RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung
Pak Sunu, Masalah pertama adalah bahwa lapisan batugamping di TD BJP-1 itu kemungkinan besar bukanlah Kujung (bukan Kujung I, bukan Kujung II, bukan Kujung III, atau nama lainnya seperti Prupuh atau Kranji limestones). Ia lebih muda dari Kujung, mungkin ekivalen dengan Mudi reef di Lapangan Mudi, atau dengan Rancak limestones di wilayah Kodeco West Madura. Masalah kedua adalah semburan lumpur panas sebesar itu kemungkinan besar bukan dari lapisan gamping di TD BJP-1, tetapi dari sekuen silisiklastik di kedalaman sekitar 6000 ft atau di atasnya. Kontribusi dari lapisan bawah gamping itu ada, tetapi minimal saja. Dengan dua masalah di atas, maka tak valid membandingkan produktivitas Kujung di Jawa Timur dengan kasus semburan lumpur LUSI. Tetapi sebagai pengetahuan umum, bisa disebutkan bahwa Kujung (I) adalah reservoir yang baik. Tes sumur terhadapnya bisa sampai 30 MMCFGPD dan 10.000 BOPD. Dimensi Kujung (I) bisa sebesar Banyu Urip ExxonMobil Cepu atau sekecil series KE di offshore West Madura Kodeco. Umur produksi minyak dan gas dari temuan-temuan baru sekitar tahun 2000 belum ada histori seberapa lama ia mampu berproduksi sebab baru saja diproduksikan atau belum diproduksikan. Tetapi kasus enhanced production dari Camar atau Poleng, meskipun lapangannya sempat mandeg berproduksi (karena kurang maintenance oleh operator lama), menunjukkan bahwa umur produksinya bisa 25 tahun. Profil produksinya tak berbeda dengan produksi2 khas dari reservoir gamping. Peak production cepat tercapai, plato produksi relative singkat, decline lebih curam daripada silisiklastik. Eskalasi rate natural flow umum dijumpai di tahun2 pertama awal produksi, ini yang menyebabkan peak production cepat tercapai. Salam, awang -Original Message- From: Sunu Hadi Praptono [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 04, 2007 1:00 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung Pak Awang dan rekans IAGInet yang lain, Sebelumnya mohon maaf bila topik ini pernah dibahas di IAGInet. Kebetulan beberapa waktu lalu saya pernah terputus dari IAGInet sehingga ada informasi yang saya ketinggalan. Saya cuma ingin tahu sebagai bahan referensi, dengan asumsi bahwa ini adalah kasus underground blow out, nothing to do dengan tektonik, pure dari reservoir Kujung, maka performancenya mutlak tergantung dari size dan deliverability dari Formasi Kujung sendiri. Saya rasa pengetahuan ini penting untuk memperkirakan kapan underground blow out itu berhenti. Sebenarnya Formasi Kujung I sendiri berapa sih kemampuan produksinya berdasarkan data produksi sumur yang telah ada dimiliki BPMIGAS ? Berapa besar juga kira-kira volume reservoir formasi Kujung typically, atau taruhlah yang paling besar yang kita miliki, atau yang paling besar yang pernah ter-record di dunia ini ? Berapa lama juga umur sumur-sumur Kujung sebelum mati, dan bagaimana profil produksinya ? Apakah umum dijumpai eskalasi rate fluida natural flow ? Salam hangat, Sunu. Terima kasih sebelumnya -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, July 03, 2007 9:43 AM - Sejak awal semburan, laju semburan meningkat dari 5000 m3/hari - 120.000 m3/hari selama 11 minggu pertama. Lalu pada periode 14 Agustus-10 September 2006, laju semburan berfluktuasi dari 0-120.000 m3/hari, dan meningkat secara drastic mengikuti swarms of earthquakes pada bulan September-Desember 2006 sampai pernah mencapai 200.000 m3/hari. Swarms of earthquake yang dimaksud adalah semua gempa di atas Mw 3.7 dengan episentrum pada radius max 300 km dari titik LUSI (data USGS). Dengan kata lain, terjadi korelasi positif antara volume semburan, peningkatan CH4 dan H2S dengan aktivitas gempa di wilyah ini, LUSI is a pulsating mud-volcano. Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI
RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung
Pak Awang, Terima kasih atas tanggapannya. Tentang masalah-masalah yang ditunjukkan oleh Pak Awang saya setuju. Namun saya perlu mengkoreksi tentang kebenaran data formasi batugamping di BJP-1. Dari data drilling yang terkumpul sebenarnya tidak pernah ada yang mengarah kepada bukti bahwa kita memasuki formasi batugamping, bahkan juga tidak sedang mendekati batugamping di kedalaman 9280 an feet. Calcimetri yang kita lakukan atas serbuk pemboran selama drilling (sampling interval 20 ft) untuk membantu penentuan top Kujung tidak pernah naik lebih dari 5 % kandungan material calcareous. Tidak ada satu serbuk pun yang ngejos sampai sample terakhir yang didapat sebelum loss total di kedalaman 9297 ft. Material calcarousnya sendiri, yang sangat sedikit itu, berdasarkan analisa petrografi lab sesudahnya, dimungkinkan terbentuk akibat pelapukan/alterasi dari mineral feldspar dalam maasa volcanic. Tidak pernah ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kita memasuki formasi baru (batugamping). Kembali ke topik semula. Memang maksud saya adalah ingin mengumpulkan input dari rekan-rekan IAGInet, guna menguji seberapa logis kemungkinan erupsi lumpur Sidoarjo itu sebagai akibat dari drilling (underground blow out) dari reservoir Formasi Kujung, yang sama dengan yang kita tembus di Porong-1. khususnya dihadapkan dengan production history selama setahun lebih ini, jumlah dan fluktuasi rate fluida yang dikeluarkan. Salam, Sunu Praptono. -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 04, 2007 2:05 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung Pak Sunu, Masalah pertama adalah bahwa lapisan batugamping di TD BJP-1 itu kemungkinan besar bukanlah Kujung (bukan Kujung I, bukan Kujung II, bukan Kujung III, atau nama lainnya seperti Prupuh atau Kranji limestones). Ia lebih muda dari Kujung, mungkin ekivalen dengan Mudi reef di Lapangan Mudi, atau dengan Rancak limestones di wilayah Kodeco West Madura. Masalah kedua adalah semburan lumpur panas sebesar itu kemungkinan besar bukan dari lapisan gamping di TD BJP-1, tetapi dari sekuen silisiklastik di kedalaman sekitar 6000 ft atau di atasnya. Kontribusi dari lapisan bawah gamping itu ada, tetapi minimal saja. Dengan dua masalah di atas, maka tak valid membandingkan produktivitas Kujung di Jawa Timur dengan kasus semburan lumpur LUSI. Tetapi sebagai pengetahuan umum, bisa disebutkan bahwa Kujung (I) adalah reservoir yang baik. Tes sumur terhadapnya bisa sampai 30 MMCFGPD dan 10.000 BOPD. Dimensi Kujung (I) bisa sebesar Banyu Urip ExxonMobil Cepu atau sekecil series KE di offshore West Madura Kodeco. Umur produksi minyak dan gas dari temuan-temuan baru sekitar tahun 2000 belum ada histori seberapa lama ia mampu berproduksi sebab baru saja diproduksikan atau belum diproduksikan. Tetapi kasus enhanced production dari Camar atau Poleng, meskipun lapangannya sempat mandeg berproduksi (karena kurang maintenance oleh operator lama), menunjukkan bahwa umur produksinya bisa 25 tahun. Profil produksinya tak berbeda dengan produksi2 khas dari reservoir gamping. Peak production cepat tercapai, plato produksi relative singkat, decline lebih curam daripada silisiklastik. Eskalasi rate natural flow umum dijumpai di tahun2 pertama awal produksi, ini yang menyebabkan peak production cepat tercapai. Salam, awang -Original Message- From: Sunu Hadi Praptono [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 04, 2007 1:00 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung Pak Awang dan rekans IAGInet yang lain, Sebelumnya mohon maaf bila topik ini pernah dibahas di IAGInet. Kebetulan beberapa waktu lalu saya pernah terputus dari IAGInet sehingga ada informasi yang saya ketinggalan. Saya cuma ingin tahu sebagai bahan referensi, dengan asumsi bahwa ini adalah kasus underground blow out, nothing to do dengan tektonik, pure dari reservoir Kujung, maka performancenya mutlak tergantung dari size dan deliverability dari Formasi Kujung sendiri. Saya rasa pengetahuan ini