Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat

2009-06-05 Terurut Topik ET Paripurno

ada yang punya lagunya? apa genjer-genjer ya? semalam di malaysia?

et

yanto R.Sumantri wrote:

   Awang dan Rekan rekan

Kalau soal peluru untuk
melawan Malaysia sih ada , dan  dijamin bahwa mereka akan malu se-
umur 2 untuk mengaku mereka sebagai bangsa Malay sia .

Apa
it ?

Nah , kita  dengar saja lagu kebangsaan mereka
Negaraku.
Itu persis sis denga  satu lagu (namanya
masih rahasia lho  hahahah) , lagu yang juga telah difilm -kan dengan
nama yang sama , kalau tidak salah oleh Perfini ? pada tahun 1950-an .
Saya dengar arsip-nya masih ada tersimpan d Indoensia .
Kalau itu
dipublikasikan , bagaimana yan , anggap saja sebagai torpedo pertama .
Mungkin suda TAKDDIR ya mereka suka sekali ngaku ngaku barang orang
heheheh,
Maaf akh , agak  childish , tetapi ini memang kenyataan

Kalau Reog Ponorog diaku sama mereka , si Abah jadi orang
Malaysia dong , wong kakek - ku orang Ponorogo ,
All I write down
only a joke  but ..also a fact .

Si Abah
  

Dalam kasus sengketa Ambalat, wajar kita


semakin emosi sebab tahun-tahun
  

belakangan ini negara serumpun


itu (Malaysia) seolah mengganggu kita
  

(Indonesia) dengan


berbagai pengakuan, mulai dari mengakui Reog Ponorogo,
  

rendang


Padang, batik sebagai milik mereka; mengakuisisi banyak lahan di
  
Sumatra dan Kalimantan untuk ditanami sawit dan CPO (crude palm

oil-nya)
  

diolah mereka lalu minyak sawitnya dijual ke Indonesia


dan dibeli rakyat
  

Indonesia dengan harga mahal (lihat ulasan


saya Tragis Rayuan Pulau
  

Kelapa); memborong


naskah-naskah kuno Melayu ke Riau daratan dan Riau
  

kepulauan


sampai ke Pulau Penyengat agar mereka layak disebut aslinya
  
Melayu; sampai kasus terakhir ala sinetron Manohara; dan kini Ambalat.
  

Kedaulatan dan hak berdaulat (secara hukum internasional


ini dua
  

terminologi berbeda) harus ditegakkan dan dibela tidak


saja dengan PELURU
  

tetapi juga dengan PENGETAHUAN. Maka,


sebaiknya kita harus siapkan dua hal
  

itu apabila kita kelak


berkonfrontasi dengan negara-negara tetangga soal
  

perbatasan.


PELURU penting untuk menggebrak musuh, PENGETAHUAN penting
  

untuk


berjaya dalam meja-meja perundingan.
  

Penyelesaian


sengketa perbatasan dengan PELURU tidak dianjurkan
  

sebagaimana


diatur dalam Piagam PBB Pasal 2 Ayat 3. Negara-negara
  
penandatangan UNCLOS 1982 (United Nations Convention on the Law of the
  

Sea) seperti Indonesia harus mematuhi ketentuan bahwa penyelesaian


suatu
  

sengketa mengenai penafsiran dan penerapan Konvensi


melalui jalan damai.
  

Bila ada sengketa, maka UNCLOS akan


menugaskan empat lembaga ini :
  

Mahkamah Internasional,


Pengadilan Internasional untuk Hukum Laut,
  

Arbitrasi Umum, atau


Arbitrasi Khusus. Maka, kita harus siap dengan
  

PENGETAHUAN kita


untuk duduk di perundingan2 tersebut.
  

Akan halnya


kekalahan Indonesia di Sipadan dan Ligitan (sebelah utara
  
Ambalat) adalah karena Indonesia tidak bisa menunjukkan bukti bahwa
  

Belanda (penjajah Indonesia) telah memiliki kedua pulau itu;


sementara
  

Malaysia bisa menunjukkan bukti bahwa Inggris


(penjajah Malaysia) memiliki
  

dan mengelola kedua pulau itu.


Dalam Hukum Internasional dikenal istilah
  

Uti Possidetis


Juris yang artinya negara baru akan memiliki wilayah atau
  
batas wilayah yang sama dengan bekas penjajahnya. Dalam sengketa
  
Sipadan-Ligitan, Indonesia dan Malaysia bersepakat istilah

warisan
  

penjajah itu berlaku untuk wilayah-wilayah


yang dikuasai sebelum tahun
  

1969. Jadi Mahkamah Internasional


memenangkan Malaysia saat itu bukan
  

karena Malaysia pada tahun


1990-an telah membangun resort di kedua pulau
  

itu; tetapi karena


Inggris sebelum tahun 1969 telah menununjukkan
  

penguasaan yang


efektif atas kedua pulau itu berupa pungutan pajak atas
  
pemungutan telur penyu, operasi mercu suar, dan
  

 aturan


perlindngan satwa.
  

Tentang sengketa Ambalat, yang


diributkan Indonesia dan Malaysia saat ini
  

dengan ketegangan,


adalah bukan sengketa pulau, tetapi sengketa sebuah
  

blok dasar


laut yang dikenal dengan landas kontinen yang disebut Landas
  
Kontinen Ambalat.
  

Indonesia telah mengeluarkan UU


terbaru tentang Wilayah Negara (UU RI
  

Nomor 43 Tahun 2008).


Dalam UU itu, yang mengacu kepada UNCLOS 1982, jelas
  

daitur soal


definisi dan penguasaan Landas Kontinen. Dan, dalam hal ini
  

para


ilmuwan geosains (geologi, geofisika, geodesi, oseanografi dan
  
sejenisnya akan besar peranannya dalam membangun PENGETAHUAN untuk

membela
  

hak berdaulat Indonesia atas Landas Kontinen Ambalat).


UU RI No. 43/2008
  

Bab I (Ketentuan Umum) Pasal 1 mendefinisikan


Landas Kontinen Indonesia
  

meliputi dasar laut dan tanah di


bawahnya dari area di bawah permukaan
  

laut yang terletak di 

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat

2009-06-05 Terurut Topik Awang Satyana

Opera Bangsawan atau melodi Terang Bulan ya 'Bah ? 

Memang Negaraku resmi jadi lagu nasional Malaysia pada 5 Agustus 1957, 
sementara itu lagu dengan melodi Negaraku sudah biasa dinyanyikan banyak orang 
di banyak tempat di luar Malaysia sejak 1940-an.

salam,
Awang

--- On Fri, 6/5/09, ET Paripurno paripu...@gmail.com wrote:

 From: ET Paripurno paripu...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, June 5, 2009, 12:59 PM
 ada yang punya lagunya? apa
 genjer-genjer ya? semalam di malaysia?
 
 et
 
 yanto R.Sumantri wrote:
     Awang dan Rekan rekan
  
  Kalau soal peluru untuk
  melawan Malaysia sih ada , dan  dijamin bahwa
 mereka akan malu se-
  umur 2 untuk mengaku mereka sebagai bangsa Malay sia
 .
  
  Apa
  it ?
  
