[iagi-net-l] Re: SDM Geoth [iagi-net-l] hydroggi-net-l] Diskusi migas metro tivi

2012-03-12 Terurut Topik liamsi
Geothermal ini tidak semeriah migas maupun Minerba., pada tahun
91 dulu atas batuan pemerintah NZ telah dilakukan pemetaan SDM
geothermal baik di hulu ( GG) maupun di Hilir ( meknikal,
elektrikal, dll ) dan prediksi  kebutuhannya dalam rangka untuk
mempersiapkan SDM untuk pengembangan panasbumi yang waktu itu
akan dikembangkan secara besar besaran, kemudian tindak
lanjutnya pada 93 dilakukan bantuan training geothermal ( atas
bantuan NZ juga )  untuk tanaga pengajanya baik hulu maupun
hilir ( kerjasama dg TM waktu itu ) untuk memepersiapkan SDM
Geothermal, Tahun 97/98 terjadi krisis ekonomi , Seiring dg
krisis ekonomi tsb rencana pengembangan geothermal tsb
mengalami hambatan karena Proyek-proyek Infra struktur (
termasuk listrik geothermal ) yg sdh ada kontrak kontaknya
dihentikan ( Ada Keppres penghentian Proyek Proyek
infrastuktur/listrik Geothermal ), sehingga Geothermal waktun
itu tiarap , kemudian seiring dg kondisi ekonomi yg mulai
membaik  dilakukan renegosiasi lagi tdp kontrak kontrak yg
dihentikan tsb, namun ada beberapa yg keburu dibawa ke Arbitase
oleh investornya.Seiring dg kondisi ekonomi dan kebutuhan listrik yg terus
meningkat terutama untuk menggantikan listrik dari BBM yg
semakin tinggi harganya  , maka Geothermal dilirik kembali ,
terutama setelah adanya UU geothermal yg baru , dengan
memberikan kewenangan kpd Pemda Pemda untuk melakukan tender
Wilayah Kerja Geothermal , dengan adanya tender tender WK tsb
banyak dibutuhkan tenaga ahli yg sdh berpengalaman ( di
Perusahaan Geothermal), disisi lain tenaga ahli yg
berpengalaman masih sedikit dan semuanya sdh terserap di
kampeni yang sdh ada saat ini / sdh beroperasi , inipun tidak
banyak , sedangkan tenaga ahli yang dari kampeni ( pensiunan )
juga tidak banyak bahkan wis podo enak menikmati pensiunnya
...akhirnya kalau memang butuh Wani Piro.
ISM


 Yth, Abah,

 Apakah jumlah geologist (tenaga ahli) nya berhubungan
 langsung dengan besar potensi energy di suatu wilayah?
 Khususnya geothermal... saya cuman berpikir sekilas, kalau
 mungkin saja temen2 geologist geothermal pada lari ke
 hidrocarbon; jadi belum tentu kalau tenaga ahli kurang
 berarti potensi energy nya juga kecil toh?

 Sad Agus

 On Mar 12, 2012, at 10:06 AM, Yanto R. Sumantri wrote:



 Apa bener Indonesia ini potensi geothermal - nya tinggi ?
 Tapi anehnya saya cari geothermal geologist belum nemu tuh
 
 Apa para ahli geologi tidak tertarik ke gethermal ya ?

 si Abah

  Hehe.. agak terbawa suasana Pak..
 
  Dan saya setuju lagi Pak Franc!
  Geothermal memang paling cocok terutama di daerah yang
  memiliki potensinya seperti Indonesia. Untuk kapasitas
  pembangkit yang sama, surface area yang diperlukan
  geothermal sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik
  tenaga surya maupun angin.  Plus supply energi yang
  konstan,
  all day all night, gak peduli cuaca gak peduli musim.
  Kekurangan geothermal hanya satu: lokasi.
  Tidak semua daerah memiliki potensi geothermal, dan yang
  ada
  potensi juga sering terbentur dengan isu lingkungan
  karena
  rata-rata berlokasi di pegunungan yang cenderung menjadi
  daerah dilindungi.  Jadi miris kalau melihat ada proyek
  geothermal yang ditolak LSM dan DPRD (yg mengatasnamakan
  rakyat, padahal rakyatnya belum tentu sepikiran), bahkan
  oleh profesor (tapi tampaknya tidak paham geothermal)
  dengan
  alasan geothermal itu merusak lingkungannya. Dan sekarang
  malah mau mengkaji pilihan pembangkit berbahan bakar
  batubara untuk provinsi tersebut. Maaf malah jadi curhat
  sedikit.. hehe..
 
 
  Betul Pak Avi, bapake londo, lahir di Bali, jadinya
  londobali..  hehehe..
 
  Salam,
  WHY
 
 
 
  
  From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
  To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Saturday, March 10, 2012 3:47 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
  Re:
  Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 
 
  Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he..
  he..
 
  dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy
  yang
  paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari
  RPK).
 
  dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin
  masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk
  meningkatkan
  efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik.
 
  selamat ber akhir pekan,
  frank
 
 
 
 
 
  
  From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
  To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
  Re:
  Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 
 
  Betul Pak Franc,
 
  Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung
  energy
  sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata
  sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk
  mempermudah
  kita pakai saja efisiensi 10%.  Dengan effisiensi segitu,
  dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia
  ~4.5 kWh/m2 per hari, 

Re: [iagi-net-l] Re: SDM Geoth [iagi-net-l] hydroggi-net-l] Diskusi migas metro tivi

2012-03-12 Terurut Topik anwar . taufik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: lia...@indo.net.id
Date: Mon, 12 Mar 2012 15:53:18 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Re:  SDM Geoth  [iagi-net-l] hydroggi-net-l] Diskusi 
migas metro tivi
Geothermal ini tidak semeriah migas maupun Minerba., pada tahun
91 dulu atas batuan pemerintah NZ telah dilakukan pemetaan SDM
geothermal baik di hulu ( GG) maupun di Hilir ( meknikal,
elektrikal, dll ) dan prediksi  kebutuhannya dalam rangka untuk
mempersiapkan SDM untuk pengembangan panasbumi yang waktu itu
akan dikembangkan secara besar besaran, kemudian tindak
lanjutnya pada 93 dilakukan bantuan training geothermal ( atas
bantuan NZ juga )  untuk tanaga pengajanya baik hulu maupun
hilir ( kerjasama dg TM waktu itu ) untuk memepersiapkan SDM
Geothermal, Tahun 97/98 terjadi krisis ekonomi , Seiring dg
krisis ekonomi tsb rencana pengembangan geothermal tsb
mengalami hambatan karena Proyek-proyek Infra struktur (
termasuk listrik geothermal ) yg sdh ada kontrak kontaknya
dihentikan ( Ada Keppres penghentian Proyek Proyek
infrastuktur/listrik Geothermal ), sehingga Geothermal waktun
itu tiarap , kemudian seiring dg kondisi ekonomi yg mulai
membaik  dilakukan renegosiasi lagi tdp kontrak kontrak yg
dihentikan tsb, namun ada beberapa yg keburu dibawa ke Arbitase
oleh investornya.Seiring dg kondisi ekonomi dan kebutuhan listrik yg terus
meningkat terutama untuk menggantikan listrik dari BBM yg
semakin tinggi harganya  , maka Geothermal dilirik kembali ,
terutama setelah adanya UU geothermal yg baru , dengan
memberikan kewenangan kpd Pemda Pemda untuk melakukan tender
Wilayah Kerja Geothermal , dengan adanya tender tender WK tsb
banyak dibutuhkan tenaga ahli yg sdh berpengalaman ( di
Perusahaan Geothermal), disisi lain tenaga ahli yg
berpengalaman masih sedikit dan semuanya sdh terserap di
kampeni yang sdh ada saat ini / sdh beroperasi , inipun tidak
banyak , sedangkan tenaga ahli yang dari kampeni ( pensiunan )
juga tidak banyak bahkan wis podo enak menikmati pensiunnya
...akhirnya kalau memang butuh Wani Piro.
ISM


 Yth, Abah,

 Apakah jumlah geologist (tenaga ahli) nya berhubungan
 langsung dengan besar potensi energy di suatu wilayah?
 Khususnya geothermal... saya cuman berpikir sekilas, kalau
 mungkin saja temen2 geologist geothermal pada lari ke
 hidrocarbon; jadi belum tentu kalau tenaga ahli kurang
 berarti potensi energy nya juga kecil toh?

 Sad Agus

 On Mar 12, 2012, at 10:06 AM, Yanto R. Sumantri wrote:



 Apa bener Indonesia ini potensi geothermal - nya tinggi ?
 Tapi anehnya saya cari geothermal geologist belum nemu tuh
 
 Apa para ahli geologi tidak tertarik ke gethermal ya ?

 si Abah

  Hehe.. agak terbawa suasana Pak..
 