penting untuk memperkirakan kapan underground blow out itu berhenti. Sebenarnya Formasi Kujung I sendiri berapa sih kemampuan produksinya berdasarkan data produksi sumur yang telah ada dimiliki BPMIGAS ? Berapa besar juga kira-kira volume reservoir formasi Kujung typically, atau taruhlah yang paling besar yang kita miliki, atau yang paling besar yang pernah ter-record di dunia ini ? Berapa lama juga umur sumur-sumur Kujung sebelum mati, dan bagaimana profil produksinya ? Apakah umum dijumpai eskalasi rate fluida natural flow ? Salam hangat, Sunu. Terima kasih sebelumnya -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, July 03, 2007 9:43 AM - Sejak awal semburan, laju semburan meningkat dari 5000 m3/hari - 120.000 m3/hari selama 11 minggu pertama. Lalu pada periode 14 Agustus-10 September 2006, laju semburan berfluktuasi dari 0-120.000 m3/hari, dan meningkat
RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung
Pak Sunu, Terima kasih atas tambahan keterangan tentang analisis serbuk bor di sekitar TD sumur BJP-1. Total loss di TD sumur mungkin berhubungan dengan batugamping (sebab kebanyakan kasus total loss terjadi di batugamping porous), juga keluarnya H2S yang sempat tinggi kadarnya saat total loss terjadi bisa menguatkan dugaan ini. Tetapi, karena tidak ada serbuk bor yang naik akibat total loss, ini semua hanya dugaan : dugaan bahwa litologi TD sumur adalah batugamping. Itu saja. Kita sama sekali tak bisa meneruskan menduga bahwa batugamping itu puncak sebuah formasi, lalu juga kita tak bisa meneruskan menduga bahwa formasi itu Kujung I. Pak Sunu punya data umur (biostratigrafi) terakhir dari serbuk bor yang berhasil naik sebelum total loss ? BPMIGAS belum mendapatkan laporan analisis tersebut. Bila susah penentuan umurnya dari biostratigrafi, bagus bila dilakukan pentarikhan absolute menggunakan isotop Strontium. Nanti kita bisa melakukan korelasinya dengan benar terhadap Porong (yang punya umur isotop strontium) dan akan mengetahui status lapisan2 di BJP ini terhadap stratigrafi regional Jawa Timur. Salam, awang -Original Message- From: Sunu Hadi Praptono [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 05, 2007 7:53 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung Pak Awang, Terima kasih atas tanggapannya. Tentang masalah-masalah yang ditunjukkan oleh Pak Awang saya setuju. Namun saya perlu mengkoreksi tentang kebenaran data formasi batugamping di BJP-1. Dari data drilling yang terkumpul sebenarnya tidak pernah ada yang mengarah kepada bukti bahwa kita memasuki formasi batugamping, bahkan juga tidak sedang mendekati batugamping di kedalaman 9280 an feet. Calcimetri yang kita lakukan atas serbuk pemboran selama drilling (sampling interval 20 ft) untuk membantu penentuan top Kujung tidak pernah naik lebih dari 5 % kandungan material calcareous. Tidak ada satu serbuk pun yang ngejos sampai sample terakhir yang didapat sebelum loss total di kedalaman 9297 ft. Material calcarousnya sendiri, yang sangat sedikit itu, berdasarkan analisa petrografi lab sesudahnya, dimungkinkan terbentuk akibat pelapukan/alterasi dari mineral feldspar dalam maasa volcanic. Tidak pernah ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kita memasuki formasi baru (batugamping). Kembali ke topik semula. Memang maksud saya adalah ingin mengumpulkan input dari rekan-rekan IAGInet, guna menguji seberapa logis kemungkinan erupsi lumpur Sidoarjo itu sebagai akibat dari drilling (underground blow out) dari reservoir Formasi Kujung, yang sama dengan yang kita tembus di Porong-1. khususnya dihadapkan dengan production history selama setahun lebih ini, jumlah dan fluktuasi rate fluida yang dikeluarkan. Salam, Sunu Praptono. -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 04, 2007 2:05 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung Pak Sunu, Masalah pertama adalah bahwa lapisan batugamping di TD BJP-1 itu kemungkinan besar bukanlah Kujung (bukan Kujung I, bukan Kujung II, bukan Kujung III, atau nama lainnya seperti Prupuh atau Kranji limestones). Ia lebih muda dari Kujung, mungkin ekivalen dengan Mudi reef di Lapangan Mudi, atau dengan Rancak limestones di wilayah Kodeco West Madura. Masalah kedua adalah semburan lumpur panas sebesar itu kemungkinan besar bukan dari lapisan gamping di TD BJP-1, tetapi dari sekuen silisiklastik di kedalaman sekitar 6000 ft atau di atasnya. Kontribusi dari lapisan bawah gamping itu ada, tetapi minimal saja. Dengan dua masalah di atas, maka tak valid membandingkan produktivitas Kujung di Jawa Timur dengan kasus semburan lumpur LUSI. Tetapi sebagai pengetahuan umum, bisa disebutkan bahwa Kujung (I) adalah reservoir yang baik. Tes sumur terhadapnya bisa sampai 30 MMCFGPD dan 10.000 BOPD. Dimensi Kujung (I) bisa sebesar Banyu Urip ExxonMobil Cepu atau sekecil series KE di offshore West Madura Kodeco. Umur produksi minyak dan gas dari temuan-temuan baru sekitar tahun 2000 belum ada histori seberapa lama ia mampu berproduksi sebab baru saja diproduksikan atau belum diproduksikan. Tetapi kasus enhanced production dari Camar atau Poleng, meskipun lapangannya sempat mandeg berproduksi (karena kurang maintenance oleh operator lama), menunjukkan bahwa umur produksinya bisa 25 tahun. Profil produksinya tak berbeda dengan produksi2 khas dari reservoir gamping. Peak production cepat tercapai, plato produksi relative singkat, decline lebih curam daripada silisiklastik. Eskalasi rate natural flow umum dijumpai di tahun2 pertama awal produksi, ini yang menyebabkan peak production cepat tercapai. Salam, awang -Original Message- From: Sunu Hadi Praptono [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 04, 2007 1:00 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung Pak Awang dan rekans IAGInet yang lain, Sebelumnya mohon maaf bila topik ini pernah dibahas
RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung
Masalah kedua adalah semburan lumpur panas sebesar itu kemungkinan besar bukan dari lapisan gamping di TD BJP-1, tetapi dari sekuen silisiklastik di kedalaman sekitar 6000 ft atau di atasnya. Kontribusi dari lapisan bawah gamping itu ada, tetapi minimal saja. Awang. ..kemungkinan besar .. Jadi artinya ada kemungkinan bahwa influx itu berasal JUGA dari KUJUNG. Mengutip apa yang Anda katakan yang populer belu tentu benar dan yang tidk populer belum tentu salah , maka kemungkia ini tetap ada. Saya tahu Pak RPK adalah salah satu yang berpendapat seperti ini. Atau dengan kata lain apakah data dat yang ada saat ini sama sekali tidk mendukung bahwa limstone yang sudah tertembus buka Kujung ? Wassalam si Abah _ Dengan dua masalah di atas, maka tak valid membandingkan produktivitas Kujung di Jawa Timur dengan kasus semburan lumpur LUSI.
RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung
trend tidak memanjang hingga Porong ? Jadi model Kujung yang Pak Awang pernah buat dahulu itu apakah berubah ? Salam RDP From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 05, 2007 9:58 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung Masalah kedua adalah semburan lumpur panas sebesar itu kemungkinan besar bukan dari lapisan gamping di TD BJP-1, tetapi dari sekuen silisiklastik di kedalaman sekitar 6000 ft atau di atasnya. Kontribusi dari lapisan bawah gamping itu ada, tetapi minimal saja. Awang. ..kemungkinan besar .. Jadi artinya ada kemungkinan bahwa influx itu berasal JUGA dari KUJUNG. Mengutip apa yang Anda katakan yang populer belu tentu benar dan yang tidk populer belum tentu salah , maka kemungkia ini tetap ada. Saya tahu Pak RPK adalah salah satu yang berpendapat seperti ini. Atau dengan kata lain apakah data dat yang ada saat ini sama sekali tidk mendukung bahwa limstone yang sudah tertembus buka Kujung ? Wassalam si Abah _ Dengan dua masalah di atas, maka tak valid membandingkan produktivitas Kujung di Jawa Timur dengan kasus semburan lumpur LUSI.
RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung
ini) ekivalen dengan batugamping yang ditembus oleh sumur Porong-1 ? Sewaktu seminar di BPPT yg ditunjukkan wektu itu, saya rasa dari seismic yang diinterpretasi dari Porong-1 Ke BPJ-1, sepertinya satu tubuh gamping besar. cmiiw. Kalau kedua sumur itu tidak menembus tubuh batugamping yang identik, apakah BD trend tidak memanjang hingga Porong ? Jadi model Kujung yang Pak Awang pernah buat dahulu itu apakah berubah ? Salam RDP From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 05, 2007 9:58 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung Masalah kedua adalah semburan lumpur panas sebesar itu kemungkinan besar bukan dari lapisan gamping di TD BJP-1, tetapi dari sekuen silisiklastik di kedalaman sekitar 6000 ft atau di atasnya. Kontribusi dari lapisan bawah gamping itu ada, tetapi minimal saja. Awang. ..kemungkinan besar .. Jadi artinya ada kemungkinan bahwa influx itu berasal JUGA dari KUJUNG. Mengutip apa yang Anda katakan yang populer belu tentu benar dan yang tidk populer belum tentu salah , maka kemungkia ini tetap ada. Saya tahu Pak RPK adalah salah satu yang berpendapat seperti ini. Atau dengan kata lain apakah data dat yang ada saat ini sama sekali tidk mendukung bahwa limstone yang sudah tertembus buka Kujung ? Wassalam si Abah _ Dengan dua masalah di atas, maka tak valid membandingkan produktivitas Kujung di Jawa Timur dengan kasus semburan lumpur LUSI.
[iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung
Pak Awang dan rekans IAGInet yang lain, Sebelumnya mohon maaf bila topik ini pernah dibahas di IAGInet. Kebetulan beberapa waktu lalu saya pernah terputus dari IAGInet sehingga ada informasi yang saya ketinggalan. Saya cuma ingin tahu sebagai bahan referensi, dengan asumsi bahwa ini adalah kasus underground blow out, nothing to do dengan tektonik, pure dari reservoir Kujung, maka performancenya mutlak tergantung dari size dan deliverability dari Formasi Kujung sendiri. Saya rasa pengetahuan ini penting untuk memperkirakan kapan underground blow out itu berhenti. Sebenarnya Formasi Kujung I sendiri berapa sih kemampuan produksinya berdasarkan data produksi sumur yang telah ada dimiliki BPMIGAS ? Berapa besar juga kira-kira volume reservoir formasi Kujung typically, atau taruhlah yang paling besar yang kita miliki, atau yang paling besar yang pernah ter-record di dunia ini ? Berapa lama juga umur sumur-sumur Kujung sebelum mati, dan bagaimana profil produksinya ? Apakah umum dijumpai eskalasi rate fluida natural flow ? Salam hangat, Sunu. Terima kasih sebelumnya -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, July 03, 2007 9:43 AM - Sejak awal semburan, laju semburan meningkat dari 5000 m3/hari - 120.000 m3/hari selama 11 minggu pertama. Lalu pada periode 14 Agustus-10 September 2006, laju semburan berfluktuasi dari 0-120.000 m3/hari, dan meningkat secara drastic mengikuti swarms of earthquakes pada bulan September-Desember 2006 sampai pernah mencapai 200.000 m3/hari. Swarms of earthquake yang dimaksud adalah semua gempa di atas Mw 3.7 dengan episentrum pada radius max 300 km dari titik LUSI (data USGS). Dengan kata lain, terjadi korelasi positif antara volume semburan, peningkatan CH4 dan H2S dengan aktivitas gempa di wilyah ini, LUSI is a pulsating mud-volcano. Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -