Keterlibatan Tjakrabirawa Dalam Peristiwa G30S

*https://www.youtube.com/watch?v=vSWX_bMBrZQ*

*
*

*Mengenal Pasukan Cakrabirawa, Pengawal Presiden Soekarno *

Kompas.com - 29/09/2020, 14:55 WIB

Lima Versi Pelaku Peristiwa G30S - HistoriaFoto Bung Karno saat memeriksa pasukan Cakrabirawa(tribunnews.com)

Penulis Serafica Gischa | Editor Serafica Gischa

KOMPAS.com - Siapa yang tak mengenal peristiwa G30S/PKI yang membawa banyak kejadian tak terduga. Berbicara mengenai peristiwa G30S/PKI, tentu tidak lepas dari peran Pasukan Cakrabirawa, di mana dalam sejarah tega menghabisi nyawa tujuh jenderal TNI. Pasukan Cakrabirawa inilah yang menjadi cikal bakal dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Berikut sejarahnya:

*Polisi Istimewa (Tokubetsu Keisatsu Tai) *

**

Pengawalan presiden ternyata sudah ada sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dalam buku, Maulwi Saelan, Penjaga Terakhir Soekarno (2014) karya Asvi Arwan Adam dkk, di setiap karesidenan memiliki kesatuan Polisi Istimewa. Di Jakarta Raya, saat itu kesatuan Polisi Istimewa disebut Polisi Macan.

Pada awal 1945, Gatot Suwiryo sebagai pimpinan Polisi Macan, memi9ndahkan anggotanya ke Pasukan Polisi Pengawal Pribadi Presiden (Tokomu Kosaku Tai) di bawah pimpinan Mangil Martowidjojo.

Berdasarkan buku Kesaksian tentang Bung Karno 1945-1967 (1999) karya Mangil Martawodijojo, tugas utama Pasukan Polisi Pengawal Pribadi Presiden adalah menjaga keselamatan Presiden dan Wakil Presiden beserta seluruh anggota keluarganya.

Baca juga: Museum Ahmad Yani, Saksi Bisu Perjalanan Sang Jenderal Korban G30S/PKI

Beberapa peristiwa yang tecatat mengenai tugas-tugas PPPP, di antaraya: Mengamankan peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.

Membantu pengamanan Rapat Raksasa di Lapangan Ikada pada bulan September 1945.

Mengawal rombongan Presiden dan Wakil Presiden dalam perjalanan secara rahasia menggunakan kereta api dari Jakarta ke Yogyakarta pada 3 Januari 1946.

Namun, karena banyaknya ancaman yang membahayakan nyawa Presiden Soekarno, Mangil membentuk Detasemen Kawal Pribadi (DKP).

Kisah Maulwi Saelan, Pimpinan Pasukan Pembunuh 6 Jenderal G30S PKI, Kiper Timnas Temeng Soekarno - Tribun ManadoLihat Foto Mantan Wakil Komandan Tjakrabirawa, Maulwi Saelan(Ryadi, Kartono)

Terbentuknya Resimen Tjakrabirawa Beberapa peristiwa penyerangan presiden terjadi karena mata rantai pengamanan presiden saat itu dinilai belum sempurna, sehingga masih ada celah dan dapat ditembus orang-orang yang akan mencelakai presiden.

Setelah terjadinya percobaan pembunuhan Soekarno pada saat Shalat Idul Adha 14 Mei 1962, Letnan Kolonel CMP Sabur menghadap ke Istana Merdeka dan memberikan laporan bahwa DKP berencana membentuk pasukan pengawal Istana Presiden yang lebih sempurna.

Letnan Sabur kemudian menghadap kepada empat Panglima Angkatan Bersenjata (AD, AL, AU, dan Kepolisian) untuk meminta satu batalyon prajurit terbaik dari setiap angkatan untuk ikut bertugas mewakili angkatan masing-masing dalam tugas mengawal Presiden.

Baca juga: Apa Salah Genjer? Sayuran yang Kerap Dikaitkan dengan G30S/ PKI

Sabur dibantu beberapa perwira, di antaranya Mayor CPM Maulwi Saelan, Mangil dari Kepolisian, seorang mayor udara, dan seorang mayor laut. Mereka sering rapat dan membahas pasukan pengawal presiden.

Bertepatan dengan hari ulang tahunnya 6 Juni 1962, Soekarno mengeluarkan Surat Keputusan No 211/Pit/1962 tentang pembentukan resimen khusus yang bertanggung jawab menjaga keselamatan pribadi Presiden dan keluarganya. Sekaligus terbentuk Resimen Cakrabirawa.

