RE: [iagi-net-l] sosok di Jawa Pos Minggu : Geolog Independen
Yo.yo..., independen yo independen, tapi yo ngelingi konco-konco AMC rek! jangan ditinggal. Saya sudah melihat aset yang ada di kawan-kawan AMC Malang. Taruhlah..tidak bicara bisnis to bisnis, arek-arek AMC itu bisa dikuatkan dan diberdayakan untuk edukasi bencana kegeologian khususnya di Jatim Selatan. Eeee..., ada yang militan di sana, ngungkuli Cak Andang..., broer!.. Cak Andang, tapi... jangan sering merekomendasikan saya ke kawan-kawan LSM jika sampeyan berhalangan, jika ada jaringan kegiatan yang menyangkut kawan-kawan LSM. Bukannya saya menolak, tapi cukup lelah untuk membagi waktu antara kegiatan akademik kampus, ngurusi mahasiswa yang bermasalah, ngurusi pemda-pemda; yang penting manajemen waktu dan masih ada peluang untuk berkoloborasi..; juga ojo sering arung jeram rek!..., nyangkut beneran ntar nang citarik. Padahal di Malang juga ada sungai untuk arung jeram. Tapi kalau arung jeram di luapan lumpur di Porong gimana?? Mesakke dadi wong cilik...nang Porong.; wis tenggelam jiwa dan budayanya. pis... agus hend Hiltrudis Gendoet Hartono <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Iyo iyo.iyo...kang Andang emang jempolane...kita bisa baca juga masa kepemimpinanya yang penuh "kemerdekaan" di buku warisannya "Membumikan Geologi" tahun 2005.aku ikut acungin jempol buat kang Andang..semoga selalu sehat dan bahagia salam hill gendoet NB. Maaf balesan sebelumnya yang sebetulnya ke mas Edisone ngeluyur ke milist iagi Agus Irianto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sosok Cak Andang Bachtiar yg bebas merdeka, kedekatannya dgn Cak Nun mewarnai hidupnya, kenikmatan berdialog dgn batuan dan alam yg terhampar menyadari bahwa dirinya belumlah apa2 utk lebih bisa berbuat yg terbaik utk negrinya, kapasitasnya yg melebihi dayatampung petinggi nkri yg belum hendak meliriknya yg sebenarnya sangat pantas utk menjadi Mentri ESDM / Lingkungan Hidup .terus terang saya sangat kagum terhadap Cak ndang terlebih lagi saat melantunkan tembang puisi di event JCJ 2003 IAGI-HAGI di Mulia Hotel...yang lalu.puisinya baguus sekali Cak...! masih nyimpen nggak ya..? boleh dong saya dikirimi...(mungkin pak Ariadi Subandrio masih nyimpen...?).senang saya bisa ketemu lagi dgn beliau di sekretariat JCB2007 ETTI Tebet pas meeting yg lalu dgn kang Syaiful..tetapi koq rambut gondrongnya yg dikucir dipotong Cak Ndang...? udah banyak yg putih lagi...? ...ojok nemen2 lih mikir negoro cak..hehe.Sekali lagi Salltt buat Anda - Geologi Merdeka...!!! Salam, Agus Irianto --- "H. Edison Sirodj (XD/PCSB)" wrote: > > Salut buat Cak Andang, akhirnya media massa juga > yang mengakui siapa > anda. > > Andang yang penuh dedikasi, tidak menggrogoti waktu > dikantor orang > bener-bener independent bagai burung yang bebas > terbang kemana saja. > > > > Wassalam, > > edison > > > > > > From: Ariadi Subandrio > [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Tuesday, 03 July, 2007 6:37 PM > To: IAGI NET > Subject: [iagi-net-l] sosok di Jawa Pos Minggu : > Geolog Independen > > > > Minggu, 01 Juli 2007, > Dr Ir Andang Bachtiar, sang Geolog Independen dan > Lumpur Porong > > Asyik Mendengar Batuan Berbicara > Di dunia geologi, nama Dr Ir Andang Bachtiar MSc tak > asing lagi. "Geolog > independen" ini moncer sampai ke dunia > internasional. Nama mantan ketua > Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) tersebut juga > makin sering disebut > setelah musibah lumpur Lapindo terjadi. > > ADA berkah tersembunyi dalam musibah lumpur Porong. > Publik kini menoleh > kepada para geolog untuk menjelaskan semburan lumpur > itu. Dr Ir Andang > Bachtiar MSc menyebut ada gejala the awakening of > geologists > (kebangkitan para geolog). Ilmu geologi menjadi > dikenal luas. > > Andang, geolog berkelas internasional, itu pun kian > bersemangat > berbicara geologi (dia menyebutnya "berteriak") > kepada publik. "Saya > ingin meramaikan dunia geologi di Indonesia. Saya > berniat > menyosialisasikan apa itu geologi. Sebab, banyak > yang tidak paham > tentang geologi di sini," kata arek Malang itu saat > bertandang ke Jawa > Pos Jumat lalu. > > Andang sendiri punya reputasi moncer. Jika Anda > browsing di situs > Google, Anda akan menemukan 582 situs web yang > mengandung nama Andang > Bachtiar. Memang tak semuanya memuat nama dia, namun > sekitar separonya > mencantumkan nama Andang. > > Kebanyakan adalah situs media massa yang memuat > berita tentang musibah > semburan lumpur panas Lapindo. Sisanya atau situs > yang berkaitan dengan > dunia geologi. Di situs-situs tersebut, dia banyak > menyumbangkan > pengetahuannya. > > Di sela-sela kepadatan aktivitasnya menjadi > konsultan minyak (termasuk > menggarap order asing), Andang memang punya > keasyikan berbicara kepada > publik, membimbing mahasiswa S-1 dan S-2, serta > menjelajah alam. Dengan > keahliannya, dia terus berusaha memahami bumi. > > "Puncak kenikmatan saya adalah berbicara
RE: [iagi-net-l] sosok di Jawa Pos Minggu : Geolog Independen
Eh, setuju ma komentar Mas Agus ma Mas Gendoet. Emang ku salut ma Cak Andang. Pantesan, ternyata juga sebagai seniman. Kenangan ku, aku yang masih hijau di dunia geologi ini, ketemu Cak Andang pertama sewaktu dia memperingatkanku untuk lebih berhati-hati menaruh lap-top di kamar Pak Yono sekitar Juni 2003 sewaktu ku nulis thesis S2. Cak Andang di kamar besar itu, sedang merenung menghadap ke utara timbulkan inspirasi "angin semilir" itu kayaknya. Ketemu kedua ya, sewaktu "nembang" di akhir pidato pembukaan JCC 2003 Desember 2003 itu, awal ku nyemplung dunia iagi. Setelah itu, tahulah aku bahwa cak Andang emang sudah terkenal. Setelah itu ya sering dengar karena aku sudah mulai masuk iagi.net. Ketemu terakhir di IPA kemarin, ya kucirnya malah ilang...Memutih itu tandanya berisi. Makasih postingnya Cak Ariadi. Se7 lah ma komentar "kelas dunia"nya. Minta juga dong tembangnya. "tembanganku" dulu ternyata di "rengeng-rengeng"kan. Ku dulu punya banyak koleksi. Selamat Cak... Salut dengan kemajuan iagi atas "president"nya. Oh ya gimana kabar Mas Gendoet ma Mas Agus ? Lama gag nongol. Mas Gendoet, Bagaimana kelanjutan diskusi kita ? Bagus banget itu diskusi thesis Mas Gendoet, tentang volcanic di Bengkulu, Parangtritis, Kulon Progo : Oligocene-Early Miocene. Bagaimana kelanjutannya ? Dulu juga ko oleh-olehi teoriku kan, sehabis Prof Adjat presentasi topik itu, dan kita diskusi. Memang keberagaman Indonesia, menjadikan orang bisa terkenal, termasuk di buku 100 besar berpengaruh malah: Pasteur. Lainnya, Wallace, van Bemmelen, du Bois, Boscca, Rafless, dll. Emang kalau ku pikir-pikir (he..he..he..) , banyak Indonesia pengaruhi dunia, termasuk bahasa. The gun karena suaranya sama dengan