RE: [iagi-net-l] Bumi bercinta manusia menangis
Pak Awang, Kalau kita melihat peta M 9.0 Sumatra - Andaman Islands Earthquake of 26 dec 2004-nya USGS terlihat bahwa batas antara Burma micro-plate dengan Sunda plate adalah continental rift / oceanic rif (saya ngga mengerti kenapa continental rift dan oceanic rift digambarkan bersambungan). Continental rift ini berarah relatif timurlaut - baratdaya sepanjang laut Andaman dan di selatan Kep. Nikobar berbelok ke arah tenggara menjadi sesar mendatar dekstral (continental RL transform) yang melewati ujung utara P. Sumatra (Banda Aceh). Sesar mendatar ini saya yakini sebagai segmen utara Sesar Semangko. Ada pertanyaan yang mengganjal di benak saya pak, yaitu ; apakah continental rift dan continental RL transform ini terpengaruh oleh adanya pergerakan atau patahan yang baru saja terbentuk di zona konvergensi antara Lempeng Hindia dan Burma micro-plate ? Seandainya terpengaruh, apakah ujung P. Sumatra (dimana Banda Aceh terletak) telah terjadi subsidence sebagai manifestasi dari pull apart zone hasil dari sesar mendatar dekstral yang berarah baratlaut - tenggara tsb, saya curiga ada subsidence di Banda Aceh (yang sepertinya merupakan delta plain yang diapit oleh perbukitan di barat dan timurnya) karena dari citra-citra satelite-nya digital globe memperlihatkan adanya pantai yang lebih menjorok ke daratan setelah kejadian tsunami 26 Des itu. Itu saja pak, mohon penjelasannya juga dari netters lainnya. Mohon maaf kalau ada kesalahan. Terima kasih. Salam, Edi -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, January 06, 2005 11:17 AM To: iagi-net@iagi.or.id; geounpad@yahoogroups.com Subject: Re: [iagi-net-l] Bumi bercinta manusia menangis Sebenarnya, di sekitar utara Simeulue konvergensi antar lempeng/mikro-lempeng tak persis oblique, tetapi orthogonal hampir frontal. Lebih ke utaranya memang oblique lagi seperti semua sektor di selatan Simeulue. Hal ini mengakibatkan dies out-nya sesar dextral Mentawai dan digantikan oleh West Andaman Fault berupa sesar kompresif - thrust - yang terbentuk di antara Aceh micro-plate dan Burma micro-plate. Di transisi perubahan dari Mentawai Fault ke West Andaman Fault, tepat di utara baratlaut Simeulue terbentuklah beberapa dextral fault splays dari Mentawai dengan arah BL-Tenggara lebih terputarkan en echelon terhadap Mentawai Fault. Inilah "horse tail" faults Simeulue relatif terhadap Mentawai Fault. Dan, di salah satu retakan kerak Bumi inilah episentrum gempa Aceh-Sumut 26 Desember 2004 berasal. Konvergensi agak frontal di sektor ini memang tetap menggerakkan segmen kerak ke baratlaut, sehingga itu yang mungkin menyebabkan fokus/episentrum aftershock tertransfer ke baratlaut juga ke arah Andaman-Nicobar. Suture-suture terranes di pojok baratlaut Sumatra ini (Aceh-, Burma-, Woyla-, Natal-, Mentawai-terranes/sliver plates - Sikuleh Block) perlu diwaspadai sebagai zone2 reaktivasi sesar saat akumulasi gaya terjadi sekian ratus tahun dan tiba2 terlepas sebagai gelombang seismik/gempa. Sutures-nya boleh tua, tetapi reaktivasi boleh moderen sebab di wilayah ini Lempeng Hindia menekan menyusup terus dengan kecepatan 7 mm/annum. Frontal subduction bukan jaminan tak akan ada tsunami di wilayah pulau di seberangnya, siapa yang tahu bahwa gaya propagasi gempa tak merambat ke segala arah. Banyuwangi, tak kurang dari frontal subduction terjadi 300 km di selatannya, tokh pernah dilimbur tsunami juga... Cip, analogi bercinta subduction samudra vs. benua bukan untuk pertama kalinya dikemukakan. Kalau sempat buka2 dokumen lama Geosurveys Newsletter (buletin P3G Bandung sekarang) sekitar pertengahan tahun 