[iagi-net-l] Luncheon Talk Geothermal

2008-07-22 Terurut Topik Ismail Zaini
Asosiasi Panasbumi Indonesia dan Bimasena akan mengadakan Luncheon Talk dan 
Diskusi Panel ttg  Geothermal dalam rangka menyambut Crash Program 
Pembangunan Ketenagalistrikan 10.000 MW tahap 2 pada Tanggal 29 Juli 2008 di 
Lobby lounge Graha Bimasena Jl. Darmawangsa Raya 39.


Keteterangan lebih lanjut dapat menghubungi :

Fitria S. Passau

BIMASENA, The Mines and Energy Society

Jalan Dharmawangsa Raya 39

Jakarta Selatan

Phone: 6221 725 8668

Fax: 6221 723 6193

Mobile: 62 811 911 860




PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH

2008-07-22 Terurut Topik Y S Yuwono

HeHe
Sekarang hobynya bukan burung lagi, ganti tanaman hias khususnya Anthorium.
Salam buat Teteh ya.
Salam,
Yatno
- Original Message - 
From: miko [EMAIL PROTECTED]

To: IAGI iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, July 17, 2008 5:45 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH


Yth . Cak Yatno ,

Setuju sekali, hanya untuk berburu ke sana tidak mudah karena  perlu daya , 
tenaga, dan waktu yang panjang - - -tak iyeh. Walaupun demikian, puji Tuhan 
bahwa ada saja orang-orang yang dituntun oleh Yang Kuasa  untuk datang ke 
Bandung membawa informasi dan contoh-contoh. Kemaren siang misalnya, mang 
Okim ketamuan Pak Sarno dan rombongan pensiunan Departemen Perindustrian . 
Pak Sarno yang penulis buku Permata dan Batupermata dan  pensiunan DSDM 
Bandung  cerita bahwa di sekitar Blangkejeren pernah ditemukan the real 
emerald yang terjebak dalam batuan marmer / gamping yang diintrusi oleh 
granit ( seperti yang ada di Vietnam dan Kamboja ) .


Sehubungan  dengan potensi terpendam ini maka  mang Okim ngusulin ke 
Depperin agar masyarakat Blangkejeren dapat segera diberikan  bantuan mesin 
lengkap sehingga industri kerajinan batumulia bisa berkembang di sana. Kalau 
usulan ini diterima, insyaallah mang Okim yang tahun ini konon telah dicatat 
jadi anggota team evaluasi kelayakan pengembangan batumulia di 12 Kabupaten 
di Indonesia bisa jalan-jalan ke sana - - - -  sambil menyelam minum emerald 
tak iyeh.


Nah, itu dulu ya Cak Yatno. Nuhun atas encouragement dan masukan Anda. 
Semoga kalau mang Okim sempat ke Blangkejeren, bisa nemukan juga fasies 
burung spesial yang suaranya lebih merdu dari cucak rowo dll.


Salam batumulia,
Mang Okim


- Original Message - 
 From: Y S Yuwono

 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, July 16, 2008 2:45 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH


 Mas Miko
 Secara geografis maupun geologis di Aceh sangat memungkinkan ditemukan 
batu mulia lain yang lebih  bergengsi selain nephrite jade, misalnya: Ruby 
dan Sapphire seperti di Siam dan Yangoon. Selamat berburu.

 salam,
 Yatno





No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.5.3/1564 - Release Date: 7/21/2008 
6:42 AM




PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Fwd: Wow, manusia purba asal Jawa ternyata pernah menjelajahi Eropa!

2008-07-22 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Dwi,
 
Kebetulan saya sedang melakukan penelitian kecil tentang lingkungan hominid 
ini, barangkali keterangan berikut dapat sedikit membantu.
 
Nama Pithecanthropus erectus (Dubois, 1891) telah lama diganti oleh Homo 
erectus sebab yang dimaksud oleh Dubois itu sebenarnya adalah fosil bergenus 
Homo -genus hominid yang sukses yang menurut teori migrasi Out of Africa 
merupakan genus pertama yang keluar dari Afrika. Jadi, Pithecanthropus erectus 
dan Homo erectus adalah hominid yang sama.
 
Umurnya masih juga menjadi bahan perdebatan sebab bergantung kepada metode 
pentarikhan yang digunakan. Homo erectus pernah disebutkan punya rentang umur 
2-1 juta tahun yang lalu, ada yang 1-0,5 juta tahun yang lalu, ada yang 
meneruskannya sampai ke 0,05 juta tahun yang lalu (50.000 tahun yang lalu). 
Mungkin semuanya benar, tetapi selama rentang waktu itu (2-0,05 juta tahun) 
Homo erectus berubah mengikuti evolusi dan tercermin dalam nama sampai 
sub-spesiesnya. Jadi sebenarnya, lebih baik memakai nama sampai sub-spesiesnya, 
tidak hanya Homo erectus sebab rentang hidup hominid ini panjang. Dengan 
membaginya ke dalam sub-spesies, maka akan mengurangi kebingungan. 
 
Contohnya, Prof. Yahdi Zaim, ahli paleontologi ITB, suka menulis di milis ini 
juga,  pernah memakai nama sampai sub-spesies ini dalam makalahnya (2006), 
Hominids in Indonesia : from Homo erectus (paleojavanicus) to Homo 
floresiensis in Zaim, Y., Rizal, Y., Aswan, Fitriana, B.S., eds, S. Sartono : 
Dari Hominid ke Delapsi dengan Kontroversi, Penerbit ITB, Bandung, p. 73-86. Di 
dalam  makalah itu, disebutkan Pak Zaim bahwa urutan evolusi hominid di Jawa 
adalah : Homo (Meganthropus) paleojavanicus, Homo erectus 
mojokertensis/robustus, Homo erectus erectus/trinilensis (inilah yang dulu 
disebut Pithecanthropus erectus oleh Dubois), Homo erectus 
ngandongensis/soloensis. Sehabis itu, hominid selesai sebab berlanjut ke Homo 
sapiens dengan ditransisi oleh Homo floresiensis yang berumur 0.05 juta tahun 
yang lalu.
 
Sebenarnya, berbagai nama taksonomi yang pernah diberikan kepada spesies/ 
sub-spesies itu mencerminkan kompleksitas morfologi fosil-fosil seperti 
Pithecanthropus robustus, Pithecanthropus dubius, Meganthropus paleojavanicus 
dan Homo mojokertensis yang fosilnya digali dari Lower Pleistocene Pucangan 
Series, dan  Pithecanthropus erectus yang fosilnya berasal dari Middle 
Pleistocene Kabuh Series. Spesies-spesies ini pernah hidup dalam rentang waktu 
tertentu 1-2 juta tahun. Selama periode ini mereka berubah dalam model 
konstruksi tengkoraknya, ada yang lebih kokoh (robust) ada yang konstruksinya 
kelihatan tak terlalu kokoh.
 
