[indo-marxist] [Deli Serdang] Update Perjuangan PERTISI Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang

2005-07-09 Terurut Topik Serikat Tani Nasional

--- maaf atas pengiriman ganda ---

Sidang Milis,

Percut Sei Tuan, Deli Serdang --- Pada hari Senin, 4 Juli 
2005 Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol. Drs. Iwan 
Pandjiwinata telah dipanggil pihak DPRD Tk I Sumatera 
Utara untuk dimintai keterangan atas 
#8216;keterlambatan#8217; pihak kepolisian dalam 
menangani penyerarangan sekelompok pemuda terhadap warga 
Percut pada 17 Juni 2005 yang lalu.

Tragedi tersebut berawal dari keresahaan warga desa 
Pematang Lalang Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 
atas OKUPASI tanah rakyat oleh PT, Anugerah Tambak 
Perkasindo [ATP] sejak 1985.

Di awal 2005, PT. ATP bermaksud mengganti usaha tambak 
udang dengan perkebunan sawit. Kuat diduga, penggantian 
jenis usaha tersebut tidak dilakukan berdasarkan prosedur 
yang seharusnya. Bahkan secara sepihak, PT. ATP melakukan 
penanaman sawit di atas sawah milik warga tanpa 
persetujuan komunitas.

Jumat, 17 Juni 2005 pukul 12.30, terjadilah bentrokan 
antara ratusan petani anggota organisasi PERSAWAHAN 
TERINDAH SELURUH INDONESIA [PERTISI] Desa Pematang Lalang, 
Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang dengan puluhan 
preman beratribut Pemuda Pancasila Kab. Deli Serdang yang 
menjagai kebun PT. ATP --- tanah sengketa. Kejadian ini 
adalah salah satu bentuk akumulasi keresahan warga.

Meski menuai 3 orang korban luka akibat sayatan senjata 
tajam, PT. ATP berhasil dipaksa untuk menarik seluruh 
kekuatan milisi-nya/preman untuk meninggalkan tanah 
sengketa.

Hasil Pertemuan 4 Juli 2005.

Akan diadakan pertemuan multi-pihak yang difasilitasi DPRD 
Sumatera Utara. Pertemuan akan diadakan pada Senin, 11 
Juli 2005 dengan mengundang Pemerintahan Propinsi Sumatera 
Utara, Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Pimpinan PT. ATP 
dan rakyat Percut Sei Tuan.

Sehubungan dengan Pertemuan ini, PERTISI dan STN telah 
menggalang dukungan gerakan demokratik di Medan/sekitarnya 
serta mengajak rakyat tani dari daerah Ngumban Surbakti 
dan Bandar Setia yang bersengketa dengan PTPN II atas 
lahan seluas 300 Ha di Helvetia. Tidak ketinggalan, Badan 
Perjuangan Masyarakat Pergulaan dari Desa Pergulaan Kec 
Sei Rampah Kab Serdang Bedagai yang bersengketa dengan PT. 
Lonsum, juga diajak serta.

Sampaikan dukungan atas perjuangan ini kepada :

- Fitri, LMND Kota Medan; Hp : 081361207404
- Rinaldi; Hp 081370177720
- Kamalia, Ketua Pertisi; Hp : 085261449656
- Posko PERTISI - Dusun III Desa Pematang Lalang, Kec. 
Percut Sei Tuan  Kab. Deli Serdang

Wassalam,

= Donny Pradana WR =

---
Pengurus Pusat
Serikat Tani Nasional
Jl. Tebet Timur III D No. 17
RT 03/04 Kec. Tebet Jakarta Selatan 12820
Telp/Fax + 62 21 8295656
Email : [EMAIL PROTECTED]
---

Akses Internet TELKOMNet-Instan beri Diskon s.d. 50 % khusus untuk wilayah Jawa 
Timur.
Informasi selengkapnya di www.telkomnetinstan.com atau hub 0800-1-INSTAN 
(467826)

 




Hancurkan Kapitalisme,Imperialisme,Neo-Liberalisme, Bangun Sosialisme !
**Ajak lainnya bergabung ! Kirimkan e-mail kosong (isi to...saja)ke:
[EMAIL PROTECTED] (langganan)
[EMAIL PROTECTED] (keluar)
Site: http://come.to/indomarxist
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/indo-marxist/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[indo-marxist] Ratusan Warga Denmark Menolak perang Di Aceh

2005-07-09 Terurut Topik Tirai Aceh



k

 k

 k

 

