*RALAT.*

*Tertulis:*

*"Pada 9-10 Oktober 1740, hampir delapan puluh tahun yg lalu, .........* "

*Seharusnya:*

*"Pada 9-10 Oktober 1740, hampir dua ratus delapan puluh tahun yg
lalu, .........* "



Mohon maaf atas keteledoran di atas. Saya hanya-lah manusia biasa. Walau
saya sudah berusaha

berhati-hati, tapi tetap saja kesalahan terjadi. Sekali lagi mohon maaf.



*Noroyono*

*02/09/2019*


On Sun, 1 Sep 2019 at 23:39, Noroyono 1963 <noroyono1...@gmail.com> wrote:

> *Pada 9-10 Oktober 1740, hampir delapan puluh tahun yg lalu, Gubernur
> Jenderal VOC, Adriaan Valckenier, memerintahkan pasukannya melakukan
> pembantaian massal warga Tionghoa di Batavia, tanpa pandang bulu! Pokoknya
> semua warga Tionghoa harus binasa. Menurut saya, Valckenier bukan-lah
> orang. Dia adalah binatang (beest) yg bisa berbahasa Belanda dan berpangkat
> Gouverneur-generaal van de Vereenigde Oostindische Compagnie.   *
>
>
>
> *Pembantaian massal yang sangat mengerikan tersebut tentu saja mengundang
> reaksi kemarahan sebagian besar warga Tionghoa di Batavia.*
>
>
>
> *Maka pada 11 Oktober 1740, ribuan warga Tionghoa dengan senjata
> (seadanya) di tangan melancarkan pemberontakan bersenjata terhadap VOC. *
>
>
>
> *Dari kancah “Geger Pacinan” bersimbah darah itu lahirlah laskar warga
> Tionghoa, yg selanjutnya saya sebut “laskar Tionghoa” saja.*
>
>
>
> *Kendatipun sempat membikin geger Batavia, namun faktor-faktor ---
> kekurangan pengalaman perang dan mengorganisasi pasukan, keterbatasan
> sumber daya manusia dan kesulitan mendapatkan logistik --- telah memaksa
> laskar Tionghoa menyingkir dari Batavia. Awalnya mereka bermaksud
> menyingkir ke Kerajaan Banten. Namun diusir (ya, diusir!) oleh Raja Banten
> lantaran penguasa tertingi kerajaan ini tidak mau berkonflik dengan VOC.
> Maka ke wilayah dibawah yurisdiksi Kerajaan Mataram (kerajaan terbesar di
> Jawa) adalah satu satunya opsi bagi laskar Tionghoa.*
>
>
>
> *Dalam pada itu, di sejumlah tempat di pantai utara Jawa bagian tengah,
> komunitas Tionghoa terinspirasi oleh saudara-saudara senasibnya di Batavia.
> Mereka kemudian juga mengorganisir laskar mereka sendiri guna melakukan
> perlawanan bersenjata terhadap VOC, yg notabene telah menjadi penguasa
> hampir seluruh pantai utara Jawa ketika itu.*
>
>
>
> *Di sisi lain sejumlah aristokrat Kerajaan Mataram anti-VOC melihat
> fenomena ini sebagai peluang guna mengusir VOC dari Mataram. Para
> aristokrat tsb pun mengorganisir pasukan guna memncapai tujuan mereka itu.. *
>
>
>
> *Pada Agustus 1741, laskar Tionghoa dari Batavia dan dari Jawa bagian
> tengah tiba di Kartasura, ibu kota Mataram.  Maka terbentuklah aliansi
> laskar Mataram dan laskar Tionghoa. *
>
>
>
> *Saya menyebut aliansi kedua laskar sebagai “laskar Tionghoa-Jawa”. Alasan
> saya mengapa justru kata “Tionghoa” yg saya taruh di depan ialah karena
> laskar Tionghoa-lah yg memulai perlawanan terhadap VOC dalam konteks “Geger
> Pacinan” (1740-1743) di wilayah yg terbentang dari Batavia (Jawa bagian
> barat) hingga Blambangan (Jawa bagian timur).*
>
>
>
> *Berikut ini saya akan mencoba mengekspresikan respek dan kekaguman saya
> kepada laskar Tionghoa-Jawa melalui sebuah pusi (kalau saya boleh
> menyebutnya sebagai puisi). *
>
>
>
> *****************
>
>
>
> *Ode kepada laskar Tionghoa-Jawa** [**1]*
>
> [Laskar heroik dalam “Geger Pacinan” (1740-1743)]
>
>
>
> Dibawah tindihan segunung penindasan
>
> kekuasaan kolonial VOC, *[2]*
>
> batas ras dan agama
>
> di lingkungan laskar Tionghoa-Jawa,
>
> hilang terabaikan.
>
>
>
> Apa yang terlihat tinggi menjulang
>
> di lingkungan laskar Tionghoa-Jawa,
>
> wakil terpercaya rakyat terjajah
>
> dari Jawa bagian barat hingga bagian timur,
>
> adalah tekad juang
>
> melancarkan perang perlawanan
>
> menghancurkan kekuasaan kolonial.
>
>
>
> Setelah dua tahun berlawan,
>
> disebabkan oleh kondisi sejarah yang ada,
>
> laskar Tionghoa-Jawa yang heroik itu
>
> secara tak terelakkan
>
> terkalahkan di ujung perjuangannya.
>
>
>
> Namun demikian,
>
> perang melawan kekuasaan kolonial
>
> yang dilancarkan laskar Tionghoa-Jawa,
>
> beserta pengorbanan dan kesetiakawanan
>
> yang mereka manifestasikan di medan juang,
>
> tak ayal lagi tercatat abadi
>
> dalam sejarah kemerdekaan bangsa ini:
>
> bangsa INDONESIA!
>
>
>
> *Noroyono*
>
> *01/09/2019*
>
>
>
> *Keterangan.*
>
>
>
> *[1]* Laskar Tionghoa-Jawa = Aliansi (persekutuan) laskar warga Tionghoa
> dan laskar Kerajaan Mataram.
>
> *[2]* VOC =* “Vereenigde Oostindische Compagnie”*, atau dalam ejaan
> kontemporer,
>
> *"Verenigde Oost-Indische Compagnie*” = Gabungan (Kongsi) Perusahaan
> Dagang Hindia Timur.
>
>
>
> *Referensi*
>
>
>
> GEGER PACINAN 1740-1743
>
> PERSEKUTUAN TIONGHOA-JAWA MELAWAN VOC
>
> DARADJADI
>
> KOMPAS
>
> PENERBIT BUKU
>
> 2013
>
  • [GELORA45] Ode kepada lask... Noroyono 1963 noroyono1...@gmail.com [GELORA45]
    • [GELORA45] Re: Ode ke... Noroyono 1963 noroyono1...@gmail.com [GELORA45]

Kirim email ke