Harry Widianto (1998) dari Puslit Arkeologi Yogyakarta pernah membagi Homo 
erectus di Jawa berdasarkan konstruksi tengkorak ini yang menurutnya semakin 
tidak kokoh semakin ke zaman kini. Ia membaginya menjadi Robust Group, 
Trinil-Sangiran Group, dan Ngandong Group. Dalam penamaan Zaim (2006) ketiga 
group itu barangkali bisa disebandingkan dengan wakil-wakil spesies dari Homo 
(Meganthropus) paleojavanicus, Homo erectus erectus, dan Homo erectus 
ngandongensis. Robust Group diwakili oleh fosil-fosil dari Pucangan Series 
(Lower Pleistocene), Trinil-Sangiran Group adalah fosil-fosil dari lower-middle 
Kabuh Series berumur Middle Pleistocene di Trinil dan Sangiran. Ngandong Group 
adalah fosil2 hominid dari Ngandong, Sambungmacan, dan Ngawi dari upper Kabuh 
berumur Middle Pleistocene.
 
Soal artikel dari Antara tentang fosil Java Man (Homo erectus) yang ditemukan 
di sebuah tambang di Jerman, berumur 0,07 juta tahun lalu  menyimpulkan bahwa 
fosil itu suatu bukti bahwa telah terjadi migrasi Manusia Jawa ke Jerman pada 
70.000 tahun yang lalu adalah suatu kesimpulan yang terburu-buru. Artikel 
tersebut pun membingungkan sebab menyebutkan temuan fosil itu mirip dengan 
temuan Manusia Jawa di Trinil, tetapi umurnya 70.000 tahun. Java Man temuan 
Eugene Dubois itu umurnya sekitar 1,2 juta - 700.000 tahun. Jelas temuan fosil 
di Jerman itu tidak seumur dengan Java Man Dubois tetapi mungkin seumur dengan 
Homo erectus ngandongensis/soloensis. 
 
Nah, apakah satu fosil yang ditemukan di Jerman dan mirip dengan fosil lain di 
Jawa akan langsung mengartikan bahwa telah terjadi migrasi dari Jawa ke Jerman 
? Tentu tak akan langsung begitu. Bagaimana kalau justru migrasinya dari Jerman 
ke Jawa ? Migrasi hominid tak hanya ditentukan berdasarkan kesamaan fosil, 
tetapi juga harus didukung bukti paleo-DNA yang diekstraksi dari fosil, 
dipetakan genome-nya (sebagaimana pemetaan migrasi manusia moderen sekarang), 
dilihat tinggalan-tinggalan artefaknya, umur transisi antara satu fosil ke 
fosil lain. Banyak yang harus dievaluasi. 
 
Lagipula, sangat mungkin bahwa fosil 70.000 tahun di tambang Jerman itu berasal 
dari Homo heiderbergensis berumur 0.6 juta tahun di Jerman juga sebagaimana 
Homo erectus ngandongensis di Kedungmacan/Trinil/Ngawi berasal dari Homo 
erectus erectus di Sangiran/Trinil. _Tak selalu perlu pendatang 

Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH

2008-07-22 Terurut Topik miko
Yth Cak Yatno,

Nah gitu dong, ganti hobby dari burung ke Anthorium yang lagi ngetren.
Bukankah beberapa tahun yang lalu Mbak Yatno pernah bisik-bisik minta tolong
ke mang Okim untuk menyampaikan pesan khusus ke Mas Yatno bahwa miara burung
tak usah banyak-banyak, satu saja sudah cukup ( he---he--- ). Rupanya Kang
Mas perlu waktu beberapa tahun ya untuk menyimak pesan isteri tersayang
tersebut. Syukurlah kalau sekarang sudah mantep dengan Anthoriumnya,
pastilah lebih mesra ta' iya.

Oh ya, dasar mang Okim sampun sepuh, mau nulis spesies burung kok jadinya
fasies burung ya ? Semoga saja rekan-rekan belum membaca email tersebut (
atau sudah tahu tapi dilewat saja ? ).

Sampun yo Cak, sampai sini dulu. Selamat dengan hobbynya yang baru, semoga
benar-benar membawa kebahagiaan dan ketenangan bagi Cak Yatno dan keluarga.

Salam,
Mang Okim





- Original Message -
From: Y S Yuwono [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, July 22, 2008 2:35 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH


 HeHe
 Sekarang hobynya bukan burung lagi, ganti tanaman hias khususnya
Anthorium.
 Salam buat Teteh ya.
 Salam,
 Yatno
 - Original Message -
 From: miko [EMAIL PROTECTED]
 To: IAGI iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Thursday, July 17, 2008 5:45 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH


 Yth . Cak Yatno ,

 Setuju sekali, hanya untuk berburu ke sana tidak mudah karena  perlu daya
,
 tenaga, dan waktu yang panjang - - -tak iyeh. Walaupun demikian, puji
Tuhan
 bahwa ada saja orang-orang yang dituntun oleh Yang Kuasa  untuk datang ke
 Bandung membawa informasi dan contoh-contoh. Kemaren siang misalnya, mang
 Okim ketamuan Pak Sarno dan rombongan pensiunan Departemen Perindustrian .
 Pak Sarno yang penulis buku Permata dan Batupermata dan  pensiunan DSDM
 Bandung  cerita bahwa di sekitar Blangkejeren pernah ditemukan the real
 emerald yang terjebak dalam batuan marmer / gamping yang diintrusi oleh
 granit ( seperti yang ada di Vietnam dan Kamboja ) .

 Sehubungan  dengan potensi terpendam ini maka  mang Okim ngusulin ke
 Depperin agar masyarakat Blangkejeren dapat segera diberikan  bantuan
mesin
 lengkap sehingga industri kerajinan batumulia bisa berkembang di sana.
Kalau
 usulan ini diterima, insyaallah mang Okim yang tahun ini konon telah
dicatat
 jadi anggota team evaluasi kelayakan pengembangan batumulia di 12
Kabupaten
 di Indonesia bisa jalan-jalan ke sana - - - -  sambil menyelam minum
emerald
 tak iyeh.

