Pemborgolan Pimpinan KAMI Sarat Muatan Politik, Rocky Gerung: Mahfud
Mau Itu Dipamerkan LAPORAN : RMOLNETWORK
Sabtu, 17 Oktober 2020 |

Filusuf Rocky Gerung, terusik dengan fenomena pemborgolan beberapa
orang pimpinan Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI) yang dimuat
di banyak media.

Menurutnya, borgol plastik yang mengikat tangan Anton Permana,
Syahganda Nainggolan, dan Jumhur Hidayat, dalam jumpa pers penetapan
tersangka kasus pelanggaran UU ITE di Bareskrim Polri, merupakan show
politik yang sengaja dipertontonkan ke publik oleh penguasa.

"Oh! Ini adalah persaingan politik. Peristiwa pemborgolan itu politis,"
ujar Rocky dalam video wawancara Forum News Network yang dipandu
Wartawan Senior Hersubeno Arief, yang disiarkan di Youtube Rocky Gerung
Official, Jumat (16/10).

Bagi Rocky, fenomena tersebut merupakan sesuatu yang telah
direncanakan. Ia menyebut ada kaitan antara kejadian itu dengan
pernyataan pemerintah melalui Menko Polhukam Mahfud MD, yang mengaku
telah mengetahui penyandang dana aksi rusuh tolak omnibus law UU Cipta
Kerja.

"Loh, Mahfud bilang dari awal mereka sudah tau pelakunya, karena itu
dilaporkan ke Polisi. Kan Polisi melapor kepada Mahfud. Kan Mahfud
sendiri mau itu dipamerkan," ungkap Rocky.

Dalam posisi ini, Rocky justru melihat Polisi hanya menjalankan
tugasnya sebagai penegak hukum.

"Polisi itu adalah yang bekerja semata-maa secara positifistik. Artinya
dia hanya melihat konstruksi perkara itu lalu ditempelkan kepada delik.
Oleh itu dipasanglah borgol itu," tuturnya.

Semestinya, lanjut Rocky, Presiden Joko Widodo dan Mahfud MD mengerti
bahwa para inisiator KAMI tersebut tidak pantas diperlakukan seperti
itu oleh Polisi.

"Mestinya, presiden atau paling minimal Pak Mahfud harus menegur dengan
cara yang tersamar, atau fasilitas intelejen kepada polisi. Karena
Mahfud ngerti soal-soal beginian ini," ucapnya.

Oleh karena itu, Rocky menganggap pemborgolan inisiator KAMI cendrung
politis, dan telah menghina demokrasi dan merendahkan orang.

"Artinya borgol itu kan merendahkan orang. 'Wah anda kriminal, makanya
anda diborgol'. Memang itu prosedur. Tapi tadi saya terangkan, proses
itu harus dikaitkan dengan peristiwa," demikian Rocky Gerung.

Kirim email ke