1970an, di situ akan ditemukan surat2 van Bemmelen yang menganalogikan bahwa subduction itu seperti permainan cinta, mana perempuan mana laki2nya, apakah samudra atau benua, tak dispesifikasinya lebih jauh. Tahun2 itu, van Bemmelen adalah salah satu dari sedikit ahli2 tektonik di dunia (yang lain V. Bellousov, dua bersaudara Meyerhoff) yang dengan keras menolak plate tectonic theory yang baru 5 tahun muncul di dunia. Jadi, van Bemmelen menggambarkan analogi itu sebenarnya untuk tujuan "meledek" (walaupun pada akhirnya beliau menerimanya juga dengan beberapa catatan dan merevisi sedikit teori undasinya). Cip, selamat menulis di IAGI-net. Saya baru kembali dari cuti. di Lombok Barat pun ada gelombang tinggi yang membuat nelayan takut melaut dan cukup membuat pantai2 Nusa Dua-Kuta-Legian tak seramai biasanya. Semoga bencana yang sangat besar ini membuat kita semua belajar, bahwa kemanusiaan sejati tak mengenal batas politik, provinsi, suku, dan agama. Dan yang lebih penting lagi, bagaimana mengantisipasi semua jenis bencana kegeologian, sehingga kita bisa sangat meminimalisasi korban harta benda dan jiwa. Tugas berat dan tantangan menanti kita, khususnya para spesialis... jangan hanya berakhir di analisis bencana, bagaimana antisipasi kejadian mendatang yang penting... duka mendalam untuk masyarakat Aceh dan sekitarnya... salam dan
Re: [iagi-net-l] persaudaraan Islam dan tsunami
> Rekan rekan tadi pagi Kompas mengabarkan bahwa "Bantuan itu mengalir secara Mencengangkan",memang hasil dari Konperensi itu sementara menunjukan "concern" dari negara negara didunia sangat besar. Hal ini dapat dilihat pada perubahan angka yang saya tuliskan dibawah e-mail ini. Tetapi Kofi Annan mengatakan "Cairkan bantuan segera " Saya kemarin mendengar di TV , pengalaman bantuan untuk gempa bumi Iran disalah satu TV Swasta yang tidak enak. Yaitu adanya perbedaan yang nyata antara janji bantuan dengan kenyataan, dimana negara negara berjanji untuk menymbang 1 milyard tapi yang direalisasikan hanya 17,5 juta . Kalau ini benar , mungkin pengalaman ini yang menyebabkan Kofi Annan memberikan pernyataan diatas. Semoga saja , pengalaman Iran tidak menimpa kita . Si - Abah, > > Tadi malam di TV7 ada wawancara singkat perihal penilaian atas sumbangan > Aceh (saya tidak sempat tahu namanya). Ia mengatakan Indonesia harus > hati-hati dengan "bantuan" dari negara asing. Pengalaman menunjukkan > "bantuan" dari negara-negara maju sering tidak "murni", karena ada > embel-embel persyaratan di belakangnya. Misalnya bantuan itu bersifat > pinjaman jangka panjang dengan bunga sangat rendah, atau bantuan itu akan > diberikan dalam bentuk in-kind yang pengeluarannya diatur oleh mereka > sendiri (untuk membayar peralatan, orang dan transport mereka sendiri). > Itulah barangkali bedanya bantuan negara barat dengan negara timur tengah. > Jadi kesimpulannya, nilai bantuan jangan dilihat hanya dari besarnya uang > saja. > > MA > > - Original Message - > From: <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Wednesday, January 05, 2005 9:10 AM > Subject: RE: [iagi-net-l] persaudaraan Islam dan tsunami > > >> > >> >> >> : >> > Japan : $500 million./500 >> > US : $350 million./350 >> > Britain : $ 95 million/252 >> > Sweden : $ 75.5 million/80 >> > Spain : $ 68 million/68 >> > China : $ 60 million/60 >> > France : $ 57 million/115 >> > Australia : $ 46.7 million./903 >> > Canada : $ 33 million./125 >> > Germany : $ 27 million/880 >> > Switzerland : $ 21.9 million/53 >> > Denmark : $ 18.1 million/93 >> > Norway : $ 16.6 million/182 >> > Portugal: $ 11 million/13 >> > Qatar : $ 10 million/25 >> > Saudi Arabia: $ 10 