Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat

2009-06-06 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Sebetulnya budaya dan tradisi Malaysia dan Indonesia itu kan sama, tetapi 
sesudah jadi dua negera berbeda karena hasil dari kolonialisme, maka 
sekarang saling berebut untuk mengklaim budaya  bersama itu sebagai 
eksklusif budaya negaranya masing2.
Keris di Jawa ada, di Malaya juga ada, juga di Brunei ada, lagu Terang Bulan 
dulunya di Malaysia populer di Indonesia juga populer sebagai lagu rumpun 
melayu. Begitu pula mungkin kain songket, bahkan juga batik. Bahasanya juga 
sama2 Melayu, tetapi dengan hanya berdasarkan logat yang berbeda menjadi 
Bahasa Malaysia dan Bahasa Indonesia, sedangkan di Singapura tetap disebut 
bahasa Melayu (walaupum logatnya sama dengan di Malaysia).
Kalau Bahasa Inggris di Britania, Irlandia (walaupun musuhan), di  Canada, 
Amerika Serikat dan di Australia, tetap tetap diakui sebagai English, bukan 
Australian, Canadian,

Yang salah siapa? Ya Belanda dan Inggris sebagai kolonialis.
RPK
- Original Message - 
From: Wayan Ismara Heru Young londob...@yahoo.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, June 05, 2009 2:28 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat


Beritanya ada disini:
http://www.antara.co.id/view/?i=1191415278c=SBHs=

dan di wiki juga ada teks serta link untuk download file midi/mp3.
http://id.wikipedia.org/wiki/Negaraku


Salam,
Wayan Young




From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, June 5, 2009 2:17:29 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat


Opera Bangsawan atau melodi Terang Bulan ya 'Bah ?

Memang Negaraku resmi jadi lagu nasional Malaysia pada 5 Agustus 1957, 
sementara itu lagu dengan melodi Negaraku sudah biasa dinyanyikan banyak 
orang di banyak tempat di luar Malaysia sejak 1940-an.


salam,
Awang

--- On Fri, 6/5/09, ET Paripurno paripu...@gmail.com wrote:


From: ET Paripurno paripu...@gmail.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Friday, June 5, 2009, 12:59 PM
ada yang punya lagunya? apa
genjer-genjer ya? semalam di malaysia?

et

yanto R.Sumantri wrote:
 Awang dan Rekan rekan

 Kalau soal peluru untuk
 melawan Malaysia sih ada , dan dijamin bahwa
mereka akan malu se-
 umur 2 untuk mengaku mereka sebagai bangsa Malay sia
.

 Apa
 it ?

 Nah , kita dengar saja lagu kebangsaan mereka
 Negaraku.
 Itu persis sis denga satu lagu (namanya
 masih rahasia lho hahahah) , lagu yang juga
telah difilm -kan dengan
 nama yang sama , kalau tidak salah oleh Perfini ? pada
tahun 1950-an .
 Saya dengar arsip-nya masih ada tersimpan d Indoensia
.
 Kalau itu
 dipublikasikan , bagaimana yan , anggap saja sebagai
torpedo pertama .
 Mungkin suda TAKDDIR ya mereka suka sekali ngaku ngaku
barang orang
 heheheh,
 Maaf akh , agak childish , tetapi ini memang
kenyataan
 
 Kalau Reog Ponorog diaku sama mereka , si Abah jadi
orang
 Malaysia dong , wong kakek - ku orang Ponorogo ,
 All I write down
 only a joke but
..also a fact .

 Si Abah

 Dalam kasus sengketa Ambalat, wajar kita

 semakin emosi sebab tahun-tahun

 belakangan ini negara serumpun

 itu (Malaysia) seolah mengganggu kita

 (Indonesia) dengan

 berbagai pengakuan, mulai dari mengakui Reog
Ponorogo,

 rendang

 Padang, batik sebagai milik mereka; mengakuisisi
banyak lahan di
 Sumatra dan Kalimantan untuk ditanami
sawit dan CPO (crude palm
 oil-nya)

 diolah mereka lalu minyak sawitnya dijual ke
Indonesia

 dan dibeli rakyat

 Indonesia dengan harga mahal (lihat ulasan

 saya Tragis Rayuan Pulau

 Kelapa); memborong

 naskah-naskah kuno Melayu ke Riau daratan dan Riau

 kepulauan

 sampai ke Pulau Penyengat agar mereka layak disebut
aslinya
 Melayu; sampai kasus terakhir ala
sinetron Manohara; dan kini Ambalat.

