[Ida-Krisna Show] Re: Kapan Anak belajar bahasa Inggris ?

2005-12-06 Terurut Topik sasongko_purnomo


Dear Mbak Yati,

Aha, jelas mbak katakan bahwa makin ke depan persaingan semakin 
ketat seperti dialami oleh anak yang kedua, dan itu masih sekian 
tahun yang lalu tentunya. Dan hal seperti itulah yang terjadi 
sekarang ini.

Coba bayangkan, sekarang untuk SD, untuk bisa naik kelas maka rapor 
tidak boleh ada angka 5 (merah) satupun. Nilai rapor diambil dari 
seluruh PS + PR + Ulangan + UUB, tugas2 lain. Jadi, sekarang 
tuntutan sekolah semakin berat, sehingga mau tidak mau orang tua 
harus membebani anak dengan target2 nilai yang bagus. Kalau tidak, 
ya risikonya tidak naik kelas. Malahan ada beberapa sekolah yang 
mengharuskan muridnya meninggalkan sekolahnya jika sampai tidak naik 
kelas. Gawat kan.

Yach, akhirnya topik bahasa asing ini jadi melebar ke soal beban 
pelajaran sekolah. tapi itulah yang terjadi sekarang ini. Entah 
beberapa tahun ke depan, mungkin akan semakin berat. Soal bahasa 
asing sendiri tuntutan juga semakin berat, karena sekarang semakin 
banyak sekolah yang berbahasa Inggris, sekalipun kurikulum masih 
tetap Indonesia. 10 tahun yang lalu sekolah berbahasa Inggris, 
khususnya di Jabotabek, masih bisa dihitung dengan jari.

Bahkan beberapa Universitas di Jakarta sudah menerapkan test masuk 
dengan menggunakan bahasa Inggris seluruhnya.


Sasongko



--- In idakrisnashow@yahoogroups.com, Noerhayati Erwin 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ikutan sharing doong, tentang topik ini. Saya suka dan setuju 
dengan alinea 
 kedua terakhir pada artikel yang disuguhkan oleh jeng Ida, 
moderator kita 
 yang cantik. Bahwa menguasai bahasa asing (terutama English) itu 
wajib dan 
 bahwa orang tua harus bijak dan tidak tergesa-gesa menanamkan ilmu 
tersebut 
 pada anak.
 
 Kita memang tidak bisa berbuat banyak kepada sekolah2 yang seperti 
kata mas 
 Sasongko Purnomo dengan dalih  mutu mengharuskan adanya mata 
pelajaran 
 bahasa asing bahkan sejak tingkat yang sangat dini ( Kecuali 
mungkin kalau 
 Dep Diknas bisa keras dalam menetapkan kurikulum untuk setiap 
level). 
 Tetapi sebagai orangtua kita bisa membuat pelajaran yang berat 
tadi menjadi 
 hal yang menyenangkan buat anak.
 
 Membuat anak bisa berbahasa Inggris adalah dia harus senang pada 
bahasa itu. 
 Bagaimana dia bisa senang padahal itu beda dan tidak dia gunakan 
 sehari-hari? Waktu putri saya masih kecil2, (tahun 80-an) seperti 
ibu2 
 lainnya saya senang membacakan cerita2, lokal maupun asing, 
dibumbui gaya 
 saya sendiri (saya memang senang membaca), dan selipkan istilah 
asing yang 
 ada dalam cerita, sambil dijelaskan. Ketika mereka mulai kritis, 
saya justru 
 kurangi jatah membacakan, saya rangsang mereka untuk belajar 
mengenali 
 huruf, merangkainya menjadi kata yang bisa dibaca/dimengerti, 
mulai dari 
 yang mudah hingga yang sulit, termasuk kata2 dalam bahasa Inggris. 
Saya 
 gunakan segala macam alat bantu (buat sendiri, yang murah2 saja).. 
plus 
 waktu itu ada program TV Sesame Street yang TIDAK/BELUM DI 
DUBBING 
 seperti episode yang saya lihat beberapa waktu lalu. Nah, sesudah 
dia suka 
 dan ingin tahu lebih banyak, tinggal memberikan fasilitas yang 
dibutuhkan 
 misalnya menyediakan buku2 sesuai usia mereka (boleh lebih dimuka 
dari 
 pelajaran sekolah mereka, asal mereka masih nyaman menerimanya) , 
sambil 
 selalu dibimbing agar banyak kemajuan. Alhamdulillah, putri2 saya 
lumayan 
 menguasai bahasa Inggris, karena mereka suka, lalu banyak membaca. 
 Kemampuannya itu  sangat membantu saat yang pertama mencari 
beasiswa untuk 
 sekolah diluar negeri dan untuk putri kedua, karena era dia lebih 
sedikit 
 kedepan, persaingan semakin ketat, saya menambahkan pelajaran 
tambahan di 
 sebuah Lembaga Bahasa Asing. Jadi dasarnya, adalah anak2 kita 
harus dibuat / 
 dicontohkan agar suka / nyaman belajar dahulu, lalu selanjutnya 
tidak akan 
 terlalu sukar. Apalagi sekarang ini sarana dan alat bantu sudah 
begitu 
 banyak dan canggih. Mungkin ada rekan milis lain yang mau 
menambahkan?
 
