Jeritan Hati Korban Gempa Palu di Tenda Darurat, Waswas Dihantui Corona
Tim detikcom - detikNewsKamis, 26 Mar 2020 20:12 WIB
Pengungsi gempa bumi Palu, Sulteng (Antara Foto/Basri Marzuki)Jakarta - 
Sejak 2018, sejumlah korban gempa bumi magnitudo (M) 7,4 di Palu, Sulawesi 
Tengah, masih bertahan di tenda-tenda darurat. Warga kini waswas di tengah 
pandemi virus Corona.

Korban gempa mengaku belum mendapat hunian sementara yang dibangun pemerintah 
ataupun berbagai lembaga kemanusiaan peduli bencana alam.
"Kami masih bertahan di tenda darurat sebab tidak mendapatkan hunian sementara 
(huntara)," kata seorang warga korban gempa di Kelurahan Balaroa, Kecamatan 
Palu Barat, Bahtiar, Kamis (26/3/2020), seperti dilansir Antara.
Ia mengatakan, meski hanya tinggal di tenda darurat, mereka cukup bahagia 
karena masih ada warga lain yang tetap membawakan bantuan bahan makanan dan 
lainnya.

Namun, dia mengaku sangat waswas terhadap wabah virus Corona yang melanda 
Indonesia dan negara lain. Meskipun diketahui belum ada warga Sulteng, termasuk 
Kota Palu, yang dilaporkan positif Corona.




| Foto: Antara Foto/Basri Marzuki |

"Terus terang hari-hari ini kami terus dihantui virus Corona yang telah 
membunuh ribuan orang di berbagai negara, termasuk di Indonesia," katanya.
Dia berharap pemerintah ataupun instansi berwenang melakukan penyemprotan di 
tenda-tenda darurat yang menjadi tempat tinggal sementara para pengungsi korban 
gempa di Palu yang terjadi pada 28 September 2018.
"Kami berharap tempat kami juga disemprot disinfektan guna mencegah virus 
tersebut," pinta Bahtiar.


"Ada penambahan 2 kasus PDP dan 18 ODP. Saat ini, berjumlah 38 ODP dan 19 PDP. 
(Sebanyak) 2 kasus ODP sudah selesai dalam pemantauan, dan 3 kasus PDP hasilnya 
negatif," kata Longki saat dihubungi, Rabu (25/3).Terkait kasus Corona, 
Gubernur Sulteng Longki Djanggola menyebutkan 20 kasus baru tersebut masuk 
kategori pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP). Kini, 
secara keseluruhan ada 38 ODP dan 19 PDP di Sulteng.
| Longki Djanggola (Dok APPSI) |


Gubernur Longki telah mengeluarkan surat pemberitahuan terkait pembatasan 
pergerakan arus barang dan penumpang kepada gubernur se-Sulawesi yang 
berbatasan langsung dengan wilayah Sulteng untuk mencegah penyebaran virus 
Corona..




Jumlah PDP yang bertambah 2 orang tersebut berasal dari Kabupaten Morowali 
Utara (Morut). Sedangkan penambahan 18 kasus ODP tersebar di empat kabupaten di 
Sulteng.Pembatasan itu mulai berlaku pada 25 Maret 2020 hingga waktu yang belum 
ditentukan. Data tersebut diperoleh dari laporan update Pusdatina COVID-19 
Sulteng per 25 Maret 2020 pukul 15.00 Wita.


















| Baca juga:Korban Gempa Palu 2018 Masih Banyak di Tenda Darurat, Waswas Wabah 
Corona |


Ia mengatakan, meski hanya tinggal di tenda darurat, mereka cukup bahagia 
karena masih ada warga lain yang tetap membawakan bantuan bahan makanan dan 
lainnya.

Namun, dia mengaku sangat waswas terhadap wabah virus Corona yang melanda 
Indonesia dan negara lain. Meskipun diketahui belum ada warga Sulteng, termasuk 
Kota Palu, yang dilaporkan positif Corona.



| Baca juga:Rektor Unhas Doakan Kesembuhan Prof Idrus Paturusi yang Positif 
Corona |


"Terus terang hari-hari ini kami terus dihantui virus Corona yang telah 
membunuh ribuan orang di berbagai negara, termasuk di Indonesia," katanya.



| Foto: Antara Foto/Basri Marzuki |


Kirim email ke