RE: [iagi-net-l] sosok di Jawa Pos Minggu : Geolog Independen

2007-07-04 Terurut Topik Agus Hendratno
Yo.yo..., independen yo independen, tapi yo ngelingi konco-konco AMC rek! 
jangan ditinggal. Saya sudah melihat aset yang ada di kawan-kawan AMC Malang. 
Taruhlah..tidak bicara bisnis to bisnis, arek-arek AMC itu bisa dikuatkan dan 
diberdayakan untuk edukasi bencana kegeologian khususnya di Jatim Selatan. 
Eeee..., ada yang militan di sana, ngungkuli Cak Andang..., broer!..

Cak Andang, tapi... jangan sering merekomendasikan saya ke kawan-kawan LSM jika 
sampeyan berhalangan, jika ada jaringan kegiatan yang menyangkut kawan-kawan 
LSM. Bukannya saya menolak, tapi cukup lelah untuk membagi waktu antara 
kegiatan akademik kampus, ngurusi mahasiswa yang bermasalah, ngurusi 
pemda-pemda; yang penting manajemen waktu dan masih ada peluang untuk 
berkoloborasi..; juga ojo sering arung jeram rek!..., nyangkut 
beneran ntar nang citarik. Padahal di Malang juga ada sungai untuk arung jeram. 
Tapi kalau arung jeram di luapan lumpur di Porong gimana?? 
Mesakke dadi wong cilik...nang Porong.; wis tenggelam jiwa dan budayanya.

pis...
agus hend

Hiltrudis Gendoet Hartono <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Iyo iyo.iyo...kang 
Andang emang jempolane...kita bisa baca juga masa kepemimpinanya yang penuh 
"kemerdekaan" di buku warisannya "Membumikan Geologi" tahun 2005.aku ikut 
acungin jempol buat kang Andang..semoga selalu sehat dan bahagia
   
  salam
  hill gendoet
   
  NB. Maaf balesan sebelumnya yang sebetulnya ke mas Edisone ngeluyur ke 
milist iagi
   
   
  

Agus Irianto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Sosok Cak Andang Bachtiar yg bebas merdeka,
kedekatannya dgn Cak Nun mewarnai hidupnya, kenikmatan
berdialog dgn batuan dan alam yg terhampar menyadari
bahwa dirinya belumlah apa2 utk lebih bisa berbuat yg
terbaik utk negrinya, kapasitasnya yg melebihi
dayatampung petinggi nkri yg belum hendak  meliriknya
yg sebenarnya sangat pantas utk menjadi Mentri ESDM /
Lingkungan Hidup .terus terang saya sangat kagum
terhadap Cak ndang terlebih lagi saat melantunkan
tembang puisi di event JCJ 2003 IAGI-HAGI di Mulia
Hotel...yang lalu.puisinya baguus sekali Cak...!
masih nyimpen nggak ya..? boleh dong saya
dikirimi...(mungkin pak Ariadi Subandrio masih
nyimpen...?).senang saya bisa ketemu lagi dgn
beliau di sekretariat JCB2007 ETTI Tebet pas meeting
yg lalu dgn kang Syaiful..tetapi koq rambut
gondrongnya yg dikucir dipotong Cak Ndang...? udah
banyak yg putih lagi...? ...ojok nemen2 lih mikir
negoro cak..hehe.Sekali lagi Salltt
buat Anda - Geologi Merdeka...!!!

Salam,
Agus Irianto


--- "H. Edison Sirodj (XD/PCSB)"
wrote:

> 
> Salut buat Cak Andang, akhirnya media massa juga
> yang mengakui siapa
> anda.
> 
>  Andang yang penuh dedikasi, tidak menggrogoti waktu
> dikantor orang
> bener-bener independent bagai burung yang bebas
> terbang kemana saja.
> 
> 
> 
> Wassalam,
> 
> edison
> 
> 
> 
> 
> 
> From: Ariadi Subandrio
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Tuesday, 03 July, 2007 6:37 PM
> To: IAGI NET
> Subject: [iagi-net-l] sosok di Jawa Pos Minggu :
> Geolog Independen
> 
> 
> 
> Minggu, 01 Juli 2007,
> Dr Ir Andang Bachtiar, sang Geolog Independen dan
> Lumpur Porong
> 
> Asyik Mendengar Batuan Berbicara
> Di dunia geologi, nama Dr Ir Andang Bachtiar MSc tak
> asing lagi. "Geolog
> independen" ini moncer sampai ke dunia
> internasional. Nama mantan ketua
> Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) tersebut juga
> makin sering  disebut
> setelah musibah lumpur Lapindo terjadi. 
> 
> ADA berkah tersembunyi dalam musibah lumpur Porong.
> Publik kini menoleh
> kepada para geolog untuk menjelaskan semburan lumpur
> itu. Dr Ir Andang
> Bachtiar MSc menyebut ada gejala the awakening of
> geologists
> (kebangkitan para geolog). Ilmu geologi menjadi
> dikenal luas. 
> 
> Andang, geolog berkelas internasional, itu pun kian
> bersemangat
> berbicara geologi (dia menyebutnya "berteriak")
> kepada publik. "Saya
> ingin meramaikan dunia geologi di Indonesia. Saya
> berniat
> menyosialisasikan apa itu geologi. Sebab, banyak
> yang tidak paham
> tentang geologi di sini," kata arek Malang itu saat
> bertandang ke Jawa
> Pos Jumat lalu.
> 
> Andang sendiri punya reputasi moncer. Jika Anda
> browsing di situs
> Google, Anda akan menemukan 582 situs web  yang
> mengandung nama Andang
> Bachtiar. Memang tak semuanya memuat nama dia, namun
> sekitar separonya
> mencantumkan nama Andang. 
> 
> Kebanyakan adalah situs media massa yang memuat
> berita tentang musibah
> semburan lumpur panas Lapindo. Sisanya atau situs
> yang berkaitan dengan
> dunia geologi. Di situs-situs tersebut, dia banyak
> menyumbangkan
> pengetahuannya. 
> 
> Di sela-sela kepadatan aktivitasnya menjadi
> konsultan minyak (termasuk
> menggarap order asing), Andang memang punya
> keasyikan berbicara kepada
> publik, membimbing mahasiswa S-1 dan S-2, serta
> menjelajah alam. Dengan
> keahliannya, dia terus berusaha memahami bumi. 
> 
> "Puncak kenikmatan saya adalah berbicara 

RE: [iagi-net-l] sosok di Jawa Pos Minggu : Geolog Independen

2007-07-04 Terurut Topik Maryanto (Maryant)
Eh, setuju ma komentar Mas Agus ma Mas Gendoet. Emang ku salut ma Cak
Andang. Pantesan, ternyata juga sebagai seniman. Kenangan ku, aku yang
masih hijau di dunia geologi ini, ketemu Cak Andang pertama sewaktu dia
memperingatkanku untuk lebih berhati-hati menaruh lap-top di kamar Pak
Yono sekitar Juni 2003 sewaktu ku nulis thesis S2. Cak Andang di kamar
besar itu, sedang merenung menghadap ke utara timbulkan inspirasi "angin
semilir" itu kayaknya. Ketemu kedua ya, sewaktu "nembang" di akhir
pidato pembukaan JCC 2003 Desember 2003 itu, awal ku nyemplung dunia
iagi. Setelah itu, tahulah aku bahwa cak Andang emang sudah terkenal.
Setelah itu ya sering dengar karena aku sudah mulai masuk iagi.net.
Ketemu terakhir di IPA kemarin, ya kucirnya malah ilang...Memutih itu
tandanya berisi. Makasih postingnya Cak Ariadi.
 
Se7 lah ma komentar "kelas dunia"nya. Minta juga dong tembangnya.
"tembanganku" dulu ternyata di "rengeng-rengeng"kan. Ku dulu punya
banyak koleksi. Selamat Cak... Salut dengan kemajuan iagi atas
"president"nya. Oh ya gimana kabar Mas Gendoet ma Mas Agus ? Lama gag
nongol.  
 
Mas Gendoet,
Bagaimana kelanjutan diskusi kita ? Bagus banget itu diskusi thesis Mas
Gendoet, tentang volcanic di Bengkulu, Parangtritis, Kulon Progo :
Oligocene-Early Miocene. Bagaimana kelanjutannya ? Dulu juga ko
oleh-olehi teoriku kan, sehabis Prof Adjat presentasi topik itu, dan
kita diskusi.  
 