Ratusan Warga Denmark Menolak perang Di Aceh
Erwan; Jumaat 8 Juli 2005
Denmark, fpdra.org. Hari kamis (7/8) 200 demontran yang datang dari berbagai pelosok Denmark memulai demontrasi 10.00 di Kedutaan Besar Indonesia, para peserta aksi meneriakkan yel-yel anti perang dan menuntut pemerintah Indonesia melanjutkan dioalog di Helsinki . Walaupun aksi tersebut dalam bentuk damai namun para pegawai/pejabat kedutaan tidak mau menjumpai para demontran, tetapi mereka hanya memantau lewat kamera/cctv yang di pasang di pintu depan dan di jendela gedung tersebut. Berita Selengkapnya Klik www.fpdra.org atau http://fpdra.org/modules.php?name=Newsfile=articlesid=50mode=threadorder=0thold=0

Salam 
[EMAIL PROTECTED]
		 Sell on Yahoo! Auctions  - No fees. Bid on great items.


Hancurkan Kapitalisme,Imperialisme,Neo-Liberalisme, Bangun Sosialisme !
**Ajak lainnya bergabung ! Kirimkan e-mail kosong (isi to...saja)ke:
 [EMAIL PROTECTED] (langganan)
 [EMAIL PROTECTED] (keluar)
Site: http://come.to/indomarxist




  
  





  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "indo-marxist" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









Re: [indo-marxist] Orang bodoh harus belajar

2005-07-09 Terurut Topik vladimir lenin



masalah terbesar saat ini bukanlah kebodohan. kebodohan hanyalah efek dari masalah besar yaitu ke-AKU-an.
kenapa reformasi gagal total ?
itu karena ke-AKU-an dari dari mahasiswa, LSM, Intelektual, dan seluruh kaum pro demokrasi yang memisahkan diri diri dan menganggap diri lebih dari RAKYAT BIASA. ini mulai nampak ketika kerusuhan jakarta berhasil diciptakan oleh penguasa.
defenisi kemiskinan yang anda sebutkan juga merupakan upaya mengidentifikasi kebodohan orang diluar diri anda.
maukah anda mendefenisikan kebodohan sebagai ketololan anda dalam mencerdaskan rakyat.
maukah anda mendefenisikan kebodohan sebagaikegagalan dari ambisi anda memformat seluruh RAKYAT menjadi seperti anda.
maukah anda mendefensiikan kebodohan sebagai dampak dari onani yang anda lakukan.
maukah anda mendefeniikan kebodohan sebagai kegagalan anda mentransfer kesadaran anda.
maukah anda mendefenisikan kebodohan sebagai ketololan diri anda.

MAUKAH ANDA BERKATA AKU BODOH KARENA ITU AKU INGIN BELAJAR DARI RAKYAT DAN KARENA ITU AKU INGIN TINGGAL DITENGAH MEREKA DAN KAREN ITU PULA MAKA AKU INGIN MENJADI BGIAN DARI MEREKA.
MAUKAH ANDA TAMPIL TIDAK SEPERTI SEORANG BANGSAWAN YANG MEMBERIKAN SEDEKAH PADA ORANG MISKIN.
MAUKAH ANDA MENGHILANGKAN KE-AKU-AN LALU BEKERJA BERSAMA RAKYAT TANPA HARUS MENGELUH SEPERTI SEORANG ANAK KECIL YANG TAK DAPAT MENJANGKAU MAINANNYA YANG DISIMPAN IBUNYA DIATAS SEBUAH LEMARI YANG TINGGI.

kalau anda mau, jangan lupa mengajak aku dan kawan-kawan di makassar.

