-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://www.antaranews.com/berita/1802833/peneliti-china-prediksi-puncak-pandemi-global-setelah-dua-pekan





Laporan dari China


Peneliti China prediksi puncak pandemi global setelah dua pekan



Sabtu, 24 Oktober 2020 20:33 WIB

Para penumpang pesawat Xiamen Airlines setibanya di Bandar Udara Internasional 
Changle, Fuzhou, China, dari Jakarta pada Kamis (22/10/2020) malam langsung 
diboyong ke hotel untuk melakukan karantina selama 14 hari setelah menjalani 
serangkaian pemeriksaan kesehatan, tes usap, dan dokumen keimigrasian. 
ANTARA/M. Irfan Ilmie
Kalau kasus impor tidak dicegah dan dikendalikan, maka akan menjadi penyebab 
munculnya gelombang kedua di China
Jakarta (ANTARA) - Peneliti di China memperkirakan kasus pandemi COVID-19 
secara global akan mengalami puncaknya setelah dua pekan mendatang seiring 
dengan tren yang terjadi di Eropa.

Pandemi di Eropa menjadi indikator utama peningkatan kasus global, demikian 
Liang Manchun dari Lembaga Penelitian Keamanan Publik di Tsinghua University, 
Beijing, Sabtu.

Menurut dia, beberapa negara di Eropa gagal mengintensifkan upaya pencegahan 
dan pengendalian seperti di China sehingga beberapa negara mengalami 
peningkatan kasus.

Menghadapi kemunculan kembali kasus itu lebih sulit karena proporsi kasus 
positif COVID-19 di Eropa lebih tinggi dan kemungkinan virus bertahan hidup 
terus bertambah, jelas dia.

"Perlindungan personal dan pembatasan secara nasional dalam menghadapi pandemi 
sangatlah penting," ujarnya dikutip media setempat.

Data Johns Hopkins University, Jumat (23/10), menunjukkan bahwa jumlah kasus 
positif di dunia mencapai 42.147.237. Dari jumlah tersebut angka kematiannya 
mencapai 1.143.467 kasus.

Liang memprediksi kasus positif di Amerika Serika setelah sepekan ke depan akan 
mengalami puncak dengan jumlah 90.000 kasus per hari melampaui puncak yang 
terjadi pada bulan Juni.

Wakil Direktur Jurusan Biologi Patogen pada Wuhan University, Yang Zhanqiu, 
mengingatkan China perlu meningkatkan kewaspadaan terkait kasus impor karena 
puncak pandemi global tidak terelakkan.

Dia menjelaskan bahwa pola penyebaran virus di negara lain berbeda dengan di 
China karena gennya juga bervariasi.

"Kalau kasus impor tidak dicegah dan dikendalikan, maka akan menjadi penyebab 
munculnya gelombang kedua di China," ujarnya.

Meskipun demikian, dia mengingatkan masyarakat tidak perlu panik karena 
langkah-langkah anti-epidemi di China relatif berjalan dengan baik.


Baca juga: 22 kasus baru corona muncul di China, termasuk 14 kasus impor

Baca juga: Dubes ingatkan WNI di China waspadai kasus COVID-19 impor

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fardah Assegaf
COPYRIGHT © ANTARA 2020





Kirim email ke