RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

2007-07-04 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Sunu,

Masalah pertama adalah bahwa lapisan batugamping di TD BJP-1 itu
kemungkinan besar bukanlah Kujung (bukan Kujung I, bukan Kujung II,
bukan Kujung III, atau nama lainnya seperti Prupuh atau Kranji
limestones). Ia lebih muda dari Kujung, mungkin ekivalen dengan Mudi
reef di Lapangan Mudi, atau dengan Rancak limestones di wilayah Kodeco
West Madura.

Masalah kedua adalah semburan lumpur panas sebesar itu kemungkinan besar
bukan dari lapisan gamping di TD BJP-1, tetapi dari sekuen silisiklastik
di kedalaman sekitar 6000 ft atau di atasnya. Kontribusi dari lapisan
bawah gamping itu ada, tetapi minimal saja.

Dengan dua masalah di atas, maka tak valid membandingkan produktivitas
Kujung di Jawa Timur dengan kasus semburan lumpur LUSI.

Tetapi sebagai pengetahuan umum, bisa disebutkan bahwa Kujung (I) adalah
reservoir yang baik. Tes sumur terhadapnya bisa sampai 30 MMCFGPD dan
10.000 BOPD. Dimensi Kujung (I) bisa sebesar Banyu Urip ExxonMobil Cepu
atau sekecil series KE di offshore West Madura Kodeco. Umur produksi
minyak dan gas dari temuan-temuan baru sekitar tahun 2000 belum ada
histori seberapa lama ia mampu berproduksi sebab baru saja diproduksikan
atau belum diproduksikan. Tetapi kasus enhanced production dari Camar
atau Poleng, meskipun lapangannya sempat mandeg berproduksi (karena
kurang maintenance oleh operator lama), menunjukkan bahwa umur
produksinya bisa  25 tahun. Profil produksinya tak berbeda dengan
produksi2 khas dari reservoir gamping. Peak production cepat tercapai,
plato produksi relative singkat, decline lebih curam daripada
silisiklastik. Eskalasi rate natural flow umum dijumpai di tahun2
pertama awal produksi, ini yang menyebabkan peak production cepat
tercapai.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Sunu Hadi Praptono [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, July 04, 2007 1:00 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

Pak Awang dan rekans IAGInet yang lain,

Sebelumnya mohon maaf bila topik ini pernah dibahas di IAGInet.
Kebetulan beberapa waktu lalu saya pernah terputus dari IAGInet sehingga
ada informasi yang saya ketinggalan.

Saya cuma ingin tahu sebagai bahan referensi, dengan asumsi bahwa ini
adalah kasus underground blow out, nothing to do dengan tektonik, pure
dari reservoir Kujung, maka performancenya mutlak tergantung dari size
dan deliverability dari Formasi Kujung sendiri. Saya rasa pengetahuan
ini penting untuk memperkirakan kapan underground blow out itu berhenti.

Sebenarnya Formasi Kujung I sendiri berapa sih kemampuan produksinya
berdasarkan data produksi sumur yang telah ada dimiliki BPMIGAS ? Berapa
besar juga kira-kira volume reservoir formasi Kujung typically, atau
taruhlah yang paling besar yang kita miliki, atau yang paling besar yang
pernah ter-record di dunia ini ?
Berapa lama juga umur sumur-sumur Kujung sebelum mati, dan bagaimana
profil produksinya ?
Apakah umum dijumpai eskalasi rate fluida natural flow ?


Salam hangat,

Sunu.

Terima kasih sebelumnya 
-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, July 03, 2007 9:43 AM


- Sejak awal semburan, laju semburan meningkat dari 5000 m3/hari -
120.000 m3/hari selama 11 minggu pertama. Lalu pada periode 14
Agustus-10 September 2006, laju semburan berfluktuasi dari 0-120.000
m3/hari, dan meningkat secara drastic mengikuti swarms of earthquakes
pada bulan September-Desember 2006 sampai pernah mencapai 200.000
m3/hari. Swarms of earthquake yang dimaksud adalah semua gempa di atas
Mw  3.7 dengan episentrum pada radius max 300 km dari titik LUSI (data
USGS). Dengan kata lain, terjadi korelasi positif antara volume
semburan, peningkatan CH4 dan H2S dengan aktivitas gempa di wilyah ini,
LUSI is a pulsating mud-volcano.





Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
[EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the

RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

2007-07-04 Terurut Topik Sunu Hadi Praptono
Pak Awang,
Terima kasih atas tanggapannya.
Tentang masalah-masalah yang ditunjukkan oleh Pak Awang saya setuju.

Namun saya perlu mengkoreksi tentang kebenaran data formasi batugamping
di BJP-1. Dari data drilling yang terkumpul sebenarnya tidak pernah ada
yang mengarah kepada bukti bahwa kita memasuki formasi batugamping,
bahkan juga tidak sedang mendekati batugamping di kedalaman 9280 an
feet. Calcimetri yang kita lakukan atas serbuk pemboran selama drilling
(sampling interval 20 ft) untuk membantu penentuan top Kujung tidak
pernah naik lebih dari 5 % kandungan material calcareous. Tidak ada satu
serbuk pun yang ngejos sampai sample terakhir yang didapat sebelum loss
total di kedalaman 9297 ft. Material calcarousnya sendiri, yang sangat
sedikit itu, berdasarkan analisa petrografi lab sesudahnya, dimungkinkan
terbentuk akibat pelapukan/alterasi dari mineral feldspar dalam maasa
volcanic. Tidak pernah ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kita
memasuki formasi baru (batugamping).

Kembali ke topik semula. Memang maksud saya adalah ingin mengumpulkan
input dari rekan-rekan IAGInet, guna menguji seberapa logis kemungkinan
erupsi lumpur Sidoarjo itu sebagai akibat dari drilling (underground
blow out) dari reservoir Formasi Kujung, yang sama dengan yang kita
tembus di Porong-1. khususnya dihadapkan dengan production history
selama setahun lebih ini, jumlah dan fluktuasi rate fluida yang
dikeluarkan.


Salam,

Sunu Praptono.


-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, July 04, 2007 2:05 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

Pak Sunu,

Masalah pertama adalah bahwa lapisan batugamping di TD BJP-1 itu
kemungkinan besar bukanlah Kujung (bukan Kujung I, bukan Kujung II,
bukan Kujung III, atau nama lainnya seperti Prupuh atau Kranji
limestones). Ia lebih muda dari Kujung, mungkin ekivalen dengan Mudi
reef di Lapangan Mudi, atau dengan Rancak limestones di wilayah Kodeco
West Madura.

Masalah kedua adalah semburan lumpur panas sebesar itu kemungkinan besar
bukan dari lapisan gamping di TD BJP-1, tetapi dari sekuen silisiklastik
di kedalaman sekitar 6000 ft atau di atasnya. Kontribusi dari lapisan
bawah gamping itu ada, tetapi minimal saja.

Dengan dua masalah di atas, maka tak valid membandingkan produktivitas
Kujung di Jawa Timur dengan kasus semburan lumpur LUSI.

Tetapi sebagai pengetahuan umum, bisa disebutkan bahwa Kujung (I) adalah
reservoir yang baik. Tes sumur terhadapnya bisa sampai 30 MMCFGPD dan
10.000 BOPD. Dimensi Kujung (I) bisa sebesar Banyu Urip ExxonMobil Cepu
atau sekecil series KE di offshore West Madura Kodeco. Umur produksi
minyak dan gas dari temuan-temuan baru sekitar tahun 2000 belum ada
histori seberapa lama ia mampu berproduksi sebab baru saja diproduksikan
atau belum diproduksikan. Tetapi kasus enhanced production dari Camar
atau Poleng, meskipun lapangannya sempat mandeg berproduksi (karena
kurang maintenance oleh operator lama), menunjukkan bahwa umur
produksinya bisa  25 tahun. Profil produksinya tak berbeda dengan
produksi2 khas dari reservoir gamping. Peak production cepat tercapai,
plato produksi relative singkat, decline lebih curam daripada
silisiklastik. Eskalasi rate natural flow umum dijumpai di tahun2
pertama awal produksi, ini yang menyebabkan peak production cepat
tercapai.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Sunu Hadi Praptono [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, July 04, 2007 1:00 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

Pak Awang dan rekans IAGInet yang lain,

Sebelumnya mohon maaf bila topik ini pernah dibahas di IAGInet.
Kebetulan beberapa waktu lalu saya pernah terputus dari IAGInet sehingga
ada informasi yang saya ketinggalan.

