RE: [GELORA45] Kurang Apa Indonesia dengan Papua...

2017-11-26 Terurut Topik nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Gimana ente ini bacanya?

Yang berlatih piano itu anaknya sigoblok bukan sigobloknya!

 

Dia sombong petentang petenteng berkoar2 harus practice. Yg dipaksa itu 
anak2nya. 

Dia sendiri mah mana mampu maen piano?!! Wong otaknya apalagi bakatnya goblok 
koq!

Gimana bisa katanya seorang humanis paksa2 anaknya practice?!

Yg paksa2 itu kan “tiger mom” dinegaranya yg gila anak2nya masuk ivy league!

 

Hahahaha ada ada saja!

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Sunday, November 26, 2017 1:56 AM
To: GELORA45@yahoogroups.com
Subject: Re: [GELORA45] Kurang Apa Indonesia dengan Papua...

 

  

Saya bilang, 'kecuali'...'kecuali yang digarong AS dari Papua



juga dari Indian.'





Anda perlu sabar berlatih mencet tuts piano supaya bisa teliti

dan tidak asal pencet tuts komputer sengawur-ngawurnya.







 

--- jonathangoeij@... wrote:

 

benar, umumkan saja semua berapa yg digarong AS, berapa uang pelicin yang masuk 
kantong pribadi, berapa buat anjing2 penjaga keamanan, dan berapa yang 
sebenarnya masuk kas negara.

 

kemudian berapa dana otsus yg dikeluarkan untuk papua, bandingkan.

 

setelah semuanya dibuka, biarlah rakyat papua yg menentukan melalui referendum.

 

--- ajegilelu@... wrote :

Tentu, kecuali yang digarong AS dari Papua



juga dari Indian.

--- jonathangoeij@... wrote:

selain diumumkan duit dari jakarta ke papua (dana otsus) yang dikorupsi itu 
juga perlu juga diumumkan duit yang dikeruk dari papua ke jakarta.

 

--- ajegilelu@... wrote :

Ya, sekalipun pihak luar tidak mau tahu, pemerintah tetap perlu



mengumumkan terus bahwa dana otsus Papua terbesar di Indonesia; 



besar anggarannya, besar juga korupsinya, supaya Rakyat Papua 



juga tahu. 





Selain itu Rakyat Indonesia wajib tahu bahwa sekalipun MPR kita 



dikebiri namun tetap mendukung MRP - Majelis Rakyat di setiap 



propinsi Papua.



 

--- j.gedearka@ <mailto:j.gedearka@> ... wrote:

http://nasional.kompas.com/read/2017/11/24/06440031/kurang-apa-indonesia-dengan-papua-


Kurang Apa Indonesia dengan Papua...


Kompas.com - 24/11/2017, 06:44 WIB

  
<http://assets.kompas.com/crop/96x0:941x563/750x500/data/photo/2017/10/07/2248592208.jpg>
 

Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie(KOMPAS.com/Nabilla Tashandra)





JAKARTA, KOMPAS.com - Intensitas acara penggalangan dukungan terhadap kelompok 
separatis di luar negeri ternyata meningkat bersamaan dengan kejadian aksi 
kelompok itu di  <http://indeks.kompas.com/tag/papua> Papua, baru-baru ini.

 

Analis militer Connie Rahakundini Bakrie, menyebut hal tersebut tidak bisa 
didiamkan.

 

Terhadap kampanye yang diakukan kelompok-kelompok di luar negeri pendukung 
separatisme Papua, pemerintah Indonesia Indonesia bisa melawannya antara lain 
dengan kampanye tandingan.

 

Semua pihak harus diberitahu fakta sebenarnya yang terjadi dan sudah semaju apa 
Papua saat ini.

 

"Kita tidak bisa stop itu, tapi kita bisa meng'counter' itu, harus. Nyatakanlah 
Papua itu provinsi (dengan anggaran dari pusat) termahal. Kurang apa Indonesia 
dengan Papua, hal-hal ini kan tidak diketahui dunia luar," terangnya.

 

(Baca juga : Komisi II DPR Minta Pemerintah Tuntaskan Konflik Papua Secara 
Menyeluruh 
<http://nasional.kompas.com/read/2017/11/23/15320851/komisi-ii-dpr-minta-pemerintah-tuntaskan-konflik-papua-secara-menyeluruh>
 )

 

Senjata yang kerap digunakan kelompok-kelompok di luar negeri pendukung 
separatisme Papua, adalah HAM.

 

Umumnya yang mereka sasar adalah aparat TNI. Untuk mengantisipasi agar upaya 
aparat dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak 
dijadikan bahan kampanye hitam mereka, maka peranan TNI di Papua harus 
digantikan oleh Polri.

 

"Karena yang namanya operasi ketertiban dan penegakan hukum (oleh Polisi), 
tidak ada yang boleh ikut campur," katanya.

 

"Jadi yang turun Polri saja, bahkan kemudian suatu hari, besoknya atau malamnya 
Kapolri telepon Panglima TNI minta bantuan, tetap saja yang maju Polri," 
terangnya.