million/30 >> > Singapore : $ 3.6 million/23 >> > New Zealand : $ 3.5 million/3.6 >> > Finland : $ 3.3 million/37 >> > Kuwait : $ 2 million/10 >> > UAE : $ 2 million/20 >> > Ireland : $ 1.4 million/32 >> > Italy : $ 1.3 million/95 >> > Turkey : $ 1.25 million/1.25 >> > Czech Rep. : $750,000/nd >> > Iran: $627,000/nd >> > South Korea : $600,000/50 >> > Hungary : $411,000/1.20 >> > Greece : $397,000/16 >> > Luxembourg : $265,000/13 >> > IDB : $ -/ 500 (informasiIDB) Uni Eropa : $ -/ 529 >> > -Original Message- >> > - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] embel-embel dibalik sumbangan
Tak usah bicara bantuan dari luar negri. Kalau kita berprasangka buruk terus bisa juga bantuan dari Jakarta itu dianggap sebagai taktik RI untuk menjauhkan rakyat Aceh dari GAM. Saya tetap percaya bantuan itu untuk menolong sesama manusia. Lihat saja hampir seluruh Eropa mengheningkan cipta selama 3 menit dalam waktu yang sama utk menghormati korban2 tersebut. Apakah kita juga anggap itu sebagai pura-pura juga? Sedangkan di Jakarta acara tahun baru tetap meriah sampai ada yg tembak2an segala. Untuk situasi sekarang embel-embel itu tak usah terlalu dipikirkan, kalaupun ada kan itu cuma harapan mereka, lagipula tak tertulis dalam suatu kontrak, kita kan tak wajib memenuhinya. Kalaupun ada rasa ingin membalas budi, kita bisa lakukan tanpa harus melanggar prinsip2 yg kita anut dan tanpa cara2 yg bisa merugikan bangsa sendiri. Yang pasti kita butuh uang yang banyak untuk mengembalikan kehidupan saudara2 kita di Aceh seperti semula bahkan kalau bisa lebih baik dari sebelumnya. Wass. Witan >-Original Message- >From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] >Sent: Friday, January 07, 2005 9:59 AM >To: iagi-net@iagi.or.id >Subject: Re: [iagi-net-l] persaudaraan Islam dan tsunami > >Waktu tadi malam di SCTV (Acaranya berjudul " titik Nadir" >kalo nggak salah). Disitu ada wawancara antara penyiar SCTV dg >Menlu AS Colin Powell. >Jelas-jelas disebutkan bantuan dana dari AS itu malahan akan >diset menjadi pinjaman jangka panjang dengan bunga rendah >serta ada pemotongan utang (keringanan utang lah) dan hal itu >akan dibahas dengan negara-2 lain yg sependapat dg AS. Tetap >aja namanya UTANG (udah kena bencana dikasih utang >pula).itulah yang disebut embel-embel (itu aja mungkin >versi halus karena tampil di TV biar kelihatan manis dan bersimpati). >Kalo negara Timur-Tengah justru memberikan bantuan dana ke >Indonesia sebagai hibah (cuma-2). ini baru namanya bantuan >walaupun jumlahnya kecil (kecil tapi berkah). Hal ini kalo >nggak salah didukung pula oleh Menlu Australia, katanya kalo >mau ngasih bantuan harus hibah bukan berupa pinjaman jangka >pendek, menengah atau panjang dengan ditambahi bumbu bunga >ringan sekali atau ada discount >HARI GINI MASIH PERCAYA BANTUAN AS "cuma-cuma". lihat >aja IRAK, KORUT,.sebentar lagi IRAN..negaranya malah >tambah ancurr. > > > > > - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Bantuan Aceh - Utang
Saya jadi ingat acara "Lepas Malam" di salah satu TV nasional beberapa hari yang lalu. Pak Yusuf Surahman (BPPT) berhasil mensosialisasikan Gempa dan Tsunami serta menjawab beberapa penanya dari kalangan yang awan info geologi. Ini suatu hal yang perlu kita lakukan dimanapun dan kapanpun untuk sosialisasi thd masyarakat sebagai bukti tanggung jawab sosial ahli G&G kita terhadap bangsa kita sendiri. Kemudian dilanjutkan diskusi dengan Pangkoops TNI AU dan Agum Gumelar tentang bantuan Aceh, dimana hanya 8 hercules dari 32 yang kita punya. Ini akibat embargo militer AS. Kalau saja tidak diembargo mungkin bantuan dalam negri bisa lebih optimal. Jadi