Memang keberagaman Indonesia, menjadikan orang bisa terkenal, termasuk
di buku 100 besar berpengaruh malah: Pasteur. Lainnya, Wallace, van
Bemmelen, du Bois, Boscca, Rafless, dll.  
 
Emang kalau ku pikir-pikir (he..he..he..) , banyak Indonesia pengaruhi
dunia, termasuk bahasa. The gun karena suaranya sama dengan suatu kelapa
muda ("degan" jatuh. The Box dari pohon pisang ("debok") yang memang
dulu untuk pembalut kotak pengepakan biar lebh baik. Padahal Inggris
hanya sebentar di Indonesia. Malah orang Yunani-pun kayaknya pernah ke
Indonesia. Pangea (Yunani), juga lalu di adopsi sebagai supercontinet
cyle-nya Willson, mengambil dari Pangestu. Pangestu ya artinya restu
"mother earth", ya "Pangea Super-continent Tectonic Undulation" cycle.
Cakra di jadikan "Continental Accreation Kinetically Recycled
Accomplishement", Lair menjadi "Low Atmospheric temperature as
Initiation of Regeneration significantly", dll. Eh ngoomong apa aku ? ..
bocoran hadiah, biar gag sepi, kurangi ketegangan "lumpur".
 
Salam,
Maryanto 



From: Hiltrudis Gendoet Hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, July 04, 2007 5:23 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] sosok di Jawa Pos Minggu : Geolog Independen


Iyo iyo.iyo...kang Andang emang jempolane...kita bisa baca juga masa
kepemimpinanya yang penuh "kemerdekaan" di buku warisannya "Membumikan
Geologi" tahun 2005.aku ikut acungin jempol buat kang
Andang..semoga selalu sehat dan bahagia
 
salam
hill gendoet
 
NB. Maaf balesan sebelumnya yang sebetulnya ke mas Edisone ngeluyur
ke milist iagi
 
 


Agus Irianto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Sosok Cak Andang Bachtiar yg bebas merdeka,
kedekatannya dgn Cak Nun mewarnai hidupnya, kenikmatan
berdialog dgn batuan dan alam yg terhampar menyadari
bahwa dirinya belumlah apa2 utk lebih bisa berbuat yg
terbaik utk negrinya, kapasitasnya yg melebihi
dayatampung petinggi nkri yg belum hendak meliriknya
yg sebenarnya sangat pantas utk menjadi Mentri ESDM /
Lingkungan Hidup .terus terang saya sangat kagum
terhadap Cak ndang terlebih lagi saat melantunkan
tembang puisi di event JCJ 2003 IAGI-HAGI di Mulia
Hotel...yang lalu.puisinya baguus sekali Cak...!
masih nyimpen nggak ya..? boleh dong saya
dikirimi...(mungkin pak Ariadi Subandrio masih
nyimpen...?).senang saya bisa ketemu lagi dgn
beliau di sekretariat JCB2007 ETTI Tebet pas meeting
yg lalu dgn kang Syaiful..tetapi koq rambut
gondrongnya yg dikucir dipotong Cak Ndang...? udah
banyak yg putih lagi...? ...ojok nemen2 lih mikir
negoro cak..hehe.Sekali lagi Salltt
buat Anda - Geologi Merdeka...!!!

Salam,
Agus Irianto


--- "H. Edison Sirodj (XD/PCSB)"
wrote:

> 
> Salut buat Cak Andang, akhirnya media massa juga
> yang mengakui siapa
> anda.
> 
> Andang yang penuh dedikasi, tidak menggrogoti waktu
> dikantor orang
> bener-bener independent bagai burung yang bebas
> terbang kemana saja.
> 
> 
> 
> Wassalam,
> 
> edison
> 
>



RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

2007-07-04 Terurut Topik yrsnki


>Awang 


Thanks  a lot , untuk
jawaban-nya.

si Abah

+

Abah, 
> 
> 
> 
> Kemungkinan ada
saja, tetapi yang kemungkinan besar adalah untuk lapisan 
>
silisiklastik < 6000 ft depth. Tak ada cuttings gamping yang naik dari

> wilayah total loss (kalau diasumsikan bahwa total loss di
wilayah 
> gamping), maka kita tidak akan tahu apakah gamping itu
Kujung atau 
> bukan. Berdasarkan data korelasi dengan Porong dan
data semua 
> Oligo-Miosen carbonates di Jawa Timur, saya tak
yakin kalau gamping di 
> TD BJP-1 (kalau memang gamping) adalah
Kujung. Argumentasinya di bawah 
> ini, yang saya posting di
IAGI-net tanggal 28 Juni y.l. untuk menjawab 
> pertanyaan Pak
Rovicky. 
> 
> 
> 
> Salam, 
> 
> awang 
> 
> 
> 
> Pak Rovicky, 
> 
> 
> 
> Walaupun banyak kisah sedih, air
mata, geram, amarah, perdebatan, 
> perpecahan, dll. soal bencana
LUSI yang mungkin berkaitan dengan BJP-1 
> ini (atau BPJ-1 ? -
pokoknya Banjar Panji-1 lah..), BJP-1 membuka banyak 
> hal baru
tentang pemahaman geologi Jawa Timur. Nanti kalau ada waktu 
>
kita urai satu-satu apa implikasi geologinya. 
> 
> 
> 
> Model karbonat Kujung yang pernah saya buat untuk Jawa
Timur tidak 
> berubah, hanya sedikit ada modifikasi. BD trend
tetap memanjang ke 
> Porong bahkan ke BJP. Sebab, itu adalah
trend basement ridge atau 
> offshore isolated platform (vs
land-attached platform di wilayah 
> Petronas-NEM 4, Anadarko-NEM
3, COPI Ketapang-Kodeco West Madura). 
> Hanya, reefs yang tumbuh
di ridge ini bisa macam-macam, bisa reef 
> Kujung, bisa reef
Ngimbang (gak banyak sebab koral tak dominan di 
> Eosen), bisa
reef Wonosari. Jadi, bukan hanya Kujung I saja (seperti 
> yang
saya modelkan - ini pengetahuan dari BJP). 
> 
> 
> 
> Seismic interpretation Porong to BJP baik yang diajukan
oleh Lapindo 
> saat pengusulan sumur dulu, maupun yang muncul di
paper Arse Kusumastuti 
> dan para pembimbingnya di AAPG Bull
2002, atau di blog-nya Pak Rovicky 
> dulu masih berekspektasi
bahwa sekuen Porong dan BJP bersamaan, hanya 
> Porong tumbuh
stage lebih tinggi daripada BJP. Ini wajar sebab 
> pengetahuan
regional kita untuk semua reefs isolated platform di Jawa 
> Timur
memang begitu karena ridge-nya miring ke BD, sehingga akan terjadi 
> backstepping ke TL dan reef paling tinggi akan di timur laut dan
reef 
> paling rendah stage-nya alias yang paling low relief akan
di sisi BD. 
> Itu kalau semuanya Kujung I, bagaimana kalau yang
duduk di situ ekivalen 
> Wonosari ? Belum pernah kita
definisikan.. 
> 
> 
> 
> Apakah gamping
di cutting 9283 ft di BJP ekivalen dengan gamping yang 
> ditembus
Porong-1 ? Pertanyaan bagus, tetapi saya belum tahu jawabannya. 
>
Mestinya Pak Adi Kadar, biostratigrapher dari Lapindo tahu ini, silakan

> Pak Adi kalau ada datanya. Hanya, saya gak yakin kalau umurnya
akan 
> determined, biasanya in-determinate kalau berdasar
paleontology. Dulu 
> SWC gamping di Porong pernah diperiksa
paleontologinya, tetapi tak ada 
> age-diagnostic fossils yang
ditemukan. Ada long-ranging nannofossils, 
> coralline red algae,
coral fragments, dan traces encrusting foram, 
> tetapi umurnya
tak meyakinkan. 
> 
> 
> 
> Hanya,
kelebihannya, isotop Strontium pernah dilakukan untuk SWC 
>
Porong-1 pada red algal fragment di kedalaman 8487 ft. hasil 87Sr/86 
> Sr-nya menghasilkan rasio 0.708548 yang kalau dikonversikan ke umur

> absolute menjadi 16 Ma berdasarkan kurva isotop Sr dari
Koepnick et al. 
> (1985). Sebuah SWC di shales di atas gamping
Porong (Kalibeng) pada 
> kedalaman 8478 ft menghasilkan umur
isotop 3 Ma. Nah...loncat 13 juta 
> tahun (!) -menarik sekali.

