Re: [iagi-net-l] Re: Patahan Opak Yang Unik

2010-08-26 Terurut Topik yanto R.Sumantri



Menarik juga split 50/50 i, tapi lespas dari hal tersebut ,
sebenarnya dri sisi geologi prospek hidrokarbon di  Samudra Hindia
selatan jawa itu seberapa sih ?

Beberapa pemborn mulI ALVIOLINA
- 1 , BORELIS (sHELL 1970)  , Ujung Kulon - 1 dan ada satu lagi
diselatan Bayah kurang berhasil . Malahan Cilacap -1  (Amoco ?),
berhenti ditengah jalan dengan ALASAN  ada kebakaran di ri, dan tak
pernah kembali lagi..

Mungkin teman teman BP Migas udah
mempunyai rating dari daerah tsb.

si Abah




   Wah ide  BSM bagus juga tuh. Mungkin sepanjang
pantai selatan jawa
> dapat ditawarkan dengan low commitment akan
menambah pengetahuan
> sekaligus utk keperluan mitigasi.
>
Gimana nih ESDM ? Kan Badan Geologi yg memiliki seksi kebencanaan juga
> dibawah satu departemen yang sama.
> 
> Rdp
> 
> 
> On 25/08/2010, BSM 
wrote:
>> Bagaimana kalau daerah  Jawa Selatan ditawarkan saja
sebagai wilayah
>> kerja
>> dengan split 50:50,
instead 85:15 njur tanpa komitmen drilling.
>> Dijamin akeh
sing gelem nembak seismik nang kono, kecuali PT Telo
>>
Pendhem-e
>> PDST
>> BSM
>> Mamamia...
Sweet BlueBerry®
>>
>> -Original
Message-
>>
From: "Ismail"

>> Sender:
geologi...@googlegroups.com
>> Date: Wed, 25 Aug 2010
01:11:42
>> To:
GeoUGMmilis
>> Reply-To:
geologi...@googlegroups.com
>> Subject: Re: [Geologi UGM]
Patahan Opak Yang Unik
>>
>> Lho kan biaya ngerun
seismic kan muahall , lha mending. Duwitnya untuk
>> nambah
mbantu rehabilisasi ,   apapun penyebabnya kan gempanya tidak
>> bisa
>> distop
>>
>> Sent by
Liamsi's Mobile Phone
>>
>> -Original
Message-
>>
From: Widodo Nugroho

>> Sender:
geologi...@googlegroups.com
>> Date: Wed, 25 Aug 2010
07:05:10
>> To: 
>> Reply-To: geologi...@googlegroups.com
>> Subject:
Re: [Geologi UGM] Patahan Opak Yang Unik
>>
>> Klo
memang dengan adanya seismic line itu bisa lebih menjawab
>>
teka-teki, kenapa ga di-run saja seismic disitu? Diusulkan ke yang
>> berwenang, yang punya kuasa mengatur anggaran, ke pemerintah
dan DPR
>> untuk membudgetkan anggaran untuk me-run seismic
yang memotong sungai
>> opak. Walaupun misalnya biaya untuk run
seismic itu mahal tetapi
>> sangat sepadan dengan hasil yang
akan didapatkan yaitu sebuat data dan
>> informasi yang akan
lebih akurat membuka teka-teki patahan2 opak tadi.
>> Lebih
jauh lagi bisa dipakai untuk menambah data dalam pembuatan peta
>> mitigasi bencana sehingga akan lebih memberikan informasi yang
lebih
>> mendekati kebenaran, sukur-sukur benar-benar 100%
benar. Semoga yang
>> berwenang menganggarkan anggaran ini
membaca tulisan Mas Vick :)
>>
>> Suwun,
>> WiD92
>>
>> 2010/8/25 Rovicky Dwi
Putrohari :
>>> Patahan Opak Yang
Unik - 2 (Yang mana penyebab gempa itu?). Paling
>>> tidak
ada 6 model Patahan Opak ini.  Karena tidak dapat mengirim
>>> gambarnya  sila klick : http://t.co/Ojuj3qf
>>> Masing2 model meggunakan data yg berbeda-beda. Ada yg
menggunakan
>>> mainshock-aftershocks, GPS, tensor dll.
Kalau saja ada seismic line
>>> memotong sungai opak tentu
menjawab teka-teki ini.
>>>
>>> Rdp
>>
>> --
>> Keluar dari milis: kirim email
ke
>> geologiugm+unsubscr...@googlegroups.com
>>
Situs web alumni: http://kumpulgeologi.wordpress.com
>>
>> --
>> Keluar dari milis: kirim email ke
>> geologiugm+unsubscr...@googlegroups.com
>> Situs web
alumni: http://kumpulgeologi.wordpress.com
>>
>>
--
>> Keluar dari milis: kirim email ke
>>
geologiugm+unsubscr...@googlegroups.com
>> Situs web alumni:
http://kumpulgeologi.wordpress.com
>>
> 
>
--
> Sent from my mobile device
> 
>

> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5
departemen, banyak biro...
>

> Ayo siapkan diri!
> Hadirilah PIT ke-39 IAGI,
Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010
>
-
> To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123
0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
or others. In no event
> shall IAGI or its members be liable for
any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or
damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data
or profits, arising out of or in conne

[iagi-net-l] TENTANG LUSI DARI ADB (hasil mengikuti undangan branstorming mematikan semburan LuSi oleh Badan Geologi - Jumat 27/8/10)

2010-08-26 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
TENTANG LUSI DARI ADB (hasil mengikuti undangan branstorming mematikan
semburan LuSi oleh Badan Geologi - Jumat 27/8/10)
by Andang Bachtiar  on
Friday, 27 August 2010 at 11:28

Usaha teknis untuk mematikan semburan LuSi TIDAK BISA dipisahkan dari
penanganan masalah sosialnya, HARUS MENJADI SATU PAKET, kalau tidak, maka
jangan pernah berpikir untuk mematikannya. Kalau masalah sosial seperti
pembayaran ganti rugi yg terkatung2 karena pemerintah sangat toleran thdp
performance janji Lapindo tidak diberesi maka dijamin segala usaha
keteknikan yg akan dilakukan akan mengalami hambatan di lapangan. Itulah
yang terjadi sekarang ini. Biarpun konon kabarnya SBY mendapat bisikan
banyak pihak dr luar maupun dalam yg terinspirasi oleh keberhasilan
penanganan blow out di Montara (NWShelf) dan Horizon (Gulf of Mexico) untuk
mulai berpikri lagi soal mematikan sumber semburan LuSi, tetap saja dia sbg
presiden tidak bisa lari dr kenyataan bahwa penanganan masalah sosial di
LuSI sampai skrg masih amburadul. Makanya dr awal2 seperti ini sebelum sang
presiden peragu dan banyak pikir ini dipengaruhi oleh banyak pihak untuk
grusa-grusu mengadopsi keberhasilan kill well di NWShelf maupun GOM untuk
LuSI, saya teriakkan ke mana-mana: beresi juga ganti rugi dan masalaha2
sosial lainnya (pemindahan penduduk, pendidikan, jalan raya macet dsb).
Jangan cuma fokus ngomong tinggi2 soal teknisnya. Biarlah masalah teknis
dibicarakan dan direncanakan ahlinya, tapi masalah sosial harus anda kawal
dan paksakan sesegera mungkin untuk diberesi, spy nantinya usaha teknis ini
diridhloi dan tdk mendapat gangguan masyarakat

Berdasarkan kesepakatan teknis saintifik yg sdh bebrapa kali dibahas di
level asosiasi profesi maupun dikalangan ahli lembaga2 pemerintah,
disebutkan bahwa usaha teknis pertama yg hrs dilakukan dlm rangka menuju ke
perencanaan killing source (bukan well, krn wellnya dah gak kliatan lagi?)
dr LuSi ini adalah running 3D seismik dengan disain khusus spt yg sdh
didisain oleh akwan2 BPPT dan Elnusa dan sdh diendorse oleh forum2 IAGI
maupun HAGI dlm berbagai kesempatan dlm 2 tahun terkahir ini. Akusisi data
baru ini menjadi sangat crucial krn akan memberikan gambaran baru tentang
kondisi bawah permukaan dalam di bawah LuSi yg selama ini cuma bisa dikira2
saja oleh berbagai kalangan, termasuk oleh para drilling engineer yg mencoba
merencanakan drilling program mematikan sumur BP-1 (mrk menggunakan data2
engineering dr pemboran BP-1, tp masih perlu dikuatkan oleh data terbaru 3D
seismik untuk konfirmasi).

