Re: [iagi-net-l] Stromatolit Satonda, Sumbawa : "Time Tunnel to Pra-Cambrium Seas"
Pak Awang dan IAGI-netter yang budiman, Penemuan stromatolit kepulauan Sumbawa dan juga di sekitar daerah tinggi Timika pegunungan Jayawijaya memberikan kemungkinan keterdapatan batuan Archean di Indonesia. Selain itu euforia eksplorasi besi dinegara kita ternyata juga menghasilka singkapan-singkapan baru dibawah tanah yang tebal dan semak belukar, diantarannya endapan BIF (Banded Iron Formation) yang sementara ini telah tersingkap di Lampung dan Kalimantan Barat. BIF merupakan penghasil utama besi dunia, skitar 70% suply besi dihasilkan dari endapan ini yang umumnya berasosiasi dengan early earth system pada zaman Archean. Dengan dukungan geochronology dan pemodelan tektonik lempeng yang kini berkembang kian canggih, suatu saat mungkin Archean menjadi masuk akal terjadi juga di Indonesia! Hayo...pemuda ..pemudi geologi bangkit dan selamat mendaftarkan paper-paper di Pre-Cambrian Research !! Salam Andri SSM - Original Message - From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]> To: "IAGI" ; "Eksplorasi BPMIGAS" <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Saturday, November 03, 2007 11:25 PM Subject: [iagi-net-l] Stromatolit Satonda, Sumbawa : "Time Tunnel to Pra-Cambrium Seas" Seorang rekan geologist bertanya tentang stromatolit di pulau kecil Satonda utara Sumbawa. Pulau sekecil Satonda yang belum tentu muncul pulaunya atau namanya di atlas2 anak sekolah, memiliki arti yang begitu besar sebab langka sekali tempat seperti Satonda di Bumi ini - yaitu memiliki stromatolit, terumbu paling tua yang telah muncul sejak Archean. Kurang apalagi keistimewaan geologi Indonesia ? Semoga berguna. salam, awang Ribuan-ratusan juta tahun sebelum binatang2 bersel banyak (metazoans) pembangun kompleks terumbu muncul, sekelompok organisme marin prokariotik (golongan bakteri dan alga biru-hijau dengan sel yang intinya belum jelas terpisah di dalam sitoplasma) diketahui telah mampu membangun struktur2 batugamping terumbu yang masif. Struktur2 masif ini ternyata dapat melewati ribuan-ratusan juta tahun masa pelapukan/perusakan , sehingga struktur2 ini kini masih dapat ditemui membangun beberapa unsur bentang alam di Amerika Utara, Afrika, Asia, dan Australia. Struktur2 terumbu awal ini dikenal sebagai Stromatolit, terbentuk dalam suatu lingkungan oseanografik yang memerlukan kondisi tertentu. Stromatolit adalah struktur organo-sedimen (simbiose antara ganggang-sedimen gampingan) yang dihasilkan oleh setumpuk besar lembaran2 coccoid cyanobacteria (dikenal juga sebagai ganggang biru-hijau, bakteri biru-hijau, myxophyceae atau chyanophyta) , melalui pemerangkapan sedimen gampingan, pengikatan, dan/atau pengendapan. Proses pembentukan stromatolit ini banyak dibahas di dalam Walter (1976 - Stromatolites, Elsevier, Amsterdam; buku sangat tebal hampir 800 halaman membahas A sampai Z tentang stromatolit) ; Walter (1983 - Archean stromatolites : evidence of the Earth's earliest benthos, dalam buku Earth's Earliest Biosphere, Princeton Univ. Press). Menurut Bates dan Jackson (1987, eds. - Glossary of Geology, American Geological Institute), istilah stromatolit diusulkan oleh Kalkowsky pada 1908 sebagai stromatolith (kemudian menjadi stromatolite/ algal stromatolite; sedangkan stromatolith dipakai Foye 1916 untuk tubuh intrusi magma retas lempeng -sill yang menjemari dengan batuan sedimen) Stromatolit muncul untuk pertama kalinya pada suatu waktu antara Archean tengah-Archean akhir (sekitar 3000 juta tahun yang lalu -Ma atau 3 Ga - giga years ago/milyar tahun yang lalu). Menjelang awal Proterozoikum (2,5 Ga) mereka berkembang dalam lingkungan yang luas. Fosil stromatolit paling tua ditemukan di Zimbabwe baratdaya (2800-3100 Ma -menurut Stokes et al., 1978 - Introduction to Geology, Prentice Hall). Tulisan Pellant dan Phillips (1990 - Rocks, Minerals, and Fossils of the World - Little, Brown and Co. ) menyebutkan bahwa stromatolit dapat berkembang seawal 3800 Ma. Stromatolit merupakan organisme pembangun terumbu yang dominan selama Pra-Kambrium (meliputi Archean dan Proterozoikum) dan berlanjut sampai sekitar 600 Ma (memasuki Kambrium pada 570 Ma). Sejak itu, terjadi penurunan kelimpahan stromatolit. (Fagerstorm, 1987 - The evolution of reef communities, John Willey and Sons). Stromatolit masih ditemukan sepanjang Paleozoik, Mesozoik, dan Tersier, dengan kelimpahan yang semakin menurun (Fagerstrom, 1987). Di samping sebagai pembangun terumbu tingkat awal, stromatolit juga telah memainkan peranan penting dalam membentuk komposisi kimiawi atmosfer. Cyanobacteria pembentuk stromatolit adalah makhluk yang berfotosintesis. Seperti kita tahu, produk fotosintesis adalah oksigen. Maka, pembentukan stromatolit dengan sendirinya telah mengoksigenasi atmosfer awal Bumi yang miskin oksigen pada Archean dan Proterozoikum menjadi mempunyai oksigen yang cukup. Dengan hadirnya oksigen, maka mulailah berkembang fauna2 bersel tunggal yang membutuhkan oksigen, diperkirakan itu terjadi pada p
Re: [iagi-net-l] Stromatolit Satonda, Sumbawa : "Time Tunnel to Pra-Cambrium Seas"
jadi gak perlu jauh-jauh ke middle-east kalo mau liat stromatolite ya pak hehehe On 11/3/07, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Seorang rekan geologist bertanya tentang stromatolit di pulau kecil > Satonda utara Sumbawa. Pulau sekecil Satonda yang belum tentu muncul > pulaunya atau namanya di atlas2 anak sekolah, memiliki arti yang begitu > besar sebab langka sekali tempat seperti Satonda di Bumi ini - yaitu > memiliki stromatolit, terumbu paling tua yang telah muncul sejak Archean. > Kurang apalagi keistimewaan geologi Indonesia ? Semoga berguna. > > salam, > awang > > Ribuan-ratusan juta tahun sebelum binatang2 bersel banyak (metazoans) > pembangun kompleks terumbu muncul, sekelompok organisme marin prokariotik > (golongan bakteri dan alga biru-hijau dengan sel yang intinya belum jelas > terpisah di dalam sitoplasma) diketahui telah mampu membangun struktur2 > batugamping terumbu yang masif. Struktur2 masif ini ternyata dapat melewati > ribuan-ratusan juta tahun masa pelapukan/perusakan , sehingga struktur2 ini > kini masih dapat ditemui membangun beberapa unsur bentang alam di Amerika > Utara, Afrika, Asia, dan Australia. Struktur2 terumbu awal ini dikenal > sebagai Stromatolit, terbentuk dalam suatu lingkungan oseanografik yang > memerlukan kondisi tertentu. > > Stromatolit adalah struktur organo-sedimen (simbiose antara > ganggang-sedimen gampingan) yang dihasilkan oleh setumpuk besar lembaran2 > coccoid cyanobacteria (dikenal juga sebagai ganggang biru-hijau, bakteri > biru-hijau, myxophyceae atau chyanophyta) , melalui pemerangkapan sedimen > gampingan, pengikatan, dan/atau pengendapan. Proses pembentukan stromatolit > ini banyak dibahas di dalam Walter (1976 – Stromatolites, Elsevier, > Amsterdam; buku sangat tebal hampir 800 halaman membahas A sampai Z tentang > stromatolit) ; Walter (1983 – Archean stromatolites : evidence of the > Earth's earliest benthos, dalam buku Earth's Earliest Biosphere, Princeton > Univ. Press). Menurut Bates dan Jackson (1987, eds. – Glossary of Geology, > American Geological Institute), istilah stromatolit diusulkan oleh Kalkowsky > pada 1908 sebagai stromatolith (kemudian menjadi stromatolite/ algal > stromatolite; sedangkan stromatolith dipakai Foye 1916 untuk tubuh intrusi > magma retas lempeng –sill yang menjemari > dengan batuan sedimen) > > Stromatolit muncul untuk pertama kalinya pada suatu waktu antara Archean > tengah-Archean akhir (sekitar 3000 juta tahun yang lalu -Ma atau 3 Ga – giga > years ago/milyar tahun yang lalu). Menjelang awal Proterozoikum (2,5 Ga) > mereka berkembang dalam lingkungan yang luas. Fosil stromatolit paling tua > ditemukan di Zimbabwe baratdaya (2800-3100 Ma –menurut Stokes et al., 1978 – > Introduction to Geology, Prentice Hall). Tulisan Pellant dan Phillips (1990 > - Rocks, Minerals, and Fossils of the World – Little, Brown and Co. ) > menyebutkan bahwa stromatolit dapat berkembang seawal 3800 Ma. > > Stromatolit merupakan organisme pembangun terumbu yang dominan selama > Pra-Kambrium (meliputi Archean dan Proterozoikum) dan berlanjut sampai > sekitar 600 Ma (memasuki Kambrium pada 570 Ma). Sejak itu, terjadi penurunan > kelimpahan stromatolit. (Fagerstorm, 1987 – The evolution of reef > communities, John Willey and Sons). Stromatolit masih ditemukan sepanjang > Paleozoik, Mesozoik, dan Tersier, dengan kelimpahan yang semakin menurun > (Fagerstrom, 1987). > > Di samping sebagai pembangun terumbu tingkat awal, stromatolit juga telah > memainkan peranan penting dalam membentuk komposisi kimiawi atmosfer. > Cyanobacteria pembentuk stromatolit adalah makhluk yang berfotosintesis. > Seperti kita tahu, produk fotosintesis adalah oksigen. Maka, pembentukan > stromatolit dengan sendirinya telah mengoksigenasi atmosfer awal Bumi yang > miskin oksigen pada Archean dan Proterozoikum menjadi mempunyai oksigen yang > cukup. Dengan hadirnya oksigen, maka mulailah berkembang fauna2 bersel > tunggal yang membutuhkan oksigen, diperkirakan itu terjadi pada pertengahan > Proterozoikum (1500 Ma). Pada ujung Proterozoikum atau memasuki Kambrium, > tingkat oksigen sudah 10 % daripada tingkatnya sekarang, maka mulailah > metazoa marin berkembang (Gross, 1990 – Oceanography : a view of the Earth, > Prentice Hall). > > Pada awal Kambrium, dalam evolusi makhluk hidup terjadi apa yang disebut > dengan Ledakan Kambrium (Cambrian Explosion). Ini adalah ledakan kelimpahan > fauna metazoan. Kelimpahan metazoan ini menciptakan persaingan, dan fauna > prokariotik pembangun stromatolit di pihak yang kalah, sehingga telah > menurunkan perkembangan stromatolit secara signifikan. Namun, Stromatolit > adalah bentuk yang tahan banting, ia telah ditemukan dapat berkembang sampai > sekarang (Resen) di beberapa bagian dunia di tempat yang sangat spesifik, > yang terkenal adalah yang berkembang di Shark Bay (Teluk Hiu) di Australia > barat, di utara Perth. > > Karena Indonesia sebagian besar disusun oleh formasi batuan berumur muda, > stromatolit hampir tidak pern