 

Berita ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemerintah Harus Lawan 
'Permainan' Para Pendukung Kelompok Separatisme Papua di Luar Negeri 
<http://www.tribunnews.com/nasional/2017/11/24/pemerintah-harus-lawan-permainan-para-pendukung-kelompok-separatisme-papua-di-luar-negeri>
 

 

 





RE: [GELORA45] Kurang Apa Indonesia dengan Papua...

2017-11-26 Terurut Topik nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Jangan asal ngomong dan gede bacot!

Ayo mulai sana suruh negara ente utk buka2an!

Dasar imperialis, lempar batu sembunyi tangan!

 

Ente mau suruh2 RI utk buka2an?

Kenapa ente yg seorang registered democrat tidak mendesak reprensentative atau 
senator ente utk bongkar duluan?

 

Mau minta referendum ya? Dan kalau Irian Barat sudah lepas, ente yg imperialist 
tertawa2 ya?

Dasar goblok, kami2 orang Indonesia tidak segoblok ente walaupun kami2 
menghargai kegoblokan ente2 imprealists Hehehehehehe!!!

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Saturday, November 25, 2017 1:51 PM
To: GELORA45@yahoogroups.com
Subject: Re: [GELORA45] Kurang Apa Indonesia dengan Papua...

 

  


benar, umumkan saja semua berapa yg digarong AS, berapa uang pelicin yang masuk 
kantong pribadi, berapa buat anjing2 penjaga keamanan, dan berapa yang 
sebenarnya masuk kas negara.

 

kemudian berapa dana otsus yg dikeluarkan untuk papua, bandingkan.

 

setelah semuanya dibuka, biarlah rakyat papua yg menentukan melalui referendum.

 

---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , 
mailto:ajegilelu@...> > wrote :

Tentu, kecuali yang digarong AS dari Papua



juga dari Indian.



 

 

--- jonathangoeij@... wrote:

 

selain diumumkan duit dari jakarta ke papua (dana otsus) yang dikorupsi itu 
juga perlu juga diumumkan duit yang dikeruk dari papua ke jakarta.


--- ajegilelu@... wrote :

Ya, sekalipun pihak luar tidak mau tahu, pemerintah tetap perlu



mengumumkan terus bahwa dana otsus Papua terbesar di Indonesia; 



besar anggarannya, besar juga korupsinya, supaya Rakyat Papua 



juga tahu. 





Selain itu Rakyat Indonesia wajib tahu bahwa sekalipun MPR kita 



dikebiri namun tetap mendukung MRP - Majelis Rakyat di setiap 



propinsi Papua.



 

--- j.gedearka@ <mailto:j.gedearka@> ... wrote:  

http://nasional.kompas.com/read/2017/11/24/06440031/kurang-apa-indonesia-dengan-papua-


Kurang Apa Indonesia dengan Papua...


Kompas.com - 24/11/2017, 06:44 WIB

  
<http://assets.kompas.com/crop/96x0:941x563/750x500/data/photo/2017/10/07/2248592208.jpg>
 

Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie(KOMPAS.com/Nabilla Tashandra)





JAKARTA, KOMPAS.com - Intensitas acara penggalangan dukungan terhadap kelompok 
separatis di luar negeri ternyata meningkat bersamaan dengan kejadian aksi 
kelompok itu di  <http://indeks.kompas.com/tag/papua> Papua, baru-baru ini.

 

Analis militer Connie Rahakundini Bakrie, menyebut hal tersebut tidak bisa 
didiamkan.

 

Terhadap kampanye yang diakukan kelompok-kelompok di luar negeri pendukung 
separatisme Papua, pemerintah Indonesia Indonesia bisa melawannya antara lain 
dengan kampanye tandingan.

 

Semua pihak harus diberitahu fakta sebenarnya yang terjadi dan sudah semaju apa 
Papua saat ini.

 

"Kita tidak bisa stop itu, tapi kita bisa meng'counter' itu, harus. Nyatakanlah 
Papua itu provinsi (dengan anggaran dari pusat) termahal. Kurang apa Indonesia 
dengan Papua, hal-hal ini kan tidak diketahui dunia luar," terangnya.

 

(Baca juga : Komisi II DPR Minta Pemerintah Tuntaskan Konflik Papua Secara 
Menyeluruh 
<http://nasional.kompas.com/read/2017/11/23/15320851/komisi-ii-dpr-minta-pemerintah-tuntaskan-konflik-papua-secara-menyeluruh>
 )

 

Senjata yang kerap digunakan kelompok-kelompok di luar negeri pendukung 
separatisme Papua, adalah HAM.

 

Umumnya yang mereka sasar adalah aparat TNI. Untuk mengantisipasi agar upaya 
aparat dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak 
dijadikan bahan kampanye hitam mereka, maka peranan TNI di Papua harus 
digantikan oleh Polri.

 

"Karena yang namanya operasi ketertiban dan penegakan hukum (oleh Polisi), 
tidak ada yang boleh ikut campur," katanya.

 

"Jadi yang turun Polri saja, bahkan kemudian suatu hari, besoknya atau malamnya 
Kapolri telepon Panglima TNI minta bantuan, tetap saja yang maju Polri," 
terangnya.

 

Berita ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemerintah Harus Lawan 
'Permainan' Para Pendukung Kelompok Separatisme Papua di Luar Negeri 
<http://www.tribunnews.com/nasional/2017/11/24/pemerintah-harus-lawan-permainan-para-pendukung-kelompok-separatisme-papua-di-luar-negeri>
 

 

 





Re: [GELORA45] Kurang Apa Indonesia dengan Papua...

2017-11-26 Terurut Topik ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
O ya? Baguslah kalau begitu. 



  --- jonathangoeij@... wrote:
   tidak perlu kecuali segala macam, rakyat papua perlu tahu semuanya.--- 
ajegilelu@... wrote :Saya bilang, 'kecuali'...'kecuali yang digarong AS dari 
Papua
juga dari Indian.'

Anda perlu sabar berlatih mencet tuts piano supaya bisa telitidan tidak asal 
pencet tuts komputer sengawur-ngawurnya.

   --- jonathangoeij@... wrote:
benar, umumkan saja semua berapa yg digarong AS, berapa uang pelicin yang masuk 
kantong pribadi, berapa buat anjing2 penjaga keamanan, dan berapa yang 
sebenarnya masuk kas negara.
kemudian berapa dana otsus yg dikeluarkan untuk papua, bandingkan.
setelah semuanya dibuka, biarlah rakyat papua yg menentukan melalui referendum.
--- ajegilelu@... wrote :

Tentu, kecuali yang digarong AS dari Papua
juga dari Indian.--- jonathangoeij@... wrote: selain diumumkan duit dari 
jakarta ke papua (dana otsus) yang dikorupsi itu juga perlu juga diumumkan duit 
yang dikeruk dari papua ke jakarta.

--- ajegilelu@... wrote :Ya, sekalipun pihak luar tidak mau tahu, pemerintah 
tetap perlu
mengumumkan terus bahwa dana otsus Papua terbesar di Indonesia; 
besar anggarannya, besar juga korupsinya, supaya Rakyat Papua 
juga tahu. 
Selain itu Rakyat Indonesia wajib tahu bahwa sekalipun MPR kita 
dikebiri namun tetap mendukung MRP - Majelis Rakyat di setiap 
propinsi Papua.

--- j.gedearka@... wrote:
 
http://nasional.kompas.com/read/2017/11/24/06440031/kurang-apa-indonesia-dengan-papua-
  
Kurang Apa Indonesia dengan Papua...
   Kompas.com - 24/11/2017, 06:44 WIB  Pengamat Militer 
Connie Rahakundini Bakrie(KOMPAS.com/Nabilla Tashandra)
   JAKARTA, KOMPAS.com - Intensitas acara penggalangan dukungan terhadap 
kelompok separatis di luar negeri ternyata meningkat bersamaan dengan kejadian 
aksi kelompok itu di Papua, baru-baru ini.
 Analis militer Connie Rahakundini Bakrie, menyebut hal tersebut tidak bisa 
didiamkan.
 Terhadap kampanye yang diakukan kelompok-kelompok di luar negeri pendukung 
separatisme Papua, pemerintah Indonesia Indonesia bisa melawannya antara lain 
dengan kampanye tandingan.
 Semua pihak harus diberitahu fakta sebenarnya yang terjadi dan sudah semaju 
apa Papua saat ini.
 "Kita tidak bisa stop itu, tapi kita bisa meng'counter' itu, harus. 
Nyatakanlah Papua itu provinsi (dengan anggaran dari pusat) termahal. Kurang 
apa Indonesia dengan Papua, hal-hal ini kan tidak diketahui dunia luar," 
terangnya.
 (Baca juga : Komisi II DPR Minta Pemerintah Tuntaskan Konflik Papua Secara 
Menyeluruh) 
Senjata yang kerap digunakan kelompok-kelompok di luar negeri pendukung 
separatisme Papua, adalah HAM.
 Umumnya yang mereka sasar adalah aparat TNI. Untuk mengantisipasi agar upaya 
aparat dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak 
dijadikan bahan kampanye hitam mereka, maka peranan TNI di Papua harus 
digantikan oleh Polri.
 "Karena yang namanya operasi ketertiban dan penegakan hukum (oleh Polisi), 
tidak ada yang boleh ikut campur," katanya.
 "Jadi yang turun Polri saja, bahkan kemudian suatu hari, besoknya atau 
malamnya Kapolri telepon Panglima TNI minta bantuan, tetap saja yang maju 
Polri," terangnya.
 Berita ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemerintah Harus Lawan 
'Permainan' Para Pendukung Kelompok Separatisme Papua di Luar Negeri


   

Re: [GELORA45] Kurang Apa Indonesia dengan Papua...

2017-11-26 Terurut Topik jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

tidak perlu kecuali segala macam, rakyat papua perlu tahu semuanya.