Integrasi data dan interpretasi 3D seismik baru tsb mutlak harus dilakukan
dg data engineering dar BP-1 maupun Relief well sesudahnya dan juga dr data
geologi geofisik permukaan dangkal yg diakuisisi dalam 4 tahun  erakhir ini.

Khusus untuk asosiasi profesi seperti IAGI, HAGI, dan IATMI, dimohon untuk
tidak berat sebelah dalam mengungkapkan berbagai data teknis dan
interpretasinya, jangan mengulang kesalahan2 sebelumnya yang hanya memihak
pada satu sisi pendapat para ahli tertentu saja, padahal secara nyata
berkembang argumen2 counter dr pendapat2 tersebut. Biarkanlah kedua-dua
pendapat tersebut berkembang karena line of reasoning dr masing2 bisa jadi
akan bermanfaat bagi rencana penanggulangan mematikan semburan ini nanti.
Biarlah nanti di level pengambilan keputusan melakukan excercise yg disebut
sbg: "probability atau uncertainity management", yaitu mengambil keputusan
berdasarkan ketidakpastian dr berbagai teori penyebab maupun kondisi situasi
bawah permukaan-permukaan LuSi. Tentunya dalam sekuen pengambilan
keputusannya terkandung azas manfaat lebih banyak drpd mudharat.

Maka , bismillah, ...mudah2an kita semua berhasil bersama-2 maju ke depan
menanggulanginya.

Salam

ADB

arema


Re: [iagi-net-l] Fwd: Puting Beliung Gunduli 150 Rumah di Tamansari, Satu Korban Cedera

2010-08-26 Terurut Topik noor syarifuddin
jawabannya mungkin ada di film Twister





From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: Forum HAGI ; IAGI ; 
geologi...@googlegroups.com
Sent: Fri, August 27, 2010 9:43:58 AM
Subject: [iagi-net-l] Fwd: Puting Beliung Gunduli 150 Rumah di Tamansari, Satu 
Korban Cedera

Sebenernya fenomena puting beliung ini di Indonesia dapat diprediksikan
tidak ya ?RDP

Puting Beliung Gunduli 150 Rumah di Tamansari, Satu Korban Cedera
Jum'at, 27 Agustus 2010 | 07:24 WIB




*TEMPO Interaktif*, *Bandung *- Angin puting beliung mengamuk di Kelurahan
Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (26/8) menjelang buka puasa,
sekitar pukul 17.30 sampai 17.53 WIB. Akibatnya, atap lebih seratus rumah di
RW 07, RW 10, RW 15 rusak dan seorang warga dilarikan ke Rumah Sakit Hasan
Sadikin Bandung akibat tertimpa asbes nyasar.

"Di RW 07 saja terdata sekitar 94 rumah rusak, sedangkan di RW 10 sementara
ada 25 rumah rusak. Sedangkan di RW 15 sekitar 40 rumah,"kata Lurah
Tamansari Deni Sirajudin saat ditemui di kantor RW 07, Kamis malam.

"Kerusakan cenderung merata, rata-rata rumah-rumah itu atapnya
porak-poranda, terutama yan berdiri di pinggir Sungai Cikapundung. Beberapa
seluruh atapnya copot, ada juga yang tertimpa pohon."

Adapun yang yang tertimpa asbes adalah Sari'i, 67 tahun, warga Gang Cimaung
RT 08 RW 07. "Kepala korban sobek akibat tertimpa asbes rumah yang
diterbangkan angin di dalam Gang Cimaung,"kata Deni. "Dia sudah dibawa ke
ruang gawat darurat Rumah Sakit Hasan Sadikin."

Yana, 44 tahun, warga RW 15, masih mengingat dahsyatnya tiupan angin yang
sering juga disebut angin puyuh itu sekitar. Saat itu, Yana tengah membeli
tahu isi dan kolak buat takjil di dekat kantor RW, di bawah jembatan layang
Paspati.

Awalnya, ia menuturkan, angin biasa yang bertiup agak kencang. Lima detik
kemudian angin mulai berputar maju dari timur ke arah Yana. "Tiba-tiba
sekeliling gelap, saya rasakan angin bercampur pasir menerpa wajah,"aku dia.