  Nah , kita  dengar saja lagu kebangsaan mereka
  Negaraku.
  Itu persis sis denga  satu lagu (namanya
  masih rahasia lho  hahahah) , lagu yang juga
 telah difilm -kan dengan
  nama yang sama , kalau tidak salah oleh Perfini ? pada
 tahun 1950-an .
  Saya dengar arsip-nya masih ada tersimpan d Indoensia
 .
  Kalau itu
  dipublikasikan , bagaimana yan , anggap saja sebagai
 torpedo pertama .
  Mungkin suda TAKDDIR ya mereka suka sekali ngaku ngaku
 barang orang
  heheheh,
  Maaf akh , agak  childish , tetapi ini memang
 kenyataan
  
  Kalau Reog Ponorog diaku sama mereka , si Abah jadi
 orang
  Malaysia dong , wong kakek - ku orang Ponorogo ,
  All I write down
  only a joke  but
 ..also a fact .
  
  Si Abah
    
  Dalam kasus sengketa Ambalat, wajar kita
      
  semakin emosi sebab tahun-tahun
    
  belakangan ini negara serumpun
      
  itu (Malaysia) seolah mengganggu kita
    
  (Indonesia) dengan
      
  berbagai pengakuan, mulai dari mengakui Reog
 Ponorogo,
    
  rendang
      
  Padang, batik sebagai milik mereka; mengakuisisi
 banyak lahan di
    Sumatra dan Kalimantan untuk ditanami
 sawit dan CPO (crude palm
  oil-nya)
    
  diolah mereka lalu minyak sawitnya dijual ke
 Indonesia
      
  dan dibeli rakyat
    
  Indonesia dengan harga mahal (lihat ulasan
      
  saya Tragis Rayuan Pulau
    
  Kelapa); memborong
      
  naskah-naskah kuno Melayu ke Riau daratan dan Riau
    
  kepulauan
      
  sampai ke Pulau Penyengat agar mereka layak disebut
 aslinya
    Melayu; sampai kasus terakhir ala
 sinetron Manohara; dan kini Ambalat.
    
  Kedaulatan dan hak berdaulat (secara hukum
 internasional
      
  ini dua
    
  terminologi berbeda) harus ditegakkan dan dibela
 tidak
      
  saja dengan PELURU
    
  tetapi juga dengan PENGETAHUAN. Maka,
      
  sebaiknya kita harus siapkan dua hal
    
  itu apabila kita kelak
      
  berkonfrontasi dengan negara-negara tetangga soal
    
  perbatasan.
      
  PELURU penting untuk menggebrak musuh, PENGETAHUAN
 penting
    
  untuk
      
  berjaya dalam meja-meja perundingan.
    
  Penyelesaian
      
  sengketa perbatasan dengan PELURU tidak dianjurkan
    
  sebagaimana
      
  diatur dalam Piagam PBB Pasal 2 Ayat 3. Negara-negara
    penandatangan UNCLOS 1982 (United
 Nations Convention on the Law of the
    
  Sea) seperti Indonesia harus mematuhi ketentuan
 bahwa penyelesaian
      
  suatu
    
  sengketa mengenai penafsiran dan penerapan
 Konvensi
      
  melalui jalan damai.
    
  Bila ada sengketa, maka UNCLOS akan
      
  menugaskan empat lembaga ini :
    
  Mahkamah Internasional,
      
  Pengadilan Internasional untuk Hukum Laut,
    
  Arbitrasi Umum, atau
      
  Arbitrasi Khusus. Maka, kita harus siap dengan
    
  PENGETAHUAN kita
      
  untuk duduk di perundingan2 tersebut.
    
  Akan halnya
      
  kekalahan Indonesia di Sipadan dan Ligitan (sebelah
 utara
    Ambalat) adalah karena Indonesia
 tidak bisa menunjukkan bukti bahwa
    
  Belanda (penjajah Indonesia) telah memiliki kedua
 pulau itu;
      
  sementara
    
  Malaysia bisa menunjukkan bukti bahwa Inggris
      
  (penjajah Malaysia) memiliki
    
  dan mengelola kedua pulau itu.
      
  Dalam Hukum Internasional dikenal istilah
    
  Uti Possidetis
      
  Juris yang artinya negara baru akan memiliki wilayah
 atau
    batas wilayah yang sama dengan bekas
 penjajahnya. Dalam sengketa
    Sipadan-Ligitan, Indonesia dan
 Malaysia bersepakat istilah
  warisan
    
  penjajah itu berlaku untuk wilayah-wilayah
      
  yang dikuasai sebelum tahun
    
  1969. Jadi Mahkamah Internasional
      
  memenangkan Malaysia saat itu bukan
    
  karena Malaysia pada tahun
      
  1990-an telah membangun resort di kedua pulau
    
  itu; tetapi karena
      
  Inggris sebelum tahun 1969 telah menununjukkan
    
  penguasaan yang
      
  efektif atas kedua pulau itu berupa pungutan pajak
 atas
    pemungutan telur penyu, operasi mercu
 suar, dan
    
   aturan
      
  perlindngan satwa.
    
  Tentang sengketa Ambalat, yang
      
  diributkan Indonesia dan Malaysia saat ini
    
  dengan ketegangan,
      
  adalah bukan sengketa pulau, tetapi 

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat

2009-06-05 Terurut Topik basuki puspoputro
 
Ketika yangkung masih sekolah rakyat, SD zaman dulu,
 dari majalah Minggu Pagi Yangkung belajar laku kebangsaan M, waktu itu sbb:
 
negaraku tanah tumpahnya darahku
rakyat hidup bersatu dan maju
rahmat bahagia Tuhan karuniakan
dan seterusnya lupa
 
Lagunya diambil dari lagu Terang Bulan:
 
Terang bulan, terang bulan di kali
buaya hidup disangkanya mati dst dst
 
Selamat wik en
 
Yangkung


--- On Fri, 5/6/09, yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id wrote:


From: yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Friday, 5 June, 2009, 12:55 PM




   Awang dan Rekan rekan

Kalau soal peluru untuk
melawan Malaysia sih ada , dan  dijamin bahwa mereka akan malu se-
umur 2 untuk mengaku mereka sebagai bangsa Malay sia .

Apa
it ?

Nah , kita  dengar saja lagu kebangsaan mereka
Negaraku.
Itu persis sis denga  satu lagu (namanya
masih rahasia lho  hahahah) , lagu yang juga telah difilm -kan dengan
nama yang sama , kalau tidak salah oleh Perfini ? pada tahun 1950-an .
Saya dengar arsip-nya masih ada tersimpan d Indoensia .
Kalau itu
dipublikasikan , bagaimana yan , anggap saja sebagai torpedo pertama .
Mungkin suda TAKDDIR ya mereka suka sekali ngaku ngaku barang orang
heheheh,
Maaf akh , agak  childish , tetapi ini memang kenyataan

Kalau Reog Ponorog diaku sama mereka , si Abah jadi orang
Malaysia dong , wong kakek - ku orang Ponorogo ,
All I write down
only a joke  but ..also a fact .

Si Abah
 
 Dalam kasus sengketa Ambalat, wajar kita
semakin emosi sebab tahun-tahun
 belakangan ini negara serumpun
itu (Malaysia) seolah mengganggu kita
 (Indonesia) dengan
berbagai pengakuan, mulai dari mengakui Reog Ponorogo,
 rendang
Padang, batik sebagai milik mereka; mengakuisisi banyak lahan di

Sumatra dan Kalimantan untuk ditanami sawit dan CPO (crude palm
oil-nya)
 diolah mereka lalu minyak sawitnya dijual ke Indonesia
dan dibeli rakyat
 Indonesia dengan harga mahal (lihat ulasan
saya Tragis Rayuan Pulau
 Kelapa); memborong
naskah-naskah kuno Melayu ke Riau daratan dan Riau
 kepulauan
sampai ke Pulau Penyengat agar mereka layak disebut aslinya

Melayu; sampai kasus terakhir ala sinetron Manohara; dan kini Ambalat.
 
