Re: [GELORA45] Kisah di Balik Bir Korea Utara Terakhir di Restoran China

2017-12-05 Terurut Topik Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
Inilah politik luar negeri Tkk yang "kowtow" kepada kaum imperialis yang 
dedengkotnya AS. Herannya, sikap yang jelas-jelas bertentangan dengan salah 
satu prinsip yang menjadi patokan ukuran partai komunis (internasionalisme 
proletar) bisa begitu saja diabaikan oleh para pendukung "sosialisme dengan 
ciri Tkk". Masih bisa dibilang partai komunis, walaupun sudah mengkhianati 
internasionalisme proletar 

On Tuesday, December 5, 2017 4:33 AM, "jonathango...@yahoo.com [GELORA45]" 
 wrote:
 

     



Kisah di Balik Bir Korea Utara Terakhir di Restoran China
Rizki Akbar Hasan 05 Des 2017, 03:03 WIB


Bir Korea Utara, Taedonggang Beer (Wikimedia Commons)
Liputan6.com, Beijing - Salah seorang bos restoran di Beijing, China 
mencurahkan keluh kesahnya kepada sebuah media Amerika Serikat. Curahan hatinya 
ternyata berkaitan dengan salah satu isu hangat yang tengah terjadi di Korea 
Utara, negara yang bertetangga dan memiliki hubungan dekat dengan tanah air si 
bos restoran.
"Semalam bir Korea Utara terakhir yang restoran saya punya telah terjual kepada 
salah satu pelanggan," kata Cui Chengri, seorang pemilik restoran di Beijing 
akhir pekan lalu kepada CNBC, dikutip Senin (4/12/2017).
"Saya perlu menyuplai kembali (bir tersebut), tapi saya tak yakin apakah akan 
ada lagi," tambahnya.
Sepanjang 2017 ini, China, salah satu sekutu terdekat dan penyumbang 80 persen 
transaksi perdagangan Korea Utara, telah menerima desakan dari komunitas 
internasional untuk memutus atau mengetatkan relasi ekonomi dan perdagangannya 
dengan Pyongyang.
Desakan itu berlandaskan pada sanksi yang dijatuhkan oleh PBB terhadap Korea 
Utara, sebagai bentuk respons atas program pengembangan rudal dan hulu ledak 
nuklir Kim Jong-un.
China pun tampak patuh terhadap desakan tersebut -- meski berbagai negara, 
seperti Amerika Serikat, menganggap Beijing tak melakukan aksi yang optimal 
dalam mengetatkan relasi dagangnya dengan Korut.
Kendati demikian -- terlepas dari berbagai opini dan komentar politk dari 
berbagai negara -- China dilaporkan telah merasakan sejumlah dampak dalam 
beberapa sektor perdagangannya, efek dari pemutusan hubungan dagang dan ekonomi 
dengan Korea Utara.
Dampak itu turut dirasakan oleh Cui Chengri, si bos restoran yang berada di 
Beijing tersebut. Rumah makan yang ia kelola adalah satu dari sekian banyak 
unit bisnis di Tiongkok yang cukup mengandalkan relasi dagang China - Korea 
Utara.
Namun, sejak beberapa bulan terakhir, Cui merasakan bahwa ada yang berubah dari 
suplai bir untuk restorannya -- yang ia pasok dari Korea Utara.
"Bir-bir (produksi Korea Utara) tersebut saya beli beberapa bulan lalu. Namun 
sejak Agustus, rasanya sangat sulit untuk memperoleh bir yang sama," kata Cui.
'Taedonggang Beer', bir yang dimaksud oleh Cui, memiliki botol hijau gelap 
dengan isi bersih 500 mililiter. Pada label belakang botol itu tertulis, 
'Diproduksi dan dikemas di Pyongyang pada 21 Juni 2017'.
Seperti dikutip dari CNBC, bir tersebut diimpor melalui Dandong, sebuah kota 
perbatasan di China. Dari Dandong, bir tersebut menempuh perjalanan jauh 
sebelum tiba di restoran Cui yang menyajikan makanan laut dan barbekyu.
Di restoran Cui, Taedonggang Beer dijual dengan harga 30 yuan (setara dengan Rp 
61.000). Tak jelas apakah harga tersebut sudah termasuk cukai atau tidak.
Bagi Cui Chengri, si pemilik restoran seafood dan barbekyu di Beijing, bir 
Korea Utara merk 'Taedonggang Beer' adalah salah satu produk favorit di rumah 
makannya.
Cui sendiri cukup menikmati minuman beralkohol asal Korea Utara itu, 
menyebutnya memiliki rasa yang 'manis' ketimbang merk kompetitor.
Seafood Korea Utara Juga Jadi Andalan
Lahir di China dari orang tua beretnis Korea, Cui Chengri sempat mengawali 
karir sebagai agen wisata bagi turis Tiongkok di Korea Selatan, sebelum 
akhirnya ia membuka bisnis restoran di Beijing.
Pada bulan-bulan puncak dalam beberapa tahun pertama, restoran Cui menjual 
sekitar lima ton kerang dan kepiting. Bahan bakunya, sebagian besar bersumber 
dari Korea Utara yang diduga didistribusi melalui firma pemasok makanan yang 
berasal dari Korea Selatan.
Tapi kesuksesan tidak bertahan lama. Persediaan makanan laut langsung mendadak 
dibatasi pada Februari lalu setelah peluncuran rudal Korea Utara.
Beberapa bulan kemudian, suplai tersebut sepenuhnya berhenti, usai sejumlah 
sanksi baru yang dijatuhkan PBB terhadap Korea Utara pada Agustus 2017.
Kendati demikian, pasokan makanan laut dari Korea Utara dilaporkan masih terus 
mengalir hingga ke China. Akan tetapi, rute distribusinya haris berjarak lebih 
jauh dari sebelumnya.
Sekarang, pendistribusian harus menggunakan rute perjalanan Korea Utara - Rusia 
- China. Dampaknya, harga bahan baku makanan laut itu melonjak 2 - 3 kali lipat.
"Akibatnya, saya kehilangan 90 persen pasokan tersebut," kata Cui Chengri.
Meskipun Beijing mengatakan akan menghentikan penjualan makanan laut Korea 
Utara di China, tidak mengherankan jika sejumlah di antaranya masih 

