[iagi-net-l] Fwd: [Oil&Gas] (KMI) Seminar Cost Recovery 10 Agustus 2007 18:00-21:30

2007-08-06 Terurut Topik Rinaldi Mulyono
Dear Iagi Members,

Berikut ada info seminar Cost Recovery yang di prakarsai milist migas
indonesia dengan pembicara dari BPMIGAS dan pembicara dari KPS, kalau
berminat silahkan menghubungi Pak Budhi melalui email
[EMAIL PROTECTED] Pesan beliau mengingat seat yang dipesan
berdasarkan yang mendaftar dan waktunya sudah mepet, dimohon untuk yang
berminat segera langsung konfirmasi.

pembicaranya adalah Pak Taslim Yunus, Kuswo Wahyono, Sampe Purba dan
marjolyn Wajong

Salam

Rinaldi

--massage cut--
from  "Budhi, Swastioko (Singgar Mulia)" <[EMAIL PROTECTED]>   hide
details  8:57 am (24 minutes ago)
to  Rinaldi Mulyono <[EMAIL PROTECTED]>
date Aug 7, 2007 8:57 AM
subject RE: [Oil&Gas] (KMI) Seminar Cost Recovery 10 Agustus 2007
18:00-21:30
Images are not displayed.

Oh… silahkan saja mas, saya senang kok kalau suatu waktu bekerja sama dengan
IAGI.

Tapi mohon diingatkan ke meraka agar responnya musti cepat mengingat
acaranya Jum'at

Hari kamis saya harus memesan konsumsi soalnya.



Thanks,

Budhi S.


From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:
[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Administrator Migas
Sent: Sunday, August 05, 2007 10:24 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: Herry Putranto
Subject: [Oil&Gas] (KMI) Seminar Cost Recovery 10 Agustus 2007 18:00-21:30

Migas Indonesia,

Setiap 1-2 bulan sekali, pasti terjadi diskusi mengenai cost recovery di
Milis Migas Indonesia.
Yang terakhir adalah minggu yang lalu mengenai cost recovery 10.4 Miliar US$
di tahun 2007.

Untuk mengetahui lebih detail mengenai cost recovery, maka kita perlu
mendatangkan narasumber yang sangat kompeten di bidang ini.

Alhamdulillah, BPMIGAS dan KPS merespon keinginan kita dan bersedia menjadi
narasumber pada seminar Cost Recovery 2007.



KMI dan IATMI akan mengadakan Seminar Cost Recovery di Resto Bebek Bali
Senayan pada tanggal 10 Agustus 2007, 18:00 - 21.30.

Mengingat tempat yang sangat terbatas, dan undangan ini juga
disosialisasikan di anggota IATMI dan lingkungan KPS, maka saya mengharapkan
anggota Milis Migas Indonesia segera mendaftar untuk mendapatkan kepastian
tempat dengan mengirimkan nama lengkap dan nama perusahaan ke alamat email
[EMAIL PROTECTED]


Jangan sia-siakan kesempatan yang sangat langka ini untuk mendapatkan
pengetahuan tentang cost recovery langsung dari sumbernya.




Salam,


Budhi S.

__._,_.___








__,_._,___












From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:
[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Administrator Migas
Sent: Sunday, August 05, 2007 10:24 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: Herry Putranto
Subject: [Oil&Gas] (KMI) Seminar Cost Recovery 10 Agustus 2007 18:00-21:30




Migas Indonesia,





Setiap 1-2 bulan sekali, pasti terjadi diskusi mengenai cost recovery di
Milis Migas Indonesia.


Yang terakhir adalah minggu yang lalu mengenai cost recovery 10.4 Miliar US$
di tahun 2007.


Untuk mengetahui lebih detail mengenai cost recovery, maka kita perlu
mendatangkan narasumber yang sangat kompeten di bidang ini.


Alhamdulillah, BPMIGAS dan KPS merespon keinginan kita dan bersedia menjadi
narasumber pada seminar Cost Recovery 2007.





KMI dan IATMI akan mengadakan Seminar Cost Recovery di Resto Bebek Bali
Senayan pada tanggal 10 Agustus 2007, 18:00 - 21.30.


Mengingat tempat yang sangat terbatas, dan undangan ini juga
disosialisasikan di anggota IATMI dan lingkungan KPS, maka saya mengharapkan
anggota Milis Migas Indonesia segera mendaftar untuk mendapatkan kepastian
tempat dengan mengirimkan nama lengkap dan nama perusahaan ke alamat email
[EMAIL PROTECTED]


Jangan sia-siakan kesempatan yang sangat langka ini untuk mendapatkan
pengetahuan tentang cost recovery langsung dari sumbernya.





Salam,


Budhi S.

__._,_.___








__,_._,___


Re: [iagi-net-l] 2nd Porosity Petrophysic vs Petrography in Carbonate

2007-08-06 Terurut Topik kartiko samodro
sama seperti pengukuran porositas lainnya, sonic bukanlah pengukuran
langsung porosity, untuk mendapatkan porosity harus diketahui dt dari
matriks dan dt dari fluidnya. Jadi tidak harus bahwa porosity dari sonic
harus lebih kecil atau lebih besar dari porosity density neutron.
mis untuk gas di vuggy porosity akan memberikan porosity density > real
porosity > porosity sonic > porosity neutron.
sementara untuk oil atau water umumnya porosity density~porosity
neutron~real porosity>porosity sonic.
Nah kalau di gas menggunakan kombinasi porosity density neutron, bisa jadi
bahwa porosity sonic akan lebih besar dari porosity density neutron, karena
sifat tarik menarik dari density neutron seperti di atas.
cara mudahnya lakukan overlay porosity di water zone untuk melihat apakah
porosity sonic masih lebih tinggi dari porosity density neutron.
kalau punya porosity dari core yang sudah dikoreksi dengan overburden , bisa
digunakan untuk mengkalibrasi porosity dari lognya.
untuk vuggy porosity mungkin bisa diusulkan run cmr/nmr untuk dapat
mengetahui distribusi pore throatnya secara continous (tentunya dikalibrasi
dengan core )  yang akan banyak membantu untuk kalibrasi permeability
dan saturation water function.

