Waduh Vick,..lha koq makin pusing aku jadinya ngeliat prosedurnya
pabelieut kaya gitu.....alamat bakal bolak balik senayan-Gatsu nih....

Kalau usulan Indovision dan Kabel Vision, waah, anakku bisa2 makin nggak
belajar gara2 nonton kartun network sama MTV. Soal diterusin aja sekolah
nya disini ... he he  he ... no komen dah......



Anyway serius lagi, kelihatannya memang Indonesia akan (sudah) menuju
multi-tier (bukan lagi two tier, standard dan plus) education system
untuk pendidikan dasar dan menengahnya. Ada sekolah model :
        1. 'Rakyat' (sekolah terbuka di kolong jembatan, pasar, daerah
terpencil).
        2. 'Standar' (kebanyakan negeri dan swasta yang 'biasa2' ,
meskipun nggak semuanya murah atau buruk mutunya)
        3. 'Plus', kebanyakan, meski banyak juga pengecualian, relatif
'mahal' dan sulit masuknya  seperti Taruna Nusantara, Madania, Al Azhar,
Pesantren Gontor, Kanisius, Pangudi Luhur,Tarakanita (yang ini
penghuninya banyak yang 'bagus2'...he he he...sexist), Labschool
ditambah sedikit sekolah negeri yang di 'plus' kan model SMA 8 Jakarta
dll.
        4. 'Super eksekutif' macam Pelita Harapan, Global Jaya, Binus,
International school dll. Atau bahkan sekolah asrama di luar negeri
sekalian.

Saya nggak tahu, dari sekian puluh juta anak usia sekolah, berapa persen
kah yang bisa mendapat kesempatan untuk terdidik di sekolah model 3 dan
4. Hanya nol koma nol persen...? Ditambah lagi trend segregasi
pendidikan tinggi seperti yang di-isyaratkan dengan pem-BHMN an
Universitas Negeri hingga mau tidak mau kemungkinan bagi murid2 sekoah 1
dan 2 untuk bisa mengenyam pendidikan tinggi yang layak akan makin
mengecil, kalau tidak mau dibilang samasekali hilang. Padahal selama ini
pendidikan tinggi adalah cara yang paling cespleng untuk 'move up' dalam
tataran kehidupan.

Perpindahan kelas 'upward class movement' akan semakin sangat-sangat
sulit, kesenjangan dalam masyarakat makin dalam dan lebar, makin sulit
mematahkan lingkaran kemiskinan (anak dari keluarga miskin akan jadi
miskin terus) , distribusi kemakmuran makin timpang.

Dalam sepuluh-duapuluh tahun akankah Indonesia kemungkinan akan (kalau
memang belum) jadi multi-tier society dimana akan ada sekelompok
sangat-sangat kecil 'super elite' yang akan 'menguasai' negara ini,
sejumlah kecil 'kaum menengah' yang akan makin sibuk untuk
mempertahankan priviledge mereka dalam masyarakat dan mayoritas yang
makin ketinggalan kereta....
Padahal mereka semakin 'melek politik' dan bisa melihat dengan jelas
ketimpangan yang terjadi.

Dengan sedikit provokasi, bisajadi revolusi macam di Rusia dan China
awal abad lalu akan terjadi di Indonesia....amiit amiit..

Mimpi (buruk) kali yee......

Salam
Oki


-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, 17 March 2004 18:48
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Balik Ke Indon -->was RE: [iagi-net-l] Profesor
termuda Nelson Tansu -


Nah ini Kang OKI
aku dah punya pengalaman balik ke ngIndo dari manca, skalian sharing
buat yg
nanti nak-kanaknya mau balik ke sekolah 'klasik' lagi di Indon. Dua
anakku
sudah pernah balik (hehe tapi sekarang pergi lagi ... :) dan kemaren
boleh
masuk sekolah lamanya di Labskul Rawamangun .. :p.

Ketika balik ke Indon jangan lupa surat-2 Ijazah kalau ada, atau surat
pengantar pindah dari sekolahannya. Kebetulan dia melampaui masa klas 3
SMP
... jadi kalau utk yg lulus SMP spt anakku anakku hanya mendapatkan
selembar
surat tanda lulus (ini nanti yg akan diberi lampiran sebagai "pengganti
Ijazah SMP). Ini diperoleh sewaktu dia mengikuti Test GSE (??
Examination
... lupa artinya). Jadi anakku yg gede ga punya ijazah SMP (kalo
nyalonin
DPR kali bisa bikin ribut :).
Nah karena anak ini pindahan dari luar negeri maka ijinnya sampai ke
Diknas
Pusat di Senayan (sebelah utara Ratu Plaza), disini lah dia diberi surat

pensetaraan ijazah itu serta perkiraan kelas utk masuk ke sekolah
setaranya
di Indonesia.


Santos Ltd A.B.N. 80 007 550 923
Disclaimer: The information contained in this email is intended only for the use of the
person(s) to whom it is addressed and may be confidential or contain
privileged information. If you are not the intended recipient you are hereby
notified that any perusal, use, distribution, copying or disclosure is strictly
prohibited.  If you have received this email in error please immediately
advise us by return email and delete the email without making a copy.

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke