*http://sp.beritasatu.com/nasional/pembunuhan-31-pekerja-di-nduga-ipw-soroti-strategi-dan-kinerja-kapolda-papua/127468*
<http://sp.beritasatu.com/nasional/pembunuhan-31-pekerja-di-nduga-ipw-soroti-strategi-dan-kinerja-kapolda-papua/127468>

*Pembunuhan 31 Pekerja di Nduga, IPW Soroti Strategi dan Kinerja Kapolda
Papua*
*Rabu, 5 Desember 2018 | 8:36*

[[image: Stop kekerasan di Papua [google]]JAKARTA] Presiden Jokowi harus
segera minta maaf atas kasus pembantaian terhadap 31 pekerja di Yigi, Nduga
oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Jalur Trans Papua dan segera
mencopot Kapolda Papua karena tidak mampu menjaga keamanan proyek strategis
tersebut.

Indonesia Police Watch (IPW) menilai, apa yang terjadi di Yigi adalah kasus
pembantaian dimana dalam dua hari, Sabtu dan Minggu, 31 pekerja terbiarkan
terbunuh. Kasus ini menunjukkan lemahnya koordinasi pemerintah dalam
menjaga keamanan Papua, khususnya terhadap pekerja yang sedang mengerjakan
proyek ambisius Jokowi, yakni Jalur Trans Papua

"Lemahnya koordinasi ini terlihat dari pernyataan Jokowi yang mengatakan
daerah Nduga adalah daerah merah, sementara Kadiv Humas Polri mengatakan
daerah aman. Ini jelas membuat publik bingung. Mengingat Jokowi sebagai
presiden mengatakan Nduga adalah daerah merah, lalu kenapa pengamanan
terhadap pekerja tidak maksimal? " ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane
Rabu (5/12) pagi. Menurut Neta, atas kecerobohan inilah Jokowi harus minta
maaf dan harus segera mencopot Kapolda Papua.

IPW mendesak Polda Papua segera menjelaskan secara transparan, apa
sesungguhnya yg terjadi di Distrik Yigi, kenapa 31 pekerja bisa tertembak,
dan bagaimana kronologisnya. Melihat apa yang terjadi di Yigi, itu adalah
sebuah pembantaian paling keji yang pernah terjadi di Papua dan itu
merupakan kado hitam akhir tahun 2018 kepada Polda Papua sebagai pihak yang
bertanggung jawab dlm bidang keamanan di propinsi paling timur Indonesia.

Kasus pembantaian di Yigi ini juga menjadi kado hitam bagi rakyat Papua dan
Bangsa Indonesia. Kasus pembantaian 31 pekerja ini sebuah gambaran betapa
lemah dan tak berdayanya Kapolda Papua dalam membuat dan menerapkan
strategi keamanan bagi masyarakat di daerah itu hingga bisa terjadi
pembantaian massal. Ironisnya, aksi penyerangan tiga hari berturut turut
itu terbiarkan. Sabtu dan Minggu kelompok bersenjata membantai pekerja.
Lalu Seninnya kelompok itu menyerang Pos Yonif 756/Yalet dan membunuh satu
TNI. Dimana intelijen Polda hingga kelompok itu bisa bebas selama tiga hari
melakukan pembantaian?

Melihat kenyataan ini strategi dan kinerja Kapolda Papua patut
dipertanyakan, apalagi jika mengingat di era kapolda-kapolda sebelumnya
kasus pembantaian seperti ini tidak pernah terjadi. IPW berbagai harap kss
ini segera diungkap dan pelakunya hrs segera ditangkap untuk diproses
hukum. IPW juga berharap, Presiden Jokowi tidak sekadar menggagas proyek
ambisius Trans Papua tapi juga bisa menjamin nasib para pekerjanya hingga
tidak dibantai secara sadis seperti di Yigi. [G-5]

Kirim email ke