salam. reny_pjastuti [EMAIL PROTECTED] wrote:
Salam,Saya menantang semua kawan-kawan untuk melakukan identifikasi musuh terbesar kita dalam perjuangkan ini.Menurut hasil identifikasi saya, ternyata musuh terbesar dan yang prioritas harus kita mulai perangi adalah "kebodohan".Apapun keburukan yang ada didepan mata kita dan dalam sejarah ini, kontribusi "kebodohan" adalah yang terbesar.Kebodohan itu = merasa sudah pintarKebodohan itu = merasa pendapat orang lain selalu salahKebodohan itu = tidak menyadari bahwa dirinya bodohKebodohan itu = tidak tahu bahwa orang lain ada yang lebih baikKebodohan itu = pengecut, malas menghadapi tantangan, mencari legitimasi atas menghindari sesuatu yang sulitKebodohan itu = menilai orang Yahudi bodohKebodohan itu = lupa memperjuangkan pendidikan gratis atau murahKebodohan itu = menganggap jalan kekerasan itu ada
 baiknyaKebodohan itu = malas berfikirKebodohan itu = ...Barankali ada ribuan arti "kebodohan", tetapi apa arti semua itu kalau ternyata kita dan generasi kita terus menjadi bagian dari "kebodohan" itu.Mungkin yang harus kita sepakati, bahwa kalau generasi kita pinter, maka mereka pasti akan dapat memilih yang baik untuk masa depan mereka, termasuk idiologi apa yang baik untuk mereka. Jadi kalau ternyata kita ini bodoh-bodoh mau menunjukkan yang baik untuk generasi penerus kita, mungkin mereka nanti akan terperosok ke jalan yang salah.Jadi intinya adalah bagaimana membangun generasi yang pinter dan cerdas. Saat ini jelas-jelas masalah terbesar dalam masyarakat kita adalah sulitnya mendapatkan pendidikan bagi anak-anak. Selain mahal, diskriminatif dan juga banyak sekolahan tidak bermutu.Singkat kata, saya mengajak kawan-kawan untuk berjuang sampai mati kalau perlu, agar
 masyarakat, terutama anak-anak dan kaum muda dapat sekolah atau belajar apa saja yang mereka mau tanpa ada kendala "biaya".Jelas-jelas tanggungjawab negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bukannya menanggung utang-utang para konglomerat. Di era SBY ini, tampaknya waktu yang baik untuk memulai gerakan besar-besaran untuk pendidikan yang murah.Saya ada banyak ide, tetapi tampaknya saya ingin mendengar juga kawan-kawan apakah kira-kira sepakat. Kalau memang tanggapan dari kawan-kawan itu memadai, kalau perlu kita akan mengorganisasi gerakan ini secara nasional. Saya siap terjun langsung sampai berhasil.Kalau melihat animo masyarakat dengan isu ini juga pasti akan banyak didukung. Oke saya tunggu respon kawan-kawan!Salam,RenyHancurkan Kapitalisme,Imperialisme,Neo-Liberalisme, Bangun Sosialisme !**Ajak lainnya bergabung ! Kirimkan e-mail kosong
 (isi to...saja)ke: [EMAIL PROTECTED] (langganan) [EMAIL PROTECTED] (keluar)Site: http://come.to/indomarxist
		 Sell on Yahoo! Auctions  - No fees. Bid on great items.


Hancurkan Kapitalisme,Imperialisme,Neo-Liberalisme, Bangun Sosialisme !
**Ajak lainnya bergabung ! Kirimkan e-mail kosong (isi to...saja)ke:
 [EMAIL PROTECTED] (langganan)
 [EMAIL PROTECTED] (keluar)
Site: http://come.to/indomarxist




  
  





  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "indo-marxist" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









