Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Rekan Saya ingin tanya , apakah untuk melakukan pemborn dengan peralatan kecil seperti itu ada prosedur nya ? Bgmn prsedurnya ? Siapa yang berwenang ? PemDa Kab /Prop/Kemenetrian ? Kalau classtion itu benar kejadian , saya bayangkan generasi ilmuwan sekarang akan ditertawakan oleh anak/cucu kita kali ya . Mun ceuk basa Sunda mah Ngarebutkeun pepesan kosong (Naon basa Madura - na pak Miko ?) si Abah From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 7:41 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti. Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan penelitian seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan rasa ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak menarik karema kemasan atau pengungkapan yang rumit. Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah persistent dalam bahasa mudahnya tekun dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau memikirkan hasilnya akan menggelegar. Kebanyakan penemuan besar didunia tidak disadari oleh penemunya. Jadi kalau anda telah menemukan sesuatu, jangan punya harapan anda akan mendapatkan hasilnya secara instant. No. No Bukan seperti itu reward atau penghargaan yang diperoleh oleh seorang penemu sejati. Ketika nanti manusia menyadari, barulah nama anda akan dikenal dan dikenang. Syukur-syukur didoakan, ilmu yg bermanfaat adalah sebuah amal jariah. Kalau anda menemukan sesuatu ikhlas saja dengan apa yg ditemukan. Memang kalau diamati, hanya penemuan yg berlanjut yang bermanfaat. Jadi satu hal lain yang penting adalah sikap dari si peneliti ketika menemukan hasil risetnya. Sikap low profile, lembah manah, sopan, membuat orang memberikan apresiasi atas penemuan dan kalau diteruskan maka penemuan itu menjadi sebuah ilmu yg bermanfaat. Yang seperti ditulis diatas, menjadi amal jariah. So, Kalau anda merasa menemukan sesuatu, uNgkapkan saja apa adanya sejujurnya. Duniapun Sekarang tahu bahwa bukan Darwin yg menemukan teori evolusi, dia Hanyalah mengembangkan dan menuliskan, namun saat ini semua tahu bahwa Lamark, juga Wallace lebih duluan mengemukakan ide evolusi yang fenomenal ini. Malah Darwin yg akhirnya dicaci oleh orang yg tersinggung
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Danny Oknum apa ??? Sya kira perlu diperjelas , karena sekarang kalau satu institusi KEPEPET lalu berkelit dngan menamakan OKNUM . Nah gitu nyatanya disaat ini. Ada oknum Polisi , oknum aparat , oknum DPR , oknum parta dan oknum2 macam macam lagi. terima kasih. si Abah From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 2:00 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Masa sih Pak Himam bilang gitu. Coba ditanya lagi deh. Ijin diperoleh dari Dirjen Purbakala dan diijinkan DisBudpar juga tentunya. Barusan saya ngobrol dgn Pak Himam, beliau bilang sekelompok budayawan yang protes itu OKNUM katanya... Nah Lo ? Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id Date: Fri, 17 Feb 2012 12:41:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti. Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan penelitian seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan rasa ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak menarik karema kemasan atau pengungkapan yang rumit. Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah persistent dalam bahasa mudahnya tekun dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau memikirkan hasilnya akan menggelegar. Kebanyakan penemuan besar didunia tidak disadari oleh penemunya. Jadi kalau anda telah menemukan sesuatu, jangan punya harapan anda akan mendapatkan hasilnya secara instant. No. No Bukan seperti itu reward atau penghargaan yang diperoleh oleh seorang penemu sejati. Ketika nanti manusia menyadari, barulah nama anda akan dikenal dan dikenang. Syukur-syukur didoakan, ilmu yg bermanfaat adalah sebuah amal jariah. Kalau anda menemukan sesuatu ikhlas saja dengan apa yg ditemukan. Memang kalau diamati, hanya penemuan yg berlanjut yang bermanfaat. Jadi satu hal lain yang penting adalah sikap dari si peneliti ketika menemukan hasil risetnya. Sikap low profile, lembah manah, sopan, membuat orang memberikan apresiasi atas penemuan dan kalau diteruskan maka penemuan itu menjadi sebuah ilmu yg
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Engga ada yang kepepet pak. Biasa2 aja. Intinya Kata KaDisBudpar yang protes itu tidak merepresentasikan. Kaum budayawan Garut tapi pemikiran satu atau beberapa orang saja. Perkara itu mau disebut Oknum atau bukan ya engga masalah... Yg jelas Pihak aparat setempat juga masyarakat di sekitar G Padang tidak ada yg protes. Malah sangat senang pak. Bayangkan, yg tadinya pengunjung hanya sedikit sekarang bisa 1000 sehari. Jalan juga katanya mau dibagusin dsb dll. Gitu Pak. Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Fri, 17 Feb 2012 00:04:05 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Danny Oknum apa ??? Sya kira perlu diperjelas , karena sekarang kalau satu institusi KEPEPET lalu berkelit dngan menamakan OKNUM . Nah gitu nyatanya disaat ini. Ada oknum Polisi , oknum aparat , oknum DPR , oknum parta dan oknum2 macam macam lagi. terima kasih. si Abah From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 2:00 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Masa sih Pak Himam bilang gitu. Coba ditanya lagi deh. Ijin diperoleh dari Dirjen Purbakala dan diijinkan DisBudpar juga tentunya. Barusan saya ngobrol dgn Pak Himam, beliau bilang sekelompok budayawan yang protes itu OKNUM katanya... Nah Lo ? Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id Date: Fri, 17 Feb 2012 12:41:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti. Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan penelitian seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan rasa ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak menarik karema kemasan atau pengungkapan yang rumit. Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah persistent dalam bahasa mudahnya tekun dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau memikirkan hasilnya akan menggelegar