> 
> 
> 
> Apakah gamping Porong berumur
16 Ma itu Kujung-I yang ekivalen dengan 
> Kujung-I lain di Jawa
Timur yang produktif itu ? Bukan. Saya punya 
> stratigrafi Jawa
Timur terbaru yang sudah menggunakan umur standar 
> absolute
berdasarkan 87Sr/86Sr and micropaleontology age dating. 
>
Beberapa tahun belakangan ini hampir semua operator di Jawa Timur 
> melakukan Sr dating, ini sangat membantu pemahaman stratigrafi Jawa

> Timur yang memang kompleks. Kujung I paling muda yang produktif
di Jawa 
> Timur berumur 22 Ma (itu sedikit masuk ke lowermost
Aquitanian). Gamping 
> Porong 6 juta tahun lebih muda dari
gamping Kujung I. Ia sedikit lebih 
> muda dari gamping Mudi di
lapangan Mudi dan Sukowati. Maka, kita tak 
> bisa lagi
menyebutnya Kujung, juga bukan Mudi. Saya cenderung 
> menyebutnya
ekivalen Jonggrangan (Kulon Progo) atau Wonosari reef bagian 
>
bawah di Peg Kidul saja sebab ini adalah reef2 yang muncul di selatan 
> Kendeng. 
> 
> 
> 
> Kalau ada data
strontium isotop untuk cutting 9283 ft di sumur BJP maka 
> akan
sangat membantu pemahaman ini. 
> 
> 
> 
>
Salam, 
> 
> awang 
> 
> 
> 
> -Original Message- 
> 
> 
From:
Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> 
>
Sent: Thursday, June 28, 2007 3:45 C++ 
> 
> To:
iagi-net@iagi.or.id 
> 
> Subject: [iagi-net-l] Porong
Limestone 
> 
> 
> 
> Aku ganti ju

RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

2007-07-04 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Abah,

 

Kemungkinan ada saja, tetapi yang kemungkinan besar adalah untuk lapisan
silisiklastik < 6000 ft depth. Tak ada cuttings gamping yang naik dari
wilayah total loss (kalau diasumsikan bahwa total loss di wilayah
gamping), maka kita tidak akan tahu apakah gamping itu Kujung atau
bukan. Berdasarkan data korelasi dengan Porong dan data semua
Oligo-Miosen carbonates di Jawa Timur, saya tak yakin kalau gamping di
TD BJP-1 (kalau memang gamping) adalah Kujung. Argumentasinya di bawah
ini, yang saya posting di IAGI-net tanggal 28 Juni y.l. untuk menjawab
pertanyaan Pak Rovicky.

 

Salam,

awang

 

Pak Rovicky,

 

Walaupun banyak kisah sedih, air mata, geram, amarah, perdebatan,
perpecahan, dll. soal bencana LUSI yang mungkin berkaitan dengan BJP-1
ini (atau BPJ-1 ? - pokoknya Banjar Panji-1 lah..), BJP-1 membuka banyak
hal baru tentang pemahaman geologi Jawa Timur. Nanti kalau ada waktu
kita urai satu-satu apa implikasi geologinya.

 

Model karbonat Kujung yang pernah saya buat untuk Jawa Timur tidak
berubah, hanya sedikit ada modifikasi. BD trend tetap memanjang ke
Porong bahkan ke BJP. Sebab, itu adalah trend basement ridge atau
offshore isolated platform (vs land-attached platform di wilayah
Petronas-NEM 4, Anadarko-NEM 3, COPI Ketapang-Kodeco West Madura).
Hanya, reefs yang tumbuh di ridge ini bisa macam-macam, bisa reef
Kujung, bisa reef Ngimbang (gak banyak sebab koral tak dominan di
Eosen), bisa reef Wonosari. Jadi, bukan hanya Kujung I saja (seperti
yang saya modelkan - ini pengetahuan dari BJP).

 

Seismic interpretation Porong to BJP baik yang diajukan oleh Lapindo
saat pengusulan sumur dulu, maupun yang muncul di paper Arse Kusumastuti
dan para pembimbingnya di AAPG Bull 2002, atau di blog-nya Pak Rovicky
dulu masih berekspektasi bahwa sekuen Porong dan BJP bersamaan, hanya
Porong tumbuh stage lebih tinggi daripada BJP. Ini wajar sebab
pengetahuan regional kita untuk semua reefs isolated platform di Jawa
Timur memang begitu karena ridge-nya miring ke BD, sehingga akan terjadi
backstepping ke TL dan reef paling tinggi akan di timur laut dan reef
paling rendah stage-nya alias yang paling low relief akan di sisi BD.
Itu kalau semuanya Kujung I, bagaimana kalau yang duduk di situ ekivalen
Wonosari ? Belum pernah kita definisikan..

 

Apakah gamping di cutting 9283 ft di BJP ekivalen dengan gamping yang
ditembus Porong-1 ? Pertanyaan bagus, tetapi saya belum tahu jawabannya.
Mestinya Pak Adi Kadar, biostratigrapher dari Lapindo tahu ini, silakan
Pak Adi kalau ada datanya. Hanya, saya gak yakin kalau umurnya akan
determined, biasanya in-determinate kalau berdasar paleontology. Dulu
SWC gamping di Porong pernah diperiksa paleontologinya, tetapi tak ada
age-diagnostic fossils yang ditemukan. Ada long-ranging nannofossils,
coralline red algae, coral fragments, dan traces encrusting foram,
tetapi umurnya tak meyakinkan.

 

Hanya, kelebihannya, isotop Strontium pernah dilakukan untuk SWC
Porong-1 pada red algal fragment di kedalaman 8487 ft. hasil 87Sr/86
Sr-nya menghasilkan rasio 0.708548 yang kalau dikonversikan ke umur
absolute menjadi 16 Ma berdasarkan kurva isotop Sr dari Koepnick et al.
(1985). Sebuah SWC di shales di atas gamping Porong (Kalibeng) pada
kedalaman 8478 ft menghasilkan umur isotop 3 Ma. Nah...loncat 13 juta
tahun (!) -menarik sekali.

 

Apakah gamping Porong berumur 16 Ma itu Kujung-I yang ekivalen dengan
Kujung-I lain di Jawa Timur yang produktif itu ? Bukan. Saya punya
stratigrafi Jawa Timur terbaru yang sudah menggunakan umur standar
absolute berdasarkan 87Sr/86Sr and micropaleontology age dating.
Beberapa tahun belakangan ini hampir semua operator di Jawa Timur
melakukan Sr dating, ini sangat membantu pemahaman stratigrafi Jawa
Timur yang memang kompleks. Kujung I paling muda yang produktif di Jawa
Timur berumur 22 Ma (itu sedikit masuk ke lowermost Aquitanian). Gamping
Porong 6 juta tahun lebih muda dari gamping Kujung I. Ia sedikit lebih
muda dari gamping Mudi di lapangan Mudi dan Sukowati. Maka, kita tak
bisa lagi menyebutnya Kujung, juga bukan Mudi. Saya cenderung
menyebutnya ekivalen Jonggrangan (Kulon Progo) atau Wonosari reef bagian
bawah di Peg Kidul saja sebab ini adalah reef2 yang muncul di selatan
Kendeng. 

 

Kalau ada data strontium isotop untuk cutting 9283 ft di sumur BJP maka
akan sangat membantu pemahaman ini. 

 

Salam,

awang

 

-Original Message-

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Sent: Thursday, June 28, 2007 3:45 C++

To: iagi-net@iagi.or.id

Subject: [iagi-net-l] Porong Limestone

 

Aku ganti judulnya supaya berkesan lebih tehnis.

 

Pak Awang apakah batugamping (yg masih hanya berdasar dari cutting

BPJ-1 ini) ekivalen dengan batugamping yang ditembus oleh sumur

Porong-1 ? Sewaktu seminar di BPPT yg ditunjukkan wektu itu, saya rasa
dari seismic yang diinterpretasi dari Porong-1 Ke BPJ-1, sepertinya satu
tubuh gamping besar. cmiiw.

 

Kalau kedua sumur itu tidak menembus tubuh batugamping yang identik,
apakah BD tr

RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

2007-07-04 Terurut Topik yrsnki


>> 
> Masalah kedua adalah semburan
lumpur panas sebesar itu kemungkinan besar 
> bukan dari lapisan
gamping di TD BJP-1, tetapi dari sekuen silisiklastik 
> di
kedalaman sekitar 6000 ft atau di atasnya. Kontribusi dari lapisan 
> bawah gamping itu ada, tetapi minimal saja. 