---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

 Saya bilang, 'kecuali'...'kecuali yang digarong AS dari Papua

 juga dari Indian.'

 

 Anda perlu sabar berlatih mencet tuts piano supaya bisa teliti
 dan tidak asal pencet tuts komputer sengawur-ngawurnya.

 






 


 --- jonathangoeij@... wrote:
 

 benar, umumkan saja semua berapa yg digarong AS, berapa uang pelicin yang 
masuk kantong pribadi, berapa buat anjing2 penjaga keamanan, dan berapa yang 
sebenarnya masuk kas negara.
 

 kemudian berapa dana otsus yg dikeluarkan untuk papua, bandingkan.
 

 setelah semuanya dibuka, biarlah rakyat papua yg menentukan melalui referendum.
 

--- ajegilelu@... wrote :

 Tentu, kecuali yang digarong AS dari Papua

 juga dari Indian.
 --- jonathangoeij@... wrote:

 selain diumumkan duit dari jakarta ke papua (dana otsus) yang dikorupsi itu 
juga perlu juga diumumkan duit yang dikeruk dari papua ke jakarta.
 
 --- ajegilelu@... wrote :

 Ya, sekalipun pihak luar tidak mau tahu, pemerintah tetap perlu

 mengumumkan terus bahwa dana otsus Papua terbesar di Indonesia; 

 besar anggarannya, besar juga korupsinya, supaya Rakyat Papua 

 juga tahu. 
 

 Selain itu Rakyat Indonesia wajib tahu bahwa sekalipun MPR kita 

 dikebiri namun tetap mendukung MRP - Majelis Rakyat di setiap 

 propinsi Papua.


 --- j.gedearka@... wrote:


 
 
http://nasional.kompas.com/read/2017/11/24/06440031/kurang-apa-indonesia-dengan-papua
 
http://nasional.kompas.com/read/2017/11/24/06440031/kurang-apa-indonesia-dengan-papua-
 
 Kurang Apa Indonesia dengan Papua... Kompas.com - 24/11/2017, 06:44 WIB
 
 
 
 
 
 
 
 
 Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie(KOMPAS.com/Nabilla Tashandra)
 


 
 
 
 JAKARTA, KOMPAS.com - Intensitas acara penggalangan dukungan terhadap kelompok 
separatis di luar negeri ternyata meningkat bersamaan dengan kejadian aksi 
kelompok itu di Papua http://indeks.kompas.com/tag/papua, baru-baru ini.
 


 Analis militer Connie Rahakundini Bakrie, menyebut hal tersebut tidak bisa 
didiamkan.
 


 Terhadap kampanye yang diakukan kelompok-kelompok di luar negeri pendukung 
separatisme Papua, pemerintah Indonesia Indonesia bisa melawannya antara lain 
dengan kampanye tandingan.
 


 Semua pihak harus diberitahu fakta sebenarnya yang terjadi dan sudah semaju 
apa Papua saat ini.
 


 "Kita tidak bisa stop itu, tapi kita bisa meng'counter' itu, harus. 
Nyatakanlah Papua itu provinsi (dengan anggaran dari pusat) termahal. Kurang 
apa Indonesia dengan Papua, hal-hal ini kan tidak diketahui dunia luar," 
terangnya.
 


 (Baca juga : Komisi II DPR Minta Pemerintah Tuntaskan Konflik Papua Secara 
Menyeluruh)
 

 Senjata yang kerap digunakan kelompok-kelompok di luar negeri pendukung 
separatisme Papua, adalah HAM.
 


 Umumnya yang mereka sasar adalah aparat TNI. Untuk mengantisipasi agar upaya 
aparat dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak 
dijadikan bahan kampanye hitam mereka, maka peranan TNI di Papua harus 
digantikan oleh Polri.
 


 "Karena yang namanya operasi ketertiban dan penegakan hukum (oleh Polisi), 
tidak ada yang boleh ikut campur," katanya.
 


 "Jadi yang turun Polri saja, bahkan kemudian suatu hari, besoknya atau 
malamnya Kapolri telepon Panglima TNI minta bantuan, tetap saja yang maju 
Polri," terangnya.
 


 Berita ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemerintah Harus Lawan 
'Permainan' Para Pendukung Kelompok Separatisme Papua di Luar Negeri
 
 
 
 
 
 
 
 





































 

 

 





Re: [GELORA45] Kurang Apa Indonesia dengan Papua...

2017-11-25 Terurut Topik ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
Saya bilang, 'kecuali'...'kecuali yang digarong AS dari Papua
juga dari Indian.'

Anda perlu sabar berlatih mencet tuts piano supaya bisa telitidan tidak asal 
pencet tuts komputer sengawur-ngawurnya.

   

--- jonathangoeij@... wrote:
benar, umumkan saja semua berapa yg digarong AS, berapa uang pelicin yang masuk 
kantong pribadi, berapa buat anjing2 penjaga keamanan, dan berapa yang 
sebenarnya masuk kas negara.
kemudian berapa dana otsus yg dikeluarkan untuk papua, bandingkan.
setelah semuanya dibuka, biarlah rakyat papua yg menentukan melalui referendum.
--- ajegilelu@... wrote :

Tentu, kecuali yang digarong AS dari Papua
juga dari Indian.--- jonathangoeij@... wrote: selain diumumkan duit dari 
jakarta ke papua (dana otsus) yang dikorupsi itu juga perlu juga diumumkan duit 
yang dikeruk dari papua ke jakarta.

--- ajegilelu@... wrote :Ya, sekalipun pihak luar tidak mau tahu, pemerintah 
tetap perlu
mengumumkan terus bahwa dana otsus Papua terbesar di Indonesia; 
besar anggarannya, besar juga korupsinya, supaya Rakyat Papua 
juga tahu. 
Selain itu Rakyat Indonesia wajib tahu bahwa sekalipun MPR kita 
dikebiri namun tetap mendukung MRP - Majelis Rakyat di setiap 
propinsi Papua.

--- j.gedearka@... wrote:
 
http://nasional.kompas.com/read/2017/11/24/06440031/kurang-apa-indonesia-dengan-papua-
  
Kurang Apa Indonesia dengan Papua...
   Kompas.com - 24/11/2017, 06:44 WIB  Pengamat Militer 
Connie Rahakundini Bakrie(KOMPAS.com/Nabilla Tashandra)
   JAKARTA, KOMPAS.com - Intensitas acara penggalangan dukungan terhadap 
kelompok separatis di luar negeri ternyata meningkat bersamaan dengan kejadian 
aksi kelompok itu di Papua, baru-baru ini.
 Analis militer Connie Rahakundini Bakrie, menyebut hal tersebut tidak bisa 
didiamkan.
 Terhadap kampanye yang diakukan kelompok-kelompok di luar negeri pendukung 
separatisme Papua, pemerintah Indonesia Indonesia bisa melawannya antara lain 
dengan kampanye tandingan.
 Semua pihak harus diberitahu fakta sebenarnya yang terjadi dan sudah semaju 
apa Papua saat ini.
 "Kita tidak bisa stop itu, tapi kita bisa meng'counter' itu, harus. 
Nyatakanlah Papua itu provinsi (dengan anggaran dari pusat) termahal. Kurang 
apa Indonesia dengan Papua, hal-hal ini kan tidak diketahui dunia luar," 
terangnya.
 (Baca juga : Komisi II DPR Minta Pemerintah Tuntaskan Konflik Papua Secara 
Menyeluruh) 
Senjata yang kerap digunakan kelompok-kelompok di luar negeri pendukung 
separatisme Papua, adalah HAM.
 Umumnya yang mereka sasar adalah aparat TNI. Untuk mengantisipasi agar upaya 
aparat dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak 
dijadikan bahan kampanye hitam mereka, maka peranan TNI di Papua harus 
digantikan oleh Polri.
 "Karena yang namanya operasi ketertiban dan penegakan hukum (oleh Polisi), 
tidak ada yang boleh ikut campur," katanya.
 "Jadi yang turun Polri saja, bahkan kemudian suatu hari, besoknya atau 
malamnya Kapolri telepon Panglima TNI minta bantuan, tetap saja yang maju 
Polri," terangnya.
 Berita ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemerintah Harus Lawan 
'Permainan' Para Pendukung Kelompok Separatisme Papua di Luar Negeri


   

Re: [GELORA45] Kurang Apa Indonesia dengan Papua...

2017-11-25 Terurut Topik marthaja...@yahoo.com [GELORA45]
jawaban yang bagus sekali dari Jonathan. Setuju.

Re: [GELORA45] Kurang Apa Indonesia dengan Papua...

2017-11-25 Terurut Topik jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

benar, umumkan saja semua berapa yg digarong AS, berapa uang pelicin yang masuk 
kantong pribadi, berapa buat anjing2 penjaga keamanan, dan berapa yang 
sebenarnya masuk kas negara. 

 kemudian berapa dana otsus yg dikeluarkan untuk papua, bandingkan.
 

 setelah semuanya dibuka, biarlah rakyat papua yg menentukan melalui referendum.
  

---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

 Tentu, kecuali yang digarong AS dari Papua

 juga dari Indian.

 

 


 --- jonathangoeij@... wrote:
 
 

 selain diumumkan duit dari jakarta ke papua (dana otsus) yang dikorupsi itu 
juga perlu juga diumumkan duit yang dikeruk dari papua ke jakarta.
 
--- ajegilelu@... wrote :
 Ya, sekalipun pihak luar tidak mau tahu, pemerintah tetap perlu

 mengumumkan terus bahwa dana otsus Papua terbesar di Indonesia; 

 besar anggarannya, besar juga korupsinya, supaya Rakyat Papua 

 juga tahu. 
 

 Selain itu Rakyat Indonesia wajib tahu bahwa sekalipun MPR kita 

 dikebiri namun tetap mendukung MRP - Majelis Rakyat di setiap 

 propinsi Papua.


