Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar
Di zaman dulu sampai pertengahan abad ke-50, tulisan-tulisan mengenai ilmu geologi itu banyak yang poetis sekali, ya yang seperti disebutkan "Conversation with Earth", Van der Vlerk menulis buku: "Geheimschrift der Aarde" (Bahasa sandi bumi), Symphony of the Earth (Umbgrove), The pulse of the Earth (Denyutnya bumi, juga Umbgrove) juga dan banyak lagi. Bahkan mungkin pada waktu itu ilmu geologi sangat dekat dengan ilmu kesusasteraan. Prof Klomple kalau membahas Pegunungan Alpina juga mengungkapkannya secara poetis. Wassalam RPK - Original Message - From: Awang Satyana To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Friday, August 26, 2011 10:18 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar Pak Koesoema, Terima kasih atas cerita nostalgia 56 tahun yang lalu, Pak Koesoema masih bisa mengingatnya cukup detail. Saya juga jadi ingat salah satu buku Hans Cloos "Gespräch mit der Erde" (Conversation with Earth, 1954) yang puitis... Hans Cloos dalam "pengembaraannya" sebagai ilmuwan Bumi itu tentu telah diperhadapkan ke banyak struktur2 Bumi, pegunungan, lembah, samudera, dan sebagainya yang besar dan dibentuk jutaan, puluhan, ratusan juta tahun. Lalu keluarlah kata-kata Hans Cloos ini, "The earth is large and old enough to teach us modesty". Padanan yang baik, semoga kita dapat belajar kesabaran, kesederhanaan, rendah hati, dan kesopanan demi menyaksikan kebesaran pegunungan-pegunungan atau cekungan samudera yang dibentuk jutaan tahun itu, sementara betapa kecilnya manusia di tengah-tengahnya... salam, Awang --- Pada Kam, 25/8/11, R.P.Koesoemadinata menulis: Dari: R.P.Koesoemadinata Judul: Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Kamis, 25 Agustus, 2011, 6:47 PM Ngomong-ngomong mengenai the Great East African Rift zone mengingatkan saya pada waktu kuliah General Geology II yang diberikan oleh Prof Klompe pada tahun ke-1 kuliah geologi pada tahun 1955. Gaya pemberian kuliah adalah sangat formal, beliau membahas di tahun pertama itu gejala-gejala besar di permukaan bumi, seperti pegunungan Alpina, Himalaya, Appalachia dan Rocky Mountains, dan juga lembah2 besar seperti the Rhine Graben di Europa, Basin and Range di Amerika Serikat dan tentunya the Great East African Rift Valleys. Ini jauh sebelum adanya Plate Tectonics. Beliau membahas gejalan ini dengan merujuk pada suatu karya besar dari seorang geoloog Jerman Hans Cloos "Hebung, Faulting und Vulcanismus", atau pengangkatan, pematahan dan volkanisme yang diterbitkan menjelang Abad ke-20. Untuk East African Rift Zone Prof Klompe menyebut adanya gunung api Kilimanjaro (gunung tertinggi di Afrika), dan kebetulan pada tahun-tahun itu diputar film terkenal "The Snows of Kilimanjaro" kalau tidak salah berdasarkan buku Ernst Hemingway Pada waktu itu ada 2 teori pembentukan rift valleys ini, yaitu gaya tarikan regangan yang menhasilkan graben sebagai mana penjelasan Hans Cloos, tetapi ada juga yang menjelaskannya sebagai "ramp valley" yang disebabkan karena dorongan (push) oleh Bailey Willis. Walaupun plate-tectonics dapa menerangkan jauh lebih baik, tetapi pada waktu itu lebih dari 50 tahun yang lalu Hans Cloos sudah berada dalam arah yang benar. Kuliah Prof Klompe ini masih rasanya belum lama saya alami Wassalam RPK - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Tuesday, August 23, 2011 8:14 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar trims Pak Awang, Bagi yg pingin melihat gambar serta video seperti kawah tersebut Silahkan klik di Blog IAGI http://geologi.iagi.or.id/2011/08/23/nyiragongo-kongo-kawah-lava-terbesar-di-lembah-retakan-besar/ Salam RDP 2011/8/22 Awang Satyana Kerak Bumi-litosfer yang terpecah-pecah menjadi sejumlah lempeng besar dan kecil adalah bagian paling luar planet Bumi tempat kita hidup yang sekaligus dapat kita saksikan kulit terluarnya baik berupa pegunungan, lembah, gunungapi atau dasar samudera. Kerak Bumi ini bergerak ke sana ke mari, saling beradu, berpapasan, atau menjauh satu dengan yang lainnya digerakkan oleh material mantel yang bergerak secara konveksi di dalam lapisan astenosfer, bagian mantel Bumi paling luar. Dengan cara dan mekanisme seperti itulah, benua-superbenua atau samudera-supersamudera terbentuk atau musnah sepanjang sejarah Bumi sampai s
Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar
Pak Koesoema, Terima kasih atas cerita nostalgia 56 tahun yang lalu, Pak Koesoema masih bisa mengingatnya cukup detail. Saya juga jadi ingat salah satu buku Hans Cloos "Gespräch mit der Erde" (Conversation with Earth, 1954) yang puitis... Hans Cloos dalam "pengembaraannya" sebagai ilmuwan Bumi itu tentu telah diperhadapkan ke banyak struktur2 Bumi, pegunungan, lembah, samudera, dan sebagainya yang besar dan dibentuk jutaan, puluhan, ratusan juta tahun. Lalu keluarlah kata-kata Hans Cloos ini, "The earth is large and old enough to teach us modesty". Padanan yang baik, semoga kita dapat belajar kesabaran, kesederhanaan, rendah hati, dan kesopanan demi menyaksikan kebesaran pegunungan-pegunungan atau cekungan samudera yang dibentuk jutaan tahun itu, sementara betapa kecilnya manusia di tengah-tengahnya... salam, Awang --- Pada Kam, 25/8/11, R.P.Koesoemadinata menulis: Dari: R.P.Koesoemadinata Judul: Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Kamis, 25 Agustus, 2011, 6:47 PM Ngomong-ngomong mengenai the Great East African Rift zone mengingatkan saya pada waktu kuliah General Geology II yang diberikan oleh Prof Klompe pada tahun ke-1 kuliah geologi pada tahun 1955. Gaya pemberian kuliah adalah sangat formal, beliau membahas di tahun pertama itu gejala-gejala besar di permukaan bumi, seperti pegunungan Alpina, Himalaya, Appalachia dan Rocky Mountains, dan juga lembah2 besar seperti the Rhine Graben di Europa, Basin and Range di Amerika Serikat dan tentunya the Great East African Rift Valleys. Ini jauh sebelum adanya Plate Tectonics. Beliau membahas gejalan ini dengan merujuk pada suatu karya besar dari seorang geoloog Jerman Hans Cloos "Hebung, Faulting und Vulcanismus", atau pengangkatan, pematahan dan volkanisme yang diterbitkan menjelang Abad ke-20. Untuk East African Rift Zone Prof Klompe menyebut adanya gunung api Kilimanjaro (gunung tertinggi di Afrika), dan kebetulan pada tahun-tahun itu diputar film terkenal "The Snows of Kilimanjaro" kalau tidak salah berdasarkan buku Ernst Hemingway Pada waktu itu ada 2 teori pembentukan rift valleys ini, yaitu gaya tarikan regangan yang menhasilkan graben sebagai mana penjelasan Hans Cloos, tetapi ada juga yang menjelaskannya sebagai "ramp valley" yang disebabkan karena dorongan (push) oleh Bailey Willis. Walaupun plate-tectonics dapa menerangkan jauh lebih baik, tetapi pada waktu itu lebih dari 50 tahun yang lalu Hans Cloos sudah berada dalam arah yang benar. Kuliah Prof Klompe ini masih rasanya belum lama saya alami Wassalam RPK - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Tuesday, August 23, 2011 8:14 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar trims Pak Awang, Bagi yg pingin melihat gambar serta video seperti kawah tersebut Silahkan klik di Blog IAGI http://geologi.iagi.or.id/2011/08/23/nyiragongo-kongo-kawah-lava-terbesar-di-lembah-retakan-besar/ Salam RDP 2011/8/22 Awang Satyana Kerak Bumi-litosfer yang terpecah-pecah menjadi sejumlah lempeng besar dan kecil adalah bagian paling luar planet Bumi tempat kita hidup yang sekaligus dapat kita saksikan kulit terluarnya baik berupa pegunungan, lembah, gunungapi atau dasar samudera. Kerak Bumi ini bergerak ke sana ke mari, saling beradu, berpapasan, atau menjauh satu dengan yang lainnya digerakkan oleh material mantel yang bergerak secara konveksi di dalam lapisan astenosfer, bagian mantel Bumi paling luar. Dengan cara dan mekanisme seperti itulah, benua-superbenua atau samudera-supersamudera terbentuk atau musnah sepanjang sejarah Bumi sampai sekarang. Afrika, sebuah benua di atas globe Bumi, saat ini sedang mengalami peretakan benua yang terbesar di dunia, para ahli sering menyebutnya sebagai Lembah Retakan Besar (Great Rift Valley) Afrika Timur karena bagian timur Afrika saat ini sedang memisahkan diri dari sisa Afrika lainnya. Lembah Retakan Besar Afrika Timur ini adalah sebuah gejala fragmentasi benua melalui peretakan benua (continental rifting) yang kelak akan memusnahkan benua melalui pembentukan samudera. Tidak hanya di Afrika Timur, retakan benua ini juga menerus ke Asia Barat sehingga kita sebut saja Lembah Retakan Besar Afrika-Timur – Asia Barat. Panjang keseluruhan Lembah Retakan ini adalah sekitar 5000 km dari Mozambik di Afrika sebelah tenggara sampai Siria di Asia Baratdaya. Pembukaan Lembah Retakan Besar ini telah dimulai sejak 50 juta tahun yang lalu. Ada di dalam jalur Lembah Retakan Besar ini antara lain: Danau Tanganyika (salah satu danau terbesar di dunia), Danau Malawi, Laut Merah (di sini telah terjadi pembukaan samudera), Laut Mati, Sungai Yordan dan Danau Galilea di Israel-Palestina. Bahwa Lembah Retakan Besar ini masih aktif membelah
Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar
pas banget buat bahan kuliah . . . . pencerahan.com On 2011 8 22 13:20, "Awang Satyana" wrote: > Kerak Bumi-litosfer yang terpecah-pecah menjadi sejumlah lempeng besar dan kecil adalah bagian paling luar planet Bumi tempat kita hidup yang sekaligus dapat kita saksikan kulit terluarnya baik berupa pegunungan, lembah, gunungapi atau dasar samudera. Kerak Bumi ini bergerak ke sana ke mari, saling beradu, berpapasan, atau menjauh satu dengan yang lainnya digerakkan oleh material mantel yang bergerak secara konveksi di dalam lapisan astenosfer, bagian mantel Bumi paling luar. Dengan cara dan mekanisme seperti itulah, benua-superbenua atau samudera-supersamudera terbentuk atau musnah sepanjang sejarah Bumi sampai sekarang. > > Afrika, sebuah benua di atas globe Bumi, saat ini sedang mengalami peretakan benua yang terbesar di dunia, para ahli sering menyebutnya sebagai Lembah Retakan Besar (Great Rift Valley) Afrika Timur karena bagian timur Afrika saat ini sedang memisahkan diri dari sisa Afrika lainnya. Lembah Retakan Besar Afrika Timur ini adalah sebuah gejala fragmentasi benua melalui peretakan benua (continental rifting) yang kelak akan memusnahkan benua melalui pembentukan samudera. Tidak hanya di Afrika Timur, retakan benua ini juga menerus ke Asia Barat sehingga kita sebut saja Lembah Retakan Besar Afrika-Timur – Asia Barat. > > Panjang keseluruhan Lembah Retakan ini adalah sekitar 5000 km dari Mozambik di Afrika sebelah tenggara sampai Siria di Asia Baratdaya. Pembukaan Lembah Retakan Besar ini telah dimulai sejak 50 juta tahun yang lalu. Ada di dalam jalur Lembah Retakan Besar ini antara lain: Danau Tanganyika (salah satu danau terbesar di dunia), Danau Malawi, Laut Merah (di sini telah terjadi pembukaan samudera), Laut Mati, Sungai Yordan dan Danau Galilea di Israel-Palestina. Bahwa Lembah Retakan Besar ini masih aktif membelah Afrika Timur dan Asia Baratdaya, dibuktikan oleh aktivitas tektonik dan volkanisme hingga kini. Misalnya, pada tahun 2005, hanya dalam dua hari tiba-tiba di Ethiopia, yang duduk di jalur ini, terbentuk retakan sepanjang 60 km selebar 6 meter. Juga semua episentrum gempa di Afrika Timur dan Asia Baratdaya berkonsentrasi di jalur Lembah Retakan Besar ini. > > Volkanisme yang berhubungan dengan peretakan benua pun aktif di Lembah Retakan Besar, dan inilah yang akan menjadi cerita utama tulisan ini. Dalam beberapa bulan terakhir ini, saya mengamati tulisan-tulisan di berbagai jurnal sains dan sains populer yang cukup banyak membahas sebuah gunungapi bernama Nyiragongo yang terletak di tepi timur Republik Demokratik Kongo, Afrika. Nyiragongo tepat duduk di atas Lembah Retakan Besar Afrika Timur. > > Popularitas Gunung Nyiragongo (3470 m dpl) ini adalah karena gunungapi aktif ini memiliki kawah berisi lava mendidih terbesar di dunia dengan temperatur sekitar 1200 C. Lebar kawah sekitar 1,7 km, dalam 250 meter, diperhitungkan diisi oleh sekitar 282 juta kaki kubik lava mendidih yang datang dari kantong magma di bawah kawah ini. Kawah superpanas ini dikelilingi oleh dinding batuan lava lama setinggi 15 meter. > > Nyiragongo telah terbukti maut untuk penduduk Kongo yang tinggal di bawah gunungapi ini. Saat terjadi erupsi, kolom-kolom tinggi lava pijar sering dilemparkan ke langit dan jatuh menimpa kota/desa di sekitarnya, atau kawah lavanya meluap, membobol pagar dindingnya dan membanjiri kota/desa di bawahnya. Pada 17 Januari 2002, setelah berbulan-bulan dilanda gempa kecil, Gunung Nyiragongo meletus melemparkan 8 milyar galon lava membanjiri desa/kota Goma yang jauhnya hampir 15 km dari gunung. Lava pijar dan lahar panas menhancurkan 15 % kota, membuat 120.000 penduduk Goma kehilangan rumah, mengungsikan sebanyak 400.000 penduduk. Saat ini setengah juta penduduk Goma hidup di bawah bayang-bayang maut Nyiragongo. > > Bulan Juni yang lalu, didorong rasa ingin tahu yang besar dan keberanian, delapan orang pecinta gunungapi dari the Geneva Volcanology Society turun ke dasar kawah Nyiragongo. Diceritakan bahwa kedelapan orang ini sejak masa kecilnya telah terinspirasi sebuah film tahun 1960, “The Devil’s Blast” besutan Haroun Tazieff, ahli gempa dan gunungapi terkenal kala itu, yang merupakan film dokumen pertama tentang kawah Nyiragongo. Saat mereka turun ke kawah Nyirangongo tentu rata-rata dari mereka telah berusia 40 tahunan. Itulah yang namanya obsesi masa kecil, usia tak cukup untuk menghalanginya. Sebelum merambah Nyirangongo mereka berbulan-bulan sebelumnya telah mengikuti berbagai pelatihan. Pemimpin rombongan adalah Dario Tedesco, seorang ahli gunungapi dari pos pengamatan gunungapi di Goma, dibantu dua pemandu gunung, fotografer dan sejumlah porter yang membawakan barang-barang para pelancong dan peneliti seberat hampir 600 kg. > > Perjalanan menyambangi Nyiragongo ini berlangsung selama 12 hari. Selain berhasil memenuhi fantasi masa kecilnya, kedelapan orang ini juga telah mengumpulkan berbagai sampel gas volkanik, lava dan memasang berbagai peralatan untuk memantau aktivitas N
Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar
Ngomong-ngomong mengenai the Great East African Rift zone mengingatkan saya pada waktu kuliah General Geology II yang diberikan oleh Prof Klompe pada tahun ke-1 kuliah geologi pada tahun 1955. Gaya pemberian kuliah adalah sangat formal, beliau membahas di tahun pertama itu gejala-gejala besar di permukaan bumi, seperti pegunungan Alpina, Himalaya, Appalachia dan Rocky Mountains, dan juga lembah2 besar seperti the Rhine Graben di Europa, Basin and Range di Amerika Serikat dan tentunya the Great East African Rift Valleys. Ini jauh sebelum adanya Plate Tectonics. Beliau membahas gejalan ini dengan merujuk pada suatu karya besar dari seorang geoloog Jerman Hans Cloos "Hebung, Faulting und Vulcanismus", atau pengangkatan, pematahan dan volkanisme yang diterbitkan menjelang Abad ke-20. Untuk East African Rift Zone Prof Klompe menyebut adanya gunung api Kilimanjaro (gunung tertinggi di Afrika), dan kebetulan pada tahun-tahun itu diputar film terkenal "The Snows of Kilimanjaro" kalau tidak salah berdasarkan buku Ernst Hemingway Pada waktu itu ada 2 teori pembentukan rift valleys ini, yaitu gaya tarikan regangan yang menhasilkan graben sebagai mana penjelasan Hans Cloos, tetapi ada juga yang menjelaskannya sebagai "ramp valley" yang disebabkan karena dorongan (push) oleh Bailey Willis. Walaupun plate-tectonics dapa menerangkan jauh lebih baik, tetapi pada waktu itu lebih dari 50 tahun yang lalu Hans Cloos sudah berada dalam arah yang benar. Kuliah Prof Klompe ini masih rasanya belum lama saya alami Wassalam RPK - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Tuesday, August 23, 2011 8:14 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar trims Pak Awang, Bagi yg pingin melihat gambar serta video seperti kawah tersebut Silahkan klik di Blog IAGI http://geologi.iagi.or.id/2011/08/23/nyiragongo-kongo-kawah-lava-terbesar-di-lembah-retakan-besar/ Salam RDP 2011/8/22 Awang Satyana Kerak Bumi-litosfer yang terpecah-pecah menjadi sejumlah lempeng besar dan kecil adalah bagian paling luar planet Bumi tempat kita hidup yang sekaligus dapat kita saksikan kulit terluarnya baik berupa pegunungan, lembah, gunungapi atau dasar samudera. Kerak Bumi ini bergerak ke sana ke mari, saling beradu, berpapasan, atau menjauh satu dengan yang lainnya digerakkan oleh material mantel yang bergerak secara konveksi di dalam lapisan astenosfer, bagian mantel Bumi paling luar. Dengan cara dan mekanisme seperti itulah, benua-superbenua atau samudera-supersamudera terbentuk atau musnah sepanjang sejarah Bumi sampai sekarang. Afrika, sebuah benua di atas globe Bumi, saat ini sedang mengalami peretakan benua yang terbesar di dunia, para ahli sering menyebutnya sebagai Lembah Retakan Besar (Great Rift Valley) Afrika Timur karena bagian timur Afrika saat ini sedang memisahkan diri dari sisa Afrika lainnya. Lembah Retakan Besar Afrika Timur ini adalah sebuah gejala fragmentasi benua melalui peretakan benua (continental rifting) yang kelak akan memusnahkan benua melalui pembentukan samudera. Tidak hanya di Afrika Timur, retakan benua ini juga menerus ke Asia Barat sehingga kita sebut saja Lembah Retakan Besar Afrika-Timur – Asia Barat. Panjang keseluruhan Lembah Retakan ini adalah sekitar 5000 km dari Mozambik di Afrika sebelah tenggara sampai Siria di Asia Baratdaya. Pembukaan Lembah Retakan Besar ini telah dimulai sejak 50 juta tahun yang lalu. Ada di dalam jalur Lembah Retakan Besar ini antara lain: Danau Tanganyika (salah satu danau terbesar di dunia), Danau Malawi, Laut Merah (di sini telah terjadi pembukaan samudera), Laut Mati, Sungai Yordan dan Danau Galilea di Israel-Palestina. Bahwa Lembah Retakan Besar ini masih aktif membelah Afrika Timur dan Asia Baratdaya, dibuktikan oleh aktivitas tektonik dan volkanisme hingga kini. Misalnya, pada tahun 2005, hanya dalam dua hari tiba-tiba di Ethiopia, yang duduk di jalur ini, terbentuk retakan sepanjang 60 km selebar 6 meter. Juga semua episentrum gempa di Afrika Timur dan Asia Baratdaya berkonsentrasi di jalur Lembah Retakan Besar ini. Volkanisme yang berhubungan dengan peretakan benua pun aktif di Lembah Retakan Besar, dan inilah yang akan menjadi cerita utama tulisan ini. Dalam beberapa bulan terakhir ini, saya mengamati tulisan-tulisan di berbagai jurnal sains dan sains populer yang cukup banyak membahas sebuah gunungapi bernama Nyiragongo yang terletak di tepi timur Republik Demokratik Kongo, Afrika. Nyiragongo tepat duduk di atas Lembah Retakan Besar Afrika Timur. Popularitas Gunung Nyiragongo (3470 m dpl) ini adalah karena gunungapi aktif ini memiliki kawah berisi lava mendidih terbesar di dunia dengan temperatur sekitar 1200 C. Lebar kawah sekitar 1,7 km, dalam 250 meter, diperhitungkan diisi oleh sekitar 282 juta kaki k
Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar
Ferdi, Penyebaran gunungapi di dunia barangkali bisa digolongkan ke dalam dua bagian besar: (1) subduction-related volcanism dan (2) intra-plate volcanism. Nomor (1) sudah banyak kita ketahui sebab sekitar 90 % gunungapi di dunia termasuk dominasi di Indonesia adalah dari golongan ini. Tetapi golongan (2) jarang kita ketahui, dan di golongan inilah Nyiragongo, Kongo berada. Hot-spot juga boleh saja kita golongkan ke dalam golongan (2) seperti beberapa terjadi di tengah kerak samudera seperti di pulau-pulau Hawaii, Galapagos, dan Christmas. Khusus Nyiragongo, setting tektoniknya memang ia sebuah intra-plate volcanism, yang kebetulan duduk di kerak benua yang sedang menipis karena mengalami peretakan hendak memisah (East African Rift Valley). Kalau kita mau menyebutnya sebagai rifting volcanism, boleh-boleh saja, seperti juga terjadi di beberapa tempat di Selat Makassar sebelah utara sebab Selat Makassar adalah suatu relict/bekas rifting kontinen antara Kalimantan dan Sulawesi atau tepi timur Sundaland. Wilayah-wilayah yang aktif retak/rifting saat ini ditandai oleh anomali gaya berat (Bouguer/Free Air) yang negatif, heat flow yang tinggi (90-115 MW/m2 atau > 2 HFU) dan aktivitas volkanik. Semuanya ini mengindikasi bahwa ada anomali termal di kedalaman rifting ini. Mengapa Nyiragongo >3000 meter? Karena, setiap rifting di kontinen juga akan ditandai oleh domal uplifts (pengangkatan meng-kubah). Kubah2 rifting di Afrika sudah terkenal, misalnya Ethiopian Swell di utara, East African Swell di tenggara (di tepi baratnya duduk Nyiragongo), atau Tibesti dan Hoggar Swell di Afrika Utara. Kubah2 ini sangat sering berhubungan dengan volkanisme, dan begitulah seperti dibuktikan oleh Nyiragongo. Sumber lava atau pemanasan litosfer di Nyiragongo bisa berasal dari: (1) konduksi dari sumber panas di bawah litosfer/thermal expansion, (2) penetrative convection dari magma yang masuk ke litosfer, atau (3) convective heating di bawah litosfer karena ada asthenospheric plume (upwelling mantle plume) yang panas dan naik. Dengan mekanisme seperti itulah Nyiragongo terbentuk. Beberapa continental rifting lain yang juga disertai gejala volkanisme adalah: Rio Grande Rift (western US), Rhine Graben (Eropa) dan Baikal Rift (Asia tengah). salam, Awang --- Pada Sen, 22/8/11, kartiko samodro menulis: Dari: kartiko samodro Judul: Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Senin, 22 Agustus, 2011, 5:10 PM Pak Awang bagaimana mekanisme pembentukan gunung api Nyiragongo ya ? bukannya kalau gunung api yang berhubungan dengan pemekaran kerak benua harusnya terbentuk di fasa akhir pemekaran seperti hotspot/mor ? sementara mt nyiragonggo justru sudah ada ( ketinggian sudah 3470 dpl), lavanya basaltic dan masih di tengah kerak benua... 2011/8/22 Awang Satyana Kerak Bumi-litosfer yang terpecah-pecah menjadi sejumlah lempeng besar dan kecil adalah bagian paling luar planet Bumi tempat kita hidup yang sekaligus dapat kita saksikan kulit terluarnya baik berupa pegunungan, lembah, gunungapi atau dasar samudera. Kerak Bumi ini bergerak ke sana ke mari, saling beradu, berpapasan, atau menjauh satu dengan yang lainnya digerakkan oleh material mantel yang bergerak secara konveksi di dalam lapisan astenosfer, bagian mantel Bumi paling luar. Dengan cara dan mekanisme seperti itulah, benua-superbenua atau samudera-supersamudera terbentuk atau musnah sepanjang sejarah Bumi sampai sekarang. Afrika, sebuah benua di atas globe Bumi, saat ini sedang mengalami peretakan benua yang terbesar di dunia, para ahli sering menyebutnya sebagai Lembah Retakan Besar (Great Rift Valley) Afrika Timur karena bagian timur Afrika saat ini sedang memisahkan diri dari sisa Afrika lainnya. Lembah Retakan Besar Afrika Timur ini adalah sebuah gejala fragmentasi benua melalui peretakan benua (continental rifting) yang kelak akan memusnahkan benua melalui pembentukan samudera. Tidak hanya di Afrika Timur, retakan benua ini juga menerus ke Asia Barat sehingga kita sebut saja Lembah Retakan Besar Afrika-Timur – Asia Barat. Panjang keseluruhan Lembah Retakan ini adalah sekitar 5000 km dari Mozambik di Afrika sebelah tenggara sampai Siria di Asia Baratdaya. Pembukaan Lembah Retakan Besar ini telah dimulai sejak 50 juta tahun yang lalu. Ada di dalam jalur Lembah Retakan Besar ini antara lain: Danau Tanganyika (salah satu danau terbesar di dunia), Danau Malawi, Laut Merah (di sini telah terjadi pembukaan samudera), Laut Mati, Sungai Yordan dan Danau Galilea di Israel-Palestina. Bahwa Lembah Retakan Besar ini masih aktif membelah Afrika Timur dan Asia Baratdaya, dibuktikan oleh aktivitas tektonik dan volkanisme hingga kini. Misalnya, pada tahun 2005, hanya dalam dua hari tiba-tiba di Ethiopia, yang duduk di jalur ini, terbentuk retakan sepanjang 60 km selebar 6 meter. Juga semua episentrum gempa di Afrika Timur dan Asia Bar
Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar
trims Pak Awang, Bagi yg pingin melihat gambar serta video seperti kawah tersebut Silahkan klik di Blog IAGI http://geologi.iagi.or.id/2011/08/23/nyiragongo-kongo-kawah-lava-terbesar-di-lembah-retakan-besar/ Salam RDP 2011/8/22 Awang Satyana > Kerak Bumi-litosfer yang terpecah-pecah menjadi sejumlah lempeng besar dan > kecil adalah bagian paling luar planet Bumi tempat kita hidup yang sekaligus > dapat kita saksikan kulit terluarnya baik berupa pegunungan, lembah, > gunungapi atau dasar samudera. Kerak Bumi ini bergerak ke sana ke mari, > saling beradu, berpapasan, atau menjauh satu dengan yang lainnya digerakkan > oleh material mantel yang bergerak secara konveksi di dalam lapisan > astenosfer, bagian mantel Bumi paling luar. Dengan cara dan mekanisme > seperti itulah, benua-superbenua atau samudera-supersamudera terbentuk atau > musnah sepanjang sejarah Bumi sampai sekarang. > > Afrika, sebuah benua di atas globe Bumi, saat ini sedang mengalami > peretakan benua yang terbesar di dunia, para ahli sering menyebutnya sebagai > Lembah Retakan Besar (Great Rift Valley) Afrika Timur karena bagian timur > Afrika saat ini sedang memisahkan diri dari sisa Afrika lainnya. Lembah > Retakan Besar Afrika Timur ini adalah sebuah gejala fragmentasi benua > melalui peretakan benua (continental rifting) yang kelak akan memusnahkan > benua melalui pembentukan samudera. Tidak hanya di Afrika Timur, retakan > benua ini juga menerus ke Asia Barat sehingga kita sebut saja Lembah Retakan > Besar Afrika-Timur – Asia Barat. > > Panjang keseluruhan Lembah Retakan ini adalah sekitar 5000 km dari Mozambik > di Afrika sebelah tenggara sampai Siria di Asia Baratdaya. Pembukaan Lembah > Retakan Besar ini telah dimulai sejak 50 juta tahun yang lalu. Ada di dalam > jalur Lembah Retakan Besar ini antara lain: Danau Tanganyika (salah satu > danau terbesar di dunia), Danau Malawi, Laut Merah (di sini telah terjadi > pembukaan samudera), Laut Mati, Sungai Yordan dan Danau Galilea di > Israel-Palestina. Bahwa Lembah Retakan Besar ini masih aktif membelah Afrika > Timur dan Asia Baratdaya, dibuktikan oleh aktivitas tektonik dan volkanisme > hingga kini. Misalnya, pada tahun 2005, hanya dalam dua hari tiba-tiba di > Ethiopia, yang duduk di jalur ini, terbentuk retakan sepanjang 60 km selebar > 6 meter. Juga semua episentrum gempa di Afrika Timur dan Asia Baratdaya > berkonsentrasi di jalur Lembah Retakan Besar ini. > > Volkanisme yang berhubungan dengan peretakan benua pun aktif di Lembah > Retakan Besar, dan inilah yang akan menjadi cerita utama tulisan ini. Dalam > beberapa bulan terakhir ini, saya mengamati tulisan-tulisan di berbagai > jurnal sains dan sains populer yang cukup banyak membahas sebuah gunungapi > bernama Nyiragongo yang terletak di tepi timur Republik Demokratik Kongo, > Afrika. Nyiragongo tepat duduk di atas Lembah Retakan Besar Afrika Timur. > > Popularitas Gunung Nyiragongo (3470 m dpl) ini adalah karena gunungapi > aktif ini memiliki kawah berisi lava mendidih terbesar di dunia dengan > temperatur sekitar 1200 C. Lebar kawah sekitar 1,7 km, dalam 250 meter, > diperhitungkan diisi oleh sekitar 282 juta kaki kubik lava mendidih yang > datang dari kantong magma di bawah kawah ini. Kawah superpanas ini > dikelilingi oleh dinding batuan lava lama setinggi 15 meter. > > Nyiragongo telah terbukti maut untuk penduduk Kongo yang tinggal di bawah > gunungapi ini. Saat terjadi erupsi, kolom-kolom tinggi lava pijar sering > dilemparkan ke langit dan jatuh menimpa kota/desa di sekitarnya, atau kawah > lavanya meluap, membobol pagar dindingnya dan membanjiri kota/desa di > bawahnya. Pada 17 Januari 2002, setelah berbulan-bulan dilanda gempa kecil, > Gunung Nyiragongo meletus melemparkan 8 milyar galon lava membanjiri > desa/kota Goma yang jauhnya hampir 15 km dari gunung. Lava pijar dan lahar > panas menhancurkan 15 % kota, membuat 120.000 penduduk Goma kehilangan > rumah, mengungsikan sebanyak 400.000 penduduk. Saat ini setengah juta > penduduk Goma hidup di bawah bayang-bayang maut Nyiragongo. > > Bulan Juni yang lalu, didorong rasa ingin tahu yang besar dan keberanian, > delapan orang pecinta gunungapi dari the Geneva Volcanology Society turun ke > dasar kawah Nyiragongo. Diceritakan bahwa kedelapan orang ini sejak masa > kecilnya telah terinspirasi sebuah film tahun 1960, “The Devil’s Blast” > besutan Haroun Tazieff, ahli gempa dan gunungapi terkenal kala itu, yang > merupakan film dokumen pertama tentang kawah Nyiragongo. Saat mereka turun > ke kawah Nyirangongo tentu rata-rata dari mereka telah berusia 40 tahunan. > Itulah yang namanya obsesi masa kecil, usia tak cukup untuk menghalanginya. > Sebelum merambah Nyirangongo mereka berbulan-bulan sebelumnya telah > mengikuti berbagai pelatihan. Pemimpin rombongan adalah Dario Tedesco, > seorang ahli gunungapi dari pos pengamatan gunungapi di Goma, dibantu dua > pemandu gunung, fotografer dan sejumlah porter yang membawakan barang-barang > para pelancong dan peneliti seberat ham
Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar
Pak Awang bagaimana mekanisme pembentukan gunung api Nyiragongo ya ? bukannya kalau gunung api yang berhubungan dengan pemekaran kerak benua harusnya terbentuk di fasa akhir pemekaran seperti hotspot/mor ? sementara mt nyiragonggo justru sudah ada ( ketinggian sudah 3470 dpl), lavanya basaltic dan masih di tengah kerak benua... 2011/8/22 Awang Satyana > Kerak Bumi-litosfer yang terpecah-pecah menjadi sejumlah lempeng besar dan > kecil adalah bagian paling luar planet Bumi tempat kita hidup yang sekaligus > dapat kita saksikan kulit terluarnya baik berupa pegunungan, lembah, > gunungapi atau dasar samudera. Kerak Bumi ini bergerak ke sana ke mari, > saling beradu, berpapasan, atau menjauh satu dengan yang lainnya digerakkan > oleh material mantel yang bergerak secara konveksi di dalam lapisan > astenosfer, bagian mantel Bumi paling luar. Dengan cara dan mekanisme > seperti itulah, benua-superbenua atau samudera-supersamudera terbentuk atau > musnah sepanjang sejarah Bumi sampai sekarang. > > Afrika, sebuah benua di atas globe Bumi, saat ini sedang mengalami > peretakan benua yang terbesar di dunia, para ahli sering menyebutnya sebagai > Lembah Retakan Besar (Great Rift Valley) Afrika Timur karena bagian timur > Afrika saat ini sedang memisahkan diri dari sisa Afrika lainnya. Lembah > Retakan Besar Afrika Timur ini adalah sebuah gejala fragmentasi benua > melalui peretakan benua (continental rifting) yang kelak akan memusnahkan > benua melalui pembentukan samudera. Tidak hanya di Afrika Timur, retakan > benua ini juga menerus ke Asia Barat sehingga kita sebut saja Lembah Retakan > Besar Afrika-Timur – Asia Barat. > > Panjang keseluruhan Lembah Retakan ini adalah sekitar 5000 km dari Mozambik > di Afrika sebelah tenggara sampai Siria di Asia Baratdaya. Pembukaan Lembah > Retakan Besar ini telah dimulai sejak 50 juta tahun yang lalu. Ada di dalam > jalur Lembah Retakan Besar ini antara lain: Danau Tanganyika (salah satu > danau terbesar di dunia), Danau Malawi, Laut Merah (di sini telah terjadi > pembukaan samudera), Laut Mati, Sungai Yordan dan Danau Galilea di > Israel-Palestina. Bahwa Lembah Retakan Besar ini masih aktif membelah Afrika > Timur dan Asia Baratdaya, dibuktikan oleh aktivitas tektonik dan volkanisme > hingga kini. Misalnya, pada tahun 2005, hanya dalam dua hari tiba-tiba di > Ethiopia, yang duduk di jalur ini, terbentuk retakan sepanjang 60 km selebar > 6 meter. Juga semua episentrum gempa di Afrika Timur dan Asia Baratdaya > berkonsentrasi di jalur Lembah Retakan Besar ini. > > Volkanisme yang berhubungan dengan peretakan benua pun aktif di Lembah > Retakan Besar, dan inilah yang akan menjadi cerita utama tulisan ini. Dalam > beberapa bulan terakhir ini, saya mengamati tulisan-tulisan di berbagai > jurnal sains dan sains populer yang cukup banyak membahas sebuah gunungapi > bernama Nyiragongo yang terletak di tepi timur Republik Demokratik Kongo, > Afrika. Nyiragongo tepat duduk di atas Lembah Retakan Besar Afrika Timur. > > Popularitas Gunung Nyiragongo (3470 m dpl) ini adalah karena gunungapi > aktif ini memiliki kawah berisi lava mendidih terbesar di dunia dengan > temperatur sekitar 1200 C. Lebar kawah sekitar 1,7 km, dalam 250 meter, > diperhitungkan diisi oleh sekitar 282 juta kaki kubik lava mendidih yang > datang dari kantong magma di bawah kawah ini. Kawah superpanas ini > dikelilingi oleh dinding batuan lava lama setinggi 15 meter. > > Nyiragongo telah terbukti maut untuk penduduk Kongo yang tinggal di bawah > gunungapi ini. Saat terjadi erupsi, kolom-kolom tinggi lava pijar sering > dilemparkan ke langit dan jatuh menimpa kota/desa di sekitarnya, atau kawah > lavanya meluap, membobol pagar dindingnya dan membanjiri kota/desa di > bawahnya. Pada 17 Januari 2002, setelah berbulan-bulan dilanda gempa kecil, > Gunung Nyiragongo meletus melemparkan 8 milyar galon lava membanjiri > desa/kota Goma yang jauhnya hampir 15 km dari gunung. Lava pijar dan lahar > panas menhancurkan 15 % kota, membuat 120.000 penduduk Goma kehilangan > rumah, mengungsikan sebanyak 400.000 penduduk. Saat ini setengah juta > penduduk Goma hidup di bawah bayang-bayang maut Nyiragongo. > > Bulan Juni yang lalu, didorong rasa ingin tahu yang besar dan keberanian, > delapan orang pecinta gunungapi dari the Geneva Volcanology Society turun ke > dasar kawah Nyiragongo. Diceritakan bahwa kedelapan orang ini sejak masa > kecilnya telah terinspirasi sebuah film tahun 1960, “The Devil’s Blast” > besutan Haroun Tazieff, ahli gempa dan gunungapi terkenal kala itu, yang > merupakan film dokumen pertama tentang kawah Nyiragongo. Saat mereka turun > ke kawah Nyirangongo tentu rata-rata dari mereka telah berusia 40 tahunan. > Itulah yang namanya obsesi masa kecil, usia tak cukup untuk menghalanginya. > Sebelum merambah Nyirangongo mereka berbulan-bulan sebelumnya telah > mengikuti berbagai pelatihan. Pemimpin rombongan adalah Dario Tedesco, > seorang ahli gunungapi dari pos pengamatan gunungapi di Goma, dibantu dua > pemandu
[iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar
Kerak Bumi-litosfer yang terpecah-pecah menjadi sejumlah lempeng besar dan kecil adalah bagian paling luar planet Bumi tempat kita hidup yang sekaligus dapat kita saksikan kulit terluarnya baik berupa pegunungan, lembah, gunungapi atau dasar samudera. Kerak Bumi ini bergerak ke sana ke mari, saling beradu, berpapasan, atau menjauh satu dengan yang lainnya digerakkan oleh material mantel yang bergerak secara konveksi di dalam lapisan astenosfer, bagian mantel Bumi paling luar. Dengan cara dan mekanisme seperti itulah, benua-superbenua atau samudera-supersamudera terbentuk atau musnah sepanjang sejarah Bumi sampai sekarang. Afrika, sebuah benua di atas globe Bumi, saat ini sedang mengalami peretakan benua yang terbesar di dunia, para ahli sering menyebutnya sebagai Lembah Retakan Besar (Great Rift Valley) Afrika Timur karena bagian timur Afrika saat ini sedang memisahkan diri dari sisa Afrika lainnya. Lembah Retakan Besar Afrika Timur ini adalah sebuah gejala fragmentasi benua melalui peretakan benua (continental rifting) yang kelak akan memusnahkan benua melalui pembentukan samudera. Tidak hanya di Afrika Timur, retakan benua ini juga menerus ke Asia Barat sehingga kita sebut saja Lembah Retakan Besar Afrika-Timur – Asia Barat. Panjang keseluruhan Lembah Retakan ini adalah sekitar 5000 km dari Mozambik di Afrika sebelah tenggara sampai Siria di Asia Baratdaya. Pembukaan Lembah Retakan Besar ini telah dimulai sejak 50 juta tahun yang lalu. Ada di dalam jalur Lembah Retakan Besar ini antara lain: Danau Tanganyika (salah satu danau terbesar di dunia), Danau Malawi, Laut Merah (di sini telah terjadi pembukaan samudera), Laut Mati, Sungai Yordan dan Danau Galilea di Israel-Palestina. Bahwa Lembah Retakan Besar ini masih aktif membelah Afrika Timur dan Asia Baratdaya, dibuktikan oleh aktivitas tektonik dan volkanisme hingga kini. Misalnya, pada tahun 2005, hanya dalam dua hari tiba-tiba di Ethiopia, yang duduk di jalur ini, terbentuk retakan sepanjang 60 km selebar 6 meter. Juga semua episentrum gempa di Afrika Timur dan Asia Baratdaya berkonsentrasi di jalur Lembah Retakan Besar ini. Volkanisme yang berhubungan dengan peretakan benua pun aktif di Lembah Retakan Besar, dan inilah yang akan menjadi cerita utama tulisan ini. Dalam beberapa bulan terakhir ini, saya mengamati tulisan-tulisan di berbagai jurnal sains dan sains populer yang cukup banyak membahas sebuah gunungapi bernama Nyiragongo yang terletak di tepi timur Republik Demokratik Kongo, Afrika. Nyiragongo tepat duduk di atas Lembah Retakan Besar Afrika Timur. Popularitas Gunung Nyiragongo (3470 m dpl) ini adalah karena gunungapi aktif ini memiliki kawah berisi lava mendidih terbesar di dunia dengan temperatur sekitar 1200 C. Lebar kawah sekitar 1,7 km, dalam 250 meter, diperhitungkan diisi oleh sekitar 282 juta kaki kubik lava mendidih yang datang dari kantong magma di bawah kawah ini. Kawah superpanas ini dikelilingi oleh dinding batuan lava lama setinggi 15 meter. Nyiragongo telah terbukti maut untuk penduduk Kongo yang tinggal di bawah gunungapi ini. Saat terjadi erupsi, kolom-kolom tinggi lava pijar sering dilemparkan ke langit dan jatuh menimpa kota/desa di sekitarnya, atau kawah lavanya meluap, membobol pagar dindingnya dan membanjiri kota/desa di bawahnya. Pada 17 Januari 2002, setelah berbulan-bulan dilanda gempa kecil, Gunung Nyiragongo meletus melemparkan 8 milyar galon lava membanjiri desa/kota Goma yang jauhnya hampir 15 km dari gunung. Lava pijar dan lahar panas menhancurkan 15 % kota, membuat 120.000 penduduk Goma kehilangan rumah, mengungsikan sebanyak 400.000 penduduk. Saat ini setengah juta penduduk Goma hidup di bawah bayang-bayang maut Nyiragongo. Bulan Juni yang lalu, didorong rasa ingin tahu yang besar dan keberanian, delapan orang pecinta gunungapi dari the Geneva Volcanology Society turun ke dasar kawah Nyiragongo. Diceritakan bahwa kedelapan orang ini sejak masa kecilnya telah terinspirasi sebuah film tahun 1960, “The Devil’s Blast” besutan Haroun Tazieff, ahli gempa dan gunungapi terkenal kala itu, yang merupakan film dokumen pertama tentang kawah Nyiragongo. Saat mereka turun ke kawah Nyirangongo tentu rata-rata dari mereka telah berusia 40 tahunan. Itulah yang namanya obsesi masa kecil, usia tak cukup untuk menghalanginya. Sebelum merambah Nyirangongo mereka berbulan-bulan sebelumnya telah mengikuti berbagai pelatihan. Pemimpin rombongan adalah Dario Tedesco, seorang ahli gunungapi dari pos pengamatan gunungapi di Goma, dibantu dua pemandu gunung, fotografer dan sejumlah porter yang membawakan barang-barang para pelancong dan peneliti seberat hampir 600 kg. Perjalanan menyambangi Nyiragongo ini berlangsung selama 12 hari. Selain berhasil memenuhi fantasi masa kecilnya, kedelapan orang ini juga telah mengumpulkan berbagai sampel gas volkanik, lava dan memasang berbagai peralatan untuk memantau aktivitas Nyiragongo demi keselamatan penduduk Goma. Selama sepul