 Kedaulatan dan hak berdaulat (secara hukum internasional
ini dua
 terminologi berbeda) harus ditegakkan dan dibela tidak
saja dengan PELURU
 tetapi juga dengan PENGETAHUAN. Maka,
sebaiknya kita harus siapkan dua hal
 itu apabila kita kelak
berkonfrontasi dengan negara-negara tetangga soal
 perbatasan.
PELURU penting untuk menggebrak musuh, PENGETAHUAN penting
 untuk
berjaya dalam meja-meja perundingan.
 
 Penyelesaian
sengketa perbatasan dengan PELURU tidak dianjurkan
 sebagaimana
diatur dalam Piagam PBB Pasal 2 Ayat 3. Negara-negara

penandatangan UNCLOS 1982 (United Nations Convention on the Law of the
 Sea) seperti Indonesia harus mematuhi ketentuan bahwa penyelesaian
suatu
 sengketa mengenai penafsiran dan penerapan Konvensi
melalui jalan damai.
 Bila ada sengketa, maka UNCLOS akan
menugaskan empat lembaga ini :
 Mahkamah Internasional,
Pengadilan Internasional untuk Hukum Laut,
 Arbitrasi Umum, atau
Arbitrasi Khusus. Maka, kita harus siap dengan
 PENGETAHUAN kita
untuk duduk di perundingan2 tersebut.
 
 Akan halnya
kekalahan Indonesia di Sipadan dan Ligitan (sebelah utara

Ambalat) adalah karena Indonesia tidak bisa menunjukkan bukti bahwa
 Belanda (penjajah Indonesia) telah memiliki kedua pulau itu;
sementara
 Malaysia bisa menunjukkan bukti bahwa Inggris
(penjajah Malaysia) memiliki
 dan mengelola kedua pulau itu.
Dalam Hukum Internasional dikenal istilah
 Uti Possidetis
Juris yang artinya negara baru akan memiliki wilayah atau

batas wilayah yang sama dengan bekas penjajahnya. Dalam sengketa

Sipadan-Ligitan, Indonesia dan Malaysia bersepakat istilah
warisan
 penjajah itu berlaku untuk wilayah-wilayah
yang dikuasai sebelum tahun
 1969. Jadi Mahkamah Internasional
memenangkan Malaysia saat itu bukan
 karena Malaysia pada tahun
1990-an telah membangun resort di kedua pulau
 itu; tetapi karena
Inggris sebelum tahun 1969 telah menununjukkan
 penguasaan yang
efektif atas kedua pulau itu berupa pungutan pajak atas

pemungutan telur penyu, operasi mercu suar, dan
  aturan
perlindngan satwa.
 
 Tentang sengketa Ambalat, yang
diributkan Indonesia dan Malaysia saat ini
 dengan ketegangan,
adalah bukan sengketa pulau, tetapi sengketa sebuah
 blok dasar
laut yang dikenal dengan landas kontinen yang disebut Landas

Kontinen Ambalat.
 
 Indonesia telah mengeluarkan UU
terbaru tentang Wilayah Negara (UU RI
 Nomor 43 Tahun 2008).
Dalam UU itu, yang mengacu kepada UNCLOS 1982, jelas
 daitur soal
definisi dan penguasaan Landas Kontinen. Dan, dalam hal ini
 para
ilmuwan geosains (geologi, geofisika, geodesi, oseanografi dan

sejenisnya akan besar peranannya dalam membangun PENGETAHUAN untuk
membela
 hak berdaulat Indonesia atas Landas Kontinen Ambalat).
UU RI No. 43/2008
 Bab I (Ketentuan Umum) Pasal 1 

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat

2009-06-05 Terurut Topik Wayan Ismara Heru Young
Beritanya ada disini:
http://www.antara.co.id/view/?i=1191415278c=SBHs=

dan di wiki juga ada teks serta link untuk download file midi/mp3.
http://id.wikipedia.org/wiki/Negaraku


Salam,
Wayan Young




From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, June 5, 2009 2:17:29 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat


Opera Bangsawan atau melodi Terang Bulan ya 'Bah ? 

Memang Negaraku resmi jadi lagu nasional Malaysia pada 5 Agustus 1957, 
sementara itu lagu dengan melodi Negaraku sudah biasa dinyanyikan banyak orang 
di banyak tempat di luar Malaysia sejak 1940-an.

salam,
Awang

--- On Fri, 6/5/09, ET Paripurno paripu...@gmail.com wrote:

 From: ET Paripurno paripu...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, June 5, 2009, 12:59 PM
 ada yang punya lagunya? apa
 genjer-genjer ya? semalam di malaysia?
 
 et
 
 yanto R.Sumantri wrote:
     Awang dan Rekan rekan
  
  Kalau soal peluru untuk
  melawan Malaysia sih ada , dan  dijamin bahwa
 mereka akan malu se-
  umur 2 untuk mengaku mereka sebagai bangsa Malay sia
 .
  
  Apa
  it ?
  
  Nah , kita  dengar saja lagu kebangsaan mereka
  Negaraku.
  Itu persis sis denga  satu lagu (namanya
  masih rahasia lho  hahahah) , lagu yang juga
 telah difilm -kan dengan
  nama yang sama , kalau tidak salah oleh Perfini ? pada
 tahun 1950-an .
  Saya dengar arsip-nya masih ada tersimpan d Indoensia
 .
  Kalau itu
  dipublikasikan , bagaimana yan , anggap saja sebagai
 torpedo pertama .
  Mungkin suda TAKDDIR ya mereka suka sekali ngaku ngaku
 barang orang
  heheheh,
  Maaf akh , agak  childish , tetapi ini memang
 kenyataan
  
  Kalau Reog Ponorog diaku sama mereka , si Abah jadi
 orang
  Malaysia dong , wong kakek - ku orang Ponorogo ,
  All I write down
  only a joke  but
 ..also a fact .
  
  Si Abah
    
  Dalam kasus sengketa Ambalat, wajar kita
      
  semakin emosi sebab tahun-tahun
    
  belakangan ini negara serumpun
      
  itu (Malaysia) seolah mengganggu kita
    
  (Indonesia) dengan
      
  berbagai pengakuan, mulai dari mengakui Reog
 Ponorogo,
    
  rendang
      
  Padang, batik sebagai milik mereka; mengakuisisi
 banyak lahan di
    Sumatra dan Kalimantan untuk ditanami
 sawit dan CPO (crude palm
  oil-nya)
    
  diolah mereka lalu minyak sawitnya dijual ke
 Indonesia
      
  dan dibeli rakyat
    
  Indonesia dengan harga mahal (lihat ulasan
      
  saya Tragis Rayuan Pulau
    
  Kelapa); memborong
      
  naskah-naskah kuno Melayu ke Riau daratan dan Riau
    
  kepulauan
      
  sampai ke Pulau Penyengat agar mereka layak disebut
 aslinya
    Melayu; sampai kasus terakhir ala
 sinetron Manohara; dan kini Ambalat.
    