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Oh gitu ya Danny , syukurlah , jadi si Abah suudon. Jadi tambah banyak ya pengunjungnya ! Iya tuh saya juga jadi pengen nengok gunung Padang. Nuhun infona Saya berpendapat bahwa diskusi mengenai Gn Padang , Sadahurip dan pyramide merupakan hal yang memberikan dampak positip awareness masyarakat terhadap ilmu pengetahuan Berbeda pendapat kan biasa dalam ilmu ..pengetahuan. si Abah From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 3:33 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Engga ada yang kepepet pak. Biasa2 aja. Intinya Kata KaDisBudpar yang protes itu tidak merepresentasikan. Kaum budayawan Garut tapi pemikiran satu atau beberapa orang saja. Perkara itu mau disebut Oknum atau bukan ya engga masalah... Yg jelas Pihak aparat setempat juga masyarakat di sekitar G Padang tidak ada yg protes. Malah sangat senang pak. Bayangkan, yg tadinya pengunjung hanya sedikit sekarang bisa 1000 sehari. Jalan juga katanya mau dibagusin dsb dll. Gitu Pak. Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Fri, 17 Feb 2012 00:04:05 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Danny Oknum apa ??? Sya kira perlu diperjelas , karena sekarang kalau satu institusi KEPEPET lalu berkelit dngan menamakan OKNUM . Nah gitu nyatanya disaat ini. Ada oknum Polisi , oknum aparat , oknum DPR , oknum parta dan oknum2 macam macam lagi. terima kasih. si Abah From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 2:00 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Masa sih Pak Himam bilang gitu. Coba ditanya lagi deh. Ijin diperoleh dari Dirjen Purbakala dan diijinkan DisBudpar juga tentunya. Barusan saya ngobrol dgn Pak Himam, beliau bilang sekelompok budayawan yang protes itu OKNUM katanya... Nah Lo ? Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id Date: Fri, 17 Feb 2012 12:41:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Hehehe biasa to nas, kalo gak cocok yaa sebut saja oknum, biasa birokrat. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: danny.hil...@gmail.com Date: Fri, 17 Feb 2012 07:00:07 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Masa sih Pak Himam bilang gitu. Coba ditanya lagi deh. Ijin diperoleh dari Dirjen Purbakala dan diijinkan DisBudpar juga tentunya. Barusan saya ngobrol dgn Pak Himam, beliau bilang sekelompok budayawan yang protes itu OKNUM katanya... Nah Lo ? Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id Date: Fri, 17 Feb 2012 12:41:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti. Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan penelitian seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan rasa ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak menarik karema kemasan atau pengungkapan yang rumit. Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah persistent dalam bahasa mudahnya tekun dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau memikirkan hasilnya akan menggelegar. Kebanyakan penemuan besar didunia tidak disadari oleh penemunya. Jadi kalau anda telah menemukan sesuatu, jangan punya harapan anda akan mendapatkan hasilnya secara instant. No. No Bukan seperti itu reward atau penghargaan yang diperoleh oleh seorang penemu sejati. Ketika nanti manusia menyadari, barulah nama anda akan dikenal dan dikenang. Syukur-syukur didoakan, ilmu yg bermanfaat adalah sebuah amal jariah. Kalau anda menemukan sesuatu ikhlas saja dengan apa yg ditemukan. Memang kalau diamati, hanya penemuan yg berlanjut yang bermanfaat. Jadi satu hal lain yang penting adalah sikap dari si peneliti ketika menemukan hasil risetnya. Sikap low profile, lembah manah, sopan, membuat orang memberikan apresiasi atas penemuan dan kalau diteruskan maka penemuan itu menjadi sebuah ilmu yg bermanfaat. Yang seperti ditulis diatas, menjadi amal jariah. So, Kalau anda merasa menemukan sesuatu, uNgkapkan saja apa adanya sejujurnya. Duniapun Sekarang tahu bahwa bukan
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Abah, setau saya, ngebor kecuali di rumah sendiri kalee harus ada ijin, paling tidak pemberitahuan ke warga sekitar, dan ada pernyataan tidak keberatan, hahaha kayak bikin rumah. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Fri, 17 Feb 2012 00:00:15 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Rekan Saya ingin tanya , apakah untuk melakukan pemborn dengan peralatan kecil seperti itu ada prosedur nya ? Bgmn prsedurnya ? Siapa yang berwenang ? PemDa Kab /Prop/Kemenetrian ? Kalau classtion itu benar kejadian , saya bayangkan generasi ilmuwan sekarang akan ditertawakan oleh anak/cucu kita kali ya . Mun ceuk basa Sunda mah Ngarebutkeun pepesan kosong (Naon basa Madura - na pak Miko ?) si Abah From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 7:41 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti. Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan penelitian seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan rasa ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak menarik karema kemasan atau pengungkapan yang rumit. Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah persistent dalam bahasa mudahnya tekun dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau memikirkan hasilnya akan menggelegar. Kebanyakan penemuan besar didunia tidak disadari oleh penemunya. Jadi kalau anda telah menemukan sesuatu, jangan punya harapan anda akan mendapatkan hasilnya secara instant. No. No Bukan seperti itu reward atau penghargaan yang diperoleh oleh seorang penemu sejati. Ketika nanti manusia menyadari, barulah nama anda akan dikenal dan dikenang. Syukur-syukur didoakan, ilmu yg bermanfaat adalah sebuah amal jariah. Kalau anda menemukan sesuatu ikhlas saja dengan apa yg ditemukan. Memang kalau diamati, hanya penemuan yg berlanjut yang bermanfaat. Jadi satu hal lain yang penting adalah sikap dari si peneliti ketika menemukan hasil risetnya. Sikap low profile, lembah manah, sopan, membuat orang memberikan apresiasi atas penemuan dan kalau diteruskan maka penemuan itu