  Dan saya setuju lagi Pak Franc!
  Geothermal memang paling cocok terutama di daerah yang
  memiliki potensinya seperti Indonesia. Untuk kapasitas
  pembangkit yang sama, surface area yang diperlukan
  geothermal sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik
  tenaga surya maupun angin.  Plus supply energi yang
  konstan,
  all day all night, gak peduli cuaca gak peduli musim.
  Kekurangan geothermal hanya satu: lokasi.
  Tidak semua daerah memiliki potensi geothermal, dan yang
  ada
  potensi juga sering terbentur dengan isu lingkungan
  karena
  rata-rata berlokasi di pegunungan yang cenderung menjadi
  daerah dilindungi.  Jadi miris kalau melihat ada proyek
  geothermal yang ditolak LSM dan DPRD (yg mengatasnamakan
  rakyat, padahal rakyatnya belum tentu sepikiran), bahkan
  oleh profesor (tapi tampaknya tidak paham geothermal)
  dengan
  alasan geothermal itu merusak lingkungannya. Dan sekarang
  malah mau mengkaji pilihan pembangkit berbahan bakar
  batubara untuk provinsi tersebut. Maaf malah jadi curhat
  sedikit.. hehe..
 
 
  Betul Pak Avi, bapake londo, lahir di Bali, jadinya
  londobali..  hehehe..
 
  Salam,
  WHY
 
 
 
  
  From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
  To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Saturday, March 10, 2012 3:47 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
  Re:
  Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 
 
  Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he..
  he..
 
  dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy
  yang
  paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari
  RPK).
 
  dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin
  masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk
  meningkatkan
  efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik.
 
  selamat ber akhir pekan,
  frank
 
 
 
 
 
  
  From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
  To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
  Re:
  Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 
 
  Betul Pak Franc,
 
  Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung
  energy

Re: [iagi-net-l] Re: SDM Geoth [iagi-net-l] hydroggi-net-l] Diskusi migas metro tivi

2012-03-12 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata

Soal Geothermal, tenaga ahli dan pendidikan tenaga akhli geothermal:
Kita selalu  lupa bahwa pemerintahan dan para ahli ekonomi kita itu sudah 
berhaluan dengan tegas ke kapitalisme liberal dengan free market economynya.
Ya apakah perlu adanya  pendidikan ahli geothermal, dan pada kemana ahli 
geothermal kita, ya jelas ditentukan oleh pasaran. Apakah ada pasaran untuk 
lulusan tenaga ahli geothermal?
Walaupun digembor-gemborkan mengenai sumber energi geothermal, pemerintah 
ingin mengandalkan pengembangan energi geothermal itu pada swasta, swasta 
asing khususnya. Yang dihasilkan sumber energi geothermal itu kan listrk, 
sulit untuk dieksport, sehingga hanya bisa dijual kepada rakyat Indonesia 
saja via PLN. Jelas rakyat kita tidak mampu membeli listrik dengan harga 
yang wajar untuk swasta yang mungkin sama dengan harga internasional, dan 
PLN atau Pemerintah tentu ogah untuk memberikan subsidi, karena dalam free 
market economy subsidu itu haram. Sejak Gunung Salak dan Darajat yang di 
Garut itu yang selesai pas mau reformasi beroperasi, sampai sekarang tidak 
ada lagi PLTG (PLTPB?) baru yang selesai untuk dioperasikan, bahkan pada 
umumnya yang sudah selesaipun menjadi dispute antara investor asing dengan 
pemerintah, di mana pemerintah selalu dikalahkan.
Memang kalau lihat jumlahnya block Geothermal itu banyak sekali yang 
dipegang swasta, tetapi tidak diapa-apakan, dipegang terus, mungkin hanya 
dianggap asset saja dalam portofolio perusahaan, bahkan mungkin juga 
diperjual-belikan.
Jadi jangan ngeluh soal geothermal ini, karena semua tergantung pasaran 
bebas! Untuk pasar bebas geothermal dengan harga PLN tidak menguntungkan 
sama sekali, sehingga tidak akan ada explorasi dan pengembangan sumber 
energi geothermal, tidak ada kebutuhan untuk tenaga ahli geothermal, tidak 
ada kebutuhan untuk research dalam geothermal, tidak ada kebutuhan untuk 
mendirikan prodi geothermal kecuali untuk teori saja. Pasaran sekarang ini 
tidak membutuhkan.
Kalau saja pemerintah itu mau mengikuti UUD-45 secara murni, sebetulnya 
untuk jangka waktu tertentu tidak apa sumber energi geothermal itu 
dikembangkan dengan memberikan subsidi. sampai habis masa kontraknya. Anggap 
saja subsidi itu sebagai life-time investment, karena sumber geothermal itu 
tidak akan habis-habisnya. Kalau masa kontraknya habis (investasi si swasta 
sudah kembali dan sudah meraup keuntungan yang besar sesuai dengan risiko 
explorasinya), harusnya diambil alih oleh PLN, sehingga PLN cukup membiayai 
maintenancenya saja, tidak perlu investasi lagi besar-besaran , sehingga 
harga listrik dapat jadi  murah tidak perlu disubsidi lagi, sehingga menjadi 
halal di mata liberal kapitalism juga. Tapi itulah, BUMN itu tidak boleh ada 
di dalam free-market economy itu, harus diprivatisasi semua.

Wassalam
RPK


- Original Message - 
From: anwar.tau...@gmail.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, March 12, 2012 4:36 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: SDM Geoth  [iagi-net-l] hydroggi-net-l] 
Diskusi migas metro tivi





Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: lia...@indo.net.id
Date: Mon, 12 Mar 2012 15:53:18
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Re:  SDM Geoth  [iagi-net-l] hydroggi-net-l] 
Diskusi migas metro tivi

Geothermal ini tidak semeriah migas maupun Minerba., pada tahun
91 dulu atas batuan pemerintah NZ telah dilakukan pemetaan SDM
geothermal baik di hulu ( GG) maupun di Hilir ( meknikal,
elektrikal, dll ) dan prediksi  kebutuhannya dalam rangka untuk
mempersiapkan SDM untuk pengembangan panasbumi yang waktu itu
akan dikembangkan secara besar besaran, kemudian tindak
lanjutnya pada 93 dilakukan bantuan training geothermal ( atas
bantuan NZ juga )  untuk tanaga pengajanya baik hulu maupun
hilir ( kerjasama dg TM waktu itu ) untuk memepersiapkan SDM
Geothermal, Tahun 97/98 terjadi krisis ekonomi , Seiring dg
krisis ekonomi tsb rencana pengembangan geothermal tsb
mengalami hambatan karena Proyek-proyek Infra struktur (
termasuk listrik geothermal ) yg sdh ada kontrak kontaknya
dihentikan ( Ada Keppres penghentian Proyek Proyek
infrastuktur/listrik Geothermal ), sehingga Geothermal waktun
itu tiarap , kemudian seiring dg kondisi ekonomi yg mulai
membaik  dilakukan renegosiasi lagi tdp kontrak kontrak yg
dihentikan tsb, namun ada beberapa yg keburu dibawa ke Arbitase
oleh investornya.Seiring dg kondisi ekonomi dan kebutuhan listrik yg terus
meningkat terutama untuk menggantikan listrik dari BBM yg
semakin tinggi harganya  , maka Geothermal dilirik kembali ,
terutama setelah adanya UU geothermal yg baru , dengan
memberikan kewenangan kpd Pemda Pemda untuk melakukan tender
Wilayah Kerja Geothermal , dengan adanya tender tender WK tsb
banyak dibutuhkan tenaga ahli yg sdh berpengalaman ( di
Perusahaan Geothermal), disisi lain tenaga ahli yg
berpengalaman masih sedikit dan semuanya sdh terserap di
kampeni yang sdh ada saat ini / sdh beroperasi , inipun tidak
banyak , sedangkan tenaga

Re: [iagi-net-l] Re: SDM Geoth [iagi-net-l] hydroggi-net-l] Diskusi migas metro tivi

2012-03-12 Terurut Topik ok.taufik
setuju Prof. Kenapa pemerintah tidak memberlakukan pembangunan geothermal 
seperti pembangunan waduk2 untuk PLTA, karena bagaimanapun geothemal 
dikelompokkan sebagai renewable energy, dan juga sifat keberadaannya yg 
terlokasir saja. Pembangunan geothermal memang harus merupakan investasi life 
time.