 --- j.gedearka@... wrote:  
 
 
http://nasional.kompas.com/read/2017/11/24/06440031/kurang-apa-indonesia-dengan-papua
 
http://nasional.kompas.com/read/2017/11/24/06440031/kurang-apa-indonesia-dengan-papua-
 
 Kurang Apa Indonesia dengan Papua... Kompas.com - 24/11/2017, 06:44 WIB
 
 
 
 
 
 
 
 
 Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie(KOMPAS.com/Nabilla Tashandra)
 


 
 
 
 JAKARTA, KOMPAS.com - Intensitas acara penggalangan dukungan terhadap kelompok 
separatis di luar negeri ternyata meningkat bersamaan dengan kejadian aksi 
kelompok itu di Papua http://indeks.kompas.com/tag/papua, baru-baru ini.
 


 Analis militer Connie Rahakundini Bakrie, menyebut hal tersebut tidak bisa 
didiamkan.
 


 Terhadap kampanye yang diakukan kelompok-kelompok di luar negeri pendukung 
separatisme Papua, pemerintah Indonesia Indonesia bisa melawannya antara lain 
dengan kampanye tandingan.
 


 Semua pihak harus diberitahu fakta sebenarnya yang terjadi dan sudah semaju 
apa Papua saat ini.
 


 "Kita tidak bisa stop itu, tapi kita bisa meng'counter' itu, harus. 
Nyatakanlah Papua itu provinsi (dengan anggaran dari pusat) termahal. Kurang 
apa Indonesia dengan Papua, hal-hal ini kan tidak diketahui dunia luar," 
terangnya.
 


 (Baca juga : Komisi II DPR Minta Pemerintah Tuntaskan Konflik Papua Secara 
Menyeluruh)
 

 Senjata yang kerap digunakan kelompok-kelompok di luar negeri pendukung 
separatisme Papua, adalah HAM.
 


 Umumnya yang mereka sasar adalah aparat TNI. Untuk mengantisipasi agar upaya 
aparat dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak 
dijadikan bahan kampanye hitam mereka, maka peranan TNI di Papua harus 
digantikan oleh Polri.
 


 "Karena yang namanya operasi ketertiban dan penegakan hukum (oleh Polisi), 
tidak ada yang boleh ikut campur," katanya.
 


 "Jadi yang turun Polri saja, bahkan kemudian suatu hari, besoknya atau 
malamnya Kapolri telepon Panglima TNI minta bantuan, tetap saja yang maju 
Polri," terangnya.
 


 Berita ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemerintah Harus Lawan 
'Permainan' Para Pendukung Kelompok Separatisme Papua di Luar Negeri
 
 
 
 
 
 
 
 























 
 
 





Re: [GELORA45] Kurang Apa Indonesia dengan Papua...

2017-11-25 Terurut Topik ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
Tentu, kecuali yang digarong AS dari Papua
juga dari Indian.



   --- jonathangoeij@... wrote:
   selain diumumkan duit dari jakarta ke papua (dana otsus) yang dikorupsi itu 
juga perlu juga diumumkan duit yang dikeruk dari papua ke jakarta.

--- ajegilelu@... wrote :Ya, sekalipun pihak luar tidak mau tahu, pemerintah 
tetap perlu
mengumumkan terus bahwa dana otsus Papua terbesar di Indonesia; 
besar anggarannya, besar juga korupsinya, supaya Rakyat Papua 
juga tahu. 
Selain itu Rakyat Indonesia wajib tahu bahwa sekalipun MPR kita 
dikebiri namun tetap mendukung MRP - Majelis Rakyat di setiap 
propinsi Papua.

--- j.gedearka@... wrote:  
http://nasional.kompas.com/read/2017/11/24/06440031/kurang-apa-indonesia-dengan-papua-
  
Kurang Apa Indonesia dengan Papua...
   Kompas.com - 24/11/2017, 06:44 WIB  Pengamat Militer 
Connie Rahakundini Bakrie(KOMPAS.com/Nabilla Tashandra)
   JAKARTA, KOMPAS.com - Intensitas acara penggalangan dukungan terhadap 
kelompok separatis di luar negeri ternyata meningkat bersamaan dengan kejadian 
aksi kelompok itu di Papua, baru-baru ini.
 Analis militer Connie Rahakundini Bakrie, menyebut hal tersebut tidak bisa 
didiamkan.
 Terhadap kampanye yang diakukan kelompok-kelompok di luar negeri pendukung 
separatisme Papua, pemerintah Indonesia Indonesia bisa melawannya antara lain 
dengan kampanye tandingan.
 Semua pihak harus diberitahu fakta sebenarnya yang terjadi dan sudah semaju 
apa Papua saat ini.
 "Kita tidak bisa stop itu, tapi kita bisa meng'counter' itu, harus. 
Nyatakanlah Papua itu provinsi (dengan anggaran dari pusat) termahal. Kurang 
apa Indonesia dengan Papua, hal-hal ini kan tidak diketahui dunia luar," 
terangnya.
 (Baca juga : Komisi II DPR Minta Pemerintah Tuntaskan Konflik Papua Secara 
Menyeluruh) 
Senjata yang kerap digunakan kelompok-kelompok di luar negeri pendukung 
separatisme Papua, adalah HAM.
 Umumnya yang mereka sasar adalah aparat TNI. Untuk mengantisipasi agar upaya 
aparat dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak 
dijadikan bahan kampanye hitam mereka, maka peranan TNI di Papua harus 
digantikan oleh Polri.
 "Karena yang namanya operasi ketertiban dan penegakan hukum (oleh Polisi), 
tidak ada yang boleh ikut campur," katanya.
 "Jadi yang turun Polri saja, bahkan kemudian suatu hari, besoknya atau 
malamnya Kapolri telepon Panglima TNI minta bantuan, tetap saja yang maju 
Polri," terangnya.
 Berita ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemerintah Harus Lawan 
'Permainan' Para Pendukung Kelompok Separatisme Papua di Luar Negeri