   Awang.

    ..kemungkinan besar ..

Jadi artinya ada kemungkinan bahwa
"influx" itu berasal "JUGA"  dari
"KUJUNG".
 
Mengutip apa yang Anda
katakan " yang populer belu tentu benar dan yang tidk populer belum
tentu salah " , maka kemungkia ini tetap ada.
Saya tahu Pak RPK
adalah salah satu yang berpendapat seperti ini.

Atau dengan
kata lain apakah data dat yang ada saat ini sama sekali tidk mendukung
bahwa limstone yang sudah tertembus buka Kujung ?

Wassalam 

si Abah

_
> 
> Dengan dua masalah di atas, maka tak valid membandingkan
produktivitas 
> Kujung di Jawa Timur dengan kasus semburan lumpur
LUSI. 
> 
>


RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

2007-07-04 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Sunu,

Terima kasih atas tambahan keterangan tentang analisis serbuk bor di
sekitar TD sumur BJP-1. Total loss di TD sumur mungkin berhubungan
dengan batugamping (sebab kebanyakan kasus total loss terjadi di
batugamping porous), juga keluarnya H2S yang sempat tinggi kadarnya saat
total loss terjadi bisa menguatkan dugaan ini. Tetapi, karena tidak ada
serbuk bor yang naik akibat total loss, ini semua hanya dugaan : dugaan
bahwa litologi TD sumur adalah batugamping. Itu saja. Kita sama sekali
tak bisa meneruskan menduga bahwa batugamping itu puncak sebuah formasi,
lalu juga kita tak bisa meneruskan menduga bahwa formasi itu Kujung I.

Pak Sunu punya data umur (biostratigrafi) terakhir dari serbuk bor yang
berhasil naik sebelum total loss ? BPMIGAS belum mendapatkan laporan
analisis tersebut. Bila susah penentuan umurnya dari biostratigrafi,
bagus bila dilakukan pentarikhan absolute menggunakan isotop Strontium.
Nanti kita bisa melakukan korelasinya dengan benar terhadap Porong (yang
punya umur isotop strontium) dan akan mengetahui status lapisan2 di BJP
ini terhadap stratigrafi regional Jawa Timur.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Sunu Hadi Praptono [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, July 05, 2007 7:53 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

Pak Awang,
Terima kasih atas tanggapannya.
Tentang masalah-masalah yang ditunjukkan oleh Pak Awang saya setuju.

Namun saya perlu mengkoreksi tentang kebenaran data formasi batugamping
di BJP-1. Dari data drilling yang terkumpul sebenarnya tidak pernah ada
yang mengarah kepada bukti bahwa kita memasuki formasi batugamping,
bahkan juga tidak sedang mendekati batugamping di kedalaman 9280 an
feet. Calcimetri yang kita lakukan atas serbuk pemboran selama drilling
(sampling interval 20 ft) untuk membantu penentuan top Kujung tidak
pernah naik lebih dari 5 % kandungan material calcareous. Tidak ada satu
serbuk pun yang ngejos sampai sample terakhir yang didapat sebelum loss
total di kedalaman 9297 ft. Material calcarousnya sendiri, yang sangat
sedikit itu, berdasarkan analisa petrografi lab sesudahnya, dimungkinkan
terbentuk akibat pelapukan/alterasi dari mineral feldspar dalam maasa
volcanic. Tidak pernah ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kita
memasuki formasi baru (batugamping).

Kembali ke topik semula. Memang maksud saya adalah ingin mengumpulkan
input dari rekan-rekan IAGInet, guna menguji seberapa logis kemungkinan
erupsi lumpur Sidoarjo itu sebagai akibat dari drilling (underground
blow out) dari reservoir Formasi Kujung, yang sama dengan yang kita
tembus di Porong-1. khususnya dihadapkan dengan "production history"
selama setahun lebih ini, jumlah dan fluktuasi rate fluida yang
dikeluarkan.


Salam,

Sunu Praptono.


-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, July 04, 2007 2:05 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

Pak Sunu,

Masalah pertama adalah bahwa lapisan batugamping di TD BJP-1 itu
kemungkinan besar bukanlah Kujung (bukan Kujung I, bukan Kujung II,
bukan Kujung III, atau nama lainnya seperti Prupuh atau Kranji
limestones). Ia lebih muda dari Kujung, mungkin ekivalen dengan Mudi
reef di Lapangan Mudi, atau dengan Rancak limestones di wilayah Kodeco
West Madura.

Masalah kedua adalah semburan lumpur panas sebesar itu kemungkinan besar
bukan dari lapisan gamping di TD BJP-1, tetapi dari sekuen silisiklastik
di kedalaman sekitar 6000 ft atau di atasnya. Kontribusi dari lapisan
bawah gamping itu ada, tetapi minimal saja.

Dengan dua masalah di atas, maka tak valid membandingkan produktivitas
Kujung di Jawa Timur dengan kasus semburan lumpur LUSI.

Tetapi sebagai pengetahuan umum, bisa disebutkan bahwa Kujung (I) adalah
reservoir yang baik. Tes sumur terhadapnya bisa sampai 30 MMCFGPD dan
10.000 BOPD. Dimensi Kujung (I) bisa sebesar Banyu Urip ExxonMobil Cepu
atau sekecil series KE di offshore West Madura Kodeco. Umur produksi
minyak dan gas dari temuan-temuan baru sekitar tahun 2000 belum ada
histori seberapa lama ia mampu berproduksi sebab baru saja diproduksikan
atau belum diproduksikan. Tetapi kasus enhanced production dari Camar
atau Poleng, meskipun lapangannya sempat mandeg berproduksi (karena
kurang maintenance oleh operator lama), menunjukkan bahwa umur
produksinya bisa > 25 tahun. Profil produksinya tak berbeda dengan
produksi2 khas dari reservoir gamping. Peak production cepat tercapai,
plato produksi relative singkat, decline lebih curam daripada
silisiklastik. Eskalasi rate natural flow umum dijumpai di tahun2
pertama awal produksi, ini yang menyebabkan peak production cepat
tercapai.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Sunu Hadi Praptono [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, July 04, 2007 1:00 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

Pak Awang dan rekans IAGInet yang lain,

Sebelumnya mohon maaf bila topik ini pernah dibahas

RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

2007-07-04 Terurut Topik Sunu Hadi Praptono
Pak Awang,
Terima kasih atas tanggapannya.
Tentang masalah-masalah yang ditunjukkan oleh Pak Awang saya setuju.

Namun saya perlu mengkoreksi tentang kebenaran data formasi batugamping
di BJP-1. Dari data drilling yang terkumpul sebenarnya tidak pernah ada
yang mengarah kepada bukti bahwa kita memasuki formasi batugamping,
bahkan juga tidak sedang mendekati batugamping di kedalaman 9280 an
feet. Calcimetri yang kita lakukan atas serbuk pemboran selama drilling
(sampling interval 20 ft) untuk membantu penentuan top Kujung tidak
pernah naik lebih dari 5 % kandungan material calcareous. Tidak ada satu
serbuk pun yang ngejos sampai sample terakhir yang didapat sebelum loss
total di kedalaman 9297 ft. Material calcarousnya sendiri, yang sangat
sedikit itu, berdasarkan analisa petrografi lab sesudahnya, dimungkinkan
terbentuk akibat pelapukan/alterasi dari mineral feldspar dalam maasa
volcanic. Tidak pernah ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kita
memasuki formasi baru (batugamping).

Kembali ke topik semula. Memang maksud saya adalah ingin mengumpulkan
input dari rekan-rekan IAGInet, guna menguji seberapa logis kemungkinan
erupsi lumpur Sidoarjo itu sebagai akibat dari drilling (underground
blow out) dari reservoir Formasi Kujung, yang sama dengan yang kita
tembus di Porong-1. khususnya dihadapkan dengan "production history"
selama setahun lebih ini, jumlah dan fluktuasi rate fluida yang
dikeluarkan.


Salam,

Sunu Praptono.


-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, July 04, 2007 2:05 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

Pak Sunu,

Masalah pertama adalah bahwa lapisan batugamping di TD BJP-1 itu
kemungkinan besar bukanlah Kujung (bukan Kujung I, bukan Kujung II,
bukan Kujung III, atau nama lainnya seperti Prupuh atau Kranji
limestones). Ia lebih muda dari Kujung, mungkin ekivalen dengan Mudi
reef di Lapangan Mudi, atau dengan Rancak limestones di wilayah Kodeco
West Madura.