 Nah, itu dulu ya Cak Yatno. Nuhun atas encouragement dan masukan Anda.
 Semoga kalau mang Okim sempat ke Blangkejeren, bisa nemukan juga fasies
 burung spesial yang suaranya lebih merdu dari cucak rowo dll.

 Salam batumulia,
 Mang Okim


 - Original Message -
   From: Y S Yuwono
   To: iagi-net@iagi.or.id
   Cc: [EMAIL PROTECTED]
   Sent: Wednesday, July 16, 2008 2:45 PM
   Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH


   Mas Miko
   Secara geografis maupun geologis di Aceh sangat memungkinkan ditemukan
 batu mulia lain yang lebih  bergengsi selain nephrite jade, misalnya: Ruby
 dan Sapphire seperti di Siam dan Yangoon. Selamat berburu.
   salam,
   Yatno


 --
--


 No virus found in this incoming message.
 Checked by AVG.
 Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.5.3/1564 - Release Date: 7/21/2008
 6:42 AM


 --
--
 PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
 * acara utama: 27-28 Agustus 2008
 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
 * abstrak / makalah dikirimkan ke:
 www.grdc.esdm.go.id/aplod
 username: iagi2008
 password: masukdanaplod

 --
--
 PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
 * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
 AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

 --
---
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
shall IAGI and its members be liable for 

Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH

2008-07-22 Terurut Topik Ismail Zaini

From: miko :
( Sehubungan  dengan potensi terpendam ini maka  mang Okim ngusulin ke
Depperin agar masyarakat Blangkejeren dapat segera diberikan  bantuan
mesinlengkap sehingga industri kerajinan batumulia bisa berkembang di 
sana.)

===

Mang Okim , belum lama ini saya jalan jalan ke Blankejeren Aceh Tengah , 
masuk melalui daerah Karo  Sumut - Kotacane - Blankejeren - Takengon- Bener 
Meriah - Bierun ( terus dilanjutkan sampai Banda Aceh dan Sabang.)
Wah indah nian pemandangannya  di Aceh tengah tsb , apalagi kalau sdh mask 
wilayah lauser.
saya sempat bertemu dg aparat Pemda nya / Bupati didaerah daerah tsb , 
ternyata akhir akhir ini di daerah daerah tsb banyak sekali permohonan untuk 
eksplorasi Tambang. saya tdk tahu tambang apa saja yang mereka incar, cuma 
yang saya agak kawatir' kalau terlalu banyak yg masuk kegiatan tambang nya 
dan kegiatannya tdk terkontrol , apa tidak akan merusak keindahannya alam 
didaerah tsb ( mungkin aparat pengawasan di Pemda nya yang perlu ditambah 
krn saat ini masih sangat minim , rasanya belum menjumpai Geolog disitu )


Salam

ISM

- Original Message - 
From: miko [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, July 22, 2008 3:50 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH



Yth Cak Yatno,

Nah gitu dong, ganti hobby dari burung ke Anthorium yang lagi ngetren.
Bukankah beberapa tahun yang lalu Mbak Yatno pernah bisik-bisik minta 
tolong
ke mang Okim untuk menyampaikan pesan khusus ke Mas Yatno bahwa miara 
burung

tak usah banyak-banyak, satu saja sudah cukup ( he---he--- ). Rupanya Kang
Mas perlu waktu beberapa tahun ya untuk menyimak pesan isteri tersayang
tersebut. Syukurlah kalau sekarang sudah mantep dengan Anthoriumnya,
pastilah lebih mesra ta' iya.

Oh ya, dasar mang Okim sampun sepuh, mau nulis spesies burung kok jadinya
fasies burung ya ? Semoga saja rekan-rekan belum membaca email tersebut (
atau sudah tahu tapi dilewat saja ? ).

Sampun yo Cak, sampai sini dulu. Selamat dengan hobbynya yang baru, semoga
benar-benar membawa kebahagiaan dan ketenangan bagi Cak Yatno dan 
keluarga.


Salam,
Mang Okim





- Original Message -
From: Y S Yuwono [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, July 22, 2008 2:35 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH



HeHe
Sekarang hobynya bukan burung lagi, ganti tanaman hias khususnya

Anthorium.

Salam buat Teteh ya.
Salam,
Yatno
- Original Message -
From: miko [EMAIL PROTECTED]
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, July 17, 2008 5:45 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH


Yth . Cak Yatno ,

Setuju sekali, hanya untuk berburu ke sana tidak mudah karena  perlu daya

,

tenaga, dan waktu yang panjang - - -tak iyeh. Walaupun demikian, puji

Tuhan

bahwa ada saja orang-orang yang dituntun oleh Yang Kuasa  untuk datang ke
Bandung membawa informasi dan contoh-contoh. Kemaren siang misalnya, mang
Okim ketamuan Pak Sarno dan rombongan pensiunan Departemen Perindustrian 
.

Pak Sarno yang penulis buku Permata dan Batupermata dan  pensiunan DSDM
Bandung  cerita bahwa di sekitar Blangkejeren pernah ditemukan the real
emerald yang terjebak dalam batuan marmer / gamping yang diintrusi oleh
granit ( seperti yang ada di Vietnam dan Kamboja ) .

Sehubungan  dengan potensi terpendam ini maka  mang Okim ngusulin ke
Depperin agar masyarakat Blangkejeren dapat segera diberikan  bantuan

mesin

lengkap sehingga industri kerajinan batumulia bisa berkembang di sana.

Kalau

usulan ini diterima, insyaallah mang Okim yang tahun ini konon telah

dicatat

jadi anggota team evaluasi kelayakan pengembangan batumulia di 12

Kabupaten

di Indonesia bisa jalan-jalan ke sana - - - -  sambil menyelam minum

emerald

tak iyeh.

Nah, itu dulu ya Cak Yatno. Nuhun atas encouragement dan masukan Anda.
Semoga kalau mang Okim sempat ke Blangkejeren, bisa nemukan juga fasies
burung spesial yang suaranya lebih merdu dari cucak rowo dll.

