Re: [iagi-net-l] Mark Tingray RE: [iagi-net-l] Lusi di 60 minutes Re: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo

2007-06-18 Terurut Topik M. Nur Heriawan
Saya coba searching via google scholar, artikelnya
MRP Tingay yang paling mendekati topik yang dibahas di
milis adalah:

-
Pore pressure/stress coupling in Brunei Darussalam -
implications for shale injection
Mark R. P. Tingay, Richard R. Hillis, Christopher K.
Morley, Richard E. Swarbrick and Eugene C. Okpere
Geological Society, London, Special Publications 2003;
v. 216; p. 369-379


fullpapernya dapat didownload disini bagi yang punya
akses:
http://sp.lyellcollection.org/cgi/reprint/216/1/369

tapi kelihatannya artikel ini lebih banyak membahas
tentang karakteristik fisik dan mekanik batuan dan
struktur yang ada.

berikut saya kopikan abstraknya:

Abstract: Shale dykes, diapirs and mud volcanoes are
common in the onshore and offshore regions
of Brunei Darussalam. Outcrop examples show that shale
has intruded along both faults and tensile
fractures. Conventional models of overpressure-induced
brittle failure assume that pore pressure
and total stresses are independent of one another.
However, data worldwide and from Brunei show
that changes in pore pressure are coupled with changes
in total minimum horizontal stress. The pore
pressure/stress-coupling ratio (AO-h/APp) describes
the rate of change of minimum horizontal stress
magnitude with changing pore pressure. Minimum
horizontal stress measurements for a major offshore
field where undepleted pore pressures range from
normal to highly overpressured show a
pore pressure/stress-coupling ratio of 0.59. As a
consequence of pore pressure/stress coupling,
rocks can sustain a greater increase in pore pressure
prior to failure than predicted by the prevailing
values of pore pressure and stress. Pore
pressure/stress-coupling may favour the formation of
tensile fractures with increasing pore pressure rather
than reactivation of pre-existing faults.
Anthropogenically-induced tensile fracturing in
offshore Brunei supports this hypothesis.


Salam,

Nur H.

--- Sunu Hadi Praptono <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> Saya sangat ingin membaca artikel atau report atau
> apapun yang membahas
> relief wells di Brunei ini. Tapi sampai sekarang
> tidak pernah ketemu.
> Apakah sudah dibahas di milis in sebelumnya ?



   

Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, 
photos & more. 
http://mobile.yahoo.com/go?refer=1GNXIC


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Mark Tingray RE: [iagi-net-l] Lusi di 60 minutes Re: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo

2007-06-18 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Bisa dibaca di buku the Geology and Hydrocarbon Resources of Brunei Darussalam. 
Seluruh buku bisa didownload gratis dari internet. (Sandal,S.T.(ed) 1996, The 
geology and hydrocarbon resources of Negara Brunei Darussalam: Syabas, Bandar 
Seri Begawan. Masalah ini dibahas secara summier (hanya dalam beberapa alinea), 
tetapi ada ilustrasinya pada Bab Champion field.)
Juga Tingay membahas secara summier juga dalam articlenya mengenai tectonic 
stress (Tingay et al, 2003, Variation in stress in the Baram basin, Brunei: 
tectonic and geomechanical implications: Marine Petroleum Geology 20, 
1201-1212). Mungkin yang lebih lengkap ada pada Ph.D thesisnya di University of 
Adelaide: "In situ stress and overpressures of Brunei Darussalam", tahun 2003
RPK
  - Original Message - 
  From: Sunu Hadi Praptono 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Monday, June 18, 2007 3:08 PM
  Subject: [iagi-net-l] Mark Tingray RE: [iagi-net-l] Lusi di 60 minutes Re: 
[iagi-net-l] Interpelasi Lapindo


  Saya sangat ingin membaca artikel atau report atau apapun yang membahas 
relief wells di Brunei ini. Tapi sampai sekarang tidak pernah ketemu. Apakah 
sudah dibahas di milis in sebelumnya ?

  Kalau ada yang punya mohon kalo bisa dishare ke kita-kita agar kit tahu 
bagaimana seharusnya menghentikan semburan liar, juga sebeapa mirip sebenarnya 
situasi di Shell dibanding di Lapindo.

   

  Terima kasih banyak sebelumnya.

   

  Soenoe.


--

  From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Monday, June 18, 2007 1:42 PM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] Lusi di 60 minutes Re: [iagi-net-l] Interpelasi 
Lapindo

   

  Mark Tingay adalah juga orangnya yang membahas soal semburan lumpur liar di 
Champion field Brunei Darussalam, karena kesalahan pemboran dari Shell.  
Penghentiannya memerlukan waktu 30 tahun dengan melakukan 27 relief well.

  RPK

 


[iagi-net-l] Mark Tingray RE: [iagi-net-l] Lusi di 60 minutes Re: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo

2007-06-18 Terurut Topik Sunu Hadi Praptono
Saya sangat ingin membaca artikel atau report atau apapun yang membahas
relief wells di Brunei ini. Tapi sampai sekarang tidak pernah ketemu.
Apakah sudah dibahas di milis in sebelumnya ?

Kalau ada yang punya mohon kalo bisa dishare ke kita-kita agar kit tahu
bagaimana seharusnya menghentikan semburan liar, juga sebeapa mirip
sebenarnya situasi di Shell dibanding di Lapindo.

 

Terima kasih banyak sebelumnya.

 

Soenoe.



From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, June 18, 2007 1:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Lusi di 60 minutes Re: [iagi-net-l]
Interpelasi Lapindo

 

Mark Tingay adalah juga orangnya yang membahas soal semburan lumpur liar
di Champion field Brunei Darussalam, karena kesalahan pemboran dari
Shell.  Penghentiannya memerlukan waktu 30 tahun dengan melakukan 27
relief well.

RPK