Soekarno sangat menyukai pertunjukan wayang kulit, sehingga pasukan khusus tersebut diberi nama Tjakrabirawa (Cakrabirawa). Tjakrabirawa adalah senjata ampuh milik Batara Kresna yang dapat menumpas semua kejahatan di dalam lakon wayang purwa.

Semboyan dari Pasukan Cakrabirawa, yaitu "Dirgayu Satyawira" yang artinya Prajurit Setia Berumur Panjang.

Menurut Maulwi Saelan, tugas dan kewajiban tiap anggota Cakrabirawa berpedoman pada apa yang tertulis dalam badge Resimen Tjakrabirawa tersebut. Di mana bagi Maulwi memiliki arti "seorang prajurit yang terpercayai yang menjaga keselamatan Kepala Negara."

Baca juga: Lettu Pierre Tendean yang Jadi Korban Peristiwa G30S/PKI

Cakrabirawa baru diresmikan Soekarno pada 6 Juli 1963 di Wina, Austria. Dengan upacara sederhana, Soekarno menyerahkan tongkat komando dan baret merah tua kepada Sabur.

Pasukan Cakrabirawa Menurut Soekarno dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (2018) karya Cindy Adam, Pasukan Cakrabirawa berkekuatan 3.000 personel yang berasal dari keempat Angkatan Bersenjata.

Setiap anggotanya berasal dari pasukan yang andal. Susunan Resimen Cakrabirawa, sebagai berikut:

Komandan Cakrabirawa : Letnan Kolonel CPM Sabur Wakil

Komanadan Cakrabirawa : Letnan Kolonel CPM Maulwi Saelan

Kepala staf : Letnan Kolonel Infanteri Maraokeh Santoso Asisten I

Resimen Cakrabirawa : Letnan Kolonel CPM Harun dibantu oleh Kolonel Ali Ebram Asisten II

Resimen Cakrabirawa : Letnan Kolonel Infanteri Sudjanadi dibantu Mayor Sutarjo dan Mayor Suwondo Asisten III Resimen Cakrabirawa : Letnan Kolonel Infanteri Maraokeh Santoso Asisten IV

Resimen Cakrabirawa : LetnanKolonel KKO Prawoto yang kemudian diganti oleh Letnan Kolonel Infanteri Rifai

Baca juga: Museum AH Nasution, Saksi Bisu Kisah Tragis G30S/PKI

Paspampres Lakukan Sterilisasi Lokasi Pelantikan PresidenLihat Foto Paspampres melakukan sterilisasi dengan anjing pelacak sebelum acara pelantikan presiden dan wakil presiden di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019)(GARRY LOTULUNG)

Cikal bakal Paspampres Tidak semua pasukan Cakrabirawa sebagai oknum dalam G30S/PKI. Namun, aksi Letkol Untung dan Lettu Dul Arif yang merupakan motor utama dalam aksi penculikan Jenderal Pahlawan Revolusi, nama Cakrabirawa tercorang dalam pemerintahan Orde Baru.

Setelah dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966 atau Supersemar, Resimen Cakrabirawa dibekukan atau dibubarkan pada 28 Maret 1966.

Tugas untuk menjamin keselamatan pribadi Presiden beserta keluarganya diserahkan dan digantikan oleh Satgas Pomad (Polisi Militer Angkatan Darat).

Baca juga: 4 Oktober 1965, 7 Jenazah Pahlawan Revolusi Dievakuasi dari Sumur Lubang Buaya

Dalam masa pemerintahan Soeharto, pasukan Angkatan Darat kemudian membentuk lagi Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang sampai saat ini masih bertugas menjaga Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya.

Hari jadi Paspampres diperingati setiap tanggal 3 Januari. Penetapan hari jadi ini, diambil dari peristiwa bersejarah. Di mana Pasukan Pengawal Pribadi Presiden berhasil menyelamatkan presiden dan wapres serta keluarganya dari Jakarta menuju Yogyakarta pada 3 Januari 1946.


Artikel ini telah tayang di Kompas.com <https://www.kompas.com/> dengan judul "Mengenal Pasukan Cakrabirawa, Pengawal Presiden Soekarno", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/29/145557369/mengenal-pasukan-cakrabirawa-pengawal-presiden-soekarno?page=all.

Penulis : Serafica Gischa
Editor : Serafica Gischa

Download aplikasi Kompas.com <https://www.kompas.com/> untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA

iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Kirim email ke