Hati Yana tambah kalut kala mendengar jeritan beberapa perempuan yang saat
itu sama-sama sedang belanja kolak. "Saya coba minta mereka leih baik berdoa
saja, tapi malah tetap menjerit-jerit."

Lalu si beliung tiba-tiba reda dan terasa seperti bergerak ke arah utara.
Yana lalu berlari ke dataran yang agak lebih tinggi. Pandangan dia lempar ke
arah larinya angin. "Di utara, mungkin di atas gang Cimaung (RW 07), saya
lihat genting, asbes, seng kayu beterbangan membubung,"kata Yana.

Sejenak kemudian, ia melihat angin bergerak lagi. "Dia seperti menyeberang
ke arah Kebon Bibit (RW 10). Lagi-lagi saya lihat genting, asbes dan
macam-macam beterbangan."

Saat itu, Yana tiba-tiba merasakan angin kembali berputar di tempatnya
berdiri. Sekeliling dia kembali gelap, angin dan pasir menerpa wajah. "Saat
azan magrib terdengar angin puyuh sudah berhenti,"kata dia.

Khawatir angin mengamuk lagi, Yana pun berlari menjauh. "Meskipun tampak
kokoh tetap saja saya kuatir jembatan layang tiba-tiba roboh."

Menurut hitungan Yana, putting beliung berlangsung sekitar 23 menit. "Yan
terakhir, yang paling besar, sekitar lima menit,"tandas dia.

Amukan angin puyuh juga dirasakan Wati dan Wari, warga RW 10 Kebon Bibit.
"Genting rumah saya habis beterbangan, baju yang masih di jemuran juga
habis,"kata Wari.

Dari pantauan *Tempo* di RW 10, sebagian warga tampak masih membereskan
rumahnya yang baru ditimpa puting beliung. Sebagian lain tampak sudah rapi.
"Pas angin berhenti tadi langsung saja kami membereskan atap rumah
sekadarnya,"kata Wati.

Erick P. Hardi



  

[iagi-net-l] Fwd: Puting Beliung Gunduli 150 Rumah di Tamansari, Satu Korban Cedera

2010-08-26 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
 Sebenernya fenomena puting beliung ini di Indonesia dapat diprediksikan
tidak ya ?RDP

Puting Beliung Gunduli 150 Rumah di Tamansari, Satu Korban Cedera
Jum'at, 27 Agustus 2010 | 07:24 WIB



*TEMPO Interaktif*, *Bandung *- Angin puting beliung mengamuk di Kelurahan
Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (26/8) menjelang buka puasa,
sekitar pukul 17.30 sampai 17.53 WIB. Akibatnya, atap lebih seratus rumah di
RW 07, RW 10, RW 15 rusak dan seorang warga dilarikan ke Rumah Sakit Hasan
Sadikin Bandung akibat tertimpa asbes nyasar.

"Di RW 07 saja terdata sekitar 94 rumah rusak, sedangkan di RW 10 sementara
ada 25 rumah rusak. Sedangkan di RW 15 sekitar 40 rumah,"kata Lurah
Tamansari Deni Sirajudin saat ditemui di kantor RW 07, Kamis malam.

"Kerusakan cenderung merata, rata-rata rumah-rumah itu atapnya
porak-poranda, terutama yan berdiri di pinggir Sungai Cikapundung. Beberapa
seluruh atapnya copot, ada juga yang tertimpa pohon."

Adapun yang yang tertimpa asbes adalah Sari'i, 67 tahun, warga Gang Cimaung
RT 08 RW 07. "Kepala korban sobek akibat tertimpa asbes rumah yang
diterbangkan angin di dalam Gang Cimaung,"kata Deni. "Dia sudah dibawa ke
ruang gawat darurat Rumah Sakit Hasan Sadikin."

Yana, 44 tahun, warga RW 15, masih mengingat dahsyatnya tiupan angin yang
sering juga disebut angin puyuh itu sekitar. Saat itu, Yana tengah membeli
tahu isi dan kolak buat takjil di dekat kantor RW, di bawah jembatan layang
Paspati.

Awalnya, ia menuturkan, angin biasa yang bertiup agak kencang. Lima detik
kemudian angin mulai berputar maju dari timur ke arah Yana. "Tiba-tiba
sekeliling gelap, saya rasakan angin bercampur pasir menerpa wajah,"aku dia.