Salam batumulia,
Mang Okim


- Original Message -
  From: Y S Yuwono
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Cc: [EMAIL PROTECTED]
  Sent: Wednesday, July 16, 2008 2:45 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH


  Mas Miko
  Secara geografis maupun geologis di Aceh sangat memungkinkan ditemukan
batu mulia lain yang lebih  bergengsi selain nephrite jade, misalnya: 
Ruby

dan Sapphire seperti di Siam dan Yangoon. Selamat berburu.
  salam,
  Yatno


--

--



No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.5.3/1564 - Release Date: 7/21/2008
6:42 AM


--

--

PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir 

Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH

2008-07-22 Terurut Topik mohammad syaiful
dilewat saja kok mang okim. ini menandakan bahwa istilah sedimentologi
ternyata masih melekat di hati mang okim, meskipun mungkin sudah
belasan atau puluhan tahun tidak lagi dipergunakan, tak iye?

salam dari ibukota,
syaiful

On 7/22/08, miko [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Yth Cak Yatno,



  Oh ya, dasar mang Okim sampun sepuh, mau nulis spesies burung kok jadinya
  fasies burung ya ? Semoga saja rekan-rekan belum membaca email tersebut (
  atau sudah tahu tapi dilewat saja ? ).


  
   Nah, itu dulu ya Cak Yatno. Nuhun atas encouragement dan masukan Anda.
   Semoga kalau mang Okim sempat ke Blangkejeren, bisa nemukan juga fasies
   burung spesial yang suaranya lebih merdu dari cucak rowo dll.
  



-- 
Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist
Mobile: 62-812-9372808
Emails:
[EMAIL PROTECTED] (business)
[EMAIL PROTECTED]

Technical Manager of
Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)


PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Sultan Agung 1628-1629 : Menghitung Alam Melumpuhkan Batavia

2008-07-22 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Rovicky,
Di beberapa tempat yang cuacanya sering buruk memang cuaca sering berpengaruh 
kepada jalannya operasi migas. Beberapa pengalaman misalnya seperti di bawah 
ini. 
 
(1) di Blok Rombebai Papua Utara, Nations Petroleum sampai hampir setahun stand 
by dan kesulitan memobilisasi peralatan rig-nya karena jalan yang sangat buruk 
kondisinya akibat hujan terus. Untuk masuk ke muara sungai yang cukup lebar pun 
harus berhitung-hitung karena beting pasir di sana berpindah-pindah. Bagaimana 
kalau tengah mobilisasi peralatan berat di muara sungai tiba2 wilayah itu 
dikepung pasir yang dibawa Lautan Pasifik masuk ke anak2 Sungai Mamberamo di 
sana ? Hm..tentu gak lucu...
 
(2) Di Kepala Burung Papua, khususnya Pulau Salawati, hujannya banyak. Lokasi 
rig yang sudah keras tak jarang menjadi seperti bubur lumpur lagi. Jelas ini 
menghambat mobilisasi. Untuk berjalan dari portacamp wellsite geologist ke 
portacam mud logging unit atau rig terpaksa dipasang titian dari papan kayu 
agar safety shoes tak terbenam di lumpur. Ini lama-lama bisa membahayakan rig 
site kan. Tetapi karena banyak genangan di jalan, ada manfaatnya juga, banyak 
kolam dadakan yang bisa ditanami ikan gabus dan hidup dengan baik ternyata.
 
(3) Sebuah kapal survey di Selat Makassar yang tengah shooting seismik oleh 
suatu operator di sana terpaksa ditarik ke Singapore beberapa bulan lalu untuk 
perbaikan sebab sistem listrik kapal rusak dihantam badai. Pekerjaan jadi 
tertunda, padahal tengah mengejar komitmen.
 
Di beberapa daerah cuaca dapat diprediksi dengan baik sehingga pekerjaan2 
lapangan bisa ditangguhkan bila cuaca di periode tertentu jelek; tetapi di 
banyak wilayah Indonesia Timur tak gampang menunggu cuaca baik. Terbang saja 
kalau dari Luwuk atau Jayapura harus berhitung-hitung dengan cuaca, jangan 
sampai didahului cuaca jelek. Ya, menurut hemat saya, kita ikuti saja prediksi 
para ahli cuaca. Saya melihat kualitas prediksi ahli-ahli cuaca kita semakin 
bagus dan detail.
 
Salam,
awang

--- On Mon, 7/21/08, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Sultan Agung 1628-1629 : Menghitung Alam Melumpuhkan 
Batavia
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Monday, July 21, 2008, 4:45 PM

Wah menarik pak awang,
Aku jadi inget sebuah tayangan di TV national geography atau discovery
channel tentang peranan ramalan cuaca dalam sebuah perang ini. Dan
tengok-tengok ternyata ada juga presentasi hal ini disini :
http://www.ofcm.gov/wist_proceedings/pdf/panel1/mneyland.pdf

Menarik juga ya ... dulu pernah kita bicara di mailist ini tentang peranan
geologist dalam perang. Skali lagi perang !
Haddduh perang memang memerluka segalanya untuk menang.

Btw,
Bagaimana menurut Pak Awang peranan ahli cuaca dalam prakiraan cuaca dalam
kondisi saat ini yang lebih susah diprediksi dalam operasi minyak bumi. Saya
pernah denger bahwa window untuk melakukan shooting seismic di Natuna ini
sangat tergantung cuaca juga.

RDP

On Mon, Jul 21, 2008 at 5:20 PM, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Sedikit cerita sejarah bernuansa klimatologi dan topografi Jawa, sayang
 rasanya kalau diketahui sendiri saja. Saya tuliskan untuk rekan-rekan
semua,
 semoga bermanfaat menambah pengetahuan.

 Menarik mencermati publikasi lama Fruin-Mees (1919) : Geschiedenis
van
 Java dan Geografi Kesejarahan Daldjoeni (1984, 1992).
Kedua penulis ini
 menganalisis dengan tajam bagaimana Sultan Agung dari Mataram
 menghitung-hitung rintangan dan dukungan alam untuk menyerang Belanda di
 Batavia (1628-1629). Berikut ringkasannya.

 Batavia tak mungkin diserbu pada bulan Desember dan Januari karena saat
itu
 musim penghujan. Banjir akan menggenangi Batavia, angin Barat yang sedang
 berhembus ke timur akan menyusahkan kapal-kapal Mataram berlayar ke barat
 dari pesisir utara Jawa Tengah menuju Batavia.

 Selain itu, Batavia harus digempur dari laut dan dari darat secara bersatu
 dan kompak. Ini tak mungkin dalam bulan-bulan musim hujan, tetapi harus
 dilakukan dalam musim kemarau yaitu Juli-September. Sebab, pada musim
 kemarau bertiup angin Timur ke barat yang akan mendorong kapal-kapal
Mataram
 berlayar ke Batavia. Pada musim kemarau, angkatan darat Mataram akan
 memperoleh banyak bantuan dari para petani di sepanjang perjalanan sebab
 para petaninya baru selesai memanen padinya pada April-Mei (ingat sistem
 pranata mangsa para petani di Jawa, pernah saya ulas juga di milis ini
 berdasarkan Daldjoeni, 1984; 1992), mereka sedang menganggur sebab baru
akan
 mulai menanam lagi pada bulan November saat hujan pertama datang.