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Mnrt koran pr, itu kuncennya dan petinggi kampung pada ikut protes. Tapi siapa sih berani protes ke presiden? Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Fri, 17 Feb 2012 00:45:16 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Oh gitu ya Danny , syukurlah , jadi si Abah suudon. Jadi tambah banyak ya pengunjungnya ! Iya tuh saya juga jadi pengen nengok gunung Padang. Nuhun infona Saya berpendapat bahwa diskusi mengenai Gn Padang , Sadahurip dan pyramide merupakan hal yang memberikan dampak positip awareness masyarakat terhadap ilmu pengetahuan Berbeda pendapat kan biasa dalam ilmu ..pengetahuan. si Abah From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 3:33 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Engga ada yang kepepet pak. Biasa2 aja. Intinya Kata KaDisBudpar yang protes itu tidak merepresentasikan. Kaum budayawan Garut tapi pemikiran satu atau beberapa orang saja. Perkara itu mau disebut Oknum atau bukan ya engga masalah... Yg jelas Pihak aparat setempat juga masyarakat di sekitar G Padang tidak ada yg protes. Malah sangat senang pak. Bayangkan, yg tadinya pengunjung hanya sedikit sekarang bisa 1000 sehari. Jalan juga katanya mau dibagusin dsb dll. Gitu Pak. Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Fri, 17 Feb 2012 00:04:05 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Danny Oknum apa ??? Sya kira perlu diperjelas , karena sekarang kalau satu institusi KEPEPET lalu berkelit dngan menamakan OKNUM . Nah gitu nyatanya disaat ini. Ada oknum Polisi , oknum aparat , oknum DPR , oknum parta dan oknum2 macam macam lagi. terima kasih. si Abah From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 2:00 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Masa sih Pak Himam bilang gitu. Coba ditanya lagi deh. Ijin diperoleh dari Dirjen Purbakala dan diijinkan DisBudpar juga tentunya. Barusan saya ngobrol dgn Pak Himam, beliau bilang sekelompok budayawan yang protes itu OKNUM katanya... Nah Lo ? Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id Date: Fri, 17 Feb 2012 12:41:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Hehehe itu namanya cari enak, kesana ia kesini ok. Sdh biasa, nggak perlu heran, Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: danny.hil...@gmail.com Date: Fri, 17 Feb 2012 07:00:07 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Masa sih Pak Himam bilang gitu. Coba ditanya lagi deh. Ijin diperoleh dari Dirjen Purbakala dan diijinkan DisBudpar juga tentunya. Barusan saya ngobrol dgn Pak Himam, beliau bilang sekelompok budayawan yang protes itu OKNUM katanya... Nah Lo ? Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id Date: Fri, 17 Feb 2012 12:41:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti. Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan penelitian seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan rasa ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak menarik karema kemasan atau pengungkapan yang rumit. Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah persistent dalam bahasa mudahnya tekun dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau memikirkan hasilnya akan menggelegar. Kebanyakan penemuan besar didunia tidak disadari oleh penemunya. Jadi kalau anda telah menemukan sesuatu, jangan punya harapan anda akan mendapatkan hasilnya secara instant. No. No Bukan seperti itu reward atau penghargaan yang diperoleh oleh seorang penemu sejati. Ketika nanti manusia menyadari, barulah nama anda akan dikenal dan dikenang. Syukur-syukur didoakan, ilmu yg bermanfaat adalah sebuah amal jariah. Kalau anda menemukan sesuatu ikhlas saja dengan apa yg ditemukan. Memang kalau diamati, hanya penemuan yg berlanjut yang bermanfaat. Jadi satu hal lain yang penting adalah sikap dari si peneliti ketika menemukan hasil risetnya. Sikap low profile, lembah manah, sopan, membuat orang memberikan apresiasi atas penemuan dan kalau diteruskan maka penemuan itu menjadi sebuah ilmu yg bermanfaat. Yang seperti ditulis diatas, menjadi amal jariah. So, Kalau anda merasa menemukan sesuatu, uNgkapkan saja apa adanya sejujurnya. Duniapun Sekarang tahu bahwa
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Wartawan PR-nya lagi mabuk cendol kali pak. Awas ketularan :-) Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Fri, 17 Feb 2012 12:50:25 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Mnrt koran pr, itu kuncennya dan petinggi kampung pada ikut protes. Tapi siapa sih berani protes ke presiden? Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Fri, 17 Feb 2012 00:45:16 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Oh gitu ya Danny , syukurlah , jadi si Abah suudon. Jadi tambah banyak ya pengunjungnya ! Iya tuh saya juga jadi pengen nengok gunung Padang. Nuhun infona Saya berpendapat bahwa diskusi mengenai Gn Padang , Sadahurip dan pyramide merupakan hal yang memberikan dampak positip awareness masyarakat terhadap ilmu pengetahuan Berbeda pendapat kan biasa dalam ilmu ..pengetahuan. si Abah From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 3:33 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Engga ada yang kepepet pak. Biasa2 aja. Intinya Kata KaDisBudpar yang protes itu tidak merepresentasikan. Kaum budayawan Garut tapi pemikiran satu atau beberapa orang saja. Perkara itu mau disebut Oknum atau bukan ya engga masalah... Yg jelas Pihak aparat setempat juga masyarakat di sekitar G Padang tidak ada yg protes. Malah sangat senang pak. Bayangkan, yg tadinya pengunjung hanya sedikit sekarang bisa 1000 sehari. Jalan juga katanya mau dibagusin dsb dll. Gitu Pak. Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Fri, 17 Feb 2012 00:04:05 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Danny Oknum apa ??? Sya kira perlu diperjelas , karena sekarang kalau satu institusi KEPEPET lalu berkelit dngan menamakan OKNUM . Nah gitu nyatanya disaat ini. Ada oknum Polisi , oknum aparat , oknum DPR , oknum parta dan oknum2 macam macam lagi. terima kasih. si Abah From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 2:00 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Masa sih Pak Himam bilang gitu. Coba ditanya lagi deh. Ijin diperoleh dari Dirjen Purbakala dan diijinkan DisBudpar juga tentunya. Barusan saya ngobrol dgn Pak Himam, beliau bilang sekelompok budayawan yang protes itu OKNUM katanya... Nah Lo ? Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id Date: Fri, 17 Feb 2012 12:41:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
:) :0 :o :( :( gitu ya, Smga selamat dunia aherat Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: danny.hil...@gmail.com Date: Fri, 17 Feb 2012 15:01:51 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Wartawan PR-nya lagi mabuk cendol kali pak. Awas ketularan :-) Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Fri, 17 Feb 2012 12:50:25 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Mnrt koran pr, itu kuncennya dan petinggi kampung pada ikut protes. Tapi siapa sih berani protes ke presiden? Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Fri, 17 Feb 2012 00:45:16 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Oh gitu ya Danny , syukurlah , jadi si Abah suudon. Jadi tambah banyak ya pengunjungnya ! Iya tuh saya juga jadi pengen nengok gunung Padang. Nuhun infona Saya berpendapat bahwa diskusi mengenai Gn Padang , Sadahurip dan pyramide merupakan hal yang memberikan dampak positip awareness masyarakat terhadap ilmu pengetahuan Berbeda pendapat kan biasa dalam ilmu ..pengetahuan. si Abah From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 3:33 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Engga ada yang kepepet pak. Biasa2 aja. Intinya Kata KaDisBudpar yang protes itu tidak merepresentasikan. Kaum budayawan Garut tapi pemikiran satu atau beberapa orang saja. Perkara itu mau disebut Oknum atau bukan ya engga masalah... Yg jelas Pihak aparat setempat juga masyarakat di sekitar G Padang tidak ada yg protes. Malah sangat senang pak. Bayangkan, yg tadinya pengunjung hanya sedikit sekarang bisa 1000 sehari. Jalan juga katanya mau dibagusin dsb dll. Gitu Pak. Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Fri, 17 Feb 2012 00:04:05 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Danny Oknum apa ??? Sya kira perlu diperjelas , karena sekarang kalau satu institusi KEPEPET lalu berkelit dngan menamakan OKNUM . Nah gitu nyatanya disaat ini. Ada oknum Polisi , oknum aparat , oknum DPR , oknum parta dan oknum2 macam macam lagi. terima kasih. si Abah From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 2:00 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Masa sih Pak Himam bilang gitu. Coba ditanya lagi deh. Ijin diperoleh dari Dirjen Purbakala dan diijinkan DisBudpar juga tentunya. Barusan saya ngobrol dgn Pak Himam, beliau bilang sekelompok budayawan yang protes itu OKNUM katanya... Nah Lo ? Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id Date: Fri, 17 Feb 2012 12:41:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date
[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti. Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan penelitian seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan rasa ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak menarik karema kemasan atau pengungkapan yang rumit. Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah persistent dalam bahasa mudahnya tekun dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau memikirkan hasilnya akan menggelegar. Kebanyakan penemuan besar didunia tidak disadari oleh penemunya. Jadi kalau anda telah menemukan sesuatu, jangan punya harapan anda akan mendapatkan hasilnya secara instant. No. No Bukan seperti itu reward atau penghargaan yang diperoleh oleh seorang penemu sejati. Ketika nanti manusia menyadari, barulah nama anda akan dikenal dan dikenang. Syukur-syukur didoakan, ilmu yg bermanfaat adalah sebuah amal jariah. Kalau anda menemukan sesuatu ikhlas saja dengan apa yg ditemukan. Memang kalau diamati, hanya penemuan yg berlanjut yang bermanfaat. Jadi satu hal lain yang penting adalah sikap dari si peneliti ketika menemukan hasil risetnya. Sikap low profile, lembah manah, sopan, membuat orang memberikan apresiasi atas penemuan dan kalau diteruskan maka penemuan itu menjadi sebuah ilmu yg bermanfaat. Yang seperti ditulis diatas, menjadi amal jariah. So, Kalau anda merasa menemukan sesuatu, uNgkapkan saja apa adanya sejujurnya. Duniapun Sekarang tahu bahwa bukan Darwin yg menemukan teori evolusi, dia Hanyalah mengembangkan dan menuliskan, namun saat ini semua tahu bahwa Lamark, juga Wallace lebih duluan mengemukakan ide evolusi yang fenomenal ini. Malah Darwin yg akhirnya dicaci oleh orang yg tersinggung karena penemuan teori evolusi. Salam riset Rdp On Thursday, February 16, 2012, e_ridzky e_rid...