 Salam, Yati.
 
 - Original Message - 
 From: idajohny [EMAIL PROTECTED]
 To: idakrisnashow@yahoogroups.com
 Sent: Tuesday, December 06, 2005 8:24 AM
 Subject: [Ida-Krisna Show] Re: Kapan Anak belajar bahasa Inggris ?
 
 
 Setuju Bapak Sasongko,
 saya sendiri sekarang banyak ngobrol, membaca dan mendengar
 bagaimana kita sebagai orang tua menyikapi informasi atau apa yg
 terbaik untuk pendidikan anak kita.
 Saya sendiri sempat terfikir untuk menyekolahkan anak disekolah
 kampung aja, tapi kita berikan tambahan dirumah dengan bahasa yg
 tidak dipaksakan. Lagipula saya pingin anak saya lebih down to
 earth. Ada perasaan kuatir juga kalau anak terlalu dikelilingi dg
 banyak fasilitas dan teman2nya kalangan mampu, sehingga nanti anak
 kurang ber empati dg sekelilingnya.
 Hanya saja soal bahasa saya setuju sekali diperkenalkan sejak dini
 dengan cara yg pas buat anak seusianya dan dg cara yg nyaman juga
 anak menerimanya.
 Makanya saya senang nih kalau dapat masukan dari Mas Sasongko dan
 sahabat2 dimilis IKS. Thanks ya..
 
 Ida Arimurti

RE: [Ida-Krisna Show] Re: Kapan Anak belajar bahasa Inggris ?

2005-12-06 Terurut Topik Zaenal
Dear Mba Ida,
Kayaknya topic kita ini lagi hangat dibicarain.
Menurut saya, anak2 itu dari kecil harus sdh diajarin bahasa inggris dan
bahasa apapun juga. Karena dari kecil lah mereka belajar mengenal suatu
bahasa, dan daya tangkap mereka menyerap lebih banay di usia mereka.
Ikutkan saja anak2 ke kursus bahasa



Kindly regards,

Zae Sihombing
Sales  Marketing SPV
Informatics Professional Development Centre
Jl Prof. Dr. Satrio No. 296
Karet-Jakarta Selatan 12940, Indonesia
Email: [EMAIL PROTECTED]
Tel. 021-5260388 ext 415, Fax. 021-52962830
Mobile:08159611205/081318758281

 

 

 

 


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, December 07, 2005 11:53 AM
To: idakrisnashow@yahoogroups.com
Subject: Re: [Ida-Krisna Show] Re: Kapan Anak belajar bahasa Inggris ?



Ikutan sharing juga mbak Ida

Bahasa memang sangat perlu sekali untuk bekal anak2 kita jaman sekarang
ini
kapan waktu yang pas yang menjadi timbang sana sini dan spt cerita mbak
ida
bahwa orang tua harus bijak dan tidak tergesa-gesa menanamkan ilmu
tersebut
pada anak.

saya mengalami masa yang cukup bingung (th 89-90) bagaimana mengajar
anak untuk
belajar membaca dan menulis karena anak saya sekolah di TK katolik yang
menganut prinsip bahwa anak2 TK hanya perlu belajar bermain bersama
dalam arti berinteraksi terhadap sesama sesuai usia mereka dan dunia
anak2
adalah bermain
dan mereka memberitahukan dengan jelas bahwa tidak ada PR menulis dan
membaca
dan itu bukan pelajaran utama untuk TK
Bingung juga karena tuntutan untuk SD kelas 1 sudah harus bisa membaca
dan
menulis
dimana anak SD kelas 1 sudah tidak ada lagi yang namanya belajar membaca
dan
menulis
spt waktu saya kelas 1 SD.

