[i-kan-untuk-revival] Pengampunan

2011-11-23 Terurut Topik Henky
 \o/ \o/ Hidup oleh Roh, Dipimpin oleh Roh, Gal.5:25 ~~~\o/ \o/

Hari Kamis, Tanggal 24 November 2011
Pengampunan
  
  
  
  
Baca:
  
1 Yohanes 1:1-10
  
  
  
Darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.—1 Yohanes 1:7
  
  
  
  
Bacaan Untuk Setahun:
  
■ Yehezkiel 22–23■ 1 Petrus 1
  
  
  
Setiap tahun di akhir bulan November, Presiden Amerika Serikat memberikan pengampunan resmi bagi seekor kalkun yang disiapkan untuk perayaan nasional Hari Thanksgiving (Pengucapan Syukur). Dalam perayaan yang menggembirakan ini, seorang presiden pernah mengatakan: “Tamu kehormatan kita terlihat sedikit gugup. Belum ada yang memberitahu-nya bahwa sebentar lagi saya akan memberinya pengampunan.” Kalkun yang malang itu mempunyai alasan yang tepat untuk gugup, karena tanpa pembebasan, ia akan disembelih menjadi menu makan malam bagi acara perayaan Hari Pengucapan Syukur tersebut.
Kita berada dalam situasi yang sama ketika kita melihat dosa-dosa kita. Tanpa anugerah pengampunan Allah, kita terus melangkah menuju akhir yang pasti. Keadaan ini merupakan akibat langsung dari perbuatan jahat kita sendiri. Alkitab mengatakan, “Upah dosa adalah maut” (Rm. 6:23). Namun, kita dapat dibebaskan dari hukuman maut ini karena Putra Allah telah menanggung semua dosa kita di dalam tubuh-Nya di atas kayu salib, “supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.” (1 Ptr. 2:24). Kita membaca dalam 1 Yohanes 1:7 bahwa darah Yesus “menyucikan kita dari segala dosa.”
Kita dapat menerima pengampunan Allah atas dosa kita dan menerima hidup kekal ketika kita mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, dan percaya bahwa Allah membangkitkan-Nya dari antara orang mati (Rm. 10:9). Sekarang, pertimbangkanlah bagaimana Anda akan menanggapi tawaran pengampunan dari Allah. —JBS
  
  
  
Ampunan dosaku, damai abadi,Kehadiran-Mu dan bimbingan-Mu.Kini kekuatan dan besok harapan—Hujan berkat Kau beri padaku! —Chisholm(Pelengkap Kidung Jemaat, No. 138)
  
  
  
Melalui iman dalam Kristus, kita menerima pengampunan Allah dan terlepas dari hukuman dosa.
  
  

  
  
  
  
   
 
o)--[ Hapus dan Edit Pesan yang tidak perlu ]--(o

Join Milis : join-i-kan-untuk-revi...@hub.xc.org
Leave Milis : leave-i-kan-untuk-revi...@hub.xc.org 

o)---( Milis ini didukung oleh I-KAN )--(o

WebLink : http://rdsb.org 







[i-kan-untuk-revival] Kekuatan Memberi...

2011-11-23 Terurut Topik Batara Lumban Toruan
\o/ \o/ Hidup oleh Roh, Dipimpin oleh Roh, Gal.5:25 ~~~\o/ 
\o/
Hargailah hari ini seakan hari terakhirmu
dan belajarlah seakan hidup untuk selamanya 


Kekuatan Memberi

Rahasia kemakmuran adalah kedermawanan, karena dengan membagi kepada
orang lain, hal baik yang akan diberikan dalam kehidupan kita, bahkan
berkelimpahan.
-- J. Donald Walters, penulis dan pengajar asal Rumania , tinggal di
India

KISAH nyata ini keluar dari mulut Sang Dokter. Pria yang sehari-hari
berprofesi sebagai dokter mata ini membuka prakteknya di bilangan
Rawamangun, Jakarta Timur. Selain itu, ia juga melayani konsultasi
masalah keluarga, termasuk masalah spiritual. Tanpa dipungut biaya,
alias gratis. Sang dokter menolak dengan halus setiap pemberian uang
sebagai imbalan jasa konsultasi. Ia malah menyarankan agar uangnya
diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkannya, seperti yayasan
yatim piatu.. 