  Kedaulatan dan hak berdaulat (secara hukum
 internasional
      
  ini dua
    
  terminologi berbeda) harus ditegakkan dan dibela
 tidak
      
  saja dengan PELURU
    
  tetapi juga dengan PENGETAHUAN. Maka,
      
  sebaiknya kita harus siapkan dua hal
    
  itu apabila kita kelak
      
  berkonfrontasi dengan negara-negara tetangga soal
    
  perbatasan.
      
  PELURU penting untuk menggebrak musuh, PENGETAHUAN
 penting
    
  untuk
      
  berjaya dalam meja-meja perundingan.
    
  Penyelesaian
      
  sengketa perbatasan dengan PELURU tidak dianjurkan
    
  sebagaimana
      
  diatur dalam Piagam PBB Pasal 2 Ayat 3. Negara-negara
    penandatangan UNCLOS 1982 (United
 Nations Convention on the Law of the
    
  Sea) seperti Indonesia harus mematuhi ketentuan
 bahwa penyelesaian
      
  suatu
    
  sengketa mengenai penafsiran dan penerapan
 Konvensi
      
  melalui jalan damai.
    
  Bila ada sengketa, maka UNCLOS akan
      
  menugaskan empat lembaga ini :
    
  Mahkamah Internasional,
      
  Pengadilan Internasional untuk Hukum Laut,
    
  Arbitrasi Umum, atau
      
  Arbitrasi Khusus. Maka, kita harus siap dengan
    
  PENGETAHUAN kita
      
  untuk duduk di perundingan2 tersebut.
    
  Akan halnya
      
  kekalahan Indonesia di Sipadan dan Ligitan (sebelah
 utara
    Ambalat) adalah karena Indonesia
 tidak bisa menunjukkan bukti bahwa
    
  Belanda (penjajah Indonesia) telah memiliki kedua
 pulau itu;
      
  sementara
    
  Malaysia bisa menunjukkan bukti bahwa Inggris
      
  (penjajah Malaysia) memiliki
    
  dan mengelola kedua pulau itu.
      
  Dalam Hukum Internasional dikenal istilah
    
  Uti Possidetis
      
  Juris yang artinya negara baru akan memiliki wilayah
 atau
    batas wilayah yang sama dengan bekas
 penjajahnya. Dalam sengketa
    Sipadan-Ligitan, Indonesia dan
 Malaysia bersepakat istilah
  warisan
    
  penjajah itu berlaku untuk wilayah-wilayah
      
  yang dikuasai sebelum tahun
    
  1969. Jadi Mahkamah Internasional
      
  memenangkan Malaysia saat itu bukan
    
  karena Malaysia pada tahun
      
  1990-an telah membangun resort di kedua pulau
    
  itu; tetapi karena
      
  

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat-Kris

2009-06-05 Terurut Topik rumlan dwiyatno

Sedikit menambahkan dan supaya menjadikan perhatian, bila kita perhatikan, 
maskapai penerbangan singapura, Singapore Airline, banyak sekali menggunakan 
term Kris pada program dan advertisementya, misalnya Kris Silver, Kris 
Flyers, Kris Shop dll, dan saya pernah baca di salah satu majalahnya 
diterangkan bahwa Kris is Malay Traditional Weapon (gitulah kira2, kalimat 
persisnya mungkin bisa dilihat di majalah Singapore Airline).

Dalam benak saya, tentunya yang dimaksud Kris adalah Keris dalam bahasa 
Indonesia, lantas kenapa dikatakan sebagai Malay Traditional Weapon? apakah 
Kris ini juga sudah di klaim sebagai originated di Malaysia ? Atau yang 
dimaksud Malay adalah Melayu ? 

Kita semua tahu, pembuat keris disebut empu ... kita mempunya banyak sekali 
empu sejak jaman majapahit , empu supo-empu baradah- dan empu yang lain2, dan 
tidak pernah sekalipun pernah kudengan empu encik siapa gitu ...
Lantas how come Singapore Airline come to conclusion bahwa Kris is Malay 
traditional Weapon? kok bukan Indonesian Traditional Weapon?

Merupakan fakta juga bahwa di Indonesia dijumpai banyak sekali keris2 yang 
terkenal seperti Nagasasra, Sabuk INten, Sengkelat, Crubuk, Setan 
Kober dsb  apakah di Malaysia juga ada keris2 terkenal? apakah mereka 
berani kerisnya diadu melawan kerisnya Indonesia? ... he ... he .

Bukanya lebih tepat kalau dibilang bahwa Kris is an Indonesian Traditional 
Weapon daripada Kris is a Malay traditional weapon?

Kayaknya cukup banyak yang harus kita bicarakan dengan tetangga serumpun ini, 
tentunya, seperti kata pak Awang, siapapun yang akan duduk bersama dengan 
mereka harus dibekali dengan Pengetahuan dan Data2 yang akurat ...
Semoga semuanya bisa diselesaikan  dengan baik dan harkat dan martabat bangsa 
tetap terjaga.

Salam

Dwiyatno


  


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat-Kris

2009-06-05 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
coba liat umno flag ... anda mungkin kaget
http://www.google.com/search?q=umno+flagsourceid=ie7rls=com.microsoft:en-USie=utf8oe=utf8

RDP

2009/6/5 rumlan dwiyatno dwisant...@yahoo.com:

 Sedikit menambahkan dan supaya menjadikan perhatian, bila kita perhatikan, 
 maskapai penerbangan singapura, Singapore Airline, banyak sekali menggunakan 
 term Kris pada program dan advertisementya, misalnya Kris Silver, Kris 
 Flyers, Kris Shop dll, dan saya pernah baca di salah satu majalahnya 
 diterangkan bahwa Kris is Malay Traditional Weapon (gitulah kira2, kalimat 
 persisnya mungkin bisa dilihat di majalah Singapore Airline).

 Dalam benak saya, tentunya yang dimaksud Kris adalah Keris dalam bahasa 
 Indonesia, lantas kenapa dikatakan sebagai Malay Traditional Weapon? apakah 
 Kris ini juga sudah di klaim sebagai originated di Malaysia ? Atau yang 
 dimaksud Malay adalah Melayu ?

 Kita semua tahu, pembuat keris disebut empu ... kita mempunya banyak sekali 
 empu sejak jaman majapahit , empu supo-empu baradah- dan empu yang lain2, dan 
 tidak pernah sekalipun pernah kudengan empu encik siapa gitu ...
 Lantas how come Singapore Airline come to conclusion bahwa Kris is Malay 
 traditional Weapon? kok bukan Indonesian Traditional Weapon?

 Merupakan fakta juga bahwa di Indonesia dijumpai banyak sekali keris2 yang 
 terkenal seperti Nagasasra, Sabuk INten, Sengkelat, Crubuk, Setan 
 Kober dsb  apakah di Malaysia juga ada keris2 terkenal? apakah mereka 
 berani kerisnya diadu melawan kerisnya Indonesia? ... he ... he .

 Bukanya lebih tepat kalau dibilang bahwa Kris is an Indonesian Traditional 
 Weapon daripada Kris is a Malay traditional weapon?

 Kayaknya cukup banyak yang harus kita bicarakan dengan tetangga serumpun ini, 
 tentunya, seperti kata pak Awang, siapapun yang akan duduk bersama dengan 
 mereka harus dibekali dengan Pengetahuan dan Data2 yang akurat ...
 Semoga semuanya bisa diselesaikan  dengan baik dan harkat dan martabat bangsa 
 tetap terjaga.

 Salam

 Dwiyatno




 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...
 