@yahoo.com wrote: Jangan kapok Jadi Peneliti di Indonesia (Quo Vadis Budaya Riset?) Oleh: Lily Tjahjandari* Berbagai polemik seputar keberadaan piramida di Garut di ruang media massa yang padat dengan aksi serang menyerang antar ilmuwan untuk mempertahankan logika hasil riset bahwa ada sesuatu yang bermakna di balik gunung Garut patut dicermati dengan perasaan prihatin. Pertama, prihatin bahwa masyarakat Indonesia tampaknya memang belum siap dengan berbagai hipotesa temuan ilmiah yang dinilai mencengangkan dan berusaha secara skeptis menolak, kedua yang sangat memprihatinkan adalah ketika serangan datang bukan dari masyarakat awam melainkan dari perwakilan akademisi yang terlalu dini untuk mengartikulasikan penolakan bahkan melalui lontaran-lontaran pendapat yang bernada sinis. Dunia akademisi selayaknya mengisyaratkan bahwa segala sesuatu yang belum diketahui manusia dapat ditelaah secara ilmiah dan membuka ruang kemungkinan bahwa suatu hipotesa layak dibuktikan. Manusia diciptakan untuk mencari, hal itu yang menjadi dasar bagi Plato melalui perumpamaan Hoehlengleichnis (perumpamaan gua). Manusia yang di hidup di gua tidak mampu menangkap hal-hal yang berada di luar gua, namun mereka berusaha meraba melalui bayangan-bayangan yang tampak yang dipantulkan dari yang masuk ke dalam gua dan mereka berusaha menjelaskan tentang keberadaan benda-benda di luar gua. Esensi pencarian kebenaran memang tampaknya tidak selalu berujung penerimaan positif masyarakat, bahkan sejak masa Galileo Galilei, Christoporus Columbus hingga Charles Darwin, hipotesa ilmiah memng sering berbenturan dengan persepsi subyektif. Namun kadang kebenaran tidak bisa terhindarkan bahkan saat sang perintis telah lama tiada. Filsafat Aufklaerung mengemuka dengan pemikiran Descartes “ Cogito Ergo Sum” mematahkan pandangan kolot masa kegelapan di Eropa. Bahwa segala sesuatu tampak mungkin dan memang sah untuk dibuktikan, perkembangan pesat Aufklaerung di Eropa didukung oleh kematangan berpikir masyarakat dan lebarnya ruang artikulasi ilmiah. Hipotesa ilmiah layak didiskusikan melalui forum-forum pemikiran yang matang, dan bukan forum-forum saling mengecam serta merendahkan. Apakah kita harus mengulang persitiwa Columbus dan tidak mengambil pelajaran darinya? Jutaan cercaan harus dihadapi columbus saat memperjuangkan hipotesa bahwa
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Rekan Saya agak berbeda pendapatnya dengan sdri Lily Tyahyandari . Seorang Periset justru harus berbahagia bahwa apa yang deketemukan atau akan diketemukan atau yang dia kemukakan mendapatkan tantangan yang besar. Baik yang skeptis dan apriori maupun yang mendasarkan opininya pada teori ataupun evidence yg berbeda. Jadi adanya tantangan seperti ini tidak perlu kita berprihatin., bahkan kita harus bergembira, Yang jelas lebih bermutu daripada perdebatan yang terjadi di Indonesia Liars (eh Lawyers ) Club , hahahahahaha Wassalam si Abah From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: e_rid...@yahoo.com e_rid...@yahoo.com; IAGI iagi-net@iagi.or.id Cc: refere...@yahoogroups.com refere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.com alumni_gamais_...@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 16, 2012 10:14 PM Subject: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti. Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan penelitian seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan rasa ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak menarik karema kemasan atau pengungkapan yang rumit. Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah persistent dalam bahasa mudahnya tekun dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau memikirkan hasilnya akan menggelegar. Kebanyakan penemuan besar didunia tidak disadari oleh penemunya. Jadi kalau anda telah menemukan sesuatu, jangan punya harapan anda akan mendapatkan hasilnya secara instant. No. No Bukan seperti itu reward atau penghargaan yang diperoleh oleh seorang penemu sejati. Ketika nanti manusia menyadari, barulah nama anda akan dikenal dan dikenang. Syukur-syukur didoakan, ilmu yg bermanfaat adalah sebuah amal jariah. Kalau anda menemukan sesuatu ikhlas saja dengan apa yg ditemukan. Memang kalau diamati, hanya penemuan yg berlanjut yang bermanfaat. Jadi satu hal lain yang penting adalah sikap dari si peneliti ketika menemukan hasil risetnya. Sikap low profile, lembah manah, sopan, membuat orang memberikan apresiasi atas penemuan dan kalau diteruskan maka penemuan itu menjadi sebuah ilmu yg bermanfaat. Yang seperti ditulis diatas, menjadi amal jariah. So, Kalau anda merasa menemukan sesuatu, uNgkapkan saja apa adanya sejujurnya. Duniapun Sekarang tahu bahwa bukan Darwin yg menemukan teori evolusi, dia Hanyalah mengembangkan dan menuliskan, namun saat ini semua tahu bahwa Lamark, juga Wallace lebih duluan mengemukakan ide evolusi yang fenomenal ini. Malah Darwin yg akhirnya dicaci oleh orang yg tersinggung karena penemuan teori evolusi. Salam riset Rdp On Thursday, February 16, 2012, e_ridzky e_rid...@yahoo.com wrote: Jangan kapok Jadi Peneliti di Indonesia (Quo Vadis Budaya Riset?) Oleh: Lily Tjahjandari* Berbagai polemik seputar keberadaan piramida di Garut di ruang media massa yang padat dengan aksi serang menyerang antar ilmuwan untuk mempertahankan logika hasil riset bahwa ada sesuatu yang bermakna di balik gunung Garut patut dicermati dengan perasaan prihatin. Pertama, prihatin bahwa masyarakat Indonesia tampaknya memang belum siap dengan berbagai hipotesa temuan ilmiah yang dinilai mencengangkan dan berusaha secara skeptis menolak, kedua yang sangat memprihatinkan adalah ketika serangan datang bukan dari masyarakat awam melainkan dari perwakilan akademisi yang terlalu dini untuk mengartikulasikan penolakan bahkan melalui lontaran-lontaran pendapat yang bernada sinis. Dunia akademisi selayaknya mengisyaratkan bahwa segala sesuatu yang belum diketahui manusia dapat ditelaah secara ilmiah dan membuka ruang kemungkinan bahwa suatu hipotesa layak dibuktikan. Manusia diciptakan untuk mencari, hal itu yang menjadi dasar bagi Plato melalui perumpamaan Hoehlengleichnis (perumpamaan gua). Manusia yang di hidup di gua tidak mampu menangkap hal-hal yang berada di luar gua, namun mereka berusaha meraba melalui bayangan-bayangan yang tampak yang dipantulkan dari yang masuk ke dalam gua dan mereka berusaha
