Re: [iagi-net] Peran Geologist dalam Penanganan Bencana Longsor
Mantap, pak ketua. Utk sementara yg bisa saya sampaikan hanyalah mengucapkan terimakasih atas laporan ttg pergerakan IAGI di TKP. Semoga kawan2 di lapangan maupun yang ada di balik layar, diberikan sehat dan kekuatan untuk melanjutkan kegiatan sosial ini. Salam dari Bogor, iPul 2014-12-18 23:39 GMT+07:00 S. (Daru) Prihatmoko : > > Longsor Banjarnegara terutama di dusun Jemblung, Kec Karangkobar akhir > minggu lalu masih terus menyisakan kesedihan. Beberapa korban masih belum > diketemukan, dan tim evakuasi/ penanganan korban dari berbagai institusi > terus bekerja sebaik mungkin. Tak terkecuali juga, IAGI (dan anak > organisasinya MGEI, FGMI, serta SM/ SC) ikut terjun ke lapangan. Kang Iwan > Munajat dan Desy Lusianingtyas (dari Jakarta) dan mas Siswandi Kastari > (Unsoed) dengan pasukan SM/ SC nya turun ke lokasi longsor dan desa-desa > sekitarnya. Sejak awal, fokus bantuan IAGI memang diarahkan pada bagaimana > membantu tim-tim resmi/ pemerintah yg sedang bekerja mengevakuasi korban > serta melakukan kaji cepat di desa-desa sekitar yg berpotensi longsor > (longsor susulan) dan membantu memberikan pemahaman kpd masyarakat untuk > lebih waspada menghadapi kemungkinan longsor ataupun longsor susulan. > Masukan/ saran juga selalu diberikan oleh rekan-rekan PP yg berkompeten > (Bidang Mitigasi Bencana dan Geo-hazard di Bandung terutama mas Imam > Sadisun, Aa Gatot) juga mas Edi P Utomo (LIPI), kawan-kawan BG, maupun > rekan-rekan dari Yogya terutama mas Agus Hendratno dan bu Dwikorita. > > Di lapangan, Kang Imung dan tim terus berkoordinasi dengan semua institusi > berkompeten seperti Pemkab (Bupati/ Wabub), DPRD, Kodim, Basarnas, BPBD, > Dinas ESDM dan PU. Tim IAGI juga memberikan sumbangan fisik/ material > semampu kita spt pengadaan alat-alat bantuan mencari korban (pompa > penyemprot lumpur, alat-alat gali dsb). Namun yg lebih penting adalah > bagaimana kita bisa mengaplikasikan ilmu geologi kita untuk membantu. Dari > lokasi, Banjarnegara, kang Imung dkk memberikan catatannya di bawah ini > (dng modifikasi). > > -- > Keterlibatan ahli geologi sangat membantu dalam seluruh proses mitigasi > bencana lonsor, di antaranya. > >1. Early warning dengan membuat peta potensi bencana skala detil dan >sosialisasinya kpd warga. Ini memrlukan waktu agak panjang, tetapi tetap >diperlukan mengingat musim hujan masih akan berlangsung lama (s/d >Maret-April 2015), shg peta-peta rawan bencana dan sosialisasinya secara >masif sangat diperlukan. Peran instansi pemerintah terkait, spt Dinas ESDM, >PU dsb adalah sangat penting. >2. Di tempat kejadian, ahli geologi bisa mempelajari dan >merekonstruksi bencana (alur longsoran) dan memberikan advise kpd team >evakuasi ttg kemungkinan lokasi korban, dan meningkatkan kemungkiman >penemuan korban lain. Tim IAGI boleh dikata berhasil membantu dalam hal ini >di lokasi Jemblung, Karangkobar, dimana setelah advice kang Imung dipakai, >area pencarian bisa lebih difokuskan dan jumlah korban yg diketemukan >semakin banyak. >3. Setelah kejadian seorang geos dapat memberikan advise ttg lokasi >utk relokasi warga yg aman, dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat akan >potensi