Masalah kedua adalah semburan lumpur panas sebesar itu kemungkinan besar
bukan dari lapisan gamping di TD BJP-1, tetapi dari sekuen silisiklastik
di kedalaman sekitar 6000 ft atau di atasnya. Kontribusi dari lapisan
bawah gamping itu ada, tetapi minimal saja.

Dengan dua masalah di atas, maka tak valid membandingkan produktivitas
Kujung di Jawa Timur dengan kasus semburan lumpur LUSI.

Tetapi sebagai pengetahuan umum, bisa disebutkan bahwa Kujung (I) adalah
reservoir yang baik. Tes sumur terhadapnya bisa sampai 30 MMCFGPD dan
10.000 BOPD. Dimensi Kujung (I) bisa sebesar Banyu Urip ExxonMobil Cepu
atau sekecil series KE di offshore West Madura Kodeco. Umur produksi
minyak dan gas dari temuan-temuan baru sekitar tahun 2000 belum ada
histori seberapa lama ia mampu berproduksi sebab baru saja diproduksikan
atau belum diproduksikan. Tetapi kasus enhanced production dari Camar
atau Poleng, meskipun lapangannya sempat mandeg berproduksi (karena
kurang maintenance oleh operator lama), menunjukkan bahwa umur
produksinya bisa > 25 tahun. Profil produksinya tak berbeda dengan
produksi2 khas dari reservoir gamping. Peak production cepat tercapai,
plato produksi relative singkat, decline lebih curam daripada
silisiklastik. Eskalasi rate natural flow umum dijumpai di tahun2
pertama awal produksi, ini yang menyebabkan peak production cepat
tercapai.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Sunu Hadi Praptono [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, July 04, 2007 1:00 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

Pak Awang dan rekans IAGInet yang lain,

Sebelumnya mohon maaf bila topik ini pernah dibahas di IAGInet.
Kebetulan beberapa waktu lalu saya pernah terputus dari IAGInet sehingga
ada informasi yang saya ketinggalan.

Saya cuma ingin tahu sebagai bahan referensi, dengan asumsi bahwa ini
adalah kasus underground blow out, nothing to do dengan tektonik, pure
dari reservoir Kujung, maka performancenya mutlak tergantung dari size
dan deliverability dari Formasi Kujung sendiri. Saya rasa pengetahuan
ini penting untuk memperkirakan kapan underground blow out itu berhenti.

Sebenarnya Formasi Kujung I sendiri berapa sih kemampuan produksinya
berdasarkan data produksi sumur yang telah ada dimiliki BPMIGAS ? Berapa
besar juga kira-kira volume reservoir formasi Kujung typically, atau
taruhlah yang paling besar yang kita miliki, atau yang paling besar yang
pernah ter-record di dunia ini ?
Berapa lama juga umur sumur-sumur Kujung sebelum mati, dan bagaimana
profil produksinya ?
Apakah umum dijumpai eskalasi rate fluida natural flow ?


Salam hangat,

Sunu.

Terima kasih sebelumnya 
-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, July 03, 2007 9:43 AM


- Sejak awal semburan, laju semburan meningkat dari 5000 m3/hari -
120.000 m3/hari selama 11 minggu pertama. Lalu pada periode 14
Agustus-10 September 2006, laju semburan berfluktuasi dari 0-120.000
m3/hari, dan meningk

RE: [iagi-net-l] sosok di Jawa Pos Minggu : Geolog Independen

2007-07-04 Terurut Topik Hiltrudis Gendoet Hartono
Iyo iyo.iyo...kang Andang emang jempolane...kita bisa baca juga masa 
kepemimpinanya yang penuh "kemerdekaan" di buku warisannya "Membumikan Geologi" 
tahun 2005.aku ikut acungin jempol buat kang Andang..semoga selalu 
sehat dan bahagia
   
  salam
  hill gendoet
   
  NB. Maaf balesan sebelumnya yang sebetulnya ke mas Edisone ngeluyur ke 
milist iagi
   
   
  

Agus Irianto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Sosok Cak Andang Bachtiar yg bebas merdeka,
kedekatannya dgn Cak Nun mewarnai hidupnya, kenikmatan
berdialog dgn batuan dan alam yg terhampar menyadari
bahwa dirinya belumlah apa2 utk lebih bisa berbuat yg
terbaik utk negrinya, kapasitasnya yg melebihi
dayatampung petinggi nkri yg belum hendak meliriknya
yg sebenarnya sangat pantas utk menjadi Mentri ESDM /
Lingkungan Hidup .terus terang saya sangat kagum
terhadap Cak ndang terlebih lagi saat melantunkan
tembang puisi di event JCJ 2003 IAGI-HAGI di Mulia
Hotel...yang lalu.puisinya baguus sekali Cak...!
masih nyimpen nggak ya..? boleh dong saya
dikirimi...(mungkin pak Ariadi Subandrio masih
nyimpen...?).senang saya bisa ketemu lagi dgn
beliau di sekretariat JCB2007 ETTI Tebet pas meeting
yg lalu dgn kang Syaiful..tetapi koq rambut
gondrongnya yg dikucir dipotong Cak Ndang...? udah
banyak yg putih lagi...? ...ojok nemen2 lih mikir
negoro cak..hehe.Sekali lagi Salltt
buat Anda - Geologi Merdeka...!!!

Salam,
Agus Irianto


--- "H. Edison Sirodj (XD/PCSB)"
wrote:

> 
> Salut buat Cak Andang, akhirnya media massa juga
> yang mengakui siapa
> anda.
> 
> Andang yang penuh dedikasi, tidak menggrogoti waktu
> dikantor orang
> bener-bener independent bagai burung yang bebas
> terbang kemana saja.
> 
> 
> 
> Wassalam,
> 
> edison
> 
> 
> 
> 
> 
> From: Ariadi Subandrio
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Tuesday, 03 July, 2007 6:37 PM
> To: IAGI NET
> Subject: [iagi-net-l] sosok di Jawa Pos Minggu :
> Geolog Independen
> 
> 
> 
> Minggu, 01 Juli 2007,
> Dr Ir Andang Bachtiar, sang Geolog Independen dan
> Lumpur Porong
> 
> Asyik Mendengar Batuan Berbicara
> Di dunia geologi, nama Dr Ir Andang Bachtiar MSc tak
> asing lagi. "Geolog
> independen" ini moncer sampai ke dunia
> internasional. Nama mantan ketua
> Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) tersebut juga
> makin sering disebut
> setelah musibah lumpur Lapindo terjadi. 
> 
> ADA berkah tersembunyi dalam musibah lumpur Porong.
> Publik kini menoleh
> kepada para geolog untuk menjelaskan semburan lumpur
> itu. Dr Ir Andang
> Bachtiar MSc menyebut ada gejala the awakening of
> geologists
> (kebangkitan para geolog). Ilmu geologi menjadi
> dikenal luas. 
> 
> Andang, geolog berkelas internasional, itu pun kian
> bersemangat
> berbicara geologi (dia menyebutnya "berteriak")
> kepada publik. "Saya
> ingin meramaikan dunia geologi di Indonesia. Saya
> berniat
> menyosialisasikan apa itu geologi. Sebab, banyak
> yang tidak paham
> tentang geologi di sini," kata arek Malang itu saat
> bertandang ke Jawa
> Pos Jumat lalu.
> 
> Andang sendiri punya reputasi moncer. Jika Anda
> browsing di situs
> Google, Anda akan menemukan 582 situs web yang
> mengandung nama Andang
> Bachtiar. Memang tak semuanya memuat nama dia, namun
> sekitar separonya
> mencantumkan nama Andang. 
> 
> Kebanyakan adalah situs media massa yang memuat
> berita tentang musibah
> semburan lumpur panas Lapindo. Sisanya atau situs
> yang berkaitan dengan
> dunia geologi. Di situs-situs tersebut, dia banyak
> menyumbangkan
> pengetahuannya. 
> 
> Di sela-sela kepadatan aktivitasnya menjadi
> konsultan minyak (termasuk
> menggarap order asing), Andang memang punya
> keasyikan berbicara kepada
> publik, membimbing mahasiswa S-1 dan S-2, serta
> menjelajah alam. Dengan
> keahliannya, dia terus berusaha memahami bumi. 
> 
> "Puncak kenikmatan saya adalah berbicara dengan
> bebatuan," katanya
> serius. "Puncak ilmu geologi memang ketika bumi
> berbicara kepada kita
> dan batu-batu menceritakan dirinya," tambahnya.
> 
> Andang dikenal sebagai mantan ketua IAGI (Ikatan
> Ahli Geologi
> Indonesia). Dia memimpin IAGI selama dua periode,
> yakni 2000-2002 serta
> 2002-2005.
> 
> "IAGI dulu dipegang orang-orang tua dan kebanyakan
> dari kalangan
> birokrat. Setelah saya masuk, banyak anak muda yang
> memegang peran di
> IAGI," tutur ayah enam anak itu.
> 
> Kalau ungkapan Andang kerap puitis, memang jiwa
> seninya kuat. Arek
> Malang yang lahir pada Oktober 1961 tersebut dulu
> ingin menjadi seniman.
> Pada saat berumur 15 tahun, di Malang dia sudah
> mendirikan grup teater
> yang diberi nama Teater Putih. "Anak buah saya
> mahasiswa-mahasiswa,"
> katanya. Dia pernah tidur sekamar dengan Emha Ainun
> Najib dalam momen
> pementasan teater di Surabaya.
> 
> Di antara 11 bersaudara anak pasangan mantan Rektor
> IKIP Malang Prof
> M.A. Ichsan dengan mantan guru SMA Lastri Padmi,
> anak nomor lima itu
> dikenal paling tidak bisa membantu pekerjaan rumah
> tangga. Dia bermain
> dan membaca melu