   

Re: [GELORA45] Kurang Apa Indonesia dengan Papua...

2017-11-24 Terurut Topik jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

selain diumumkan duit dari jakarta ke papua (dana otsus) yang dikorupsi itu 
juga perlu juga diumumkan duit yang dikeruk dari papua ke jakarta.

---In GELORA45@yahoogroups.com,  wrote :

 Ya, sekalipun pihak luar tidak mau tahu, pemerintah tetap perlu

 mengumumkan terus bahwa dana otsus Papua terbesar di Indonesia; 

 besar anggarannya, besar juga korupsinya, supaya Rakyat Papua 

 juga tahu. 
 

 Selain itu Rakyat Indonesia wajib tahu bahwa sekalipun MPR kita 

 dikebiri namun tetap mendukung MRP - Majelis Rakyat di setiap 

 propinsi Papua.


 --- j.gedearka@... wrote:
 

   
 
http://nasional.kompas.com/read/2017/11/24/06440031/kurang-apa-indonesia-dengan-papua
 
http://nasional.kompas.com/read/2017/11/24/06440031/kurang-apa-indonesia-dengan-papua-
 
 Kurang Apa Indonesia dengan Papua... Kompas.com - 24/11/2017, 06:44 WIB
 
 
 
 
 
 
 
 
 Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie(KOMPAS.com/Nabilla Tashandra)
 


 
 
 
 JAKARTA, KOMPAS.com - Intensitas acara penggalangan dukungan terhadap kelompok 
separatis di luar negeri ternyata meningkat bersamaan dengan kejadian aksi 
kelompok itu di Papua http://indeks.kompas.com/tag/papua, baru-baru ini.
 


 Analis militer Connie Rahakundini Bakrie, menyebut hal tersebut tidak bisa 
didiamkan.
 


 Terhadap kampanye yang diakukan kelompok-kelompok di luar negeri pendukung 
separatisme Papua, pemerintah Indonesia Indonesia bisa melawannya antara lain 
dengan kampanye tandingan.
 


 Semua pihak harus diberitahu fakta sebenarnya yang terjadi dan sudah semaju 
apa Papua saat ini.
 


 "Kita tidak bisa stop itu, tapi kita bisa meng'counter' itu, harus. 
Nyatakanlah Papua itu provinsi (dengan anggaran dari pusat) termahal. Kurang 
apa Indonesia dengan Papua, hal-hal ini kan tidak diketahui dunia luar," 
terangnya.
 


 (Baca juga : Komisi II DPR Minta Pemerintah Tuntaskan Konflik Papua Secara 
Menyeluruh)
 

 Senjata yang kerap digunakan kelompok-kelompok di luar negeri pendukung 
separatisme Papua, adalah HAM.
 


 Umumnya yang mereka sasar adalah aparat TNI. Untuk mengantisipasi agar upaya 
aparat dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak 
dijadikan bahan kampanye hitam mereka, maka peranan TNI di Papua harus 
digantikan oleh Polri.
 


 "Karena yang namanya operasi ketertiban dan penegakan hukum (oleh Polisi), 
tidak ada yang boleh ikut campur," katanya.
 


 "Jadi yang turun Polri saja, bahkan kemudian suatu hari, besoknya atau 
malamnya Kapolri telepon Panglima TNI minta bantuan, tetap saja yang maju 
Polri," terangnya.
 


 Berita ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemerintah Harus Lawan 
'Permainan' Para Pendukung Kelompok Separatisme Papua di Luar Negeri
 
 
 
 
 
 
 
 







 




 


 
 








Re: [GELORA45] Kurang Apa Indonesia dengan Papua...

2017-11-24 Terurut Topik ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
Ya, sekalipun pihak luar tidak mau tahu, pemerintah tetap perlu
mengumumkan terus bahwa dana otsus Papua terbesar di Indonesia; 
besar anggarannya, besar juga korupsinya, supaya Rakyat Papua 
juga tahu. 
Selain itu Rakyat Indonesia wajib tahu bahwa sekalipun MPR kita 
dikebiri namun tetap mendukung MRP - Majelis Rakyat di setiap 
propinsi Papua.

