[GELORA45] Re: NGERI!!! ~ PESERTA REUNI 212 MENGIRIM PESAN KEPADA JOKOWI, BIKIN KETAR KETIR PARA PENDUKUNGNYA
*Hemat saya pesan yang dikirim ialah "lihat kekuatan kami", bukan semata-mata untuk Jokowi, tetapi terutama kepada kaum kafir. hehehehehe *
Re: [GELORA45] Re: NGERI!!! ~ PESERTA REUNI 212 MENGIRIM PESAN KEPADA JOKOWI, BIKIN KETAR KETIR PARA PENDUKUNGNYA
Harus saya akui “Aksi 212”tahun 2016 (disingkat “Aksi 212”) adalah sebuah demo besar-besaran. “Aksi 212” merupakan manuver politik kelompok politisiIslam berjubah ulama berselubung agama yg bermaksud menyingkirkan Jokowi denganmenggunakan taktik mendakwa Basuki sebagai “penistaagama”. Kelompok politisi Islam ini telah melakukan tekanan terhadap pengadilansedemikian hebatnya sehingga berhasil membuat institusi penegak hukum itu tundukbertekuk lutut kepada tuntutan mereka. Di bawah tekanan hebat tsb, pengadilantelah menjatuhkan hukuman dua tahun langsung masuk penjara kepada Ahok – yg nota bene yuridis tidak bersalah – sebagai “penista agama”. Kesewenang-wenangan yg diderita seorang pejabattinggi negara yg bekerja dengan kesungguhan dan kejujuran demi kepentinganmasyarakat bernama Ahok itu tentu saja –sedikit atau banyak – berkaitan dengan status ras dan religi yg disandang-nya.Satu-satunya “kesalahan“ Ahok adalahdia tidak bergabung dan ber-“mimikri” denganpara politisi Islam munafik, demi kepentingan pribadinya. Sukses manuverpolitik kelompok pendesain “Aksi 212” kendatipun merupakan victory bagi mereka, tapi pada saat yg sama sesungguhnyalahmerupakan tragedi bagi bangsa Indonesia.Didasarkan pada alasan prinsipiil ini saya sama sekali tidak bersimpati pada baik “Aksi 212” maupun “Reuni 212” ygdigelar tahun ini maupun kapan saja. Target apa yg disebut “Reuni212” tetap sama dengan “Aksi 212”, yaitu: Menyingkirkan Pemerintah Jokowi!Walaupun saya berasal dari keluarga PNI/Front Marhaenis (yg notabene tidakidentik dengan PDI-P), namun saya bukan pendukung Jokowi, tapi pada saat ygsama bukan pula penetang Jokowi. Dalam pada itu ada satuhal yg harus saya kemukakan di sini, walaupun saya adalah seorang Muslim, tapi (sejakremaja) saya tidak pernah suka pada partai yg memperjuangkan Syariat Islamsebagai dasar negara, seperti Masyumi dan sejenisnya. Sepengetahuan saya, belumpernah ada presedennya di dunia inisebuah negara didasarkan pada Syariat Islam yg“gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja” bagi semua warga-nya, bukan hanya bagi sejumputkaum aristokrat merangkap pemilik modalkaliber raksasa. Jadi: Pilih Jokowi atauPrabowo? Saya memilih menjadi sebagai seorang penonton yg tidak pernah menyukai bentuk negaraIslam, dan di samping itu saya juga tidak menyukai kelompok yg berindikasirasisme & diskriminasi dalam segala bentuknya. Rasisme & diskriminasibagi saya merupakan manifestasi ketidakadilan. Adapun berita jumlahpeserta “Reuni 212” yg oleh sementara orang dikatakan mencapai 7 juta, akan sayapercayai apabila berita itu didasarkan pada data ”debitmeter” yg dilengkapisinar laser (Light Amplification byStimulated Emission of Radiation) yg ditempatkan di sejumlah titik di seputarlapangan Monas. Saya percaya, detektor canggih saperti itu mampu mendeteksi aliranorang yg masuk ke lapangan Mona dan sekitarnya relatif mendekati akurat. Jika perhitunganjumlah peserta “Reuni 212” semata-mata didasarkan pada “data” kasat mata,apalagi datangnya dari para pendukung fanatik “Reuni 212”, ya sorry, jika berita tsb saya anggap sebagai sebuah dongengkonsumsi untuk anak-anak. Tidak lebih dan tidak kurang. Noroyono 07/12/2018 Op vrijdag 7 december 2:32 2018 schreef "b...