 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
 yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
 13-14 Oktober 2009
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted 
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall 
 IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct 
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss 
 of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any 
 information posted on IAGI mailing list.
 -





-- 
http://rovicky.wordpress.com/2009/05/30/seamount-si-gunung-raksasa-dibawah-laut-1-proses-terbentuknya/


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event 

Re: [iagi-net-l] PAK MAHMUD: KEPALA SEKOLAH MERANGKAP PEMULUNG

2009-06-05 Terurut Topik miko

Yth Abah Yanto,

Punten Abah, sesuai dengan arahan Pak Sekjen, posting tentang topik ini 
seharusnya dikirim ke o...@iagi.or.id


Wassalam,
Mang Okim
Sujatmiko
e-mail : m...@gemafia.co.id or m...@cbn.net.id
www.gemafia.co.id

- Original Message - 
From: yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, June 05, 2009 12:26 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] PAK MAHMUD: KEPALA SEKOLAH MERANGKAP PEMULUNG







Ma Miko dan Riyadi


Oh ada acara seperti itu
tokh , saya memang tidak sempat lihat detail karena dari awal rasanya kok
ndak sreg ya.
Ya , itulah dunia , mungkin  ada
balasan ya (wah saya kejam nih ) , karena saya dengar dari beberapa
penonton setia infotainment bang Helmy lagi diselingkuhin sama isterinya .
Kasihan juga ya 
Bukan mupuas ini mah RI.

Si Abah

_

Pak Miko yang budiman,

Bapak tidak perlu 'kesal'

dengan Pak Mahmud, karena beliau adalah

entertainment object . .

. jadi siapapun mereka pasti akan melakukan hal

yang relatif

sama.


Pak Miko . . . namanya juga GAMES - permainan,

yang dikemas sedemikian

rupa.
Baik miskin maupun kaya,

. . . kalau sudah 'bermain' mereka tidak bisa

dilihat dari

'ketamakan', tetapi lebih menggunakan 'competitive strategy'



.

Tidak jauh dengan permainan anak-anak atau orang tua pada

acara

17-agustusan
. . .



Sayangnya . . . versi Helmy Yahya; selalu mengemas permainan dengan

melibatkan orang-orang miskin -nelongso. Di satu sisi emosi pemirsa

dibawa

hanyut untuk melihat kemiskinan/perjuangan (sebagai

background), namun

diakhiri dengan 'permainan' yang bersifat

'survival' dan 'kegelian' bagi

pemirsa khas gaya entertainment

produk Helmy Yahya.


*Jadi saya mah . . . sudah

antipati kalau entertainment produk Helmy

Yahya
dan

kebanyakan jenis entertainment tv swasta teh akan bahaya kalau



ditonton

cucu-cucu dan anak-anak termasuk oleh saya pak . . .

suka memicu adrenalin

teu puguh*



Salam ti penggemar Gamestone, (bukan Games diatas?!)

Slamet

Riyadi



2009/5/19 miko

m...@cbn.net.id



 *Rekan-rekan  yang

budiman,*


Acara *Duit Kaget* yang ditayangkan

oleh RCTI  pada hari Minggu  17 Mei

2009 pukul 14.00-15.00

tentang kisah *Pak Mahmud*  yang selain menjabat

sebagai

*Kepala Sekolah Yayasan Pendidikan Islam  Sannatul  Husna* ,



juga sebagai *pemulung di TPS* dekat rumahnya di kawasan Cengkareng ,

Tanggerang , pada awalnya menimbulkan rasa simpati dan  rasa

haru yang

sangat mendalam. Sayang sekali bahwa  menjelang

akhir kisah , rasa

haru  tersebut berubah menjadi  rasa

antipati karena  yang

dipertontonkan
bukanlah

suatu  ketulusan hati melainkan  sifat  ria dan kesombongan



yang

sangat menyebalkan .



Bukanlah rahasia umum di negeri gemah ripah loh jinawi , toto tentrem

karto
raharjo ini , bahwa jabatan sebagai Kepala

Sekolah tidak menjamin  suatu

penghasilan yang mencukupi

untuk mengatasi biaya hidup sehari-hari.

Demikian
jugalah dengan Pak Mahmud yang Kepala Sekolah YPI Sannatul

Husna di

Cengkareng. Hidupnya jauh dari kemewahan ,

rumahnyapun sangat sederhana

bahkan tidak layak untuk

seorang pemangku jabatan terhormat sebagai

Kepala
Sekolah.  Keteguhan imannya untuk tidak melakukan hal-hal yang

haram dan

di
luar kemampuannya memaksa Pak

Mahmud menekan rasa malu dan harga dirinya

 ,


sehingga sepulangnya dari pekerjaan di sekolah, tanpa ragu  melakukan

kegiatan sebagai pemulung . Hal ini dipicu juga oleh

kebutuhan

pengobatan
isterinya yang menderita

kanker dan telah 3 bulan tidak dicek ke dokter

karena tidak

adanya biaya.


Kegiatan Pak Mahmud sebagai

pemulung di Tempat Pembuangan Sampah di

kawasan
Cengkareng ditayangkan dengan sangat baik  oleh kameraman RCTI

dan

reporternya , seorang perempuan remaja yang rupanya elok

menawan. Dengan

 narasinya yang menghanyutkan, para pemirsa

dibuat tak kuasa

menyembunyikan
rasa haru dan

linangan air matanya. Dialog reporter cantik tersebut



dengan

isteri Pak Mahmud yang terbaring tidak berdaya di

kasurnya yang terletak

di
atas lantai, melipat

gandakan rasa haru tersebut.


*Rekan-rekan

Rotarian yang budiman,*

**
Ketika selebritis

*Pak Helmy Yahya* dengan seragam feodalnya muncul di



tayangan sambil  menyerahkan Duit Kaget sebesar *Rp 11.000.000*,- yang

disambut dengan isak tangis  Pak Mahmud dan isteri serta

seorang

puterinya,
di situlah klimak rasa haru

dari para pemirsa. Sungguh sangat

disayangkan


bahwa uang sebesar itu bukannya diinstruksikan untuk pengobatan Ibu

Mahmud ,
melainkan untuk membeli beragam barang

antara lain emas 25 gram ,

kulkas,
kipas

angin, beras 2 karung, dan lain-lain, dan hanya menyisakan uang

tunai
Rp 150.000,-, maka di situlah letak

anti-klimaknya. Hal ini diperparah

dengan ketentuan bahwa

pembelajaan barang-barang tersebut harus

dituntaskan dalam

waktu 30 menit saja dengan ancaman pinalti hangus

untuk
uang yang tersisa.

Perburuan

barang-barang dengan total nilai Rp 

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat-Kris

2009-06-05 Terurut Topik budi santoso
Sekedar curhat saja bapak, ibu, saudara, saudari:

lagu-lagu daerah, kesenian daerah dan semua hal yang berbau tradisional baik 
secara sadar dan tidak, telah dan sedang 'kami' singkirkan dari kehidupan 
'kami' sehari-hari . . . baru ketika pihak lain mengklaim . . 'kami' ribut, 
'kami' merasa diremehkan, ditelikung dst . . . jangan-janagn atau mungkin si 
reog, si lagu rasa sayange, si keris akan merasa lebih merasa nyaman jika 
berada di wilayah kepemilikan mereka, karena akan dirawat dan dipelihara, 
ditempatkan pada tempat yang terhormat dst  oleh mereka . . . meskipun dengan 
argumen apapun tindakan mereka mengklaim yang bukan miliknya tak bisa diterima 
. . tapi pertanyaannya adalah: jika, katakanlah kita berhasil mendapatkan 
kembali klaim atas semua itu, LANTAS (pinjam bahasanya pak Amin Rais) apa 
tindakan kita selanjutnya?? menunggu sampai diklaim pihak lain baru kita 
curahkan perhatian dan energi kita untuk mempertahankannya atau secara sadar 
kita mulai mengiventarisasi, memelihara
 dan menjaganya . . . tantangannya adalah dengan cara apa? siapkah kita mulai 
menggunakan, mengaplikasikan simbol-simbol kebinekaan tersebut dalam kehidupan 
sehari-hari tanpa takut terjerumus dalam label 'primordial'? dst nya . . .

