
Indonesia atau negara mana pun akan hancur karena 
kesejahteraannya bermasalah. Politik identitas jadi 
sangat berguna untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan 
mengurus ekonomi supaya kekecewaan masyarakat 
tidak meluap sampai ke istana dan cukup saling gebuk 
sesama Rakyat saja. 

Sengaja memilih Ma'ruf sebagai cawapres kan jelas 
bahwa prioritasnya bukan menangani ekonomi bermasalah. 
Buktinya, tim kampanye Jok-Ma lebih suka mengetes Jokowi 
soal jadi imam solat, baca kitab suci dsk. ketimbang tes seputar utang, 
korupsi, impor, produksi dst.a
   --- jonathangoeij@... wrote:

Mau menghilangkan politik identitas tindakan pertama kali harus dilakukan 
menghapus UU Penodaan Agama, ttp kelihatannya koalisi pemerintahan juga 
keenakan menggunakan politik identitas sambil berteriak prihatin.
--- j.gedearka@... wrote :
http://mediaindonesia.com/read/detail/208395-jangan-hancurkan-indonesia-dengan-politik-identitas
 
   
Jangan Hancurkan Indonesia dengan Politik 
 
 
Identitas 
   Penulis: Pro/Ant/P-1 Pada: Sabtu, 05 Jan 2019, 04:10 WIB Politik dan Hukum

  
MI/M. Irfan
 
   
KETUA Fraksi NasDem DPR Ahmad HM Ali berharap Indonesia tak mengalami 
kehancuran karena politik identitas berbasis SARA. Indonesia memang bukan 
Rwanda yang mengalami kehancuran akibat isu SARA, tetapi sejumlah kemiripan 
kondisi disampaikannya telah menampakkan rupa atas figur, fitur, teknologi 
media massa, hinaan, dan ujaran kebencian.
 
Pria yang menjabat sebagai Bendahara Umum Partai NasDem ini menyampaikan 
pentingnya kewaspadaan atas tragedi Rwanda di Indonesia. Dirinya mengingatkan 
bagaimana pena dan lisan lebih tajam dari pedang, bahkan gelegar efeknya lebih 
dahsyat daripada dentuman bom.
 
“Indonesia dibangun di atas kesadaran akan keberagam­an. Kesadaran akan 
keberagaman itulah yang mendasari para pendiri bangsa memilih Bhinneka Tunggal 
Ika sebagai moto dan salah satu pilar negara bangsa Indonesia.. Sebuah dasar 
kebangsaan yang tidak hanya akomodatif, tetapi terbukti visioner,” ujar Ali.
 
Menurutnya, menguatnya politik identitas akan menjadi insentif dan imperatif 
bagi tumbuh suburnya iklim politik yang tak lagi mementingkan pengajuan politik 
gagasan untuk merawat dan memajukan kehidupan bersama, baik oleh aktor-aktor 
politik, partai-partai politik, maupun publik itu sendiri.
 
“Program politik yang rasional dan terukur dikesam­pingkan, digantikan isu-isu 
identitas yang tak memiliki korelasi struktural kuat atas problem kemiskinan, 
kesenjangan dan diskriminasi dalam kehidupan publik.’’
 
Mendagri juga bereaksi dengan banyaknya berita bohong dan fitnah yang ditujukan 
kepada Presiden Joko Widodo.
 
“Saya minta kepada Ka­bareskrim, siapa pun harus dicari, diusut yang memfitnah 
Pak Jokowi sebagai Presiden. Bukan sebagai capres, melainkan sebagai Presiden,” 
ujar Tjahjo Kumolo.
 
Ia menegaskan lambang negara harus dijaga dan meng­ajak masyarakat melawan 
racun demokrasi, yakni politik uang dan kampanye yang berujar kebencian serta 
mempersoalkan SARA.
 
Setiap warna negara, kata Tjahjo, juga berhak melapor ke kepolisian apabila 
merasa dicemarkan nama baiknya. Ia yakin kepolisian akan profesional dalam 
menangani setiap laporan.
 “Saya kira yakinlah kepada Kabareskrim. Sudah sangat profesional,” kata Tjahjo.


[GELORA45] Jangan Hancurkan Indonesia dengan Politik Identitas

2019-01-04 Terurut Topik Awind j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]



http://mediaindonesia.com/read/detail/208395-jangan-hancurkan-indonesia-dengan-politik-identitas


 /*Jangan Hancurkan Indonesia dengan Politik
 */


 /*Identitas*/

Penulis: *Pro/Ant/P-1* Pada: Sabtu, 05 Jan 2019, 04:10 WIB Politik dan 
Hukum 


Jangan Hancurkan Indonesia dengan Politik Identitas 
 



/MI/M. Irfan/

KETUA Fraksi NasDem DPR Ahmad HM Ali berharap Indonesia tak mengalami 
kehancuran karena politik identitas berbasis SARA. Indonesia memang 
bukan Rwanda yang mengalami kehancuran akibat isu SARA, tetapi sejumlah 
kemiripan kondisi disampaikannya telah menampakkan rupa atas figur, 
fitur, teknologi media massa, hinaan, dan ujaran kebencian.


Pria yang menjabat sebagai Bendahara Umum Partai NasDem ini menyampaikan 
pentingnya kewaspadaan atas tragedi Rwanda di Indonesia. Dirinya 
mengingatkan bagaimana pena dan lisan lebih tajam dari pedang, bahkan 
gelegar efeknya lebih dahsyat daripada dentuman bom.


“Indonesia dibangun di atas kesadaran akan keberagam­an. Kesadaran akan 
keberagaman itulah yang mendasari para pendiri bangsa memilih Bhinneka 
Tunggal Ika sebagai moto dan salah satu pilar negara bangsa Indonesia. 
Sebuah dasar kebangsaan yang tidak hanya akomodatif, tetapi terbukti 
visioner,” ujar Ali.


Menurutnya, menguatnya politik identitas akan menjadi insentif dan 
imperatif bagi tumbuh suburnya iklim politik yang tak lagi mementingkan 
pengajuan politik gagasan untuk merawat dan memajukan kehidupan bersama, 
baik oleh aktor-aktor politik, partai-partai politik, maupun publik itu 
sendiri.


“Program politik yang rasional dan terukur dikesam­pingkan, digantikan 
isu-isu identitas yang tak memiliki korelasi struktural kuat atas 
problem kemiskinan, kesenjangan dan diskriminasi dalam kehidupan publik.’’


Mendagri juga bereaksi dengan banyaknya berita bohong dan fitnah yang 
ditujukan kepada Presiden Joko Widodo.


“Saya minta kepada Ka­bareskrim, siapa pun harus dicari, diusut yang 
memfitnah Pak Jokowi sebagai Presiden. Bukan sebagai capres, melainkan 
sebagai Presiden,” ujar Tjahjo Kumolo.


Ia menegaskan lambang negara harus dijaga dan meng­ajak masyarakat 
melawan racun demokrasi, yakni politik uang dan kampanye yang berujar 
kebencian serta mempersoalkan SARA.


Setiap warna negara, kata Tjahjo, juga berhak melapor ke kepolisian 
apabila merasa dicemarkan nama baiknya. Ia yakin kepolisian akan 
profesional dalam menangani setiap laporan.


“Saya kira yakinlah kepada Kabareskrim. Sudah sangat profesional,” kata 
Tjahjo.