suatu kelapa muda ("degan" jatuh. The Box dari pohon pisang ("debok") yang memang dulu untuk pembalut kotak pengepakan biar lebh baik. Padahal Inggris hanya sebentar di Indonesia. Malah orang Yunani-pun kayaknya pernah ke Indonesia. Pangea (Yunani), juga lalu di adopsi sebagai supercontinet cyle-nya Willson, mengambil dari Pangestu. Pangestu ya artinya restu "mother earth", ya "Pangea Super-continent Tectonic Undulation" cycle. Cakra di jadikan "Continental Accreation Kinetically Recycled Accomplishement", Lair menjadi "Low Atmospheric temperature as Initiation of Regeneration significantly", dll. Eh ngoomong apa aku ? .. bocoran hadiah, biar gag sepi, kurangi ketegangan "lumpur". Salam, Maryanto From: Hiltrudis Gendoet Hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 04, 2007 5:23 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] sosok di Jawa Pos Minggu : Geolog Independen Iyo iyo.iyo...kang Andang emang jempolane...kita bisa baca juga masa kepemimpinanya yang penuh "kemerdekaan" di buku warisannya "Membumikan Geologi" tahun 2005.aku ikut acungin jempol buat kang Andang..semoga selalu sehat dan bahagia salam hill gendoet NB. Maaf balesan sebelumnya yang sebetulnya ke mas Edisone ngeluyur ke milist iagi Agus Irianto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sosok Cak Andang Bachtiar yg bebas merdeka, kedekatannya dgn Cak Nun mewarnai hidupnya, kenikmatan berdialog dgn batuan dan alam yg terhampar menyadari bahwa dirinya belumlah apa2 utk lebih bisa berbuat yg terbaik utk negrinya, kapasitasnya yg melebihi dayatampung petinggi nkri yg belum hendak meliriknya yg sebenarnya sangat pantas utk menjadi Mentri ESDM / Lingkungan Hidup .terus terang saya sangat kagum terhadap Cak ndang terlebih lagi saat melantunkan tembang puisi di event JCJ 2003 IAGI-HAGI di Mulia Hotel...yang lalu.puisinya baguus sekali Cak...! masih nyimpen nggak ya..? boleh dong saya dikirimi...(mungkin pak Ariadi Subandrio masih nyimpen...?).senang saya bisa ketemu lagi dgn beliau di sekretariat JCB2007 ETTI Tebet pas meeting yg lalu dgn kang Syaiful..tetapi koq rambut gondrongnya yg dikucir dipotong Cak Ndang...? udah banyak yg putih lagi...? ...ojok nemen2 lih mikir negoro cak..hehe.Sekali lagi Salltt buat Anda - Geologi Merdeka...!!! Salam, Agus Irianto --- "H. Edison Sirodj (XD/PCSB)" wrote: > > Salut buat Cak Andang, akhirnya media massa juga > yang mengakui siapa > anda. > > Andang yang penuh dedikasi, tidak menggrogoti waktu > dikantor orang > bener-bener independent bagai burung yang bebas > terbang kemana saja. > > > > Wassalam, > > edison > >
RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung
>Awang Thanks a lot , untuk jawaban-nya. si Abah + Abah, > > > > Kemungkinan ada saja, tetapi yang kemungkinan besar adalah untuk lapisan > silisiklastik < 6000 ft depth. Tak ada cuttings gamping yang naik dari > wilayah total loss (kalau diasumsikan bahwa total loss di wilayah > gamping), maka kita tidak akan tahu apakah gamping itu Kujung atau > bukan. Berdasarkan data korelasi dengan Porong dan data semua > Oligo-Miosen carbonates di Jawa Timur, saya tak yakin kalau gamping di > TD BJP-1 (kalau memang gamping) adalah Kujung. Argumentasinya di bawah > ini, yang saya posting di IAGI-net tanggal 28 Juni y.l. untuk menjawab > pertanyaan Pak Rovicky. > > > > Salam, > > awang > > > > Pak Rovicky, > > > > Walaupun banyak kisah sedih, air mata, geram, amarah, perdebatan, > perpecahan, dll. soal bencana LUSI yang mungkin berkaitan dengan BJP-1 > ini (atau BPJ-1 ? - pokoknya Banjar Panji-1 lah..), BJP-1 membuka banyak > hal baru tentang pemahaman geologi Jawa Timur. Nanti kalau ada waktu > kita urai satu-satu apa implikasi geologinya. > > > > Model karbonat Kujung yang pernah saya buat untuk Jawa Timur tidak > berubah, hanya sedikit ada modifikasi. BD trend tetap memanjang ke > Porong bahkan ke BJP. Sebab, itu adalah trend basement ridge atau > offshore isolated platform (vs land-attached platform di wilayah > Petronas-NEM 4, Anadarko-NEM 3, COPI Ketapang-Kodeco West Madura). > Hanya, reefs yang tumbuh di ridge ini bisa macam-macam, bisa reef > Kujung, bisa reef Ngimbang (gak banyak sebab koral tak dominan di > Eosen), bisa reef Wonosari. Jadi, bukan hanya Kujung I saja (seperti > yang saya modelkan - ini pengetahuan dari BJP). > > > > Seismic interpretation Porong to BJP baik yang diajukan oleh Lapindo > saat pengusulan sumur dulu, maupun yang muncul di paper Arse Kusumastuti > dan para pembimbingnya di AAPG Bull 2002, atau di blog-nya Pak Rovicky > dulu masih berekspektasi bahwa sekuen Porong dan BJP bersamaan, hanya > Porong tumbuh stage lebih tinggi daripada BJP. Ini wajar sebab > pengetahuan regional kita untuk semua reefs isolated platform di Jawa > Timur memang begitu karena ridge-nya miring ke BD, sehingga akan terjadi > backstepping ke TL dan reef paling tinggi akan di timur laut dan reef > paling rendah stage-nya alias yang paling low relief akan di sisi BD. > Itu kalau semuanya Kujung I, bagaimana kalau yang duduk di situ ekivalen > Wonosari ? Belum pernah kita definisikan.. > > > > Apakah gamping di cutting 9283 ft di BJP ekivalen dengan gamping yang > ditembus Porong-1 ? Pertanyaan bagus, tetapi saya belum tahu jawabannya. > Mestinya Pak Adi Kadar, biostratigrapher dari Lapindo tahu ini, silakan > Pak Adi kalau ada datanya. Hanya, saya gak yakin kalau umurnya akan > determined, biasanya in-determinate kalau berdasar paleontology. Dulu > SWC gamping di Porong pernah diperiksa paleontologinya, tetapi tak ada > age-diagnostic fossils yang ditemukan. Ada long-ranging nannofossils, > coralline red algae, coral fragments, dan traces encrusting foram, > tetapi umurnya tak meyakinkan. > > > > Hanya, kelebihannya, isotop Strontium pernah dilakukan untuk SWC > Porong-1 pada red algal fragment di kedalaman 8487 ft. hasil 87Sr/86 > Sr-nya menghasilkan rasio 0.708548 yang kalau dikonversikan ke umur > absolute menjadi 16 Ma berdasarkan kurva isotop Sr dari Koepnick et al. > (1985). Sebuah SWC di shales di atas gamping Porong (Kalibeng) pada > kedalaman 8478 ft menghasilkan umur isotop 3 Ma. Nah...loncat 13 juta > tahun (!) -menarik sekali. > > > > Apakah gamping Porong berumur 16 Ma itu Kujung-I yang ekivalen dengan > Kujung-I lain di Jawa Timur yang produktif itu ? Bukan. Saya punya > stratigrafi Jawa Timur terbaru yang sudah menggunakan umur standar > absolute berdasarkan 87Sr/86Sr and micropaleontology age dating. > Beberapa tahun belakangan ini hampir semua operator di Jawa Timur > melakukan Sr dating, ini sangat membantu pemahaman stratigrafi Jawa > Timur yang memang kompleks. Kujung I paling muda yang produktif di Jawa > Timur berumur 22 Ma (itu sedikit masuk ke lowermost Aquitanian). Gamping > Porong 6 juta tahun lebih muda dari gamping Kujung I. Ia sedikit lebih > muda dari gamping Mudi di lapangan Mudi dan Sukowati. Maka, kita tak > bisa lagi menyebutnya Kujung, juga bukan Mudi. Saya cenderung > menyebutnya ekivalen Jonggrangan (Kulon Progo) atau Wonosari reef bagian > bawah di Peg Kidul saja sebab ini adalah reef2 yang muncul di selatan > Kendeng. > > > > Kalau ada data strontium isotop untuk cutting 9283 ft di sumur BJP maka > akan sangat membantu pemahaman ini. > > > > Salam, > > awang > > > > -Original Message- > > From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] > > Sent: Thursday, June 28, 2007 3:45 C++ > > To: iagi-net@iagi.or.id > > Subject: [iagi-net-l] Porong Limestone > > > > Aku ganti ju
RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung
Abah, Kemungkinan ada saja, tetapi yang kemungkinan besar adalah untuk lapisan silisiklastik < 6000 ft depth. Tak ada cuttings gamping yang naik dari wilayah total loss (kalau diasumsikan bahwa total loss di wilayah gamping), maka kita tidak akan tahu apakah gamping itu Kujung atau bukan. Berdasarkan data korelasi dengan Porong dan data semua Oligo-Miosen carbonates di Jawa Timur, saya tak yakin kalau gamping di TD BJP-1 (kalau memang gamping) adalah Kujung. Argumentasinya di bawah ini, yang saya posting di IAGI-net tanggal 28 Juni y.l. untuk menjawab pertanyaan Pak Rovicky. Salam, awang Pak Rovicky, Walaupun banyak kisah sedih, air mata, geram, amarah, perdebatan, perpecahan, dll. soal bencana LUSI yang mungkin berkaitan dengan BJP-1 ini (atau BPJ-1 ? - pokoknya Banjar Panji-1 lah..), BJP-1 membuka banyak hal baru tentang pemahaman geologi Jawa Timur. Nanti kalau ada waktu kita urai satu-satu apa implikasi geologinya. Model karbonat Kujung yang pernah saya buat untuk Jawa Timur tidak berubah, hanya sedikit ada modifikasi. BD trend tetap memanjang ke Porong bahkan ke BJP. Sebab, itu adalah trend basement ridge atau offshore isolated platform (vs land-attached platform di wilayah Petronas-NEM 4, Anadarko-NEM 3, COPI Ketapang-Kodeco West Madura). Hanya, reefs yang tumbuh di ridge ini bisa macam-macam, bisa reef Kujung, bisa reef Ngimbang (gak banyak sebab koral tak dominan di Eosen), bisa reef Wonosari. Jadi, bukan hanya Kujung I saja (seperti yang saya modelkan - ini pengetahuan dari BJP). Seismic interpretation Porong to BJP baik yang diajukan oleh Lapindo saat pengusulan sumur dulu, maupun yang muncul di paper Arse Kusumastuti dan para pembimbingnya di AAPG Bull 2002, atau di blog-nya Pak Rovicky dulu masih berekspektasi bahwa sekuen Porong dan BJP bersamaan, hanya Porong tumbuh stage lebih tinggi daripada BJP. Ini wajar sebab pengetahuan regional kita untuk semua reefs isolated platform di Jawa Timur memang begitu karena ridge-nya miring ke BD, sehingga akan terjadi backstepping ke TL dan reef paling tinggi akan di timur laut dan reef paling rendah stage-nya alias yang paling low relief akan di sisi BD. Itu kalau semuanya Kujung I, bagaimana kalau yang duduk di situ ekivalen Wonosari ? Belum pernah kita definisikan.. Apakah gamping di cutting 9283 ft di BJP ekivalen dengan gamping yang ditembus Porong-1 ? Pertanyaan bagus, tetapi saya belum tahu jawabannya. Mestinya Pak Adi Kadar, biostratigrapher dari Lapindo tahu ini, silakan Pak Adi kalau ada datanya. Hanya, saya gak yakin kalau umurnya akan determined, biasanya in-determinate kalau berdasar paleontology. Dulu SWC gamping di Porong pernah diperiksa paleontologinya, tetapi tak ada age-diagnostic fossils yang ditemukan. Ada long-ranging nannofossils, coralline red algae, coral fragments, dan traces encrusting foram, tetapi umurnya tak meyakinkan. Hanya, kelebihannya, isotop Strontium pernah dilakukan untuk SWC Porong-1 pada red algal fragment di kedalaman 8487 ft. hasil 87Sr/86 Sr-nya menghasilkan rasio 0.708548 yang kalau dikonversikan ke umur absolute menjadi 16 Ma berdasarkan kurva isotop Sr dari Koepnick et al. (1985). Sebuah SWC di shales di atas gamping Porong (Kalibeng) pada kedalaman 8478 ft menghasilkan umur isotop 3 Ma. Nah...loncat 13 juta tahun (!) -menarik sekali. Apakah gamping Porong berumur 16 Ma itu Kujung-I yang ekivalen dengan Kujung-I lain di Jawa Timur yang produktif itu ? Bukan. Saya punya stratigrafi Jawa Timur terbaru yang sudah menggunakan umur standar absolute berdasarkan 87Sr/86Sr and micropaleontology age dating. Beberapa tahun belakangan ini hampir semua operator di Jawa Timur melakukan Sr dating, ini sangat membantu pemahaman stratigrafi Jawa Timur yang memang kompleks. Kujung I paling muda yang produktif di Jawa Timur berumur 22 Ma (itu sedikit masuk ke lowermost Aquitanian). Gamping Porong 6 juta tahun lebih muda dari gamping Kujung I. Ia sedikit lebih muda dari gamping Mudi di lapangan Mudi dan Sukowati. Maka, kita tak bisa lagi menyebutnya Kujung, juga bukan Mudi. Saya cenderung menyebutnya ekivalen Jonggrangan (Kulon Progo) atau Wonosari reef bagian bawah di Peg Kidul saja sebab ini adalah reef2 yang muncul di selatan Kendeng. Kalau ada data strontium isotop untuk cutting 9283 ft di sumur BJP maka akan sangat membantu pemahaman ini. Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, June 28, 2007 3:45 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Porong Limestone Aku ganti judulnya supaya berkesan lebih tehnis. Pak Awang apakah batugamping (yg masih hanya berdasar dari cutting BPJ-1 ini) ekivalen dengan batugamping yang ditembus oleh sumur Porong-1 ? Sewaktu seminar di BPPT yg ditunjukkan wektu itu, saya rasa dari seismic yang diinterpretasi dari Porong-1 Ke BPJ-1, sepertinya satu tubuh gamping besar. cmiiw. Kalau kedua sumur itu tidak menembus tubuh batugamping yang identik, apakah BD tr
RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung
>> > Masalah kedua adalah semburan lumpur panas sebesar itu kemungkinan besar > bukan dari lapisan gamping di TD BJP-1, tetapi dari sekuen silisiklastik > di kedalaman sekitar 6000 ft atau di atasnya. Kontribusi dari lapisan > bawah gamping itu ada, tetapi minimal saja. Awang. ..kemungkinan besar .. Jadi artinya ada kemungkinan bahwa "influx" itu berasal "JUGA" dari "KUJUNG". Mengutip apa yang Anda katakan " yang populer belu tentu benar dan yang tidk populer belum tentu salah " , maka kemungkia ini tetap ada. Saya tahu Pak RPK adalah salah satu yang berpendapat seperti ini. Atau dengan kata lain apakah data dat yang ada saat ini sama sekali tidk mendukung bahwa limstone yang sudah tertembus buka Kujung ? Wassalam si Abah _ > > Dengan dua masalah di atas, maka tak valid membandingkan produktivitas > Kujung di Jawa Timur dengan kasus semburan lumpur LUSI. > >
RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung
Pak Sunu, Terima kasih atas tambahan keterangan tentang analisis serbuk bor di sekitar TD sumur BJP-1. Total loss di TD sumur mungkin berhubungan dengan batugamping (sebab kebanyakan kasus total loss terjadi di batugamping porous), juga keluarnya H2S yang sempat tinggi kadarnya saat total loss terjadi bisa menguatkan dugaan ini. Tetapi, karena tidak ada serbuk bor yang naik akibat total loss, ini semua hanya dugaan : dugaan bahwa litologi TD sumur adalah batugamping. Itu saja. Kita sama sekali tak bisa meneruskan menduga bahwa batugamping itu puncak sebuah formasi, lalu juga kita tak bisa meneruskan menduga bahwa formasi itu Kujung I. Pak Sunu punya data umur (biostratigrafi) terakhir dari serbuk bor yang berhasil naik sebelum total loss ? BPMIGAS belum mendapatkan laporan analisis tersebut. Bila susah penentuan umurnya dari biostratigrafi, bagus bila dilakukan pentarikhan absolute menggunakan isotop Strontium. Nanti kita bisa melakukan korelasinya dengan benar terhadap Porong (yang punya umur isotop strontium) dan akan mengetahui status lapisan2 di BJP ini terhadap stratigrafi regional Jawa Timur. Salam, awang -Original Message- From: Sunu Hadi Praptono [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 05, 2007 7:53 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung Pak Awang, Terima kasih atas tanggapannya. Tentang masalah-masalah yang ditunjukkan oleh Pak Awang saya setuju. Namun saya perlu mengkoreksi tentang kebenaran data formasi batugamping di BJP-1. Dari data drilling yang terkumpul sebenarnya tidak pernah ada yang mengarah kepada bukti bahwa kita memasuki formasi batugamping, bahkan juga tidak sedang mendekati batugamping di kedalaman 9280 an feet. Calcimetri yang kita lakukan atas serbuk pemboran selama drilling (sampling interval 20 ft) untuk membantu penentuan top Kujung tidak pernah naik lebih dari 5 % kandungan material calcareous. Tidak ada satu serbuk pun yang ngejos sampai sample terakhir yang didapat sebelum loss total di kedalaman 9297 ft. Material calcarousnya sendiri, yang sangat sedikit itu, berdasarkan analisa petrografi lab sesudahnya, dimungkinkan terbentuk akibat pelapukan/alterasi dari mineral feldspar dalam maasa volcanic. Tidak pernah ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kita memasuki formasi baru (batugamping). Kembali ke topik semula. Memang maksud saya adalah ingin mengumpulkan input dari rekan-rekan IAGInet, guna menguji seberapa logis kemungkinan erupsi lumpur Sidoarjo itu sebagai akibat dari drilling (underground blow out) dari reservoir Formasi Kujung, yang sama dengan yang kita tembus di Porong-1. khususnya dihadapkan dengan "production history" selama setahun lebih ini, jumlah dan fluktuasi rate fluida yang dikeluarkan. Salam, Sunu Praptono. -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 04, 2007 2:05 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung Pak Sunu, Masalah pertama adalah bahwa lapisan batugamping di TD BJP-1 itu kemungkinan besar bukanlah Kujung (bukan Kujung I, bukan Kujung II, bukan Kujung III, atau nama lainnya seperti Prupuh atau Kranji limestones). Ia lebih muda dari Kujung, mungkin ekivalen dengan Mudi reef di Lapangan Mudi, atau dengan Rancak limestones di wilayah Kodeco West Madura. Masalah kedua adalah semburan lumpur panas sebesar itu kemungkinan besar bukan dari lapisan gamping di TD BJP-1, tetapi dari sekuen silisiklastik di kedalaman sekitar 6000 ft atau di atasnya. Kontribusi dari lapisan bawah gamping itu ada, tetapi minimal saja. Dengan dua masalah di atas, maka tak valid membandingkan produktivitas Kujung di Jawa Timur dengan kasus semburan lumpur LUSI. Tetapi sebagai pengetahuan umum, bisa disebutkan bahwa Kujung (I) adalah reservoir yang baik. Tes sumur terhadapnya bisa sampai 30 MMCFGPD dan 10.000 BOPD. Dimensi Kujung (I) bisa sebesar Banyu Urip ExxonMobil Cepu atau sekecil series KE di offshore West Madura Kodeco. Umur produksi minyak dan gas dari temuan-temuan baru sekitar tahun 2000 belum ada histori seberapa lama ia mampu berproduksi sebab baru saja diproduksikan atau belum diproduksikan. Tetapi kasus enhanced production dari Camar atau Poleng, meskipun lapangannya sempat mandeg berproduksi (karena kurang maintenance oleh operator lama), menunjukkan bahwa umur produksinya bisa > 25 tahun. Profil produksinya tak berbeda dengan produksi2 khas dari reservoir gamping. Peak production cepat tercapai, plato produksi relative singkat, decline lebih curam daripada silisiklastik. Eskalasi rate natural flow umum dijumpai di tahun2 pertama awal produksi, ini yang menyebabkan peak production cepat tercapai. Salam, awang -Original Message- From: Sunu Hadi Praptono [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 04, 2007 1:00 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung Pak Awang dan rekans IAGInet yang lain, Sebelumnya mohon maaf bila topik ini pernah dibahas
RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung
Pak Awang, Terima kasih atas tanggapannya. Tentang masalah-masalah yang ditunjukkan oleh Pak Awang saya setuju. Namun saya perlu mengkoreksi tentang kebenaran data formasi batugamping di BJP-1. Dari data drilling yang terkumpul sebenarnya tidak pernah ada yang mengarah kepada bukti bahwa kita memasuki formasi batugamping, bahkan juga tidak sedang mendekati batugamping di kedalaman 9280 an feet. Calcimetri yang kita lakukan atas serbuk pemboran selama drilling (sampling interval 20 ft) untuk membantu penentuan top Kujung tidak pernah naik lebih dari 5 % kandungan material calcareous. Tidak ada satu serbuk pun yang ngejos sampai sample terakhir yang didapat sebelum loss total di kedalaman 9297 ft. Material calcarousnya sendiri, yang sangat sedikit itu, berdasarkan analisa petrografi lab sesudahnya, dimungkinkan terbentuk akibat pelapukan/alterasi dari mineral feldspar dalam maasa volcanic. Tidak pernah ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kita memasuki formasi baru (batugamping). Kembali ke topik semula. Memang maksud saya adalah ingin mengumpulkan input dari rekan-rekan IAGInet, guna menguji seberapa logis kemungkinan erupsi lumpur Sidoarjo itu sebagai akibat dari drilling (underground blow out) dari reservoir Formasi Kujung, yang sama dengan yang kita tembus di Porong-1. khususnya dihadapkan dengan "production history" selama setahun lebih ini, jumlah dan fluktuasi rate fluida yang dikeluarkan. Salam, Sunu Praptono. -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 04, 2007 2:05 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung Pak Sunu, Masalah pertama adalah bahwa lapisan batugamping di TD BJP-1 itu kemungkinan besar bukanlah Kujung (bukan Kujung I, bukan Kujung II, bukan Kujung III, atau nama lainnya seperti Prupuh atau Kranji limestones). Ia lebih muda dari Kujung, mungkin ekivalen dengan