Satu lagi: kalau tidak salah beberapa waktu yang lalu kita (Indonesia) menerima 
semacam pengukuhan dari badan dunia (lupa namanya) tentang  keris adalah 
warisan budaya Indonesia , kalau tidak salah diliput oleh republika beberapa 
hari/minggu yang lalu . . . .  

STJ





From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
To: iagi-...@iagi.or.idmestinya 
Sent: Friday, June 5, 2009 10:15:26 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat-Kris

coba liat umno flag ... anda mungkin kaget
http://www.google.com/search?q=umno+flagsourceid=ie7rls=com.microsoft:en-USie=utf8oe=utf8

RDP

2009/6/5 rumlan dwiyatno dwisant...@yahoo.com:

 Sedikit menambahkan dan supaya menjadikan perhatian, bila kita perhatikan, 
 maskapai penerbangan singapura, Singapore Airline, banyak sekali menggunakan 
 term Kris pada program dan advertisementya, misalnya Kris Silver, Kris 
 Flyers, Kris Shop dll, dan saya pernah baca di salah satu majalahnya 
 diterangkan bahwa Kris is Malay Traditional Weapon (gitulah kira2, kalimat 
 persisnya mungkin bisa dilihat di majalah Singapore Airline).

 Dalam benak saya, tentunya yang dimaksud Kris adalah Keris dalam bahasa 
 Indonesia, lantas kenapa dikatakan sebagai Malay Traditional Weapon? apakah 
 Kris ini juga sudah di klaim sebagai originated di Malaysia ? Atau yang 
 dimaksud Malay adalah Melayu ?

 Kita semua tahu, pembuat keris disebut empu ... kita mempunya banyak sekali 
 empu sejak jaman majapahit , empu supo-empu baradah- dan empu yang lain2, dan 
 tidak pernah sekalipun pernah kudengan empu encik siapa gitu ...
 Lantas how come Singapore Airline come to conclusion bahwa Kris is Malay 
 traditional Weapon? kok bukan Indonesian Traditional Weapon?

 Merupakan fakta juga bahwa di Indonesia dijumpai banyak sekali keris2 yang 
 terkenal seperti Nagasasra, Sabuk INten, Sengkelat, Crubuk, Setan 
 Kober dsb  apakah di Malaysia juga ada keris2 terkenal? apakah mereka 
 berani kerisnya diadu melawan kerisnya Indonesia? ... he ... he .

 Bukanya lebih tepat kalau dibilang bahwa Kris is an Indonesian Traditional 
 Weapon daripada Kris is a Malay traditional weapon?

 Kayaknya cukup banyak yang harus kita bicarakan dengan tetangga serumpun ini, 
 tentunya, seperti kata pak Awang, siapapun yang akan duduk bersama dengan 
 mereka harus dibekali dengan Pengetahuan dan Data2 yang akurat ...
 Semoga semuanya bisa diselesaikan  dengan baik dan harkat dan martabat bangsa 
 tetap terjaga.

 Salam

 Dwiyatno




 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...
 
 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
 yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
 13-14 Oktober 2009
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted 
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or 

[iagi-net-l] Re: GEOLOGIAWAN INDONESIA BERBAGI PENGALAMAN

2009-06-05 Terurut Topik miko

Yth Pak Rovicky,

Sangat menarik memoir tentang Prof Soeroso. Kisah Prof Katili yang tertuang 
di Autobiography Almarhum barangkali ada yang bisa menyortinya untuk 
disesuaikan  dengan standard yang telah digariskan oleh panitia ( cd berisi 
text dan foto-foto Almarhum insyaallah bisa diminta ke Ibu Katili atau 
puteri Almarhum ). Kita masih punya pendiri IAGI yaitu Pak Sigit dan Pak 
Johannas yang kiranya perlu diapproach oleh Panitia / IAGI ( jemput bola ), 
demikian juga para Seniors lainnya dari beberapa Perguruan Tinggi. Format 
yang telah dicontohkan oleh Pak Herman sangat bagus untuk dipakai sebagai 
acuan ( sekedar saran lho ya ).


Wassalam,
Miko
Sujatmiko
e-mail : m...@gemafia.co.id or m...@cbn.net.id
www.gemafia.co.id

- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

To: herman.dar...@shell.com
Cc: m...@cbn.net.id; iagi-net@iagi.or.id; awangsaty...@yahoo.com; 
mohammadsyai...@gmail.com; wa...@idola.net.id; 
luki.witoe...@gmail.com; atik.sua...@awe.co.id; 
mustiadji_o...@yahoo.com

Sent: Friday, June 05, 2009 4:52 PM
Subject: Re: GEOLOGIAWAN INDONESIA BERBAGI PENGALAMAN


Bukan bebagi pengalaman tetapi berbagi tulisan tokoh Geologi Prof
Soeroso yang mendirikan Geologi UGM

Salam

RDP

2009/6/5  herman.dar...@shell.com:

Pak Benny Wahyu,

Atas nama panitia penulisan buku Geologiwan Indonesia Berbagi Pengalaman
saya mengucapkan terima kasih untuk sumbangannya yang berupa tulisan. Saya
percaya Bolo Teis yang diberikan oleh pak Sujatmiko akan memberikan kesan
tersendiri untuk pak Benny mengenai IAGI.

Salam,

Herman Darman

-Original Message-
From: miko [mailto:m...@cbn.net.id]
Sent: Friday, June 05, 2009 11:39 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Awang Satyana; Rovicky Dwi Putrohari; Darman, Herman SIEP-EPX-C-C;
mohammad syaiful; Benny Wahyu; Luki Witoelar; atik suardy; Okeu Mustiadji
Subject: GEOLOGIAWAN INDONESIA BERBAGI PENGALAMAN

Rekan-rekan IAGI yang budiman,

Sehubungan dengan posting mang Okim tentang rencana Penulisan Buku / Blog 


Geologiawan Indonesia Berbagi Pengalaman  dimana mang Okim menjanjikan
untuk menyiapkan hadiah khusus berupa Country / Bolo Ties untuk 5 pengirim
pertama, maka dengan gembira mang Okim kabarkan bahwa setelah Pak
Wikarno, menyusul Pak Beni Wahyu yang telah mengirim kisahnya berupa hard
copy dan CD serta beberapa artikel menarik lainnya. Dengan demikian maka
sisa hadiah tinggal 3 yang semoga dapat secepatnya habis laris

Walaupun demikian, mengingat bahwa Penulisan Buku / Blog  Geologiawan
Indonesia Berbagi Pengalaman  ini berlaku untuk seluruh Ahli Geologi (
tidak hanya para Alumnus ITB ), maka mang Okim menghimbau agar rekan-rekan
non ITB dapat segera mengirimkan tulisan / kisahnya ke Panitia yaitu Pak
Awang, Pak Rovicky, Pak Syaiful, atau Pak Herman Darman ( Editor ) . Perlu
kiranya mang Okim tambahkan bahwa untuk Penulis non ITB, mang Okim akan
siapkan tambahan Bolo Ties batumulia sebanyak 5 buah . Hadiah-hadiah
tersebut insyaallah akan diserahkan pada saat yang tepat, bersamaan dengan
event IAGI tertentu ( punten Pak Sekjen, semoga dapat dicatat ).

