1.: Susi Pusjiastuti Mulai Berani Kritik Jokowi, Siap-siap Dituding Barisan Sakit Hati
Minggu, 13 September 2020 - 11:19 WIB Triaji https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjmrNy_webrAhVHTxUIHR6GAnU4WhAWMAV6BAgGEAE&url=https%3A%2F%2Fwww.bizlaw.id%2Fread%2F29200%2FSusi-Pusjiastuti-Mulai-Berani-Kritik-Jokowi-Siap-siap-Dituding-Barisan-Sakit-Hati&usg=AOvVaw38s8CRUr6tc7Ta_kThKJ3e Ekonom senior, DR. Rizal Ramli kembali mengeluarkan kritikan tajam terkait sistem politik di Indonesia. Utamanya saat pemerintah membuat kebijakan yang menghilangkan peran-peran legislatif dan yudikatif. Menariknya, kritikan itu mendapat dukungan Susi Pusjiastuti. RR--sapaan Rizal Ramli--kebijakan yang dimaksud salah satunya mengarah pada upaya pemerintah menggerus peran legislatif dan yudikatif lewat Perppu 1/2020 yang kini sudah resmi menjadi UU 2/2020 atau yang kerap disebut UU Corona. Dalam sebuah kicauan di Twitter, RR pernah mengunggah sebuah gambar tiga lingkaran bertulis legislative, executive, dan judicial, dengan tulisan before atau sebelum di atas ketiga lingkaran tersebut. Kemudian ketiga lingkaran itu menjadi satu ruang besar tanpa sekat dan di atasnya bertulis now atau keadaan sekarang. Selanjutnya, ruang itu menjadi lingkaran dengan garis tegas bertulis “Oligarki” dengan tulisan di atasnya soon, atau sebentar lagi. Nah, komentar ini kemudian mendapat tanggapan dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Susi membalas kicauan Rizal Ramli yang mengunggah sebuah artikel berita berisi tentang tulisan di atas dengan judul “Pemerintah Hendak Gabungkan Legislatif dan Yudikatif, Rizal Ramli: Bikin Negara Kacau”. “Hendak? Bukannya Sudah?” singkat Susi sambil memberi emotikon wajah tersenyum dengan mata berkedip sebelah. Adapun kritik Rizal Ramli ini berkaitan dengan upaya pemerintah yang sedang mencoba meniru sistem otoriter di China. Bedanya, hanya gaya otoriternya saja yang ditiru tanpa memperhatikan kebijakan pro pekerja dan pro rakyat miskin. “Ada yang rindu dan mau niru-niru sistem otoriter ala RRC,” tuturnya. Rizal Ramli mengingatkan bahwa mengadopsi sistem China untuk mempercepat pengambilan keputusan yang dilakukan pemerintah bisa menimbulkan efek yang berbahaya. “Negatifnya, kesalahan akan berakumulasi karena tanpa kontrol, dan kalau fatal negaranya bisa ambruk,” tekan mantan Menko Kemaritiman itu. 2.: Said Didu Sindir Bos Djarum: Kirain Kirim Sumbangan ke Orang Miskin Ternyata Kirim Surat Tolak PSBB Randi Mahesa-Politik https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwi6zpv60ObrAhXwsaQKHXG0CzQ4RhAWMAB6BAgJEAE&url=https%3A%2F%2Fnews.demokrasi.co.id%2Fsaid-didu-sindir-bos-djarum-kirain-kirim-sumbangan-ke-orang-miskin-ternyata-kirim-surat-tolak-psbb%2F&usg=AOvVaw0-v6K_8mw5BrsaZi68TcM7 Whatsapp DEMOKRASI News – Mantan Sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu, menyoroti langkah bos Djarum Robert Budi Hartono kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar di Ibu Kota. Terutama soal cara Budi Hartono dengan menulis surat lalu kemudian surat itu seolah dibocorkan oleh koleganya, sesama orang kaya. “Gejala baru. Orang terkaya mengirim surat dan dibocorkan oleh orang kaya yg lain utk “atur kebijakan,” tulis akun Twitter @msaid_didu, dikutip Minggu (13/9/2020). Ia lalu menyindir Budi Hartono, semestinya mengirim sumbangan ke orang miskin daripada mengirim surat kepada penguasa guna mempengaruhi kebijakan. “Kirian kirim sumbangan ke orang miskin – ternyata kirim surat,” tulis dia. Bos Djarum Said didu Surat tolak PSBB Navigasi pos Pos sebelumnya Jawab Arief Poyuono, Refly Harun: Anies Hanya Bisa Dinonaktifkan Jika… Pos berikutnya Buya Syafii Maarif: Pak Presiden, Mohon Perintahkan Menkes Untuk Menolong Nyawa Para Dokter 3.: Merdeka ROCKY GERUNG: ANGKAT 4N1ES JADI M3NTER1 K0V1D https://www.youtube.com/watch?v=sw1IsrgU2EA