@yahoo.com [GELORA45]" het volgende: Di posting yg lalu saya menggunakan kata "menakutkan" utk Reuni 212, "NGERI!!!", ya, sami-mawon atau barangkali lebih menakutkan? ---In GELORA45@yahoogroups.com, wrote : NGERI!!!~ PESERTA REUNI 212 MENGIRIM PESAN KEPADA JOKOWI, BIKIN KETAR KETIR PARAPENDUKUNGNYA KABAR NKRI APA pesan penting yang sampai kepada PresidenJokowi pasca Reuni 212 yang sangat sukses? Pertama, Jokowi gagal mengkooptasisekaligus memecah soliditas umat. Kedua, kekuasaan tidak boleh digunakan untukmenakut-nakuti rakyat. Ketiga, Jokowi dan pemerintah tengah menghadapi pembangkangandari masyarakat (civil disodibience). Kubu pendukung pemerintah pasti sangat kaget denganfakta bahwa reuni 212 kali ini dihadiri oleh peserta jumlah luar biasa besar.Ada yang menyebut lebih besar dari Aksi 212 yang dulu diklaim mencapai 7 jutapeserta. Lepas berapapun jumlahnya, satu hal yang tidak bisadibantah, jumlahnya benar-benar bikin kaget. Monas dan kawasan sekitarnyabenar-benar berubah menjadi lautan putih. Bagaimana tidak mengagetkan? Jokowi secarasistematis mencoba mematahkan perlawanan umat dengan strategi rangkul danpukul. Mereka yang tidak bisa dirangkul akan menghadapi pukulan keras yangsering disebut sebagai kriminalisasi. Jokowi berhasil merangkul Kyai Ma’ruf Amin sebagaicawapres. Ma’ruf adalah pentolan GNPF MUI. Sebagai Ketua Umum MUI, Ma’rufmengeluarkan fatwa Ahok telah menista agama. Fatwa itulah yang mendorongserangkaian Aksi Bela Islam (ABI) dan puncaknya adalah Aksi 212. Ma’ruf dipilih karena latar belakangnya sebagaipengurus puncak Nahdlatul Ulama (NU). Sebagai ormas Islam terbesar diIndonesia, Jokowi berharap mendapat dukungan dari
[GELORA45] Re: NGERI!!! ~ PESERTA REUNI 212 MENGIRIM PESAN KEPADA JOKOWI, BIKIN KETAR KETIR PARA PENDUKUNGNYA
Di posting yg lalu saya menggunakan kata "menakutkan" utk Reuni 212, "NGERI!!!", ya, sami-mawon atau barangkali lebih menakutkan? ---In GELORA45@yahoogroups.com, wrote : NGERI!!! ~ PESERTA REUNI 212 MENGIRIM PESAN KEPADA JOKOWI, BIKIN KETAR KETIR PARA PENDUKUNGNYA https://www.youtube.com/channel/UC3FYAShJhtXgMfltOEit60w KABAR NKRI https://www.youtube.com/channel/UC3FYAShJhtXgMfltOEit60w APA pesan penting yang sampai kepada Presiden Jokowi pasca Reuni 212 yang sangat sukses? Pertama, Jokowi gagal mengkooptasi sekaligus memecah soliditas umat. Kedua, kekuasaan tidak boleh digunakan untuk menakut-nakuti rakyat. Ketiga, Jokowi dan pemerintah tengah menghadapi pembangkangan dari masyarakat (civil disodibience). Kubu pendukung pemerintah pasti sangat kaget dengan fakta bahwa reuni 212 kali ini dihadiri oleh peserta jumlah luar biasa besar. Ada yang menyebut lebih besar dari Aksi 212 yang dulu diklaim mencapai 7 juta peserta. Lepas berapapun jumlahnya, satu hal yang tidak bisa dibantah, jumlahnya benar-benar bikin kaget. Monas dan kawasan sekitarnya benar-benar berubah menjadi lautan putih. Bagaimana tidak mengagetkan? Jokowi secara sistematis mencoba mematahkan perlawanan umat dengan strategi rangkul dan pukul. Mereka yang tidak bisa dirangkul akan menghadapi pukulan keras yang sering disebut sebagai