Mudi reef di Lapangan Mudi, atau dengan Rancak limestones di wilayah Kodeco West Madura. Masalah kedua adalah semburan lumpur panas sebesar itu kemungkinan besar bukan dari lapisan gamping di TD BJP-1, tetapi dari sekuen silisiklastik di kedalaman sekitar 6000 ft atau di atasnya. Kontribusi dari lapisan bawah gamping itu ada, tetapi minimal saja. Dengan dua masalah di atas, maka tak valid membandingkan produktivitas Kujung di Jawa Timur dengan kasus semburan lumpur LUSI. Tetapi sebagai pengetahuan umum, bisa disebutkan bahwa Kujung (I) adalah reservoir yang baik. Tes sumur terhadapnya bisa sampai 30 MMCFGPD dan 10.000 BOPD. Dimensi Kujung (I) bisa sebesar Banyu Urip ExxonMobil Cepu atau sekecil series KE di offshore West Madura Kodeco. Umur produksi minyak dan gas dari temuan-temuan baru sekitar tahun 2000 belum ada histori seberapa lama ia mampu berproduksi sebab baru saja diproduksikan atau belum diproduksikan. Tetapi kasus enhanced production dari Camar atau Poleng, meskipun lapangannya sempat mandeg berproduksi (karena kurang maintenance oleh operator lama), menunjukkan bahwa umur produksinya bisa > 25 tahun. Profil produksinya tak berbeda dengan produksi2 khas dari reservoir gamping. Peak production cepat tercapai, plato produksi relative singkat, decline lebih curam daripada silisiklastik. Eskalasi rate natural flow umum dijumpai di tahun2 pertama awal produksi, ini yang menyebabkan peak production cepat tercapai. Salam, awang -Original Message- From: Sunu Hadi Praptono [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 04, 2007 1:00 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung Pak Awang dan rekans IAGInet yang lain, Sebelumnya mohon maaf bila topik ini pernah dibahas di IAGInet. Kebetulan beberapa waktu lalu saya pernah terputus dari IAGInet sehingga ada informasi yang saya ketinggalan. Saya cuma ingin tahu sebagai bahan referensi, dengan asumsi bahwa ini adalah kasus underground blow out, nothing to do dengan tektonik, pure dari reservoir Kujung, maka performancenya mutlak tergantung dari size dan deliverability dari Formasi Kujung sendiri. Saya rasa pengetahuan ini penting untuk memperkirakan kapan underground blow out itu berhenti. Sebenarnya Formasi Kujung I sendiri berapa sih kemampuan produksinya berdasarkan data produksi sumur yang telah ada dimiliki BPMIGAS ? Berapa besar juga kira-kira volume reservoir formasi Kujung typically, atau taruhlah yang paling besar yang kita miliki, atau yang paling besar yang pernah ter-record di dunia ini ? Berapa lama juga umur sumur-sumur Kujung sebelum mati, dan bagaimana profil produksinya ? Apakah umum dijumpai eskalasi rate fluida natural flow ? Salam hangat, Sunu. Terima kasih sebelumnya -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, July 03, 2007 9:43 AM - Sejak awal semburan, laju semburan meningkat dari 5000 m3/hari - 120.000 m3/hari selama 11 minggu pertama. Lalu pada periode 14 Agustus-10 September 2006, laju semburan berfluktuasi dari 0-120.000 m3/hari, dan meningk
RE: [iagi-net-l] sosok di Jawa Pos Minggu : Geolog Independen
Iyo iyo.iyo...kang Andang emang jempolane...kita bisa baca juga masa kepemimpinanya yang penuh "kemerdekaan" di buku warisannya "Membumikan Geologi" tahun 2005.aku ikut acungin jempol buat kang Andang..semoga selalu sehat dan bahagia salam hill gendoet NB. Maaf balesan sebelumnya yang sebetulnya ke mas Edisone ngeluyur ke milist iagi Agus Irianto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sosok Cak Andang Bachtiar yg bebas merdeka, kedekatannya dgn Cak Nun mewarnai hidupnya, kenikmatan berdialog dgn batuan dan alam yg terhampar menyadari bahwa dirinya belumlah apa2 utk lebih bisa berbuat yg terbaik utk negrinya, kapasitasnya yg melebihi dayatampung petinggi nkri yg belum hendak meliriknya yg sebenarnya sangat pantas utk menjadi Mentri ESDM / Lingkungan Hidup .terus terang saya sangat kagum terhadap Cak ndang terlebih lagi saat melantunkan tembang puisi di event JCJ 2003 IAGI-HAGI di Mulia Hotel...yang lalu.puisinya baguus sekali Cak...! masih nyimpen nggak ya..? boleh dong saya dikirimi...(mungkin pak Ariadi Subandrio masih nyimpen...?).senang saya bisa ketemu lagi dgn beliau di sekretariat JCB2007 ETTI Tebet pas meeting yg lalu dgn kang Syaiful..tetapi koq rambut gondrongnya yg dikucir dipotong Cak Ndang...? udah banyak yg putih lagi...? ...ojok nemen2 lih mikir negoro cak..hehe.Sekali lagi Salltt buat Anda - Geologi Merdeka...!!! Salam, Agus Irianto --- "H. Edison Sirodj (XD/PCSB)" wrote: > > Salut buat Cak Andang, akhirnya media massa juga > yang mengakui siapa > anda. > > Andang yang penuh dedikasi, tidak menggrogoti waktu > dikantor orang > bener-bener independent bagai burung yang bebas > terbang kemana saja. > > > > Wassalam, > > edison > > > > > > From: Ariadi Subandrio > [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Tuesday, 03 July, 2007 6:37 PM > To: IAGI NET > Subject: [iagi-net-l] sosok di Jawa Pos Minggu : > Geolog Independen > > > > Minggu, 01 Juli 2007, > Dr Ir Andang Bachtiar, sang Geolog Independen dan > Lumpur Porong > > Asyik Mendengar Batuan Berbicara > Di dunia geologi, nama Dr Ir Andang Bachtiar MSc tak > asing lagi. "Geolog > independen" ini moncer sampai ke dunia > internasional. Nama mantan ketua > Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) tersebut juga > makin sering disebut > setelah musibah lumpur Lapindo terjadi. > > ADA berkah tersembunyi dalam musibah lumpur Porong. > Publik kini menoleh > kepada para geolog untuk menjelaskan semburan lumpur > itu. Dr Ir Andang > Bachtiar MSc menyebut ada gejala the awakening of > geologists > (kebangkitan para geolog). Ilmu geologi menjadi > dikenal luas. > > Andang, geolog berkelas internasional, itu pun kian > bersemangat > berbicara geologi (dia menyebutnya "berteriak") > kepada publik. "Saya > ingin meramaikan dunia geologi di Indonesia. Saya > berniat > menyosialisasikan apa itu geologi. Sebab, banyak > yang tidak paham > tentang geologi di sini," kata arek Malang itu saat > bertandang ke Jawa > Pos Jumat lalu. > > Andang sendiri punya reputasi moncer. Jika Anda > browsing di situs > Google, Anda akan menemukan 582 situs web yang > mengandung nama Andang > Bachtiar. Memang tak semuanya memuat nama dia, namun > sekitar separonya > mencantumkan nama Andang. > > Kebanyakan adalah situs media massa yang memuat > berita tentang musibah > semburan lumpur panas Lapindo. Sisanya atau situs > yang berkaitan dengan > dunia geologi. Di situs-situs tersebut, dia banyak > menyumbangkan > pengetahuannya. > > Di sela-sela kepadatan aktivitasnya menjadi > konsultan minyak (termasuk > menggarap order asing), Andang memang punya > keasyikan berbicara kepada > publik, membimbing mahasiswa S-1 dan S-2, serta > menjelajah alam. Dengan > keahliannya, dia terus berusaha memahami bumi. > > "Puncak kenikmatan saya adalah berbicara dengan > bebatuan," katanya > serius. "Puncak ilmu geologi memang ketika bumi > berbicara kepada kita > dan batu-batu menceritakan dirinya," tambahnya. > > Andang dikenal sebagai mantan ketua IAGI (Ikatan > Ahli Geologi > Indonesia). Dia memimpin IAGI selama dua periode, > yakni 2000-2002 serta > 2002-2005. > > "IAGI dulu dipegang orang-orang tua dan kebanyakan > dari kalangan > birokrat. Setelah saya masuk, banyak anak muda yang > memegang peran di > IAGI," tutur ayah enam anak itu. > > Kalau ungkapan Andang kerap puitis, memang jiwa > seninya kuat. Arek > Malang yang lahir pada Oktober 1961 tersebut dulu > ingin menjadi seniman. > Pada saat berumur 15 tahun, di Malang dia sudah > mendirikan grup teater > yang diberi nama Teater Putih. "Anak buah saya > mahasiswa-mahasiswa," > katanya. Dia pernah tidur sekamar dengan Emha Ainun > Najib dalam momen > pementasan teater di Surabaya. > > Di antara 11 bersaudara anak pasangan mantan Rektor > IKIP Malang Prof > M.A. Ichsan dengan mantan guru SMA Lastri Padmi, > anak nomor lima itu > dikenal paling tidak bisa membantu pekerjaan rumah > tangga. Dia bermain > dan membaca melu
RE: [iagi-net-l] sosok di Jawa Pos Minggu : Geolog Independen
Hai...mas Edison, gmana kabarnya? ini aku yang pernah main ke petronas bareng ama Prof Adjat, pak Ildrem, pak Dicky, Prof. Tjia dll.aku yang masih kuliah S3 di unpad mas atau sample S3 he he he...itu kalimat yang sering aku dengar langsung dari Promotorku dan aku lebih seneng mendengarnya karena aku akan leboh bebas belajar dan banyak dikenalkan kepada orang-orang hebat seperti mas Edison. Mas, Kalau tidak salah tanggal 22 Juli ini Prof Adjat mau punya gawe mantenan (nikahkan) anaknya dengan keturunan raja Jogyakarta ke VII (HB VII)terimakasih atas semuanya waktu di Petronas. salam Gendoet "H. Edison Sirodj (XD/PCSB)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} st1\:*{behavior:url(#default#ieooui) }Salut buat Cak Andang, akhirnya media massa juga yang mengakui siapa anda. Andang yang penuh dedikasi, tidak menggrogoti waktu dikantor orang bener-bener independent bagai burung yang bebas terbang kemana saja. Wassalam, edison - From: Ariadi Subandrio [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, 03 July, 2007 6:37 PM To: IAGI NET Subject: [iagi-net-l] sosok di Jawa Pos Minggu : Geolog Independen Minggu, 01 Juli 2007, Dr Ir Andang Bachtiar, sang Geolog Independen dan Lumpur Porong Asyik Mendengar Batuan Berbicara Di dunia geologi, nama Dr Ir Andang Bachtiar MSc tak asing lagi. "Geolog independen" ini moncer sampai ke dunia internasional. Nama mantan ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) tersebut juga makin sering disebut setelah musibah lumpur Lapindo terjadi. ADA berkah tersembunyi dalam musibah lumpur Porong. Publik kini menoleh kepada para geolog untuk menjelaskan semburan lumpur itu. Dr Ir Andang Bachtiar MSc menyebut ada gejala the awakening of geologists (kebangkitan para geolog). Ilmu geologi menjadi dikenal luas. Andang, geolog berkelas internasional, itu pun kian bersemangat berbicara geologi (dia menyebutnya "berteriak") kepada publik. "Saya ingin meramaikan dunia geologi di Indonesia. Saya berniat menyosialisasikan apa itu geologi. Sebab, banyak yang tidak paham tentang geologi di sini," kata arek Malang itu saat bertandang ke Jawa Pos Jumat lalu. Andang sendiri punya reputasi moncer. Jika Anda browsing di situs Google, Anda akan menemukan 582 situs web yang mengandung nama Andang Bachtiar. Memang tak semuanya memuat nama dia, namun sekitar separonya mencantumkan nama Andang. Kebanyakan adalah situs media massa yang memuat berita tentang musibah semburan lumpur panas Lapindo. Sisanya atau situs yang berkaitan dengan dunia geologi. Di situs-situs tersebut, dia banyak menyumbangkan pengetahuannya. Di sela-sela kepadatan aktivitasnya menjadi konsultan minyak (termasuk menggarap order asing), Andang memang punya keasyikan berbicara kepada publik, membimbing mahasiswa S-1 dan S-2, serta menjelajah alam. Dengan keahliannya, dia terus berusaha memahami bumi. "Puncak kenikmatan saya adalah berbicara dengan bebatuan," katanya serius. "Puncak ilmu geologi memang ketika bumi berbicara kepada kita dan batu-batu menceritakan dirinya," tambahnya. Andang dikenal sebagai mantan ketua IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia). Dia memimpin IAGI selama dua periode, yakni 2000-2002 serta 2002-2005. "IAGI dulu dipegang orang-orang tua dan kebanyakan dari kalangan birokrat. Setelah saya masuk, banyak anak muda yang memegang peran di IAGI," tutur ayah enam anak itu. Kalau ungkapan Andang kerap puitis, memang jiwa seninya kuat. Arek Malang yang lahir pada Oktober 1961 tersebut dulu ingin menjadi seniman. Pada saat berumur 15 tahun, di Malang dia sudah mendirikan grup teater yang diberi nama Teater Putih. "Anak buah saya mahasiswa-mahasiswa," katanya. Dia pernah tidur sekamar dengan Emha Ainun Najib dalam momen pementasan teater di Surabaya. Di antara 11 bersaudara anak pasangan mantan Rektor IKIP Malang Prof M.A. Ichsan dengan mantan guru SMA Lastri Padmi, anak nomor lima itu dikenal paling tidak bisa membantu pekerjaan rumah tangga. Dia bermain dan membaca melulu. "Dulu saya sering dimarahi kakak-kakak saya karena begitu bangun tidur langsung membaca. Hobi saya memang maca, dolin (membaca, keluyuran). Tapi, berkat suka membaca, saya menjadi lulusan terbaik di SMA," ungkap Andang mengenang masa remajanya. Setelah lulus dari SMAN 3 Malang pada 1977, dia mengatakan kepada ayahnya, ingin meneruskan pendidikannya di IKJ (Institut Kesenian Jakarta). Namun, sang ayah mengatakan ke IKIP Malang saja. Setelah lolos seleksi di sastra Inggris, Andang tergoda temannya masuk ITB. Dia masuk pada 1978. "Saya itu sebenarnya nggak suka bidang teknik. Masuk ITB, bingung, mau milih teknik elektro, tapi nggak suka," katanya. Ketika dalam keadaan bingung memilih jurusan itulah, Andang melihat sejumlah mahasiswa gondrong di salah satu pojok
RE: [iagi-net-l] sosok di Jawa Pos Minggu : Geolog Independen