[GELORA45] Kisah di Balik Bir Korea Utara Terakhir di Restoran China

2017-12-04 Terurut Topik jonathango...@yahoo.com [GELORA45]


 

 

 Kisah di Balik Bir Korea Utara Terakhir di Restoran China 
http://global.liputan6.com/read/3184683/kisah-di-balik-bir-korea-utara-terakhir-di-restoran-china
 
 http://www.liputan6.com/me/rizki.hasan Rizki Akbar Hasan 
http://www.liputan6.com/me/rizki.hasan 05 Des 2017, 03:03 WIB


 

 

 

 
http://global.liputan6.com/read/3184683/kisah-di-balik-bir-korea-utara-terakhir-di-restoran-china#
 
https://www.facebook.com/sharer/sharer.php?u=http://global.liputan6.com/read/3184683/kisah-di-balik-bir-korea-utara-terakhir-di-restoran-china
 
https://twitter.com/intent/tweet?text=http://global.liputan6.com/read/3184683/kisah-di-balik-bir-korea-utara-terakhir-di-restoran-china
 
https://plus.google.com/share?url=http://global.liputan6.com/read/3184683/kisah-di-balik-bir-korea-utara-terakhir-di-restoran-china
 
mailto:?to==%5BLIPUTAN6%5D%20Kisah%20di%20Balik%20Bir%20Korea%20Utara%20Terakhir%20di%20Restoran%20China=http%3A%2F%2Fglobal.liputan6.com%2Fread%2F3184683%2Fkisah-di-balik-bir-korea-utara-terakhir-di-restoran-china
 
http://global.liputan6.com/read/3184683/kisah-di-balik-bir-korea-utara-terakhir-di-restoran-china

 
Bir Korea Utara, Taedonggang Beer (Wikimedia Commons) 

 Liputan6.com, Beijing - Salah seorang bos restoran di Beijing, China 
mencurahkan keluh kesahnya kepada sebuah media Amerika Serikat. Curahan hatinya 
ternyata berkaitan dengan salah satu isu hangat yang tengah terjadi di Korea 
Utara 
http://global.liputan6.com/read/2934107/seandainya-as-menyerang-korea-utara, 
negara yang bertetangga dan memiliki hubungan dekat dengan tanah air si bos 
restoran.
 