kriminalisasi. Jokowi berhasil merangkul Kyai Ma’ruf Amin sebagai cawapres. Ma’ruf adalah pentolan GNPF MUI. Sebagai Ketua Umum MUI, Ma’ruf mengeluarkan fatwa Ahok telah menista agama. Fatwa itulah yang mendorong serangkaian Aksi Bela Islam (ABI) dan puncaknya adalah Aksi 212. Ma’ruf dipilih karena latar belakangnya sebagai pengurus puncak Nahdlatul Ulama (NU). Sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, Jokowi berharap mendapat dukungan dari warga nadliyin. Melihat suasana pada reuni 212 terlihat jelas mayoritas warga yang hadir berlatar belakang nahdliyin. Warga berbondong-bondong memadati Monas sambil melantunkan salawat nabi yang menjadi salah satu tradisi penting kaum nahdliyin. Sejumlah anak cucu pendiri NU yang dikenal sebagai kubu kultural diketahui juga hadir dalam reuni tersebut. Jokowi juga merangkul sejumlah ulama berpengaruh yang sebelumnya menjadi pendukung Aksi 212 seperti TGB Zainul Majdi, dan Yusuf Mansur. Terakhir Jokowi juga berhasil merangkul Yusril Ihza Mahendra. Semua tokoh tidak berhasil menggoyahkan konsolidasi umat. Yang terjadi mereka malah ditinggalkan umat. Figur seperti TGB, Yusuf Mansur, dan Yusril menjadi bulan-bulanan caci maki, dan bullyan di media sosial. Secara politik mereka sudah tidak ada gunanya bagi Jokowi. Baik sebagai endorser, apalagi menjadi penarik suara (vote getter). Yusril bahkan terancam dikudeta dari posisi Ketua Umum PBB. Mereka menjadi kartu mati. Jokowi juga tidak berhasil melumpuhkan perlawanan para ulama. Rezim Jokowi berhasil membuat Habib Rizieq tokoh sentral gerakan 212 hijrah ke Arab Saudi, karena berbagai kriminalisasi. Posisi Habib Rizieq bahkan semakin penting. Posisinya kira-kira mulai mirip dengan pemimpin spiritual Iran Ayatulloh Khomenei ketika mengasingkan diri ke Paris. Saat ini di GNPF MUI yang telah berubah menjadi GNPF Ulama muncul sejumlah figur idola baru di kalangan umat. Figur-figur seperti Habib Bahar Bin Smith yang memilih jalan keras, atau figur yang kocak namun tak kalah kritis dan nylekit ketika menyampaikan kritik model Ustadz Haikal Hasan Baraas. Sejumlah akademisi dan pengamat asing menyebut Jokowi anti demokrasi dan mulai otoriter. Dia mencoba menekan para lawan politik dan pengritiknya dengan cara menakut-nakuti melalui kriminalisasi. Korbannya selain para ulama, juga para aktivis dan pegiat medsos yang kritis terhadap dirinya. Namun langkah ini tidak menyurutkan perlawanan. Munculnya sejumlah figur kritis pasca hijrahnya Habib Rizieq menunjukkan scare management, manajemen menakut-nakuti yang dterapkan Jokowi tidak berhasil. Kesadaran bahwa Indonesia adalah negara demokrasi, membuat banyak aktivis terus menggelorakan perlawanan. Satu poin lain yang sampai kepada Jokowi dari Reuni 212 adalah munculnya pembangkangan masyarakat. Para peserta reuni tidak mau lagi mendengarkan himbauan para pejabat, maupun ulama yang meminta mereka untuk tidak hadir. Gubernur Jawa Timur Soekarwo misalnya telah meminta warganya untuk tidak pergi ke Jakarta. Namun ribuan warga Jatim berbondong-bondong hadir di Monas. Nasib yang dialami oleh Ketua MUI Jabar Rahmat Syafei meminta warga Jabar tidak hadir pada reuni. Faktanya warga Jabar tercatat sebagai peserta yang paling banyak hadir di Monas, setelah warga Jakarta. https://www.youtube.com/watch?v=x67f53nJGnM https://www.youtube.com/watch?v=x67f53nJGnM