Re: [indo-marxist] Orang bodoh harus belajar

2005-07-09 Terurut Topik Thoib Soebhanto



Kawan-kawan,
Mengikuti perbincangan tentang kebodohan aku ingin ikut mengemukakan beberapa gagasan dan sekaligus sharing pengalaman sehari-hari (sebagai seorang dosen), barangkali ada yang ingin memperdalamnya. 
Aku sepakat kebodohan sebagai musuh utama, tidak hanya bagi bangsa kita, tapi bagi seluruh umat manusia di berbagai belahan dunia. Kebodohan bukanlah gejala sosial yang bersifat alamiah, tetapi lebih merupakan gejala sosial yang dikonstruksikan secara struktural. Oleh karena itu aku sepemahaman dengan kawan-kawan yang lebih memilih term "pembodohan", bukan "kebodohan". Kalau kitasepakat bahwa telah dan sedang terjadi proses pembodohansecara struktural, maka perbincangan kita tentangtema kebodohan mestinya dipertajam menjadi tema "Pembodohan Struktural" sehingga dapat dijelaskan secara praksis sebab musababnya dan siapa pelaku utamanya. 
Proses pembodohan secara struktural dilakukan oleh setiap rejim yang menempatkan paradigma pembangunan yang kapitalistik sebagai basis regulasi di berbagai bidang, termasuk di dalamnya regulasi pendidikan. Karena hanya dengan cara melakukan pembodohan sajalah tujuan kepentingan mereka akan mudah melenggang tanpa mampu dikontrol oleh struktur sosial masyarakat yang cerdas. Masyarakat yang secara struktural tercerdaskan selalu dihindari dan sengaja TIDAK AKAN PERNAH DICIPTAKAN  oleh rejim kapitalistik.
Lha, kalau begitu, bukankah musuh utama kita dibalik musuh kebodohan adalah rejim yang kapitalistik itu sendiri ??? Jika benar demikian ke mana anak panah perlawanan akan diarahkan? Pertanyaan ini setidaknya menuntut (aku) untuk secara tegas mengambil sikap yang lebih kongret...kongkret...kongkret (meminjam Grup Bajaj di televisi). Pengalaman ku sebagai dosen dalam keeseharian untuk melakukan perlawanan terhadap rejim kapitalistik yang telah membangun struktur pembodohan dalam kehidupan masyarakat kita, khususnya melalui lembaga pendidikan, aku melakukan beberapa langkah : (1) Menolak sistem pembelajaran konvensional yang masih menggunakan metode ceramah, relasi guru-murid, internalisasi ilmu yang doktrinatif, berorientasi pasar, dll (yang hingga saat ini masih banyak digunakan oleh setiap guru dan dosen) kemudian aku ganti dengan sistem pembelajaran yang lebih egaliter, demokratis, partisipatif dan berpihak pada isu-isu kerakyatan. Kelas bukan satu-satunya instrumen atau tempat
 belajar, mahasiswaku seringkali ku ajak belajar langsung dengan melibatkan diri secara partisipatif ke dalam berbagai persoalan masyarakat di sekitar mereka sesuai dengan mata pelajaran yang sedang dikaji. Mungkin metode ini masih debatable, tapi setidaknya kurasakan manfaat real dari model ini. Mahasiswaku menjadi lebih mengerti dan memahami secara kongkret apa yang menjadi akar masalah sosial yang dihadapi masyarakat, yang kadang-kadang tidak mereka dapatkan di pustaka teoritik. (2) Aku membuka ruang-ruang pembelajaran alternatif (diluar kelas dan jam mengajar) kepada siapa saja yang berminat di kampusku, tidak hanya dari mahasiswaku saja (kebetulan aku dosen jurusan sosiologi), pesertanya bisa lintas disipliner. Posisiku lebih sebagai fasilitator. Berbagai topik secara reguler (seminggu sekali) dikaji sesuai dengan isu yang beragam (3) Aku mencoba menularkan model yang sedang kuterapkan kepada beberapa kawan-kawan dosen lainnya, meskipun mereka tidak sepenuhnya merespon, karena
 alasan waktu dan energi. 
Aku menyadari apa yang kulakukan seperti itu amatlah kecil pengaruhnya terhadap hasil yang lebih besar. Tapi setidaknya secara kongkret aku telah mencoba melakukan perlawanan terhadap pembodohan yang dilakukan oleh rejim kapitalistik melalui sistem pendidikan dan model-model pembelajaran yang telah ditradisikan dan bahkan "dituhankan" selama ini. Pengalamanku ini juga tentu saja tidak seberapa berguna dibanding kawan-kawan lain yang dengan tekun melakukan upaya yang jauh lebih besar untuk mencerdaskan masyarakat sebagai bentuk perlawanan terhadap pembodohan. Jika semua kita baik secara perorangan maupun kolektif, sesuai dengan profesi masing-masing (dosen, guru, politisi, aktifis sosial, dll) melakukan secara sinergis upaya-upaya yang sama, tanpa pamrih dan tidak mengharapkan penghasilan, aku kok yakin genderang perlawanan terhadap pembodohan struktural dapat kita tabuh lebih keras lagi sehingga semangat perlawanan kian berkobar. Meskipun penting diingat bahwa perlawanan
 terhadap pembodohan tidak cukup sampai di sini, ide, gagasan, kata-kata, stratemen, harus segera diterjemahkan secara kongkret ke dalam bentuk tindakan... sekali lagi tindakan ; sekecil apapun itu !!! (Tindakan kecil jauh lebih berarti dari sebuah gagasan besar tanpa tindakan !).

Salam perjuangan !
Thoib Soebhanto - Sosiologi Fisip UWMY Jogja
Agung Rudyanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Salam Menentang Kebodohan,Saya sepakat betul apa yang dikatakan oleh saudarireny pjastuti, pernyatan kebodohan yang disebut2 sudahtepat namun masalahnya belum mengena kesasaran(masyarakat)betul kan, karna yg mengetahui haldemikian