RE: [iagi-net-l] sosok di Jawa Pos Minggu : Geolog Independen

2007-07-04 Terurut Topik Hiltrudis Gendoet Hartono
Hai...mas Edison, gmana kabarnya? ini aku yang pernah main ke petronas bareng 
ama Prof Adjat, pak Ildrem, pak Dicky, Prof. Tjia dll.aku yang masih kuliah 
S3 di unpad mas atau sample S3 he he he...itu kalimat yang sering aku dengar 
langsung dari Promotorku dan aku lebih seneng mendengarnya karena aku akan 
leboh bebas belajar dan banyak dikenalkan kepada orang-orang hebat seperti mas 
Edison. Mas, Kalau tidak salah tanggal 22 Juli ini Prof Adjat mau punya gawe 
mantenan (nikahkan) anaknya dengan keturunan raja Jogyakarta ke VII (HB 
VII)terimakasih atas semuanya waktu di Petronas.
   
  salam
  Gendoet

"H. Edison Sirodj (XD/PCSB)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
v\:* {behavior:url(#default#VML);}  o\:* {behavior:url(#default#VML);}  
w\:* {behavior:url(#default#VML);}  .shape {behavior:url(#default#VML);}
st1\:*{behavior:url(#default#ieooui) }Salut buat Cak Andang, 
akhirnya  media massa juga yang mengakui siapa anda.
  Andang yang penuh dedikasi, tidak menggrogoti waktu dikantor orang 
bener-bener independent bagai burung yang bebas terbang kemana saja.
   
  Wassalam,
  edison
   
  
-
  
  From: Ariadi Subandrio [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, 03 July, 2007 6:37 PM
To: IAGI NET
Subject: [iagi-net-l] sosok di Jawa Pos Minggu : Geolog Independen

   
  Minggu, 01 Juli 2007,
Dr Ir Andang Bachtiar, sang Geolog Independen dan Lumpur Porong
Asyik Mendengar Batuan Berbicara
Di dunia geologi, nama Dr Ir Andang Bachtiar MSc tak asing lagi. "Geolog 
independen" ini moncer sampai ke dunia internasional. Nama mantan ketua Ikatan 
Ahli Geologi Indonesia (IAGI) tersebut juga makin sering disebut setelah 
musibah lumpur Lapindo terjadi. 

ADA berkah tersembunyi dalam musibah lumpur Porong. Publik kini menoleh kepada 
para geolog untuk menjelaskan semburan lumpur itu. Dr Ir Andang Bachtiar MSc 
menyebut ada gejala the awakening of geologists (kebangkitan para geolog). Ilmu 
geologi menjadi dikenal luas. 

Andang, geolog berkelas internasional, itu pun kian bersemangat berbicara 
geologi (dia menyebutnya "berteriak") kepada publik. "Saya ingin meramaikan 
dunia geologi di Indonesia. Saya berniat menyosialisasikan apa itu geologi. 
Sebab, banyak yang tidak paham tentang geologi di sini," kata arek Malang itu 
saat bertandang ke Jawa Pos Jumat lalu.

Andang sendiri punya reputasi moncer. Jika Anda browsing di situs Google, Anda 
akan menemukan 582 situs web yang mengandung nama Andang Bachtiar. Memang tak 
semuanya memuat nama dia, namun sekitar separonya mencantumkan nama Andang. 

Kebanyakan adalah situs media massa yang memuat berita tentang musibah semburan 
lumpur panas Lapindo. Sisanya atau situs yang berkaitan dengan dunia geologi. 
Di situs-situs tersebut, dia banyak menyumbangkan pengetahuannya. 

Di sela-sela kepadatan aktivitasnya menjadi konsultan minyak (termasuk 
menggarap order asing), Andang memang punya keasyikan berbicara kepada publik, 
membimbing mahasiswa S-1 dan S-2, serta menjelajah alam. Dengan keahliannya, 
dia terus berusaha memahami bumi. 

"Puncak kenikmatan saya adalah berbicara dengan bebatuan," katanya serius. 
"Puncak ilmu geologi memang ketika bumi berbicara kepada kita dan batu-batu 
menceritakan dirinya," tambahnya.

Andang dikenal sebagai mantan ketua IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia). Dia 
memimpin IAGI selama dua periode, yakni 2000-2002 serta 2002-2005.

"IAGI dulu dipegang orang-orang tua dan kebanyakan dari kalangan birokrat. 
Setelah saya masuk, banyak anak muda yang memegang peran di IAGI," tutur ayah 
enam anak itu.

Kalau ungkapan Andang kerap puitis, memang jiwa seninya kuat. Arek Malang yang 
lahir pada Oktober 1961 tersebut dulu ingin menjadi seniman. Pada saat berumur 
15 tahun, di Malang dia sudah mendirikan grup teater yang diberi nama Teater 
Putih. "Anak buah saya mahasiswa-mahasiswa," katanya. Dia pernah tidur sekamar 
dengan Emha Ainun Najib dalam momen pementasan teater di Surabaya.

Di antara 11 bersaudara anak pasangan mantan Rektor IKIP Malang Prof M.A. 
Ichsan dengan mantan guru SMA Lastri Padmi, anak nomor lima itu dikenal paling 
tidak bisa membantu pekerjaan rumah tangga. Dia bermain dan membaca melulu. 

"Dulu saya sering dimarahi kakak-kakak saya karena begitu bangun tidur langsung 
membaca. Hobi saya memang maca, dolin (membaca, keluyuran). Tapi, berkat suka 
membaca, saya menjadi lulusan terbaik di SMA," ungkap Andang mengenang masa 
remajanya.

Setelah lulus dari SMAN 3 Malang pada 1977, dia mengatakan kepada ayahnya, 
ingin meneruskan pendidikannya di IKJ (Institut Kesenian Jakarta). Namun, sang 
ayah mengatakan ke IKIP Malang saja. Setelah lolos seleksi di sastra Inggris, 
Andang tergoda temannya masuk ITB. Dia masuk pada 1978. "Saya itu sebenarnya 
nggak suka bidang teknik. Masuk ITB, bingung, mau milih teknik elektro, tapi 
nggak suka," katanya.

Ketika dalam keadaan bingung memilih jurusan itulah, Andang melihat sejumlah 
mahasiswa gondrong di salah satu pojok 

RE: [iagi-net-l] sosok di Jawa Pos Minggu : Geolog Independen

2007-07-04 Terurut Topik Agus Irianto
Sosok Cak Andang Bachtiar yg bebas merdeka,
kedekatannya dgn Cak Nun mewarnai hidupnya, kenikmatan
berdialog dgn batuan dan alam yg terhampar menyadari
bahwa dirinya belumlah apa2 utk lebih bisa berbuat yg
terbaik utk negrinya, kapasitasnya yg melebihi
dayatampung petinggi nkri yg belum hendak meliriknya
yg sebenarnya sangat pantas utk menjadi Mentri ESDM /
Lingkungan Hidup .terus terang saya sangat kagum
terhadap Cak ndang terlebih lagi saat melantunkan
tembang puisi di event JCJ 2003 IAGI-HAGI di Mulia
Hotel...yang lalu.puisinya baguus sekali Cak...!
masih nyimpen nggak ya..? boleh dong saya
dikirimi...(mungkin pak Ariadi Subandrio masih
nyimpen...?).senang saya bisa ketemu lagi dgn
beliau di sekretariat JCB2007 ETTI Tebet pas meeting
yg lalu dgn kang Syaiful..tetapi koq rambut
gondrongnya yg dikucir dipotong Cak Ndang...? udah
banyak yg putih lagi...? ...ojok nemen2 lih mikir
negoro cak..hehe.Sekali lagi Salltt
buat Anda - Geologi Merdeka...!!!