Mungkin rekan yang lain bisa mengkoreksi atau menambahkan

On 8/6/07, Shofiyuddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mas Andri,
> Memang segala sesuatunya harus kembali kepada asal. Nah log pun sama,
> harus dikalibrasi lagi kepada batuannya, bentuknya bisa kepada deskripsi
> batuan inti (core), sayatan tipis, SEM dan XRD. Begitu juga dengan sifat
> fisik batuan laen seperti porosity dan permeability. Tanpa itu, log tidak
> punya referensi.
>
> Kalo kita bicara batuan, kita bicara yang paling detil (dari micron same
> meter. Kalo kita bicara log, kita bicara dibilangan cm sampe meteran,
> tergantung jenis lognya apa. Bicara seismik bicara pada kisaran yang lebih
> besar lagi dari log.
>
> Nah yang sedang saya share ini bagaimana usaha kita untuk mengenal adanya
> porositas sekunder dari log dimana dari pengamatan core ditemukan adanya
> vuggy porosity. Secara umum, sonic log sering disebut sebagai salah satu
> tool yang cukup efektif untuk mengenal porositas sekunder ini sehingga
> banyak persamaan muncul yang diertai dengan asumsi yang berbeda berbeda
> beda. Salah satu contoh adalah penggunaan rumus SPI (Secondary Poroitas
> Index) digunakan dengan aumsi bahwa sonic log tidak melihat sama sekali
> adanya vug, jadi selisih antara porositas total dengan sonic dilihat sebagai
> adanya porosoitas sekunder. Untuk rumus Nurmi sedikit laen lagi karena
> dianggap alat sonik mampu untuk melihat "sebagian vuggy porosity, sekitar
> 50% dari aktual" nya. Nah begitu juga yang rumus yang laen.
>
> Yang menjadi masalah ditempat saya adalah kenapa justru porositas yang
> dihitung daro sonik kok lebih besar dari porositas totalnya (yang dihitung
> dari density dan neutron log)? nah itu yang saya lagi cari pak.
>
> Salam
>
> Shofi
>
>
>
>
>
> On 8/6/07, Andri Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >  Bung Shofiyuddin yng budiman, saya bukan ahli petrophysic, tapi saya
> > mau sharing atas dasar pengalaman saya bekerja sebagai petrologis untuk
> > reservoir karbonat. Sebelumnya saya mohon segera dikorensi apabila ada yang
> > kurang tepat. Beberapa ayang perlu diperhatikan pada karbonat antara lain :
> > 1. Geometri, dimensi dan skala: Karbonat terutama yang berasosiasi
> > dengan reef dan paparan mempunya geometri yang berbeda dengan klastik biasa
> > seperti batupasir. Misalnya pada reef, tekstur dan besar butirnya sangat
> > beragam tergantung jenis  "organik" seperti coral and associate yang tumbuh
> > berdasarkan kedalaman. Pada lingkungan ini kemunginan ada 'primary porosity"
> > yaitu terdapat disela-sela kerangka. Geometri seperti ini akan sangat baik
> > direkonstruksi dengan pemodelan yang dibangun dari pengamatan lapangan
> > modern reef seperti pulau Seribu dan ancient reef seperti di Formasi
> > Rajamandala Ciatatah - Padalarang dan tentunya data bawah pemukaan geologi
> > reservoir yang menjadi target.
> >
> > 2. Secondary porosoity didalam karbonat masuk dalam wilayah "diagenesis"
> > yang berkaitan dengan fasies, lingkungan pengendapan dan "exposure"
> > phenomena pasca sedimentasi dan litifikasi. Di Indonesia, 2nd Porosity (2nd
> > por) umumnya dikontrol oleh diagenesis, sedang di arid climate seperti di
> > mediterania sebagian porosity dikontrol oleh facies, misalnya pada oolitic
> > limestone positasnya mirip dengan batupasir yang well rounded. 2nd Por
> > didaerah tropis umumnya disebabkan pelarutan "fresh water" setelah formasi
> > batugamping ter "expose" diatas muka laut. Pelarutan ini biasanya didahului
> > dengan berkembangnya  "fracture network", lalu air tawar yang umumnya air
> > hujan mulai bekerja membentuk porositas atau ruang-ruang yang dapat
> > menghasilkan pori-pori yang kecil hingga raksasa! Karena itu tida heran 2nd
> > por di ls (limestone) bisa dimasuki orang bahkan di Perancis gua-gua

Re: [iagi-net-l] 2nd Porosity Petrophysic vs Petrography in Carbonate

2007-08-06 Terurut Topik Andri Subandrio
Akan lebih baik lagi bila tersedia digital microscope dan bisa dilakukan Whole 
thin section imaging, maka penghitungan porosity mungkin akan lebih mewakili.

Goodluck

AnssM
  - Original Message - 
  From: Shofiyuddin 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Monday, August 06, 2007 3:53 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] 2nd Porosity Petrophysic vs Petrography in Carbonate


  Saya lagi merencanakan untuk point count (250) untuk mendeskripsi tipe 
porosity dan jumlahnya (interparticle, intraparticle, separate vug dan 
connected vug). Semoga saja ini bisa untuk menjelaskan fenomena lognya. 



   
  On 8/6/07, Andri Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
Mungkin ini bisa jadi jalan tengah, yaitu mengawinkan log petrology & 
petrophysic. Saya pernah melakukan quantitative petrological analyses dari 
cutting. Hasilnya berupa angka porositas dalam %. Pekerjaan ini memerlukan 
ketelitian dalam pengamatan porisitas dalam butiran cutting, oleh karena itu 
untuk satu sayatan dari range kedalaman tertentu bisa dipotret sampai 100 kali 
dan kemudian setiap temuan tekstur dan porositas dimasukan dalam tabel. Hasil 
penghitungan porositas tiap kedalaman lalu kita plot terhadap kedalaman, mirip 
grafik log. Grafik log petrologi lalu kita sandingkan dengan petrofisik. Pada 
waktu kami kerjakan analisis petrologi kuantitatif dan petrofisik ternyata bisa 
saling membantu. Selamat mencoba. 