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 To: e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Cc: refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com Subject: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti. Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan penelitian seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan rasa ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak menarik karema kemasan atau pengungkapan yang rumit. Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah persistent dalam bahasa mudahnya tekun dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau memikirkan hasilnya akan menggelegar. Kebanyakan penemuan besar didunia tidak disadari oleh penemunya. Jadi kalau anda telah menemukan sesuatu, jangan punya harapan anda akan mendapatkan hasilnya secara instant. No. No Bukan seperti itu reward atau penghargaan yang diperoleh oleh seorang penemu sejati. Ketika nanti manusia menyadari, barulah nama anda akan dikenal dan dikenang. Syukur-syukur didoakan, ilmu yg bermanfaat adalah sebuah amal jariah. Kalau anda menemukan sesuatu ikhlas saja dengan apa yg ditemukan. Memang kalau diamati, hanya penemuan yg berlanjut yang bermanfaat. Jadi satu hal lain yang penting adalah sikap dari si peneliti ketika menemukan hasil risetnya. Sikap low profile, lembah manah, sopan, membuat orang memberikan apresiasi atas penemuan dan kalau diteruskan maka penemuan itu menjadi sebuah ilmu yg bermanfaat. Yang seperti ditulis diatas, menjadi amal jariah. So, Kalau anda merasa menemukan sesuatu, uNgkapkan saja apa adanya sejujurnya. Duniapun Sekarang tahu bahwa bukan Darwin yg menemukan teori evolusi, dia Hanyalah mengembangkan dan menuliskan, namun saat ini semua tahu bahwa Lamark, juga Wallace lebih duluan mengemukakan ide evolusi yang fenomenal ini. Malah Darwin yg akhirnya dicaci oleh orang yg tersinggung karena penemuan teori evolusi. Salam riset Rdp On Thursday, February 16, 2012, e_ridzky e_rid...@yahoo.com wrote: Jangan kapok Jadi Peneliti di Indonesia (Quo Vadis Budaya Riset?) Oleh: Lily Tjahjandari* Berbagai polemik seputar keberadaan piramida di Garut di ruang media massa yang padat dengan aksi serang menyerang antar ilmuwan untuk mempertahankan logika hasil riset bahwa ada sesuatu yang bermakna di balik gunung Garut patut dicermati dengan perasaan prihatin. Pertama, prihatin bahwa masyarakat Indonesia tampaknya memang belum siap dengan berbagai hipotesa temuan ilmiah yang dinilai mencengangkan dan berusaha secara skeptis menolak, kedua yang sangat memprihatinkan adalah ketika serangan datang bukan dari masyarakat awam melainkan dari perwakilan akademisi yang terlalu dini untuk mengartikulasikan penolakan bahkan melalui lontaran-lontaran pendapat yang bernada sinis. Dunia akademisi selayaknya mengisyaratkan bahwa segala sesuatu yang belum diketahui manusia dapat ditelaah secara ilmiah dan membuka ruang kemungkinan bahwa suatu hipotesa layak dibuktikan. Manusia diciptakan untuk mencari, hal itu yang menjadi dasar bagi Plato melalui perumpamaan Hoehlengleichnis (perumpamaan gua). Manusia yang di hidup di gua tidak mampu menangkap hal-hal yang berada di luar gua, namun mereka berusaha meraba melalui bayangan-bayangan yang tampak yang dipantulkan dari yang masuk ke dalam gua dan mereka berusaha menjelaskan tentang keberadaan benda-benda di luar gua. Esensi pencarian kebenaran memang tampaknya tidak selalu berujung penerimaan positif masyarakat, bahkan sejak masa Galileo Galilei, Christoporus Columbus hingga Charles Darwin, hipotesa ilmiah memng sering berbenturan
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Pak Zaim yth, Terimkasih infonya. Itulah sebabnya kami di PP-IAGI sangat konsen dengan disclaimers. IAGI sangat menghargai dan sangat mendorong serta mendukung riset-riset yang dilakukan anggotanya. Namun juga perlu mengerti bahwa setiap kata, setiap kalimat, dan setiap statemen itu memiliki konsekuensi. Salam RDP 2012/2/17 yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id ** Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: * Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti. Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan penelitian seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan rasa ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak menarik karema kemasan atau pengungkapan yang rumit. Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah persistent dalam bahasa mudahnya tekun dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau memikirkan hasilnya akan menggelegar. Kebanyakan penemuan besar didunia tidak disadari oleh penemunya. Jadi kalau anda telah menemukan sesuatu, jangan punya harapan anda akan mendapatkan hasilnya secara instant. No. No Bukan seperti itu reward atau penghargaan yang diperoleh oleh seorang penemu sejati. Ketika nanti manusia menyadari, barulah nama anda akan dikenal dan dikenang. Syukur-syukur didoakan, ilmu yg bermanfaat adalah sebuah amal jariah. Kalau anda menemukan sesuatu ikhlas saja dengan apa yg ditemukan. Memang kalau diamati, hanya penemuan yg berlanjut yang bermanfaat. Jadi satu hal lain yang penting adalah sikap dari si peneliti ketika menemukan hasil risetnya. Sikap low profile, lembah manah, sopan, membuat orang memberikan apresiasi atas penemuan dan kalau diteruskan maka penemuan itu menjadi sebuah ilmu yg bermanfaat. Yang seperti ditulis diatas, menjadi amal jariah. So, Kalau anda merasa menemukan sesuatu, uNgkapkan saja apa adanya sejujurnya. Duniapun Sekarang tahu bahwa bukan Darwin yg menemukan teori evolusi, dia Hanyalah mengembangkan dan menuliskan, namun saat ini semua tahu bahwa Lamark, juga Wallace lebih duluan mengemukakan ide evolusi yang fenomenal ini. Malah Darwin yg akhirnya dicaci oleh orang yg tersinggung karena penemuan teori evolusi. Salam riset Rdp On Thursday, February 16, 2012, e_ridzky e_rid...