Trs: [GELORA45] Sejarah Panjang Lahirnya Kata Indonesia

2017-08-18 Terurut Topik Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]


 Pada Sabtu, 19 Agustus 2017 1:09, "Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com 
[GELORA45]"  menulis:
 

     
Dalam kongresnya yang ketujuh di Semarang, 23 Mei 1920, Indische Sociaal 
Democratische Vereeniging (ISDV)—sempalan Sarekat Islam merubah nama jadi 
Perserikatan Komunist di India (PKI).

Hari itu, Ketua Sarekat Islam (SI) Semarang, Semaoen terpilih menjadi ketua 
PKI. Darsono—juga aktivis SI—sebagai wakil ketua. Bergsma (guru Soekarno ketika 
mondok di rumah Tjokroaminoto) jadi sekretaris dan Dekker bendara.Perserikatan 
Komunist di India berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia--tetap dengan 
singkatan PKI--pada kongres kedua di Jakarta, Juni 1924.Nah, merujuk keputusan 
itu, jadilah PKI partai politik pertama di muka bumi ini yang menggunakan nama 
Indonesia
Sejarah Panjang Lahirnya Kata Indonesia
 Thomas Kukuh | Aug 17 2017, 16:44Poster propaganda Indonesia Merdeka ini 
dipotret oleh serrdadu Belanda di sebuah tempat di Jawa, pada 9 Januari 1947. 
(Dok. Arsip Nasional Belanda)
0
shares   Share  Bermula dari istilah etnologi, kata Indonesia menjadi identitas 
perlawanan. Dan lalu menjadi nama sebuah negara.
Seorang perantau dari Skotlandia, James Richardson Logan (1819-1869) 
menerbitkan majalah ilmiah The Journal of the Indian Archipelago and Eastern 
Asia pada 1847.

Motivasi Logan menerbitkan jurnal ini, termaktub dalam nomor pertama jurnal 
tersebut, sebagai gelanggang para ilmuwan dan petualang Eropa akan hipotesis 
temuan-temuan baru mereka di Kepulauan Hindia.

Dalam perkembangannya, majalah yang berkedudukan di Singapura ini karib disebut 
Indian Archipelago saja. Yang dalam bahasa melayu berarti Kepulauan Hindia.

Dua tahun kemudian, George Samuel Windsor Earl (1813-1865) ahli etnologi dari 
Inggris bergabung dalam jajaran redaksi majalah itu.

Sebagai ahli etnologi, Earl mewarnai Indian Archipelago dengan menurunkan 
laporan tentang suku-suku, bahasa dan ragam budaya masyarakat di kepulauan 
Hindia.Pernah pula dia menulis perubahan karakter masyarakat dari maritim ke 
agraris.

Seiring waktu, begitu memahami sedikit banyak kehidupan masyarakat di Kepulauan 
Hindia, Earl menyimpulkan bahwa wilayah ini kurang tepat disebut Indian 
Archipelago--sebernama majalah itu.Tak sekadar mengkritik, dia pun memberi 
usulan:...the in habitants of the “Indian Archipelago” or Malayan Archipelago” 
would become respectively Indu-nesians or Malayunesians. I have chosen the 
latter for several reasons,”tulis Earl dalam On The Leading Characteristics of 
The Papuan, Australian, And Malayu-Polynesian Nations, tersua di halaman 71 
Indian Archipelago Vol IV, 1850.

Lebih kurang begini terjemahannya, “...penduduk “Kepulauan Hindia” atau 
“Kepulauan Melayu” akan dikenal menjadi Indu-nesieans atau Malayunesians. Saya 
telah memilih yang terakhir.”

Dengan sendirinya artikel Earl itu mengkritik nama media tempatnya 
bekerja.Tapi, pak bos Indian Archipelago yang terbiasa hidup dalam tradisi 
ilmiah tak naik pitam. Dalam edisi yang sama, dia ladeni artikel Earl dengan 
artikel pula.

Dalam ulasan bertajuk The Ethnology of the Indian Archipelago: Embracing 
Enquiries Into the Continental Relations of the Indo-Pacific Islanders, Logan 
membenarkan pernyataan Earl sebagai seorang etnograf.

Bedanya, Earl memilih Malayunesians. Sedangkan Logan berpendapat, “I prefer the 
purely geographical term Indonesia,” sebagaimana dicuplik dari halaman 254 
majalah tersebut.

Dengan ini jadilah Logan orang pertama yang mencipta-gunakan kata 
Indonesia.Identitas PerlawananGara-gara buku Indonesien oder die Inseln des 
Malayischen Archipel yang ditulisnya, banyak orang mengira Adolf Bastian 
(1826-1905) guru besar etnologi Universitas Berlin, Jerman-lah yang pertama 
kali menciptakan nama Indonesia.

Padahal tidak. Bastian mencuplik kata Indonesia dari majalah ilmiah The Journal 
of the Indian Archipelago and Eastern Asia, volume IV, 1850, yang terbit di 
Singapura.Pun demikian, tak bisa dipungkiri bahwa Bastian punya peran besar 
menyebarkan kata Indonesia. Berulang kali dia menyebut kata Indonesia dalam 
bukunya yang terbit pada 1884 tersebut.

Alhasil, kalangan akademisi di Eropa mulai akrab dengan kata 
Indonesia.Sebagaimana mula terciptanya, kata Indonesia dipergunakan hanya dalam 
khasanah etnologi untuk menyebut Kepulauan Hindia atau Kepulauan 
Melayu.Pengaruh Bastian pulalah yang membuat Suwardi Suryaningrat alias Ki 
Hajar Dewantara memberi nama Indonesische Pers-bureau untuk biro pers yang 
didirikannya saat diasingkan di Belanda pada 1913.Dan sampai sejauh itu, kata 
Indonesia belum beresonansi kebangsaaan, belum menjadi identitas sebuah 
bangsa.Pun demikian, sebagai orang pergerakan, Ki Hajar Dewantara boleh 
dibilang jembatan beralihnya kata Indonesia dari sekadar nama wilayah menjadi 
identitas perjuangan.Memasuki tahun 1920-an, kata Indonesia mulai menjadi 
simbol perjuangan. Dua organ yang paling berpengaruh dalam hal ini adalah 
Perhimpunan Indonesia (PI) dan Partai 

[GELORA45] Sejarah Panjang Lahirnya Kata Indonesia

2017-08-18 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

Dalam kongresnya yang ketujuh di Semarang, 23 Mei 1920, Indische Sociaal 
Democratische Vereeniging (ISDV)—sempalan Sarekat Islam merubah nama jadi 
Perserikatan Komunist di India (PKI).

Hari itu, Ketua Sarekat Islam (SI) Semarang, Semaoen terpilih menjadi ketua 
PKI. Darsono—juga aktivis SI—sebagai wakil ketua. Bergsma (guru Soekarno ketika 
mondok di rumah Tjokroaminoto) jadi sekretaris dan Dekker bendara.Perserikatan 
Komunist di India berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia--tetap dengan 
singkatan PKI--pada kongres kedua di Jakarta, Juni 1924.Nah, merujuk keputusan 
itu, jadilah PKI partai politik pertama di muka bumi ini yang menggunakan nama 
Indonesia
Sejarah Panjang Lahirnya Kata Indonesia
 Thomas Kukuh | Aug 17 2017, 16:44Poster propaganda Indonesia Merdeka ini 
dipotret oleh serrdadu Belanda di sebuah tempat di Jawa, pada 9 Januari 1947. 
(Dok. Arsip Nasional Belanda)
0
shares   Share  Bermula dari istilah etnologi, kata Indonesia menjadi identitas 
perlawanan. Dan lalu menjadi nama sebuah negara.
Seorang perantau dari Skotlandia, James Richardson Logan (1819-1869) 
menerbitkan majalah ilmiah The Journal of the Indian Archipelago and Eastern 
Asia pada 1847.

Motivasi Logan menerbitkan jurnal ini, termaktub dalam nomor pertama jurnal 
tersebut, sebagai gelanggang para ilmuwan dan petualang Eropa akan hipotesis 
temuan-temuan baru mereka di Kepulauan Hindia.

Dalam perkembangannya, majalah yang berkedudukan di Singapura ini karib disebut 
Indian Archipelago saja. Yang dalam bahasa melayu berarti Kepulauan Hindia.

Dua tahun kemudian, George Samuel Windsor Earl (1813-1865) ahli etnologi dari 
Inggris bergabung dalam jajaran redaksi majalah itu.

Sebagai ahli etnologi, Earl mewarnai Indian Archipelago dengan menurunkan 
laporan tentang suku-suku, bahasa dan ragam budaya masyarakat di kepulauan 
Hindia.Pernah pula dia menulis perubahan karakter masyarakat dari maritim ke 
agraris.

Seiring waktu, begitu memahami sedikit banyak kehidupan masyarakat di Kepulauan 
Hindia, Earl menyimpulkan bahwa wilayah ini kurang tepat disebut Indian 
Archipelago--sebernama majalah itu.Tak sekadar mengkritik, dia pun memberi 
usulan:...the in habitants of the “Indian Archipelago” or Malayan Archipelago” 
would become respectively Indu-nesians or Malayunesians. I have chosen the 
latter for several reasons,”tulis Earl dalam On The Leading Characteristics of 
The Papuan, Australian, And Malayu-Polynesian Nations, tersua di halaman 71 
Indian Archipelago Vol IV, 1850.

Lebih kurang begini terjemahannya, “...penduduk “Kepulauan Hindia” atau 
“Kepulauan Melayu” akan dikenal menjadi Indu-nesieans atau Malayunesians. Saya 
telah memilih yang terakhir.”

Dengan sendirinya artikel Earl itu mengkritik nama media tempatnya 
bekerja.Tapi, pak bos Indian Archipelago yang terbiasa hidup dalam tradisi 
ilmiah tak naik pitam. Dalam edisi yang sama, dia ladeni artikel Earl dengan 
artikel pula.

Dalam ulasan bertajuk The Ethnology of the Indian Archipelago: Embracing 
Enquiries Into the Continental Relations of the Indo-Pacific Islanders, Logan 
membenarkan pernyataan Earl sebagai seorang etnograf.

Bedanya, Earl memilih Malayunesians. Sedangkan Logan berpendapat, “I prefer the 
purely geographical term Indonesia,” sebagaimana dicuplik dari halaman 254 
majalah tersebut.

Dengan ini jadilah Logan orang pertama yang mencipta-gunakan kata 
Indonesia.Identitas PerlawananGara-gara buku Indonesien oder die Inseln des 
Malayischen Archipel yang ditulisnya, banyak orang mengira Adolf Bastian 
(1826-1905) guru besar etnologi Universitas Berlin, Jerman-lah yang pertama 
kali menciptakan nama Indonesia.

Padahal tidak. Bastian mencuplik kata Indonesia dari majalah ilmiah The Journal 
of the Indian Archipelago and Eastern Asia, volume IV, 1850, yang terbit di 
Singapura.Pun demikian, tak bisa dipungkiri bahwa Bastian punya peran besar 
menyebarkan kata Indonesia. Berulang kali dia menyebut kata Indonesia dalam 
bukunya yang terbit pada 1884 tersebut.

Alhasil, kalangan akademisi di Eropa mulai akrab dengan kata 
Indonesia.Sebagaimana mula terciptanya, kata Indonesia dipergunakan hanya dalam 
khasanah etnologi untuk menyebut Kepulauan Hindia atau Kepulauan 
Melayu.Pengaruh Bastian pulalah yang membuat Suwardi Suryaningrat alias Ki 
Hajar Dewantara memberi nama Indonesische Pers-bureau untuk biro pers yang 
didirikannya saat diasingkan di Belanda pada 1913.Dan sampai sejauh itu, kata 
Indonesia belum beresonansi kebangsaaan, belum menjadi identitas sebuah 
bangsa.Pun demikian, sebagai orang pergerakan, Ki Hajar Dewantara boleh 
dibilang jembatan beralihnya kata Indonesia dari sekadar nama wilayah menjadi 
identitas perjuangan.Memasuki tahun 1920-an, kata Indonesia mulai menjadi 
simbol perjuangan. Dua organ yang paling berpengaruh dalam hal ini adalah 
Perhimpunan Indonesia (PI) dan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Dalam kongresnya yang ketujuh di Semarang, 23 Mei 1920, Indische Sociaal 
Democratische Vereeniging (ISDV)—sempalan