Sosok Cak Andang Bachtiar yg bebas merdeka, kedekatannya dgn Cak Nun mewarnai hidupnya, kenikmatan berdialog dgn batuan dan alam yg terhampar menyadari bahwa dirinya belumlah apa2 utk lebih bisa berbuat yg terbaik utk negrinya, kapasitasnya yg melebihi dayatampung petinggi nkri yg belum hendak meliriknya yg sebenarnya sangat pantas utk menjadi Mentri ESDM / Lingkungan Hidup .terus terang saya sangat kagum terhadap Cak ndang terlebih lagi saat melantunkan tembang puisi di event JCJ 2003 IAGI-HAGI di Mulia Hotel...yang lalu.puisinya baguus sekali Cak...! masih nyimpen nggak ya..? boleh dong saya dikirimi...(mungkin pak Ariadi Subandrio masih nyimpen...?).senang saya bisa ketemu lagi dgn beliau di sekretariat JCB2007 ETTI Tebet pas meeting yg lalu dgn kang Syaiful..tetapi koq rambut gondrongnya yg dikucir dipotong Cak Ndang...? udah banyak yg putih lagi...? ...ojok nemen2 lih mikir negoro cak..hehe.Sekali lagi Salltt buat Anda - Geologi Merdeka...!!! Salam, Agus Irianto --- "H. Edison Sirodj (XD/PCSB)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Salut buat Cak Andang, akhirnya media massa juga > yang mengakui siapa > anda. > > Andang yang penuh dedikasi, tidak menggrogoti waktu > dikantor orang > bener-bener independent bagai burung yang bebas > terbang kemana saja. > > > > Wassalam, > > edison > > > > > > From: Ariadi Subandrio > [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Tuesday, 03 July, 2007 6:37 PM > To: IAGI NET > Subject: [iagi-net-l] sosok di Jawa Pos Minggu : > Geolog Independen > > > > Minggu, 01 Juli 2007, > Dr Ir Andang Bachtiar, sang Geolog Independen dan > Lumpur Porong > > Asyik Mendengar Batuan Berbicara > Di dunia geologi, nama Dr Ir Andang Bachtiar MSc tak > asing lagi. "Geolog > independen" ini moncer sampai ke dunia > internasional. Nama mantan ketua > Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) tersebut juga > makin sering disebut > setelah musibah lumpur Lapindo terjadi. > > ADA berkah tersembunyi dalam musibah lumpur Porong. > Publik kini menoleh > kepada para geolog untuk menjelaskan semburan lumpur > itu. Dr Ir Andang > Bachtiar MSc menyebut ada gejala the awakening of > geologists > (kebangkitan para geolog). Ilmu geologi menjadi > dikenal luas. > > Andang, geolog berkelas internasional, itu pun kian > bersemangat > berbicara geologi (dia menyebutnya "berteriak") > kepada publik. "Saya > ingin meramaikan dunia geologi di Indonesia. Saya > berniat > menyosialisasikan apa itu geologi. Sebab, banyak > yang tidak paham > tentang geologi di sini," kata arek Malang itu saat > bertandang ke Jawa > Pos Jumat lalu. > > Andang sendiri punya reputasi moncer. Jika Anda > browsing di situs > Google, Anda akan menemukan 582 situs web yang > mengandung nama Andang > Bachtiar. Memang tak semuanya memuat nama dia, namun > sekitar separonya > mencantumkan nama Andang. > > Kebanyakan adalah situs media massa yang memuat > berita tentang musibah > semburan lumpur panas Lapindo. Sisanya atau situs > yang berkaitan dengan > dunia geologi. Di situs-situs tersebut, dia banyak > menyumbangkan > pengetahuannya. > > Di sela-sela kepadatan aktivitasnya menjadi > konsultan minyak (termasuk > menggarap order asing), Andang memang punya > keasyikan berbicara kepada > publik, membimbing mahasiswa S-1 dan S-2, serta > menjelajah alam. Dengan > keahliannya, dia terus berusaha memahami bumi. > > "Puncak kenikmatan saya adalah berbicara dengan > bebatuan," katanya > serius. "Puncak ilmu geologi memang ketika bumi > berbicara kepada kita > dan batu-batu menceritakan dirinya," tambahnya. > > Andang dikenal sebagai mantan ketua IAGI (Ikatan > Ahli Geologi > Indonesia). Dia memimpin IAGI selama dua periode, > yakni 2000-2002 serta > 2002-2005. > > "IAGI dulu dipegang orang-orang tua dan kebanyakan > dari kalangan > birokrat. Setelah saya masuk, banyak anak muda yang > memegang peran di > IAGI," tutur ayah enam anak itu. > > Kalau ungkapan Andang kerap puitis, memang jiwa > seninya kuat. Arek > Malang yang lahir pada Oktober 1961 tersebut dulu > ingin menjadi seniman. > Pada saat berumur 15 tahun, di Malang dia sudah > mendirikan grup teater > yang diberi nama Teater Putih. "Anak buah saya > mahasiswa-mahasiswa," > katanya. Dia pernah tidur sekamar dengan Emha Ainun > Najib dalam momen > pementasan teater di Surabaya. > > Di antara 11 bersaudara anak pasangan mantan Rektor > IKIP Malang Prof > M.A. Ichsan dengan mantan guru SMA Lastri Padmi, > anak nomor lima itu > dikenal paling tidak bisa membantu pekerjaan rumah > tangga. Dia bermain > dan membaca melulu. > > "Dulu saya sering dimarahi kakak-kakak saya karena > begitu bangun tidur > langsung membaca. Hobi saya memang maca, dolin > (membaca, keluyuran). > Tapi, berkat suka membaca, saya menjadi lulusan > terbaik di SMA," ungkap > Andang mengenang masa remajanya. > > Setelah lulus dari SMAN 3 Malang pada 1977, dia > mengatakan kepada > ayahnya, ingin meneruskan pendidikannya di IKJ > (Institut Kes
Re: [iagi-net-l] OORA OPAL : LEBIH LANGKA DARI BATU BERLIAN ?
Abah yth, Mungkin yang Abah maksud adalah negara penghasil solid opal yang memang Australia ( 95 % supply dunia ). Treated Oora Opal berbeda dengan solid opal. Kalau solid opal merupakan opal yang ditemukan utuh di alam, maka treated oora opal merupakan hasil proses teknologi dimana endapan batupasir yang matriknya lempung mengandung butiran opal kecil-kecil dipanasi sampai temperatur di atas 500o C ( kondisi reduksi ). Proses karbonisasi terjadi, lempungnya menjadi hitam dan opalnya muncul ( a secret process of organic impregnation followed by conversion to carbon ! ). Sejauh ini oora opal yang konon ditemukan dan dikembangkan sejak sepuluh tahunan yang lalu belum banyak dikenal di luar Australia. Sebuah laboratorium batumulia terkenal di Jakarta yang pemiliknya teman baik mang Okim dan telah beroperasi selama tahunan ternyata belum mengenal istilah oora opal. Pertanyaannya kini, apakah dengan proses karbonisasi tersebut oora opal masih tergolong opal mulia, tentulah hal ini akan menjadi bahan diskusi yang menarik nanti. Salam batumulia, mang Okim - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, July 03, 2007 10:38 AM Subject: Re: [iagi-net-l] OORA OPAL : LEBIH LANGKA DARI BATU BERLIAN ? > Mas Miko Saya sudah baca google ,memang penghasil oora opal terbesar 95% adala Ostrali. Tapi yang dijual kan "treated oora opal" , apakah itu berbeda dengan "oora opal" ? Maaf kalau pertanyaan ini agak "tll". si Abah Rekan-rekan Gem-Lovers yang budiman, > > Tulisan mang Okim di milis IAGI 14 Juni 2007 yang lalu berjudul " > Hati-hati : MLM Opal " rupanya telah membikin repot dan heboh banyak > orang. Beberapa pesan SMS mang Okim terima, demikian juga panggilan > telpon, antara lain dari perwakilan MLM di Bandung dan dari perwakilan > kantor pusat MLM , seorang Australia , yang kebetulan baru tiba di Bandung > untuk koordinasi businesnya . Dialog ilmiah lewat telpon berlangsung > sangat menarik. Mereka bermaksud ingin ketemu mang Okim, hanya terpaksa > mang Okim minta ditunda sampai bulan Juli ini karena mang Okim sedang > super sibuk urusan Rotary. > > Beberapa komentar negatip atas tulisan mang Okim muncul antara lain bahwa > tulisan tersebut telah merusak rezeki orang lain. Ada yang konsultasi ke > nara sumber di geologi ITB ( ? ) dan mendapat penjelasan bahwa > kredibilitas Jack Townsend tak perlu diragukan karena beliau telah menulis > beberapa buku dan konon merupakan salah satu dari 10 Gemmologist dunia > yang punya license sebagai valuer / appraiser untuk semua gemstone ( ? ). > Ada juga yang sampai minta keterangan dari seorang Gemmologist di Jakarta > yang kemudian mendapatkan jawaban bahwa Oora Opal merupakan gemstone of > very high value (?). > > Rekan-rekan Gem-Lovers yang budiman, > > Seperti telah disinggung dalam tulisan mang Okim 14 Juni yang lalu, > kredibilitas Jack Townsend tidak pernah mang Okim ragukan. Kesimpulan > tentang nama batuan dalam sertifikat yang dikeluarkan olehnya adalah > benar 100 % . Walaupun demikian, mang Okim masih meragukan tentang harga > untuk sebuah treated gemstone yang ditetapkan di sertifikatnya. Dalam > pembicaraan per telpon, perwakilan Australia menjanjikan akan minta Jack > Townsend untuk menelpon atau berkomunikasi langsung dengan mang Okim. > Tentu saja hal ini mang Okim sambut dengan senang hati . > > Selain hal-hal tersebut di atas, bagi Gem-Lovers yang ingin tahu lebih > banyak tentang Oora Opal, bukalah Google dan ketik Oora Opal. Nanti akan > terlihat banyak promosi tentang Oora Opal ini. Tulisan mang Okim juga > sudah masuk. Dan di antara banyak promosi yang ditulis, terdapat beberapa > yang perlu mendapatkan catatan dan perhatian dari kita semua, antara lain > : > > - Oora Opal : a precious stone alias batu permata mulia ( setara zamrud, > safir, ruby, intan ) > - Oora Opal : a variety of opal family ( berlakukah untuk yang treated > ??? ) > - Oora Opal : paket AU$ 250 untuk opal seharga AU$ 500 ( dapat dijual > kembali di toko-toko ???) > - Oora Opal : tingkat kelangkaannya lebih tinggi dari Batu Berlian ( > ?) > > Semoga tulisan pelengkap di atas bermanfaat bagi Gem-Lovers dan kita > semua. Nanti kalau ada perkembangan lain, insyaallah akan mang Okim tulis > lagi. > > Salam batumulia, mang Okim > > > > > > > > > > > > > > > > > > > >
[iagi-net-l] OOT - Ngitung gaji konsultan
Tertarik pingin tahu cara menghitung gaji konsultan, atau menentukan tarif diri sendiri kalau sebagai konsultan ? Quote --- Si Kuning karena usianya lebih tua dari si Hijau, maka jumlah billable days-nya juga lebih rendah. Usia si Kuning ini tarohlah 50 tahun dengan pengalaman kerja 15-20 tahun. Misalnya saja si Kuning ini kalau menjadi pegawai tetap mendapatkan gaji 10K USD?bulan, maka seandainya dia sebagai konsultan, maka kira-kira billable days-nya sekitar150 hari atau sebulan kerja sebulan nganggur (lah wong sudah berumur 50 th dan pingin kerja agak nyantai). Sehingga seandainya saja dia memperoleh kontrak kerja harian dengan nilai 1000USD/hari maka nilainya hampir sama ketika dia sebagai pegawai tetap bergaji 10K/bulan. Nomograph serta contohnya Selengkapnya silahkan baca disini -- http://rovicky.wordpress.com/2007/07/04/ngitung-gaji-konsultan/ -- http://rovicky.wordpress.com/ Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung
Pak Sunu, Masalah pertama adalah bahwa lapisan batugamping di TD BJP-1 itu kemungkinan besar bukanlah Kujung (bukan Kujung I, bukan Kujung II, bukan Kujung III, atau nama lainnya seperti Prupuh atau Kranji limestones). Ia lebih muda dari Kujung, mungkin ekivalen dengan Mudi reef di Lapangan Mudi, atau dengan Rancak limestones di wilayah Kodeco West Madura. Masalah kedua adalah semburan lumpur panas sebesar itu kemungkinan besar bukan dari lapisan gamping di TD BJP-1, tetapi dari sekuen silisiklastik di kedalaman sekitar 6000 ft atau di atasnya. Kontribusi dari lapisan bawah gamping itu ada, tetapi minimal saja. Dengan dua masalah di atas, maka tak valid membandingkan produktivitas Kujung di Jawa Timur dengan kasus semburan lumpur LUSI. Tetapi sebagai pengetahuan umum, bisa disebutkan bahwa Kujung (I) adalah reservoir yang baik. Tes sumur terhadapnya bisa sampai 30 MMCFGPD dan 10.000 BOPD. Dimensi Kujung (I) bisa sebesar Banyu Urip ExxonMobil Cepu atau sekecil series KE di offshore West Madura Kodeco. Umur produksi minyak dan gas dari temuan-temuan baru sekitar tahun 2000 belum ada histori seberapa lama ia mampu berproduksi sebab baru saja diproduksikan atau belum diproduksikan. Tetapi kasus enhanced production dari Camar atau Poleng, meskipun lapangannya sempat mandeg berproduksi (karena kurang maintenance oleh operator lama), menunjukkan bahwa umur produksinya bisa > 25 tahun. Profil produksinya tak berbeda dengan produksi2 khas dari reservoir gamping. Peak production cepat tercapai, plato produksi relative singkat, decline lebih curam daripada silisiklastik. Eskalasi rate natural flow umum dijumpai di tahun2 pertama awal produksi, ini yang menyebabkan peak production cepat tercapai. Salam, awang -Original Message- From: Sunu Hadi Praptono [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 04, 2007 1:00 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung Pak Awang dan rekans IAGInet yang lain, Sebelumnya mohon maaf bila topik ini pernah dibahas di IAGInet. Kebetulan beberapa waktu lalu saya pernah terputus dari IAGInet sehingga ada informasi yang saya ketinggalan. Saya cuma ingin tahu sebagai bahan referensi, dengan asumsi bahwa ini adalah kasus underground blow out, nothing to do dengan tektonik, pure dari reservoir Kujung, maka performancenya mutlak tergantung dari size dan deliverability dari Formasi Kujung sendiri. Saya rasa pengetahuan ini penting untuk memperkirakan kapan underground blow out itu berhenti. Sebenarnya Formasi Kujung I sendiri berapa sih kemampuan produksinya berdasarkan data produksi sumur yang telah ada dimiliki BPMIGAS ? Berapa besar juga kira-kira volume reservoir formasi Kujung typically, atau taruhlah yang paling besar yang kita miliki, atau yang paling besar yang pernah ter-record di dunia ini ? Berapa lama juga umur sumur-sumur Kujung sebelum mati, dan bagaimana profil produksinya ? Apakah umum dijumpai eskalasi rate fluida natural flow ? Salam hangat, Sunu. Terima kasih sebelumnya -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, July 03, 2007 9:43 AM - Sejak awal semburan, laju semburan meningkat dari 5000 m3/hari - 120.000 m3/hari selama 11 minggu pertama. Lalu pada periode 14 Agustus-10 September 2006, laju semburan berfluktuasi dari 0-120.000 m3/hari, dan meningkat secara drastic mengikuti swarms of earthquakes pada bulan September-Desember 2006 sampai pernah mencapai 200.000 m3/hari. Swarms of earthquake yang dimaksud adalah semua gempa di atas Mw > 3.7 dengan episentrum pada radius max 300 km dari titik LUSI (data USGS). Dengan kata lain, terjadi korelasi positif antara volume semburan, peningkatan CH4 dan H2S dengan aktivitas gempa di wilyah ini, LUSI is a pulsating mud-volcano. Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29