 Kedaulatan dan hak berdaulat (secara hukum
internasional

 ini dua

 terminologi berbeda) harus ditegakkan dan dibela
tidak

 saja dengan PELURU

 tetapi juga dengan PENGETAHUAN. Maka,

 sebaiknya kita harus siapkan dua hal

 itu apabila kita kelak

 berkonfrontasi dengan negara-negara tetangga soal

 perbatasan.

 PELURU penting untuk menggebrak musuh, PENGETAHUAN
penting

 untuk

 berjaya dalam meja-meja perundingan.

 Penyelesaian

 sengketa perbatasan dengan PELURU tidak dianjurkan

 sebagaimana

 diatur dalam Piagam PBB Pasal 2 Ayat 3. Negara-negara
 penandatangan UNCLOS 1982 (United
Nations Convention on the Law of the

 Sea) seperti Indonesia harus mematuhi ketentuan
bahwa penyelesaian

 suatu

 sengketa mengenai penafsiran dan penerapan
Konvensi

 melalui jalan damai.

 Bila ada sengketa, maka UNCLOS akan

 menugaskan empat lembaga ini :

 Mahkamah Internasional,

 Pengadilan Internasional untuk Hukum Laut,

 Arbitrasi Umum, atau

 Arbitrasi Khusus. Maka, kita harus siap dengan

 PENGETAHUAN kita

 untuk duduk di perundingan2 tersebut.

 Akan halnya

 kekalahan Indonesia di Sipadan dan Ligitan (sebelah
utara
 Ambalat) adalah karena Indonesia
tidak bisa menunjukkan bukti bahwa

 Belanda (penjajah Indonesia) telah 

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat

2009-06-06 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Soal tumpang dan tindihnya kedua budaya ini saya menuliskan dalam
beberapa tulisan dua tahun lalu.
http://rovicky.wordpress.com/2007/10/11/indonesia-malesa/
http://rovicky.wordpress.com/2007/10/16/mencari-jatidiri-1/
http://rovicky.wordpress.com/2007/10/17/mencari-jatidiri-2/

Yang menarik sebenernya pandangan dari kawan-kawan malesa dalam
komentar. Salah satu komentar mereka yg menarik soal budaya itu,
antara lain, mereka menganggap sebuah budaya lokal karena dimainkan
oleh leluhur mereka. Memang anda mungkin ketawa kalau mereka
menganggap leluhur itu kakek buyutnya yang hanya 3-4 generasi
diatasnya.
Ketika bicara soal angklung, saya komplain di website yang mereka buat
dan akhirnya mereka mengakui dan merubah pandangan yg ada dalam
websitenya. Ini setelah diskusi bahwa sebutan budaya asal itu tidak
bisa sembarangan disebutkan secara ilmiah (scientific). Ketika
menyebut angklung dari Asia, saya menolak. Saya bilang angklung dari
Sunda. Mereka mengatakan itu diambil dari sebuah desertasi doktor
muziek di Malaysia. Namun ketika saya konfrontasikan dengan sebuah
web-web yg ada selama ini mereka (di webnya) baru mengakui kalau alat
musik angklung berasal dari Sunda.

Jadi kalau ingin berdiskusi dengan orang malaysia gunakan saja ilmu
dasar yang dipakai. Saya yakin penguasaan ilmu dasar ini Indonesia
lebih unggul. Kelemahan Indonesia selama ini adalah soal penguasaan
ilmu hukum. Aturan internasional (antar negara), perjanjian masa lalu
dsb. Sehingga Indonesia kalah ketika beradu dalam tataran hukum.

Kecuali sudah masuk dalam kondisi perang terbuka. Saya sarankan skali
lagi biarkan kasus Ambalat itu self contain, atau hanya soal itu saja.
Ndak usah dikaitkan dengan yang lain. Soal ambalat ndak perlu
dihubungkan dengan Mano maupun Rasa sayange. Yang perlu ditindk
lanjuti itu apa yg sudah diungkap Pak Jacob kemarin soal aturan serta
dasar teori landas continent, penguasaan hayati dan mineral,
penguasaan teritorial dsb.

Perlu kita memiliki peta bawah laut yang dapat dipakai sebagai
senjata dalam adu argumentasi. Juga perlu di siapkan kita dengan
penguasaan ilmu kelautannya. Dan tidak kalah pentingnya adalah apa
yang dimiliki Malaysia sehingga berani mengeklaim daerah yang sama ini
?

Lebih banyak saat ini dispute area diseleseikan dengan dasar pemikiran
ilmiah. Saya sendiri masih percaya jalan damai lebih bermanfaat. Damai
dalam artian mempertahankan kepemilikan ambalat ke Indonesia secara
legal dengan bahasa science, bukan militer.