 OKT
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
Date: Tue, 10 Apr 2012 17:41:59 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re:  SDM Geoth  [iagi-net-l] hydroggi-net-l] Diskusi 
migas metro tivi
Soal Geothermal, tenaga ahli dan pendidikan tenaga akhli geothermal:
Kita selalu  lupa bahwa pemerintahan dan para ahli ekonomi kita itu sudah 
berhaluan dengan tegas ke kapitalisme liberal dengan free market economynya.
Ya apakah perlu adanya  pendidikan ahli geothermal, dan pada kemana ahli 
geothermal kita, ya jelas ditentukan oleh pasaran. Apakah ada pasaran untuk 
lulusan tenaga ahli geothermal?
Walaupun digembor-gemborkan mengenai sumber energi geothermal, pemerintah 
ingin mengandalkan pengembangan energi geothermal itu pada swasta, swasta 
asing khususnya. Yang dihasilkan sumber energi geothermal itu kan listrk, 
sulit untuk dieksport, sehingga hanya bisa dijual kepada rakyat Indonesia 
saja via PLN. Jelas rakyat kita tidak mampu membeli listrik dengan harga 
yang wajar untuk swasta yang mungkin sama dengan harga internasional, dan 
PLN atau Pemerintah tentu ogah untuk memberikan subsidi, karena dalam free 
market economy subsidu itu haram. Sejak Gunung Salak dan Darajat yang di 
Garut itu yang selesai pas mau reformasi beroperasi, sampai sekarang tidak 
ada lagi PLTG (PLTPB?) baru yang selesai untuk dioperasikan, bahkan pada 
umumnya yang sudah selesaipun menjadi dispute antara investor asing dengan 
pemerintah, di mana pemerintah selalu dikalahkan.
Memang kalau lihat jumlahnya block Geothermal itu banyak sekali yang 
dipegang swasta, tetapi tidak diapa-apakan, dipegang terus, mungkin hanya 
dianggap asset saja dalam portofolio perusahaan, bahkan mungkin juga 
diperjual-belikan.
Jadi jangan ngeluh soal geothermal ini, karena semua tergantung pasaran 
bebas! Untuk pasar bebas geothermal dengan harga PLN tidak menguntungkan 
sama sekali, sehingga tidak akan ada explorasi dan pengembangan sumber 
energi geothermal, tidak ada kebutuhan untuk tenaga ahli geothermal, tidak 
ada kebutuhan untuk research dalam geothermal, tidak ada kebutuhan untuk 
mendirikan prodi geothermal kecuali untuk teori saja. Pasaran sekarang ini 
tidak membutuhkan.
Kalau saja pemerintah itu mau mengikuti UUD-45 secara murni, sebetulnya 
untuk jangka waktu tertentu tidak apa sumber energi geothermal itu 
dikembangkan dengan memberikan subsidi. sampai habis masa kontraknya. Anggap 
saja subsidi itu sebagai life-time investment, karena sumber geothermal itu 
tidak akan habis-habisnya. Kalau masa kontraknya habis (investasi si swasta 
sudah kembali dan sudah meraup keuntungan yang besar sesuai dengan risiko 
explorasinya), harusnya diambil alih oleh PLN, sehingga PLN cukup membiayai 
maintenancenya saja, tidak perlu investasi lagi besar-besaran , sehingga 
harga listrik dapat jadi  murah tidak perlu disubsidi lagi, sehingga menjadi 
halal di mata liberal kapitalism juga. Tapi itulah, BUMN itu tidak boleh ada 
di dalam free-market economy itu, harus diprivatisasi semua.
Wassalam
RPK


- Original Message - 
From: anwar.tau...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, March 12, 2012 4:36 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: SDM Geoth  [iagi-net-l] hydroggi-net-l] 
Diskusi migas metro tivi



 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: lia...@indo.net.id
 Date: Mon, 12 Mar 2012 15:53:18
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Re:  SDM Geoth  [iagi-net-l] hydroggi-net-l] 
 Diskusi migas metro tivi
 Geothermal ini tidak semeriah migas maupun Minerba., pada tahun
 91 dulu atas batuan pemerintah NZ telah dilakukan pemetaan SDM
 geothermal baik di hulu ( GG) maupun di Hilir ( meknikal,
 elektrikal, dll ) dan prediksi  kebutuhannya dalam rangka untuk
 mempersiapkan SDM untuk pengembangan panasbumi yang waktu itu
 akan dikembangkan secara besar besaran, kemudian tindak
 lanjutnya pada 93 dilakukan bantuan training geothermal ( atas
 bantuan NZ juga )  untuk tanaga pengajanya baik hulu maupun
 hilir ( kerjasama dg TM waktu itu ) untuk memepersiapkan SDM
 Geothermal, Tahun 97/98 terjadi krisis ekonomi , Seiring dg
 krisis ekonomi tsb rencana pengembangan geothermal tsb
 mengalami hambatan karena Proyek-proyek Infra struktur (
 termasuk listrik geothermal ) yg sdh ada kontrak kontaknya
 dihentikan ( Ada Keppres penghentian Proyek Proyek
 infrastuktur/listrik Geothermal ), sehingga Geothermal waktun
 itu tiarap , kemudian seiring dg kondisi ekonomi yg mulai
 membaik  dilakukan renegosiasi lagi tdp kontrak kontrak yg
 dihentikan tsb, namun ada beberapa yg keburu dibawa ke Arbitase