Salam,
Agus Irianto


--- "H. Edison Sirodj (XD/PCSB)"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 
> Salut buat Cak Andang, akhirnya  media massa juga
> yang mengakui siapa
> anda.
> 
> Andang yang penuh dedikasi, tidak menggrogoti waktu
> dikantor orang
> bener-bener independent bagai burung yang bebas
> terbang kemana saja.
> 
>  
> 
> Wassalam,
> 
> edison
> 
>  
> 
> 
> 
> From: Ariadi Subandrio
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Tuesday, 03 July, 2007 6:37 PM
> To: IAGI NET
> Subject: [iagi-net-l] sosok di Jawa Pos Minggu :
> Geolog Independen
> 
>  
> 
> Minggu, 01 Juli 2007,
> Dr Ir Andang Bachtiar, sang Geolog Independen dan
> Lumpur Porong
> 
> Asyik Mendengar Batuan Berbicara
> Di dunia geologi, nama Dr Ir Andang Bachtiar MSc tak
> asing lagi. "Geolog
> independen" ini moncer sampai ke dunia
> internasional. Nama mantan ketua
> Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) tersebut juga
> makin sering disebut
> setelah musibah lumpur Lapindo terjadi. 
> 
> ADA berkah tersembunyi dalam musibah lumpur Porong.
> Publik kini menoleh
> kepada para geolog untuk menjelaskan semburan lumpur
> itu. Dr Ir Andang
> Bachtiar MSc menyebut ada gejala the awakening of
> geologists
> (kebangkitan para geolog). Ilmu geologi menjadi
> dikenal luas. 
> 
> Andang, geolog berkelas internasional, itu pun kian
> bersemangat
> berbicara geologi (dia menyebutnya "berteriak")
> kepada publik. "Saya
> ingin meramaikan dunia geologi di Indonesia. Saya
> berniat
> menyosialisasikan apa itu geologi. Sebab, banyak
> yang tidak paham
> tentang geologi di sini," kata arek Malang itu saat
> bertandang ke Jawa
> Pos Jumat lalu.
> 
> Andang sendiri punya reputasi moncer. Jika Anda
> browsing di situs
> Google, Anda akan menemukan 582 situs web yang
> mengandung nama Andang
> Bachtiar. Memang tak semuanya memuat nama dia, namun
> sekitar separonya
> mencantumkan nama Andang. 
> 
> Kebanyakan adalah situs media massa yang memuat
> berita tentang musibah
> semburan lumpur panas Lapindo. Sisanya atau situs
> yang berkaitan dengan
> dunia geologi. Di situs-situs tersebut, dia banyak
> menyumbangkan
> pengetahuannya. 
> 
> Di sela-sela kepadatan aktivitasnya menjadi
> konsultan minyak (termasuk
> menggarap order asing), Andang memang punya
> keasyikan berbicara kepada
> publik, membimbing mahasiswa S-1 dan S-2, serta
> menjelajah alam. Dengan
> keahliannya, dia terus berusaha memahami bumi. 
> 
> "Puncak kenikmatan saya adalah berbicara dengan
> bebatuan," katanya
> serius. "Puncak ilmu geologi memang ketika bumi
> berbicara kepada kita
> dan batu-batu menceritakan dirinya," tambahnya.
> 
> Andang dikenal sebagai mantan ketua IAGI (Ikatan
> Ahli Geologi
> Indonesia). Dia memimpin IAGI selama dua periode,
> yakni 2000-2002 serta
> 2002-2005.
> 
> "IAGI dulu dipegang orang-orang tua dan kebanyakan
> dari kalangan
> birokrat. Setelah saya masuk, banyak anak muda yang
> memegang peran di
> IAGI," tutur ayah enam anak itu.
> 
> Kalau ungkapan Andang kerap puitis, memang jiwa
> seninya kuat. Arek
> Malang yang lahir pada Oktober 1961 tersebut dulu
> ingin menjadi seniman.
> Pada saat berumur 15 tahun, di Malang dia sudah
> mendirikan grup teater
> yang diberi nama Teater Putih. "Anak buah saya
> mahasiswa-mahasiswa,"
> katanya. Dia pernah tidur sekamar dengan Emha Ainun
> Najib dalam momen
> pementasan teater di Surabaya.
> 
> Di antara 11 bersaudara anak pasangan mantan Rektor
> IKIP Malang Prof
> M.A. Ichsan dengan mantan guru SMA Lastri Padmi,
> anak nomor lima itu
> dikenal paling tidak bisa membantu pekerjaan rumah
> tangga. Dia bermain
> dan membaca melulu. 
> 
> "Dulu saya sering dimarahi kakak-kakak saya karena
> begitu bangun tidur
> langsung membaca. Hobi saya memang maca, dolin
> (membaca, keluyuran).
> Tapi, berkat suka membaca, saya menjadi lulusan
> terbaik di SMA," ungkap
> Andang mengenang masa remajanya.
> 
> Setelah lulus dari SMAN 3 Malang pada 1977, dia
> mengatakan kepada
> ayahnya, ingin meneruskan pendidikannya di IKJ
> (Institut Kes

Re: [iagi-net-l] OORA OPAL : LEBIH LANGKA DARI BATU BERLIAN ?

2007-07-04 Terurut Topik miko
Abah yth,

Mungkin yang Abah maksud adalah negara penghasil solid opal yang memang 
Australia ( 95 % supply dunia ). Treated Oora Opal  berbeda dengan solid opal. 
Kalau solid opal merupakan opal yang ditemukan utuh di alam, maka treated oora 
opal  merupakan hasil proses teknologi dimana endapan batupasir yang matriknya 
lempung mengandung butiran opal kecil-kecil dipanasi  sampai temperatur di atas 
500o C ( kondisi reduksi ). Proses karbonisasi terjadi, lempungnya menjadi 
hitam dan opalnya muncul ( a secret process of organic impregnation  followed 
by conversion to carbon ! ). 

Sejauh ini oora opal yang konon ditemukan dan dikembangkan sejak sepuluh 
tahunan yang lalu belum banyak dikenal di luar Australia. Sebuah laboratorium 
batumulia terkenal di Jakarta yang pemiliknya teman baik mang Okim dan telah 
beroperasi selama tahunan ternyata belum mengenal istilah oora opal. 
Pertanyaannya kini, apakah dengan proses karbonisasi tersebut oora opal masih 
tergolong opal mulia, tentulah hal ini akan menjadi bahan diskusi yang menarik 
nanti.

Salam batumulia, mang Okim
  - Original Message - 
  From: [EMAIL PROTECTED] 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Tuesday, July 03, 2007 10:38 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] OORA OPAL : LEBIH LANGKA DARI BATU BERLIAN ?