Salam 

AnssM
  - Original Message - 
  From: Shofiyuddin 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Monday, August 06, 2007 11:34 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] 2nd Porosity Petrophysic vs Petrography in 
Carbonate

   
  Mas Andri,
  Memang segala sesuatunya harus kembali kepada asal. Nah log pun sama, 
harus dikalibrasi lagi kepada batuannya, bentuknya bisa kepada deskripsi batuan 
inti (core), sayatan tipis, SEM dan XRD. Begitu juga dengan sifat fisik batuan 
laen seperti porosity dan permeability. Tanpa itu, log tidak punya referensi. 

  Kalo kita bicara batuan, kita bicara yang paling detil (dari micron same 
meter. Kalo kita bicara log, kita bicara dibilangan cm sampe meteran, 
tergantung jenis lognya apa. Bicara seismik bicara pada kisaran yang lebih 
besar lagi dari log. 

  Nah yang sedang saya share ini bagaimana usaha kita untuk mengenal adanya 
porositas sekunder dari log dimana dari pengamatan core ditemukan adanya vuggy 
porosity. Secara umum, sonic log sering disebut sebagai salah satu tool yang 
cukup efektif untuk mengenal porositas sekunder ini sehingga banyak persamaan 
muncul yang diertai dengan asumsi yang berbeda berbeda beda. Salah satu contoh 
adalah penggunaan rumus SPI (Secondary Poroitas Index) digunakan dengan aumsi 
bahwa sonic log tidak melihat sama sekali adanya vug, jadi selisih antara 
porositas total dengan sonic dilihat sebagai adanya porosoitas sekunder. Untuk 
rumus Nurmi sedikit laen lagi karena dianggap alat sonik mampu untuk melihat 
"sebagian vuggy porosity, sekitar 50% dari aktual" nya. Nah begitu juga yang 
rumus yang laen. 

  Yang menjadi masalah ditempat saya adalah kenapa justru porositas yang 
dihitung daro sonik kok lebih besar dari porositas totalnya (yang dihitung dari 
density dan neutron log)? nah itu yang saya lagi cari pak.

  Salam 

  Shofi




   
  On 8/6/07, Andri Subandrio <[EMAIL PROTECTED] > wrote: 
Bung Shofiyuddin yng budiman, saya bukan ahli petrophysic, tapi saya 
mau sharing atas dasar pengalaman saya bekerja sebagai petrologis untuk 
reservoir karbonat. Sebelumnya saya mohon segera dikorensi apabila ada yang 
kurang tepat. Beberapa ayang perlu diperhatikan pada karbonat antara lain : 
1. Geometri, dimensi dan skala: Karbonat terutama yang berasosiasi 
dengan reef dan paparan mempunya geometri yang berbeda dengan klastik biasa 
seperti batupasir. Misalnya pada reef, tekstur dan besar butirnya sangat 
beragam tergantung jenis  "organik" seperti coral and associate yang tumbuh 
berdasarkan kedalaman. Pada lingkungan ini kemunginan ada 'primary porosity" 
yaitu terdapat disela-sela kerangka. Geometri seperti ini akan sangat baik 
direkonstruksi dengan pemodelan yang dibangun dari pengamatan lapangan modern 
reef seperti pulau Seribu dan ancient reef seperti di Formasi Rajamandala 
Ciatatah - Padalarang dan tentunya data bawah pemukaan geologi reservoir yang 
menjadi target. 

2. Secondary porosoity didalam karbonat masuk dalam wilayah 
"diagenesis" yang berkaitan dengan fasies, lingkungan pengendapan dan 
"exposure" phenomena pasca sedimentasi dan litifikasi. Di Indonesia, 2nd 
Porosity (2nd por) umumnya dikontrol oleh diagenesis, sedang di arid climate 
seperti di mediterania sebagian porosity dikontrol oleh facies, misalnya pada 
oolitic limestone positasnya mirip dengan batupasir yang well rounded. 2nd Por 
didaerah tropis umumnya disebabkan pelarutan "fresh water" setelah formasi 
batugamping ter "expose" diatas muka laut. Pelarutan ini biasanya didahului 
dengan berkemb

Re: [iagi-net-l] 2nd Porosity Petrophysic vs Petrography in Carbonate

2007-08-06 Terurut Topik Shofiyuddin
Saya lagi merencanakan untuk point count (250) untuk mendeskripsi tipe
porosity dan jumlahnya (interparticle, intraparticle, separate vug dan
connected vug). Semoga saja ini bisa untuk menjelaskan fenomena lognya.




