Xinjiang Prioritaskan Ketenagakerjaan dan Hormati Aspirasi Bekerja
 Masyarakat Etnis Minoritas

http://indonesian.cri.cn/20201020/b5d5edfc-40e7-4028-3fee-778870215e85.html
2020-10-20 16:11:47

Lembaga Penelitian Pembangunan Xinjiang hari Selasa (20/10) merilis laporan tentang kesempatan kerja bagi masyarakat etnis minoritas di Xinjiang. Hasil survei menunjukkan bahwa pemerintah Xinjiang selalu memprioritaskan ketenagakerjaan dan menghormati aspirasi bekerja berbagai etnis minoritas setempat, dan berusaha menciptakan lapangan kerja dengan asas tujuan melayani masyarakat.

Belakangan ini sejumlah wadah pemikir Barat menyatakan bahwa gejala “kerja paksa secara masif” masih terjadi di Xinjiang. Sejumlah politikus Barat juga berkoar tentang adanya “kerja paksa” di Xinjiang. Lantas apakah memang benar seperti apa yang diklaim mereka? Mengenai pertanyaan itu, Lembaga Penelitian Pembangunan Xinjiang mengundang cendekiawan terkait untuk melakukan investigasi atas ketenagakerjaan di Xinjiang.

Tim investigasi melakukan kunjungan kerja ke Prefektur Otonom Khazak, Yili, Xinjiang, kota Kramayi, Kashgar serta Beijing dan Tianjin, yang mencakup 70 lebih perusahaan, koperasi pedesaan dan pusat rintisan usaha bagi wirausahawan. Total 800 eksekutif senior, karyawan, wiraswasta dan warga etnis minoritas sempat diwawancarai. Tim investigasi melakukan studi atas 26 dokumen pemerintah dari 2016 hingga saat ini serta 48 makalah yang dipublikasikan sejak 2005. Hasil analisa menunjukkan, baik pemerintah Xinjiang maupun pemerintah berbagai provinsi dan kota beserta badan pemerintah berbagai tingkat, termasuk perusahaan terkait, semuanya aktif membantu masyarakat etnis minoritas Xinjiang mencari atau menciptakan kerja, hal ini sepenuhnya menjamin hak kerja dan hak pembangunan yang dinikmati rakyat berbagai etnis. Rakyat berbagai etnis bekerja, memilih profesi atau menyelenggarakan usahanya secara bebas dan suka rela, sama sekali tidak ada gejala “kerja paksa masif” seperti apa yang dibohongkan sejumlah wadah pemikir Barat. Hasil investigasi tersebut membuktikan argumentasi sudah menyimpang dari sains.

Hasil investigasi menunjukkan pula, pemerintah berbagai tingkat Xinjiang memiliki satgas penanganan masalah ketenagakerjaan, yang diberikan tugas untuk menangani penciptaan kerja secara koordinasi. Pemerintah Xinjiang mengorganisir tenaga kerja etnis minoritas lokal untuk bekerja di luar daerah Xinjiang atau melakukan jasa/outsourcing/dengan berlandaskan pada prinsip suka rela. Setiap tenaga kerja yang ditawarkan kerja atas keinginannya yang suka rela. Adapun daerah, sektor dan pos kerja juga ditawarkan memenuhi permintaan setiap tenaga kerja yang mendaftarkan diri secara suka rela.

Laporan investigasi menyebut, atas bantuan pemerintah, banyak tenaga kerja etnis minoritas sudah mendapat tawaran kerja yang lumayan. Dari 2104 hingga 2019, sebanyak 16,57 juta tenaga kerja yang berlebihan di pedesaan Xinjiang mendapat pekerjaan di luar daerah Xinjiang.


 Statistik : Xinjiang Wujudkan Pekerjaan Terhormat bagi Masyarakat
 Etnis Minoritas

http://indonesian.cri.cn/20201020/5311f7a6-2917-3b95-1b08-e38ec3db4363.html
2020-10-20 16:11:02

Pusat Riset Pembangunan Xinjiang hari ini(20/10) mengeluarkan Laporan Survei Lapangan Kerja Etnis Minoritas Xinjiang yang mengatakan rakyat etnis minoritas Xinjiang telah mewujudkan pekerjaan yang terhormat secara maksimal. Ini adalah tanda nyata perkembangan HAM Xinjiang, juga adalah efek nyata kebijakan Xinjiang yang diambil pemerintah Tiongkok.