@yahoo.com wrote: Jangan kapok Jadi Peneliti di Indonesia (Quo Vadis Budaya Riset?) Oleh: Lily Tjahjandari* Berbagai polemik seputar keberadaan piramida di Garut di ruang media massa yang padat dengan aksi serang menyerang antar ilmuwan untuk mempertahankan logika hasil riset bahwa ada sesuatu yang bermakna di balik gunung Garut patut dicermati dengan perasaan prihatin. Pertama, prihatin bahwa masyarakat Indonesia tampaknya memang belum siap dengan berbagai hipotesa temuan ilmiah yang dinilai mencengangkan dan berusaha secara skeptis menolak, kedua yang sangat memprihatinkan adalah ketika serangan datang bukan dari masyarakat awam melainkan dari perwakilan akademisi yang terlalu dini untuk mengartikulasikan penolakan bahkan melalui lontaran-lontaran pendapat yang bernada sinis. Dunia akademisi selayaknya mengisyaratkan bahwa segala sesuatu yang belum diketahui manusia dapat ditelaah secara ilmiah dan membuka ruang kemungkinan bahwa suatu hipotesa layak dibuktikan. Manusia diciptakan untuk mencari, hal itu yang menjadi dasar bagi Plato melalui perumpamaan Hoehlengleichnis (perumpamaan gua). Manusia yang di hidup di gua
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id Date: Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 To: e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Cc: refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com Subject: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti. Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan penelitian seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan rasa ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak menarik karema kemasan atau pengungkapan yang rumit. Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah persistent dalam bahasa mudahnya tekun dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau memikirkan hasilnya akan menggelegar. Kebanyakan penemuan besar didunia tidak disadari oleh penemunya. Jadi kalau anda telah menemukan sesuatu, jangan punya harapan anda akan mendapatkan hasilnya secara instant. No. No Bukan seperti itu reward atau penghargaan yang diperoleh oleh seorang penemu sejati. Ketika nanti manusia menyadari, barulah nama anda akan dikenal dan dikenang. Syukur-syukur didoakan, ilmu yg bermanfaat adalah sebuah amal jariah. Kalau anda menemukan sesuatu ikhlas saja dengan apa yg ditemukan. Memang kalau diamati, hanya penemuan yg berlanjut yang bermanfaat. Jadi satu hal lain yang penting adalah sikap dari si peneliti ketika menemukan hasil risetnya. Sikap low profile, lembah manah, sopan, membuat orang memberikan apresiasi atas penemuan dan kalau diteruskan maka penemuan itu menjadi sebuah ilmu yg bermanfaat. Yang seperti ditulis diatas, menjadi amal jariah. So, Kalau anda merasa menemukan sesuatu, uNgkapkan saja apa adanya sejujurnya. Duniapun Sekarang tahu bahwa bukan Darwin yg menemukan teori evolusi, dia Hanyalah mengembangkan dan menuliskan, namun saat ini semua tahu bahwa Lamark, juga Wallace lebih duluan mengemukakan ide evolusi yang fenomenal ini. Malah Darwin yg akhirnya dicaci oleh orang yg tersinggung karena penemuan teori evolusi. Salam riset Rdp On Thursday, February 16, 2012, e_ridzky e_rid...@yahoo.com wrote: Jangan kapok Jadi Peneliti di Indonesia (Quo Vadis Budaya Riset?) Oleh: Lily Tjahjandari* Berbagai polemik seputar keberadaan piramida di Garut di ruang media massa yang padat dengan aksi serang menyerang antar ilmuwan untuk mempertahankan logika hasil riset bahwa ada sesuatu yang bermakna di balik gunung Garut patut dicermati dengan perasaan prihatin. Pertama, prihatin bahwa masyarakat Indonesia tampaknya memang belum siap dengan berbagai hipotesa temuan ilmiah yang dinilai mencengangkan dan berusaha secara skeptis menolak, kedua yang sangat memprihatinkan adalah ketika serangan datang bukan dari masyarakat awam melainkan dari perwakilan akademisi yang terlalu dini untuk mengartikulasikan penolakan bahkan melalui lontaran-lontaran pendapat yang bernada sinis. Dunia akademisi selayaknya mengisyaratkan bahwa segala sesuatu yang belum diketahui manusia dapat ditelaah secara ilmiah dan membuka ruang kemungkinan bahwa suatu hipotesa layak dibuktikan. Manusia diciptakan untuk mencari, hal itu yang menjadi dasar bagi Plato melalui perumpamaan
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti. Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan penelitian seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan rasa ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak menarik karema kemasan atau pengungkapan yang rumit. Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah persistent dalam bahasa mudahnya tekun dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau memikirkan hasilnya akan menggelegar. Kebanyakan penemuan besar didunia tidak disadari oleh penemunya. Jadi kalau anda telah menemukan sesuatu, jangan punya harapan anda akan mendapatkan hasilnya secara instant. No. No Bukan seperti itu reward atau penghargaan yang diperoleh oleh seorang penemu sejati. Ketika nanti manusia menyadari, barulah nama anda akan dikenal dan dikenang. Syukur-syukur didoakan, ilmu yg bermanfaat adalah sebuah amal jariah. Kalau anda menemukan sesuatu ikhlas saja dengan apa yg ditemukan. Memang kalau diamati, hanya penemuan yg berlanjut yang bermanfaat. Jadi satu hal lain yang penting adalah sikap dari si peneliti ketika menemukan hasil risetnya. Sikap low profile, lembah manah, sopan, membuat orang memberikan apresiasi atas penemuan dan kalau diteruskan maka penemuan itu menjadi sebuah ilmu yg bermanfaat. Yang seperti ditulis diatas, menjadi amal jariah. So, Kalau anda merasa menemukan sesuatu, uNgkapkan saja apa adanya sejujurnya. Duniapun Sekarang tahu bahwa bukan Darwin yg menemukan teori evolusi, dia Hanyalah mengembangkan dan menuliskan, namun saat ini semua tahu bahwa Lamark, juga Wallace lebih duluan mengemukakan ide evolusi yang fenomenal ini. Malah Darwin yg akhirnya dicaci oleh orang yg tersinggung karena penemuan teori evolusi. Salam riset Rdp On Thursday, February 16, 2012, e_ridzky e_rid...