Saya cuma ingin tahu sebagai bahan referensi, dengan asumsi bahwa ini
adalah kasus underground blow out, nothing to do dengan tektonik, pure
dari reservoir Kujung, maka performancenya mutlak tergantung dari size
dan deliverability dari Formasi Kujung sendiri. Saya rasa pengetahuan
ini penting untuk memperkirakan kapan underground blow out itu berhenti.

Sebenarnya Formasi Kujung I sendiri berapa sih kemampuan produksinya
berdasarkan data produksi sumur yang telah ada dimiliki BPMIGAS ? Berapa
besar juga kira-kira volume reservoir formasi Kujung typically, atau
taruhlah yang paling besar yang kita miliki, atau yang paling besar yang
pernah ter-record di dunia ini ?
Berapa lama juga umur sumur-sumur Kujung sebelum mati, dan bagaimana
profil produksinya ?
Apakah umum dijumpai eskalasi rate fluida natural flow ?


Salam hangat,

Sunu.

Terima kasih sebelumnya 
-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, July 03, 2007 9:43 AM


- Sejak awal semburan, laju semburan meningkat dari 5000 m3/hari -
120.000 m3/hari selama 11 minggu pertama. Lalu pada periode 14
Agustus-10 September 2006, laju semburan berfluktuasi dari 0-120.000
m3/hari, dan meningkat

RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

2007-07-04 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Sunu,

Terima kasih atas tambahan keterangan tentang analisis serbuk bor di
sekitar TD sumur BJP-1. Total loss di TD sumur mungkin berhubungan
dengan batugamping (sebab kebanyakan kasus total loss terjadi di
batugamping porous), juga keluarnya H2S yang sempat tinggi kadarnya saat
total loss terjadi bisa menguatkan dugaan ini. Tetapi, karena tidak ada
serbuk bor yang naik akibat total loss, ini semua hanya dugaan : dugaan
bahwa litologi TD sumur adalah batugamping. Itu saja. Kita sama sekali
tak bisa meneruskan menduga bahwa batugamping itu puncak sebuah formasi,
lalu juga kita tak bisa meneruskan menduga bahwa formasi itu Kujung I.

Pak Sunu punya data umur (biostratigrafi) terakhir dari serbuk bor yang
berhasil naik sebelum total loss ? BPMIGAS belum mendapatkan laporan
analisis tersebut. Bila susah penentuan umurnya dari biostratigrafi,
bagus bila dilakukan pentarikhan absolute menggunakan isotop Strontium.
Nanti kita bisa melakukan korelasinya dengan benar terhadap Porong (yang
punya umur isotop strontium) dan akan mengetahui status lapisan2 di BJP
ini terhadap stratigrafi regional Jawa Timur.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Sunu Hadi Praptono [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, July 05, 2007 7:53 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

Pak Awang,
Terima kasih atas tanggapannya.
Tentang masalah-masalah yang ditunjukkan oleh Pak Awang saya setuju.

Namun saya perlu mengkoreksi tentang kebenaran data formasi batugamping
di BJP-1. Dari data drilling yang terkumpul sebenarnya tidak pernah ada
yang mengarah kepada bukti bahwa kita memasuki formasi batugamping,
bahkan juga tidak sedang mendekati batugamping di kedalaman 9280 an
feet. Calcimetri yang kita lakukan atas serbuk pemboran selama drilling
(sampling interval 20 ft) untuk membantu penentuan top Kujung tidak
pernah naik lebih dari 5 % kandungan material calcareous. Tidak ada satu
serbuk pun yang ngejos sampai sample terakhir yang didapat sebelum loss
total di kedalaman 9297 ft. Material calcarousnya sendiri, yang sangat
sedikit itu, berdasarkan analisa petrografi lab sesudahnya, dimungkinkan
terbentuk akibat pelapukan/alterasi dari mineral feldspar dalam maasa
volcanic. Tidak pernah ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kita
memasuki formasi baru (batugamping).