wajar lebih banyak kapal militer asing yang terjun langsung ke daerah bencana. Kalau itu hanya misi kemanusiaan saya setuju dan sebaiknya memang tanpa pamrih. Hari ini ada berita di detik.com bahwa mahasiswa UI berhasil membuat instalasi air bersih dan lebih murah dibandingkan yang diberikan (dengan utang) luar negri. Sayang pers lokal kurang mengeksposenya dibandingkan bantuan luar negri. Mungkin mereka belum percaya dengan kemampuan mahasiswa kita dan hanya demo mahasiswa yang diperhatikan pers. Padahal unit kegiatan sosial dan pengabdian mahasiswa cukup banyak dan dapat diandalkan. Jadi bangsa kita sebenarnya bisa mandiri namun sebagian masih tergantung luar negri karena belum percaya atau belum tahu kemampuan negri kita sendiri. Sama juga dengan kualitas ahli G&G kita yang dianggap kalah oleh ekspat, padahal ada beberapa yang lebih mampu. Ini hanya renungan akhir pekan pribadi dan salam semuanya. Taufik Manan --- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Tidak mudah memutuskan menerima atau menolak bantuan > ini. > Saya juga ngga tahu apakah bantuan yg pinjaman ini > termasuk biaya > operasi kapal induk serta pengoperasian helikopter, > dll. > > Peliknya memilih, > Kalau memberi bantuan berupa cash walopun hibah > mungkin akan berbeda > bobotnya jika dibandingkan bantuan berujud beras dan > obat-obatan yg > berupa bantuan pinjaman "lunak". Terutama kalau > kondisinya sedang > lapar. > > Bagiku mana yg langsung berhubungan nyawa mesti > didahulukan ! > > RDP > > 2005-01-07 15:53:00 > Komitmen Bantuan Capai US$ 1 M Mayoritas Bantuan > Asing Utang > Reporter: M. Budi Santosa > > detikcom - Jakarta, Bantuan asing untuk penanganan > bencana alam di > Aceh dan Sumut ternyata sebagian besar berupa > pinjaman alias utang dan > hanya sebagian kecil yang berupa hibah. > > Hal ini diungkapkan oleh Dirjen Perbendaharaan > Negara Mulia P Nasution > saat dicegat usai Sholat Jumat di Gedung Depkeu, > Jalan Lapangan > Banteng, Jakarta, Jumat (7/1/2005). > > Ia menjelaskan saat ini komitmen bantuan untuk Aceh > itu telah mencapai > US$ 1 miliar yang terdiri dari mayoritas pinjaman > dan sebagian kecil > berupa hibah. > > Namun menurut Mulia, meski mayoritas bantuan itu > berupa utang, > pemerintah akan berupaya memperoleh pinjaman semurah > dan selunak > mungkin misalnya yang memiliki jangka waktu 20-30 > tahun dan tingkat > bunga 2-4 persen. Kebijakan ini ditempuh karena > pemerintah sudah > berkomitmen untuk mengurangi stok utang dan menekan > defisit. > > "Jadi pinjaman adalah dalam terakhir. Kita akan > optimalkan untuk > menggali sumber-sumber dari kita sendiri," demikian > Mulia. (qom) > > > > - > To unsubscribe, send email to: > [EMAIL PROTECTED] > To subscribe, send email to: > [EMAIL PROTECTED] > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: > http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: > http://groups.yahoo.com/group/iagi > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy > Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy > Sunardi([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] > atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi > Dahlius([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Database Geologi : Aria A. > Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) > - > > __ Do you Yahoo!? The all-new My Yahoo! - What will yours do? http://my.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
Re: [iagi-net-l] persaudaraan Islam dan tsunami