Seperti telah diinformasikan oleh Panitia , buku  Geologiawan Indonesia
Berbagi Pengalaman  tersebut berisi antara lain : Riwayat singkat,
Pengalaman berharga, Pengalaman yang kurang menyenangkan, Cerita lucu,
Saran-saran , dan lain-lain ( disertai potret diri atau potret bersama
isteri / keluarga atau potret-potret lapangan yang mengesankan ). Tulisan
tersebut dapat dikirimkan via email atau lewat Post / Titipan Kilat ke
Kantor Pusat IAGI di Jakarta. Seandainya dianggap lebih mudah, mang Okim
bersedia menerima tulisan rekan-rekan untuk diteruskan ke Panitia ( d/a
Pusat Promosi Batumulia Indonesia, Jln. Pajajaran 145 Bandung 40173, Tel /
Fax 022-6038712 / HP 08122010582.

Sekian dari mang Okim, kirimannya ditunggu yaa. Terima kasih sebelumnya,

Wassalam,
Mang Okim
Sujatmiko
e-mail : m...@gemafia.co.id or m...@cbn.net.id
www.gemafia.co.id
- Original Message -
From: miko
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Okeu Mustiadji ; Awang Satyana ; Rovicky Dwi Putrohari ;
herman.dar...@shell.com ; Syaiful ; Benny Wahyu
Sent: Tuesday, May 26, 2009 10:25 AM
Subject: Fw: Wikarno_IAGI
Yth Pak Herman dan rekan-rekan IAGI - Alumnus Geologi ITB Pra-1966,

Beberapa waktu yang lalu , seusai pelaksanaan Reuni Alumni Geologi ITB Pra
1966 di Pak Beni Wahyu ( Bandung, 28 Maret 2009 ), mang Okim mengirim
laporan dan foto reuni dengan lampiran formulir isian tentang  
Geologiawan

Indonesia Berbagi Pengalaman . Lebih dari 100 Alumnus yang dikirimi
formulir tersebut dan beberapa di antaranya telah menjanjikan akan
secepatnya mengisi dan mengirimkan kembali ke Mang Okim ( lewat pesan 
sms ).


Setelah mang Okim tunggu hampir 2 bulan, baru pagi inilah mang Okim 
menerima

email dari Pak Wikarno yang menceritakan dengan lengkap tentang pengalaman
beliau sebagai seorang Ahli Geologi ( Riwayat singkat, Pengalaman 
berharga,

Pengalaman yang kurang menyenangkan, Cerita lucu, Saran-saran , dan
lain-lain - - - lihat 

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat-Kris

2009-06-05 Terurut Topik rumlan dwiyatno

Trimakasih pak, dan kalau berita pengakuan badan dunia bahwa keris adalah 
warisan budaya Indonesia tsb betul, then Singapore Airline musti merubah 
keteranganya soal kris ini ... dan selanjutnya, karena untuk tujuan komersial, 
bukanya indonesia berhak untuk minta royalti ke singapura atas  penggunaan 
istilah kris dengan tujuan komersial ini ? 

salam
Bukanya kita bangsa yang resek, kita hanya menuntut hak kepemilikan kita yang 
terampas.



--- On Fri, 6/5/09, budi santoso stjbudisant...@yahoo.com wrote:

 From: budi santoso stjbudisant...@yahoo.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat-Kris
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, June 5, 2009, 3:45 AM
 Sekedar curhat saja bapak, ibu,
 saudara, saudari:
 
 lagu-lagu daerah, kesenian daerah dan semua hal yang berbau
 tradisional baik secara sadar dan tidak, telah dan
 sedang 'kami' singkirkan dari kehidupan 'kami' sehari-hari
 . . . baru ketika pihak lain mengklaim . . 'kami' ribut,
 'kami' merasa diremehkan, ditelikung dst . . . jangan-janagn
 atau mungkin si reog, si lagu rasa sayange, si keris akan
 merasa lebih merasa nyaman jika berada di wilayah
 kepemilikan mereka, karena akan dirawat dan dipelihara,
 ditempatkan pada tempat yang terhormat dst  oleh mereka . .
 . meskipun dengan argumen apapun tindakan mereka mengklaim
 yang bukan miliknya tak bisa diterima . . tapi pertanyaannya
 adalah: jika, katakanlah kita berhasil mendapatkan kembali
 klaim atas semua itu, LANTAS (pinjam bahasanya pak Amin
 Rais) apa tindakan kita selanjutnya?? menunggu sampai
 diklaim pihak lain baru kita curahkan perhatian dan energi
 kita untuk mempertahankannya atau secara sadar kita mulai
 mengiventarisasi, memelihara
  dan menjaganya . . . tantangannya adalah dengan cara apa?
 siapkah kita mulai menggunakan, mengaplikasikan
 simbol-simbol kebinekaan tersebut dalam kehidupan
 sehari-hari tanpa takut terjerumus dalam label
 'primordial'? dst nya . . .
 
 Satu lagi: kalau tidak salah beberapa waktu yang lalu kita
 (Indonesia) menerima semacam pengukuhan dari badan dunia
 (lupa namanya) tentang  keris adalah warisan budaya
 Indonesia , kalau tidak salah diliput oleh republika
 beberapa hari/minggu yang lalu . . . .  
 
 STJ
 
 
 
 
 
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 To: iagi-...@iagi.or.idmestinya
 
 Sent: Friday, June 5, 2009 10:15:26 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat-Kris
 
 coba liat umno flag ... anda mungkin kaget
 http://www.google.com/search?q=umno+flagsourceid=ie7rls=com.microsoft:en-USie=utf8oe=utf8
 
 RDP
 
 2009/6/5 rumlan dwiyatno dwisant...@yahoo.com:
 
  Sedikit menambahkan dan supaya menjadikan perhatian,
 bila kita perhatikan, maskapai penerbangan singapura,
 Singapore Airline, banyak sekali menggunakan term Kris
 pada program dan advertisementya, misalnya Kris Silver,
 Kris Flyers, Kris Shop dll, dan saya pernah baca di
 salah satu majalahnya diterangkan bahwa Kris is Malay
 Traditional Weapon (gitulah kira2, kalimat persisnya
 mungkin bisa dilihat di majalah Singapore Airline).
 
  Dalam benak saya, tentunya yang dimaksud Kris adalah
 Keris dalam bahasa Indonesia, lantas kenapa dikatakan
 sebagai Malay Traditional Weapon? apakah Kris ini juga
 sudah di klaim sebagai originated di Malaysia ? Atau yang
 dimaksud Malay adalah Melayu ?
 
  Kita semua tahu, pembuat keris disebut empu ... kita
 mempunya banyak sekali empu sejak jaman majapahit , empu
 supo-empu baradah- dan empu yang lain2, dan tidak pernah
 sekalipun pernah kudengan empu encik siapa gitu ...
  Lantas how come Singapore Airline come to conclusion
 bahwa Kris is Malay traditional Weapon? kok bukan
 Indonesian Traditional Weapon?
 