 Lalu, bila serangan dilakukan pada bulan Juli-September, persediaan
makanan
 sepanjang perjalanan akan cukup sebab di sepanjang perjalanan para petani
 baru selesai panen (April-Mei). Sultan Agung memerintahkan untuk
mendirikan
 lumbung-lumbung beras sepanjang perjalanan dari Mataram ke Batavia.

 Perjalanan kaki tentara Mataram dari pusat kerajaan di sekitar Yogyakarta
 ke Batavia butuh waktu 

Re: [iagi-net-l] Sultan Agung 1628-1629 : Menghitung Alam Melumpuhkan Batavia

2008-07-22 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Mufti,
 
Rencana raja-raja Mataram ingin membangun pelabuhan yang menghadap Segara Kidul 
(Laut Selatan) bukan sekedar dongeng. Itu, paling tidak, tercatat dalam buku 
sejarah de Graaf dan Pigeaud (1974) : De eerste moslimse voorstendommen op 
Java; juga dalam buku Slametmuljana (1968) : Runtuhnya Majapahit dan munculnya 
kerajaan2 Islam pertama di Jawa.
 
Mataram adalah kerajaan agraris seperti juga pendahulunya : Pajang. Lokasinya 
yang tak jauh dari Merapi membuat tanahnya subur dan hasil bumi melimpah. Hasil 
bumi berlebih ingin dijualnya, tetapi ke mana. Melewati Bengawan Solo ke 
pelabuhan Tuban atau Gresik terlalu jauh. Melewati Kali, Opak, Oyo, atau Progo 
tak mungkin sebab bermuara ke Laut Selatan. Maka, munculah ide membangun 
pelabuhan di selatan. Ide ini juga sebenarnya untuk menyaingi kaum Cina muslim 
di Demak - para pedagang ulung di Jawa saat itu.
 
Namun, kita tahu bahwa Segara Kidul punya gelombang dan ombak yang tinggi 
dibandingkan dengan gelombang dan ombak pantai utara dari Sunda 
Kelapa-Cirebon-Juwana-Demak-Tuban. Sungguhpun Senapati (raja kedua Mataram) dan 
Sultan Agung pernah melakukan riset di pantai selatan ini guna pembangunan 
pelabuhan kerajaan, tantangan alam mengurungkan niatnya.
 
Riset zaman dulu dicampuradukkan dengan dunia adikodrati : Ratu Pantai Selatan. 
Diceritakan Poerwantana (1983) : Kehadiran Ratu Kidul dalam alam budaya Jawa 
bahwa sejak Senapati ada kebiasaan raja-raja Mataram bertapa di pantai selatan 
untuk memaklumkan kepada dunia bahwa raja-raja Mataram telah menaklukkan dunia 
adikodrati Laut Selatan - sebuah politik untuk menakuti armada2 Portugis, 
Spanyol dan Belanda yang saat itu suka melalui Laut Selatan. Slametmuljana 
(1968) membantah bahwa raja-raja Mataram ke pantai selatan bukan untuk bertapa, 
melainkan untuk melakukan riset membangun pelabuhan samudera.
 
Andaikan ada pelabuhan di selatan Yogya, barangkali ia telah porak-poranda oleh 
gempa 27 Mei 2006.
 
salam,
awang

--- On Tue, 7/22/08, Mufti M. Darissalam [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Mufti M. Darissalam [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Sultan Agung 1628-1629 : Menghitung Alam Melumpuhkan 
Batavia
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Tuesday, July 22, 2008, 7:53 AM

Tulisan pak Awang yg subjectnya sejarah selalu saya baca habis.

Saya jadi ingat, beberapa hari yang lalu saya kedatangan temen dari Kota 
Gede Yogyakarta, Om Wahjudi (Ahli Seismic proccessing ex Elnusa). Beliau 
cerita dari perihal Ki Ageng mangir, Riwayat Gal Gendu (orang terkaya di 
Yogya yang lantai rumahnya dari duit emas) sampai Sultan Agung.

beliau juga bercerita bahwa Sultan Agung yang waktu itu juga ada kratonnya 
di Kradenan dekat Imogiri, mempunyai ide yang cemerlang, merencanakan 
membikin pelabuhan laut di pertemuan kali Opak dan Kali Oyo, untuk jalur 
kapal laut ke selatan, yang gampang kontrol kekuasaannya. Tentu saja dengan 
menggali kali Opak sampai laut selatan yang panjangnya sekitar 12 km. Kenapa 
tidak terlaksana ya? apa pernah tercatat di buku sejarah ya? Apa sekedar 
cerita kondo sja. Seharusnya mereka mampu wong membelokan K
Ciliwung saja 
berhasil. Apa ada faktor geologi?, gempa?, erosi?, pendangkalan yang cepat?

Pak Awang, Trims berat atas banyak pencerahannya selama ini.

md

- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, July 21, 2008 4:45 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Sultan Agung 1628-1629 : Menghitung Alam 
Melumpuhkan Batavia


 Wah menarik pak awang,
 Aku jadi inget sebuah tayangan di TV national geography atau discovery
 channel tentang peranan ramalan cuaca dalam sebuah perang ini. Dan
 tengok-tengok ternyata ada juga presentasi hal ini disini :
 http://www.ofcm.gov/wist_proceedings/pdf/panel1/mneyland.pdf

 Menarik juga ya ... dulu pernah kita bicara di mailist ini tentang peranan
 geologist dalam perang. Skali lagi perang !
 Haddduh perang memang memerluka segalanya untuk menang.

 Btw,
 Bagaimana menurut Pak Awang peranan ahli cuaca dalam prakiraan cuaca dalam
 kondisi saat ini yang lebih susah diprediksi dalam operasi minyak bumi. 
 Saya
 pernah denger bahwa window untuk melakukan shooting seismic di Natuna ini
 sangat tergantung cuaca juga.

 RDP

 On Mon, Jul 21, 2008 at 5:20 PM, Awang Satyana
[EMAIL PROTECTED]
 wrote:

 Sedikit cerita sejarah bernuansa klimatologi dan topografi Jawa,
sayang
 rasanya kalau diketahui sendiri saja. Saya tuliskan untuk rekan-rekan 
 semua,
 semoga bermanfaat menambah pengetahuan.