--- j.gedearka@... wrote:
  
http://nasional.kompas.com/read/2017/11/24/06440031/kurang-apa-indonesia-dengan-papua-
  
Kurang Apa Indonesia dengan Papua...
   Kompas.com - 24/11/2017, 06:44 WIB  Pengamat Militer 
Connie Rahakundini Bakrie(KOMPAS.com/Nabilla Tashandra)
   JAKARTA, KOMPAS.com - Intensitas acara penggalangan dukungan terhadap 
kelompok separatis di luar negeri ternyata meningkat bersamaan dengan kejadian 
aksi kelompok itu di Papua, baru-baru ini.
 Analis militer Connie Rahakundini Bakrie, menyebut hal tersebut tidak bisa 
didiamkan.
 Terhadap kampanye yang diakukan kelompok-kelompok di luar negeri pendukung 
separatisme Papua, pemerintah Indonesia Indonesia bisa melawannya antara lain 
dengan kampanye tandingan.
 Semua pihak harus diberitahu fakta sebenarnya yang terjadi dan sudah semaju 
apa Papua saat ini.
 "Kita tidak bisa stop itu, tapi kita bisa meng'counter' itu, harus. 
Nyatakanlah Papua itu provinsi (dengan anggaran dari pusat) termahal. Kurang 
apa Indonesia dengan Papua, hal-hal ini kan tidak diketahui dunia luar," 
terangnya.
 (Baca juga : Komisi II DPR Minta Pemerintah Tuntaskan Konflik Papua Secara 
Menyeluruh) 
Senjata yang kerap digunakan kelompok-kelompok di luar negeri pendukung 
separatisme Papua, adalah HAM.
 Umumnya yang mereka sasar adalah aparat TNI. Untuk mengantisipasi agar upaya 
aparat dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak 
dijadikan bahan kampanye hitam mereka, maka peranan TNI di Papua harus 
digantikan oleh Polri.
 "Karena yang namanya operasi ketertiban dan penegakan hukum (oleh Polisi), 
tidak ada yang boleh ikut campur," katanya.
 "Jadi yang turun Polri saja, bahkan kemudian suatu hari, besoknya atau 
malamnya Kapolri telepon Panglima TNI minta bantuan, tetap saja yang maju 
Polri," terangnya.
 Berita ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemerintah Harus Lawan 
'Permainan' Para Pendukung Kelompok Separatisme Papua di Luar Negeri


 

  

[GELORA45] Kurang Apa Indonesia dengan Papua...

2017-11-24 Terurut Topik Awind j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]


http://nasional.kompas.com/read/2017/11/24/06440031/kurang-apa-indonesia-dengan-papua-


 Kurang Apa Indonesia dengan Papua...

Kompas.com - 24/11/2017, 06:44 WIB
Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie
Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie(KOMPAS.com/Nabilla Tashandra)

*JAKARTA, KOMPAS.com* - Intensitas acara penggalangan dukungan terhadap 
kelompok separatis di luar negeri ternyata meningkat bersamaan dengan 
kejadian aksi kelompok itu di Papua 
, baru-baru ini.


Analis militer Connie Rahakundini Bakrie, menyebut hal tersebut tidak 
bisa didiamkan.


Terhadap kampanye yang diakukan kelompok-kelompok di luar negeri 
pendukung separatisme Papua, pemerintah Indonesia Indonesia bisa 
melawannya antara lain dengan kampanye tandingan.


Semua pihak harus diberitahu fakta sebenarnya yang terjadi dan sudah 
semaju apa Papua saat ini.


"Kita tidak bisa stop itu, tapi kita bisa meng'counter' itu, harus. 
Nyatakanlah Papua itu provinsi (dengan anggaran dari pusat) termahal. 
Kurang apa Indonesia dengan Papua, hal-hal ini kan tidak diketahui dunia 
luar," terangnya.


(Baca juga : Komisi II DPR Minta Pemerintah Tuntaskan Konflik Papua 
Secara Menyeluruh 
)


Senjata yang kerap digunakan kelompok-kelompok di luar negeri pendukung 
separatisme Papua, adalah HAM.


Umumnya yang mereka sasar adalah aparat TNI. Untuk mengantisipasi agar 
upaya aparat dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia 
(NKRI) tidak dijadikan bahan kampanye hitam mereka, maka peranan TNI di 
Papua harus digantikan oleh Polri.


"Karena yang namanya operasi ketertiban dan penegakan hukum (oleh 
Polisi), tidak ada yang boleh ikut campur," katanya.


"Jadi yang turun Polri saja, bahkan kemudian suatu hari, besoknya atau 
malamnya Kapolri telepon Panglima TNI minta bantuan, tetap saja yang 
maju Polri," terangnya.


Berita ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemerintah Harus 
Lawan 'Permainan' Para Pendukung Kelompok Separatisme Papua di Luar 
Negeri