bencana susulan. > > > -- > Di bagian lain, tim kang Siswandi dan mahasiswa bergerak memetakan cepat > desa/ dusun rawan longsor dan memberikan pemahaman kpd warga sekitar. > Poster sosialisasi ttg longsor, bagaimana mengenali, mewaspadai dan > menghadapinya saat evakuasi mulai disebarkan. Program ini dilakukan secara > hati-hati dan selalu berkoordinasi dengan instansi terkait, terutama pada > saat penempelan poster-poster longsor dan sosialisasinya. > > Perlu diinfokan juga bahwa sejak kemarin warga bbrp desa resah karena isu > seorang “ahli geologi” menyatakan bahwa desa mereka dalam bahaya longsor > dan evakuasi harus segera dilakukan. Nampaknya berita ini sempat beredar > juga sampai Bandung dan Jakarta dan sampai di telinga PP IAGI. Untuk itu > kami klarifikasikan bahwa berita/ isu tsb bukan berasal dari tim IAGI > (MGEI, FGMI, maupun SM/ SC nya), karena tim kita selalu berkoordinasi dng > instansi terkait (Pemkab, Kodim BNPB dll) apalagi untuk masalah keputusan > mengevakuasi warga. Bahkan malam ini pun kang Imung dkk masih harus tinggal > di lokasi karena diminta rapat koordinasi dengan Bupati dan aparat-nya yg > terkesan dengan peran tim IAGI dlm membantu mencari korban. > > Secara umum, untuk jangka panjangnya bbrp hal perlu dilakukan (oleh siapa > saja yg berkompeten) - spt saya ungkapkan di bbrp media. > >1. Pemetaan daerah rawan bencana longsor secara lebih rinci (sampai >level Kecamatan atau bahkan Desa) - skala 1:10,000 >2. Perbaikan tata ruang dan wilayah (tata guna lahan) >3. Peningkatan dan pengefektifan sistem peringatan dini (diperbanyak >pemasangan alat detek
[iagi-net] Peran Geologist dalam Penanganan Bencana Longsor
Longsor Banjarnegara terutama di dusun Jemblung, Kec Karangkobar akhir minggu lalu masih terus menyisakan kesedihan. Beberapa korban masih belum diketemukan, dan tim evakuasi/ penanganan korban dari berbagai institusi terus bekerja sebaik mungkin. Tak terkecuali juga, IAGI (dan anak organisasinya MGEI, FGMI, serta SM/ SC) ikut terjun ke lapangan. Kang Iwan Munajat dan Desy Lusianingtyas (dari Jakarta) dan mas Siswandi Kastari (Unsoed) dengan pasukan SM/ SC nya turun ke lokasi longsor dan desa-desa sekitarnya. Sejak awal, fokus bantuan IAGI memang diarahkan pada bagaimana membantu tim-tim resmi/ pemerintah yg sedang bekerja mengevakuasi korban serta melakukan kaji cepat di desa-desa sekitar yg berpotensi longsor (longsor susulan) dan membantu memberikan pemahaman kpd masyarakat untuk lebih waspada menghadapi kemungkinan longsor ataupun longsor susulan. Masukan/ saran juga selalu diberikan oleh rekan-rekan PP yg berkompeten (Bidang Mitigasi Bencana dan Geo-hazard di Bandung terutama mas Imam Sadisun, Aa Gatot) juga mas Edi P Utomo (LIPI), kawan-kawan BG, maupun rekan-rekan dari Yogya terutama mas Agus Hendratno dan bu Dwikorita. Di lapangan, Kang Imung dan tim terus berkoordinasi dengan semua institusi berkompeten seperti Pemkab (Bupati/ Wabub), DPRD, Kodim, Basarnas, BPBD, Dinas ESDM dan PU. Tim IAGI juga memberikan sumbangan fisik/ material semampu kita spt pengadaan alat-alat bantuan mencari korban (pompa penyemprot lumpur, alat-alat gali dsb). Namun yg lebih penting adalah bagaimana kita bisa mengaplikasikan ilmu geologi kita untuk membantu. Dari lokasi, Banjarnegara, kang Imung dkk memberikan catatannya di bawah ini (dng modifikasi). -- Keterlibatan ahli geologi sangat membantu dalam seluruh proses mitigasi bencana lonsor, di antaranya. 