Re: Bls: [iagi-net-l] Kompas.com : Piramida Sadahurip dari Sudut Pandang Astronomi

2012-02-15 Terurut Topik Bandono Salim
Hehehe boleh saja to berteori, dari mana saja mau dari langit dari puncak 
gunung, tujuannya sama, apakah ada piramid di Indonesia?
Tinggal ditunggu saja.
 Jatuh bangunnya geologi n geofisik Indonesia di bidang piramid atau volkanik.
Sabar menanti.





Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana 
Date: Wed, 15 Feb 2012 19:55:38 
To: 
Reply-To: 
Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; 
Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Bls: [iagi-net-l] Kompas.com : Piramida Sadahurip dari Sudut Pandang 
Astronomi
Orion Mystery atau lebih terkenal sebagai Orion correlation theory untuk 
piramida2 Giza dikemukakan oleh para pseudo-archaeologist seperti Robert Bauval 
dan Graham Hancock dalam bukunya The Orion Mystery (Bauval, 1994) atau 
Fingerprints of the Gods (Hancock, 1995). Orion correlation theory menyatakan 
bahwa piramida2 Giza dibangun segaris dengan rasi Orion di langit. Sekalipun 
piramida2 ini menunjukkan berbagai ukuran yang cukup presisi, toh para 
Egyptologist tak menganggapnya sebagai sesuatu yang luar biasa, sekalipun 
pembangunannya harus diakui mengagumkan. 

Piramida2 di Mesir lain peruntukannya dengan bangunan2 punden berundak di 
Indonesia (baca Sumatra, Jawa). Piramida2 di Mesir memang untuk kuburan Firaun 
dan bahwa jazad Firaun ini dihubungkan dengan rasi Orion-Osiris ada benarnya, 
sebab memang itu kepercayaannya. Tetapi kebanyakan bangunan punden berundak di 
Indonesia (Sumatra-Jawa) tidak diorientasikan ke langit, ke rasi-rasi bintang, 
tetapi ke gunung2 di sekitarnya.

Gunung Padang Cianjur, misalnya. Semua arah kelima terasnya diorientasikan 
secara frontal ke Gunung Gede, dan di salah satu terasnya (teras ketiga) ada 
semacam kursi batu megalitik yang bila kita duduk di atasnya dan menghadap ke 
depan, maka akan tepat menghadap puncak Gunung Gede secara frontal. Sekalipun 
demikian, posisi Gunung Gede tepat berada di bawah lintasan jalur Bima Sakti. 
Jadi kalau kita malam-malam ke sana dan langit cerah, maka akan terlihat jalur 
penuh bintang itu berjalan lurus dari teras lima ke teras satu menuju Gunung 
Gede.

Gunung Sadahurip lain lagi. Setiap orang yang telah mendaki gunung ini sampai 
ke puncak, begitu sampai di puncak kita akan dihadapkan ke panorama 
puncak-puncak gunungapi yang mengelilingi Sadahurip hampir melingkar (dari 
Sadakeling ke Talagabodas ke Galunggung ke Karacak ke Cikuray ke Guntur). 
Orang2 yang memahami kosmologi agama Jawa pasti akan merasakan bahwa kalau 
Sadahurip mau dijadikan center pemujaan gunung2api itu, maka inilah titik yang 
ideal.

Candi Borobudur juga dibangun tidak berorientasi ke langit tetapi lagi-lagi ke 
gunung, dan dinasti pembangunannya adalah wangsa Syailendra-dinasti raja2 
pemuja gunung. Candi Borobudur bersama candi-candi ‘induknya’ Mendut dan Pawon 
dibangun memperhatikan geomantik, bukan astromantik. Ketiga candi membentuk 
garis lurus hampir barat-timur, dibangun di dataran Kedu yang pada masa Mataram 
Kuno merupakan tempat dianggap suci sehingga banyak candinya, termasuk prasasti 
tertua Jawa (Canggal) ditemukan di Kedu, yang dialiri dua aliran sungai 
mengalir dari utara ke selatan. Sungai Progo dan Sungai Elo. Kedua sungai 
bertemu di sebelah utara Bukit Menoreh (Kulon Progo), bukit penting dalam 
sejarah Jawa.