 "Semalam bir Korea Utara terakhir yang restoran saya punya telah terjual 
kepada salah satu pelanggan," kata Cui Chengri, seorang pemilik restoran di 
Beijing akhir pekan lalu kepada CNBC, dikutip Senin (4/12/2017).
 

 "Saya perlu menyuplai kembali (bir tersebut), tapi saya tak yakin apakah akan 
ada lagi," tambahnya.
 

 
 Sepanjang 2017 ini, China, salah satu sekutu terdekat dan penyumbang 80 persen 
transaksi perdagangan Korea Utara, telah menerima desakan dari komunitas 
internasional untuk memutus atau mengetatkan relasi ekonomi dan perdagangannya 
dengan Pyongyang.
 

 Desakan itu berlandaskan pada sanksi yang dijatuhkan oleh PBB terhadap Korea 
Utara, sebagai bentuk respons atas program pengembangan rudal dan hulu ledak 
nuklir Kim Jong-un.
 

 China pun tampak patuh terhadap desakan tersebut -- meski berbagai negara, 
seperti Amerika Serikat, menganggap Beijing tak melakukan aksi yang optimal 
dalam mengetatkan relasi dagangnya dengan Korut.
 

 Kendati demikian -- terlepas dari berbagai opini dan komentar politk dari 
berbagai negara -- China dilaporkan telah merasakan sejumlah dampak dalam 
beberapa sektor perdagangannya, efek dari pemutusan hubungan dagang dan ekonomi 
dengan Korea Utara http://www.liputan6.com/tag/korea-utara.
 

 Dampak itu turut dirasakan oleh Cui Chengri, si bos restoran yang berada di 
Beijing tersebut. Rumah makan yang ia kelola adalah satu dari sekian banyak 
unit bisnis di Tiongkok yang cukup mengandalkan relasi dagang China - Korea 
Utara.
 

 Namun, sejak beberapa bulan terakhir, Cui merasakan bahwa ada yang berubah 
dari suplai bir untuk restorannya -- yang ia pasok dari Korea Utara.
 

 "Bir-bir (produksi Korea Utara) tersebut saya beli beberapa bulan lalu. Namun 
sejak Agustus, rasanya sangat sulit untuk memperoleh bir yang sama," kata Cui.
 

 'Taedonggang Beer', bir yang dimaksud oleh Cui, memiliki botol hijau gelap 
dengan isi bersih 500 mililiter. Pada label belakang botol itu tertulis, 
'Diproduksi dan dikemas di Pyongyang pada 21 Juni 2017'.
 

 Seperti dikutip dari CNBC, bir tersebut diimpor melalui Dandong, sebuah kota 
perbatasan di China. Dari Dandong, bir tersebut menempuh perjalanan jauh 
sebelum tiba di restoran Cui yang menyajikan makanan laut dan barbekyu.
 

 Di restoran Cui, Taedonggang Beer dijual dengan harga 30 yuan (setara dengan 
Rp 61.000). Tak jelas apakah harga tersebut sudah termasuk cukai atau tidak.
 

 Bagi Cui Chengri, si pemilik restoran seafood dan barbekyu di Beijing, bir 
Korea Utara merk 'Taedonggang Beer' adalah salah satu produk favorit di rumah 
makannya.
 

 
 Cui sendiri cukup menikmati minuman beralkohol asal Korea Utara 
http://global.liputan6.com/read/3090051/terkuak-rahasia-jaringan-bisnis-global-korea-utara
 itu, menyebutnya memiliki rasa yang 'manis' ketimbang merk kompetitor.
 Seafood Korea Utara Juga Jadi Andalan 
 Lahir di China dari orang tua beretnis Korea, Cui Chengri sempat mengawali 
karir sebagai agen wisata bagi turis Tiongkok di Korea Selatan, sebelum 
akhirnya ia membuka bisnis restoran di Beijing.
 

 Pada bulan-bulan puncak dalam beberapa tahun pertama, restoran Cui menjual 
sekitar lima ton kerang dan kepiting. Bahan bakunya, sebagian besar bersumber 
dari Korea Utara yang diduga didistribusi melalui firma pemasok makanan yang 
berasal dari Korea Selatan.
 

 Tapi kesuksesan tidak bertahan lama. Persediaan makanan laut langsung