> Abah, > > Tadi malam di TV7 ada wawancara singkat perihal penilaian atas sumbangan > Aceh (saya tidak sempat tahu namanya). Ia mengatakan Indonesia harus > hati-hati dengan "bantuan" dari negara asing. Pengalaman menunjukkan > "bantuan" dari negara-negara maju sering tidak "murni", karena ada > embel-embel persyaratan di belakangnya. Misalnya bantuan itu bersifat > pinjaman jangka panjang dengan bunga sangat rendah, atau bantuan itu akan > diberikan dalam bentuk in-kind yang pengeluarannya diatur oleh mereka > sendiri (untuk membayar peralatan, orang dan transport mereka sendiri). > Itulah barangkali bedanya bantuan negara barat dengan negara timur tengah. > Jadi kesimpulannya, nilai bantuan jangan dilihat hanya dari besarnya uang > saja. > > MA > > - Original Message - > From: <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Wednesday, January 05, 2005 9:10 AM > Subject: RE: [iagi-net-l] persaudaraan Islam dan tsunami > > >> > >> Terima kasih Sdr. Fahrur Rozi , tapi buat saya tambah jelas malahan >> bahwa "concern" mereka (negara negara dan saudara saudara kita di negara >> minyak yang kaya raya) itu "kalah" dibandingkan dengan negara lainnya >> yang penduduknya minoritas muslim. >> Kalau kita hitung maka jumlah dari sumbangan dari negara "besar" dan >> yang >> kecil kecil (non muslim) adalah US $ 1,797 Billion . >> Dari negara jazirah dan Telk total adalah US$ 24,629 Million hal ini >> memang karena secara jumlah negara lebih sedikit. >> Sumbangan dari Arab dan Qatar malahan lebih sedikit dari sumbangan >> negara >> yang pernah menjadi musuh RI yaitu Portugal ( Portugal 11 sedangkan Arab >> dan Qatar 10). >> >> Jadi angka yang terakhir ini bisa memperlihatkan apa yang saya maksudkan >> dalam e-mail saya pertama. >> >> Mungkin ada yang mau menambahkan ?? >> >> Si Abah >> >> ada kok pak, tapi pers gak mengekspos, berikut daftar sumbangan dari >> > negara tetangga: >> > Japan : $500 million./ 500 >> > US : $350 million./350 >> > Britain : $ 95 million/252 >> > Sweden : $ 75.5 million/80 >> > Spain : $ 68 million/68 >> > China : $ 60 million/60 >> > France : $ 57 million/115 >> > Australia : $ 46.7 million/904 >> > Canada : $ 33 million/125 >> > Germany : $ 27 million/880 >> > Switzerland : $ 21.9 million/nd >> > Denmark : $ 18.1 million/93 >> > Norway : $ 16.6 million/181 >> > Portugal: $ 11 million >> > Qatar : $ 10 million >> > Saudi Arabia: $ 10 million >> > Singapore : $ 3.6 million >> > New Zealand : $ 3.5 million >> > Finland : $ 3.3 million >> > Kuwait : $ 2 million >> > UAE : $ 2 million >> > Ireland : $ 1.4 million >> > Italy : $ 1.3 million >> > Turkey : $ 1.25 million >> > Czech Rep. : $750,000 >> > Iran: $627,000 >> > South Korea : $600,000 >> > Hungary : $411,000 >> > Greece : $397,000 >> > Luxembourg : $265,000 >> > >> > -Original Message- >> > From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] >> > Sent: Tuesday, January 04, 2005 9:51 AM >> > To: iagi-net@iagi.or.id >> > Subject: [iagi-net-l] persaudaraan Islam dan tsunami >> > >> > >> > >> > >> > >> > Rekan rekan >> > >> > Saya ini Muslim , dan sepanjang saya pelajari kita sesama Muslim >> adalah >> > saudara. >> > Mungkin ada yang dapat menerangkan kegelisahan saya (yg sudah lama ) >> dan >> > ini bukan dan tidak bermaksud bersifat SARA. >> > >> > Dengan kejadian tsunami dimana korban terbesar dari Provinsi NAD , >> satu >> > satunya provinsi yang menjalankan syariat Islam secara konsekwen , > sangat >> > masuk akal bahwa korban sebagian terbesar tentunya adalah masyarakat >> > Muslim. >> > >> > Maka berbondong bondong lah kita dan dunia internasional memberikan >> > bantuan dari Polisi Dunia (USA) , Inggris , tetangga yang kadang >> kadang >> > sangat memusuhi kita Australia , New Zaeland , Perancis , Jepang dsb. >> > Tapi saya belum mendengar (apa