Piramida di Mesir wajar saja berposisi astromantik sebab di dataran Afrika 
Utara sana, di area Mesir, hanyalah dataran delta Nil yang luas, tak ada 
gunung2, maka wajar sekali kalau rasi-rasi bintang jadi panduan kosmologis, 
tetapi di Indonesia di area Sumatra-Jawa penuh gunung2, maka kalau ada bangunan 
bersejarah/prasejarah dibangun untuk memuja gunung2 sebagai Di-Hyang (tempat 
Dewa/Sang Mahakuasa), wajar saja gunung2 dijadikan panduannya (geomantik). 

Maka menyimpulkan bahwa Sadahurip bukan piramida karena tak memenuhi 
syarat-syarat astromantik seperti piramida di Mesir maaf, salah alamat...

Salam,
Awang


--- Pada Rab, 15/2/12, Alman  menulis:

> Dari: Alman 
> Judul: [iagi-net-l] Kompas.com : Piramida Sadahurip dari Sudut Pandang 
> Astronomi
> Kepada: iagi-net@iagi.or.id
> Tanggal: Rabu, 15 Februari, 2012, 4:17 PM
> Setelah geolog, arkeolog, vulkanolog
> dan paranormal angkat
> bicara...sekarang astronomist juga mulai sumbang
> pendapatmakin
> rame :)
> 
> salam
> 
> Alman
> 
> Piramida Sadahurip dari Sudut Pandang Astronomi
> 
> http://sains.kompas.com/read/2012/02/15/15142677/Piramida.Sadahurip.dari.Sudut.Pandang.Astronomi
> 
> JAKARTA, KOMPAS.com - Klaim bahwa Gunung Sadahurip sejatinya
> merupakan
> piramida belakangan menjadi perdebatan hangat. Berdasarkan
> penelitian
> yang dilakukan Tim Katastrofik Purba, Piramida Sadahurip
> lebih tua
> dari Piramida Giza di Mesir. Piramida Sadahurip juga
> dihubungkan
> dengan peradaban Atlantis, benua yang hilang yang
> berdasarkan buku
> Arysio Santos mencakup wilayah Indonesia.
> 
>

Bls: [iagi-net-l] Kompas.com : Piramida Sadahurip dari Sudut Pandang Astronomi

2012-02-15 Terurut Topik Awang Satyana
Orion Mystery atau lebih terkenal sebagai Orion correlation theory untuk 
piramida2 Giza dikemukakan oleh para pseudo-archaeologist seperti Robert Bauval 
dan Graham Hancock dalam bukunya The Orion Mystery (Bauval, 1994) atau 
Fingerprints of the Gods (Hancock, 1995). Orion correlation theory menyatakan 
bahwa piramida2 Giza dibangun segaris dengan rasi Orion di langit. Sekalipun 
piramida2 ini menunjukkan berbagai ukuran yang cukup presisi, toh para 
Egyptologist tak menganggapnya sebagai sesuatu yang luar biasa, sekalipun 
pembangunannya harus diakui mengagumkan. 

Piramida2 di Mesir lain peruntukannya dengan bangunan2 punden berundak di 
Indonesia (baca Sumatra, Jawa). Piramida2 di Mesir memang untuk kuburan Firaun 
dan bahwa jazad Firaun ini dihubungkan dengan rasi Orion-Osiris ada benarnya, 
sebab memang itu kepercayaannya. Tetapi kebanyakan bangunan punden berundak di 
Indonesia (Sumatra-Jawa) tidak diorientasikan ke langit, ke rasi-rasi bintang, 
tetapi ke gunung2 di sekitarnya.

Gunung Padang Cianjur, misalnya. Semua arah kelima terasnya diorientasikan 
secara frontal ke Gunung Gede, dan di salah satu terasnya (teras ketiga) ada 
semacam kursi batu megalitik yang bila kita duduk di atasnya dan menghadap ke 
depan, maka akan tepat menghadap puncak Gunung Gede secara frontal. Sekalipun 
demikian, posisi Gunung Gede tepat berada di bawah lintasan jalur Bima Sakti. 
Jadi kalau kita malam-malam ke sana dan langit cerah, maka akan terlihat jalur 
penuh bintang itu berjalan lurus dari teras lima ke teras satu menuju Gunung 
Gede.