  > Mas Miko 

 Saya sudah baca  google ,memang penghasil oora opal terbesar 95% adala 
Ostrali.
 Tapi yang dijual kan "treated oora opal" , apakah itu berbeda dengan "oora 
opal" ?
  Maaf kalau pertanyaan ini agak "tll".

  si Abah

   


 Rekan-rekan Gem-Lovers yang budiman, 
  > 
  > Tulisan mang Okim di milis IAGI 14 Juni 2007 yang lalu berjudul " 
  > Hati-hati : MLM Opal " rupanya telah membikin repot dan heboh banyak 
  > orang. Beberapa pesan SMS mang Okim terima, demikian juga panggilan 
  > telpon, antara lain dari perwakilan MLM di Bandung dan dari perwakilan 
  > kantor pusat MLM , seorang Australia , yang kebetulan baru tiba di Bandung 
  > untuk koordinasi businesnya . Dialog ilmiah lewat telpon berlangsung 
  > sangat menarik. Mereka bermaksud ingin ketemu mang Okim, hanya terpaksa 
  > mang Okim minta ditunda sampai bulan Juli ini karena mang Okim sedang 
  > super sibuk urusan Rotary. 
  > 
  > Beberapa komentar negatip atas tulisan mang Okim muncul antara lain bahwa 
  > tulisan tersebut telah merusak rezeki orang lain. Ada yang konsultasi ke 
  > nara sumber di geologi ITB ( ? ) dan mendapat penjelasan bahwa 
  > kredibilitas Jack Townsend tak perlu diragukan karena beliau telah menulis 
  > beberapa buku dan konon merupakan salah satu dari 10 Gemmologist dunia 
  > yang punya license sebagai valuer / appraiser untuk semua gemstone ( ? ). 
  > Ada juga yang sampai minta keterangan dari seorang Gemmologist di Jakarta 
  > yang kemudian mendapatkan jawaban bahwa Oora Opal merupakan gemstone of 
  > very high value (?). 
  > 
  > Rekan-rekan Gem-Lovers yang budiman, 
  > 
  > Seperti telah disinggung dalam tulisan mang Okim 14 Juni yang lalu, 
  > kredibilitas Jack Townsend tidak pernah mang Okim ragukan. Kesimpulan 
  > tentang nama batuan dalam sertifikat yang dikeluarkan olehnya adalah 
  > benar 100 % . Walaupun demikian, mang Okim masih meragukan tentang harga 
  > untuk sebuah treated gemstone yang ditetapkan di sertifikatnya. Dalam 
  > pembicaraan per telpon, perwakilan Australia menjanjikan akan minta Jack 
  > Townsend untuk menelpon atau berkomunikasi langsung dengan mang Okim. 
  > Tentu saja hal ini mang Okim sambut dengan senang hati . 
  > 
  > Selain hal-hal tersebut di atas, bagi Gem-Lovers yang ingin tahu lebih 
  > banyak tentang Oora Opal, bukalah Google dan ketik Oora Opal. Nanti akan 
  > terlihat banyak promosi tentang Oora Opal ini. Tulisan mang Okim juga 
  > sudah masuk. Dan di antara banyak promosi yang ditulis, terdapat beberapa 
  > yang perlu mendapatkan catatan dan perhatian dari kita semua, antara lain 
  > : 
  > 
  > - Oora Opal : a precious stone alias batu permata mulia ( setara zamrud, 
  > safir, ruby, intan ) 
  > - Oora Opal : a variety of opal family ( berlakukah untuk yang treated 
  > ??? ) 
  > - Oora Opal : paket AU$ 250 untuk opal seharga AU$ 500 ( dapat dijual 
  > kembali di toko-toko ???) 
  > - Oora Opal : tingkat kelangkaannya lebih tinggi dari Batu Berlian ( 
  > ?) 
  > 
  > Semoga tulisan pelengkap di atas bermanfaat bagi Gem-Lovers dan kita 
  > semua. Nanti kalau ada perkembangan lain, insyaallah akan mang Okim tulis 
  > lagi. 
  > 
  > Salam batumulia, mang Okim 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 


[iagi-net-l] OOT - Ngitung gaji konsultan

2007-07-04 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Tertarik pingin tahu cara menghitung gaji konsultan, atau menentukan
tarif diri sendiri kalau sebagai konsultan ?

Quote --- Si Kuning karena usianya lebih tua dari si Hijau, maka
jumlah billable days-nya juga lebih rendah. Usia si Kuning ini
tarohlah 50 tahun dengan pengalaman kerja 15-20 tahun. Misalnya saja
si Kuning ini kalau menjadi pegawai tetap mendapatkan gaji 10K
USD?bulan, maka seandainya dia sebagai konsultan, maka kira-kira
billable days-nya sekitar150 hari atau sebulan kerja sebulan nganggur
(lah wong sudah berumur 50 th dan pingin kerja agak nyantai). Sehingga
seandainya saja dia memperoleh kontrak kerja harian dengan nilai
1000USD/hari maka nilainya hampir sama ketika dia sebagai pegawai
tetap bergaji 10K/bulan.

Nomograph serta contohnya Selengkapnya silahkan baca disini --
http://rovicky.wordpress.com/2007/07/04/ngitung-gaji-konsultan/


--
http://rovicky.wordpress.com/


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

2007-07-04 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Sunu,

Masalah pertama adalah bahwa lapisan batugamping di TD BJP-1 itu
kemungkinan besar bukanlah Kujung (bukan Kujung I, bukan Kujung II,
bukan Kujung III, atau nama lainnya seperti Prupuh atau Kranji
limestones). Ia lebih muda dari Kujung, mungkin ekivalen dengan Mudi
reef di Lapangan Mudi, atau dengan Rancak limestones di wilayah Kodeco
West Madura.

Masalah kedua adalah semburan lumpur panas sebesar itu kemungkinan besar
bukan dari lapisan gamping di TD BJP-1, tetapi dari sekuen silisiklastik
di kedalaman sekitar 6000 ft atau di atasnya. Kontribusi dari lapisan
bawah gamping itu ada, tetapi minimal saja.

Dengan dua masalah di atas, maka tak valid membandingkan produktivitas
Kujung di Jawa Timur dengan kasus semburan lumpur LUSI.

Tetapi sebagai pengetahuan umum, bisa disebutkan bahwa Kujung (I) adalah
reservoir yang baik. Tes sumur terhadapnya bisa sampai 30 MMCFGPD dan
10.000 BOPD. Dimensi Kujung (I) bisa sebesar Banyu Urip ExxonMobil Cepu
atau sekecil series KE di offshore West Madura Kodeco. Umur produksi
minyak dan gas dari temuan-temuan baru sekitar tahun 2000 belum ada
histori seberapa lama ia mampu berproduksi sebab baru saja diproduksikan
atau belum diproduksikan. Tetapi kasus enhanced production dari Camar
atau Poleng, meskipun lapangannya sempat mandeg berproduksi (karena
kurang maintenance oleh operator lama), menunjukkan bahwa umur
produksinya bisa > 25 tahun. Profil produksinya tak berbeda dengan
produksi2 khas dari reservoir gamping. Peak production cepat tercapai,
plato produksi relative singkat, decline lebih curam daripada
silisiklastik. Eskalasi rate natural flow umum dijumpai di tahun2
pertama awal produksi, ini yang menyebabkan peak production cepat
tercapai.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Sunu Hadi Praptono [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, July 04, 2007 1:00 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

Pak Awang dan rekans IAGInet yang lain,

Sebelumnya mohon maaf bila topik ini pernah dibahas di IAGInet.
Kebetulan beberapa waktu lalu saya pernah terputus dari IAGInet sehingga
ada informasi yang saya ketinggalan.

Saya cuma ingin tahu sebagai bahan referensi, dengan asumsi bahwa ini
adalah kasus underground blow out, nothing to do dengan tektonik, pure
dari reservoir Kujung, maka performancenya mutlak tergantung dari size
dan deliverability dari Formasi Kujung sendiri. Saya rasa pengetahuan
ini penting untuk memperkirakan kapan underground blow out itu berhenti.

Sebenarnya Formasi Kujung I sendiri berapa sih kemampuan produksinya
berdasarkan data produksi sumur yang telah ada dimiliki BPMIGAS ? Berapa
besar juga kira-kira volume reservoir formasi Kujung typically, atau
taruhlah yang paling besar yang kita miliki, atau yang paling besar yang
pernah ter-record di dunia ini ?
Berapa lama juga umur sumur-sumur Kujung sebelum mati, dan bagaimana
profil produksinya ?
Apakah umum dijumpai eskalasi rate fluida natural flow ?


Salam hangat,

Sunu.

Terima kasih sebelumnya 
-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, July 03, 2007 9:43 AM


- Sejak awal semburan, laju semburan meningkat dari 5000 m3/hari -
120.000 m3/hari selama 11 minggu pertama. Lalu pada periode 14
Agustus-10 September 2006, laju semburan berfluktuasi dari 0-120.000
m3/hari, dan meningkat secara drastic mengikuti swarms of earthquakes
pada bulan September-Desember 2006 sampai pernah mencapai 200.000
m3/hari. Swarms of earthquake yang dimaksud adalah semua gempa di atas
Mw > 3.7 dengan episentrum pada radius max 300 km dari titik LUSI (data
USGS). Dengan kata lain, terjadi korelasi positif antara volume
semburan, peningkatan CH4 dan H2S dengan aktivitas gempa di wilyah ini,
LUSI is a pulsating mud-volcano.





Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
[EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29