Kembali ke topik semula. Memang maksud saya adalah ingin mengumpulkan
input dari rekan-rekan IAGInet, guna menguji seberapa logis kemungkinan
erupsi lumpur Sidoarjo itu sebagai akibat dari drilling (underground
blow out) dari reservoir Formasi Kujung, yang sama dengan yang kita
tembus di Porong-1. khususnya dihadapkan dengan production history
selama setahun lebih ini, jumlah dan fluktuasi rate fluida yang
dikeluarkan.


Salam,

Sunu Praptono.


-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, July 04, 2007 2:05 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

Pak Sunu,

Masalah pertama adalah bahwa lapisan batugamping di TD BJP-1 itu
kemungkinan besar bukanlah Kujung (bukan Kujung I, bukan Kujung II,
bukan Kujung III, atau nama lainnya seperti Prupuh atau Kranji
limestones). Ia lebih muda dari Kujung, mungkin ekivalen dengan Mudi
reef di Lapangan Mudi, atau dengan Rancak limestones di wilayah Kodeco
West Madura.

Masalah kedua adalah semburan lumpur panas sebesar itu kemungkinan besar
bukan dari lapisan gamping di TD BJP-1, tetapi dari sekuen silisiklastik
di kedalaman sekitar 6000 ft atau di atasnya. Kontribusi dari lapisan
bawah gamping itu ada, tetapi minimal saja.

Dengan dua masalah di atas, maka tak valid membandingkan produktivitas
Kujung di Jawa Timur dengan kasus semburan lumpur LUSI.

Tetapi sebagai pengetahuan umum, bisa disebutkan bahwa Kujung (I) adalah
reservoir yang baik. Tes sumur terhadapnya bisa sampai 30 MMCFGPD dan
10.000 BOPD. Dimensi Kujung (I) bisa sebesar Banyu Urip ExxonMobil Cepu
atau sekecil series KE di offshore West Madura Kodeco. Umur produksi
minyak dan gas dari temuan-temuan baru sekitar tahun 2000 belum ada
histori seberapa lama ia mampu berproduksi sebab baru saja diproduksikan
atau belum diproduksikan. Tetapi kasus enhanced production dari Camar
atau Poleng, meskipun lapangannya sempat mandeg berproduksi (karena
kurang maintenance oleh operator lama), menunjukkan bahwa umur
produksinya bisa  25 tahun. Profil produksinya tak berbeda dengan
produksi2 khas dari reservoir gamping. Peak production cepat tercapai,
plato produksi relative singkat, decline lebih curam daripada
silisiklastik. Eskalasi rate natural flow umum dijumpai di tahun2
pertama awal produksi, ini yang menyebabkan peak production cepat
tercapai.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Sunu Hadi Praptono [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, July 04, 2007 1:00 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

Pak Awang dan rekans IAGInet yang lain,

Sebelumnya mohon maaf bila topik ini pernah dibahas

RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

2007-07-04 Terurut Topik yrsnki


 
 Masalah kedua adalah semburan
lumpur panas sebesar itu kemungkinan besar 
 bukan dari lapisan
gamping di TD BJP-1, tetapi dari sekuen silisiklastik 
 di
kedalaman sekitar 6000 ft atau di atasnya. Kontribusi dari lapisan 
 bawah gamping itu ada, tetapi minimal saja. 

   Awang.

    ..kemungkinan besar ..

Jadi artinya ada kemungkinan bahwa
influx itu berasal JUGA  dari
KUJUNG.
 
Mengutip apa yang Anda
katakan  yang populer belu tentu benar dan yang tidk populer belum
tentu salah  , maka kemungkia ini tetap ada.
Saya tahu Pak RPK
adalah salah satu yang berpendapat seperti ini.