 Menarik mencermati publikasi lama Fruin-Mees (1919) :
Geschiedenis van
 Java dan Geografi Kesejarahan Daldjoeni (1984,
1992). Kedua penulis 
 ini
 menganalisis dengan tajam bagaimana Sultan Agung dari Mataram
 menghitung-hitung rintangan dan dukungan alam untuk menyerang Belanda
di
 Batavia (1628-1629). Berikut ringkasannya.

 Batavia tak mungkin diserbu pada bulan Desember dan Januari karena
saat 
 itu
 musim penghujan. Banjir akan menggenangi Batavia, angin Barat yang
sedang
 berhembus ke timur akan 

Re: [iagi-net-l] Fwd: Wow, manusia purba asal Jawa ternyata pernah menjelajahi Eropa!

2008-07-22 Terurut Topik Dwiyatno Rumlan
Pak Awang,
Terimakasih atas penjelasanya yang sangat detail. Inilah yang saya maksud
check dan kroscheck, lagi-lagi saya sangat kagum atas keluasan ilmu dan
wawasan pak Awang.

Sangat sependapat bahwa kesimpulan adanya migrasi manusia jawa ke jerman
pada kisaran 7 tahun yang lalu adalah kesimpulan yang sangat
terburu-buru, mungkin motifnya untuk popularitas (semoga saya salah). Betul
bahwa ditemukan fossil tengkorak di sebuah tambang dijerman yang usianya
diperkirakan 7 tahun, betul bahwa di jawa juga ada fossil tengkorak yang
usianya 7 tahun, tapi opo yo terus mereka pasti bersaudara ?! Apalagi
dengan temuan Eugene DuBois di Sangiran yang saya ingat usianya sekitar 1-2
juta tahun, jelas rentang waktunya sangat berbeda jauh.

Cermat sekali mengaitkan migrasi selatan ke utara yang sangat mungkin
terhalang Toba Super Volcano, atau malah jangan2 justru Toba Super Volcano
ini yang menyebabkan manusia jawa bermigrasi meninggalkan nusantara ?! Sudah
banyak terbukti bahwa migrasi sebuah bangsa dan kerajaan sekaligus
kebudayaanya bermigrasi dikarenakan bencana alam. Kalau ini terjadi pada
kerajaan Mataram Kuno, tentunya juga terjadi pada masa sangat lalu juga.

Jadi kesimpulan sementara, manusia akan berpindah dari suatu daerah ke
daerah lain salah satunya disebabkan bencana alam. Indoneisa adalah alam
subur dengan potensi bencana alam yang besar. Jadi besar kemungkinan terjadi
Migrasi manusia proto-indonesia ke luar negeri disebabkan adanya Toba Super
Volcano atau bencana alam yang lain ?! Tapi opo yo migrasinya sebegitu jauh
ke Jerman ?! Kalau seandainya benar, ada yang migrasi sampai ke Jerman
(bukan jeJERe kauMAN ...), tentu juga lebih banyak yang migrasi ke mainland
Asia dulu . Sumonggo poro ahli 

Satu lagi yang menarik pak, kalau kita percaya Scientific Adam dan teori
out-of Africa sekitar 66000 tahun yang lalu, yang dari Afrika itu termasuk
Homo Sapien ya, lantas apa hubunganya dengan Homo Erectus ?! Apa memang Homo
Erectus benar-benar terpisah dengan Homo Sapiens ?!

Salam

- Original Message - 
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]; Forum
HAGI [EMAIL PROTECTED]; Eksplorasi BPMIGAS
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, July 22, 2008 4:10 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: Wow, manusia purba asal Jawa ternyata pernah
menjelajahi Eropa!


Pak Dwi,

Kebetulan saya sedang melakukan penelitian kecil tentang lingkungan hominid
ini, barangkali keterangan berikut dapat sedikit membantu.

Nama Pithecanthropus erectus (Dubois, 1891) telah lama diganti oleh Homo
erectus sebab yang dimaksud oleh Dubois itu sebenarnya adalah fosil bergenus
Homo -genus hominid yang sukses yang menurut teori migrasi Out of Africa
merupakan genus pertama yang keluar dari Afrika. Jadi, Pithecanthropus
erectus dan Homo erectus adalah hominid yang sama.

Umurnya masih juga menjadi bahan perdebatan sebab bergantung kepada metode
pentarikhan yang digunakan. Homo erectus pernah disebutkan punya rentang
umur 2-1 juta tahun yang lalu, ada yang 1-0,5 juta tahun yang lalu, ada yang
meneruskannya sampai ke 0,05 juta tahun yang lalu (50.000 tahun yang lalu).
Mungkin semuanya benar, tetapi selama rentang waktu itu (2-0,05 juta tahun)
Homo erectus berubah mengikuti evolusi dan tercermin dalam nama sampai
sub-spesiesnya. Jadi sebenarnya, lebih baik memakai nama sampai
sub-spesiesnya, tidak hanya Homo erectus sebab rentang hidup hominid ini
panjang. Dengan membaginya ke dalam sub-spesies, maka akan mengurangi
kebingungan.

Contohnya, Prof. Yahdi Zaim, ahli paleontologi ITB, suka menulis di milis
ini juga, pernah memakai nama sampai sub-spesies ini dalam makalahnya
(2006), Hominids in Indonesia : from Homo erectus (paleojavanicus) to Homo
floresiensis in Zaim, Y., Rizal, Y., Aswan, Fitriana, B.S., eds, S. Sartono
: Dari Hominid ke Delapsi dengan Kontroversi, Penerbit ITB, Bandung, p.
73-86. Di dalam makalah itu, disebutkan Pak Zaim bahwa urutan evolusi
hominid di Jawa adalah : Homo (Meganthropus) paleojavanicus, Homo erectus
mojokertensis/robustus, Homo erectus erectus/trinilensis (inilah yang dulu
disebut Pithecanthropus erectus oleh Dubois), Homo erectus
ngandongensis/soloensis. Sehabis itu, hominid selesai sebab berlanjut ke
Homo sapiens dengan ditransisi oleh Homo floresiensis yang berumur 0.05 juta
tahun yang lalu.

Sebenarnya, berbagai nama taksonomi yang pernah diberikan kepada spesies/
sub-spesies itu mencerminkan kompleksitas morfologi fosil-fosil seperti
Pithecanthropus robustus, Pithecanthropus dubius, Meganthropus
paleojavanicus dan Homo mojokertensis yang fosilnya digali dari Lower
Pleistocene Pucangan Series, dan Pithecanthropus erectus yang fosilnya
berasal dari Middle Pleistocene Kabuh Series. Spesies-spesies ini pernah
hidup dalam rentang waktu tertentu 1-2 juta tahun. Selama periode ini mereka
berubah dalam model konstruksi tengkoraknya, ada yang lebih kokoh (robust)
ada yang konstruksinya kelihatan tak terlalu kokoh.

