Gempa besar ancam Indonesia

KANALSATU - Gempa bumi besar sedang mengamcam Indonesia, setelah terjadinya 
gempa berkekuatan 7,9 Skala Richter (SR) yang menguncang Nepal pada Sabtu 
(25/4/15) lalu. Gempa Nepal terjadi di zona subduksi (tumbukan) lempeng 
tektonik Indo-Australia dan lempeng tektonik Eurasia.

Zona tumbukan inilah yang sejalur sampai ke Barat atau Selatan Sumatera hingga 
Selatan Jawa. Jalur tumbukannya itu menyatu. Jadi kalau di sana (Nepal) kena 
(gempa), di sini (Indonesia) suatu saat bisa terjadi," terang mantan Presiden 
Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari.

Ada kemungkinan pula, gempa di Nepal dipicu oleh gempa yang dulu terjadi di 
Sumatera. Jadi zona di sSlatan Sumatera bergerak dulu, lantas memicu gempa di 
Nepal. "Ini masih dugaan, karena biasanya beberapa tahun berikutnya baru 
diketahui. Satu gempa bisa saling memicu atau terpicu dengan gempa lain," 
paparnya.

Sebagai contohnya gempa di Aceh. Beberapa waktu kemudian, timbul gempa di Nias 
dan disusul gempa di Padang. "Saat itu gempa Aceh memicu gempa ke sebelah 
Selatan. Jadi rentetannya begitu. Ke Sebelah Utara belum, jadi diduga pelepasan 
ke Utaranya ke Nepal itu," terangnya.

Yang perlu dikuatirkan, menurut Rovicky, adalah wilayah seismic gap atau 
kawasan sepi gempa di sebelah Barat lepas pantai Pangandaran dan sebelah Barat 
lepas pantai Sumatera.

Selama ini, Di sebelah Barat lepas pantai Pangandaran ada seismic gap atau 
wilayah yang sepi gempa yang perlu diwaspadai pelepasan energinya bisa 
berpotensi mencapai di atas 8 SR. "Apa yang dinamakan megathrust, adalah di 
wilayah sepi gempa itu," ujar Rovicky.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membenarkan 
prediksi tersebut. Bahkan kini, BMKG telah melakukan serangkaian persiapan. 
Seperti pengembangan teknologi prekursor, memprediksi dengan mengukur 
percepatan kulit bumi segala macam dan lainnya.

"Dengan begitu, kita mendapatkan informasi tentang gerakan besar di tempat lain 
yang kemudian membawa kemungkinan terjadi (gempa). Tapi kemungkinan ya, bukan 
kita memprediksi," ucap Kepala BMKG Andi Eka Sakya di sela Rakornas BMKG 2015 
dengan tema "Percepatan pembangunan BMKG untuk mendukung program Nawa Cita 
dalam rangka menuju organisasi kelas dunia" di Auditorium BMKG, Jalan Angkasa, 
Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (5/5/15).

Andi menegaskan, belum ada teknologi yang bisa memprediksi waktu terjadinya 
gempa. Sehingga yang dilakukan adalah mengukur pergeseran kulit bumi dan 
memprediksi wilayah terjadinya gempa. "Belum ada teknologinya (memprediksi 
waktu gempa), bahkan di Amerika. Ini perlu saya ingatkan, bukannya kita 
memprediksi tapi mendeteksi," tegas Andi.

Langkah mitigasi bencana gempa kedua yang dilakukan BMKG adalah mengembangkan 
teknologi tsunami eary warning system atau sistem deteksi dini tsunami. "Kalau 
kita bisa melokalisir gempa itu di mana, berapa besarnya, waktunya kapan, 
apakah terjadi tsunami atau tidak, supaya dampak tidak terjadi besar. Teknologi 
sudah diakui 28 negara, makanya Unesco menetapkan BMKG untuk menjadi pusat 
informasi tsunami di Samudra Hindia," tuturnya.(win6)

Sent from my iPhone

> On 5 Mei 2015, at 11.25, 'S. (Daru) Prihatmoko' sprihatm...@gmail.com 
> [economicgeology] <economicgeol...@yahoogroups.com> wrote:
> 
> Selamat pagi para “iagiers"…
> 
> Di bawah ini link berita yg bersumber dari “dongeng” pakde Rovicky.
> http://news.detik.com/read/2015/05/04/181338/2905369/10/dampak-gempa-nepal-pada-indonesia-waspadai-gempa-besar-di-sini?
> 
> Kewaspadaan, kesadaran dan kesiapan menghadapi gempa (dan bencana kegeologian 
> yg lain) memang perlu terus didengungkan, agar kita semua tidak terlena, 
> terutama masyarakat di sekitar daerah berpotensi bencana. Peristiwa geologi 
> spt gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor, banjir, pendangkalan 
> (sedimentasi) dll - yg sebagiannya bisa berujung menjadi bencana adalah suatu 
> keniscayaan (kecuali waktu kejadiannya yg tidak/ belum bisa diprediksi)…. 
> Beberapa darinya dapat diusahakan memitigasinya, seperti tanah longsor, 
> banjir dimana bisa diupayakan pengurangan sebab-musababnya. Tetapi untuk 
> sebagian yg lainnya spt gempa bumi dan letusan gunung api, yang bisa 
> dilakukan dng bersiap diri untuk menghadapi dan menghindari dampak-nya. 
> 
> Apa yg di-“dongeng”-kan pakde RDP saya pahami sebagai upaya sosialisasi untuk 
> memperkuat kesadaran dan kesiapan masyarakat di daerah potensi gempa bumi (yg 
> secara geologi/ tektonik dapat diperkirakan). Salut…untuk hal ini, krn di era 
> teknologi komunikasi sekarang ini akan dan telah tersebar sangat cepat. Namun 
> kita (geologist) juga perlu bersiap-siap menjawab pertanyaan-pertanyaan awam 
> ttg potensi gempa ini. Seperti misalnya kapan dan dimana tepatnya gempa akan 
> terjadi? Bahkan tadi pagi via sms seseorang yg mengatas-namakan masyarakat 
> pesisir barat Sumatera meminta klarifikasi ttg hal ini.
> 
> Salam waspada,
> Daru   
> __._,_.___
> Posted by: "S. (Daru) Prihatmoko" <sprihatm...@gmail.com>
> Reply via web post    •       Reply to sender •       Reply to group  •       
> Start a New Topic       •       Messages in this topic (1)
> VISIT YOUR GROUP
> • Privacy • Unsubscribe • Terms of Use 
> .
>  
> 
> __,_._,___

----------------------------------------------------



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

----------------------------------------------------

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti

----------------------------------------------------

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

----------------------------------------------------

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.

----------------------------------------------------

Kirim email ke