Akhirnya saya mencoba mengenalkan buku yg berisi gambar + keterangan
spt gambar Ayam dibawahnya tertulis jelas juga tulisannya Ayam dengan
warna
warninya
dari sekian banyak buku tersebut saya berikan 1 persatu menurut kaca
mata saya
buku yang termudah dimengerti.
jadi permainan sehari hari dengan buku tsb, tiap 1 - 2 minggu saya
keluar buku
baru
sampai hafal kali ya kalau main2 saya tanya gambar cermin, helikopter
dll
dia mulai mencari buku mana yang dimaksud

Bahasa inggris saya mulai dengan buku cerita yang ringan + gambar
saat mulai bisa membaca dan mengenal abjad yang pasti saat itu film
kartun yang
lagi
top2nya dijamannya anak saya, dimana masih terbatas hanya ada TVRI dan
lanjut
dengan RCTI

dari film2 kartun yang belum didubbing ke bhs indonesia
dia belajar mendengarkan bahasa asing
Sangat disayangkan film2 bhs inggris itu didubbing ke bhs Indonesia shg
mengurangi
kepekaan anak2 melatih pendengaran dengan bhs asing tsb.

kursus tentu bisa hanya saya tidak ada waktu dan jaman anak saya tempat
kursus
jauh dari rumah dan saya kerja kantoran praktis tidak dapat saya
lakukan.

Syukur dengan cara spt itu dia belajar bhs inggris total otodidak
tanpa beban untuk anak saya malahan dia adalah kamus hidup istilah yang
saya juluki karena kalau saya perlu cukup tanya sama anak saya

makasih
tantri




Please respond to idakrisnashow@yahoogroups.com

From: idakrisnashow @ yahoogroups.com on 12/06/2005 01:33:14 PM ZE7
To:   idakrisnashow @ yahoogroups.com
cc:
Subject:  Re: [Ida-Krisna Show] Re: Kapan Anak belajar bahasa Inggris ?


Ikutan sharing doong, tentang topik ini. Saya suka dan setuju dengan
alinea
kedua terakhir pada artikel yang disuguhkan oleh jeng Ida, moderator
kita
yang cantik. Bahwa menguasai bahasa asing (terutama English) itu wajib
dan
bahwa orang tua harus bijak dan tidak tergesa-gesa menanamkan ilmu
tersebut
pada anak.

Kita memang tidak bisa berbuat banyak kepada sekolah2 yang seperti kata
mas
Sasongko Purnomo dengan dalih  mutu mengharuskan adanya mata pelajaran
bahasa asing bahkan sejak tingkat yang sangat dini ( Kecuali mungkin
kalau
Dep Diknas bisa keras dalam menetapkan kurikulum untuk setiap level).
Tetapi sebagai orangtua kita bisa membuat pelajaran yang berat tadi
menjadi
hal yang menyenangkan buat anak.

Membuat anak bisa berbahasa Inggris adalah dia harus senang pada bahasa
itu.
Bagaimana dia bisa senang padahal itu beda dan tidak dia gunakan
sehari-hari? Waktu putri saya masih kecil2, (tahun 80-an) seperti ibu2
lainnya saya senang membacakan cerita2, lokal maupun asing, dibumbui
gaya
saya sendiri (saya memang senang membaca), dan selipkan istilah asing
yang
ada dalam cerita, sambil dijelaskan. Ketika mereka mulai kritis, saya
justru
kurangi jatah membacakan, saya rangsang mereka untuk belajar mengenali
huruf, merangkainya menjadi kata yang bisa dibaca/dimengerti, mulai dari
yang mudah hingga yang sulit, termasuk kata2 dalam bahasa Inggris. Saya
gunakan segala macam alat bantu (buat sendiri, yang murah2 saja).. plus
waktu itu ada program TV Sesame Street yang TIDAK/BELUM DI DUBBING
seperti episode yang saya lihat beberapa waktu lalu. Nah, sesudah dia
suka
dan ingin tahu lebih banyak, tinggal memberikan fasilitas yang
dibutuhkan
misalnya menyediakan buku2 sesuai usia mereka (boleh lebih dimuka dari

[Ida-Krisna Show] Re: Kapan Anak belajar bahasa Inggris ?

2005-12-05 Terurut Topik sasongko_purnomo

Dear Mbak Ida,

Boleh ya sharing mengenai subyek ini.

Dalam hal pendidikan, sekarang ini memang orang tua dihadapkan pada 
keadaan yag dilematis, antara memenuhi hal-hal yang psikologis dan 
tuntutan 'lingkungan' termasuk sekolah. Bukan hanya dalam hal bahasa.

Para psikolog mengatakan bahwa sebaiknya anak2 tidak dibebani dengan 
materi pelajaran yang 'berat' ketika mereka masih 'kecil', tetapi 
sekolah-sekolah sekarang, dengan dalih 'mutu', memberikan bobot 
pelajaran yang relatif berat, bahkan sejak masih KB.

Lalu mengenai bahasa, banyak sekolah yang sekarang ini memberikan 
pelajaran hingga minimal 2 bahasa asing, sejak KB. Tetapi bagaimana 
mungkin orang tua menolak ? Kalau tidak setuju berarti anak harus 
keluar dari sekolah tersebut. Lagipula, dengan semakin umumnya hal 
seperti ini, maka dalam lingkungan pergaulan, kelak akan membuat anak 
kita 'tertinggal' dari anak lain.

Jadi, mau tidak mau si anak harus mengikuti. Lebih parah lagi, sebagai 
materi pelajaran, tentunya dituntut nilai yang baik, maka orang tua 
cenderung mendorong anak untuk mengikuti pelajaran tambahan/les. 
Jadilah beban anak semakin berat.

Pelajaran tambahan yang umum diikuti anak2 sekarang adalah bahasa 
Inggris, Mandarin (atau bahasa asing lain yang diajarkan di sekolah), 
Kumon, Sempoa, musik. Ini jelas membebani anak, paling tidak 5-6 hari 
seminggu dipakai untuk beberapa macam les. Belum lagi sekolah sekarang 
umumnya berlangsung sejak jam 7 hingga 13.30 (SD), dan 14.30 (SMP-SMA).


Memang kasihan, tetapi boleh dibilang ini sudah menjadi 'standar', 
sehingga kalau tidak diikuti, maka anak kita akan 'tertinggal'.

Salam,

SASONGKO






 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Listen to Internet Radio! Access to your favorite Artists!
Click to listen to LAUNCHcast now!
http://us.click.yahoo.com/_mKGzA/GARHAA/kkyPAA/iPMolB/TM
~- 

=
Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day! -- Ida  Krisna

Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM
Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB
SMS di 0818-333582
=
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[Ida-Krisna Show] Re: Kapan Anak belajar bahasa Inggris ?

2005-12-05 Terurut Topik idajohny
Setuju Bapak Sasongko,
saya sendiri sekarang banyak ngobrol, membaca dan mendengar 
bagaimana kita sebagai orang tua menyikapi informasi atau apa yg 
terbaik untuk pendidikan anak kita.
Saya sendiri sempat terfikir untuk menyekolahkan anak disekolah 
kampung aja, tapi kita berikan tambahan dirumah dengan bahasa yg 
tidak dipaksakan. Lagipula saya pingin anak saya lebih down to 
earth. Ada perasaan kuatir juga kalau anak terlalu dikelilingi dg 
banyak fasilitas dan teman2nya kalangan mampu, sehingga nanti anak 
kurang ber empati dg sekelilingnya.
Hanya saja soal bahasa saya setuju sekali diperkenalkan sejak dini 
dengan cara yg pas buat anak seusianya dan dg cara yg nyaman juga 
anak menerimanya.
Makanya saya senang nih kalau dapat masukan dari Mas Sasongko dan 
sahabat2 dimilis IKS. Thanks ya..

Ida Arimurti

sasongko_purnomo [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dear Mbak Ida,
Boleh ya sharing mengenai subyek ini.
Dalam hal pendidikan, sekarang ini memang orang tua dihadapkan pada 
keadaan yag dilematis, antara memenuhi hal-hal yang psikologis dan 
tuntutan 'lingkungan' termasuk sekolah. Bukan hanya dalam hal bahasa.
Para psikolog mengatakan bahwa sebaiknya anak2 tidak dibebani dengan 
materi pelajaran yang 'berat' ketika mereka masih 'kecil', tetapi 
sekolah-sekolah sekarang, dengan dalih 'mutu', memberikan bobot 
pelajaran yang relatif berat, bahkan sejak masih KB.
 