@yahoo.com wrote: Jangan kapok Jadi Peneliti di Indonesia (Quo Vadis Budaya Riset?) Oleh: Lily Tjahjandari* Berbagai polemik seputar keberadaan piramida di Garut di ruang media massa yang padat dengan aksi serang menyerang antar ilmuwan untuk mempertahankan logika hasil riset bahwa ada sesuatu yang bermakna di balik gunung Garut patut dicermati dengan perasaan prihatin. Pertama, prihatin bahwa masyarakat Indonesia tampaknya memang belum siap dengan berbagai hipotesa temuan ilmiah yang dinilai mencengangkan dan berusaha secara skeptis menolak, kedua yang sangat memprihatinkan adalah ketika serangan datang bukan dari masyarakat awam melainkan dari perwakilan akademisi yang terlalu dini untuk mengartikulasikan
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti. Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan penelitian seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan rasa ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak menarik karema kemasan atau pengungkapan yang rumit. Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah persistent dalam bahasa mudahnya tekun dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau memikirkan hasilnya akan menggelegar. Kebanyakan penemuan besar didunia tidak disadari oleh penemunya. Jadi kalau anda telah menemukan sesuatu, jangan punya harapan anda akan mendapatkan hasilnya secara instant. No. No Bukan seperti itu reward atau penghargaan yang diperoleh oleh seorang penemu sejati. Ketika nanti manusia menyadari, barulah nama anda akan dikenal dan dikenang. Syukur-syukur didoakan, ilmu yg bermanfaat adalah sebuah amal jariah. Kalau anda menemukan sesuatu ikhlas saja dengan apa yg ditemukan. Memang kalau diamati, hanya penemuan yg berlanjut yang bermanfaat. Jadi satu hal lain yang penting adalah sikap dari si peneliti ketika menemukan hasil risetnya. Sikap low profile, lembah manah, sopan, membuat orang memberikan apresiasi atas penemuan dan kalau diteruskan maka penemuan itu menjadi sebuah ilmu yg bermanfaat. Yang seperti ditulis diatas, menjadi amal jariah. So, Kalau anda merasa menemukan sesuatu, uNgkapkan saja apa adanya sejujurnya. Duniapun Sekarang tahu bahwa bukan Darwin yg menemukan teori evolusi, dia Hanyalah mengembangkan dan menuliskan, namun saat ini semua tahu bahwa Lamark, juga Wallace lebih duluan mengemukakan ide evolusi yang fenomenal ini. Malah Darwin yg akhirnya dicaci oleh orang yg tersinggung karena penemuan teori evolusi. Salam riset Rdp On Thursday, February 16, 2012, e_ridzky e_rid...@yahoo.com wrote: Jangan kapok Jadi Peneliti di Indonesia (Quo Vadis Budaya Riset?) Oleh: Lily Tjahjandari* Berbagai polemik seputar keberadaan piramida di Garut di ruang media massa yang padat dengan aksi serang menyerang antar ilmuwan untuk mempertahankan logika hasil riset bahwa ada sesuatu yang bermakna di balik gunung Garut patut dicermati dengan perasaan prihatin. Pertama, prihatin bahwa masyarakat Indonesia tampaknya memang belum siap dengan berbagai hipotesa temuan ilmiah yang dinilai
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Masa sih Pak Himam bilang gitu. Coba ditanya lagi deh. Ijin diperoleh dari Dirjen Purbakala dan diijinkan DisBudpar juga tentunya. Barusan saya ngobrol dgn Pak Himam, beliau bilang sekelompok budayawan yang protes itu OKNUM katanya... Nah Lo ? Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id Date: Fri, 17 Feb 2012 12:41:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti. Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan penelitian seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan rasa ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak menarik karema kemasan atau pengungkapan yang rumit. Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah persistent dalam bahasa mudahnya tekun dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau memikirkan hasilnya akan menggelegar. Kebanyakan penemuan besar didunia tidak disadari oleh penemunya. Jadi kalau anda telah menemukan sesuatu, jangan punya harapan anda akan mendapatkan hasilnya secara instant. No. No Bukan seperti itu reward atau penghargaan yang diperoleh oleh seorang penemu sejati. Ketika nanti manusia menyadari, barulah nama anda akan dikenal dan dikenang. Syukur-syukur didoakan, ilmu yg bermanfaat adalah sebuah amal jariah. Kalau anda menemukan sesuatu ikhlas saja dengan apa yg ditemukan. Memang kalau diamati, hanya penemuan yg berlanjut yang bermanfaat. Jadi satu hal lain yang penting adalah sikap dari si peneliti ketika menemukan hasil risetnya. Sikap low profile, lembah manah, sopan, membuat orang memberikan apresiasi atas penemuan dan kalau diteruskan maka penemuan itu menjadi sebuah ilmu yg bermanfaat. Yang seperti ditulis diatas, menjadi amal jariah. So, Kalau anda merasa menemukan sesuatu, uNgkapkan saja apa adanya sejujurnya. Duniapun Sekarang tahu bahwa bukan Darwin yg menemukan teori evolusi, dia Hanyalah mengembangkan dan menuliskan, namun saat ini semua tahu bahwa Lamark, juga Wallace lebih duluan mengemukakan ide evolusi yang fenomenal ini. Malah Darwin yg akhirnya dicaci oleh orang yg tersinggung karena penemuan teori evolusi. Salam riset Rdp On Thursday