Atau dengan
kata lain apakah data dat yang ada saat ini sama sekali tidk mendukung
bahwa limstone yang sudah tertembus buka Kujung ?

Wassalam 

si Abah

_
 
 Dengan dua masalah di atas, maka tak valid membandingkan
produktivitas 
 Kujung di Jawa Timur dengan kasus semburan lumpur
LUSI. 
 



RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

2007-07-04 Terurut Topik Awang Harun Satyana
 trend tidak memanjang hingga Porong ?

Jadi model Kujung yang Pak Awang pernah buat dahulu itu apakah berubah ?

 

Salam

RDP

 

 

 

 

From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, July 05, 2007 9:58 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

 

 
 Masalah kedua adalah semburan lumpur panas sebesar itu kemungkinan
besar 
 bukan dari lapisan gamping di TD BJP-1, tetapi dari sekuen
silisiklastik 
 di kedalaman sekitar 6000 ft atau di atasnya. Kontribusi dari lapisan 
 bawah gamping itu ada, tetapi minimal saja. 

   Awang.

..kemungkinan besar ..

Jadi artinya ada kemungkinan bahwa influx itu berasal JUGA  dari
KUJUNG.
 
Mengutip apa yang Anda katakan  yang populer belu tentu benar dan yang
tidk populer belum tentu salah  , maka kemungkia ini tetap ada.
Saya tahu Pak RPK adalah salah satu yang berpendapat seperti ini.

Atau dengan kata lain apakah data dat yang ada saat ini sama sekali tidk
mendukung bahwa limstone yang sudah tertembus buka Kujung ?

Wassalam 

si Abah

_
 
 Dengan dua masalah di atas, maka tak valid membandingkan produktivitas

 Kujung di Jawa Timur dengan kasus semburan lumpur LUSI. 
 




RE: [iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung

2007-07-04 Terurut Topik yrsnki
 ini) ekivalen dengan batugamping yang ditembus
oleh sumur 
 
 Porong-1 ? Sewaktu seminar di BPPT yg
ditunjukkan wektu itu, saya rasa 
 dari seismic yang
diinterpretasi dari Porong-1 Ke BPJ-1, sepertinya satu 
 tubuh
gamping besar. cmiiw. 
 
 
 
 Kalau
kedua sumur itu tidak menembus tubuh batugamping yang identik, 

apakah BD trend tidak memanjang hingga Porong ? 
 
 Jadi
model Kujung yang Pak Awang pernah buat dahulu itu apakah berubah ? 
 
 
 
 Salam 
 
 RDP

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Thursday, July 05, 2007 9:58
C++ 
 To: iagi-net@iagi.or.id 
 Subject: RE:
[iagi-net-l] produktivitas Formasi Kujung 
 
 


 
 Masalah kedua adalah semburan lumpur
panas sebesar itu kemungkinan 
 besar 
 bukan dari
lapisan gamping di TD BJP-1, tetapi dari sekuen 
 silisiklastik

 di kedalaman sekitar 6000 ft atau di atasnya. Kontribusi
dari lapisan 
 bawah gamping itu ada, tetapi minimal saja.

 
 Awang. 
 

..kemungkinan besar .. 
 
 Jadi
artinya ada kemungkinan bahwa influx itu berasal
JUGA dari 
 KUJUNG. 
 

Mengutip apa yang Anda katakan  yang populer belu tentu benar dan
yang 
 tidk populer belum tentu salah  , maka kemungkia ini
tetap ada. 
 Saya tahu Pak RPK adalah salah satu yang berpendapat
seperti ini. 
 
 Atau dengan kata lain apakah data dat
yang ada saat ini sama sekali tidk 
 mendukung bahwa limstone
yang sudah tertembus buka Kujung ? 
 
 Wassalam 
 
 si Abah 
 

_ 
 
 Dengan dua masalah di atas, maka tak valid
membandingkan produktivitas 
 
 Kujung di Jawa Timur
dengan kasus semburan lumpur LUSI.