On 8/6/07, Andri Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  Mungkin ini bisa jadi jalan tengah, yaitu mengawinkan log petrology &
> petrophysic. Saya pernah melakukan quantitative petrological analyses dari
> cutting. Hasilnya berupa angka porositas dalam %. Pekerjaan ini memerlukan
> ketelitian dalam pengamatan porisitas dalam butiran cutting, oleh karena itu
> untuk satu sayatan dari range kedalaman tertentu bisa dipotret sampai 100
> kali dan kemudian setiap temuan tekstur dan porositas dimasukan dalam tabel.
> Hasil penghitungan porositas tiap kedalaman lalu kita plot terhadap
> kedalaman, mirip grafik log. Grafik log petrologi lalu kita sandingkan
> dengan petrofisik. Pada waktu kami kerjakan analisis petrologi kuantitatif
> dan petrofisik ternyata bisa saling membantu. Selamat mencoba.
>
>
> Salam
>
> AnssM
>
> - Original Message -
> *From:* Shofiyuddin <[EMAIL PROTECTED]>
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
>  *Sent:* Monday, August 06, 2007 11:34 AM
> *Subject:* Re: [iagi-net-l] 2nd Porosity Petrophysic vs Petrography in
> Carbonate
>
>
> Mas Andri,
> Memang segala sesuatunya harus kembali kepada asal. Nah log pun sama,
> harus dikalibrasi lagi kepada batuannya, bentuknya bisa kepada deskripsi
> batuan inti (core), sayatan tipis, SEM dan XRD. Begitu juga dengan sifat
> fisik batuan laen seperti porosity dan permeability. Tanpa itu, log tidak
> punya referensi.
>
> Kalo kita bicara batuan, kita bicara yang paling detil (dari micron same
> meter. Kalo kita bicara log, kita bicara dibilangan cm sampe meteran,
> tergantung jenis lognya apa. Bicara seismik bicara pada kisaran yang lebih
> besar lagi dari log.
>
> Nah yang sedang saya share ini bagaimana usaha kita untuk mengenal adanya
> porositas sekunder dari log dimana dari pengamatan core ditemukan adanya
> vuggy porosity. Secara umum, sonic log sering disebut sebagai salah satu
> tool yang cukup efektif untuk mengenal porositas sekunder ini sehingga
> banyak persamaan muncul yang diertai dengan asumsi yang berbeda berbeda
> beda. Salah satu contoh adalah penggunaan rumus SPI (Secondary Poroitas
> Index) digunakan dengan aumsi bahwa sonic log tidak melihat sama sekali
> adanya vug, jadi selisih antara porositas total dengan sonic dilihat sebagai
> adanya porosoitas sekunder. Untuk rumus Nurmi sedikit laen lagi karena
> dianggap alat sonik mampu untuk melihat "sebagian vuggy porosity, sekitar
> 50% dari aktual" nya. Nah begitu juga yang rumus yang laen.
>
> Yang menjadi masalah ditempat saya adalah kenapa justru porositas yang
> dihitung daro sonik kok lebih besar dari porositas totalnya (yang dihitung
> dari density dan neutron log)? nah itu yang saya lagi cari pak.
>
> Salam
>
> Shofi
>
>
>
>
>
> On 8/6/07, Andri Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >  Bung Shofiyuddin yng budiman, saya bukan ahli petrophysic, tapi saya
> > mau sharing atas dasar pengalaman saya bekerja sebagai petrologis untuk
> > reservoir karbonat. Sebelumnya saya mohon segera dikorensi apabila ada yang
> > kurang tepat. Beberapa ayang perlu diperhatikan pada karbonat antara lain :
> > 1. Geometri, dimensi dan skala: Karbonat terutama yang berasosiasi
> > dengan reef dan paparan mempunya geometri yang berbeda dengan klastik biasa
> > seperti batupasir. Misalnya pada reef, tekstur dan besar butirnya sangat
> > beragam tergantung jenis  "organik" seperti coral and associate yang tumbuh
> > berdasarkan kedalaman. Pada lingkungan ini kemunginan ada 'primary porosity"
> > yaitu terdapat disela-sela kerangka. Geometri seperti ini akan sangat baik
> > direkonstruksi dengan pemodelan yang dibangun dari pengamatan lapangan
> > modern reef seperti pulau Seribu dan ancient reef seperti di Formasi
> > Rajamandala Ciatatah - Padalarang dan tentunya data bawah pemukaan geologi
> > reservoir yang menjadi target.
> >
> > 2. Secondary porosoity didalam karbonat masuk dalam wilayah "diagenesis"
> > yang berkaitan dengan fasies, lingkungan pengendapan dan "exposure"
> > phenomena pasca sedimentasi dan litifikasi. Di Indonesia, 2nd Porosity (2nd
> > por) umumnya dikontrol oleh diagenesis, sedang di arid climate seperti di
> > mediterania sebagian porosity dikontrol oleh facies, misalnya pada oolitic
> > limestone positasnya mirip dengan batupasir yang well rounded. 2nd Por
> > didaerah tropis umumnya disebabkan pelarutan "fresh water" setelah formasi
> > batugamping ter "expose" diatas muka laut. Pelarutan ini biasanya didahului
> > dengan berkembangnya  "fracture network", lalu air tawar yang umumnya air
> > hujan mulai bekerja membentuk porositas atau ruang-ruang yang dapat
> > menghasilkan pori-pori yang kecil hingga raksasa! Karena itu tida heran 2nd
> > por di ls (limestone) bisa dimasuki orang bahkan di Perancis gua-guanya bisa
> > dipakai berlayar dengan boat! Dengan demik

Re: [iagi-net-l] Minta Info Pengda IAGI

2007-08-06 Terurut Topik Andri Subandrio
Terimakasih Pak Darius. Sekitar 3 bulan yang lalu ketika saya kontak, Dia masih 
di Muara Teweh. selamat untuk Yulian sudah jadi Ka Dinas. Sampaikan salam 
sukses untuk Pak Yulian. Sudah ada email ke Murung Raya ?

Salam

AnssM
  - Original Message - 
  From: Darius, Kus 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Monday, August 06, 2007 1:34 PM
  Subject: RE: [iagi-net-l] Minta Info Pengda IAGI


  Paks,
  pak Yulian Taruna sekarang adl Ka Dinas Pertambangan Murung Raya di Puruk 
Cahu, Kalimantan Tengah
  Salam Kus Darius
-Original Message-
From: Fajar Surahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, August 03, 2007 5:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Minta Info Pengda IAGI


Terimakasih banyak Pak Andri atas infonya. Saya sebenarnya mencari yang 
berdomisili di Palangka Raya. Tapi sekali lagi terimakasih Pak.

Jar
  - Original Message - 
  From: Andri Subandrio 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Friday, 03 August, 2007 08:07
  Subject: Re: [iagi-net-l] Minta Info Pengda IAGI


  Pak Fajar, maaf saya mungkin mendahului IAGI, saya belum tahu kalau ada 
Pengda di Kalteng (mungkin saya salah duga, maaf), tapi di Kalteng ada alumni 
geologi ITB yang sekarang menjadi Ka Dinas Petambangan di Muara Teweh. Namanya 
Yulian Taruna. Semoga informasi ini bisa berguna. 

  Salam
  Andri Subandrio
- Original Message - 
From: Fajar Surahmad 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, August 02, 2007 5:07 PM
Subject: [iagi-net-l] Minta Info Pengda IAGI


Yth. rekan-rekan Geologist,
Mohon maaf menyela sebentar. Saya meminta tolong rekan-rekan, ada yang 
bisa kasih informasi, mengenai anggota atau Pengda IAGI khususnya yang ada di 
Kalimantan Tengah (Palangkaraya). Mungkin berupa Contact person-nya atau email. 
Terima kasih banyak atas informasinya.

Trims,
Fajar


--


  Internal Virus Database is out-of-date.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.472 / Virus Database: 269.9.14/613 - Release Date: 06/29/07 
00:00