  Merupakan fakta juga bahwa di Indonesia dijumpai
 banyak sekali keris2 yang terkenal seperti Nagasasra,
 Sabuk INten, Sengkelat, Crubuk, Setan Kober dsb 
 apakah di Malaysia juga ada keris2 terkenal? apakah mereka
 berani kerisnya diadu melawan kerisnya Indonesia? ... he ...
 he .
 
  Bukanya lebih tepat kalau dibilang bahwa Kris is an
 Indonesian Traditional Weapon daripada Kris is a Malay
 traditional weapon?
 
  Kayaknya cukup banyak yang harus kita bicarakan dengan
 tetangga serumpun ini, tentunya, seperti kata pak Awang,
 siapapun yang akan duduk bersama dengan mereka harus
 dibekali dengan Pengetahuan dan Data2 yang akurat ...
  Semoga semuanya bisa diselesaikan  dengan baik dan
 harkat dan martabat bangsa tetap terjaga.
 
  Salam
 
  Dwiyatno
 
 
 
 
 
 
  PP-IAGI 2008-2011:
  ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
  sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
  * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak
 biro...
 
 
  ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
  yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
  13-14 Oktober 2009
 
 

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat-Kris

2009-06-05 Terurut Topik budi santoso
Dear All

Maaf, saya telah salah kutip:

yang benar adalah 'keris indonesia jadi warisan dunia'. Terlampir adalah 
cuplikan artikelnya. 

he he he maaf mas Dwi, justru menurut saya: justru kita kurang 'resek' dalam 
mengurusi sengketa-sengketa seperti ini . .  . . . hanya kadang kita sering tak 
peduli atau lupa terhadap 'properti/milik'  kita, bahkan tak merasa perlu 
menjaganya sampai pada suatu saat orang lain mengklaimnya . . . .

salam
STJ
Keris Indonesia Jadi Warisan Dunia
By Republika Newsroom
Minggu, 10 Mei 2009 pukul 21:58:00 
Font Size A A A 
 EMAIL 
 PRINT 
Facebook 
 
MAAKJESTART.NL 
DENPASAR -- Organisasi bidang pendidikan dan kebudayaan atau UNESCO Badan 
Perserikatan Bangsa, mengukuhkan keris Indonesia sebagai karya agung warisan 
kebudayaan milik seluruh bangsa di dunia.Dunia kini telah mengakui keberadaan 
keris Indonesia, sekaligus mendapat penghargaan dunia internasional dan hal itu 
mendorong kami untuk mengoleksi ratusan keris pusaka, kata Pendiri sekaligus 
pengelola Museum Neka di Perkampungan seniman Ubud, Gianyar, Pande Wayan Suteja 
Neka, Minggu.

Ia mengatakan, sejumlah negara, seperti Singapura, Brunei Darussalam dan 
Filipina telah berjuang keras, namun hingga kini belum berhasil mengukuhkan 
kerisnya untuk mendapat pengakuan dari dunia internasional.Keris Indonesia, 
termasuk Bali mendapat pengakuan sebagai karya agung warisan dunia dan hal itu 
mendorong untuk menjadikan keris sebagai tambahan koleksi museum yang telah 
dirintisnya sejak 27 tahun silam.

Hingga kini museum itu berhasil menambah koleksi berupa 272 keris, disamping 
312 koleksi lukisan dan patung. Tambahan 272 keris tersebut merupakan hasil 
seleksi secara ketat yang dilakukan pakar dan pejuang keris Indonesia, Ir. 
Haryono Haryoguritno dan Sukoyo Hadi Nagoro (Mpu dan Pakar keris) dari ratusan 
keris yang dikumpulkannya sejak 40 tahun silam.

Suteja Neka menjelaskan, keris merupakan senjata tradisional yang sangat 
berperan dalam kehidupan manusia pada zaman dahulu hingga sekarang. 

Kebiasaan memanfaatkan senjata keris sebagai senjata, benda berwasiat dan 
kelengkapan upacara keagamaan telah membudaya dalam kehidupan masyarakat 
Indonesia, khususnya umat Hindu di Bali.Keris yang dijadikan koleksi museum 
karena unsur keindahan dan seni, bukan karena berwasiat, ujar Suteja Neka.

Ia merupakan salah seorang pewaris pembuat peralatan perang, khususnya keris 
bertuah, bahkan leluhurnya Pande Pan Nedeng adalah Mpu Keris dari Kerajaan 
Peliatan-Ubud semasa Raja Peliatan ke-3, Ida Dewa Agung Djelantik yang 
menduduki tahta pada abad 19 (1823-1845). Pande Wayan Neka (1917-1980), ayah 
Pande Wayan Suteja Neka dikenal sebagai seniman patung dengan karya-karya yang 
unik dan bermutu, antara lain patung garuda yang dibuat setinggi tiga meter 
untuk New York World Fair, Amerika (1964).

Lewat Museum Neka yang dirintis 27 tahun silam diharapkan mampu melestarikan 
dan mengembangkan keris sebagai karya agung yang keberadaannya kini telah 
diakui dunia, harap suteja Neka. ant/kpo




From: rumlan dwiyatno dwisant...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, June 5, 2009 12:53:05 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat-Kris


Trimakasih pak, dan kalau berita pengakuan badan dunia bahwa keris adalah 
warisan budaya Indonesia tsb betul, then Singapore Airline musti merubah 
keteranganya soal kris ini ... dan selanjutnya, karena untuk tujuan komersial, 
bukanya indonesia berhak untuk minta royalti ke singapura atas  penggunaan 
istilah kris dengan tujuan komersial ini ? 

salam
Bukanya kita bangsa yang resek, kita hanya menuntut hak kepemilikan kita yang 
terampas.



--- On Fri, 6/5/09, budi santoso stjbudisant...@yahoo.com wrote:

 From: budi santoso stjbudisant...@yahoo.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat-Kris
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, June 5, 2009, 3:45 AM
 Sekedar curhat saja bapak, ibu,
 saudara, saudari:
 
 lagu-lagu daerah, kesenian daerah dan semua hal yang berbau
 tradisional baik secara sadar dan tidak, telah dan
 sedang 'kami' singkirkan dari kehidupan 'kami' sehari-hari
 . . . baru ketika pihak lain mengklaim . . 'kami' ribut,
 'kami' merasa diremehkan, ditelikung dst . . . jangan-janagn
 atau mungkin si reog, si lagu rasa sayange, si keris akan
 merasa lebih merasa nyaman jika berada di wilayah
 kepemilikan mereka, karena akan dirawat dan dipelihara,
 ditempatkan pada tempat yang terhormat dst  oleh mereka . .
 . meskipun dengan argumen apapun tindakan mereka mengklaim
 yang bukan miliknya tak bisa diterima . . tapi pertanyaannya
 adalah: jika, katakanlah kita berhasil mendapatkan kembali
 klaim atas semua itu, LANTAS (pinjam bahasanya pak Amin
 Rais) apa tindakan kita selanjutnya?? menunggu sampai
 diklaim pihak lain baru kita curahkan perhatian dan energi
 kita untuk mempertahankannya atau secara sadar kita mulai
 mengiventarisasi, memelihara
  dan menjaganya . . . tantangannya adalah dengan cara apa?
 siapkah kita mulai