Hati Yana tambah kalut kala mendengar jeritan beberapa perempuan yang saat
itu sama-sama sedang belanja kolak. "Saya coba minta mereka leih baik berdoa
saja, tapi malah tetap menjerit-jerit."

Lalu si beliung tiba-tiba reda dan terasa seperti bergerak ke arah utara.
Yana lalu berlari ke dataran yang agak lebih tinggi. Pandangan dia lempar ke
arah larinya angin. "Di utara, mungkin di atas gang Cimaung (RW 07), saya
lihat genting, asbes, seng kayu beterbangan membubung,"kata Yana.

Sejenak kemudian, ia melihat angin bergerak lagi. "Dia seperti menyeberang
ke arah Kebon Bibit (RW 10). Lagi-lagi saya lihat genting, asbes dan
macam-macam beterbangan."

Saat itu, Yana tiba-tiba merasakan angin kembali berputar di tempatnya
berdiri. Sekeliling dia kembali gelap, angin dan pasir menerpa wajah. "Saat
azan magrib terdengar angin puyuh sudah berhenti,"kata dia.

Khawatir angin mengamuk lagi, Yana pun berlari menjauh. "Meskipun tampak
kokoh tetap saja saya kuatir jembatan layang tiba-tiba roboh."

Menurut hitungan Yana, putting beliung berlangsung sekitar 23 menit. "Yan
terakhir, yang paling besar, sekitar lima menit,"tandas dia.

Amukan angin puyuh juga dirasakan Wati dan Wari, warga RW 10 Kebon Bibit.
"Genting rumah saya habis beterbangan, baju yang masih di jemuran juga
habis,"kata Wari.

Dari pantauan *Tempo* di RW 10, sebagian warga tampak masih membereskan
rumahnya yang baru ditimpa puting beliung. Sebagian lain tampak sudah rapi.
"Pas angin berhenti tadi langsung saja kami membereskan atap rumah
sekadarnya,"kata Wati.

Erick P. Hardi


[iagi-net-l] Re: Kebencanaan, riset mana yg diprioritaskan ?

2010-08-26 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Berita gempa jogja masih terus bergoyang. Alhamdulillah tidak ada
korban meninggal
Sedangkan berita longsoran di Bogor ini telah menewaskan 3 orang dalam
satu keluarga, namun sayangnya hal ini sepertinya kurang mendapat
bagian perhatian yang proporsinal dalam benak kita (termasuk saya). :(
http://berita.liputan6.com/daerah/201008/293177/Takut.Longsor.Susulan.Warga.Mengungsi

RDP

2010/8/22 Rovicky Dwi Putrohari :
> Gempa jogja menjelang taraweh kemarin cukup mengagetkan. Sebenarnya
> juga gempa-gempa lain selalu mengagetkan. Dan seperti biasa, selalu
> "membangunkan" pikiran utk melakukan sesuatu.
> Beberapa hari lalu saya ngobrol soal bencana ini utk segera ditangani.
> Namun saya tepikir mana yg mestinya diprioritaskan ?.
> Secara statistik bencana di Indonesia yg banyak menelan korban dan
> merugikan adalah banjir dan longsor.  Kebencanaan tidak pernah
> sendirian. Tanah longsor dan banjir sering bersamaan dan dipicu oleh
> hujan. Sedangkan gempa tsunami merupakan bencana yg selalu akan
> "mengagetkan" karena tidak dapat (lebih susah) diramalkan. Banjir
> (longsor) sebenernya lebih mudah diramalkan dan dihindari namun
> kenyataannya paling banyak menelan korban dan kerugian di Jawa Barat.
> Ini hanya melihat statistiknya BNPB. Kalau statistik utk seluruh
> Indonesia hampir selalu terdistorsi data gempa 2004 merusak statistik
> karena adanya "spike" anomali data.
> Saya sendiri lebih cenderung utk memprioritakan riset mencegah
> banjir-longsor. Ketimbang studi riset kegempaan yg memiliki
> karakteristik "lower predictability".
> Ini hanya melihat statistik BNPB sepintas dan perlu dikaji ulang data
> statistik kebencanaan. Sebelum mempioritaskan riset apa yg diperlukan.
> Supaya tidak memutuskan riset gempa sekedar "kaget" karena digoyang
> gempa yg selalu mendadak.
>
> Salam waspada.
> Rdp
>
> --
> Sent from my mobile device
>


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-