Harry Widianto (1998) dari Puslit Arkeologi 

Re: [iagi-net-l] Fwd: Wow, manusia purba asal Jawa ternyata pernah menjelajahi Eropa!

2008-07-22 Terurut Topik zaim
Ass.W.w.,
Mas Dwiyanto dan Rekans,
Pithecanthropus erectus DUBOIS adalah penamaan untuk fosil manusia yang
pertama kali ditemukan di Trinil oleh Eugene Dubois (dan nama tersebut
juga pertama kali diberikan oleh Dubois) pada tahun 1891an dan secara
taksonomi dalam perkembangan dunia paleontologi manusia, nama
pithecanthropus yang artinya manusia kera, secara anatomi ternyata memang
sudah merupakan manusia = homo, bukan lagi kera, yang oleh sebab itu
para ahli Paleontologi Manusia dunia sepakat mengganti nama
Pithecanthropus erectus(kera berjalan tegak) menjadi Homo erectus (manusia
berjalan tegak .Sampai sekarang para ahli masih meyakini Homo erectus
masih berkerabat dengan saudara tuanya Homo habilis yang merupakan hasil
evolusi dari Australopithecus yang juga sudah merupakan manusia namun
masih berjalan agak tegak, sampai akhirnya menjadi tegak Homo
erectus,yang semuanya masuk dalam Famili Hominidae.
Tentang umur Homo erectus dari Jawa,untuk Homo erectus dari Perning,
Mojokerto yang dikenal dengan Homo mojokertensis adalah 1,8 juta BP (dari
dating Ar/Ar batu apung dari Perning, Mojokerto). Juga ada yang berumur
1,5 juta - 500 rb BP untuk Homo erectus dari Sangiran, Patiayam,
Sambungmacan, Trinil, Kedungbrubus dan umur 150rb - 50rb BP untuk Homo
erectus dari Ngandong (yg dikenal sebagai Homo erectus ngandongensis),
baik berdasarkan Ar/Ar, Fission track maupun paleomagnetisme.
von Koenigswald (vonK) menemukan rahang bawah (mandibula)dengan gigi dari
Formasi Pucangan di Sangiran menyatakan sebagai
Meganthropus/Pithecanthropus paleojavanicus yang lebih primitif dibanding
Homo erectus, dan Almarhum Prof. Sartono yang menemukan separuh tengkorak
manusia purba dari Fm. Pucangan di Sangiran juga mencermati ciri yang
lebih robust/kekar dan lebih primitif dari Homo erectus, sampai akhir
hayat beliau masih meyakini fosil tersebut mempunyai ciri sama dengan
Meganthropus/Pithecanthropus paleojavanicus sama dengan yang dinyatakan
oleh vonK, dan Prof. Sartono menyatakan kemungkinan sama dengan
Australopithecus, sehingga beliau mengutarakan hipotesis bahwa ada dua
sumber asal muasal manusia purba: dari Afrika dan dari Asia, yang juga
sebenarnya diyakini oleh beberapa ahli dunia. Namun ternyata hipotesa dua
sumber ini hingga saat kini belum mempunyai bukti yang kuat baik secara
anatomis,paleoanthropologis maupun paleobiogeografis sehingga sampai
sekarang ini yang masih dianut kuat banyak ahli adalah hanya satu sumber
muasal, yaitu dari Afrika kemudian menyebar keseluruh permukaan bumi, yang
dikenal dengan teori Out of Africa.
Mas Dwi, mudah2an uraian saya dapat menjawab pertanyaan Anda.
Wassalam,

Yahdi Zaim,
Lab. Paleontologi Manusia dan Vertebrata,
Laboratorium Paleontologi,
Prodi Teknik Geologi,
FITB - ITB


 Wah, aku agak bingung, Homo Erectus(manusia berjalan tegak) kan tidak sama
 dengan Pithecanthrous Erectus (bangsa kera yang berjalan tegak) ?!
 Seingatku, rentang waktu hidupnya juga lain, Home Erectus kisaran
 7-10 thn yang lalu, Pithecantropus Erectus kayaknya lebih dari 1
 juta tahun .. mohon koreksinya .

 Saya kira, ini perlu segera ada klarifikasi dari yang jago fosil manusia
 purba, berita ini benar atau sekedar mencari popularitas  ..

 Salam
 - Original Message -
 From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id; Serba_KL Serba_KL [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, July 21, 2008 5:07 PM
 Subject: [iagi-net-l] Fwd: Wow, manusia purba asal Jawa ternyata pernah
 menjelajahi Eropa!


 Whaddduh ternyata TKI Indonesia sudah dimulai sejak jaman purba :)
 Sepertinya slogan jawa ngumpul ra ngumpul mangan ada di jaman dulu

 RDP
 
 Manusia Jawa Purba Diduga Pernah Jelajahi Eropa

 HANOVER, SENIN - Pecahan tulang tengkorak yang ditemukan di sebuah
 tambang Jerman ternyata berasal dari Manusia Jawa, manusia purba yang
 sebelumnya diyakini merupakan penduduk asli Asia. Dengan penemuan itu,
 memicu spekulasi bahwa manusia purba Asia pernah menjelajah Eropa.

 Alfred Czarnetzki, seorang profesor di Universitas Tuebingen,
 mengumumkan pekan lalu bahwa kerangka tersebut, yang ditemukan pada
 2002, usianya paling tidak 70.000 tahun dan begitu mirip Manusia
 Jawa sehingga boleh jadi merupakan kembarannya .

 Tulang tengkorak itu berasal dari spesies Homo erectus, sedangkan
 manusia modern dikenal sebagai Homo sapiens, yakni manusia yang sudah
 berbudaya.

 Manusia Jawa adalah nama yang diberikan kepada fosil yang ditemukan
 pada 1891 di Trinil, tepian Bengawan Solo. Fosil ini merupakan salah
 satu spesimen Homo erectus atau manusia purba berjalan tegak yang
 paling pertama dikenal.

 Penemunya, Eugene Dubois, memberikan nama ilmiah Pithecanthropus
 erectus, sebuah nama yang berasal dari akar Yunani dan Latin yang
 berarti manusia kera berjalan tegak.