Suatu hari, sang dokter kedatangan tamu seorang ibu beserta putranya
yang telah menginjak usia paruh baya. Sang anak dalam keadaan lumpuh
kakinya, sehingga ia harus berada di kursi roda. Maksud kedatangan
mereka sesungguhnya ingin menanyakan seputar masalah keluarga. Tetapi
begitu tiba di ruang dokter, sebelum menyampaikan keluhannya, sang
dokter mengatakan bahwa ada sesuatu yang salah terhadap si anak.
Putranya, menurut sang dokter, pernah mempunyai kesalahan yang membuat
ibunya sakit hati. Sang anak tentu saja kebingungan. Begitu pula sang
ibu, yang tahu-tahu diungkit peristiwa di masa lalu. Sang anak mencoba
mengingat-ingat kembali peristiwa masa lampau. Sang ibu memang mengakui
kalau ia dulu pernah sakit hati oleh tindakan anaknya. Hal itu terus
membekas di hatinya menjadi goresan luka batin, yang akhirnya teringat
kembali saat itu juga.

Akhirnya, sang anak pun teringat akan kekilafannya. Ia menyesal dan
menangis. Secara susah payah, sang anak berusaha bangkit dari kursi
rodanya untuk bersimpuh di hadapan kaki ibunya meminta maaf. Ibunya,
dengan berlinang air mata, secara tulus akhirnya memaafkan kesalahan
putranya di masa lampau. Secara refleks, sang ibu mengangkat putranya
berdiri untuk memeluk dan menciumnya. Ajaib, seketika itu juga sang anak
dapat berdiri tanpa dibantu lagi oleh kursi roda. Sang ibu memang hanya
memberikan maaf dengan tulus, tetapi efeknya sungguh luar biasa. 

Kisah ini memang bertolak belakang dengan legenda Malin Kundang. Dimana
sang Ibu menyumpah anaknya menjadi batu. Tak ada batu berbentuk manusia.
Itulah logika yang paling benar dari cerita yang menyangkut hubungan ibu
dan anak. Kisah Malin Kundang selama ini oleh beberapa pihak dinilai
jauh dari cinta kasih seorang ibu yang sebenarnya. Walau begitu, tetap
ada hikmah yang dapat dipetik dari legenda tersebut. 

Sejatinya, Ibu mana yang tega melihat anaknya susah, apalagi menjadi
batu sesuai dengan sumpahnya. Alamak, Ibu adalah pintu keluasan hati dan
penuh maaf. Berkacalah pada ibu. Dia akan rela lebih menderita,
ketimbang melihat anaknya yang kesusahan. Dia akan menyisihkan nasi yang
ada untuk anaknya, walau ia sendiri lapar. Dia akan memakan makanan yang
bergizi agar janin dalam tubuhnya bisa tumbuh sehat. Seperti dalam bait
lagu, 'hanya memberi, tak harap kembali.' Betul, tak pernah berharap
mendapatkan balasan dari semua yang telah dilakukannya. Itulah makna
dari memberi yang sesungguhnya. 

Memberi? Betul, memberi. Makna dari sebuah pemberian memang besar
artinya. Lantas, mengapa orang yang berkelimpahan enggan untuk
memberikan sesuatu? Atau, mengapa orang enggan memberikan maaf? Karena
mungkin ia berpikir, bila ia memberi kekayaan, pemberian itu akan habis
begitu saja tanpa kembali. Atau mungkin ia berpikir, harga dirinya akan
turun kalau ia memberikan maaf kepada orang yang menyakitinya. Padahal
justru sebaliknya. Semakin banyak memberi, akan lebih semakin banyak
menerima. Kalau orang mengetahui kekuatan memberi, percayalah, akan
banyak orang yang berlomba-lomba untuk memberikan segala sesuatunya. 

Itulah mengapa, dalam setiap agama selalu diajarkan untuk memberikan
sesuatu yang kita miliki. Selain diajarkan selalu memberikan kebajikan,
juga kekayaannya. Umat Islam mengenal Zakat dan Sedekah. Umat Kristen
Protestan mengenal perpuluhan, yaitu kewajiban untuk memberikan
sepersepuluh dari pendapatannya kepada rumah Tuhan, dan Elemosune, yang
dapat diterjemahkan dengan kata memberi sedekah.. Umat Katholik mengenal
Persepuluhan dan juga Sedekah. Umat Hindu mengenal Sedekah Dana Punia,
yaitu pemberian yang dilakukan secara sukarela dan tulus ikhlas berupa
materi. Sedangkan Buddha mengajarkan bagaimana menggunakan kekayaan yang
telah dimiliki, yaitu bila ia perumah tangga yang baik, mengumpulkan
harta dengan cara-cara baik, ia harus membantu sanak familinya, serta
orang lain dalam empat bagian, juga dikenal Amisa Dana, yaitu memberikan
bantuan dalam bentuk materi kepada yang membutuhkan.

Pemberian itu seyogianya dilakukan dengan ikhlas, diberikan pada tempat
dan waktu yang tepat. Juga pemberian itu haruslah bertujuan mulia.