RDP

2009/7/7 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id:
 Sebetulnya budaya dan tradisi Malaysia dan Indonesia itu kan sama, tetapi
 sesudah jadi dua negera berbeda karena hasil dari kolonialisme, maka
 sekarang saling berebut untuk mengklaim budaya  bersama itu sebagai
 eksklusif budaya negaranya masing2.
 Keris di Jawa ada, di Malaya juga ada, juga di Brunei ada, lagu Terang Bulan
 dulunya di Malaysia populer di Indonesia juga populer sebagai lagu rumpun
 melayu. Begitu pula mungkin kain songket, bahkan juga batik. Bahasanya juga
 sama2 Melayu, tetapi dengan hanya berdasarkan logat yang berbeda menjadi
 Bahasa Malaysia dan Bahasa Indonesia, sedangkan di Singapura tetap disebut
 bahasa Melayu (walaupum logatnya sama dengan di Malaysia).
 Kalau Bahasa Inggris di Britania, Irlandia (walaupun musuhan), di  Canada,
 Amerika Serikat dan di Australia, tetap tetap diakui sebagai English, bukan
 Australian, Canadian,
 Yang salah siapa? Ya Belanda dan Inggris sebagai kolonialis.
 RPK
 - Original Message - From: Wayan Ismara Heru Young
 londob...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Friday, June 05, 2009 2:28 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat


 Beritanya ada disini:
 http://www.antara.co.id/view/?i=1191415278c=SBHs=

 dan di wiki juga ada teks serta link untuk download file midi/mp3.
 http://id.wikipedia.org/wiki/Negaraku


 Salam,
 Wayan Young



 
 From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Friday, June 5, 2009 2:17:29 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat


 Opera Bangsawan atau melodi Terang Bulan ya 'Bah ?

 Memang Negaraku resmi jadi lagu nasional Malaysia pada 5 Agustus 1957,
 sementara itu lagu dengan melodi Negaraku sudah biasa dinyanyikan banyak
 orang di banyak tempat di luar Malaysia sejak 1940-an.

 salam,
 Awang

 --- On Fri, 6/5/09, ET Paripurno paripu...@gmail.com wrote:

 From: ET Paripurno paripu...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, June 5, 2009, 12:59 PM
 ada yang punya lagunya? apa
 genjer-genjer ya? semalam di malaysia?

 et

 yanto R.Sumantri wrote:
  Awang dan Rekan rekan
 
  Kalau soal peluru untuk
  melawan Malaysia sih ada , dan dijamin bahwa
 mereka akan malu se-
  umur 2 untuk mengaku mereka sebagai bangsa Malay sia
 .
 
  Apa
  it ?
 
  Nah , kita dengar saja lagu kebangsaan mereka
  Negaraku.
  Itu persis sis denga satu lagu (namanya
  masih rahasia lho hahahah) , lagu yang 

[iagi-net-l] Fw: Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.

2009-06-06 Terurut Topik mohammadsyaiful
Info dari pak Untung.

Atas nama PP-IAGI dan pribadi, saya sampaikan turut berbela-sungkawa.

Salam,
Syaiful

-- SMS --
From: +628129372808
Sent: Jun 6, 2009 16:21

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Telah berpulang ke rakhmatullah Bp. Drs. H. 
Totong Suhanda, (anggota IAGI nomor kecil, alumnus ITB angk pak Beny Wahyu) hr 
ini jam 4.15. Rumah duka di Margahayu Raya Barat, blok A-9 no. 3 Bdg. Rencana  
dimakamkan hr ini jm 11 di Ciwastra Bdg. Info dari Ir. Maman Suparman.  Wslm. 
untung.  
Mohammad Syaiful
* handphone: +62-812-9372808
* business: msyai...@etti.co.id


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat

2009-06-06 Terurut Topik Kamsyadi C. Akbar


-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Sent: Saturday, June 06, 2009 1:52 PM
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat


Soal tumpang dan tindihnya kedua budaya ini saya menuliskan dalam
beberapa tulisan dua tahun lalu.
http://rovicky.wordpress.com/2007/10/11/indonesia-malesa/
http://rovicky.wordpress.com/2007/10/16/mencari-jatidiri-1/
http://rovicky.wordpress.com/2007/10/17/mencari-jatidiri-2/

Yang menarik sebenernya pandangan dari kawan-kawan malesa dalam
komentar. Salah satu komentar mereka yg menarik soal budaya itu,
antara lain, mereka menganggap sebuah budaya lokal karena dimainkan
oleh leluhur mereka. Memang anda mungkin ketawa kalau mereka
menganggap leluhur itu kakek buyutnya yang hanya 3-4 generasi
diatasnya.
Ketika bicara soal angklung, saya komplain di website yang mereka buat
dan akhirnya mereka mengakui dan merubah pandangan yg ada dalam
websitenya. Ini setelah diskusi bahwa sebutan budaya asal itu tidak
bisa sembarangan disebutkan secara ilmiah (scientific). Ketika
menyebut angklung dari Asia, saya menolak. Saya bilang angklung dari
Sunda. Mereka mengatakan itu diambil dari sebuah desertasi doktor
muziek di Malaysia. Namun ketika saya konfrontasikan dengan sebuah
web-web yg ada selama ini mereka (di webnya) baru mengakui kalau alat
musik angklung berasal dari Sunda.