1. Early warning dengan membuat peta potensi bencana skala detil dan sosialisasinya kpd warga. Ini memrlukan waktu agak panjang, tetapi tetap diperlukan mengingat musim hujan masih akan berlangsung lama (s/d Maret-April 2015), shg peta-peta rawan bencana dan sosialisasinya secara masif sangat diperlukan. Peran instansi pemerintah terkait, spt Dinas ESDM, PU dsb adalah sangat penting. 2. Di tempat kejadian, ahli geologi bisa mempelajari dan merekonstruksi bencana (alur longsoran) dan memberikan advise kpd team evakuasi ttg kemungkinan lokasi korban, dan meningkatkan kemungkiman penemuan korban lain. Tim IAGI boleh dikata berhasil membantu dalam hal ini di lokasi Jemblung, Karangkobar, dimana setelah advice kang Imung dipakai, area pencarian bisa lebih difokuskan dan jumlah korban yg diketemukan semakin banyak. 3. Setelah kejadian seorang geos dapat memberikan advise ttg lokasi utk relokasi warga yg aman, dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat akan potensi bencana susulan. -- Di bagian lain, tim kang Siswandi dan mahasiswa bergerak memetakan cepat desa/ dusun rawan longsor dan memberikan pemahaman kpd warga sekitar. Poster sosialisasi ttg longsor, bagaimana mengenali, mewaspadai dan menghadapinya saat evakuasi mulai disebarkan. Program ini dilakukan secara hati-hati dan selalu berkoordinasi dengan instansi terkait, terutama pada saat penempelan poster-poster longsor dan sosialisasinya. Perlu diinfokan juga bahwa sejak kemarin warga bbrp desa resah karena isu seorang ³ahli geologi² menyatakan bahwa desa mereka dalam bahaya longsor dan evakuasi harus segera dilakukan. Nampaknya berita ini sempat beredar juga sampai Bandung dan Jakarta dan sampai di telinga PP IAGI. Untuk itu kami klarifikasikan bahwa berita/ isu tsb bukan berasal dari tim IAGI (MGEI, FGMI, maupun SM/ SC nya), karena tim kita selalu berkoordinasi dng instansi terkait (Pemkab, Kodim BNPB dll) apalagi untuk masalah keputusan mengevakuasi warga. Bahkan malam ini pun kang Imung dkk masih harus tinggal di lokasi karena diminta rapat koordinasi dengan Bupati dan aparat-nya yg terkesan dengan peran tim IAGI dlm membantu mencari korban. Secara umum, untuk jangka panjangnya bbrp hal perlu dilakukan (oleh siapa saja yg berkompeten) - spt saya ungkapkan di bbrp media. 1. Pemetaan daerah rawan bencana longsor secara lebih rinci (sampai level Kecamatan atau bahkan Desa) - skala 1:10,000 2. Perbaikan tata ruang dan wilayah (tata guna lahan) 3. Peningkatan dan pengefektifan sistem peringatan dini (diperbanyak pemasangan alat deteksi dini longsor) 4. Penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana longsor melalui sosialisasi (pertemuan warga maupun selebaran2) Namun, saat ini ahli geologi ditunggu masyarakat banjarnegara utk secepatnya dan dg kreatifitas tinggi membuat peta rawan longsor utk setiap kecamatan dengan skala lebih rinci. Musim hujan masih akan panjang, dan longsor masih mungkin akan terjadi lagi. Adakah yg tertarik melanjutkan kerja tim kang Iwan dan Desy? Salam, Daru ---