Gunung Sadahurip lain lagi. Setiap orang yang telah mendaki gunung ini sampai 
ke puncak, begitu sampai di puncak kita akan dihadapkan ke panorama 
puncak-puncak gunungapi yang mengelilingi Sadahurip hampir melingkar (dari 
Sadakeling ke Talagabodas ke Galunggung ke Karacak ke Cikuray ke Guntur). 
Orang2 yang memahami kosmologi agama Jawa pasti akan merasakan bahwa kalau 
Sadahurip mau dijadikan center pemujaan gunung2api itu, maka inilah titik yang 
ideal.

Candi Borobudur juga dibangun tidak berorientasi ke langit tetapi lagi-lagi ke 
gunung, dan dinasti pembangunannya adalah wangsa Syailendra-dinasti raja2 
pemuja gunung. Candi Borobudur bersama candi-candi ‘induknya’ Mendut dan Pawon 
dibangun memperhatikan geomantik, bukan astromantik. Ketiga candi membentuk 
garis lurus hampir barat-timur, dibangun di dataran Kedu yang pada masa Mataram 
Kuno merupakan tempat dianggap suci sehingga banyak candinya, termasuk prasasti 
tertua Jawa (Canggal) ditemukan di Kedu, yang dialiri dua aliran sungai 
mengalir dari utara ke selatan. Sungai Progo dan Sungai Elo. Kedua sungai 
bertemu di sebelah utara Bukit Menoreh (Kulon Progo), bukit penting dalam 
sejarah Jawa.

Piramida di Mesir wajar saja berposisi astromantik sebab di dataran Afrika 
Utara sana, di area Mesir, hanyalah dataran delta Nil yang luas, tak ada 
gunung2, maka wajar sekali kalau rasi-rasi bintang jadi panduan kosmologis, 
tetapi di Indonesia di area Sumatra-Jawa penuh gunung2, maka kalau ada bangunan 
bersejarah/prasejarah dibangun untuk memuja gunung2 sebagai Di-Hyang (tempat 
Dewa/Sang Mahakuasa), wajar saja gunung2 dijadikan panduannya (geomantik). 

Maka menyimpulkan bahwa Sadahurip bukan piramida karena tak memenuhi 
syarat-syarat astromantik seperti piramida di Mesir maaf, salah alamat...

Salam,
Awang


--- Pada Rab, 15/2/12, Alman  menulis:

> Dari: Alman 
> Judul: [iagi-net-l] Kompas.com : Piramida Sadahurip dari Sudut Pandang 
> Astronomi
> Kepada: iagi-net@iagi.or.id
> Tanggal: Rabu, 15 Februari, 2012, 4:17 PM
> Setelah geolog, arkeolog, vulkanolog
> dan paranormal angkat
> bicara...sekarang astronomist juga mulai sumbang
> pendapatmakin
> rame :)
> 
> salam
> 
> Alman
> 
> Piramida Sadahurip dari Sudut Pandang Astronomi
> 
> http://sains.kompas.com/read/2012/02/15/15142677/Piramida.Sadahurip.dari.Sudut.Pandang.Astronomi
> 
> JAKARTA, KOMPAS.com - Klaim bahwa Gunung Sadahurip sejatinya
> merupakan
> piramida belakangan menjadi perdebatan hangat. Berdasarkan
> penelitian
> yang dilakukan Tim Katastrofik Purba, Piramida Sadahurip
> lebih tua
> dari Piramida Giza di Mesir. Piramida Sadahurip juga
> dihubungkan
> dengan peradaban Atlantis, benua yang hilang yang
> berdasarkan buku
> Arysio Santos mencakup wilayah Indonesia.
> 
> Beragam pendapat muncul. Kalangan arkeolog dan geolog
> membantah
> penemuan tersebut. Kalangan geolog mengatakan bahwa Gunung
> Sadahurip
> sejatinya merupakan gunung berapi yang kini sudah mati.
> Sementara
> kalangan arkeolog menyatakan bahwa keberadaan piramida tidak
> mungkin
> jika tak ditemukan jejak pemukiman di sekitarnya. Di lain
> pihak, tim
> penemu tetap yakin bahwa klaimnya adalah benar.
> 
> Memberikan analisis dari sudut pandang astronomi, astronom
> Ma'rufin
> Sudibyo mengatakan bahwa pembangunan piramida akan selalu
> menghadap ke
> titik-titik istimewa di langit. Prinsip ini tidak hanya
> dian