Jadi kalau ingin berdiskusi dengan orang malaysia gunakan saja ilmu
dasar yang dipakai. Saya yakin penguasaan ilmu dasar ini Indonesia
lebih unggul. Kelemahan Indonesia selama ini adalah soal penguasaan
ilmu hukum. Aturan internasional (antar negara), perjanjian masa lalu
dsb. Sehingga Indonesia kalah ketika beradu dalam tataran hukum.

Kecuali sudah masuk dalam kondisi perang terbuka. Saya sarankan skali
lagi biarkan kasus Ambalat itu self contain, atau hanya soal itu saja.
Ndak usah dikaitkan dengan yang lain. Soal ambalat ndak perlu
dihubungkan dengan Mano maupun Rasa sayange. Yang perlu ditindk
lanjuti itu apa yg sudah diungkap Pak Jacob kemarin soal aturan serta
dasar teori landas continent, penguasaan hayati dan mineral,
penguasaan teritorial dsb.

Perlu kita memiliki peta bawah laut yang dapat dipakai sebagai
senjata dalam adu argumentasi. Juga perlu di siapkan kita dengan
penguasaan ilmu kelautannya. Dan tidak kalah pentingnya adalah apa
yang dimiliki Malaysia sehingga berani mengeklaim daerah yang sama ini
?

Lebih banyak saat ini dispute area diseleseikan dengan dasar pemikiran
ilmiah. Saya sendiri masih percaya jalan damai lebih bermanfaat. Damai
dalam artian mempertahankan kepemilikan ambalat ke Indonesia secara
legal dengan bahasa science, bukan militer.

RDP

2009/7/7 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id:
 Sebetulnya budaya dan tradisi Malaysia dan Indonesia itu kan sama, tetapi
 sesudah jadi dua negera berbeda karena hasil dari kolonialisme, maka
 sekarang saling berebut untuk mengklaim budaya  bersama itu sebagai
 eksklusif budaya negaranya masing2.
 Keris di Jawa ada, di Malaya juga ada, juga di Brunei ada, lagu Terang Bulan
 dulunya di Malaysia populer di Indonesia juga populer sebagai lagu rumpun
 melayu. Begitu pula mungkin kain songket, bahkan juga batik. Bahasanya juga
 sama2 Melayu, tetapi dengan hanya berdasarkan logat yang berbeda menjadi
 Bahasa Malaysia dan Bahasa Indonesia, sedangkan di Singapura tetap disebut
 bahasa Melayu (walaupum logatnya sama dengan di Malaysia).
 Kalau Bahasa Inggris di Britania, Irlandia (walaupun musuhan), di  Canada,
 Amerika Serikat dan di Australia, tetap tetap diakui sebagai English, bukan
 Australian, Canadian,
 Yang salah siapa? Ya Belanda dan Inggris sebagai kolonialis.
 RPK
 - Original Message - From: Wayan Ismara Heru Young
 londob...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Friday, June 05, 2009 2:28 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat


 Beritanya ada disini:
 http://www.antara.co.id/view/?i=1191415278c=SBHs=

 dan di wiki juga ada teks serta link untuk download file midi/mp3.
 http://id.wikipedia.org/wiki/Negaraku


 Salam,
 Wayan Young



 
 From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Friday, June 5, 2009 2:17:29 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat


 Opera Bangsawan atau melodi Terang Bulan ya 'Bah ?

 Memang Negaraku resmi jadi lagu nasional Malaysia pada 5 Agustus 1957,
 sementara itu lagu dengan melodi Negaraku sudah biasa dinyanyikan banyak
 orang di banyak tempat di luar Malaysia sejak 1940-an.

 salam,
 Awang

 --- On Fri, 6/5/09, ET Paripurno paripu...@gmail.com wrote:

 From: ET Paripurno paripu...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, June 5, 2009, 12:59 PM
 ada yang punya lagunya? apa
 genjer-genjer ya? semalam di malaysia?

 et

 yanto R.Sumantri wrote:
  Awang dan Rekan rekan
 
  Kalau soal peluru untuk
  melawan Malaysia sih ada , dan dijamin bahwa
 mereka