tidak dicover mas media ya ) , bantuan > dari >> > "dsudara saudara" kita dari negara kaya di Jazirah Arab dan negara >> Teluk > , >> > Saya tidak tahu apa mereka itu kurang kaya sehingga sedang menghitung >> > hitung bantuan yang akan diberikan , ataukah tidak tergerak nuraninya >> > dengan penderitaan saudaranya se - Agama. >> > >> > Maaf , sekali lagi ini hanyalah kegelisahan saya sebagai seorang >> Muslim >> > dari negara miskin yang sedang tertimpa musibah besar. >> > >> > Terima kasih kalau ada yang dapat memberikan pencerahan. >> > >> > Si Abah >> > >> > >> > >> > - >> > To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] >> > To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] >> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ >> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi >> > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy >> > Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id >> > Komisi SDM/Pen
Re: [iagi-net-l] Bantuan Aceh - Utang
Tidak mudah memutuskan menerima atau menolak bantuan ini. Saya juga ngga tahu apakah bantuan yg pinjaman ini termasuk biaya operasi kapal induk serta pengoperasian helikopter, dll. Peliknya memilih, Kalau memberi bantuan berupa cash walopun hibah mungkin akan berbeda bobotnya jika dibandingkan bantuan berujud beras dan obat-obatan yg berupa bantuan pinjaman "lunak". Terutama kalau kondisinya sedang lapar. Bagiku mana yg langsung berhubungan nyawa mesti didahulukan ! RDP 2005-01-07 15:53:00 Komitmen Bantuan Capai US$ 1 M Mayoritas Bantuan Asing Utang Reporter: M. Budi Santosa detikcom - Jakarta, Bantuan asing untuk penanganan bencana alam di Aceh dan Sumut ternyata sebagian besar berupa pinjaman alias utang dan hanya sebagian kecil yang berupa hibah. Hal ini diungkapkan oleh Dirjen Perbendaharaan Negara Mulia P Nasution saat dicegat usai Sholat Jumat di Gedung Depkeu, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (7/1/2005). Ia menjelaskan saat ini komitmen bantuan untuk Aceh itu telah mencapai US$ 1 miliar yang terdiri dari mayoritas pinjaman dan sebagian kecil berupa hibah. Namun menurut Mulia, meski mayoritas bantuan itu berupa utang, pemerintah akan berupaya memperoleh pinjaman semurah dan selunak mungkin misalnya yang memiliki jangka waktu 20-30 tahun dan tingkat bunga 2-4 persen. Kebijakan ini ditempuh karena pemerintah sudah berkomitmen untuk mengurangi stok utang dan menekan defisit. "Jadi pinjaman adalah dalam terakhir. Kita akan optimalkan untuk menggali sumber-sumber dari kita sendiri," demikian Mulia. (qom) - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
[iagi-net-l] Bantuan Aceh - Utang
Wow... begitu Berita ini memperjelas pertanyan kita : bantuan Aceh - ternyata sebagian besarnya sebagai utang. Ini lebih jelaskan pertanyaan Pak Yanto R. Sumantri. MYT. 2005-01-07 15:53:00 Komitmen Bantuan Capai US$ 1 M Mayoritas Bantuan Asing Utang Reporter: M. Budi Santosa detikcom - Jakarta, Bantuan asing untuk penanganan bencana alam di Aceh dan Sumut ternyata sebagian besar berupa pinjaman alias utang dan hanya sebagian kecil yang berupa hibah. Hal ini diungkapkan oleh Dirjen Perbendaharaan Negara Mulia P Nasution saat dicegat usai Sholat Jumat di Gedung Depkeu, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (7/1/2005). Ia menjelaskan saat ini komitmen bantuan untuk Aceh itu telah mencapai US$ 1 miliar yang terdiri dari mayoritas pinjaman dan sebagian kecil berupa hibah. Namun menurut Mulia, meski mayoritas bantuan itu berupa utang, pemerintah akan berupaya memperoleh pinjaman semurah dan selunak mungkin misalnya yang memiliki jangka waktu 20-30 tahun dan tingkat bunga 2-4 persen. Kebijakan ini ditempuh karena pemerintah sudah berkomitmen untuk mengurangi stok utang dan menekan defisit. "Jadi pinjaman adalah dalam terakhir. Kita akan optimalkan untuk menggali sumber-sumber dari kita sendiri," demikian Mulia. (qom). - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Mungkinkah tsunami di selat Makasar ?
Kalau effect tsunami ke kota balikpapan kayaknya enggak terlalu besar karena umumnya di pinggir pantai sudah langsung banyak perbukitan jadinya efect sapuan tsunami mungkin kecil... tapi seremnya justru ada kilang minyak yang banyak banget di pinggir pantai ...jadi kalau kena tsunami terus meledak bisa kayak kena bom . kalau samarinda kan selama ada tanaman mangrove yang cukup banyak di pantainya mungkin bisa sedikit menahan kalau ada tsunamitapi kalau ada banjirnya melewati sungai mahakam ya mungkin juga jadi banjirmungkin ada yang tahu seberapa jauh kota samarinda dari garis pantai...? kayaknya lumayan jauh juga... yang ngeri banyak infrastructure dan pipa - pipa punya total dan unocal yang kalau kesapu tsunami bisa meledak juga. moga - moga enggak ada bencana deh Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL E&P Indonesie Balikpapan DKS/TUN/G&G 0542- 533852 "Minarwan" <[EMAIL PROTECTED]> 07/01/2005 01:42 PM Please respond to iagi-net To: cc: Subject:RE: [iagi-net-l] Mungkinkah tsunami di selat Makasar ? Di Arsip Kompas th 1996, tsunami di Kab Donggala dan Tolitoli terjadi karena aktifitas Sesar Palu-Koro. Berdasarkan arsip itu, maka kita bisa mengatakan bahwa ancaman tsunami memang ada di sana. Cuma, apakah tsunami itu sampai ke Kalimantan Timur atau tidak?? Apakah ancamannya besar atau kecil? Saya tak punya informasi...:p Min > > Apakah pernah terjadi tsunami atau belum sepanjang sejarah peradaban > manusia yang mendiami daerah pesisir Kalimantan bagian timur dan > Sulawesi bagian barat ini saya belum pernah menemukan > tulisan/penelitiannya. Barangkali penelitian geologi kelautan di wilayah > ini (dan tempat-tempat lain di negeri kita) dapat menambah pengetahuan > kita. > > -- > Salam, > Noel > -- +++ GMX - die erste Adresse für Mail, Message, More +++ 1 GB Mailbox bereits in GMX FreeMail http://www.gmx.net/de/go/mail - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
[iagi-net-l] SR260 Million Donated in Telethon
Dari milisnya orang. Aku gak tahu 1 Saudi Real itu berapa Yu Es Di ya? - - -- - - SR260 Million Donated in Telethon M. Ghazanfar Ali Khan & Abdul Hannan Faisal Tago, Arab News RIYADH/JAKARTA, 7 January 2005 - A Saudi telethon launched yesterday to mobilize relief aid for victims of the Asian tsunami disaster collected more than SR260 million till the time of going to press, including an SR20 million donation from Custodian of the Two Holy Mosques King Fahd. Crown Prince Abdullah pledged SR10 million while Prince Sultan, second deputy premier and minister of defense and aviation, gave SR5 million. The successful Saudi! telethon came as world leaders meeting in Jakarta vowed yesterday to work together to help victims of the most wide-reaching natural disaster in living memory as UN Secretary-General Kofi Annan declared they were in a "race against time". Jeddah-based Islamic Development Bank announced a $500 million relief aid at the meeting. Overwhelmed by the spontaneous response to the telethon, one young Saudi remarked: "We Saudis are known for our generosity but we don't make a song and dance about it... We do it very quietly." The donations, which included SR25 million from Saudi Oger company, were announced by Saudi Television Channel I. The telethon received substantial response from both Saudis and expatriates as a large number of people including children were also seen lining up outside the television center and at the Malaz Stadium donation center in the capital to deposit their donations in cash and kind. More than seven trucks and 66 cars lined up outside! the stadium with donated clothes, milk, rice, dates and other materials. Riyadh Governor Prince Salman, who is supervising the campaign, emphasized the importance of helping people in need as instructed by Islamic teachings. He urged citizens to be generous in the telethon organized by the state-run television after the government tripled its initial pledge to $30 million early this week. People wishing to contribute to the tsunami fund were asked to call the information center to enlist their donation or deposit their donations at certain designated areas. A group of Islamic scholars also urged the viewers to donate generously, while sitting in the studio of the Saudi television. In an appeal carried by the Saudi Press Agency, King Fahd urged Saudis and expatriates to cooperate with the campaign to make it a success. The fund will be used to meet the essential requirements of the tsunami victims, who are in need of assistance. Prominent contributors unti! l yesterday evening included National Commercial Bank, which donated SR3 million and Riyad Bank (SR2 million). About 180,000 people died in the Dec. 26 tsunami, which struck the coasts of Indonesia, Sri Lanka, India, Thailand and other Indian Ocean countries. Indonesians, Indians and Sri Lankans are among seven million foreigners who work in Saudi Arabia. More than 10 million foreigners including Indians, Indonesians and Sri Lankans work in the Gulf. Amid warnings from health officials that disease could significantly increase the death toll, Kofi Annan urged countries that have pledged more than $4 billion in aid to come forward immediately with nearly a billion dollars in cash. Annan's appeal, delivered at the emergency international aid summit in the Indonesian capital Jakarta, followed an assessment by the World Health Organization that survivors could succumb to cholera and dysentery unless they received clean water and other basic services by the end! of the week. At the one-day summit, world leaders welcomed debt relief for countries hit by the disaster and backed the creation of an Indian Ocean early tsunami warning system which could save lives in the future. Annan appealed at the summit for $977 million to cover basic needs for an estimated 5 million people in the next six months. "What happened on Dec. 26, 2004, was an unprecedented global catastrophe. It requires an unprecedented global response ... It is a race against time," he said. Governments around the world have pledged more than $4 billion in aid so far and private groups, corporations and individuals another $660 million. The money will go toward helping survivors of the strongest earthquake in 40 years and the tsunami it spawned. Many of them lost everything they had, but with nowhere else to go, some survivors were tentatively creeping back into their wrecked villages. "I am scared. I am scared tsunami will come again ! and kill us," said Dana Lakshmi in a seaside village in south India. "But we have to get on with our lives. Sometimes, I am lost. I wonder if we will live like this forever, if we will ever rebuild our home." Much of the aid will flow to Indonesia, which suffered almost two-thirds of those killed. At the United Nations, UN Emergency Relief Coordinator Jan Egeland said aid efforts were increasingly focusing on the Indonesian island of Sumatra, and the isolated provinces of Aceh an