 Lalu mengenai bahasa, banyak sekolah yang sekarang ini memberikan 
 pelajaran hingga minimal 2 bahasa asing, sejak KB. Tetapi 
bagaimana 
 mungkin orang tua menolak ? Kalau tidak setuju berarti anak harus 
 keluar dari sekolah tersebut. Lagipula, dengan semakin umumnya hal 
 seperti ini, maka dalam lingkungan pergaulan, kelak akan membuat 
anak 
 kita 'tertinggal' dari anak lain.
 
 Jadi, mau tidak mau si anak harus mengikuti. Lebih parah lagi, 
sebagai 
 materi pelajaran, tentunya dituntut nilai yang baik, maka orang 
tua 
 cenderung mendorong anak untuk mengikuti pelajaran tambahan/les. 
 Jadilah beban anak semakin berat.
 
 Pelajaran tambahan yang umum diikuti anak2 sekarang adalah bahasa 
 Inggris, Mandarin (atau bahasa asing lain yang diajarkan di 
sekolah), 
 Kumon, Sempoa, musik. Ini jelas membebani anak, paling tidak 5-6 
hari 
 seminggu dipakai untuk beberapa macam les. Belum lagi sekolah 
sekarang 
 umumnya berlangsung sejak jam 7 hingga 13.30 (SD), dan 14.30 (SMP-
SMA).
 
 
 Memang kasihan, tetapi boleh dibilang ini sudah menjadi 'standar', 
 sehingga kalau tidak diikuti, maka anak kita akan 'tertinggal'.
 
 Salam,
 
 SASONGKO







 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Over 1 billion served! The most music videos on the web.
Click to Watch now!
http://us.click.yahoo.com/xmKGzA/IARHAA/kkyPAA/iPMolB/TM
~- 

=
Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day! -- Ida  Krisna

Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM
Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB
SMS di 0818-333582
=
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [Ida-Krisna Show] Re: Kapan Anak belajar bahasa Inggris ?

2005-12-05 Terurut Topik Noerhayati Erwin
Ikutan sharing doong, tentang topik ini. Saya suka dan setuju dengan alinea 
kedua terakhir pada artikel yang disuguhkan oleh jeng Ida, moderator kita 
yang cantik. Bahwa menguasai bahasa asing (terutama English) itu wajib dan 
bahwa orang tua harus bijak dan tidak tergesa-gesa menanamkan ilmu tersebut 
pada anak.

Kita memang tidak bisa berbuat banyak kepada sekolah2 yang seperti kata mas 
Sasongko Purnomo dengan dalih  mutu mengharuskan adanya mata pelajaran 
bahasa asing bahkan sejak tingkat yang sangat dini ( Kecuali mungkin kalau 
Dep Diknas bisa keras dalam menetapkan kurikulum untuk setiap level). 
Tetapi sebagai orangtua kita bisa membuat pelajaran yang berat tadi menjadi 
hal yang menyenangkan buat anak.