Pada tahun 1999, Organisasi Buruh Internasional (ILO) untuk pertama kali mengajukan konsep pekerjaan terhormat, artinya pekerjaan produktif diwujudkan melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan jaminan sosial dan pemeliharaan hak dasar pekerja, mengadakan dialog antar pemerintah, perusahaan dan serikat pekerja untuk menjamin pekerja bekerja di bawah keadaan bebas, adil, aman dan terhormat.

Laporan survei ini mengatakan, pada tahun 2019, sistem gaji minimum Xinjiang terbagi dalam 4 kategori antara 1.460-1.820 Yuan, tapi banyak orang yang bekerja di luar Xinjiang memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dari pada standar ini. Kebanyakan  etnis minoritas yang bekerja di luar Xinjiang menganut agama Islam, pemerintah lokal menghormati dan memelihara hak kebebasan beragama mereka dan memenuhi permintaan layak mereka. Perusahaan terkait menghidangkan masakan halal yang sesuai dengan agama Islam.

Untuk sementara waktu tertentu, sejumlah kecil perempuan dari Xinjiang Selatan tersesat pikiran ekstrem dan adat tradisional, tidak ingin bekerja ke luar kampung halaman. Laporan menunjukkan, melalui pekerjaan, pikiran perempuan mendapat pembebasan yang tak ada taranya, pandangan mereka dirintis menjadi lebar, kesadaran perjuangan meningkat. Ada yang menciptakan kerja melalui keterampilan yang diterimanya, membuka toko jahit, toko kue-kue dan salon, ada yang bekerja di perusahaan dekat rumah atau perusahaan dari pedalaman, mendapat gaji bulanan dan menjadi tulang panggung rumahnya.

Rencana Asuransi ditetapkan secara menyeluruh di Xinjiang, terutama menjadikan etnis minoritas yang bekerja ke kota, pekerja yang bebas dan pekerja tipe baru sebagai kelompok penting, dengan aktif mendorong dan membimbing mereka menyertai asuransi sosial. Pekerja Xinjiang yang mendapat pekerjaan di pedalaman juga dilindungi oleh kontrak cipta kerja, sehingga gaji mereka sama sekali terjamin.


 Rizwangul, Sosok Gadis Yang Gemar Menari

2020-10-20 15:28:21

Rizwangul adalah seorang gadis berasal dari Xinjiang yang suka menari, impiannya adalah menari dengan semaunya di bawah sinar lampu sorot. Rizwangul berpendapat bahwa belajar tarian adalah proses yang susah tapi lucu. Demi belajar satu gerak menari, dia mencari pengajaran di internet, melalui halting, playing, dan rewinding, dia berulang kali belajar. Di Xinjiang, saat merayakan panen raya, menggelar upacara pernikahan maupun pesta lainnya, orang-orang suka berkumpul dan menari untuk menyatakan rasa riang gembira. Rizwangul menyatakan, dalam proses belajar menari, dia menikmati hasil yang dibawakan keteguhan. Jika sangat mencintai sesuatu hal, jadi dapat mengatasi segala macam kesulitan. Pada era baru ini, mempertahankan percintaan dan impian adalah daya penggerak perkembangan sosial secara harmonis. Rizwangul percaya impiannya dapat terwujud dan melalui jerih payahnya akan membiarkan lebih banyak orang menonton tarian Xinjiang yang indah.

Rizwangul, Sosok Gadis Menari

Nama saya Rizwangul

Saya benar suka menari

Belajar tarian adalah proses susah tapi lucu

Demi memahiri satu gerak menari

Saya mencari pengajaran di internet

Berjeda

Putar

Putar balik

Saya melatih berulang kali

Impian saya

Adalah berdansa dengan gairah di atas panggung

Di Xinjiang, event-event yang gembira apa saja

Seperti upacara perkawinan atau hari raya

Kami akan berdansa dengan gembira

Demi menyatakan rasa gembira kami

Xinjiang mempunyai lahan luas

Sementara warga Xinjiang juga bersikap terbuka

Pemandangan Xinjiang indah permai

Warga Xinjiang pun sangat baik

Tempat ini mengintegrasikan hal-hal modern dan historis

Tari Uighur Xinjiang yang menarik

Tari modern yang penuh gairah

Pun dapat memantik percikan

Selama proses belajar dansa

Saya memahami hasil yang dicapai melalui semangat bergulat

Saat cukup antusias atas sesuatu hal

Tiada kesulitan apa saja dapat menghalangi saya

Pada era yang baru ini

Mempertahankan antusiasme

Mempertahankan impianmu

Adalah daya pendongkrak perkembangan harmonis sosial kami

Saya yakin

Impian saya dapat terwujud

Yaitu lebih banyak orang dapat menikmati tarian Xinjiang yang indah

Kirim email ke