 Karl-Werner Frangenberg, seorang pemburu fosil, menemukan bagian atas
 tengkorak pada 2002 di sebuah lubang batu di Leinetal dekat Hanover.
 Istrinya, yang memiliki 

Re: [iagi-net-l] Fwd: Wow, manusia purba asal Jawa ternyata pernah menjelajahi Eropa!

2008-07-22 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Kalao boleh tahu.
Seberapa lama migrasi manusia purba ini untuk satu kali keliling
dunia. Sepertinya tidak hanya satukali saja perjalanan ini
dilakukan oleh manusia purba.
Out of afrika memang salah satu yg terkenal, tapi kalau ga salah
perjalanan keliling kelompok manusia purba ini tidak hanya satukali.
Cmiiw

Rdp


On 7/23/08, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Ass.W.w.,
 Mas Dwiyanto dan Rekans,
 Pithecanthropus erectus DUBOIS adalah penamaan untuk fosil manusia yang
 pertama kali ditemukan di Trinil oleh Eugene Dubois (dan nama tersebut
 juga pertama kali diberikan oleh Dubois) pada tahun 1891an dan secara
 taksonomi dalam perkembangan dunia paleontologi manusia, nama
 pithecanthropus yang artinya manusia kera, secara anatomi ternyata memang
 sudah merupakan manusia = homo, bukan lagi kera, yang oleh sebab itu
 para ahli Paleontologi Manusia dunia sepakat mengganti nama
 Pithecanthropus erectus(kera berjalan tegak) menjadi Homo erectus (manusia
 berjalan tegak .Sampai sekarang para ahli masih meyakini Homo erectus
 masih berkerabat dengan saudara tuanya Homo habilis yang merupakan hasil
 evolusi dari Australopithecus yang juga sudah merupakan manusia namun
 masih berjalan agak tegak, sampai akhirnya menjadi tegak Homo
 erectus,yang semuanya masuk dalam Famili Hominidae.
 Tentang umur Homo erectus dari Jawa,untuk Homo erectus dari Perning,
 Mojokerto yang dikenal dengan Homo mojokertensis adalah 1,8 juta BP (dari
 dating Ar/Ar batu apung dari Perning, Mojokerto). Juga ada yang berumur
 1,5 juta - 500 rb BP untuk Homo erectus dari Sangiran, Patiayam,
 Sambungmacan, Trinil, Kedungbrubus dan umur 150rb - 50rb BP untuk Homo
 erectus dari Ngandong (yg dikenal sebagai Homo erectus ngandongensis),
 baik berdasarkan Ar/Ar, Fission track maupun paleomagnetisme.
 von Koenigswald (vonK) menemukan rahang bawah (mandibula)dengan gigi dari
 Formasi Pucangan di Sangiran menyatakan sebagai
 Meganthropus/Pithecanthropus paleojavanicus yang lebih primitif dibanding
 Homo erectus, dan Almarhum Prof. Sartono yang menemukan separuh tengkorak
 manusia purba dari Fm. Pucangan di Sangiran juga mencermati ciri yang
 lebih robust/kekar dan lebih primitif dari Homo erectus, sampai akhir
 hayat beliau masih meyakini fosil tersebut mempunyai ciri sama dengan
 Meganthropus/Pithecanthropus paleojavanicus sama dengan yang dinyatakan
 oleh vonK, dan Prof. Sartono menyatakan kemungkinan sama dengan
 Australopithecus, sehingga beliau mengutarakan hipotesis bahwa ada dua
 sumber asal muasal manusia purba: dari Afrika dan dari Asia, yang juga
 sebenarnya diyakini oleh beberapa ahli dunia. Namun ternyata hipotesa dua
 sumber ini hingga saat kini belum mempunyai bukti yang kuat baik secara
 anatomis,paleoanthropologis maupun paleobiogeografis sehingga sampai
 sekarang ini yang masih dianut kuat banyak ahli adalah hanya satu sumber
 muasal, yaitu dari Afrika kemudian menyebar keseluruh permukaan bumi, yang
 dikenal dengan teori Out of Africa.
 Mas Dwi, mudah2an uraian saya dapat menjawab pertanyaan Anda.
 Wassalam,

 Yahdi Zaim,
 Lab. Paleontologi Manusia dan Vertebrata,
 Laboratorium Paleontologi,
 Prodi Teknik Geologi,
 FITB - ITB


 Wah, aku agak bingung, Homo Erectus(manusia berjalan tegak) kan tidak sama
 dengan Pithecanthrous Erectus (bangsa kera yang berjalan tegak) ?!
 Seingatku, rentang waktu hidupnya juga lain, Home Erectus kisaran
 7-10 thn yang lalu, Pithecantropus Erectus kayaknya lebih dari 1
 juta tahun .. mohon koreksinya .

 Saya kira, ini perlu segera ada klarifikasi dari yang jago fosil manusia
 purba, berita ini benar atau sekedar mencari popularitas  ..

 Salam
 - Original Message -
 From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id; Serba_KL Serba_KL [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, July 21, 2008 5:07 PM
 Subject: [iagi-net-l] Fwd: Wow, manusia purba asal Jawa ternyata pernah
 menjelajahi Eropa!


 Whaddduh ternyata TKI Indonesia sudah dimulai sejak jaman purba :)
 Sepertinya slogan jawa ngumpul ra ngumpul mangan ada di jaman dulu

 RDP
 
 Manusia Jawa Purba Diduga Pernah Jelajahi Eropa

 HANOVER, SENIN - Pecahan tulang tengkorak yang ditemukan di sebuah
 tambang Jerman ternyata berasal dari Manusia Jawa, manusia purba yang
 sebelumnya diyakini merupakan penduduk asli Asia. Dengan penemuan itu,
 memicu spekulasi bahwa manusia purba Asia pernah menjelajah Eropa.

 Alfred Czarnetzki, seorang profesor di Universitas Tuebingen,
 mengumumkan pekan lalu bahwa kerangka tersebut, yang ditemukan pada
 2002, usianya paling tidak 70.000 tahun dan begitu mirip Manusia
 Jawa sehingga boleh jadi merupakan kembarannya .

 Tulang tengkorak itu berasal dari spesies Homo erectus, sedangkan
 manusia modern dikenal sebagai Homo sapiens, yakni manusia yang sudah
 berbudaya.

 Manusia Jawa adalah nama yang diberikan kepada fosil yang ditemukan
 pada 1891 di Trinil, tepian Bengawan Solo. Fosil ini merupakan salah
 satu