Membuat anak bisa berbahasa Inggris adalah dia harus senang pada bahasa itu. 
Bagaimana dia bisa senang padahal itu beda dan tidak dia gunakan 
sehari-hari? Waktu putri saya masih kecil2, (tahun 80-an) seperti ibu2 
lainnya saya senang membacakan cerita2, lokal maupun asing, dibumbui gaya 
saya sendiri (saya memang senang membaca), dan selipkan istilah asing yang 
ada dalam cerita, sambil dijelaskan. Ketika mereka mulai kritis, saya justru 
kurangi jatah membacakan, saya rangsang mereka untuk belajar mengenali 
huruf, merangkainya menjadi kata yang bisa dibaca/dimengerti, mulai dari 
yang mudah hingga yang sulit, termasuk kata2 dalam bahasa Inggris. Saya 
gunakan segala macam alat bantu (buat sendiri, yang murah2 saja).. plus 
waktu itu ada program TV Sesame Street yang TIDAK/BELUM DI DUBBING 
seperti episode yang saya lihat beberapa waktu lalu. Nah, sesudah dia suka 
dan ingin tahu lebih banyak, tinggal memberikan fasilitas yang dibutuhkan 
misalnya menyediakan buku2 sesuai usia mereka (boleh lebih dimuka dari 
pelajaran sekolah mereka, asal mereka masih nyaman menerimanya) , sambil 
selalu dibimbing agar banyak kemajuan. Alhamdulillah, putri2 saya lumayan 
menguasai bahasa Inggris, karena mereka suka, lalu banyak membaca. 
Kemampuannya itu  sangat membantu saat yang pertama mencari beasiswa untuk 
sekolah diluar negeri dan untuk putri kedua, karena era dia lebih sedikit 
kedepan, persaingan semakin ketat, saya menambahkan pelajaran tambahan di 
sebuah Lembaga Bahasa Asing. Jadi dasarnya, adalah anak2 kita harus dibuat / 
dicontohkan agar suka / nyaman belajar dahulu, lalu selanjutnya tidak akan 
terlalu sukar. Apalagi sekarang ini sarana dan alat bantu sudah begitu 
banyak dan canggih. Mungkin ada rekan milis lain yang mau menambahkan?

Salam, Yati.

- Original Message - 
From: idajohny [EMAIL PROTECTED]
To: idakrisnashow@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, December 06, 2005 8:24 AM
Subject: [Ida-Krisna Show] Re: Kapan Anak belajar bahasa Inggris ?


Setuju Bapak Sasongko,
saya sendiri sekarang banyak ngobrol, membaca dan mendengar
bagaimana kita sebagai orang tua menyikapi informasi atau apa yg
terbaik untuk pendidikan anak kita.
Saya sendiri sempat terfikir untuk menyekolahkan anak disekolah
kampung aja, tapi kita berikan tambahan dirumah dengan bahasa yg
tidak dipaksakan. Lagipula saya pingin anak saya lebih down to
earth. Ada perasaan kuatir juga kalau anak terlalu dikelilingi dg
banyak fasilitas dan teman2nya kalangan mampu, sehingga nanti anak
kurang ber empati dg sekelilingnya.
Hanya saja soal bahasa saya setuju sekali diperkenalkan sejak dini
dengan cara yg pas buat anak seusianya dan dg cara yg nyaman juga
anak menerimanya.
Makanya saya senang nih kalau dapat masukan dari Mas Sasongko dan
sahabat2 dimilis IKS. Thanks ya..

Ida Arimurti

sasongko_purnomo [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dear Mbak Ida,
Boleh ya sharing mengenai subyek ini.
Dalam hal pendidikan, sekarang ini memang orang tua dihadapkan pada
keadaan yag dilematis, antara memenuhi hal-hal yang psikologis dan
tuntutan 'lingkungan' termasuk sekolah. Bukan hanya dalam hal bahasa.
Para psikolog mengatakan bahwa sebaiknya anak2 tidak dibebani dengan
materi pelajaran yang 'berat' ketika mereka masih 'kecil', tetapi
sekolah-sekolah sekarang, dengan dalih 'mutu', memberikan bobot
pelajaran yang relatif berat, bahkan sejak masih KB.

 Lalu mengenai bahasa, banyak sekolah yang sekarang ini memberikan
 pelajaran hingga minimal 2 bahasa asing, sejak KB. Tetapi
bagaimana
 mungkin orang tua menolak ? Kalau tidak setuju berarti anak harus
 keluar dari sekolah tersebut. Lagipula, dengan semakin umumnya hal
 seperti ini, maka dalam lingkungan pergaulan, kelak akan membuat
anak
 kita 'tertinggal' dari anak lain.

 Jadi, mau tidak mau si anak harus mengikuti. Lebih parah lagi,
sebagai
 materi pelajaran, tentunya dituntut nilai yang baik, maka orang
tua
 cenderung mendorong anak untuk mengikuti pelajaran tambahan/les.
 Jadilah beban anak semakin berat.

 Pelajaran tambahan yang umum diikuti anak2 sekarang adalah bahasa
 Inggris, Mandarin (atau bahasa asing lain yang diajarkan di
sekolah),
 Kumon, Sempoa, musik. Ini jelas membebani anak, paling tidak 5-6
hari
 seminggu dipakai untuk beberapa macam les. Belum lagi sekolah
sekarang
 umumnya